Biaya Standar dan Analisis Varians pada
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bagi perusahaan manufaktur mengolah bahan baku menjadi bahan siap jadi adalah
kegiatan utama perusahaan. Bahan baku yang awalnya bernilai jual rendah, ditangan para
pengusaha manufaktur akan disulap menjadi barang bernilai jual tinggi. Tentunya bahan
baku akan melalui proses terlebih dahulu dimulai dari bahan mentah, bahan setengah jadi
hingga bahan jadi. Jika dana menjadi jantung utama perusahaan maka boleh dikatakan
bahan baku menjadi jantung kedua bagi perusahaan. Tanpa bahan baku, sudah dapat
dipastikan kegiatan produksi perusahaan akan terhenti. Bila perusahaan sudah terhenti
proses produksinya, maka perusahaan tak akan bisa menjalankan usahanya lagi. Itulah
gambaran pentingnya bahan baku bagi perusahaan manufaktur.
Posisi bahan baku sebagai jantung kedua perusahaan manufaktur, membuat kita
harus menganalisis pemakaian dan harga bahan baku itu sendiri secara lebih dalam lagi.
Pembelian bahan baku yang tidak sesuai harga yang ditetapkan oleh perusahaan hanya
akan mengakibatkan kerugian. Belum lagi ketika proses produksi yang menggunakan
terlalu banyak bahan baku. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan standar sebagai
acuan perusahaan untuk mengolah dan membeli bahan baku mereka.
Penggunaan analisis sebagai acuan standar dengan biaya sesungguhnya di dunia
akuntansi manajemen dikenal dengan istilah analisis varians bahan baku. Mengingat
pentingnya analisis varians bahan baku bagi kegiatan produksi, tentunya kita harus
mengakui setiap perusahaan kecil maupun besar harus melakukan analisis ini. Tetapi
ternyata masih banyak perusahaan yang tidak menganalisis lebih lanjut malah mereka
hanya fokus menekan biaya sesunggungnya tanpa mengetahui penyebabnya. Salah satu
perusahaan manufaktur yang tidak memanfaakan analisis ini adalah PT VINAYAKA
ABADI
Palembang. Perusahaan ini hanya menyusun biaya standar terhadap biaya
sesungguhnya tanpa menganalisis lebih jauh kegunaan data-data tersebut.
Padahal mengingat pentingnya analisis varians bahan baku dengan biaya standar
seperti yang telah penulis uraikan diatas, maka bila terjadi perbedaan antara harga standar
1
dengan biaya sesungguhnya (akrual) maka manajer PT VINAYAKA ABADI dapat segera
menganalis penyebab penyimpangan dan tindakan dievaluasi bisa diambil.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalis
sesungguhnya bahan baku PT VINAYAKA ABADI
selisih biaya standar dan
untuk menemukan adanya
kemungkinan penyimpangan yang terjadi. Karena bila sumber penyimpangan bisa
diketahui, maka biaya produksi bisa dikendalikan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah
a) Apakah manfaat biaya standar bagi peusahaan manufaktur?
b) Apakah ada penyimpangan yang terjadi pada PT VINAYAKA ABADI dalam
penentuan biaya standar dan sesungguhnya ?
3. Tujuan dari Tulisan
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan penulis ada 3 hal.
1. Untuk mengetahui manfaat biaya standar bagi pelaksanaan manufaktur.
2. Menganalisis penyimpangan yang terjadi pada PT VINAYAKA ABADI dalam
penerapan biaya standar dan sesungguhnya (akrual).
3. Sebagai bahan bacaan bagi seorang manajer atau calon manajer dalam menghadapi
penyimpangan dalam penentuan biaya standar bahan baku.
BAB II
2
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. KERANGKA TEORITIS
1. Pengertian Biaya Standar
Biaya standar adalah pengukuran dari elemen-elemen biaya yang seharusnya terjadi
untuk membuat satu unit produk. Standar mempunyai arti patokan atau tolak ukur. Dengan
demikian biaya standar dapat diartikan sebagai biaya produksi yang ditentukan dimuka
untuk mengukur pelaksanaan (penengeluaran biaya) produksi sesungguhnya. Biaya standar
akan ditentukan terlebih dahulu sbelum operasi produksi sesungguhnya dimulai.
2. Tujuan Biaya Standar
Tujuan biaya standar pada pokoknya adalah untuk digunakan manajemen sebagai
alat
bantu
dalam
melakukan
penegendalian
biaya
yang
selanjutnya
harus
dipertanggungjawabkan apabila dalam pelaksanaannya timbul penyimpangan dari standar.
3. Jenis Biaya Standar
a)
Standar Ideal, dimana penyusunannya dilandasi pada kondisi paling ideal. Mulai dari
keadaan kapasitas penuh, pegawai bekerja sesuai waktu yang ada tanpa ada nya absen,
serta material yang selalu tersedia.
b) Standar bisa diharapkan, kondisi ini sudah memperhitungkan kondisi normal
perusahaan seperti tingkat absen karyawan, adanya kemungkinan kerusakan kapasitas
c)
mesin dan kemungkinan lainnya.
Standar nornial/ekonomi, standar ini yang paling layak digunakan sebagai alat
pengawasan pelaksanaan karena penyusunannya sudah memperhitungkan segala
kondisi yang datang dari pihak internal maupun eksternal.
4. Manfaat Adanya Biaya Standar
Biaya standar dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
3
a) Sebagai alat pengawasan, dengan membandingkan hasil pelaksanaan yang
sesungguhnya dengan apa yang seharusnya terjadi sesuai standar yang ditentukan.
Jadi biaya standar digunakan sebagai dasar pembanding kegiatan perusahaan.
b) Sebagai alat pengambil keputusan, biaya standar sering dipakai untuk
menentukan harga jual terutama untuk produk khusus seperti jasa dan semacamnya
yang dibebankan pada pelanggan-pelanggan khusus.
c) Alat pengukur biaya yang rasional, bila menggunakan sistem biaya akrual ada
kemungkinan penggunaan bahan yang sama dan jumlah bahan yang seharusnya
sama pada satu macam jenis produk.
d) Menghemat biaya pencatatan, biaya yang sudah distandarkan lebih mudah dala
pengolahan pencatatannya karena tinggal mengalikan dengan jumlah yang dipakai
dan biaya sesungguhnya, bisa dicatata secara kumulatif pada akhir perode untuk
melihat selisih antara standar dan sesungguhnya.
5. Pengertian Analisi Varians/Selisih
Perbedaan antara harga standar dengan dan harga sesungguhnya, serta kuantitas
standar dengan kuantitas sesungguhnya adalah pengertian dari varians. Sedangkan
tindakan dalam menghitung dan menginterpretasikan selisih disebut analisis selisih. Dalam
materi ini akan sering kita mendengar biaya standar dan biaya akrual/sesungguhnya.
Sebab-sebab dari terjadinya selisih perhitungan perlu diketahui oleh seorang manajer,
karena selisih menunjukkan adanya ketidaktepatan atau ketidakefisienan dari pelaksanaan
maupun penetapan standar yang ada.
Jika kita berbicara pada umumnya,apabila biaya pelaksanaan sesungguhnya
menyimpang dari standar secara terus-menerus dengan jenis penyimpangan yang sama,
seperti adanya kita temui kata tidak menguntungkan, maka biasanya terjadi kesalahan pada
standar yang ada. Maka manajemen harus merevisi standarnya. Tetapi apabila
penyimpangan yang terjadi tidak terus menerus baik jenis dan jumlah yang berbeda-beda
maka kesalahan ada pada pelaksanaan atau biaya akrualnya. Maka manajer juga harus
cepat mengambil keputusan yang tepat.
6. Beberapa Selisish dalam Unsur Biaya Produksi
a) Selisih terhadap biaya material (selisih material)
b) Selisih pada biaya upah langsung (selisih upah langsung)
4
c) Selisih pada biaya overhead pabrik (selisih overhead pabrik)
Standar adalah tolak ukur, apabila biaya aktual lebih besar dari standar maka akan
dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya apabila pengeluatran aktual
lebih kecil dari biaya standar maka dianggap menguntungkan (favorable). Karena meteri
yanga akan dibahas adalah mengenai selisih terhadap biaya material maka penulis akan
menjelaskan bagin tersebut pada bagian ini.
7. Selisih Material (Bahan Baku)
Selisih material merupakan perbedaan antara biaya material menurut standar
dengan biaya material akrual yang dikeluarkan.
Sebab-sebab selisih material adalah:
a) Selisih harga material
Mengukur perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan
berapa yang secara aktual dibayar.
Rumus:
MPV = (SP x AQ) - (AP x AQ)
Atau
MPV = (SP-AP) x AQ
Dimana: MPV = Material Price Variance
AP = (Actual Price) Harga aktual per
SP = (Standart Price) Harga standar per
AQ = (Actual Quantity) Kuantitas aktual
b) Selisih harga pemakaian material (kuantitas)
Mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan
dan bahan baku langsung yang seharusnya digunkan untuk output aktual.
Rumus :
MUV = (SP x SQ) - (SP x AQ)
Atau
MUV = (AQ – SQ) x SP
Dimana : MUV = Material Usage Variance
AQ
= (Actual Quantity) Kuantitas aktual
5
SQ
= (Standart Quantity) Kuantitas standar
SP
= (Standart Price) Harga standar
8. Skema Perhitungan Selisih
9. Hubungan antara Biaya Standar dan Analisis Varians
Biaya standar merupakan alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya, dimana
biaya standar yang telah disusun digunakan sebagai tolak ukur apakah pengeluaran biaya
sudah sesuai dengan yang distandarkan.
Setelah biaya standar diketahui, kemudian dibandingakan dengan standar, maka
akan timbul perbedaan atau selisih. Manajemen harus menyelidiki sebab-sebab terjadinya
perubahan itu. Dalam hal ini manajemen melakukan analisis varians (analisis selisih)
B. HIPOTESIS PENELITIAN
6
Berdasarkan kerangka teoritis diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah analisis
selisih biaya standar dan biaya sesungguhnya secara mendalam belum dilakukan oleh
perusahaan PT VINAYAKA ABADI Palembang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Metode yang digunakan untuk Penelitiaan ini adalah metode pustaka, yaitu
metode yang mengkaji sebuah masalah berdasarkan teori-teori dan hipotesis yang telah
dituangkan dalam buku.
7
2. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data
yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah data primer. Yaitu data
yang diperoleh bukan secara langsung diperoleh oleh sipeneliti melainkan data yang telah
ada sebelumnya didalam buku ataupun jurnal yang diperoleh oleh peneliti lain. Kemudian
penulis menggunakan data tersebut guna memperkuat kajian-kajian teoritis yang sedang
diteliti, dengan tidak mengurangi hasil penelitian yang terdahulu.
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN
A. ANALISIS PENELITIAN
PT Vinayaka Abadi Palembang adalah salah satu perusahaan manufaktur di
Indonesia yang bergerak dibidang perumahan. Perusahaan ini menyediakan berbagai type
rumah yang di inginkan konsumennya. Bahan material/baku yang digunakan adalah
semen, pasir, batu bata, bataco, besi 8x12, kawat beton, dan besi 4x6. Semua bahan
tersebut harus dikendalikan oleh bagian manajemen.
Pengendalian dan pengawasan bahan baku PT Vinayaka Abadi Palembang dibagi
menjadi 2 standar kategori. Kategori itu adalah harga dan kuantitas. Alasan perusahaan
8
membedakan baham baku menjadi kategori adalah karena tanggung jawab para manajer
yang membawahi aktivitas keduanya jauh berbeda. Misalnya saja manajer dibidang
pembelian bertanggung jawab terhadap harga bahan mentah itu sendiri. Dilain pihak
manajer di bagian produksi bertanggung jawab terhadap jumlah bahan baku yang
digunakan untuk melakukan proses produksi.
Varians harga bahan baku: selisih harga bahan baku sesungguhnya dengan harga
bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan.
Rumus : (harga bahan aktual –harga bahan standar) x kuantitas aktual bahan
Varians pemakaian bahan baku: selisih antara kuantitas aktual yang digunakan
untuk produksi dengan pemakaian bahan berdasarkan standar yang ditetapkan,
menggunakan harga beli bahan baku.
Rumus : (kuantitas bahan aktual x kuantitas bahan standar) x harga bahan standar
Hal yang perlu kita ingat dalam menghitung varians bahan baku yang
menguntungkan akan kita peroleh jika harga atau jumlah pembelian bahan baku berada
dalam posisi dibawah standar yang ditentukan. Dan disebut tidak untung jika harga atau
jumlah bahan baku berada diatas standar yang ditentukan.
Berikut ini adalah data yang diperoleh dari PT Vinayaka Abadi Palembang
1. Tarif bahan baku untuk type ruko tahun 2008
No
Jenis
Material
Kuantitas
Aktual
Standar
1
Semen
80
2
Pasir
250
3
Batu bata
1.500
4
Bataco
1.450
5
Besi 8x12
110
6
Kawat beton
250
7
Besi 4x6
325
Sumber: PT Vinayaka Abadi tahun 2008
85
240
1.350
1.500
125
270
300
Satuan
Zak
M3
Buah
Buah
Batang
Kg
Batang
Harga
Harga
aktual
standar
(Rp)
50.000
95.000
1.250
1.700
32.000
12.500
27.500
1.a. Perhitungan varians harga bahan baku untuk tipe ruko tahun 2008
9
(Rp)
55.000
110.000
1.500
2.000
35.000
15.000
30.000
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen pembelian
2008
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
N
Bahan
Kuantitas
Harga
Harga
Selisih
Harga
Penjela
o
yang
aktual
aktual
standar
harga
total
san
1
2
3
4
5
dibeli
Semen
Pasir
Batu bata
Bataco
Besi
6
8x12
Kawat
beton
7 Besi 4x6
ANALISIS:
(2-3)
(1x4)
5.000
400.000
15.000 3.750.000
250
375.000
300
435.000
3.000
330.000
80
250
1.500
1.450
110
50.000
95.000
1.250
1.700
32.000
55.000
110.000
1.500
2.000
35.000
Untung
Untung
Untung
Untung
Untung
250
12.500
15.000
2.500
625.000
Untung
325
27.500
30.000
2.500
812.500
Untung
Bagian manajemen yang bertugas untuk menganalisis mengenai varians harga
bahan baku adalah bagian manajemen bagian pembelian. Manajemen pembelian yang
mempunyai wewenang pembelian harga bahan baku yang ingin di produksi. Data analisis
perhitungan perbedaan bahan baku diatas adalah hasil kinerja bagian manajemen
pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang pada periode 2008.
Pada bagian penentuan standar yang ditentukan manajemen pembelian ,
disimpulkan bahwa perusahaan sudah berhasil membuat standar yang tepat. Karena
pembelian bahan baku tidak melebihi harga yang di standarkan. Sehingga tidak ada
penyimpangan pada penentuan standar yang ditetapkan.
Bila kita menganalisis dari segi “untung” dan “tidak untung” maka dapat kita
simpulkan ditahun 2008 manajemen pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang berhasil
melaksanakan tugasnya dengan baik, bahwa perusahaan berada dalam kondisi
menguntungkan. Keberhasilan itu terbukti dari keberhasilannya menekan biaya pembelian
bahan baku yang berada dibawah harga standar. Semua bahan baku yang digunakan
perusahaan berhasil di tekan biaya pembeliaanya. Misalnya saja bahan baku semen yang
dibeli dengan harga Rp 50.000 sementara standar yang telah ditentukan terlebih dahulu
10
adalah seharga Rp55.000. Perbedaan yang diperoleh adalah Rp 5.000. Berarti manajer
pembelian berhasil memperoleh keuntungan 5.000 dari bahan baku semen, dan begitu juga
dengan bahan baku yang lainnya.
Tetapi bila kita menganalisis lebih dalam lagi mengenai kondisi perusahaan, kita
akan dapati kondisi yang sulit untuk dihindari lagi. Dibagian perbedaan harga standar dan
harga sesungguhnya, kita akan mendapati ternyata untuk memperoleh keuntungan dalam
penekanan pembelian bahan baku, ada hal yang tidak diperhitungkan oleh bagian manajer
pembelian. Tentunya manajer membeli bahan baku dengan kualitas rendah untuk proses
produksi. Bila kualitas bahan baku yang rendah digunakan tentu akan menurunkan kualitas
hasil produsisi. Atau hal yang paling buruk jika bahan baku itu tidak cocok untuk
diproduksi.
Hal-hal seperti itulah yang perlu dihindari oleh manajer dibagian pembelian untuk
itu diperlukan analisi lebih dalam mengenai perbedaan harga bahan baku dan standar perlu
dilakukan oleh perusahaan. Sehingga segala tindakan pencegahan ataupun pengendalian
bisa langsung diambil dengan cepat oleh manajer.
1.b. Perhitungan varians kuantitas untuk tipe ruko tahun 2008
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen produksi
2008
N
o
Bahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Harga
Kuantit
Kuantitas
Perbedaan
Selisih
standar
as
standar
kuantitas
kuantitas
Penjela
(2-3)
total
san
aktual
1
2
Semen
Pasir
3
Batu bata
4
Bataco
55.000
110.000
80
250
85
240
1.500
1.500
1.350
2.000
1.450
1.500
11
(1x4)
5
275.000
-10 -1.100.000
-150
50
Untung
Tidak
-225.000
untung
Tidak
100.000
untung
Untung
5
Besi
35.000
110
125
15
525.000
Untung
6
8x12
Kawat
15.000
250
270
20
300.000
Untung
7
beton
Besi 4x6
30.000
325
300
-25
-750.000
Tidak
untung
ANALISIS:
Manajemen yang bertanggung jawab dalam menganalisis varians kuantitas bahan
baku adalah manajer produksi. Manajer produksi mempunyai kewenangan menentukan
jumlah bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. Data analisis perhitungan
perbedaan pemakaian bahan baku diatas adalah hasil kinerja bagian manajemen produksi
PT Vinayaka Abadi Palembang pada periode 2008.
Dari segi penentuan jumlah standar, manajemen produksi tidak berhasil
melaksanakan tugasnya. Tiga dari tujuh standar yang disediakan, ketiganya berada diluar
perhitungan standar yang ditentukan. Hampir setengah standar yang mengalami kegagalan
perhitungan. Dalam situasi seperti ini, diperlukan penyusunan standar yang baru oleh
manajer. Tentunya ketidaksesuaian standar dan sesungguhnya disebabkan oleh banyak
faktor yang mempengaruhinya.
Dari segi “untung” dan “tidak untung” maka manajemen produksi juga kurang
berhasil karena masih ada status tidak untung dari bahan baku yang dihitung. Seperti bahan
baku pasir yang yang distandarkan adalah 240 sementara kuantitas pasir yang dipakai
dalam proses produksi adalah 250. Dari sini terlihat perbedaan 10 kelebihankuantitas
bahan baku untuk di produksi dari yang distandarkan.
Bila kita analisis lebih dalam lagi, maka akan banyak pemicu dari status “tidak
untung’ yang dialami perusahaan pemakaian bahan baku yang berlebihan terjadi karena
faktor mesin yang tidak bagus, tenaga kerja yang tidak terlatih sehingga terjadi banyak
kesalahan , supervisi yang lemah atau bahan yang kualitas rendah.
Pemakaian kualitas yang rendah untuk menekan harga pembelian yang dilakukan
oleh manajer pembelian akhirnya berdampak pada proses produksi. Kualitas bahan baku
yang tidak sesuai standar tentu tidak akan cocok untuk proses produksi atau bahkan akan
terjuang. Adabaiknya ketika manajer pembelian ingin mengurangi kualitas bahan baku
harus perlu dibicarakan terlebih dahulu pada manajer produksi. Agar manajer produksi bisa
12
meneliti apakah bahan tersebut tidak akan merugikan perusahaan kedepannya lagi. Tapi
karena kita membicarakan mengenai jumlah barang yang tidak sesuai standar maka kita
akan membebankan tanggung jawab ini sepenuhnya di pegang oleh manajer produksi.
Oleh karena itu manajer produksi harus lebih komunikatif lagi pada bagian manajemen
pembelian.
2. Tarif bahan baku untuk type ruko tahun 2009
No
Kuantitas
Aktual
Standar
Jenis Material
1
Semen
80
2
Pasir
250
3
Batu bata
1.500
4
Bataco
1.450
5
Besi 8x12
110
6
Kawat beton
250
7
Besi 4x6
325
Sumber: PT Vinayaka Abadi tahun 2009
85
240
1.350
1.500
125
270
300
Harga
Harga
Satuan
aktual
standar
Zak
M3
Buah
Buah
Batang
Kg
Batang
(Rp)
55.000
115.000
1.500
2.000
32.000
12.500
30.000
(Rp)
60.000
120.000
1.900
2.500
35.000
15.000
35.000
2.a. Perhitungan varians harga bahan baku untuk tipe ruko tahun 2009
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen pembelian
2009
No
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bahan
Kuantita
Harga
Harga
Selisih
Harga
Penjela
yang
s aktual
aktual
standar
harga
total
san
13
1
2
3
4
5
dibeli
Semen
Pasir
Batu bata
Bataco
Besi
6
8x12
Kawat
beton
7
Besi 4x6
ANALISI:
(2-3)
(1x4)
5.000
400.000
5.000 1.250.000
400
600.000
500
725.000
3.000
330.000
80
250
1.500
1.450
110
55.000
115.000
1.500
2.000
32.000
60.000
120.000
1.900
2.500
35.000
Untung
Untung
Untung
Untung
Untung
250
12.500
15.000
2.500
625.000
Untung
325
30.000
35.000
5.000 1.625.000
Untung
Seperti yang telah penulis analisis ditahun 2008, maka ditahun 2009 ini analisis
penulis tidak jauh berbeda. Bagian manajemen yang bertugas untuk menganalisis
mengenai varians harga bahan baku adalah bagian manajemen bagian pembelian.
Manajemen pembelian yang mempunyai wewenang pembelian harga bahan baku yang
ingin di produksi. Data analisis perhitungan perbedaan bahan baku diatas adalah hasil
kinerja bagian manajemen pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang pada periode 2009.
PT Vinayaka Abadi Palembang sebenarnya sudah menentukan standar, tetapi tidak
menganalisis lebih dalam lagi, hal ini membuat kesalahan yang sama masih terus terulang
di tahun 2009. Walau standar sudah baik tapi kualitas bahan baku yang lebih rendah masih
digunakan. Berikut masih akan penulis jelaskan lebih dalam lagi.
Pada bagian penentuan standar yang ditentukan manajemen pembelian ,
disimpulkan bahwa perusahaan sudah berhasil membuat standar yang tepat. Karena
pembelian bahan baku tidak melebihi harga yang di standarkan. Sehingga tidak ada
penyimpangan pada penentuan standar yang ditetapkan. Standar ditahun 2008 ke 2009 ada
kenaikan 5000 hal ini disebabkan naiknya harga bahan baku.
Bila kita menganalisis dari segi “untung” dan “tidak untung” maka dapat kita
simpulkan ditahun 2009 manajemen pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang berhasil
melaksanakan tugasnya masih baik seperti 2008, bahwa perusahaan berada dalam kondisi
menguntungkan. Keberhasilan itu terbukti dari keberhasilannya menekan biaya pembelian
bahan baku yang berada dibawah harga standar. Semua bahan baku yang digunakan
perusahaan berhasil di tekan biaya pembeliaanya. Misalnya saja bahan baku semen yang
dibeli dengan harga Rp 55.000 sementara standar yang telah ditentukan terlebih dahulu
adalah seharga Rp60.000. Perbedaan yang diperoleh adalah Rp 5.000. Berarti manajer
14
pembelian berhasil memperoleh keuntungan 5.000 dari bahan baku semen, dan begitu juga
dengan bahan baku yang lainnya.
Bila kita menganalisis lebih dalam lagi mengenai kondisi perusahaan, kita akan
dapati kondisi yang sulit untuk dihindari lagi. Manajer yang belum belajar pada
pengalaman 2008, masih membeli bahan baku dengan kualitas rendah untuk proses
produksi. Bila kualitas bahan baku yang rendah digunakan tentu akan menurunkan kualitas
hasil produsisi. Atau hal yang paling buruk jika bahan baku itu tidak cocok untuk
diproduksi.
2.b. Perhitungan varians kuantitas untuk tipe ruko tahun 2009
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen produksi
2009
N
Bahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Harga
Kuantit
Kuantitas
Seisih
Selisih
Penjelas
standar
as
standar
kuantitas
kuantitas
an
(2-3)
total
o
aktual
1
2
Semen
Pasir
3
Batu bata
4
5
(1x4)
5
300.000
-10 -1.200.000
60.000
120.000
80
250
85
240
Untung
Tidak
1.900
1.500
1.350
-150
-285.000
untung
Tidak
Bataco
Besi
2.500
35.000
1.450
110
1.500
125
50
15
125.000
525.000
untung
Untung
Untung
6
8x12
Kawat
15.000
250
270
20
300.000
Untung
7
beton
Besi 4x6
35.000
325
300
-25
-875.000
Tidak
untung
ANALISIS:
15
Analisis ditahun 2009 ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2008 karena jumlah
bahan baku dan standar yang ditentukan masih sama. Walaupun harga naik tetapi jumlah
yang mao di produksi masih sama. Manajemen yang bertanggung jawab dalam
menganalisis varians kuantitas bahan baku adalah manajer produksi. Manajer produksi
mempunyai kewenangan menentukan jumlah bahan baku yang akan digunakan dalam
proses produksi.
Dari segi penentuan jumlah standar, manajemen produksi tidak berhasil
melaksanakan tugasnya. Tiga dari tujuh standar yang disediakan, ketiganya berada diluar
perhitungan standar yang ditentukan. Hampir setengah standar yang mengalami kegagalan
perhitungan. Dalam situasi seperti ini, diperlukan penyusunan standar yang baru oleh
manajer. Tentunya ketidaksesuaian standar dan sesungguhnya disebabkan oleh banyak
faktor yang mempengaruhinya.
Dari segi “untung” dan “tidak untung” maka manajemen produksi juga kurang
berhasil sama seperti di tahun 2008, karena masih ada status tidak menguntungkan dari
bahan baku yang dihitung. Seperti bahan baku pasir yang yang distandarkan adalah 240
sementara kuantitas pasir yang dipakai dalam proses produksi adalah 250. Dari sini terlihat
perbedaan 10 kelebihankuantitas bahan baku untuk di produksi dari yang distandarkan.
Bila kita analisis lebih dalam lagi seperti ditahun 2008, makadi tahun 2009 pemicu
dari status “tidak untung’ yang dialami perusahaan masih sama yaitu pemakaian bahan
baku yang berlebihan terjadi karena faktor mesin yang tidak bagus, tenaga kerja yang tidak
terlatih sehingga terjadi banyak kesalahan , supervisi yang lemah atau bahan yang kualitas
rendah.
Pemakaian kualitas yang rendah untuk menekan harga pembelian yang dilakukan
oleh manajer pembelian akhirnya berdampak pada proses produksi. Kualitas bahan baku
yang tidak sesuai standar tentu tidak akan cocok untuk proses produksi atau bahkan akan
terjuang. Adabaiknya ketika manajer pembelian ingin mengurangi kualitas bahan baku
harus perlu dibicarakan terlebih dahulu pada manajer produksi. Agar manajer produksi bisa
meneliti apakah bahan tersebut tidak akan merugikan perusahaan kedepannya lagi. Tapi
karena kita membicarakan mengenai jumlah barang yang tidak sesuai standar maka kita
akan membebankan tanggung jawab ini sepenuhnya di pegang oleh manajer produksi.
Oleh karena itu manajer produksi harus lebih komunikatif lagi pada bagian manajemen
pembelian.
16
Kesalahan akan selalu berulang-ulang terjadi apabila perusahaan ini tidak
mengambil tindakan yang serius. Membuat standar bagi perusahaan hanya akan sia-sia bila
standar itu pada akhirnya tidak digunakan untuk melakukan analisis. Seperi ditahun 2008
dan 2009 kesalahan yang sama masih kita temui yaitu penggunaan kualitas bahan baku di
bawah standar. Walaupun tujuannya untuk menekan biaya produksi berhasil tapi bila bahan
baku tidak cocok untuk proses produksi maka usaha manajer pembelian hanya akan sia-sia
saja.
B. HASIL ANALISIS
Dari hasil deskripsi data di atas, dapat dikemukakan beberapa temuan penelitian
sebagai berikut:
1. Hasil varians harga material dengan harga standar PT Vinayaka Abadi Palembang
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Material
2008
2009
Semen
Untung
Untung
Pasir
Untung
Untung
Batu bata
Untung
Untung
Bataco
Untung
Untung
Besi 8x12
Untung
Untung
Kawat beton
Untung
Untung
Besi 4x6
Untung
Untung
Manajer pembelian yang bertanggung jawab dibidang pembelian bahan baku
berhasil menentukan perhitungan standar yang tepat dalam penetapan harga bahan baku
yang akan masuk proses produksi. Selama 2 tahun berturut-turut keberhasilan bisa
bertahan. Walaupun ditahun 2009 terjadi kenaikan harga bahan baku tapi manajer
pembelian berhasil menanganinya dengan menaikkan standar yang ada. Sehingga bisa
dipastikan manajer berhasil menekan biaya produksi.
Dilain pihak, keberhasilan yang dibuat manajer pembelian bila dianalisis lebih jauh
dan dalam lagi, maka akan ada kesalahan fatal yang dilakukan oleh manajer ini.
Penekanan harga bahan baku dengan cara membeli bahan baku dengan kualitas lebih
rendah dari yang di standarkan perusahaan akan berakibat buruk pada proses produksinya.
Bahan baku yang berstandar dan kualitas rendah tentu akan menyebabkan banyak kendala
termasuk ketidak cocokan bahan baku dalam proses produksi.
17
Kesalahan penggunaan bahan baku berkualitas lebih rendah selama tahun 2008
dan 2009 masih menghiasi laporan keuangan PT Vinayaka Abadi Palembang ini. Hal ini
membuktikan kebenaran hipotesis awal penulis yang menyatakan “ walaupun PT Vinayaka
Abadi Palembang membuat stadar biaya pembelian bahan baku tetapi PT vinayaka ini
tidak melakukan analisis yang mendalam terhadap selisih yang ada.” Penggunaan bahan
baku yang berkualitas rendah akan selalu terjadi apabila manajer pembelian tidak
menyadari kesalahannya. Untuk itu diperlukan analisis varians yang lebih dalam lagi.
2. Hasil varians kuantitas material dengan kuantitas standar PT Vinayaka Abadi
Palembang
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Material
2008
2009
Semen
Untung
Untung
Pasir
Tidak untung
Tidak untung
Batu bata
Untung
Untung
Bataco
Tidak untung
Tidak untung
Besi 8x12
Untung
Untung
Kawat beton
Untung
Untung
Besi 4x6
Tidak untung
Tidak untung
Hasil analisis dengan analisis varians bahan baku menunjukkan bahwa kinerja
manajer produksi PT Vinayaka Abadi belum sepenuhnya memperlihatkan pengendalian
biaya produksi dikarenakan masih terjadinya penyimpangan yang bersifat menguntungkan
dan tidak menguntungkan. Hal ini berarti penetapan kuantity stndart yang akan diproduksi
perusahaanpun tidak berhasil dibuat baim itu ditahun 2008 mauoun 2009. Terbukti dari
adanya kelebihan jumlah produksi yang akan di produksi dibanding jumlah bahan baku
yang sudah di standarkan.
Bila kita melakukan analisis lebih jauh lagi, sebenarnya ketidak berhasilan yang
dibebankan pada manajer produksi tidak sepenuhnya kesalahan manajer ini. seperti yang
telah kita analisis penggunaan bahan baku berkualitas lebih rendah dari standar yang
ditetapka akhirnya membawa dampak pada proses produksi. Ketidak cocokan beberapa
bahan membuat bagian produksi harus bekerja ekstra untuk memproduksi jumlah bahan
baku sesuai standar yang berlaku.
Kesalahan yang sama ditahun 2008 dan 2009 membuat penulis yakin bahwa
perusahaan PT Vinayaka Abadi belum melakukan analisis lebih mendalam lagi mengenai
varians jumlah bahan baku yang akan di produksi. Sehingga pada bahan baku tertentu akan
18
selalu terjadi kesalahan yang sama ditahun yang berbeda. Agar hal ini bisa teratasi
perlunya analsis vaarians bahan baku untu kemajuan perusahaan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
19
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat diambil
simpulan yaitu dalam menetapkan standar harga dan jumlah bahan baku yang akan di
produksi pada sebuah perusahaan dibutuhkan analisis yang lebih dalam lagi. Hal ini untuk
menghindari pemahaman yang salah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan harga dan
kuantitas barang yang akan diproduksi. Karena kenyataanya dari hasil penelitian ini,
keberhasilan manajer dalam menekan harga pembelian yang terlihat menguntungkan
sebenarnya tidak menguntungkan yang terlihat dari proses produksi yang gagal.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan PT Vinayaka Abadi
Palembang melakukan analisis yang lebih dalam terhadap penetapan standar biaya dan
kuantitas bahan baku yang akan diproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison,Ray H dan Eric W Noreen.2000.Akuntansi Manajerial.Jakarta:Salemba Empat.
Ginting,Jihen.2012.Akuntansi Manajemen.Medan:UNIMED PRESS.
20
Mowen,Hansen.2004.Manajement Accounting:Salemba Empat.
http://news.palcomtech.com/wpcontent/uploads/Jurnal_FrangkyHusein_AnalisisPengendal
ianBiaya.pdf
21
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bagi perusahaan manufaktur mengolah bahan baku menjadi bahan siap jadi adalah
kegiatan utama perusahaan. Bahan baku yang awalnya bernilai jual rendah, ditangan para
pengusaha manufaktur akan disulap menjadi barang bernilai jual tinggi. Tentunya bahan
baku akan melalui proses terlebih dahulu dimulai dari bahan mentah, bahan setengah jadi
hingga bahan jadi. Jika dana menjadi jantung utama perusahaan maka boleh dikatakan
bahan baku menjadi jantung kedua bagi perusahaan. Tanpa bahan baku, sudah dapat
dipastikan kegiatan produksi perusahaan akan terhenti. Bila perusahaan sudah terhenti
proses produksinya, maka perusahaan tak akan bisa menjalankan usahanya lagi. Itulah
gambaran pentingnya bahan baku bagi perusahaan manufaktur.
Posisi bahan baku sebagai jantung kedua perusahaan manufaktur, membuat kita
harus menganalisis pemakaian dan harga bahan baku itu sendiri secara lebih dalam lagi.
Pembelian bahan baku yang tidak sesuai harga yang ditetapkan oleh perusahaan hanya
akan mengakibatkan kerugian. Belum lagi ketika proses produksi yang menggunakan
terlalu banyak bahan baku. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan standar sebagai
acuan perusahaan untuk mengolah dan membeli bahan baku mereka.
Penggunaan analisis sebagai acuan standar dengan biaya sesungguhnya di dunia
akuntansi manajemen dikenal dengan istilah analisis varians bahan baku. Mengingat
pentingnya analisis varians bahan baku bagi kegiatan produksi, tentunya kita harus
mengakui setiap perusahaan kecil maupun besar harus melakukan analisis ini. Tetapi
ternyata masih banyak perusahaan yang tidak menganalisis lebih lanjut malah mereka
hanya fokus menekan biaya sesunggungnya tanpa mengetahui penyebabnya. Salah satu
perusahaan manufaktur yang tidak memanfaakan analisis ini adalah PT VINAYAKA
ABADI
Palembang. Perusahaan ini hanya menyusun biaya standar terhadap biaya
sesungguhnya tanpa menganalisis lebih jauh kegunaan data-data tersebut.
Padahal mengingat pentingnya analisis varians bahan baku dengan biaya standar
seperti yang telah penulis uraikan diatas, maka bila terjadi perbedaan antara harga standar
1
dengan biaya sesungguhnya (akrual) maka manajer PT VINAYAKA ABADI dapat segera
menganalis penyebab penyimpangan dan tindakan dievaluasi bisa diambil.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalis
sesungguhnya bahan baku PT VINAYAKA ABADI
selisih biaya standar dan
untuk menemukan adanya
kemungkinan penyimpangan yang terjadi. Karena bila sumber penyimpangan bisa
diketahui, maka biaya produksi bisa dikendalikan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah
a) Apakah manfaat biaya standar bagi peusahaan manufaktur?
b) Apakah ada penyimpangan yang terjadi pada PT VINAYAKA ABADI dalam
penentuan biaya standar dan sesungguhnya ?
3. Tujuan dari Tulisan
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi tujuan penulis ada 3 hal.
1. Untuk mengetahui manfaat biaya standar bagi pelaksanaan manufaktur.
2. Menganalisis penyimpangan yang terjadi pada PT VINAYAKA ABADI dalam
penerapan biaya standar dan sesungguhnya (akrual).
3. Sebagai bahan bacaan bagi seorang manajer atau calon manajer dalam menghadapi
penyimpangan dalam penentuan biaya standar bahan baku.
BAB II
2
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. KERANGKA TEORITIS
1. Pengertian Biaya Standar
Biaya standar adalah pengukuran dari elemen-elemen biaya yang seharusnya terjadi
untuk membuat satu unit produk. Standar mempunyai arti patokan atau tolak ukur. Dengan
demikian biaya standar dapat diartikan sebagai biaya produksi yang ditentukan dimuka
untuk mengukur pelaksanaan (penengeluaran biaya) produksi sesungguhnya. Biaya standar
akan ditentukan terlebih dahulu sbelum operasi produksi sesungguhnya dimulai.
2. Tujuan Biaya Standar
Tujuan biaya standar pada pokoknya adalah untuk digunakan manajemen sebagai
alat
bantu
dalam
melakukan
penegendalian
biaya
yang
selanjutnya
harus
dipertanggungjawabkan apabila dalam pelaksanaannya timbul penyimpangan dari standar.
3. Jenis Biaya Standar
a)
Standar Ideal, dimana penyusunannya dilandasi pada kondisi paling ideal. Mulai dari
keadaan kapasitas penuh, pegawai bekerja sesuai waktu yang ada tanpa ada nya absen,
serta material yang selalu tersedia.
b) Standar bisa diharapkan, kondisi ini sudah memperhitungkan kondisi normal
perusahaan seperti tingkat absen karyawan, adanya kemungkinan kerusakan kapasitas
c)
mesin dan kemungkinan lainnya.
Standar nornial/ekonomi, standar ini yang paling layak digunakan sebagai alat
pengawasan pelaksanaan karena penyusunannya sudah memperhitungkan segala
kondisi yang datang dari pihak internal maupun eksternal.
4. Manfaat Adanya Biaya Standar
Biaya standar dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
3
a) Sebagai alat pengawasan, dengan membandingkan hasil pelaksanaan yang
sesungguhnya dengan apa yang seharusnya terjadi sesuai standar yang ditentukan.
Jadi biaya standar digunakan sebagai dasar pembanding kegiatan perusahaan.
b) Sebagai alat pengambil keputusan, biaya standar sering dipakai untuk
menentukan harga jual terutama untuk produk khusus seperti jasa dan semacamnya
yang dibebankan pada pelanggan-pelanggan khusus.
c) Alat pengukur biaya yang rasional, bila menggunakan sistem biaya akrual ada
kemungkinan penggunaan bahan yang sama dan jumlah bahan yang seharusnya
sama pada satu macam jenis produk.
d) Menghemat biaya pencatatan, biaya yang sudah distandarkan lebih mudah dala
pengolahan pencatatannya karena tinggal mengalikan dengan jumlah yang dipakai
dan biaya sesungguhnya, bisa dicatata secara kumulatif pada akhir perode untuk
melihat selisih antara standar dan sesungguhnya.
5. Pengertian Analisi Varians/Selisih
Perbedaan antara harga standar dengan dan harga sesungguhnya, serta kuantitas
standar dengan kuantitas sesungguhnya adalah pengertian dari varians. Sedangkan
tindakan dalam menghitung dan menginterpretasikan selisih disebut analisis selisih. Dalam
materi ini akan sering kita mendengar biaya standar dan biaya akrual/sesungguhnya.
Sebab-sebab dari terjadinya selisih perhitungan perlu diketahui oleh seorang manajer,
karena selisih menunjukkan adanya ketidaktepatan atau ketidakefisienan dari pelaksanaan
maupun penetapan standar yang ada.
Jika kita berbicara pada umumnya,apabila biaya pelaksanaan sesungguhnya
menyimpang dari standar secara terus-menerus dengan jenis penyimpangan yang sama,
seperti adanya kita temui kata tidak menguntungkan, maka biasanya terjadi kesalahan pada
standar yang ada. Maka manajemen harus merevisi standarnya. Tetapi apabila
penyimpangan yang terjadi tidak terus menerus baik jenis dan jumlah yang berbeda-beda
maka kesalahan ada pada pelaksanaan atau biaya akrualnya. Maka manajer juga harus
cepat mengambil keputusan yang tepat.
6. Beberapa Selisish dalam Unsur Biaya Produksi
a) Selisih terhadap biaya material (selisih material)
b) Selisih pada biaya upah langsung (selisih upah langsung)
4
c) Selisih pada biaya overhead pabrik (selisih overhead pabrik)
Standar adalah tolak ukur, apabila biaya aktual lebih besar dari standar maka akan
dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya apabila pengeluatran aktual
lebih kecil dari biaya standar maka dianggap menguntungkan (favorable). Karena meteri
yanga akan dibahas adalah mengenai selisih terhadap biaya material maka penulis akan
menjelaskan bagin tersebut pada bagian ini.
7. Selisih Material (Bahan Baku)
Selisih material merupakan perbedaan antara biaya material menurut standar
dengan biaya material akrual yang dikeluarkan.
Sebab-sebab selisih material adalah:
a) Selisih harga material
Mengukur perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan
berapa yang secara aktual dibayar.
Rumus:
MPV = (SP x AQ) - (AP x AQ)
Atau
MPV = (SP-AP) x AQ
Dimana: MPV = Material Price Variance
AP = (Actual Price) Harga aktual per
SP = (Standart Price) Harga standar per
AQ = (Actual Quantity) Kuantitas aktual
b) Selisih harga pemakaian material (kuantitas)
Mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan
dan bahan baku langsung yang seharusnya digunkan untuk output aktual.
Rumus :
MUV = (SP x SQ) - (SP x AQ)
Atau
MUV = (AQ – SQ) x SP
Dimana : MUV = Material Usage Variance
AQ
= (Actual Quantity) Kuantitas aktual
5
SQ
= (Standart Quantity) Kuantitas standar
SP
= (Standart Price) Harga standar
8. Skema Perhitungan Selisih
9. Hubungan antara Biaya Standar dan Analisis Varians
Biaya standar merupakan alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya, dimana
biaya standar yang telah disusun digunakan sebagai tolak ukur apakah pengeluaran biaya
sudah sesuai dengan yang distandarkan.
Setelah biaya standar diketahui, kemudian dibandingakan dengan standar, maka
akan timbul perbedaan atau selisih. Manajemen harus menyelidiki sebab-sebab terjadinya
perubahan itu. Dalam hal ini manajemen melakukan analisis varians (analisis selisih)
B. HIPOTESIS PENELITIAN
6
Berdasarkan kerangka teoritis diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah analisis
selisih biaya standar dan biaya sesungguhnya secara mendalam belum dilakukan oleh
perusahaan PT VINAYAKA ABADI Palembang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan
data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Metode yang digunakan untuk Penelitiaan ini adalah metode pustaka, yaitu
metode yang mengkaji sebuah masalah berdasarkan teori-teori dan hipotesis yang telah
dituangkan dalam buku.
7
2. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sumber data
yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah data primer. Yaitu data
yang diperoleh bukan secara langsung diperoleh oleh sipeneliti melainkan data yang telah
ada sebelumnya didalam buku ataupun jurnal yang diperoleh oleh peneliti lain. Kemudian
penulis menggunakan data tersebut guna memperkuat kajian-kajian teoritis yang sedang
diteliti, dengan tidak mengurangi hasil penelitian yang terdahulu.
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN
A. ANALISIS PENELITIAN
PT Vinayaka Abadi Palembang adalah salah satu perusahaan manufaktur di
Indonesia yang bergerak dibidang perumahan. Perusahaan ini menyediakan berbagai type
rumah yang di inginkan konsumennya. Bahan material/baku yang digunakan adalah
semen, pasir, batu bata, bataco, besi 8x12, kawat beton, dan besi 4x6. Semua bahan
tersebut harus dikendalikan oleh bagian manajemen.
Pengendalian dan pengawasan bahan baku PT Vinayaka Abadi Palembang dibagi
menjadi 2 standar kategori. Kategori itu adalah harga dan kuantitas. Alasan perusahaan
8
membedakan baham baku menjadi kategori adalah karena tanggung jawab para manajer
yang membawahi aktivitas keduanya jauh berbeda. Misalnya saja manajer dibidang
pembelian bertanggung jawab terhadap harga bahan mentah itu sendiri. Dilain pihak
manajer di bagian produksi bertanggung jawab terhadap jumlah bahan baku yang
digunakan untuk melakukan proses produksi.
Varians harga bahan baku: selisih harga bahan baku sesungguhnya dengan harga
bahan baku berdasarkan standar yang diperkenankan.
Rumus : (harga bahan aktual –harga bahan standar) x kuantitas aktual bahan
Varians pemakaian bahan baku: selisih antara kuantitas aktual yang digunakan
untuk produksi dengan pemakaian bahan berdasarkan standar yang ditetapkan,
menggunakan harga beli bahan baku.
Rumus : (kuantitas bahan aktual x kuantitas bahan standar) x harga bahan standar
Hal yang perlu kita ingat dalam menghitung varians bahan baku yang
menguntungkan akan kita peroleh jika harga atau jumlah pembelian bahan baku berada
dalam posisi dibawah standar yang ditentukan. Dan disebut tidak untung jika harga atau
jumlah bahan baku berada diatas standar yang ditentukan.
Berikut ini adalah data yang diperoleh dari PT Vinayaka Abadi Palembang
1. Tarif bahan baku untuk type ruko tahun 2008
No
Jenis
Material
Kuantitas
Aktual
Standar
1
Semen
80
2
Pasir
250
3
Batu bata
1.500
4
Bataco
1.450
5
Besi 8x12
110
6
Kawat beton
250
7
Besi 4x6
325
Sumber: PT Vinayaka Abadi tahun 2008
85
240
1.350
1.500
125
270
300
Satuan
Zak
M3
Buah
Buah
Batang
Kg
Batang
Harga
Harga
aktual
standar
(Rp)
50.000
95.000
1.250
1.700
32.000
12.500
27.500
1.a. Perhitungan varians harga bahan baku untuk tipe ruko tahun 2008
9
(Rp)
55.000
110.000
1.500
2.000
35.000
15.000
30.000
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen pembelian
2008
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
N
Bahan
Kuantitas
Harga
Harga
Selisih
Harga
Penjela
o
yang
aktual
aktual
standar
harga
total
san
1
2
3
4
5
dibeli
Semen
Pasir
Batu bata
Bataco
Besi
6
8x12
Kawat
beton
7 Besi 4x6
ANALISIS:
(2-3)
(1x4)
5.000
400.000
15.000 3.750.000
250
375.000
300
435.000
3.000
330.000
80
250
1.500
1.450
110
50.000
95.000
1.250
1.700
32.000
55.000
110.000
1.500
2.000
35.000
Untung
Untung
Untung
Untung
Untung
250
12.500
15.000
2.500
625.000
Untung
325
27.500
30.000
2.500
812.500
Untung
Bagian manajemen yang bertugas untuk menganalisis mengenai varians harga
bahan baku adalah bagian manajemen bagian pembelian. Manajemen pembelian yang
mempunyai wewenang pembelian harga bahan baku yang ingin di produksi. Data analisis
perhitungan perbedaan bahan baku diatas adalah hasil kinerja bagian manajemen
pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang pada periode 2008.
Pada bagian penentuan standar yang ditentukan manajemen pembelian ,
disimpulkan bahwa perusahaan sudah berhasil membuat standar yang tepat. Karena
pembelian bahan baku tidak melebihi harga yang di standarkan. Sehingga tidak ada
penyimpangan pada penentuan standar yang ditetapkan.
Bila kita menganalisis dari segi “untung” dan “tidak untung” maka dapat kita
simpulkan ditahun 2008 manajemen pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang berhasil
melaksanakan tugasnya dengan baik, bahwa perusahaan berada dalam kondisi
menguntungkan. Keberhasilan itu terbukti dari keberhasilannya menekan biaya pembelian
bahan baku yang berada dibawah harga standar. Semua bahan baku yang digunakan
perusahaan berhasil di tekan biaya pembeliaanya. Misalnya saja bahan baku semen yang
dibeli dengan harga Rp 50.000 sementara standar yang telah ditentukan terlebih dahulu
10
adalah seharga Rp55.000. Perbedaan yang diperoleh adalah Rp 5.000. Berarti manajer
pembelian berhasil memperoleh keuntungan 5.000 dari bahan baku semen, dan begitu juga
dengan bahan baku yang lainnya.
Tetapi bila kita menganalisis lebih dalam lagi mengenai kondisi perusahaan, kita
akan dapati kondisi yang sulit untuk dihindari lagi. Dibagian perbedaan harga standar dan
harga sesungguhnya, kita akan mendapati ternyata untuk memperoleh keuntungan dalam
penekanan pembelian bahan baku, ada hal yang tidak diperhitungkan oleh bagian manajer
pembelian. Tentunya manajer membeli bahan baku dengan kualitas rendah untuk proses
produksi. Bila kualitas bahan baku yang rendah digunakan tentu akan menurunkan kualitas
hasil produsisi. Atau hal yang paling buruk jika bahan baku itu tidak cocok untuk
diproduksi.
Hal-hal seperti itulah yang perlu dihindari oleh manajer dibagian pembelian untuk
itu diperlukan analisi lebih dalam mengenai perbedaan harga bahan baku dan standar perlu
dilakukan oleh perusahaan. Sehingga segala tindakan pencegahan ataupun pengendalian
bisa langsung diambil dengan cepat oleh manajer.
1.b. Perhitungan varians kuantitas untuk tipe ruko tahun 2008
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen produksi
2008
N
o
Bahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Harga
Kuantit
Kuantitas
Perbedaan
Selisih
standar
as
standar
kuantitas
kuantitas
Penjela
(2-3)
total
san
aktual
1
2
Semen
Pasir
3
Batu bata
4
Bataco
55.000
110.000
80
250
85
240
1.500
1.500
1.350
2.000
1.450
1.500
11
(1x4)
5
275.000
-10 -1.100.000
-150
50
Untung
Tidak
-225.000
untung
Tidak
100.000
untung
Untung
5
Besi
35.000
110
125
15
525.000
Untung
6
8x12
Kawat
15.000
250
270
20
300.000
Untung
7
beton
Besi 4x6
30.000
325
300
-25
-750.000
Tidak
untung
ANALISIS:
Manajemen yang bertanggung jawab dalam menganalisis varians kuantitas bahan
baku adalah manajer produksi. Manajer produksi mempunyai kewenangan menentukan
jumlah bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. Data analisis perhitungan
perbedaan pemakaian bahan baku diatas adalah hasil kinerja bagian manajemen produksi
PT Vinayaka Abadi Palembang pada periode 2008.
Dari segi penentuan jumlah standar, manajemen produksi tidak berhasil
melaksanakan tugasnya. Tiga dari tujuh standar yang disediakan, ketiganya berada diluar
perhitungan standar yang ditentukan. Hampir setengah standar yang mengalami kegagalan
perhitungan. Dalam situasi seperti ini, diperlukan penyusunan standar yang baru oleh
manajer. Tentunya ketidaksesuaian standar dan sesungguhnya disebabkan oleh banyak
faktor yang mempengaruhinya.
Dari segi “untung” dan “tidak untung” maka manajemen produksi juga kurang
berhasil karena masih ada status tidak untung dari bahan baku yang dihitung. Seperti bahan
baku pasir yang yang distandarkan adalah 240 sementara kuantitas pasir yang dipakai
dalam proses produksi adalah 250. Dari sini terlihat perbedaan 10 kelebihankuantitas
bahan baku untuk di produksi dari yang distandarkan.
Bila kita analisis lebih dalam lagi, maka akan banyak pemicu dari status “tidak
untung’ yang dialami perusahaan pemakaian bahan baku yang berlebihan terjadi karena
faktor mesin yang tidak bagus, tenaga kerja yang tidak terlatih sehingga terjadi banyak
kesalahan , supervisi yang lemah atau bahan yang kualitas rendah.
Pemakaian kualitas yang rendah untuk menekan harga pembelian yang dilakukan
oleh manajer pembelian akhirnya berdampak pada proses produksi. Kualitas bahan baku
yang tidak sesuai standar tentu tidak akan cocok untuk proses produksi atau bahkan akan
terjuang. Adabaiknya ketika manajer pembelian ingin mengurangi kualitas bahan baku
harus perlu dibicarakan terlebih dahulu pada manajer produksi. Agar manajer produksi bisa
12
meneliti apakah bahan tersebut tidak akan merugikan perusahaan kedepannya lagi. Tapi
karena kita membicarakan mengenai jumlah barang yang tidak sesuai standar maka kita
akan membebankan tanggung jawab ini sepenuhnya di pegang oleh manajer produksi.
Oleh karena itu manajer produksi harus lebih komunikatif lagi pada bagian manajemen
pembelian.
2. Tarif bahan baku untuk type ruko tahun 2009
No
Kuantitas
Aktual
Standar
Jenis Material
1
Semen
80
2
Pasir
250
3
Batu bata
1.500
4
Bataco
1.450
5
Besi 8x12
110
6
Kawat beton
250
7
Besi 4x6
325
Sumber: PT Vinayaka Abadi tahun 2009
85
240
1.350
1.500
125
270
300
Harga
Harga
Satuan
aktual
standar
Zak
M3
Buah
Buah
Batang
Kg
Batang
(Rp)
55.000
115.000
1.500
2.000
32.000
12.500
30.000
(Rp)
60.000
120.000
1.900
2.500
35.000
15.000
35.000
2.a. Perhitungan varians harga bahan baku untuk tipe ruko tahun 2009
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen pembelian
2009
No
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bahan
Kuantita
Harga
Harga
Selisih
Harga
Penjela
yang
s aktual
aktual
standar
harga
total
san
13
1
2
3
4
5
dibeli
Semen
Pasir
Batu bata
Bataco
Besi
6
8x12
Kawat
beton
7
Besi 4x6
ANALISI:
(2-3)
(1x4)
5.000
400.000
5.000 1.250.000
400
600.000
500
725.000
3.000
330.000
80
250
1.500
1.450
110
55.000
115.000
1.500
2.000
32.000
60.000
120.000
1.900
2.500
35.000
Untung
Untung
Untung
Untung
Untung
250
12.500
15.000
2.500
625.000
Untung
325
30.000
35.000
5.000 1.625.000
Untung
Seperti yang telah penulis analisis ditahun 2008, maka ditahun 2009 ini analisis
penulis tidak jauh berbeda. Bagian manajemen yang bertugas untuk menganalisis
mengenai varians harga bahan baku adalah bagian manajemen bagian pembelian.
Manajemen pembelian yang mempunyai wewenang pembelian harga bahan baku yang
ingin di produksi. Data analisis perhitungan perbedaan bahan baku diatas adalah hasil
kinerja bagian manajemen pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang pada periode 2009.
PT Vinayaka Abadi Palembang sebenarnya sudah menentukan standar, tetapi tidak
menganalisis lebih dalam lagi, hal ini membuat kesalahan yang sama masih terus terulang
di tahun 2009. Walau standar sudah baik tapi kualitas bahan baku yang lebih rendah masih
digunakan. Berikut masih akan penulis jelaskan lebih dalam lagi.
Pada bagian penentuan standar yang ditentukan manajemen pembelian ,
disimpulkan bahwa perusahaan sudah berhasil membuat standar yang tepat. Karena
pembelian bahan baku tidak melebihi harga yang di standarkan. Sehingga tidak ada
penyimpangan pada penentuan standar yang ditetapkan. Standar ditahun 2008 ke 2009 ada
kenaikan 5000 hal ini disebabkan naiknya harga bahan baku.
Bila kita menganalisis dari segi “untung” dan “tidak untung” maka dapat kita
simpulkan ditahun 2009 manajemen pembelian PT Vinayaka Abadi Palembang berhasil
melaksanakan tugasnya masih baik seperti 2008, bahwa perusahaan berada dalam kondisi
menguntungkan. Keberhasilan itu terbukti dari keberhasilannya menekan biaya pembelian
bahan baku yang berada dibawah harga standar. Semua bahan baku yang digunakan
perusahaan berhasil di tekan biaya pembeliaanya. Misalnya saja bahan baku semen yang
dibeli dengan harga Rp 55.000 sementara standar yang telah ditentukan terlebih dahulu
adalah seharga Rp60.000. Perbedaan yang diperoleh adalah Rp 5.000. Berarti manajer
14
pembelian berhasil memperoleh keuntungan 5.000 dari bahan baku semen, dan begitu juga
dengan bahan baku yang lainnya.
Bila kita menganalisis lebih dalam lagi mengenai kondisi perusahaan, kita akan
dapati kondisi yang sulit untuk dihindari lagi. Manajer yang belum belajar pada
pengalaman 2008, masih membeli bahan baku dengan kualitas rendah untuk proses
produksi. Bila kualitas bahan baku yang rendah digunakan tentu akan menurunkan kualitas
hasil produsisi. Atau hal yang paling buruk jika bahan baku itu tidak cocok untuk
diproduksi.
2.b. Perhitungan varians kuantitas untuk tipe ruko tahun 2009
PT Vinayaka Abadi Palembang
Laporan kinerja departemen produksi
2009
N
Bahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Harga
Kuantit
Kuantitas
Seisih
Selisih
Penjelas
standar
as
standar
kuantitas
kuantitas
an
(2-3)
total
o
aktual
1
2
Semen
Pasir
3
Batu bata
4
5
(1x4)
5
300.000
-10 -1.200.000
60.000
120.000
80
250
85
240
Untung
Tidak
1.900
1.500
1.350
-150
-285.000
untung
Tidak
Bataco
Besi
2.500
35.000
1.450
110
1.500
125
50
15
125.000
525.000
untung
Untung
Untung
6
8x12
Kawat
15.000
250
270
20
300.000
Untung
7
beton
Besi 4x6
35.000
325
300
-25
-875.000
Tidak
untung
ANALISIS:
15
Analisis ditahun 2009 ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2008 karena jumlah
bahan baku dan standar yang ditentukan masih sama. Walaupun harga naik tetapi jumlah
yang mao di produksi masih sama. Manajemen yang bertanggung jawab dalam
menganalisis varians kuantitas bahan baku adalah manajer produksi. Manajer produksi
mempunyai kewenangan menentukan jumlah bahan baku yang akan digunakan dalam
proses produksi.
Dari segi penentuan jumlah standar, manajemen produksi tidak berhasil
melaksanakan tugasnya. Tiga dari tujuh standar yang disediakan, ketiganya berada diluar
perhitungan standar yang ditentukan. Hampir setengah standar yang mengalami kegagalan
perhitungan. Dalam situasi seperti ini, diperlukan penyusunan standar yang baru oleh
manajer. Tentunya ketidaksesuaian standar dan sesungguhnya disebabkan oleh banyak
faktor yang mempengaruhinya.
Dari segi “untung” dan “tidak untung” maka manajemen produksi juga kurang
berhasil sama seperti di tahun 2008, karena masih ada status tidak menguntungkan dari
bahan baku yang dihitung. Seperti bahan baku pasir yang yang distandarkan adalah 240
sementara kuantitas pasir yang dipakai dalam proses produksi adalah 250. Dari sini terlihat
perbedaan 10 kelebihankuantitas bahan baku untuk di produksi dari yang distandarkan.
Bila kita analisis lebih dalam lagi seperti ditahun 2008, makadi tahun 2009 pemicu
dari status “tidak untung’ yang dialami perusahaan masih sama yaitu pemakaian bahan
baku yang berlebihan terjadi karena faktor mesin yang tidak bagus, tenaga kerja yang tidak
terlatih sehingga terjadi banyak kesalahan , supervisi yang lemah atau bahan yang kualitas
rendah.
Pemakaian kualitas yang rendah untuk menekan harga pembelian yang dilakukan
oleh manajer pembelian akhirnya berdampak pada proses produksi. Kualitas bahan baku
yang tidak sesuai standar tentu tidak akan cocok untuk proses produksi atau bahkan akan
terjuang. Adabaiknya ketika manajer pembelian ingin mengurangi kualitas bahan baku
harus perlu dibicarakan terlebih dahulu pada manajer produksi. Agar manajer produksi bisa
meneliti apakah bahan tersebut tidak akan merugikan perusahaan kedepannya lagi. Tapi
karena kita membicarakan mengenai jumlah barang yang tidak sesuai standar maka kita
akan membebankan tanggung jawab ini sepenuhnya di pegang oleh manajer produksi.
Oleh karena itu manajer produksi harus lebih komunikatif lagi pada bagian manajemen
pembelian.
16
Kesalahan akan selalu berulang-ulang terjadi apabila perusahaan ini tidak
mengambil tindakan yang serius. Membuat standar bagi perusahaan hanya akan sia-sia bila
standar itu pada akhirnya tidak digunakan untuk melakukan analisis. Seperi ditahun 2008
dan 2009 kesalahan yang sama masih kita temui yaitu penggunaan kualitas bahan baku di
bawah standar. Walaupun tujuannya untuk menekan biaya produksi berhasil tapi bila bahan
baku tidak cocok untuk proses produksi maka usaha manajer pembelian hanya akan sia-sia
saja.
B. HASIL ANALISIS
Dari hasil deskripsi data di atas, dapat dikemukakan beberapa temuan penelitian
sebagai berikut:
1. Hasil varians harga material dengan harga standar PT Vinayaka Abadi Palembang
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Material
2008
2009
Semen
Untung
Untung
Pasir
Untung
Untung
Batu bata
Untung
Untung
Bataco
Untung
Untung
Besi 8x12
Untung
Untung
Kawat beton
Untung
Untung
Besi 4x6
Untung
Untung
Manajer pembelian yang bertanggung jawab dibidang pembelian bahan baku
berhasil menentukan perhitungan standar yang tepat dalam penetapan harga bahan baku
yang akan masuk proses produksi. Selama 2 tahun berturut-turut keberhasilan bisa
bertahan. Walaupun ditahun 2009 terjadi kenaikan harga bahan baku tapi manajer
pembelian berhasil menanganinya dengan menaikkan standar yang ada. Sehingga bisa
dipastikan manajer berhasil menekan biaya produksi.
Dilain pihak, keberhasilan yang dibuat manajer pembelian bila dianalisis lebih jauh
dan dalam lagi, maka akan ada kesalahan fatal yang dilakukan oleh manajer ini.
Penekanan harga bahan baku dengan cara membeli bahan baku dengan kualitas lebih
rendah dari yang di standarkan perusahaan akan berakibat buruk pada proses produksinya.
Bahan baku yang berstandar dan kualitas rendah tentu akan menyebabkan banyak kendala
termasuk ketidak cocokan bahan baku dalam proses produksi.
17
Kesalahan penggunaan bahan baku berkualitas lebih rendah selama tahun 2008
dan 2009 masih menghiasi laporan keuangan PT Vinayaka Abadi Palembang ini. Hal ini
membuktikan kebenaran hipotesis awal penulis yang menyatakan “ walaupun PT Vinayaka
Abadi Palembang membuat stadar biaya pembelian bahan baku tetapi PT vinayaka ini
tidak melakukan analisis yang mendalam terhadap selisih yang ada.” Penggunaan bahan
baku yang berkualitas rendah akan selalu terjadi apabila manajer pembelian tidak
menyadari kesalahannya. Untuk itu diperlukan analisis varians yang lebih dalam lagi.
2. Hasil varians kuantitas material dengan kuantitas standar PT Vinayaka Abadi
Palembang
No
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Material
2008
2009
Semen
Untung
Untung
Pasir
Tidak untung
Tidak untung
Batu bata
Untung
Untung
Bataco
Tidak untung
Tidak untung
Besi 8x12
Untung
Untung
Kawat beton
Untung
Untung
Besi 4x6
Tidak untung
Tidak untung
Hasil analisis dengan analisis varians bahan baku menunjukkan bahwa kinerja
manajer produksi PT Vinayaka Abadi belum sepenuhnya memperlihatkan pengendalian
biaya produksi dikarenakan masih terjadinya penyimpangan yang bersifat menguntungkan
dan tidak menguntungkan. Hal ini berarti penetapan kuantity stndart yang akan diproduksi
perusahaanpun tidak berhasil dibuat baim itu ditahun 2008 mauoun 2009. Terbukti dari
adanya kelebihan jumlah produksi yang akan di produksi dibanding jumlah bahan baku
yang sudah di standarkan.
Bila kita melakukan analisis lebih jauh lagi, sebenarnya ketidak berhasilan yang
dibebankan pada manajer produksi tidak sepenuhnya kesalahan manajer ini. seperti yang
telah kita analisis penggunaan bahan baku berkualitas lebih rendah dari standar yang
ditetapka akhirnya membawa dampak pada proses produksi. Ketidak cocokan beberapa
bahan membuat bagian produksi harus bekerja ekstra untuk memproduksi jumlah bahan
baku sesuai standar yang berlaku.
Kesalahan yang sama ditahun 2008 dan 2009 membuat penulis yakin bahwa
perusahaan PT Vinayaka Abadi belum melakukan analisis lebih mendalam lagi mengenai
varians jumlah bahan baku yang akan di produksi. Sehingga pada bahan baku tertentu akan
18
selalu terjadi kesalahan yang sama ditahun yang berbeda. Agar hal ini bisa teratasi
perlunya analsis vaarians bahan baku untu kemajuan perusahaan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
19
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV maka dapat diambil
simpulan yaitu dalam menetapkan standar harga dan jumlah bahan baku yang akan di
produksi pada sebuah perusahaan dibutuhkan analisis yang lebih dalam lagi. Hal ini untuk
menghindari pemahaman yang salah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan harga dan
kuantitas barang yang akan diproduksi. Karena kenyataanya dari hasil penelitian ini,
keberhasilan manajer dalam menekan harga pembelian yang terlihat menguntungkan
sebenarnya tidak menguntungkan yang terlihat dari proses produksi yang gagal.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan PT Vinayaka Abadi
Palembang melakukan analisis yang lebih dalam terhadap penetapan standar biaya dan
kuantitas bahan baku yang akan diproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison,Ray H dan Eric W Noreen.2000.Akuntansi Manajerial.Jakarta:Salemba Empat.
Ginting,Jihen.2012.Akuntansi Manajemen.Medan:UNIMED PRESS.
20
Mowen,Hansen.2004.Manajement Accounting:Salemba Empat.
http://news.palcomtech.com/wpcontent/uploads/Jurnal_FrangkyHusein_AnalisisPengendal
ianBiaya.pdf
21