SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL SISTRANAS U

SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS)
URAT NADI TRANSPORTASI PENDORONG DAN PENDUKUNG
PEMBANGUNAN SELURUH SEKTOR
Wagijono
Jurusan Teknika, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah
ABSTRAK
Dalam pembangunan jangka panjang pertama, pembangunan telah menyebar di seluruh
penjuru tanah air dan jumlah rakyat hidup di bawah garis kemiskinan telah jauh berkurang.
Keberhasilan pembangunan tersebut tidak terlepas dari peran serta aktif sektor transportasi
sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan,
dimana pembangunan sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi
nasional yang handal, tertib, lancar, aman, nyaman, dan efisien dalam menunjang dan
sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang,
jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan
peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara. Untuk
mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan berkemampuan tinggi dihadapi
berbagai kendala berupa perubahan dan ketidakpastian lingkungan yang dinamis seperti
pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi dalam bentuk meningkatnya kegiatan
perindustrian, pertanian, kehutanan, pertambangan, pariwisata, dan aktifitas lainnya.
Terjadinya globalisasi ekonomi, perilaku permintaan jasa transportasi, kondisi politik,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta adanya keterbatasan sumber daya.
Dalam mengantisipasi kondisi tersebut sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan
terus disempurnakan dengan didukung peningkatan kualitas sumber daya manusia
sehingga terwujud keandalan dari ketersediaan pelayanan dan keterpaduan antar mitra
moda transportasi sejenis, yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat
kemajuan teknologi, kebijaksanaan tata ruang, pelestarian lingkungan dan kebijaksanaan
energi nasional sehingga akan selalu dapat memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan
masyarakat serta kebutuhan perdagangan nasional dan internasional dengan
memperhatikan keandalan serta kelayakan sarana angkutan.
Kata kunci: sistem transportasi nasional
struktur yang makin seimbang antara
industri dan pertanian.
Keberhasilan
pembangunan
di
bidang
ekonomi
telah
memberikan
dukungan

dan
dorongan
terhadap
pembangunan di bidang-bidang lainnya
sehingga terciptalah landasan yang mantap
bagi bangsa Indonesia untuk memasuki
tahap pembangunan berikutnya. Meskipun
telah tercapai banyak kemajuan, masih
banyak pula tantangan atau masalah lain,
yang belum sepenuhnya terpecahkan yang

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan
jangka
panjang
pertama telah membawa kemajuan bangsa
dan telah berhasil meningkatkan taraf hidup
serta harkat dan martabat rakyat Indonesia.
Sasaran pembangunan ekonomi pada

pembangunan jangka panjang pertama telah
dapat diwujudkan, yaitu terpenuhinya
kebutuhan pokok rakyat dan terciptanya

84

85

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011

masih perlu diatasi pada pembangunan
jangka panjang kedua.
Pertumbuhan berbagai sektor dalam
bidang ekonomi, terutama di sektor
pertanian antara lain dengan telah
tercapainya swasembada pangan dan di
sektor industri telah menjadi tumpuan
ekonomi
nasional
menggantikan

penghasilan dari minyak dan gas bumi,
didukung oleh berbagai kebijaksanaan
ekonomi dan moneter yang telah
menciptakan kondisi stabilitas ekonomi
serta
memungkinkan
memanfaatkan
peluang yang tercipta di pasar dunia dan
pasar dalam negeri.
Pertumbuhan ekonomi telah pula
memungkinkan terjadinya pemerataan
pembangunan
sehingga
hasil-hasilnya
makin dinikmati rakyat serta lebih aktifnya
rakyat dalam upaya pembangunan.
Pertumbuhan
ekonomi
yang
demikian pesat, tidak dapat hanya

ditanggulangi oleh kemampuan investasi
dari
pemerintah,
sehingga
perlu
mengikutsertakan pihak swasta baik
nasional maupun asing. Sejalan dengan itu
peran BUMN, swasta dan koperasi dalam
penyelenggaraan
transportasi
pengembangannya perlu didorong dan
digalakkan melalui penciptaan iklim yang
menumbuhkembangkan kompetisi yang
sehat dan saling menghidupi, termasuk
dalam penyediaan transportasi perintis serta
pengembangan jalur transportasi. Demikian
pula peran sertanya dalam sistem
transportasi nasional baik laut maupun
udara harus terus ditingkatkan agar mampu
memperoleh pangsa pasar yang wajar

dalam angkutan barang dan penumpang
dalam dan keluar negeri. Jasa transportasi
yang sangat penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak
diselenggarakan berdasarkan perundangundangan yang ada sesuai dengan kondisi
dan kemampuan masyarakat serta mengabdi
kepada kepentingan nasional.

Masalah
Permasalahan yang dihadapi baik
saat ini maupun di masa yang akan datang
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pelayanan transportasi nasional
a. Kualitas pelayanan penyelenggaraan
kegiatan transportasi dilihat dari
kecepatan jadwal pelayanan masih
rendah.
b. Keterpaduan operasi dan jaringan antar
moda transportasi masih belum efisien
(sehingga biaya operasi masih tinggi).

c. Pengembangan kapasitas transportasi
antar
moda
belum
terlaksana
sepenuhnya karena belum didasarkan
pada suatu rencana induk.
2. Penyediaan dana pengembangan
transportasi
Penerapan pengembalian biaya (
Cost Recovery ) yang diwujudkan langsung
dalam kebijaksanaan tarif belum dapat
meningkatkan secara optimal kemandirian
usaha dan optimalisasi dari pemanfaatan
sumber-sumber
nasional
di
sektor
transportasi.
3.

Pembinaan
pengusaha
nasional
transportasi
a. Daya saing perusahaan pelayaran dan
penerbangan nasional di luar negeri
masih relatif rendah sehingga pangsa
pasar masih relatif rendah. Upaya
peningkatan efisiensi melalui penerapan
teknologi maju, pengurangan subsidi
kerja sama antar perusahaan, inovasi
manajemen dan lain-lain belum optimal.
b. Berbagai standar baik pelayaran,
pembangunan, teknologi prasarana dan
sarana maupun dampak lingkungan
masih belum memadai khususnya bila
dikaitkan
dengan
efisiensi
dan

keharmonisan dengan pelayanan jasa
transportasi internasional.
c. Produktifitas dan efisiensi perusahaan
jasa transportasi secara umum masih
belum optimal yang ditunjukkan oleh
perbandingan antara keluaran dengan
jumlah karyawan masih relatif rendah.

Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ...

4. Keselamatan dan keamanan transportasi
a. Kecenderungan semakin meningkat
kecelakaan khususnya di jalan bebas
hambatan, kereta api, pelayanan rakyat,
dan penerbangan.
b. Lalu lintas obat terlarang dan bahaya
terorisme masih rawan.
5. Lingkungan hidup dan energi
Dampak lingkungan hidup dari
kegiatan transportasi dapat berupa polusi

udara cenderung meningkat, polusi udara di
kota besar seperti Jakarta sudah merupakan
masalah serius disamping tumpahan
minyak dan cairan berbahaya minyak di
laut dan pantai merupakan masalah yang
tidak kalah pentingnya.
Pertumbuhan
penduduk
yang
semakin mendesak lahan prasarana
transportasi seperti untuk jalan, terminal,
pelabuhan, dan dermaga.
6. Sumber daya manusia
a. Kemampuan SDM di sektor transportasi
masih relatif rendah.
b. Kualifikasi
belum
memenuhi
kebutuhan.
7. Peraturan perundang-undangan

Belum lengkap dan sempurna
peraturan perundang-undangan di sektor
transportasi sehingga pembinaan terhadap
kegiatan-kegiatan
pengusahaan
dan
pelayanan masih dihadapi ketidakpastian.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sistranas
Sistranas adalah tatanan pelayanan
transportasi yang terorganisir terdiri dari
transportasi darat (jalan, kereta api, sungai,
dan penyeberangan), transporasi laut
(pelayaran) dan trannsportasi udara dan
pipa yang masing-masing terdiri dari sarana
dan
prasarana
yang
berinteraksi,
membentuk satu pelayanan jasa transportasi
yang efektif dan efisien dalam jaringan
transportasi yang terpadu secara serasi dan
harmonis di seluruh wilayah tanah air dan
dalam hubungan dengan luar negeri yang
dikembangkan berpedoman pada tata ruang.

86

Landasan Sistranas
SISTRANAS
diselenggarakan
berdasarkan
Pancasila,
landasan
konstitusional UUD 45 dan landasan
operasional Garis-Garis Besar Haluan
Negara dan peraturan perundang-undangan
di bidang transportasi serta peraturan
perundang-undangan lain yang terkait.
Asas Sistranas
SISTRANAS
diselenggarakan
berdasarkan asas yang tercantum di dalam
GARIS-GARIS
BESAR
HALUAN
NEGARA dan peraturan perundangundangan sektor transportasi yaitu asas
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, asas manfaat, asas
demokrasi pancasila, asas adil dan merata,
asas keseimbangan, asas hukum, asas
kemandirian, asas kejuangan, asas ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
asas
kepentingan umum dan asas usaha bersama
serta asas keterpaduan.
Tujuan Sistranas
Tujuan
SISTRANAS
adalah
terwujudnya transportasi yang handal dan
berkemampuan tinggi dalam menunjang
dan sekaligus menggerakkan dinamika
pembangunan, meningkatkan mobilitas
manusia, barang dan jasa, membantu
terciptanya pola distribusi nasional yang
mantap dan dinamis, serta mendukung
perkembangan
wilayah
dan
lebih
memantapkan perkembangan kehidupan
bermasyarakat , berbangsa dan bernegara
dalam rangka mewujudkan WAWASAN
NUSANTARA dan peningkatan hubungan
internasional. Dalam rangka mencapai
tujuan SISTRANAS dimaksud ditetapkan
sasaran-sasaran pembangunan lima tahun
yang akan ditinjau secara berkala seiring
dengan arahan GBHN.
Sasaran Sistranas
Sasaran
SISTRANAS
adalah
terciptanya penyelenggaraan transportasi
yang efektif dalam arti kapasitas
mencukupi, terpadu, tertib, dan teratur,

87

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011

lancar, tepat dan cepat, selamat, aman,
nyaman, biaya terjangkau, dan efisien
dalam arti beban publik rendah dan utilitas
tinggi dalam satu kesatuan jaringan
transportasi nasional.
Kapasitas mencukupi, dalam arti
bahwa kapasitas sarana dan prasarana
transportasi
cukup
tersedia
untuk
memenuhi kebutuhan maupun pertambahan
permintaan
pengguna
jasa.
Kinerja
kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan
indikator sesuai dengan karakteristik
masing-masing
moda,
antara
lain
perbandingan jumlah sarana angkutan
dengan penduduk antara sarana dan
prasarana, antara volume jasa angkutan
yang dinyatakan dalam penumpang
kilometer atau ton kilometer dengan
kapasitas yang tersedia.
Penyelenggaraan
transportasi
terpadu,
dalam
arti
terwujudnya
keterpaduan antar dan intra moda dalam
jaringan prasarana dan pelayanan dan
meliputi
pembangunan
pembinaan
penyelenggaraannya.
Penyelenggaraan transportasi yang
tertib, berupa terwujudnya penyelenggaraan
transportasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan
norma atau nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur
berdasarkan
indikator
antara
lain
pebandingan frekuensi pelanggaran dengan
jumlah perjalanan.
Penyelenggaraan transportasi yang
tepat dan teratur, terwujud melalui
penyelenggaraan transportasi yang sesuai
dengan jadwal dan adanya kepastian
pelayanan. Penyelenggaraan transportasi
yang aman, adalah dapat terhindarnya
pengoperasian transportasi dari akibat
faktor eksternal baik berupa gangguan alam
maupun manusia. Keadaan tersebut dapat
diukur
antara
lain
berdasarkan
perbandingan antara jumlah terjadinya
gangguan dengan jumlah perjalanan.
Penyelenggaraan transportasi yang cepat
dan lancar berarti penyelenggaraan
transportasi dengan waktu yang singkat
dengan tingkat keselamatan yang tinggi.

Keadaan tersebut dapat diukur
berdasarkan indikator antara lain kecepatan
arus per satuan waktu. Penyelenggaraan
transportasi
yang
selamat,
berarti
terhindarnya pengoperasian transportasi
dari kecelakaan akibat faktor internal
transportasi. Keadaan tersebut dapat diatur
dari ketersediaan dan kualitas fasilitas di
dalam maupun di luar sarana transportasi.
Penyelenggaraan
transportasi
dengan biaya terjangkau adalah keadaan
penyediaan jasa transportasi yang sesuai
dengan daya beli masyarakat pada
umumnya dengan memperhatikan tetap
dapat
berkembangnya
kemampuan
penyedia jasa transportasi. Keadaan
tersebut dapat diukur berdasarkan indikator
perbandingan antara pengeluaran rata-rata
masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan
transportasi dengan pendataan.
Penyelenggaraan transportasi yang
efisien, adalah keadaan penyelenggaraan
transportasi yang mampu memberikan
manfaat
yang
maksimal
dengan
pengorbanan
tertentu
yang
harus
ditanggung oleh pemerintah, masyarakat
dan lingkungan atau memberikan manfaat
tertentu dengan pengorbanan minimum.
Keadaan ini dapat diukur antara lain
berdasarkan manfaat dengan besarnya biaya
yang dikeluarkan. Sedangkan utilisasi
merupakan tingkat penggunaan kapasitas
sistem transportasi yang dapat dinyatakan
dalam indikator seperti faktor muat
penumpang, faktor muat barang dan tingkat
penggunaan sarana dan prasarana.
Fungsi Sistranas
Sesuai dengan perannya sebagai urat
nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya
politik dan pertahanan keamanan dalam arti
( dalam keadaan damai, darurat dan perang
sarana dan prasarana transportasi dapat
digunakan untuk mendukung kepentingan
pertahanan dan keamanan negara ).
SISTRANAS mempunyai fungsi
ganda yaitu sebagai unsur penunjang dan
sebagai unsur pendorong. Sebagai unsur
penunjang
SISTRANAS
berfungsi
menyediakan jasa transportasi yang efektif

Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ...

dan efesien untuk memenuhi kebutuhan
sektor lain serta mengantisipasinya
sekaligus juga berfungsi dalam ikut
menggerakkan dinamika pembangunan.
Sebagai unsur pendorong, SISTRANAS
berfungsi menyediakan jasa transportasi
yang efektif untuk membuka daerah
terisolasi, melayani daerah dan pulau
terpencil, merangsang pertumbuhan daerah
terbelakang dan desa tertinggal khususnya
di kawasan timur Indonesia serta melayani
daerah perbatasan dan daerah transmigrasi
sehingga
akan
lebih
memantapkan
perwujudan WAWASAN NUSANTARA.
Sistem Transportasi Nasional
Umum
SISTRANAS
adalah
tatanan
terorganisasi terdiri atas transportasi darat,
laut, udara dan penunjang yang meliputi
perangkat keras, perangkat lunak, dan
sumber daya manusia yang paling
berinteraksi dengan melalui pendekatan
manajemen modern Quality Cost and
Delivery (QCD), satu kesatuan jaringan
transportasi
untuk
menghasilkan
transportasi yang efektif dan efisien.
SISTRANAS sebagai suatu tatanan
yang
bertujuan
untuk
mewujudkan
transportasi yang andal dan berkemampuan
tinggi
dalam
penyelenggaraannya
melibatkan tiga pihak yang terkait yaitu
pemerintah, penyedia jasa transportasi dan
pengguna jasa transportasi yang saling
berinteraksi
sesuai
fungsi
dan
pelaksanaannya masing-masing, dengan
berlandaskan Pancasila, UUD 1945, GBHN
dan peraturan perundang-undangan lainnya
yang terkait, bersifat dinamis sebagai akibat
perubahan lingkungan strategis.
SISTRANAS yang efektif dan
efisien terutama diwujudkan melalui
pembentukan jaringan transportasi yang
merupakan satu kesatuan jaringan prasarana
dan jaringan pelayanan transportasi baik

88

transportasi darat, laut maupun udara.
Dalam hubungan tersebut diatas pemerintah
mempunyai peranan untuk melakukan
pembinaan antara lain menetapkan jaringan
prasarana transportasi nasional dan dalam
hal tertentu menetapkan jaringan pelayanan
transportasi nasional. Peranan lainnya juga
melakukan
penyelenggaraan
dan
pembangunan transportasi dalam jangka
memanjang dan mendorong sektor lain,
dalam hal tertentu pemerintah melakukan
terobosan penggunaan sarana dan prasarana
transportasi untuk kepentingan pemerataan
pembangunan wilayah sesuai dengan
kebijaksanaan pembangunan nasional.
Penyediaan
jasa
transportasi
mempunyai
peranan
untuk
menyelenggarakan
transportasi
yang
didukung perangkat keras, perangkat lunak
termasuk manajemen modern dan sumber
daya manusia. Ditinjau dari sifat
pengusahaannya
transportasi
diselenggarakan oleh pemerintah dalam hal
ini UPT (Unit Pelaksana Teknis), Badan
Usaha Milik Negara, swasta dan koperasi.
Penyedia
jasa
transportasi
untuk
kepentingan sendiri atau pribadi sekaligus
berperan sebagai pengguna jasa transportasi
yang dihasilkan.
Pengguna jasa transportasi adalah
masyarakat luas yang membutuhkan jasa
transportasi
dalam
melaksakan
kegiataannya baik dalam bidang politik,
ekonomi, budaya maupun dalam bidang
pertahanan keamanan Negara.
Hasil pembangunan transportasi
yang mampu menunjang upaya pemerataan
dan
penyebaran
pembangunan,
pertumbuhan ekonomi serta stabilitas
nasional dengan jaringan transportasi yang
semakin berkembang luas selama PJP
penghubung I, perlu terus dimantapkan dan
dikembangkan sejalan dengan peningkatan
tuntutan kualitas pelayanan akibat makin

89

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011

meningkatnya kebutuhan mobilitas manusia
dan barang serta tuntutan peningkatan
kualitas pelayanan dalam PJP II.
Mengingat
makin
pentingnya
peranan pelayanan transportasi serta makin
besarnya tantangan yang harus dihadapi,
perlu diantisipasi melalui kebijakankebijakan mendasar dalam bentuk pola
jaringan transportasi dan pelayanan sarana
dan prasarana, informasi, teknologi serta
sumber daya manusia baik pada transportasi
darat, laut maupun udara. Guna mencapai
tujuan tersebut peran aktif kegiatan
penunjang dalam bidang kelembagaan dan
perundang-undangan, investasi, pendidikan
dan
pelatihan,
penelitian
dan
pengembangan, meteorologi dan geofisika
serta SARNAS sangat diperlukan.
Semakin
maraknya
globalisasi
ekonomi
di
segala
bidang,
akan
meningkatkan interaksi perdagangan dalam
dan luar negeri yang pada gilirannya
membutuhkan jasa transportasi yang
semakin handal, berkualitas dan efisien.
Dengan tetap mengutamakan keselamatan
dan keamanan transportasi, menjaga
kelestarian lingkungan, dan berperan serta
aktif dalam upaya konservasi dan
diserfisikasi. Sumber daya alam dalam
pembinaan dan pengolaan transportasi perlu
ditetapkan konsep manajemen yang
berorientasi pada kinerja, perencanaan
pengoperasian dan pengantaran melalui
manajemen modern dengan pendekatan
Quality Cost and Delivery (QCD). Serta
didukung sumber daya manusia yang
handal, makin professional dan pilihan
pengguanaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tepat.
Disamping itu upaya peningkatan
efisiensi melalui penerapan teknologi maju,
pengurangan subsidi, kerjasama antar
perusahaan, inovasi manajemen dan
pelayanan jasa transportasi, standarisasi

pelayanan dan teknologi akan makin
memperkuat daya saing nasional dalam
perdagangan
internasional,
walaupun
demikian usaha meningkatkan daya saing
tersebut tetap harus memeperhatikan
kepentingan yang bersifat nasional, seperti
pelayanan yang semakin baik bagi berbagai
kelompok masyarakat termasuk kelompok
masyarakat lanjut usia, penyandang cacat,
dan pelayanan untuk daerah perintis,
menggunakan teknologi akrab lingkungan
serta hemat energi.
Untuk kebijakan-kebijakan yang
kondusif dalam rangka meningkatkan peran
swasta seperti deregulasi, birokrasi,
kemudahan perijinan, fasilitas finansial,
aktif,
pengurangan
campur
tangan
pemerintah, pengutamaan penggunaan
produksi dalam negeri dalam pembangunan
transportasi,
peningkatan
keterpaduan
pelayanan antar dan intramoda akan sangat
merangsang iklim berusaha.
ANALISIS
DAN
TRANSPORTASI

KONDISI

Kondisi Transportasi Pada PJP-I
Pertumbuhan Produk Domestik
Bruto sektor transportasi dalam kurun
waktu PJP-I sebesar 8,3% per tahun atau di
atas pertumbuhan rata-rata PDB yang
mencapai 6% per tahun. Kontribusi sektor
transportasi dalam PDB tersebut meningkat
dari 2,8% pada pelita I menjadi 5,3% pada
akhir PJP I. Di samping pula kemampuan
pelayanan semakin mampu memperlancar
arus manusia, barang dan jasa serta
informasi ke seluruh penjuru tanah air,
sehingga
dapat
mendukung
dan
mempercepat
pencapaian
sasaran
pembangunan
serta
memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, ketahanan
nasional serta mewujudkan WAWASAN
NUSANTARA. Hasil pembangunan secara
fisik dalam PJP I, mengenai prasarana jalan
telah berfungsi secara mantap dalam
mendukung pusat-pusat pertumbuhan,

Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ...

pusat-pusat
produksi
dan
daerah
pemasarannya.
Panjang seluruh jaringan jalan pada
akhir PJP I adalah 244.169 km, jalan arteri
dan kolektor 85% dalam kondisi baik.
Jumlah penumpang yang diangkut dalam
penumpang kilometer (pnp-km) meningkat
rata-rata 9,14% per tahun dan jumlah
barang yang di angkut dalam ton-kilometer
(ton-km) barang meningkat sebesar 4,45%
rata-rata per tahun. Panjang jalan rel adalah
5.051 km, 54% dalam kondisi baik. Produk
angkutan kereta api terus meningkat, untuk
angkutan penumpang dalam pnp-km ratarata 7,16% per tahun dan untuk barang
dalam ton–km rata-rata 7,29% per tahun.
Pembangunan
transportasi
penyeberangan terlihat dengan semakin
banyak jumlahnya lintasan terutama di
lintasan timur Indonesia. Pertumbuhan itu
diikuti dengan meningkatnya peran swasta
dalam
pelayanan
lintas
komersial,
khususnya lintasan Sumatera-Jawa, JawaMadura, Jawa-Bali dan Lombok-SumbawaFlores. Angkutan penumpang meningkat
rata-rata 8,98% per tahun, bidang 12,61%
per tahun dan kendaraan 8,85% per tahun.
Peran transportasi sangat penting
dalam mendorong ekspor nonmigas, sejalan
dengan itu telah dibangun pelabuhan yang
melayani peti kemas secara “FULL
CONTAINER“ di Belawan, Tanjung Priok,
dan Tanjung Perak. Untuk menggalakkan
perdagangan luar negeri telah dibuka 131
pelabuhan laut dengan 25 pelabuhan
diantaranya memiliki fasilitas untuk
melayani peti kemas secara konvensional.
Untuk
mendorong
pemerataan
pembangunan ke semua daerah serta
menjangkau daerah-daerah terpencil telah
dioperasikan armada pelayaran perintis,
disamping itu pelayanan rakyat telah
berperan dalam mendistribusikan barang
sampai dengaan tempat-tempat yang sulit
dilayani oleh kapal besar. Muatan
pelanggan pelayaran nusantara meningkat
rata-rata 9,98% pelayaran lokal rata-rata
4,43% per tahun. Pelayaran samudera
umum rata-rata 14,19% per tahun.
Pelayaran perintis rata-rata 9,62% per

90

tahun, dan pelayaran rakyat rata-rata 7,07%
per tahun.
Pada akhir PJP-I jaringan pelayanan
penambangan telah mencakup 240 rute,
diantaranya 43 rute perintis. Rute tersebut
telah menjangkau seluruh propinsi dan
beberapa kawasan industri sedangkan
penerbangan
internasional
telah
menghubungkan 33 kota di 24 negara.
Peran transportasi dalam menunjang
perkembangan pariwisata telah pula
ditingkatkan 19 bandar udara yang
berfungsi sebagai pintu masuk bagi
penerbangan
internasional.
Produksi
angkatan udara berjadwal meningkat, yaitu
angkutan penumpang rata-rata 13,42% per
tahun, dan angkutan barang rata-rata 14%
per tahun, untuk penerbangan internasional
penumpang diangkut rata-rata 14% per
tahun.
Dalam menunjang kualitas jasa
transportasi telah ditingkatkan penyediaan
jasa meteorologi dan geofisika serta
pencarian dan penyelamatan terhadap
musibah transportasi laut dan udara melalui
pembangunan sarana dan prasarana.
Disamping itu dalam upaya peningkatan
sumber daya manusia telah dilaksanakan
pendidikan
dan
pelatihan
secara
berkesinambungan, sedangkan penelitian
dan pengembangan semakin ditingkatkan
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas penyediaan jasa transportasi.
Pada
perangkat
lunak
telah
disempurnakan
peraturan
perundangundangan
organisasi,
pengembangan
sumber daya manusia sehingga semakin
meningkat kemampuan penyelenggaraan
transportasi
sejalan
pengembangan
prasarana dan sarana transportasi yang
mengarah
kepada
perwujudan
SISTRANAS.
Kendala
Dalam
pembangunan
sistem
transportasi PJP-II harus memperhitungkan
kendala-kendala antara lain :
1.
Wilayah yang luas terdiri atas
kepulauan
mengakibatkan
pembangunan
transportasi
yang

91

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011

merata ke seluruh penjuru tanah air
membutuhkan jaringan prasarana dan
sarana
yang
menyediakannya
memerlukan investasi yang besar.
Kurangnya keterpaduan antar dan
intramoda
yang
mengakibatkan
kurang dapat mendukung pelayanan
dari pintu ke pintu dan tingginya
biaya transportasi.
Adanya hambatan kelembagaan yang
menghambat berkembangnya sistem
transportasi antar moda yang terpadu.
Jaringan transportasi yang tersedia
saat ini belum sepenuhnya sesuai
dengan pola distribusi barang.
Belum tertatanya sistem pelayanan
transportasi terpadu yang memberikan
kemudahan bagi wisatawan untuk
mengunjungi objek-objek wisata.
Terbatasnya kesempatan penggunaan
teknologi pada pelayanan transportasi
karena
terbatasnya
dana
dan
keterbatasan sumber daya manusia
serta keterkaitan dengan masalah
nasional
dalam
penyediaan
kesempatan kerja bagi angkatan kerja
baru.
Masih terbatasnya minat swasta untuk
berperan serta dalam investasi di
sektor
transportasi
khususnya
investasi prasarana.
Makin meningkatnya kecenderungan
pemakaian mobil pribadi di kota besar
karena kurang memadainya pelayanan
angkutan umum.
Persaingan yang kurang seimbang
dalam usaha angkatan laut antara
armada nasional dan armada kapal
asing yang disewa.
Kurang
tersedianya
sarana
transportasi ukuran kecil, khususnya
untuk pelayanan transportasi udara
yang sangat diperlukan untuk

11.

pelayanan daerah terpencil dengan
intensitas permintaan yang kecil.
Belum
berkembangnya
industri
transportasi dalam negeri yang efisien
dan berdaya saing kuat.

Peluang
Disamping kendala-kendala tersebut
di atas dapat temu kenali peluang-peluang
yang
dapat
dikembangkan
untuk
mendukung pembangunan transportasi di
masa depan antara lain :
1.
Nasional
a.
Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat dan kegiatan ekonomi
sebagai hasil pembangunan dalam
PJP-I mengakibatkan meningkatnya
mobilitas orang dan barang, sehingga
akan mendorong pertumbuhan seperti
ekonomi.
b.
Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat juga meningkatnya daya
beli masyarakat terhadap jasa
transportasi, sehingga lebih menjamin
pengembalian
biaya
investasi,
pemeliharaan, dan operasi sarana dan
prasarana transportasi.
c.
Kemampuan industri dalam negeri di
bidang
sarana
dan
prasarana
transportasi, lebih memungkinkan
peningkatan kapasitas pelayanan
sesuai permintaan.
d.
Dengan telah diberlakukannya empat
Undang-Undang
di
bidang
transportasi
dan
peraturan
pelaksanaannya, dapat diharapkan
disiplin semua pihak yang terkait
dengan pelayanan trasportasi akan
meningkat,
sehingga
akan
meningkatkan tingkat keselamatan.
e.
Dengan adanya deregulasi akan
memungkinkan meningkatnya peran
swasta dan masyarakat dalam
penyediaan dana investasi yang

Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ...

f.

2.
a.

b.

c.

d.

dibutuhkan, baik sebagai PMDN
maupun PMDA.
Meningkatnya peran serta swasta dan
masyarakat dalam pengembangan
pelayanan transportasi, sehingga
jangkauan pelayanannya dapat lebih
luas dengan kualitas pelayanan yang
makin baik.
Internasional
Makin luasnya jalinan kerja sama
perusahaan transportasi nasional
dengan perusahaan asing yang
bertaraf Internasional dalam rangka
melayani permintaan transportasi dari
sektor Indonesia.
Kerja sama bilateral dan multilateral
yang semakin baik dan dinamis
dengan negara-negara maju untuk
mendapatkan dana dan peningkatan
penguasaan IPTEK.
Kerja sama ASEAN dalam bidang
investasi dan perdagangan semakin
berkembang pesat.
Semakin terbuka luas kesempatan
untuk
peningkatan
kemampuan
sumber
daya
manusia
sektor
transportasi melalui pengiriman tugas
belajar di perguruan tinggi andal di
banyak negara-negara maju dalam
IPTEK.

Struktur Jaringan Transportasi
Dalam menata jaringan transportasi
agar
diperoleh
manfaat
maksimal
digunakan prinsip dasar:
-

-

Fungsional yaitu jaringan transportasi
dikelompokkan
dalam
berbagai
tatanan
yang
masing-masing
mempunyai karakteristik fungsional
yang berbeda.
Struktural yaitu pada masing-masing
tatanan dirumuskan susunannya yang
saling terkait namun dapat dibedakan
menurut intensitasnya.

-

-

92

Keunggulan karakteristik moda dan
keterpaduan yaitu dalam menentukan
peran masing-masing moda setiap
tatanan
dilakukan
dengan
memanfaatkan
secara
maksimal
keunggulan masing-masing moda
sedangkan kelemahannya diantisipasi
melalui
pemanduannya
dengan
transportasi lain.
Optimalisasi yaitu berkenaan dengan
semakin terbatasnya sumber daya
yang tersedia serta kewajiban
melestarikan
lingkungan,
maka
pilihan lain terhadap suatu tatanan
tertentu dikaitkan dengan faktor
pembatasan sumber daya dengan
manfaat maksimal yang diperoleh
dengan pengorbanan total yang
minimal.

Berdasarkan prinsip dasar dimaksud,
dan mengingat bahwa jaringan transportasi
yang terdiri dari jaringan transportasi darat,
transportasi laut dan transportasi udara
menjangkau seluruh wilayah tanah air
bahkan hubungan internasional, serta untuk
keperluan efisiensi dalam pembinaan,
pembangunan dan penyelenggaraannya,
maka jaringan transportasi nasional yang
meliputi jaringan prasarana dan jaringan
pelayanan dikelompokkan antara lain
menurut waktu, hirarki, kelas dan sifat
pelayanannya.
Jaringan prasarana terdiri dari
simpul dan ruang lalu lintas. Simpul
berfungsi ruang yang dipergunakan untuk
keperluan menaikkan dan menurunkan
penumpang, membongkar barang dan
memuat
barang,
mengatur
jadwal
perjalanan serta perpindahan intra dan antar
moda ruang lalu lintas berfungsi sebagai
ruang gerak untuk lalu lintas sarana
transportasi, dan khusus untuk ruang lalu
lintas jalan disamping untuk lalu lintas
kendaraan juga untuk lalu lintas orang dan
hewan.

93

Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011

DAFTAR PUSTAKA
Ambil
data-data
dari
perpustakaan
kementerian perhubungan antara lain :
Data dari Operasional Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut.
Data dari Operasional Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat.
Data dari Operasional Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.