Jurnal Karya Tulis Ilmiah ABSTRAK GAMBAR

,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

ABSTRAK
GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN
JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013
Fitri Wahyuna1, Zainal Abidin2
vi + 40 halaman : 6 tabel + 1 gambar + 9 lampiran
Latar Belakang: Berdasarkan observasi pada ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya dengan
menjumpai sebanyak 15 orang ibu menyusui untuk diwawancarai tentang pengetahuan pola makan ibu
menyusui, yang merupakan asupan kebutuhan gizi ibu menyusui, peneliti mendapatkan informasi bahwa
sebanyak 24 responden mengatakan bahwa pola makan masih belum teratur dan asupan gizi mengikuti
pola makan biasa dengan mengkonsumsi makanan yang seadanya untuk memenuhi kebutuhan makan
sehari-hari dan pola makan ibu menyusui secara baik menurut kesehatan masih kurang. Hal ini
disebabkan ibu menyusui dijumpai masih terlalu banyak pantangan makanan yang disebabkan oleh
pengaruh faktor sosial budaya masyarakat setempat yang sangat ketat dalam hal pantangan makanan
ketika sedang menyusui Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola
makan ibu menyusui ditinjau berdasarkan pengetahuan, sosial budaya dan status gizi. Metode Penelitian:
Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan crossectional, yaitu untuk
mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya
Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah
sebanyak 55 orang, dan yang menjadi sampel adalah total sampling. Cara pengumpulan data dengan cara

membagikan kuesioner. Hasil Penelitian : Hasil penelitian pada tanggal 24 sampai 27 Agustus 2013
menunjukkan bahwa mayoritas pola makan ibu menyusui berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak
31 responden (56,4%), berdasarkan pengetahuan berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 36
responden (65,5%). Berdasarkan sosial budaya mayoritas pada kategori negative, yaitu sebanyak 34
responden (61,8%), berdasarkan status gizi mayoritas pada kategori gizi kurang, yaitu sebanyak 28
responden (50,9%). Kesimpulan: Dari 55 responden diperoleh hasil bahwa pola makan ibu menyusui
berada pada kategori kurang. Diharapkan kepada ibu menyusui untuk dapat memenuhi pola makannya,
sehingga nutrisinya terpenuhi, dan turut mempertimbangkan unsur budaya yang berkembang di
masyarakat, bahwa ibu menyusui harus banyak pantangan, terutama makanan-makanan yang
mempengaruhi kualitas ASInya dan pada akhirnya turut memberikan pengaruh kepada fisik bayinya.
Kata kunci
Sumber buku
1.
2.

: pengetahuan, budaya dan gizi ibu.
: 14 buku (2000 – 2010) + 10 situs internet (2012-2013)

Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah
Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U`Budiyah


I. Pendahuluan
Pola makan (diet) ibu menyusui biasanya
membutuhkan diet kalori tinggi, bergizi tinggi
dan seimbang, yang harus sudah mulai
disiapkan ibu sejak masa sebelum dan selama
kehamilannya. Ibu menyusui perlu makan lebih
banyak dibandingkan pada saat hamil. Dalam
sehari, umumnya ibu menyusui akan
memproduksi 800 ml ASI dan membakar 1000
kalori. Untuk menjamin produksi ASI, ibu
memerlukan makanan tinggi kalori dengan
tambahan 500 – 800 kalori perharinya. Pada
kondisi dimana seorang ibu memiliki bayi
kembar, maka tambahan kalori tambahan kalori

yang diperlukan akan jauh lebih banyak lagi
(Informasitips.com, 2012).
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama
bayi. Oleh sebab itu, untuk menjamin

kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang
sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi
ASI rata-rata 800 – 850 mililiter perhari dan
mengandung kalori 60 – 65 kalori, 1,0 – 1,2
gram, dan lemak 2,5 – 3,5 gram setiap 100
mililiter. Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu, dan
harus digantikannya dengan suplai makanan ibu
sehari-hari. Untuk itu maka ibu yang sedang
menyusui memerlukan tambahan 800 kalori
sehari dan tambahan protein 25 gram sehari, di

atas kebutuhan bila ibu tidak menyusui
(Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan Buku Registrasi kunjungan
berobat terdapat ibu menyusui di Puskesmas
Jangka Buya dari Bulan Agustus 2012 sampai
Januari 2013, didapatkan data sebanyak 105
orang ibu menyusui yang rutin berobat dan
memeriksa kesehatannya. Pada umumnya ibuibu yang berobat tersebut masih menyusui,
bahwa sebagian besar dari ibu menyusui yang

berobat belum mengikuti secara benar tentang
asupan gizi dan pola makan ibu menyusui. Hal
ini disebabkan oleh faktor sosial budaya yang
masih banyak terdapat pantangan makanan
ketika ibu dalam masa menyusui (Puskesmas
Jangka Buya, 2013).
Kemudian dari hasil observasi awal di
Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka
Buya didapatkan dari Buku Register Penduduk
Desa dengan data penduduk sebanyak 1889 jiwa
yang terdiri dari 906 laki-laki dan perempuan
983 jiwa, diantaranya sebanyak 55 orang ibu
yang menyusui.
Berdasarkan observasi pada ibu menyusui
di Kemukiman Jangka Buya dengan menjumpai
sebanyak 15 orang ibu menyusui untuk
diwawancarai tentang pengetahuan pola makan
ibu menyusui, yang merupakan asupan
kebutuhan gizi ibu menyusui, peneliti
mendapatkan informasi bahwa sebanyak 24

responden mengatakan bahwa pola makan
masih belum teratur dan asupan gizi mengikuti
pola makan biasa dengan mengkonsumsi
makanan yang seadanya untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari-hari dan pola makan
ibu menyusui secara baik menurut kesehatan
masih kurang. Hal ini disebabkan ibu menyusui
dijumpai masih terlalu banyak pantangan
makanan yang disebabkan oleh pengaruh faktor
sosial budaya masyarakat setempat yang sangat
ketat dalam hal pantangan makanan ketika
sedang menyusui (Rully, 2011).
Dari permasalahannya yang telah diuraikan
di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Gambaran Sosial Budaya dengan Pola
Makan Ibu Menyusui di Kemukiman Jangka
Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013”.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum

Mengetahui gambaran sosial budaya dengan
pola makan ibu menyusui di Kemukiman
Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya
Kabupaten Pidie Jaya.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya
terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau
berdasarkan pengetahuan.
b. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya
terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau
berdasarkan sosial budaya.
c. Untuk mengetahui gambaran sosial budaya
terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau
berdasarkan status gizi.

II. METODOLOGI
a. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini
meliputi pengetahuan (Notoatmodjo, 2003,

Wikipedia, 2013), sosial budaya (Qahar, 2012,
Salim, 2000, dan Wikipedia, 2012) dan Status
Gizi (Surangga, 2013, dan Hartati, 2003).
Kerangka konsep pada penelitian ini dapat
dilihat pada skema di bawah ini:
Pengetahuan

Sosial Budaya

Pola makan ibu
menyusui

Status Gizi
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey
deskriptif dengan pendekatan crossectional,
yaitu penelitian mempelajari hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen
dengan cara mengumpulkan data (Notoatmodjo,
2005). Untuk mengetahui gambaran sosial

budaya dengan pola makan ibu menyusui di
Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka
Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013.
Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu menyusui (0 – 24 bulan) di Kemukiman
Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya
Kabupaten Pidie Jaya yang berjumlah 55 orang.
Sampel penelitian ini adalah semua ibu
menyusui yang mempunyai anak berumur 0 –
24 bulan di Kemukiman Jangka Buya
Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya,
metode pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik total sampling, sehingga didapatkan
sampel 55 ibu menyusui

Tempat dan waktu Penelitian

Pengetahuan Ibu Menyusui


Tempat penelitian ini dilakukan di Kemukiman
Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya
Kabupaten Pidie Jaya. Waktu penelitian ini
dilaksanakan pada Agustus 2013

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui
di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka
Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

Pengumpulan dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan adalah data Primer dan
data sekunder.Data primer yaitu data yang
langsung diperoleh dari responden dengan
menyediakan kuesioner, setelah di isi dan
dikumpulkan kembali untuk kemudian di
koreksi. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari puskesmas.
Pengolahan Data
Menurut Budiarto (2002) data yang telah

didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap
berikut:
Editing,
Coding,
Transfering,
Tabulating,

No
1
2
3

Pengetahuan
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

Frekuensi
12

10
33
55

Persentase
21.8
18.2
60.0
100

Berdasarkan tabel 5.2 diatas terlihat bahwa
pengetahuan ibu menyusui berada pada kategori
rendah, yaitu sebanyak 33 responden (60%).

Sosial Budaya
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Sosial Budaya Ibu
Menyusui di kemukiman Jangka Buya
Kecamatan Jangka Buya Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan 27
Agustus 2013 dengan cara membagikan
kuesioner kepada responden yang telah menjadi
target penelitian yang berjumlah 55 responden,,
sedangkan yang menjadi variabel penelitian
adalah; pengetahuan, sosial budaya dan status
gizi, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel
berikut ini.

No Sosial Budaya
1 Positif
2 Negatif
Jumlah

Frekuensi
22
33
55

Persentase
40
60
100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas terlihat bahwa
mayoritas sosial budaya ibu menyusui
mayoritas berada pada kategori negatif, yaitu
sebanyak 33 responden (60%).

Pola makan ibu menyusui
Status Gizi
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Menyusui
di kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka
Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
No

Pola Makan

Frekuensi

Persentase

1

Cukup

49

89.1

2

Kurang

6

10.9

Jumlah

55

100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat
bahwa mayoritas ibu menyusui berada pada
kategori cukup, yaitu sebanyak 49 responden
(89,1%)

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Gizi Ibu Menyusui di
kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka
Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013
No Status Gizi Frekuensi
1 Kurus
31
2 Normal
15
3 Gemuk
9
Jumlah
55
Sumber:Data Primer (diolah)2013

Persentase
56.4
27,2
16.4
100

Berdasarkan tabel 5.4 diatas terlihat bahwa
mayoritas status gizi ibu menyusui berada pada
kategori status gizi kurus, yaitu sebanyak 31
responden (56,4%).

Pola makan Berdasarkan pengetahuan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola
Makan Ibu Menyusui dengan Pengetahuan di
Kemukiman Jangka Buya Kecamatan
Jangka Buya Kabupaten
Pidie Jaya Tahun 2013

Pola Makan

Pola makan dengan status gizi
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola
Makan Ibu Menyusui dengan Status Gizi di
Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka
Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013

Jumlah

Cukup

Kurang

f

f

%

1 Tinggi

11 91.7 1

8.3

2 Sedang

9 90.0 1 10.0 10 100

3 Rendah
Total

29 87.9 4 12.1 33 100
49
6
55

No Pengetahuan

%

f

%

12 100

Status
Gizi

Pola Makan

1 Kurus

%
Cukup Kurang F
F % F %
28 90.3 3 9.7 31 100

2 Normal

12 80.0 3 20.0 15 100

3 Gemuk
Jumlah

9 100 0 0.0 9 100
49
0
55

No

Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa
responden yang berpola makan cukup semuanya
berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9
responden (100%) dan responden yang berpola
makan kurang mayoritas berkategori gizi
normal, yaitu sebanyak 3 responden (20%).

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat
dilihat bahwa responden yang pola makan
cukup mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu
sebanyak 11 responden (91,7%), dan responden
yang berpola makan kurang mayoritas
berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4
responden (12,1%).

Pembahasan
Pola makan berdasarkan sosial budaya
Pola makan Berdasarkan pengetahuan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Tabulasi Silang Pola
Makan Ibu Menyusui dengan Sosial Budaya di
Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka
Buya Kabupaten Pidie Tahun 2013

Pola Makan

Jumlah

Cukup

Kurang

f

%

f %

1 Positif

18

81.8

4

18.2 22

100

2 Negatif
Jumlah

31
49

93.9

2
6

6.1

100

No

Sosial Budaya

f

%

33
55

Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa
responden yang berpola makan cukup mayoritas
bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18
responden (81,8%), dan responden yang berpola
makan kurang, mayoritas berada pada kategori
sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4
responden (18,2%).

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat
bahwa responden yang pola makan cukup
mayoritas
berpengetahuan
tinggi,
yaitu
sebanyak 11 responden (91,7%), dan responden
yang berpola makan kurang mayoritas
berpengetahuan rendah, yaitu sebanyak 4
responden (12,1%).
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu”
dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan
terjadi
melalui
pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang
telah dilakukan oleh Nurhafni (2012) tentang
gambaran pola makan ibu menyusui di Desa
Peulakan Cibrek Kecamatan Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa
pengetahuan tentang pola makan ibu menyusui
di Desa Plakan Cibrek dominan berada pada
tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 5
responden (41,67%).

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
berasumsi bahwa pola makan responden
dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilikinya,
responden yang berpengetahuan tinggi, secara
otomatis akan mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi makanan dalam porsi yang
lebih, sehingga pola makannya cukup.
Pola makan Berdasarkan Sosial Budaya
Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa
responden yang berpola makan cukup mayoritas
bersosial budaya negatif, yaitu sebanyak 18
responden (81,8%), dan responden yang berpola
makan kurang, mayoritas berada pada kategori
sosial budaya positif, yaitu sebanyak 4
responden (18,2%).
Sosial budaya adalah suatu system
pengetahuan yang memiliki ide dan gagasan
yang terdapat dalam fikiran manusia sehingga
dalam kehidupan sehari-hari itu bersifat abstrak.
Perwujudan sosial budaya yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya
berupa prilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola fikir, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat (Wikipedia, net).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang
telah dilakukan oleh Nurhafni (2012) tentang
gambaran pola makan ibu menyusui di Desa
Peulakan Cibrek Kecamatan Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa
mayoritas pola
makan
ibu
menyusui
berdasarkan sosial budaya berada pada kategori
mendukung, yaitu sebanyak 13 responden
(56%)
Berdasarkan hasil
penelitian, peneliti
berasumsi bahwa pola makan responden
dipengaruhi oleh sosial budaya yang dimiliki,
responden yang memiliki sosial budaya yang
positif, tentunya memiliki pola makan yang
cukup.
Pola makan Berdasarkan Status Gizi
Berdasarkan tabel 5.6 terlihat bahwa
responden yang berpola makan cukup semuanya
berstatus gizi gemuk, yaitu sebanyak 9
responden (100%) dan responden yang berpola
makan kurang mayoritas berkategori gizi
normal, yaitu sebanyak 3 responden (20%).

sistem tubuh, pertumbuhan,
kesehatan (Wikipedia, 2013).

pemeliharaan

Berdasarkan penelitian terdahulu yang
telah dilakukan oleh Nurhafni (2012) tentang
gambaran pola makan ibu menyusui di Desa
Peulakan Cibrek Kecamatan Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya diperoleh hasil bahwa
responden yang berpengetahuan tinggi berada
pada kategori pendidikan pola makan cukup,
yaitu sebanyak 2 responden (40,0%) dan yang
berpengetahuan rendah juga mayoritas pada
pola makan cukup, yaitu sebanyak 3 responden
(75,00%).
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
berasumsi bahwa pola makan ibu tidak serta
merta mempengaruhi status gizi ibu, ini
tentunya disebabkan oleh banyak faktor yang
mengakibatkan status gizi ibu menjadi
terganggu, misalnya faktor ibu mengidap suatu
penyakit tertentu.

IV.PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Berdasarkan pola makan dapat dilihat bahwa
responden yang pola makan cukup
mayoritas berpengetahuan tinggi, yaitu
sebanyak 11 responden (91,7%), dan
responden yang berpola makan kurang
mayoritas berpengetahuan rendah, yaitu
sebanyak 4 responden (12,1%).
2. Berdasarkan sosial budaya dapat dilihat
bahwa responden yang berpola makan cukup
mayoritas bersosial budaya negatif, yaitu
sebanyak 18 responden (81,8%), dan
responden yang berpola makan kurang,
mayoritas berada pada kategori sosial
budaya positif, yaitu sebanyak 4 responden
(18,2%).
3. Berdasarkan status gizi dapat di lihat bahwa
responden yang berpola makan cukup
semuanya berstatus gizi gemuk, yaitu
sebanyak 9 responden (100%) dan
responden yang berpola makan kurang
mayoritas berkategori gizi normal, yaitu
sebanyak 3 responden (20%).
Saran

Gizi adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari

1. Diharapkan bagi dinas kesehatan dapat
memberikan penyuluhan dan bimbingan

kepada masyarakat, khususnya kepada ibu
menyusui tentang bagaimana cara mengelola
pola makan selama menyusui.
2. Diharapkan bagi ibu menyusui agar menjadi
masukan untuk dapat memenuhi pola
makannya, sehingga nutrisinya terpenuhi,
dan turut mempertimbangkan unsur budaya
yang berkembang di masyarakat, bahwa ibu
menyusui harus banyak pantangan, terutama
makanan-makanan yang mempengaruhi
kualitas ASInya dan pada akhirnya turut
memberikan pengaruh kepada fisik bayinya.
3. Dapat memberikan pengalaman dalam
penulisan karya tulis ilmiah dan dapat
menambah wawasan keilmuan penulis
tentang gambaran sosial budaya dengan pola
makan ibu menyusui di pemukiman Jangka
Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten
Pidie Jaya .
4. Bagi peneliti lain dapat menjadi sebagai
bahan bacaan dan referensi yang dapat
dimanfaatkan bagi peneliti lain mengenai hal
tersebut.

REFERENSI
Astuti, Luthfi Dwi Puji. 2010. Makanan Sehat
untuk Ibu Menyusui. [Online] dari:
http:beta.wap.vivanews.com/news/r
ead/192346-makanan-sehat-untukibu-menyusui (Diakses 5 Februari
2013)
Budiarto, 2002, Biostatistika untuk Kedokteran
dan Kesehatan Masyarakat, EGC:
Jakarta.
Burhan, Hariati. 2012. Tujuan Indonesia Sehat.
[Online]
dari:
http:hariatiburhan.blogspot.com/2012/04/tujua
n-indonesia-sehat
(Diakses
5
Februari 2013).
Demedia. 2007. Menu Sehat untuk Ibu
Menyusui. Graha Medika: Jakarta
Gupte, Juan. 2007. Kebutuhan Ibu dalam Masa
Menyusui. Gramedia: Jakarta
Hartati, 2003, Psikologi Perkembangan, Arca
Medica: Jakarta
Informasitips.com. 2012. Nutrisi dan Pola
Makan yang Benar saat Menyusui.
[Online] dari: http://informasitips.
com/nutrisi-dan-pola-makan-yangbenar-saat-menyusui (Diakses 5
Februari 2013).
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: Jakarta
Muaris, Hindah. 2004. Untuk Ibu Menyusui.
Gramedia: Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
___________,
2007,
Ilmu
Kesehatan
Masyarakat, Edisi Revisi, Rineka
Cipta, Jakarta
Oetami, Roesli. 2009. Mengenal Asi Eksklusif.
Jhonson-Jhonson: Jakarta
Puskesmas Jangka Buya, 2013, Data Pola
Makan ibu Menyusui
Qahar, 2012. Kajian Budaya. [Online] dari:
http://bloggercompecintabahasa.blo
gspot (Diakses 4 Februari 2013).
Suparyanto. 2010. Konsep Ibu Menyusui.
[Online]
dari:
http:www.carantrik.com/2010/07/k
onsep-ibu-menyusui.html (Diaskes
5 Februari 2013)
Salim, Emil. 2000. Kembali Ke Jalan Lurus.
Alvabeth: Jakarta
Sumarah. 2009. Makanan yang baik di
Konsumsi Ibu Menyusui. Gramedia:
Jakarta
Syah, 2012. Pola Makan Ibu Menyusui Usia 0 –
1
Tahun.
[Online]
dari:
http://bloggercompecintabahasa.blo
gspot (Diakses 4 Februari 2013).
Syakur. 2012. Kebutuhan Makanan Ibu
Menyusui.
[Online]
dari:
http.www.kesehatan123.com/3247/
kebutuhan-makanan-ibu-menyusui
(Diakses 2 Februari 2013).
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
WHO, 2019, Pola Makan Ibu Menyusui;
dari:http:www.WHO.org
(diakses pada tanggal 12 Juli
2012)
Wikipedia. 2012. Budaya. [Online] dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
(Diakses 5 Februari 2013).
Winardo,
2012.
IMT.
Dari:
http.winardo@wordpress.html
(Diakses 5 Februari 2013)
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI
Makanan Terbaik untuk Kesehatan
Kecerdasan dan Kelincahan Si
Kecil. Andi Offset: Jakarta