DETERMINAN PERILAKU NASABAH PENGGUNA MOBILE BANKING: MODEL DECOMPOSED THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

DETERMINAN PERILAKU NASABAH PENGGUNA MOBILE BANKING: MODEL DECOMPOSED THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Eva Fauzia Dian Pratiwi

[email protected]

Imam Subekti Aulia Fuad

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRACT

This study is aimed to analyze variables in Decomposed Theory of Planned Behavior. The study is also examining whether behavior control perception variable affecting mobile banking service usage indirectly through intention to use it as medium variable. The sample of this study is customers who use mobile banking service in Surabaya. The result show that perception construct of feasible usage and compatibility not affecting the behavior of the mobile banking service users. Behavior construct also does not affect the intention to use, behavior control perception does not affect the behavior of mobile banking service usage. In the other hand, feasibility perception and risk perception affecting the behavior for the use of mobile banking service. Interpersonal and social norms affect the subjective norms. Self-confidence and facility condition affect the behavior control perception. Behavior, subjective norms and behavior control perception affect the intention in using mobile banking service, test result recently show that intention affect the behavior in using mobile banking service. Implication of this study is relevant for bank management and mobile banking analysis service to reconsider factors of usage, compatibility, behavior and behavior control perception in applying and developing mobile banking system.

Key words: decomposed theory of planned behavior, mobile banking, intention as medium variable

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel–variabel yang terdapat dalam Decomposed Theory of Planned Behavior . Penelitian ini juga menguji apakah variabel persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh tidak langsung terhadap perilaku penggunaan mobile banking melalui minat dalam menggunakan sebagai variabel mediasi. Sampel penelitian ini adalah nasabah yang menggunakan layanan mobile banking di Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa konstruk persepsi kemudahan penggunaan dan kompatibilitas tidak memiliki pengaruh terhadap sikap penggunaan layanan mobile banking . Konstruk sikap juga tidak memiliki pengaruh terhadap minat dalam menggunakan, persepsi kontrol perilaku juga tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku penggunaan layanan mobile banking. Sebaliknya, persepsi kemudahan dan persepsi risiko memiliki pengaruh terhadap sikap penggunaan mobile banking. Norma interpersonal dan norma sosial memiliki pengaruh terhadap norma subjektif. Keyakinan sendiri dan kondisi fasilitas memiliki pengaruh terhadap persepsi kontrol perilaku. Sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh terhadap minat dalam menggunakan layanan mobile banking. Hasil pengujian terakhir menunjukkan minat memiliki pengaruh terhadap perilaku penggunaan layanan mobile banking. Implikasi dari studi ini relevan bagi pihak manajemen bank dan analisis mobile banking agar memperhatikan kembali faktor kegunaan, kompatibilitas, sikap dan persepsi kontrol perilaku dalam menerapkan dan mengembangkan sistem mobile banking.

Kata kunci: decomposed theory of planned behavior, mobile banking, minat sebagai variabel mediasi

PENDAHULUAN

kembangan teknologi yang begitu pesat, Perkembangan ekonomi yang diikuti

telah mempengaruhi aktivitas kehidupan dengan perkembangan teknologi menuntut

manusia dalam berbagai bidang. Beragam- dunia bisnis untuk selalu berinovasi. Per-

nya aktivitas manusia menuntut setiap indi-

Determinan Perilaku Nasabah Pengguna Mobile Banking ... – Pratiwi, Subekti, Fuad

vidu untuk selalu bertindak cepat, praktis dan efisien. Kemajuan teknologi informasi menjadi salah satu faktor penting untuk membangun industri, salah satunya adalah industri jasa layanan perbankan. Kanna- biran (2005), memberikan pelayanan terbaik dan kemudahan kepada nasabah dalam bertransaksi adalah menjadi satu tujuan penting yang ingin dicapai oleh setiap bank. Metode konvensional yang selama ini di- pakai dirasakan kurang efektif dan efisien, karena nasabah harus menyisihkan waktu nya untuk datang ke bank dan untuk me- lakukan transaksi. Dengan berkembangnya teknologi tentu setiap nasabah mengingin- kan adanya perkembangan dalam metode bertransaksi.

Branchless banking merupakan salah satu solusi inovasi bisnis di dunia perbankan. Branchless banking adalah kegiatan pem- berian jasa layanan sistem pembayaran dan keuangan terbatas yang dilakukan tidak melalui kantor fisik bank tapi meng- gunakan sarana teknologi dan atau jasa pihak ketiga. Salah satunya adalah dengan mengembangkan teknologi dengan bertran- saksi secara online. Layanan perbankan yang dikenal dengan istilah e-banking membuat nasabah akan mendapatkan layanan infor- masi dan akan dapat transaksi secara cepat, tepat, mudah, dan murah. Hartono (2007), mengemukakan bahwa meskipun kualitas teknik sistem teknologi informasi sudah meningkat, masih saja banyak yang meng- alami kegagalan dalam penerapannya. Salah satu penyebab kegagalan adalah lebih pada aspek keperilakuannya (behavioral). Peneliti- an mengenai perilaku individu terhadap penggunaan teknologi antara lain studi yang dilakukan oleh Lin dalam konteks e- commerce , menyatakan bahwa Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kontrol Perilaku mem- pengaruhi minat dalam menggunakan e- commerce. Shih and Fang (2004) dalam studi- nya menyatakan bahwa sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku mem- pengaruhi minat dalam menggunakan internet banking system . Ali et al. (2013), dalam konteks mobile banking menyatakan dalam

studinya bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dalam menggunakan, kompati- bilitas memiliki pengaruh positif terhadap minat, risiko memiliki pengaruh negatif terhadap minat. Norma subjektif dan per- sepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh positif terhadap minat dan perilaku peng- gunaan mobile banking. Studi Hsu and Chiu dalam (Sulistiyarini 2012), menyatakan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap minat. Norma subjektif tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap minat. Persepsi kontrol perilaku memiliki pengaruh positif terhadap minat. (Sulistiyarini, 2012), menggunakan model kombinasi TAM (Theory Acceptance Model) dan TPB (Theory Planned Behaviour ). Dalam studinya (Sulis- tiyarini, 2012) memberikan hasil bahwa minat individu dalam menggunakan mobile banking ditentukan oleh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap dan norma subjektif, sedangkan faktor persepsi kontrol perilaku tidak memiliki pengaruh terhadap minat dalam penggunaan mobile banking.

Berdasarkan beberapa penelitian ter- sebut terlihat bahwa ada ketidakkonsisten- an terhadap hasil dalam setiap penelitian. Penelitian ini dibuat untuk kembali meng- ukur faktor yang mempengaruhi perilaku dalam penggunaan mobile banking. Per- bedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian sebelumnya adalah pendekatan model yang akan digunakan oleh peneliti adalah pendekatan model Decomposed Theo- ry of Planned Behavior dengan menambahkan variabel risiko pada model penelitiannya. Pada studi kali ini peneliti menambahkan minat sebagai variabel mediasi persepsi kontrol perilaku terhadap perilaku. Model teori kombinasi TAM dan TPB yang sering juga disebut Decomposed Theory of Planned Behavior yang menerangkan perilaku se- seorang dengan konstruksi model multi dimensional. Pada model Decomposed Theory of Planned Behavior ini memiliki perbedaan dengan model teori Theory Reasoned Action yang dimana perbedaannya terletak pada faktor penentu sikap, sikap tidak hanya

380 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 378 – 396

tergantung pada persepsi kegunaan dan positif terhadap minat nasabah dalam persepsi kemudahan penggunaan saja, tetapi

menggunakan layanan mobile banking, (11) juga dipengaruhi oleh kompatibilitas.

Apakah persepsi kontrol perilaku nasabah Kompatibilitas disini didefinisikan sebagai

berpengaruh positif terhadap minat dan sejauh mana inovasi cocok dengan nilai–nilai

berpengaruh positif terhadap perilaku yang dianut oleh adopter saat ini, termasuk

nasabah dalam penggunaan mobile banking, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan

(12) Apakah persepsi kontrol perilaku nasa- saat itu. Decomposed Theory of Planned Beha-

bah berpengaruh positif terhadap perilaku vior dapat memberikan penjelasan terhadap

pengguna mobile banking, (13) Apakah minat minat untuk melakukan adopsi secara lebih

perilaku nasabah berpengaruh positif ter- mendalam. Peneliti juga menambahkan

hadap perilaku nasabah dalam penggunaan variabel persepsi risiko sebagai salah satu

mobile banking , (14) Apakah persepsi kontrol faktor yang mempengaruhi perilaku dalam

perilaku berpengaruh positif terhadap peri- menggunakan layanan mobile banking dan

laku nasabah dalam penggunaan layanan peneliti menguji minat sebagai variabel

mobile banking melalui minat nasabah dalam mediasi persepsi kontrol perilaku terhadap

menggunakan mobile banking. perilaku pengguna mobile banking. Dari uraian di atas dan fenomena yang

TINJAUAN TEORETIS

telah diungkapkan, maka dapat dirumus-

Peraturan Bank Indonesia Terkait

kan masalah yang akan diteliti adalah se-

Penggunaan E-Banking

bagai berikut: (1) Apakah persepsi keguna- Perkembangan statistik perbankan di- an memiliki pengaruh positif terhadap sikap

satu sisi merupakan meningkatnya peranan nasabah dalam menggunakan layanan mobile

perbankan dalam perekonomian nasional. banking , (2) Apakah persepsi kemudahan

tetapi disisi lain juga menunjukkan tingkat dalam menggunakan memiliki pengaruh

persaingan bisnis di antara bank-bank di positif terhadap sikap nasabah dalam meng-

Indonesia. Ketatnya persaingan antar bank gunakan layanan mobile banking, (3) Apakah

dan semakin banyak bank yang menyedia- kompatibilitas memiliki pengaruh positif

kan layanan atau jasa mobile banking dari terhadap sikap nasabah dalam mengguna-

waktu ke waktu, menuntut perbankan untuk kan layanan mobile banking, (4) Apakah per-

senantiasa meningkatkan efisiensi dan mutu sepsi risiko memiliki pengaruh positif ter-

pelayanan kepada masyarakat. Hal ini hadap sikap perilaku nasabah dalam meng-

diikuti pula dengan semakin tinggi risiko gunakan layanan mobile banking, (5) Apakah

yang akan timbul dari kemajuan teknologi norma interpersonal berpengaruh positif

perbankan dalam hal penyediaan layanan terhadap norma subjektif nasabah dalam

mobile banking tersebut, oleh sebab itu, Bank menggunakan layanan mobile banking, (6)

Indonesia mengeluarkan peraturan yang Apakah norma sosial berpengaruh positif

terkait dengan perkembangan teknologi e- terhadap norma subjektif nasabah dalam

banking melalui peraturan Bank indonesia menggunakan layanan mobile banking, (7)

No.9/15/PBI/2007 tahun 2007 tentang Pe- Apakah keyakinan sendiri berpengaruh

nerapan Manajemen Resiko Dalam Peng- positif terhadap persepsi kontrol perilaku

gunaan Teknologi informasi Oleh Bank nasabah dalam menggunakan layanan mobile

Umum. Mobile banking disini disebutkan banking, (8) Apakah kondisi fasilitas berpe-

dengan istilah electronic banking. Ketentuan ngaruh positif terhadap persepsi kontrol

pasal yang mengatur secara khusus tentang perilaku nasabah dalam menggunakan

electronic banking dalam peraturan Bank layanan mobile banking, (9) Apakah sikap

Indonesia Nomor 9/15/ PBI/2007 tersebut berpengaruh positif terhadap minat nasabah

adalah pasal 22 dan pasal 23. dalam menggunakan layanan mobile banking,

Pasal 22: (1) Bank yang menyelenggara- (10) Apakah norma subjektif berpengaruh

kan kegiatan Electronic Banking wajib me-

Determinan Perilaku Nasabah Pengguna Mobile Banking ... – Pratiwi, Subekti, Fuad

menuhi ketentuan Bank Indonesia yang norma subjektif, normative beliefs dan moti- berlaku, (2) Bank harus memberikan edukasi

vasi (Rilvari 2005). Dalam teori ini dijelaskan kepada nasabah mengenai produk Electronic

bahwa perilaku seseorang berada dibawah banking dan pengamanannya secara ber-

kendali individu itu sendiri dan dapat secara kesinambungan.

akurat menjelaskan faktor yang mempe- Pasal 23: (1) Setiap rencana penerbitan

ngaruhi individu dalam mengadopsi tekno- produk Electronic Banking baru harus dimuat

logi (Laukkanen 2005). Teori ini dikembang- dalam rencana bisnis bank, (2) Setiap ren-

kan oleh Fishbein and Ajzen (1975), diharap- cana penerbitan produk Electronic Banking

kan menjadi salah satu teori penting yang yang bersifat transaksional wajib dilaporkan

digunakan untuk menjelaskan perilaku kepada Bank Indonesia paling lambat 2(dua)

manusia.

bulan sebelum produk tersebut diterbitkan,

Theory Planned Behavior (TPB)

(3) Pelaporan rencana produk Electronic Theory Planned Behavior (TPB) merupa- Banking sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kan pengembangan lebih lanjut dari Theory tidak berlaku bagi produk Electronic banking

Of Reasoned Action (TRA). Ajzen (1991) dalam sepanjang terdapat ketentuan bank Indo-

Sulistiyarini (2012), mengembangkan teori nesia yang secara khusus mengatur per-

TPB ini dengan menambahkan sebuah syaratan persetujuan produk tersebut, dan

variabel yang belum ada di TRA, yaitu seterusnya.

variabel pengendalian persepsi perilaku Dalam rangka memberikan perlindung-

(perceived behavioral control ). Teori ini me- an kepada nasabah dalam penggunaan

nyediakan suatu kerangka untuk mem- layanan electronic banking, undang–undang

pelajari sikap terhadap perilaku. Berdasar- nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan

kan teori tersebut, penentu terpenting peri- konsumen juga dapat dikaitkan dengan

laku seseorang adalah minat untuk ber- penyelenggaraan electronic banking dalam hal

perilaku. Minat individu untuk menampil- ini, perusahaan yang dimaksud adalah bank,

kan suatu perilaku adalah kombinasi dari dan konsumen yang dimaksud adalah

sikap untuk menampilkan perilaku tersebut nasabah. Dari beberapa peraturan terkait e-

dan norma subjektif. Sikap individu ter- banking diatas dapat disimpulkan bahwa hadap perilaku meliputi kepercayaan me- pemerintah Indonesia khususnya bank Indo-

ngenai suatu perilaku, evaluasi terhadap nesia sebagai bank yang melakukan pe-

hasil perilaku, norma subjektif, kepercaya- ngawasan terhadap Bank–bank yang ber-

an-kepercayaan normatif dan motivasi operasi di Indonesia, telah memberikan per-

untuk patuh. Jika seseorang mempersepsi hatian yang cukup terkait pelaksanaan e-

bahwa hasil dari menampilkan suatu peri- banking di Indonesia. Perhatian tersebut di-

laku tersebut positif, maka dapat disimpul- tunjukkan dengan dikeluarkannya peratur-

kan bahwa seseorang memiliki sikap positif an–peraturan terkait pelaksanaan e-banking

terhadap perilaku tersebut. Sebaliknya juga baik bagi bank yang menyelenggarakan

dapat dinyatakan bahwa jika suatu perilaku maupun bagi nasabah yang memanfaatkan

difikirkan negatif. Orang-orang lain yang atau menggunakan sistem tersebut.

relevan memandang bahwa menampilkan

Theory Of Reasoned Action

perilaku tersebut sebagai sesuatu yang Theory Of Reasoned Action , minat peri-

positif dan seseorang tersebut termotivasi laku dalam menggunakan teknologi men-

untuk memenuhi harapan orang-orang lain jelaskan bahwa sikap seseorang berdasar-

yang relevan, maka itulah yang disebut kan pada perilaku dan norma subjektif. Sikap

dengan norma subjektif yang positif. Begitu seseorang mengarah pada perilaku yang

pula sebaliknya, orang-orang lain melihat terdiri dari kepercayaan dalam berperilaku

perilaku yang akan ditampilkan sebagai (behavioral beliefs), penilaian konsekwensi atas

sesuatu yang negatif dan seseorang tersebut perilaku (asess the consequences of behavior),

ingin memenuhi harapan orang-orang lain

382 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 378 – 396

tersebut, hal itu yang disebut dengan norma menampilkan suatu perilaku tertentu, di- subjektif negatif. Sikap dan norma subjektif

harapkan semakin berhasil ia melakukan- diukur dengan skala (misalnya skala likert)

nya. Minat adalah suatu fungsi dari ke- menggunakan frase suka atau tidak suka,

percayaan dan atau informasi yang penting baik atau buruk, dan setuju atau tidak se-

mengenai kecenderungan bahwa me- tuju. Minat untuk menampilkan suatu peri-

nampilkan suatu perilaku tertentu akan laku tergantung pada hasil pengukuran

mengarahkan pada suatu hasil yang spe- sikap dan norma subjektif. Hasil yang positif

sifik. Minat bisa berubah karena waktu. mengindikasikan minat berperilaku.

Semakin lama jarak antara minat dan peri- Perbedaan utama antara TRA dan TPB

laku, semakin besar kecenderungan ter- adalah tambahan penentu minat berperi-

jadinya perubahan minat. Ajzen dan Fish- laku yang ke tiga, yaitu persepsi kontrol

bein (1995) tidak hanya tertarik dalam hal perilaku. Persepsi kontrol perilaku ditentu-

meramalkan perilaku tetapi juga me- kan oleh dua faktor yaitu control beliefs

mahaminya, mereka mulai mencoba untuk (kepercayaan mengenai kemampuan dalam

mengindentifikasi penentu-penentu dari mengendalikan) dan perceived power (per-

minat berperilaku. Ajzen dan Fishbein (1995) sepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki

berteori bahwa minat adalah suatu fungsi untuk melakukan suatu perilaku). Persepsi

dari dua penentu utama, yaitu sikap ter- kontrol perilaku mengindikasikan bahwa

hadap perilaku dan norma subjektif dari motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagai-

perilaku.

mana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau Sikap dianggap sebagai anteseden per- kemudahan untuk menampilkan suatu peri-

tama dari minat dalam berperilaku. Sikap laku tertentu. Jika seseorang memiliki control

adalah kepercayaan positif atau negatif beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor

untuk menampilkan suatu perilaku ter- yang ada yang akan memfasilitasi suatu

tentu. Kepercayaan-kepercayaan atau beliefs perilaku, maka seseorang tersebut memiliki

ini disebut dengan behavioral beliefs. Seorang persepsi yang tinggi untuk mampu me-

individu akan berniat untuk menampilkan ngendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, se-

suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya seorang tersebut akan memiliki persepsi

secara positif. Sikap ditentukan oleh ke- yang rendah dalam mengendalikan suatu

percayaan-kepercayaan individu mengenai perilaku jika ia memiliki control beliefs yang

konsekuensi dari menampilkan suatu peri- kuat mengenai faktor-faktor yang meng-

laku (behavioral beliefs), ditimbang berdasar- hambat perilaku. Persepsi ini dapat men-

kan hasil evaluasi terhadap konsekuensinya cerminkan pengalaman masa lalu, anti-

(outcome evaluation). Sikap-sikap tersebut di- sipasi terhadap situasi yang akan datang,

percaya memiliki pengaruh langsung ter- dan sikap terhadap norma-norma yang ber-

hadap minat berperilaku dan dihubungkan pengaruh di sekitar individu.

dengan norma subjektif dan persepsi kon- Theory of Planned Behavior didasarkan

trol perilaku.

pada asumsi bahwa manusia adalah makh- Norma subjektif juga diasumsikan se- luk yang rasional dan menggunakan infor-

bagai suatu fungsi dari kepercayaan yang masi-informasi yang mungkin baginya se-

secara spesifik seseorang setuju atau tidak cara sistematis. Seseorang memikirkan

setuju untuk menampilkan suatu perilaku. implikasi dari tindakan mereka sebelum

Kepercayaan-kepercayaan yang termasuk mereka memutuskan untuk melakukan atau

dalam norma-norma subjektif disebut juga tidak melakukan perilaku-perilaku tertentu.

kepercayaan normatif (normative beliefs). Theory Planned Behavior dimulai dengan

Seorang individu akan berniat menampil- melihat minat berperilaku sebagai antiseden

kan suatu perilaku tertentu jika ia mem- terdekat dari suatu perilaku. Dipercaya bah-

persepsi bahwa orang-orang lain yang wa semakin kuat minat seseorang untuk

penting berfikir bahwa ia seharusnya me-

Determinan Perilaku Nasabah Pengguna Mobile Banking ... – Pratiwi, Subekti, Fuad

lakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa pasangan, sahabat, dokter, dan sebagainya. Hal ini diketahui dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden untuk menilai apakah orang-orang lain yang penting tadi cenderung akan setuju atau tidak setuju jika akan menampilkan perilaku yang dimaksudkan.

Theory Planned Behavior memperhitung- kan bahwa semua perilaku tidaklah di bawah kendali dan bahwa perilaku-perilaku tersebut berada pada suatu titik dalam suatu kontinum dari sepenuhnya di bawah kendali sampai sepenuhnya di luar kendali. Individu mungkin memiliki kendali sepenuhnya ketika tidak terdapat hambatan apapun untuk menampilkan suatu perilaku. Dalam keadaan ekstrim yang sebaliknya, mungkin sama sekali tidak terdapat kemungkinan untuk mengendalikan suatu perilaku karena tidak adanya kesempatan, karena tidak ada- nya sumber daya atau ketrampilan. Faktor- faktor pengendali tersebut terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal antara lain ketrampilan, kemampuan, infor- masi, emosi, stres, dan sebagainya. Faktor- faktor eksternal meliputi situasi dan faktor- faktor lingkungan.

Inti dari Theory Planned behavior adalah minat individu untuk melakukan perilaku tertentu. Pada theory planned behavior, sikap dan norma subjektif terhadap perilaku dinyatakan memengaruhi minat, dan me- masukkan unsur pengendalian persepsi perilaku sebagai faktor tambahan yang memengaruhi perilaku sebagai faktor yang memengaruhi minat konsumen. Theory planned behavior menunjukkan bahwa tinda- kan manusia diarahkan oleh tiga macam kepercayaan-kepercayaan yaitu kepercaya- an-kepercayaan perilaku (behavioral beliefs), kepercayaan-kepercayaan normatif (norma- tive beliefs ), kepercayaan-kepercayaan kon- trol (control beliefs).

Decomposed Theory Of Planned Behavior

Studi ini menggunakan model teori kombinasi technology acceptance model atau

theory planned behavior ini sering juga di- sebut sebagai Decomposed Theory of Planned Behavior yang menerangkan perilaku se- seorang dengan konstruksi model multi dimensional. Perbedaan model teori ini dengan model teori theory reasoned action terletak pada faktor penentu sikap. Pada model Decomposed Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa sikap tidak hanya ter- gantung pada persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan tetapi juga dipengaruhi oleh kompatibilitas. Kompati- bilitas disini didefinisikan sebagai sejauh mana inovasi cocok dengan nilai-nilai yang dianut oleh adopter saat ini, termasuk pengalaman penggunaan sebelumnya dan kebutuhan saat itu (Taylor and Todd, 1995). Perbedaan model ini dengan model theory planned behavior ada dua hal yang pertama norma-norma subjektif dipengaruhi oleh dua hal yaitu pengaruh oleh rekan sejawat dan pengaruh atasan, yang kedua yaitu pengaruh persepsi kontrol perilaku di- pengaruhi oleh tiga faktor yaitu persepsi keyakinan diri sendiri (Self Efficiacy) atau keefektifitasan dan kondisi fasilitas seperti misalnya kecocokan dalam penggunaan fasilitas. Model Decomposed Theory of Planned Behavior ditunjukkan pada Gambar

1. Decomposed Theory of Planned Behavior (DTPB) teori adalah pengembangan akan Theory of Planned Behavior (TPB). Ajzen (2011) mengembangkan TPB melalui me- ramalkan pengukuran atas kontrol persepsi perilaku dapat ditambah melalui item keyakinan sendiri yang akan semakin baik dalam mengkontrol. Sikap terhadap peri- laku merupakan perasaan positif atau negatif seseorang untuk melakukan peri- laku tertentu. Lee (2008), menyatakan bah- wa sikap mengacu pada persepsi individu itu sendiri, menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap perilaku tertentu. Minat perilaku adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu (Jogiyanto, 2007). Minat adalah kemungkinan subyektif bahwa indi- vidu akan melakukan perilaku yang spe- sifik, dengan mempertimbangkan tipe dari

384 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 378 – 396

Gambar 1 Model Decomposed Theory of Planned Behavior

Sumber: Taylor and Todd (1995)

kepercayaan yang merupakan target indi- sendiri yang membuat seorang termotivasi, vidu dan atribut dari perilaku. Fang (2008)

orang tersebut mendapatkan kepuasan de- menyatakan bahwa minat perilaku merupa

ngan melakukan pekerjaan tersebut bukan kan prediksi yang baik dari penggunaan

karena rangsangan lain seperti status atau- teknologi oleh pemakai sistem. Dalam

pun uang, atau bisa juga dikatakan se- penelitian ini, minat perilaku nasabah di

seorang sedang melakukan hobby, sedang- tunjukkan dengan manfaat dan kemudahan

kan motivasi ekstrinsik adalah manakala yang akan didapatkan pada saat meng-

elemen-elemen diluar pekerjaan yang me- gunakan mobile banking. Minat perilaku

lekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor tersebut, yang nantinya akan mempengaruhi

utama yang membuat seseoraang termoti- perilaku dari nasabah dalam penggunaan

vasi, seperti status maupun kompensasi. mobile banking .

Persepsi kegunaan merupakan bagian dari motivasi ekstrinsik. Elemen persepsi ke-

Persepsi Kegunaan (Perceived usefullness)

gunaan diadopsi dari TAM. Sikap diestimasikan mempengaruhi

Persepsi kegunaan adalah tingkatan di- hasil tertentu yang dimana dipengaruhi oleh

mana kepercayaan seseorang bahwa de- beberapa motivasi dari faktor social ekono-

ngan menggunakan teknologi akan me- mi. Berdasarkan teori motivasi, faktor

ningkatkan performa. Beberapa penelitian ekonomi sosial diklasifikasikan menjadi dua

telah memaparkan bahwa terdapat hubung- kategori yaitu ekstrinsik motivasi dan

an yang positif antara persepsi kegunaan intrinsik motivasi. Motivasi yang bersifat

dan sikap dalam hal penggunaan teknologi intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu

informasi: (Luarn dan Lin, 2005), (Sulistiya-

Determinan Perilaku Nasabah Pengguna Mobile Banking ... – Pratiwi, Subekti, Fuad

Gambar 2 Model Penelitian

rini, 2012) dan (Hsu dan Chiu, 2004). Ber- Peneliti sebelumnya, Taylor and Todd (1995) beda dengan penelitian yang dilakukan oleh

menyebutkan bahwa persepsi kegunaan tidak memiliki pengaruh terhadap minat

berat. Dalam model Decomposed Theory of sikap perilaku untuk kedua grup pengguna,

Planned Behavior melakukan pengujian pe- baik grup yang berpengalaman maupun

ngaruh persepsi kemudahan dalam meng- yang tidak berpengalaman. Untuk itu

gunakan terhadap sikap. Pada persepsi ini, hipotesis yang dirumuskan:

apabila individu merasa bahwa sistem

H 1 : Persepsi kegunaan memiliki pengaruh teknologi informasi mudah untuk diguna- positif terhadap sikap nasabah dalam

kan maka individu tersebut akan meng- penggunaan layanan mobile banking

gunakannya, namun apabila tidak mudah untuk digunakan maka individu tersebut

Persepsi Kemudahan dalam Menggunakan

enggan untuk menggunakannya.

(perceived ease of use )

Dalam penelitian sebelumnya, me- Faktor penentu kedua dalam model

nyebutkan bahwa persepsi kemudahan Decomposed Theory of Planned Behavior adalah

dalam menggunakan memiliki pengaruh persepsi kemudahan dalam menggunakan.

yang positif terhadap niat dalam meng- Persepsi kemudahan dalam menggunakan

gunakan teknologi (Luarn dan Lin, 2005), adalah tingkatan seseorang dalam memper-

(Sulostiyarini, 2012) dan (Hsu dan Chiu, cayai bahwa menggunakan teknologi ter-

2004). Penelitian atas minat menggunakan sebut tidak memerlukan usaha yang cukup.

mobile banking di China, (Luarn dan Lin,

386 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 378 – 396

2005) hasilnya adalah bahwa persepsi

Persepsi Risiko (Perceived risk)

kemudahan dalam menggunakan memiliki Dalam konteks transaksi electronic bank- hubungan yang signifikan mempengaruhi

ing , persepsi resiko didefinisikan sebagai sikap dalam menggunakan mobile banking,

pengguna fasilitas electronic banking. Ke- seseorang akan menggunakan mobile bank-

andalan teknologi yang cukup akan me- ing service, jika mereka memiliki persepsi

ningkatkan persepsi terhadap risiko nasa- bahwa menggunakan mobile banking bukan-

bah. Menurut (Jogiyanto, 2007) Persepsi risi- lah hal yang sukar, untuk itu hipotesis yang

ko adalah suatu persepsi-persepsi pelang dapat dirumuskan, adalah

gan tentang ketidakpastian dan konse-

H 2 : Persepsi kemudahan dalam meng- kuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam gunakan memiliki pengaruh positif

melakukan suatu kegiatan. Dowling me- terhadap sikap nasabah dalam peng-

ngemukakan bahwa persepsi terhadap risiko gunaan layanan mobile banking

(perceived risk) adalah persepsi negatif konsumen atas sejumlah aktivitas yang di-

Kompatibilitas (Compatibility)

dasarkan pada hasil negatif dan me- Faktor penentu ketiga dalam model

mungkinkan bahwa hasil tersebut menjadi Decomposed Theory of Planned Behavior adalah

nyata. Persepsi risiko sangat mempengaruhi kompatibilitas. Kompatibilitas didasarkan

tingkat kepercayaan. Semakin kecil persepsi pada ekstensi Technology Acceptance Model

risiko dari suatu individu maka semakin yang direplikasi peneliti dari studi (Shih dan

besar tingkat kepercayaannya, begitupun Fang, 2004). Kompatibilitas dapat didefinisi-

sebaliknya.

kan sejauh mana suatu inovasi teknologi Menurut penelitian yang dilakukan oleh dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang

(Safeena et al., 2009) yang dilakukan di India ada, kebutuhan, dan pengalaman masa lalu

dengan menggunakan empat variabel yaitu oleh pengadopsi potensial. Studi (Lin, 2007)

persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, tentang pengujian minat konsumen pada

persepsi risiko dan kesadaran. Penelitian belanja secara online dengan memper-

tersebut menunjukkan bahwa ke empat bandingkan tiga model teoritis, yaitu Techno-

variabel tersebut merupakan faktor-faktor logy Acceptance Model, Theory of Planned

yang kuat dan positif mempengaruhi pe- Behavior, serta Decomposed Theory of Planned

langgan dalam mengadopsi electronic bank Behavior membuktikan bahwa kompatibilitas

ing . Polatoglu dan Ekin (2001) juga me- atau kecocokan memiliki pengaruh positif

nemukan bahwa risiko dianggap merupa- terhadap sikap perilaku penggunaan e-

kan salah satu faktor utama yang mem- commerce .

pengaruhi adopsi konsumen, serta kepuas- Namun, hasil studi (Lin, 2007) tidak

an pelanggan layanan electronic banking. konsisten dengan hasil studi (Shih dan Fang,

Berbeda dengan penelitian (Ali et al., 2004) serta (Nor dan Pearson, 2007) yang

2013), penelitian yang dilakukan di Iran membuktikan bahwa kompatibilitas tidak

menyimpulkan dimana persepsi risiko da- memiliki pengaruh terhadap sikap perilaku

lam menggunakan transaksi mobile banking penggunaan teknologi informasi. (Shih dan

memiliki pengaruh negatif terhadap sikap Fang, 2004) serta (Nor dan Pearson, 2007)

nasabah dalam menggunakan layanan mobile menggunakan konteks internet banking

banking . Merumuskan hipotesis alternatif untuk diuji. Rumusan hipotesis sebagai

sebagai berikut

berikut:

H 4 : Persepsi risiko memiliki pengaruh

H 3 : Kompatibilitas berpengaruh terhadap positif terhadap sikap nasabah dalam sikap pada perilaku penggunaan

penggunaan layanan mobile banking. mobile banking.

Determinan Perilaku Nasabah Pengguna Mobile Banking ... – Pratiwi, Subekti, Fuad

Norma Interpersonal (Interpersonal Norm) Keyakinan Sendiri (Self efficiacy) dan dan Norma Sosial (Socal Norm)

Kondisi Fasilitas

Norma Subjektif (Subjective Norm) ada- Keyakinan sendiri adalah keyakinan lah perasaan atau dugaan-dugaan seseorang

individu terhadap kemampuan mereka akan terhadap harapan-harapan dari orang-orang

mempengaruhi cara individu dalam ber- yang ada di dalam kehidupannya mengenai

reaksi terhadap situasi dan kondisi tertentu. dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku

Eastin (2002) dalam penelitiannya me- tertentu. Menurut (Jogiyanto,2008) norma

nunjukkan mengenai analisis terhadap subjektif adalah persepsi atau pandangan

adopsi dari 4 aktivitas e-commerce. Menurut seseorang terhadap kepercayaan-kepercaya-

penelitiannya menunjukkan bahwa self an orang lain yang akan mempengaruhi mi-

efficiacy menjadi salah satu variabel penentu nat untuk melakukan atau tidak melaku kan

dalam proses perilaku. Eastin (2002) dalam perilaku yang sedang dipertimbangkan.

penelitiannya juga menunjukkan bahwa Berbagai penelitian yang mengkaji me-

keyakinan sendiri memiliki hubungan yang ngenai norma subjektif menunjukkan bah-

positif terhadap penggunaan internet. Be- wa norma subjektif memberikan pengaruh

berapa penelitian memberikan hasil bahwa positif terhadap sikap individu dalam meng-

kontrol perilaku persepsian berpengaruh gunakan sistem teknologi informasi Sulis-

terhadap minat penggunaan teknologi tiyarini (2012), Gurong (2006), Chen (2008),

informasi, antara lain penelitian yang di- (Hsu dan Chiu, 2004) dan (Ali et al., 2013).

lakukan oleh Shih and Fang (2004), Chen Berdasarkan innovation diffusion theory (IDT),

(2008) dan Hsu dan Min Chiu (2004). pengguna akan menaikkan komunikasi de-

Rumusan hipotesis yaitu: ngan yang lain dalam menginterpretasikan

H 7 : Keyakinan sendiri memiliki pengaruh pengadopsian IT. Bhattacherjee telah melihat

positif terhadap kontrol perilaku per- norma subjektif melalui dua hal yang mem-

sepsian nasabah dalam menggunakan pengaruhi yaitu interpersonal dan external.

jasa mobile banking.

Pengaruh external seperti media massa, opini Maditinos et al. 2009 menggambarkan

publik dan yang lainnya didasarkan pada kondisi dari fasilitas sebagai sebuah sumber perilaku yang ditampilkan, sedangkan pe- daya teknis yang dibangun untuk me- ngaruh interpersonal yaitu seperti pengaruh wujudkan layanan yang lebih baik, misal- dari teman, keluarga, lingkungan sekitar, kan peningkatan kondisi dari fasilitas inter- bos dan individu-individu lain yang telah net banking diharapkan dapat semakin mem- memiliki pengalaman. Konsisten berdasar- bantu pengguna potensial agar mendapat- kan penelitian-penelitian sebelumnya, peng- kan pelayanan yang lebih memuaskan dan ukuran atas norma subjektif pada penelitian dapat sekaligus menarik konsumen baru ini adalah berdasarkan norma social (external agar menggunakan layanan electronic banking influence ) terhadap norma subjektif. Rumusan tersebut. (Hsu dan Min Chiu, 2004) dalam hipotesis adalah sebagai berikut: penelitiannya yang mengambil konteks

H 5 : Norma Interpersonal (Interpersonal electronic service mengemukakan bahwa

Norm) memiliki pengaruh positif kondisi fasilitas berpengaruh positif ter- terhadap norma subjektif nasabah hadap persepsi kontrol perilaku pengguna dalam penggunaan layanan mobile layanan electronic service. banking Namun, hasil studi yang dilakukan oleh

(Lin, 2007) dengan konteks e-commerce

H 6 : Norma Sosial (Social Norm) memiliki pengaruh positif terhadap norma

serta (Shih and Fang, 2004) dengan konteks internet banking menyimpulkan bahwa

subjektif nasabah dalam penggunaan kondisi dari fasilitas tidak memiliki pe-

layanan mobile banking. ngaruh terhadap kontrol perilaku persepsi-

388 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 378 – 396

an. Berdasarkan kondisi yang digambarkan mana dia berpikir orang lain akan menilai- oleh (Maditinos et al., 2009), peneliti men-

nya jika dia melakukan perilaku tersebut coba untuk mengambil pertimbangan bah-

(Hartono 2007). Berbeda dengan konstruk wa dengan kondisi dari fasilitas suatu

sikap yang lebih kepada pertimbangan teknologi informasi yang semakin me-

pribadi, konstruk norma subjektif lebih madai, tentu akan semakin memudahkan

kepada pengaruh sosial dan pertimbangan individu untuk menggunakan teknologi

normatif. (Hsu dan Min Chiu, 2004) berpen- informasi tersebut.

dapat bahwa dalam konteks pengaplikasian Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan

internet, pengukur untuk norma subjektif bahwa kondisi dari fasilitas merupakan

mempertimbangkan pengaruh dari inter- salah satu prediktor yang dapat mem-

personal dan eksternal dari individu yang pengaruhi kontrol perilaku persepsian dan

bersangkutan. Beberapa studi pendahulu dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

yang konsisten di antaranya adalah Nor dan

H 8 : Kondisi fasilitas berpengaruh positif Pearson (2006). Namun, studi yang dilaku- terhadap kontrol perilaku persepsian

kan oleh Hsu dan Min Chiu (2004), Shih dan penggunaan mobile banking.

Fang (2004), Lin (2007), Nazar dan Syahran (2008) dan Ali et al. (2013) memberikan hasil

Sikap (Attitude)

yang berbeda bahwa norma subjektif tidak Faktor penentu model Decomposed

berpengaruh terhadap minat perilaku peng- Theory of Planned Behavior berikutnya adalah

implementasian teknologi informasi. Ber- faktor sikap. Sikap (attitude) didefinisikan

dasarkan uraian teori, pola pikir logis, dan sebagai perasaan positif atau negatif se-

bukti empiris di atas, maka peneliti me- seorang untuk melakukan perilaku tertentu.

rumuskan hipotesis sebagai berikut: Dengan kata lain, sikap seseorang juga dapat

H 10 : Norma Subjektif berpengaruh positif dilihat dari kepercayaan seseorang untuk

terhadap minat keperilakuan peng- mau menggunakan sebuah sistem. Keper-

gunaan Mobile Banking. cayaan pengguna mobile banking dapat di- tunjukkan melalui informasi yang ter-

Persepsi Kontrol perilaku (Perceived

cantum dalam berbagai sumber literatur

Behaviour Control)

maupun media masa. Persepsi kontrol perilaku merupakan Kepercayaan terhadap berbagai infor-

kemudahan atau kesulitan persepsian untuk masi akan menghasilkan sikap yang baik

melakukan suatu perilaku (Hartono, 2007). oleh pengguna mobile banking yang akan

Hartono (2007) menyatakan bahwa persepsi meningkatkan sikap secara tidak langsung.

kontrol perilaku dapat direfleksikan oleh Penelitian terdahulu telah memaparkan

pengalaman masa lalu dan kepemilikan bahwa terdapat hubungan yang positif

sumber daya (misal uang dan waktu). Nazar antara sikap dan minat perilaku dalam hal

dan Syahran (2008) berpendapat bahwa penggunaan teknologi informasi (Lin (2007)

dengan adanya persepsi kontrol perilaku dan (Ali et al., 2013). Berbeda dengan pe-

maka akan menunjukkan mudah atau sulit- nelitian yang dilakukan oleh peneliti se-

nya seseorang dalam melakukan tindakan belumnya, hipotesis yang dirumuskan:

serta dianggap sebagai cermin dari pengala-

H 9 : Sikap (attitude) memiliki pengaruh man masa lalu dengan adanya halangan dan positif terhadap minat nasabah dalam

hambatan yang telah terantisipasi. Dalam penggunaan layanan mobile banking.

konteks penggunaan mobile banking apabila nasabah merasa lebih mudah, merasa yakin

Norma Subjektif

bahwa dirinya dapat melakukan kontrol Norma subjektif merupakan suatu fungsi

terhadap perilakunya, serta memiliki sum- yang menilai bahwa minat seseorang untuk

ber daya yang dibutuhkan, nasabah tersebut melakukan perilaku diprediksi oleh bagai-

akan cenderung untuk memilih bertransaksi

Determinan Perilaku Nasabah Pengguna Mobile Banking ... – Pratiwi, Subekti, Fuad

dengan mobile banking. Semakin tinggi ke- penelitian yang dilakukan oleh Jihyun (2003) yakinan individu untuk menggunakan

Shih and Fang (2004), Chen (2008) Lin (2007). teknologi informasi dan didukung pula oleh

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, kondisi yang memadai untuk mengguna-

peneliti merumuskan hipotesis alternatif kannya, maka akan semakin besar ke-

yakni:

mungkinan individu tersebut berminat

H 12 : Persepsi kontrol perilaku memiliki untuk menggunakan teknologi informasi

pengaruh positif terhadap perilaku yang diinginkannya. Oleh karena itu, per-

nasabah dalam menggunakan jasa sepsi kontrol perilaku dapat menjadi salah

mobile banking.

satu prediktor dalam menentukan minat perilaku penggunaan suatu teknologi infor-

Minat Perilaku

masi. Perilaku adalah tindakan nyata yang Beberapa hasil studi yang dilakukan

dilakukan oleh individu. Menurut Theory of oleh (Baker et al., 2007), (Nazar dan Syahran,

Reasoned Action (TRA), tindakan nyata di- 2008), dan (Maditinos et al., 2009) memberi-

lakukan karena individu tersebut memiliki kan hasil bahwa persepsi kontrol perilaku

keinginan untuk melakukan sesuatu yang berpengaruh terhadap minat perilaku peng-

disebut minat keperilakuan. Dengan demi- gunaan informasi. Berlawanan dengan hasil

kian, tindakan nyata terjadi (perilaku) beberapa studi tersebut, studi yang di-

karena adanya keinginan individu (minat lakukan Teo dan Pok (2003) memberikan

keperilakuan). Shin (2010) meneliti konteks bukti empiris bahwa persepsi kontrol peri-

implementasi mobile virtual network operator laku tidak berpengaruh terhadap minat

(MVNO) service di US market. Sampel dalam perilaku penggunaan teknologi informasi.

penelitian (Shin, 2010) adalah para profesi- Berdasarkan uraian teori, pola pikir

onal. Bukti empiris yang diperoleh adalah logis, dan bukti empiris di atas, maka

minat keperilakuan berpengaruh terhadap rumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

perilaku.

H 11 : Persepsi kontrol perilaku berpengaruh Penelitian (Lin, 2007) yang dilakukan di positif terhadap minat keperilakuan

Taiwan dalam konteks e-commerce me- penggunaan Mobile Banking.

nunjukkan bahwa minat keperilakuan ber- pengaruh positif terhadap perilaku. Sejalan

Kontrol perilaku persepsian didefinisi- dengan (Lin, 2007), penelitian (Lm et al., kan sebagai kemudahan atau kesulitan

2011) yang dilakukan di Korea dan USA persepsian untuk melakukan perilaku (Shih

dalam konteks internet banking menunjuk- and Fang 2004). Kontrol ini merefleksikan

kan bahwa minat berpengaruh terhadap pengalaman masa lalu dan juga meng-

perilaku penggunaa internet banking. Pe- antisipasi halangan-halangan yang ada.

ngaruh minat terhadap perilaku pengguna- Semakin menarik sikap dan semakin kuat

an internet banking di USA lebih besar minat seseorang untuk melakukan perilaku

daripada di Korea. Sampel penelitian (Lm et yang sedang dipertimbangkan. Self efficiacy

al., 2011) adalah individu yang bekerja di adalah keyakinan individu terhadap ke-

kantor dan mahasiswa MBA. Penelitian yang mampuan mereka akan mempengaruhi cara

dilakukan oleh (Shih and Fang, 2004) mem- individu dalam bereaksi terhadap situasi

perkuat bukti empiris bahwa minat memiliki dan kondisi tertentu. Menurut penelitian-

pengaruh positif terhadap perilaku nasabah nya menunjukkan bahwa self efficiacy men-

dalam penggunaan layanan electronic jadi salah satu variabel penentu dalam

banking .

proses perilaku. Beberapa penelitian mem- Penelitian yang telah dilakukan ter- berikan hasil bahwa kontrol perilaku per-

sebut menyimpulkan bahwa minat merupa- sepsian berpengaruh terhadap minat peng-

kan salah satu komponen indikator pe- gunaan teknologi informasi, antara lain

ngaruh terhadap perilaku. Berdasarkan

390 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 3, September 2015 : 378 – 396

uraian di atas, peneliti menyatakan hipo-

= Pengukur penyebaran populasi tesis alternatif sebagai berikut.

pq

(digunakan untuk memperkira-

H 13 : Minat Keperilakuan berpengaruh po- kan penyebaran populasi) ± 0.10 sitif terhadap perilaku nasabah da-

= range interval yang diharapkan lam penggunaan layanan mobile

dari proporsi populasi banking.

1.96 = Tingkat kepercayaan sebesar 95% Berdasarkan teori, penjelasan, dan kaji-

untuk memperkirakan interval an empiris di atas, hipotesis penelitian yang

yang diharapkan dari proporsi diajukan adalah:

populasi

H 14 : Persepsi kontrol perilaku berpengaruh Dari perhitungan sampel di atas diper- pada penggunaan layanan mobile

oleh ukuran sampel sebesar 97. Ukuran banking melalui minat nasabah dalam

sampel tersebut oleh peneliti dibulatkan menggunakan mobile banking.

menjadi 100. Dengan memperhatikan teknik analisis yang digunakan adalah dengan

Populasi dan Sampel

menggunakan teknik analisis PLS (Hartono, Populasi yang digunakan dalam pe-

2009) mensyaratkan ukuran minimal sam- nelitian ini adalah seluruh nasabah meng-

pel dengan menggunakan PLS adalah 10 gunakan layanan mobile banking baik untuk

sampel untuk setiap jalur. Terdapat 14 jalur melakukan pengecekan saldo, melakukan

dalam studi ini sehingga jumlah minimal transfer dana ataupun transaksi yang lain-

sampel adalah sebesar 14x10, yaitu 140 nya yang saat ini jumlahnya tidak diketahui

sampel.

secara pasti (infinite). Jumlah nasabah yang tidak dapat dipastikan jumlah untuk setiap

METODE PENELITIAN

harinya dan hal ini juga menjadi ke- Teknik pengumpulan data yang di- rahasiaan bank yang tidak dapat diakses,

gunakan adalah teknik pengumpulan data sehingga menjadikan populasinya bersifat

survei. Penelitian ini menggunakan metode infinite. Penetapan jumlah sampel dalam

survey. Data diperoleh dengan mengirimkan penelitian ini dilakukan dengan perhitung-

kuesioner kepada pengguna mobile banking an sampel untuk populasi yang tidak ter-

yaitu nasabah di sektor perbankan yang hingga (infinite population). Peneliti menarik

berada di kota Surabaya, sedangkan cara simpulan, perhitungan sampel yang tepat

penyebaran sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan perhitungan sampel

menggunakan cara snowballing sampling untuk populasi yang tidak terhingga (infi-

yaitu dilakukan dengan mengumpulkan nite population ) seperti yang dirumuskan oleh

sampel dari responden yang berasal dari Emory dan Cooper (1995) yaitu:

referensi suatu jaringan seperti kerabat dan rekanan peneliiti yang bekerja di Bank

= −1 Mandiri, BCA, BRI dan BII di kota Sura- baya. Penyebarannya sendiri diawali dari satu responden atau referensi kemudian

= +1 berkembang menjadi dua atau tiga yang menggelinding seperti bola salju. Variabel

laten eksogen dalam studi ini meliputi = (, ) +1= 97 (dibulatkan menjadi

delapan sub konstruk yaitu persepsi ke- 100)

gunaan, persepsi kemudahan penggunaan, kepercayaan, kompatibilitas, Resiko, norma

keterangan: interpersonal, norma sosial, keyakinan sen- n

= ukuran sampel diri dan kondisi fasilitas. Variabel laten endogen dalam studi ini meliputi empat

Determinan Perilaku Nasabah Pengguna Mobile Banking ... – Pratiwi, Subekti, Fuad

konstruk, yaitu sikap, norma subjektif, per- nilai t-statistics. Nilai t-statistics akan sepsi kontrol perilaku, dan minat keperi-

dibandingkan dengan nilai t-table dalam lakuan. Metode statistik yang digunakan

pengujian hipotesis. T-table untuk untuk menguji hipotesis yang diajukan

hipotesis dua ekor adalah 1,96 sedang- dalam studi ini adalah Partial Least Square

kan untuk hipotesis satu ekor adalah (PLS) dengan bantuan program Smart PLS

1,64. Nilai t-statistics yang lebih besar ver.2.0 M3. PLS sebagai model prediksi tidak

dari nilai t-table menandakan hipotesis mengasumsikan distribusi tertentu untuk

diterima.