BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi Terhadap Pengajuan Klaim Asuransi Pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta (Studi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Kantor Pusat Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang semakin pesat ini, resiko yang tidak dapat diprediksi

  bisa saja terjadi pada setiap orang. Resiko adalah suatu ketidakpastian atau

  1 uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian.

  Pada dasarnya, kehidupan manusia selalu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak pasti yang mungkin menguntungkan, tetapi mungkin pula merugikan.

  Apabila peristiwa yang tidak pasti tersebut terjadi dan menguntungkan atau menyenangkan, akan merupakan suatu keberuntungan yang tentu diharapkan.

  Akan tetapi keadaannya tidak selalu demikian, dapat saja terjadi suatu peristiwa

  2 negatif yang merugikan baik bagi dirinya, keluarganya maupun harta bendanya.

  Suatu hal tidak pasti yang merugikan tersebut yang dapat disebut dengan resiko. Resiko dan kehidupan manusia adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Sepanjang kehidupan manusia, manusia akan selalu dihadapkan pada resiko karena pada dasarnya manusia merupakan subyek tumpuan resiko.

  Dalam kehidupan manusia banyak sekali bahaya yang dapat mengancam keselamatan. Ancaman bahaya tersebut ditujukan kepada kekayaan, jiwa, dan raga 1 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

  2012), hal. 4 Man Suparman Sastrawidjaja, Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, (Bandung: PT. Alumni, 2003), hal. 1

  3

  manusia. Resiko seperti kematian, kecelakaan, sakit, cacat yang dapat berpengaruh pada tingkat ekonomi yang dihasilkan seseorang dan membuat kerugian besar dalam keuangan membuat seseorang berpikir untuk mempersiapkan proteksi bagi diri dan keluarganya.

  Proteksi merupakan suatu upaya untuk mencapai rasa aman. Karena pada dasarnya setiap manusia dalam kehidupannya selalu berkeinginan untuk mencapai rasa aman dan nyaman, maka ia mencari cara agar resiko yang selalu membayanginya itu tidak membahayakan diri, keluarga, dan harta bendanya.

  Salah satu bentuk proteksi yang dibutuhkan dalam mengatasi resiko yang mungkin akan terjadi dalam kehidupan seseorang adalah dengan menggunakan jasa asuransi.

  Asuransi adalah pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari

  4

  ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Asuransi merupakan perlindungan yang dapat memberikan ketenangan batin dan rasa aman bagi seseorang dan keluarganya, karena dengan menggunakan asuransi seseorang tidak perlu merasa cemas ketika sewaktu-waktu resiko yang dapat menimbulkan kerugian benar- benar terjadi dalam kehidupannya.

  Asuransi atau pertanggungan dalam pengertian hukum mengandung suatu arti yang pasti yaitu sebagai suatu jenis perjanjian. Perjanjian asuransi itu mempunyai tujuan yang pasti yaitu motif ekonomi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian. Bagi pihak yang ditanggung 3 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,

  2006), hal. 117 4 Ibid, hal. 5

  mendapat manfaat pengalihan resiko sedangkan bagi pihak yang menanggung mendapat manfaat keuntungan investasi.

  Dari pengertian asuransi diatas dapat disimpulkan asuransi merupakan

  • – suatu perjanjian yang melibatkan dua pihak. Dalam Pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata dijelaskan mengenai pengertian perjanjian yaitu “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Di dalam pengertian asuransi juga dijelaskan terdapat dua pihak yang terlibat. Pihak –pihak dalam asuransi meliputi

  Penanggung dan Tertanggung. Penanggung adalah pihak yang mau menerima resiko atas harta benda orang lain dengan suatu kontra prestasi berupa premi sedangkan tertanggung adalah pihak yang mempunyai harta benda yang diancam

  5 bahaya.

  Dalam menjalankan usaha asuransi, dua pihak yang terlibat didalamnya harus menjalankan hak dan kewajibannya masing

  • –masing dengan baik. Penanggung wajib memikul resiko yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh pembayaran premi, sedangkan tertanggung wajib membayar premi dan berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta miliknya

  6

  yang diasuransikan. Perjanjian asuransi merupakan perjanjian konsensual artinya bahwa perjanjian asuransi terjadi setelah ada kata sepakat di antara para pihak untuk mengadakan perjanjian. Para pihak sejak saat itu masing-masing

  7

  mempunyai hak dan kewajiban yang saling berhadapan. Hal ini sejalan dengan 5 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Pasal 246 7 Abdulkadir Muhammad , Op.cit, hal. 8 Man Suparman Sastrawidjaja, Op.Cit, hal. 18 syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang

  • – Undang Hukum Perdata.

  Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung

  8 adalah keterikatan yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas.

  Dalam perjanjian asuransi penanggung dan tertanggung secara sukarela menjalankan kewajibannya dan mendapatkan haknya tanpa ada unsur paksaan, karena pada dasarnya asuransi memiliki manfaat masing-masing bagi kedua pihak.

  Tujuan asuransi itu sendiri bagi tertanggung adalah untuk mengurangi atau menghilangkan beban resiko yang sewaktu

  • –waktu dapat terjadi terhadap harta

  9

  kekayaan atau jiwanya. Dengan berasuransi rasa aman dalam diri seseorang semakin tinggi dan membuat seseorang percaya diri dalam menjalankan kehidupannya. Selain untuk perlindungan atas resiko, asuransi banyak dipakai oleh tertanggung sebagai sarana investasi, kebutuhan yang semakin tinggi dan biaya hidup yang semakin mahal membuat seseorang mempersiapkan keuangannya di masa yang akan datang, sedangkan tujuan asuransi bagi penanggung adalah tidak terlepas dari mencari keuntungan.

  Di zaman yang semakin berkembang ini, kesadaran masyarakat akan berasuransi semakin tinggi, oleh karena itu pihak penanggung mengambil kesempatan dengan membuka lapangan pekerjaan dibidang asuransi yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Asuransi saat ini sudah banyak jenisnya, 9 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal. 9 Ibid, hal. 12 bahkan asuransi tidak saja bersifat konvensional namun sudah ada asuransi yang bersifat syariah.

  Semakin berkembang kehidupan manusia semakin berkembang pula kebutuhan manusia. Keinginan untuk mendapatkan perlindungan yang lebih baik semakin tinggi. Oleh karena itu, perusahaan asuransi biasanya menawarkan berbagai produk asuransi pada satu perusahaan asuransi dengan tujuan untuk mempermudah kebutuhan nasabah dalam menggunakan jasa asuransi. Nasabah tidak perlu bersusah payah menggunakan berbagai perusahaan asuransi untuk memenuhi bermacam kebutuhannya cukup dengan memakai satu perusahaan asuransi saja.

  Eksistensi lembaga asuransi sebagai usaha, di Indonesia telah diberikan dasar hukum yang kokoh oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Pemerintah menganggap perlu untuk campur tangan lebih luas karena asuransi menjadi sarana yang penting dalam menjalankan roda kehidupan manusia terutama untuk kesehatan yang berkualitas dan kesejahteraan yang

  10

  merata. Selain itu usaha asuransi juga berperan penting sebagai sumber pendanaan jangka panjang yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan

  11

  pembangunan nasional. Salah satu peranan Pemerintah dalam usaha perasuransian yaitu dengan membuat peraturan tegas yang dapat dipatuhi oleh semua pihak dalam kegiatan asuransi. 10 Sulastomo, Manajemen Kesehatan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal

  89 11 Sungkowo Budi, dkk, “Perlindungan Konsumen Jasa Asuransi terhadap Perusahaan Asuransi yang Dinyatakan Pailit Didasarkan pada UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

  ”, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember , (Jember, 2012), hal. 3 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian menyebutkan bahwa “Otoritas Jasa Keuangan ditunjuk sebagai lembaga yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian di Indonesia”. Diperlukan adanya pembinaan dan pengawasan yang baik dari Pemerintah maupun lembaga pengawas keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar usaha perasuransian berjalan dengan baik dan terhindar dari kemungkinan adanya perusahaan liar. Cakupan pengawasan OJK juga harus secara tegas dan jelas disebutkan dalam undang-undang yang membentuknya

  12

  untuk menjamin kepastian hukum. Peraturan tegas yang terdapat dalam undang- undang perasuransian ini diharapkan dapat melahirkan usaha perasuransian yang sehat dan bertanggung jawab.

  Pada kenyataannya tidak semua usaha dapat diberi izin usaha karena tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh undang

  • –undang. Banyak perusahaan yang mengabaikan persyaratan fundamental yang seharusnya dipenuhi oleh pelaku usaha seperti profesionalisasi perusahaan, keahlian, dan permodalan. Pemerintah dalam hal ini tidak dapat mengeluarkan izin usaha, akibatnya banyak perusahaan- perusahaan yang tetap berdiri tanpa memiliki izin usaha. Hal tersebut membuat kualitas kegiatan usaha di Indonesia menjadi tidak baik. Walaupun memang masalah perizinan usaha ini tidak diwajibkan kepada semua jenis usaha khususnya usaha kecil namun Pemerintah sudah mulai memberlakukan perizinan usaha bagi usaha kecil yang sudah mempunyai kegiatan usaha tetap, sehingga usaha besar maupun kecil tidak boleh mengabaikan persyaratan yang telah

  Djoni Gozali dan Usman Rachmadi, Hukum Perbankan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hal 107 ditentukan di dalam undang-undang, agar usaha yang telah dibangun akan

  13 menciptakan tertib usaha dan kepastian usaha.

  Legalisasi terhadap usaha ini sangat penting karena berkaitan dengan perwujudan tanggung jawab usaha asuransi terhadap masyarakat. Oleh karena perusahaan asuransi dalam melaksanakan kegiatannya itu dilakukan dengan cara mengumpulkan dana masyarakat dalam bentuk uang premi yang kemudian harus dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pembayaran klaim.

  Banyak perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia maka secara otomatis akan menimbulkan persaingan yang ketat. Ketatnya persaingan di industri asuransi membuat setiap perusahaan berusaha meraih pangsa pasar yang

  14 seluas-luasnya dengan menghasilkan produk yang diminati masyarakat.

  Perusahaan asuransi menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk mencapai impresi yang baik di mata masyarakat. Pihak asuransi membimbing dan mengarahkan calon pembeli asuransi kepada suatu tujuan tertentu dengan

  15 memberikan informasi yang tepat dan dibutuhkan.

  Pemberian informasi tersebut dapat disampaikan oleh pihak asuransi kepada tertanggung secara langsung, dapat juga melalui ketentuan yang diatur dalam polis asuransi. Pemberian informasi secara jelas oleh pihak asuransi bertujuan agar menghindari kesalahan dalam menjalankan kegiatan perasuransian dan melahirkan kegiatan usaha yang sehat diantara penanggung dan tertanggung. 13 Ani Pinayani, 14 “Memilih Bentuk Usaha dan Perizinan”, Modul FPEB UPI (2013), hal.37 Yuningsih Rahayu, “Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Asuransi Marine Cargo-

  Pengangkutan Ekspor Impor”, Tesis Pascasarjana Universitas Indonesia, (Jakarta, 2008), hal 3 15 Ibid

  Pada kenyataannya, walaupun pihak asuransi telah memberikan informasi dengan jelas masih banyak masyarakat pengguna jasa asuransi yang tidak melaksanakan kegiatan asuransi dengan baik. Hal tersebut terjadi karena calon tertanggung ketika akan membuka suatu pertanggungan tidak memperhatikan penjelasan dari pihak asuransi dengan baik dan tidak begitu cermat mempelajari syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang telah ditentukan dalam polis.

  Akibatnya, banyak pengguna jasa asuransi yang melalaikan kewajibannya dan tidak mengetahui dampaknya terhadap pertanggungannya.

  Salah satu masalah yang banyak terjadi dalam kegiatan asuransi saat ini adalah tertanggung terlambat melakukan pembayaran premi. Perusahaan asuransi sebagai pihak yang menanggung resiko mempunyai ketentuan masing-masing dalam menetapkan waktu jatuh tempo pembayaran premi dan kelonggaran waktu keterlambatan pembayaran premi, namun apabila tertanggung sering terlambat melakukan pembayaran premi maka sangat berdampak pada status polisnya dan pengajuan klaim nantinya jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diharapkan, salah satu faktor klaim ditolak oleh pihak penanggung adalah sering terlambat melakukan pembayaran premi yang seharusnya dibayarkan tepat waktu secara rutin.

  Penolakan klaim memang dapat terjadi karena banyak hal seperti tertanggung tidak jujur dalam memberikan informasi tentang keadaan obyek pertanggungan, tertanggung tidak mengetahui peristiwa yang terjadi tidak menjadi tanggungan penanggung, dan tertanggung tidak memenuhi syarat-syarat

  16

  permohonan klaim pada saat pengajuan klaim. Namun keterlambatan pembayaran premi juga menjadi faktor pertimbangan pihak penanggung untuk menolak klaim yang diajukan, karena penanggung menganggap tertanggung kurang beritikad baik untuk melaksanakan kewajibannya dalam perjanjian.

  Pada PT Sun Life Financial Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertanggungan di Indonesia, permasalahan keterlambatan pembayaran premi juga ada kalanya terjadi. Dampak yang jelas terlihat apabila nasabahnya terlambat melakukan pembayaran premi adalah nasabah tersebut harus menunggu lama untuk dapat mengajukan klaim dan diterima oleh perusahaan asuransi karena polis nasabah tersebut dianggap tidak aktif sampai dia

  17 memulihkannya kembali.

  Masih banyak masyarakat khususnya pengguna jasa asuransi yang tidak mengetahui pengaruh antara keterlambatan pembayaran premi dengan pengajuan klaim asuransi, padahal pembayaran premi merupakan hal pokok yang harus dipenuhi dan tidak boleh dilewatkan oleh seseorang yang menggunakan jasa asuransi.

  Oleh karena itu untuk memberikan informasi yang lebih jauh, dalam penulisan skripsi ini diangkat permasalahan mengenai pengaruh keterlambatan pembayaran premi terhadap pengajuan klaim asuransi dengan judul “Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi Terhadap Pengajuan Klaim Asuransi Pada PT Sun Life Financial Indonesia Jakarta” 16 Komang Ayu Devi Natasha, dkk, “Upaya Hukum Terhadap Penolakan Klaim Asuransi

  Jiwa Oleh PT. Prudential Life Assurance ”, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Udayana, hal. 3 Wawancara dengan Ibu Shierly Gie Head Of Marketing PT. Sun Life Financial Indonesia

  B. Perumusan Masalah

  Perumusan masalah adalah pokok penting dalam penulisan karena menjadi titik acuan masalah yang akan dikaji. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah hak dan kewajiban Nasabah dan PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta yang ditentukan dalam polis asuransi?

  2. Bagaimana prosedur dan pelaksanaan pembayaran premi asuransi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta?

  3. Bagaimana pengaruh keterlambatan pembayaran premi terhadap pengajuan klaim asuransi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta?

  C. Tujuan Penelitian

  Dalam melakukan suatu penelitian tentu saja memiliki tujuan. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran

  18

  pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui hak dan kewajiban Nasabah dan PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta yang ditentukan dalam polis asuransi.

  2. Untuk mengetahui prosedur dan pelaksanaan pembayaran premi asuransi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta.

  3. Untuk mengetahui pengaruh keterlambatan pembayaran premi terhadap pengajuan klaim asuransi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta.

  Sutrisno Hadi, Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (Yogyakarta: Andi, 2001). hal. 13

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis, manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

  1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam ranah hukum khususnya hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan asuransi di Indonesia serta memberikan informasi kepada para akademisi untuk mengajarkan dan memberikan pemahaman yang mendalam kepada dunia pendidikan mengenai asuransi agar pemahaman terhadap istilah asuransi dan kegiatan di dalamnya semakin dimengerti oleh masyarakat banyak.

  2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada pihak

  • – pihak yang terkait di dalam perjanjian asuransi agar para pihak dapat menjalankan perjanjian asuransi dengan baik dan terhindar dari penyimpangan, serta memberikan informasi kepada penegak hukum untuk dapat menjalankan hukum dengan sebaik-baiknya khususnya yang berkaitan dengan penyelesaian masalah asuransi.

  E. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah suatu rangkaian kegiatan mengenai tata cara

  19

  pengumpulan, pengolahan, analisa, dan konstruksi data. Metode penelitian

  Heru Susetyo dan Henry Arianto, Pedoman Praktis Menulis Skripsi, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul, 2005), hal. 18 merupakan suatu cara yang digunakan untuk menggali suatu ilmu pengetahuan. Agar penulisan skripsi tertata dengan baik dan menjadi penulisan yang sempurna digunakan metode penelitian yang sesuai dan berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu sebagai berikut :

  1. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengacu kepada norma

  • –norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan
  • –putusan pengadilan serta norma–

  20

  norma hukum yang ada dalam masyarakat. Penelitian ini juga bersifat deskriptif analisis yaitu suatu penelitian dengan cara mengumpulkan data -data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan yang

  21 ada.

  2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data penelitian dapat diperoleh, dengan kata lain sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi/penjelasan mengenai data. Data adalah segala bentuk

  22 fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.

  20 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 23 (selanjutnya disebut Zainudin Ali 1) 21 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal.

  105 (Selanjutnya disebut Sugiyono 1) Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 96

  Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang terdiri dari : a. Bahan Hukum Primer, adalah bahan hukum yang mengikat yang menjadi hukum positif. Menurut Peter Mahmud Marzuki, bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa peraturan perundang- undangan. Dalam hal ini peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti adalah Undang

  • –Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Usaha Perasuransian, Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.05/2014 Tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dan Kitab Undang –Undang Hukum Dagang.

  b. Bahan Hukum Sekunder, adalah bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olah pikir para pakar atau ahli yang mempelajari secara khusus suatu bidang tertentu. Bahan hukum primer dapat dikatakan sebagai dasar-dasar teoritis dari para ahli, misalnya rancangan undang

  • –undang, hasil–hasil penelitian, hasil karya dari pakar hukum, dan sebagainya.
c. Bahan Hukum Tertier, adalah bahan hukum yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti

  23 kamus, ensiklopedia, dan sebagainya.

  3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dan strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk pengumpulan

  24 data.

  Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu terdiri dari : a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

  Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi yang terdapat pada karya tertulis seperti buku

  • –buku, jurnal penelitian ilmiah, skripsi, dan catatan diskusi ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

  b. Penelitian Lapangan (Field Research) Teknik pengumpulan data dengan mencari data atau informasi yaitu melalui wawancara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab yaitu Ibu Shierly Gie selaku Head of Marketing PT. Sun Life Financial Indonesia.

  4. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: 23 Zainuddin Ali 1, Op.Cit, hal 23

  Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 62 (Selanjutnya disebut Sugiyono 2) a. Pedoman Wawancara Dalam penulisan skripsi ini salah satu alat pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara bertujuan sebagai pedoman agar wawancara berjalan dengan baik, sistematis dan sesuai rencana. Pedoman wawancara umumnya bersifat berstruktur dan ada yang bersifat tidak berstruktur. Pedoman wawancara berstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara terperinci, disini butir-butir pertanyaan telah dipersiapkan dan pewawancara hanya memberikan tanda cek pada kertas pertanyaan, sedangkan pedoman wawancara tidak berstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya

  25

  memuat garis besar saja. Dalam proses pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, dilakukan wawancara terhadap narasumber langsung pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta.

  b. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan salah satu alat yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data-data yang valid dan relevan. Studi dokumen yaitu menghimpun dan menganalisis dokumen

  • –dokumen, baik dokumen tertulis,

  

26

  gambar, maupun dokumen elektronik. Dalam studi dokumen ini diselidiki benda

  • –benda tertulis seperti buku–buku, dokumen, catatan harian, dan lain

  27

  sebagainya. Studi dokumen bertujuan untuk memperoleh data gambaran

  25 Janu Murdiyatmoko, Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat, (Bandung: PT.

  Grafindo Media Pratama, 2007), hal. 85 26 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 221 27 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal. 231 umum mengenai perusahaan PT Sun Life Financial Indonesia Jakarta dalam menjalankan kegiatan asuransi.

  5. Analisa Data Analisa yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah analisa data kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif. Analisa data kualitatif merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi suatu kesatuan yang dapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

  28

  lain. Penarikan kesimpulan dilakukan secara deduktif yaitu menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan

  • –pernyataan atau fakta-fakta yang bersifat umum.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I, pada bab ini merupakan pendahuluan membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. dan Keaslian Penulisan. Bab II, membahas mengenai Asuransi dan Usaha Perasuransian yang terdiri dari Pengertian Asuransi dan Usaha Perasuransian, Prinsip dan Tujuan dalam Asuransi, Bentuk dan Ciri Khusus dalam Perjanjian Asuransi, dan Kegiatan Usaha Perasuransian.

  Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 248 Bab III, membahas mengenai Tinjauan Umum mengenai Polis, Premi dan Klaim Asuransi yang terdiri dari Pengertian dan Jenis Polis Asuransi, Syarat dan Pelaksanaan Pembuatan Polis Asuransi, Pengertian dan Jenis Premi Asuransi, Pembayaran Premi dan Klaim Asuransi. Bab IV, pada bab ini merupakan pembahasan permasalahan yang membahas mengenai Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi terhadap Pengajuan Klaim Asuransi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta yang terdiri dari Hak dan Kewajiban Nasabah dan PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta yang ditentukan dalam Polis Asuransi, Prosedur dan Pelaksanaan Pembayaran Premi Asuransi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta, dan Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi terhadap Pengajuan Klaim Asuransi pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta.

  Bab V, pada bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi ini. G. Keaslian Penulisan Dalam hal ini dinyatakan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil pemikiran sendiri dengan mengambil panduan dari buku-buku, serta sumber lain yang dapat dijadikan pedoman, dan juga merupakan hasil penelitian lapangan yang dilakukan pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta.

  Penulisan skripsi ini bukan merupakan plagiat, pencurian hasil karya milik orang lain, ataupun segala judul yang sudah ada yang dapat membuat penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil karya yang orisinil dan otentik.

  Sebelum melakukan penulisan skripsi ini, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera. Hasil dari pemeriksaan di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara menyatakan belum ada penulisan yang mengangkat judul ini.

  Apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka dapat dikenakan sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh serta sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Sumatera Utara.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kewenagan Menangkap dan Mengadil Bajak Laut di Wilayah Jurisdiksi Indonesia Berdasarkan Hukum Internasional

0 0 18

Kewenagan Menangkap dan Mengadil Bajak Laut di Wilayah Jurisdiksi Indonesia Berdasarkan Hukum Internasional

0 0 12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN - Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)

0 0 15

Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)

0 0 9

Perlindungan Hukum terhadap Penumpang sebagai Pengguna Jasa Angkutan Umum pada Pengangkutan Darat (Studi pada CV. PAS Transport)

0 0 11

BAB II TINJAUAN SECARA UMUM TENTANG PERJANJIAN - Perlindungan Hukum terhadap Penumpang sebagai Pengguna Jasa Angkutan Umum pada Pengangkutan Darat (Studi pada CV. PAS Transport)

0 0 40

1 BAB I PENDAHULUAN - Perlindungan Hukum terhadap Penumpang sebagai Pengguna Jasa Angkutan Umum pada Pengangkutan Darat (Studi pada CV. PAS Transport)

0 1 15

Perlindungan Hukum terhadap Penumpang sebagai Pengguna Jasa Angkutan Umum pada Pengangkutan Darat (Studi pada CV. PAS Transport)

0 0 10

BAB II ASURANSI DAN USAHA PERASURANSIAN A. Pengertian dan Pengaturan Asuransi dan Usaha Perasuransian - Pengaruh Keterlambatan Pembayaran Premi Terhadap Pengajuan Klaim Asuransi Pada PT. Sun Life Financial Indonesia Jakarta (Studi pada PT. Sun Life Financ

0 1 28