Pengumpulan data dilakukan untuk mempero

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara
empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan
ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit
analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel
penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional
variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting
dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian data(Sugiyono, 2002)yang umum di gunakan dalam suatu penelitian
adalah:observasi, wawancara dan kuisioner
A.WAWANCARA
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap
secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara
ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isuisu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk

pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa
yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus
memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat
Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara
berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). Secara garis besar aa dua macam pedoman
wawancara, yaitu:
1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan
hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara.
Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk
penilaian khusus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada
nomor yang sesuai.

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini
maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan

demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang
lengkap dan mendalam.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara
:
a.
Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika
mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b.

Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c.
Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat
dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu
:
a.
Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya
kurang baik.
b.


Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c.

Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh
interviwer.
B.OBSERVASI
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi &
Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsurunsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya
wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan
dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi
subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting
yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang

diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton
menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

a.
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang
diteliti akan atau terjadi.
b.
Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah
secara induktif.
c.
Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri
kurang disadari.
d.
Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena
berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e.
Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap

penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data
yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti
MACAM-MACAM OBSERVASI
a. Observasi Partisipatif

Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan
dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti


Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)



Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.


Partisipasi Moderat meneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa
kegiatan saja, tidak semua kegiatan.

Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum

sepenuhnya lengkap


Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar


Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.


Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi
yang dirahasiakan narasumber.
c. Observasi tak Berstruktur


Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas


Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan

menggunakan pedoman observasi

MANFAAT OBSERVASI


Menurut Nasution (1988)



Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.



Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.



Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.




Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.



Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.



Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.

OBYEK OBSERVASI
1.

Space : Ruang dalam aspek fisiknya

2.

Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial


3.

Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang

4.

Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu

5.

Act : Perbuatan / Tindakan tertentu

6.

Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang

7.

Time : Urutan Kegiatan


8.

Goal : Tujuan yang ingin dicapai

9.

Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

TAHAPAN OBSERVASI
Observasi Deskriptif :
1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang
dilihat, semua yang didengar, dll.
3. Observasi Terfokus :
4. Observasi dipersempit pada aspek tertentu
5. Observasi Terseleksi :

6. Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih
rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori
KEUNTUNGAN METODE OBSERVASI

1. 1. Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat
dan sulit dibantah.
2. 2. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi,
misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.
3. 3. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan
memperbanyak observer.
4. 4. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat
pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.
KELEMAHAN METODE OBSERVASI
1. 1. Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
2. 2. Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.
3. 3. Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang
menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia.
4. 4. Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan
menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi.
5. 5. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu,
sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
C. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau
respon sesuai dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan
pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa
sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas.
Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan,
diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan,
responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat
dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan
jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
MACAM-MACAM KUISIONER

1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih
jawaban yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan
jawabannya sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan
jawaban.
KEUNTUNGAN METODE KUISIONER
1. Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.
2. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan
keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
3. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling
mudah adalah dengan angket.
4. Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien
untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.
5. Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk
mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
6. Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja,
tanpa terkesan terpaksa.
KELEMAHAN METODE KUISIONER
1. Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada
hal-hal yang ditanyakan.
2. Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia
menghendaki demikian.
3. Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.
4. Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini
adalah kurang tepat.

5. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
6. Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari
pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan
dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.
7. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakaH sudah responden sudah
terjawab atau belum.
8. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena
kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal
yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner