BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),
baik yang bersifat hayati (perikanan, pertanian, dan perkebunan) maupun nonhayati (hasil tambang). Sebagai salah satu negara agraris, Indonesia berada pada
letak yang strategis dengan iklim tropis dan curah hujan tinggi sehingga banyak
tumbuhan yang dapat tumbuh dan hidup. Masyarakat memanfaatkan keuntungan
tersebut untuk meningkatkan perekonomian dan peningkatan taraf hidup, salah
satunya di bidang perkebunan dengan tanaman tebu.
Tebu (sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula
dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman
ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa
dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan
di pulau Jawa dan Sumatera. 2
Gula adalah produk sangat penting bagi ketahanan pangan nasional yang
memiliki tingkat konsumsi tinggi dan ragam penggunaannya sangat luas. Setiap
tahun konsumsinya meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan
konsumsi bahan pangan masyarakat. 3

2


Tebu, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Tebu, di akses pada tanggal 20 Maret 2015.
Tajuddin Bantacut, Kehilangan Gula Dalam Sistem Tebang Muat Angkut Di Pabrik
Gula
Sindang
Laut
Dan
Tersana
Baru,
Cirebon
http://jtp.ub.ac.id/index.php/jtp/article/viewFile/374/737, hlm. 2 di akses pada tanggal 20 Maret
2015.
3

1
Universitas Sumatera Utara

2

Tanaman tebu merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di

Indonesia dengan sistem perkebunan, baik oleh petani dengan sistem Tebu Rakyat
Intensif (TRI)4 maupun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta.
Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah cukup umur dan layak
untuk digiling akan diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula.
Batang tebu yang telah ditebang harus segera dikirim ke pabrik untuk mencegah
terjadinya penurunan mutu dan kualitas kadar gula dalam batang tebu tersebut.
Dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula sebaiknya dipilih alat angkut
yang baik dan sesuai untuk menghindari terjadinya kerusakan pada tebu.
Perkebunan tebu baik milik Negara maupun milik Swasta, masing-masing
memiliki pabrik pengolahan dan alat angkut sendiri, apabila perkebunan tersebut
tidak memiliki pabrik atau alat angkut sendiri maka wajib melakukan kerjasama
dengan pihak lain. Dalam hal ini, apabila perkebunan tidak memiliki alat angkut
sendiri untuk mengirim tebu ke pabrik maka haruslah mengadakan suatu
perjanjian dalam bentuk perjanjian pengangkutan agar batang tebu yang telah
dipanen dapat segera dikirim ke pabrik pengolahan untuk menjaga kualitas batang
tebu tetap baik.
Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan
pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan
pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu


4

Sistem TRI merupakan sistem yang menjadikan petani sebagai produsen tebu utama dan
pabrik gula sebagai mitra usaha petani serta membimbing petani dalam usaha taninya tersebut.

Universitas Sumatera Utara

3

dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang
angkutan.5
Penyediaan alat angkut untuk kegiatan pengiriman tebu dari kebun ke
pabrik termasuk salah satu kegiatan pengangkutan dan hal tersebut merupakan
bagian dari pengangkutan yang dilakukan melalui darat.
Pengangkutan darat memegang peranan penting dalam lalu lintas
perdagangan karena dapat menghubungkan pusat-pusat bahan baku dengan
pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang mengolah bahan-bahan baku
tersebut menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian diangkut
ke pasar, yang akhirnya sampai di tangan konsumen. Tanpa pengangkutan,

perusahaan tidak mungkin dapat berjalan. 6
Pihak-pihak dalam perjanjian pengangkutan ialah pengangkut dan
pengirim. Adapun sifat perjanjian pengangkutan adalah timbal - balik, artinya
kedua belah pihak, baik pengangkut maupun pengirim masing-masing
mempunyai

kewajiban

sendiri-sendiri.

Kewajiban

pengangkut

ialah

menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke
tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan kewajiban pengirim ialah
membayar uang angkutan. 7
Konsep pengangkutan meliputi tiga aspek, yaitu:

1. Pengangkutan sebagai usaha (business)
2. Pengangkutan sebagai perjanjian (agreement )
3. Pengangkutan sebagai proses penerapan (applying process)8
5

H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, 3, Hukum
Pengangkutan Cetakan ke VI, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003, hlm. 2.
6
Siti Nurbaiti, Hukum Pengangkutan Darat (Jalan dan Kereta Api), Penerbit Universitas
Trisakti, Jakarta, 2009, hlm. 2.
7
H.M.N. Purwosutjipto, Op. Cit.
8
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga Cetakan ke V, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2013, hlm. 1.

Universitas Sumatera Utara

4


Ketiga aspek pengangkutan tersebut menyatakan kegiatan yang berakhir
dengan pencapaian tujuan pengangkutan. Tujuan kegiatan usaha pengangkutan
adalah memperoleh keuntungan dan/atau laba, tujuan kegiatan perjanjian
pengangkutan adalah memperoleh hasil realisasi yang diinginkan oleh pihakpihak dan tujuan kegiatan pelaksanaan pengangkutan adalah memperoleh
keuntungan dan tiba dengan selamat di tempat tujuan. Ketiga aspek pengangkutan
tersebut menyatakan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan pelakunya.
Tanpa kegiatan tidak mungkin tujuan dapat dicapai. 9
Pada dasarnya pengangkutan berfungsi untuk memindahkan barang atau
orang dari satu tempat ke tempat lain agar meningkatkan daya guna dan nilainya.
Dari uraian tentang fungsi pengangkutan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan mengenai tujuan pengangkutan itu sendiri adalah untuk memperlancar
arus perpindahan orang dan/atau barang melalui darat, perairan maupun udara
dalam rangka menunjang, menggerakan dan mendorong pembangunan nasional,
menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas pembangunan nasional,
memantapkan keutuhan dan persatuan nasional serta mempererat hubungan antar
bangsa.10
Secara umum dinyatakan bahwa setiap pengangkutan bertujuan untuk tiba
di tempat tujuan dengan selamat dan meningkatkan nilai guna bagi penumpang
ataupun barang yang diangkut. Tiba di tempat tujuan artinya proses pemindahan
dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu berlangsung tanpa hambatan dan

9

Ibid.
Hasim Purba, Hukum Pengangkutan di Laut Perspektif Teori dan Praktek, Pustaka
Bangsa Press, Medan, 2005, hlm. 7.
10

Universitas Sumatera Utara

5

kemacetan, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dengan selamat artinya
penumpang dalam keadaan sehat, tidak mengalami bahaya yang mengakibatkan
luka, sakit atau meninggal dunia. Jika yang diangkut itu barang, selamat artinya
barang yang diangkut tidak megalami kerusakan, kehilangan, kekurangan atau
kemusnahan. Meningkatkan nilai guna artinya nilai sumber daya manusia dan
barang di tempat tujuan menjadi lebih tinggi bagi kepentingan manusia dan
pelaksanaan pembangunan. 11
Adanya perjanjian untuk melakukan suatu pengangkutan maka akan
timbul hak dan kewajiban bagi para pihak, yaitu antara pengangkut dengan

penumpang dan/atau pengirim. Dengan adanya hak dan kewajiban tersebut maka
akan timbul tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pihak. Tanggung
jawab merupakan suatu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, baik yang
dilakukan oleh pihak sendiri maupun oleh pihak lain. Dalam tanggung jawab
terdapat fungsi menerima pembebanan, yaitu jika terjadi sesuatu dapat dituntut,
dipersalahkan ataupun diperkarakan.
Perkebunan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah PT. Perkebunan
Nusantara II atau biasa disingkat PTPN II.
PT. Perkebunan Nusantara II adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di sektor perkebunan merupakan hasil penggabungan dari
PT. Perkebunan II (Persero) dan PT. Perkebunan IX (Persero) berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 07/1996 tentang konsolidasi PT.
Perkebunan Lingkup BUMN. Didirikan berdasarkan Akte Notaris Harun Kamil,
SH No. 35 tanggal 11 Maret 1996 dan diperbaharui dengan Akte Notaris Sri
11

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 15.

Universitas Sumatera Utara


6

Rahayu H. Prasetyo, SH, No. 07 tanggal 8 Oktober 2002, yang disahkan oleh
Keputusan Menteri Kehakiman & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C20859.HT.01.04 TH 2002 tanggal 25 Oktober 2002. 12
Wilayah perkebunan PTPN II tersebar di Sumatera Utara dan Papua,
terdiri dari perkebunan kelapa sawit, perkebunan tebu, perkebunan tembakau,
perkebunan karet dan perkebunan bibit kakao.
Salah satu perkebunan tebu yang ada di PTPN II adalah perkebunan Sei
Semayang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Medan Binjai Km.
13,5 Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
Pengolahan tebu sebagai salah satu hasil perkebunan, khususnya terhadap
tebu yang telah cukup umur dan layak untuk digiling, perkebunan Sei Semayang
mengadakan suatu kerjasama yang dituang dalam perjanjian dengan pihak lain
dalam bidang panggul/muat, menumpuk/mengumpul tebu, dan angkut tebu.
Perjanjian ini dilakukan antara kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada
yang beralamat di Desa Kwala Mencirim Kecamatan Sei Bingei Kabupaten
Langkat.
Perjanjian antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada
berbentuk tertulis yang dimuat dalam Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborong
(SPPP) Nomor SUTB/SPPP/X/45/SMT-I/2014.

Perjanjian pekerjaan pemborong tersebut memuat beberapa ketentuan
mengenai

pengiriman/angkut

tebu. Dengan adanya

ketentuan

mengenai

pengiriman tebu maka akan timbul hak dan kewajiban bagi para pihak sesuai

12

Operasional, http://ptpn2.com/main/index.php/kinerjaperusahaan/oprasional, diakses
pada tanggal 24 Maret 2015.

Universitas Sumatera Utara


7

dengan yang telah disepakati dan terdapat dalam Surat Perjanjian Pekerjaan
Pemborong (SPPP) tersebut.
Adanya kewajiban yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak akan
melahirkan suatu tanggung jawab yuridis bagi para pihak untuk memenuhi
ketentuan dalam perjanjian dan bertanggung jawab apabila terjadi suatu kerugian,
khusunya dalam pelaksanaan pengiriman tebu dari Kebun Sei Semayang ke
pabrik gula.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap perjanjian pengangkutan
khususnya tanggung jawab yuridis para pihak dalam pengiriman tebu dari kebun
ke pabrik antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada, mengenai
pelaksanaan pengiriman tebu, tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu,
kerugian yang timbul dalam pengiriman dan bagaimana upaya penyelesaian
sengketa yang ada dalam pelaksanaan pengiriman tebu tersebut yang akan
dituangkan dalam skripsi yang berjudul : "Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak
dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei
Semayang PTPN II)."

B. Permasalahan
Permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini meliputi halhal sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pengiriman tebu dari kebun ke pabrik?
2. Bagaimana tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu dari kebun
ke pabrik?

Universitas Sumatera Utara

8

3. Bagaimana penyelesaian sengketa terhadap kerugian yang terjadi dalam
pengiriman tebu dari kebun ke pabrik?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat
mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara dan beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengiriman tebu dari kebun ke pabrik gula
antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada
2. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak dalam pengiriman tebu dari
kebun ke pabrik antara Kebun Sei Semayang dengan CV. Sari Persada
3. Untuk mengetahui adanya wanprestasi ataupun kerugian yang timbul
dalam pelaksanaan pengiriman dan upaya penyelesaian sengketa terhadap
kerugian yang terjadi dalam pengiriman tebu dari kebun ke pabrik.

D. Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis, yaitu :
1. Manfaat teoritis yaitu untuk menambah pengetahuan penulis tentang
bagaimana bentuk pelaksanaan pengiriman dari kebun ke pabrik, tanggung
jawab para pihak dalam pengiriman, dan penyelesaian sengketa terhadap
kerugian yang terjadi dalam pelaksanaan pengiriman tersebut.
2. Manfaat praktis yaitu dapat memberikan masukan bagi pihak PTPN II
maupun bagi pihak CV. Sari Persada baik dalam hal pembuatan perjanjian
maupun pelaksanaan perjanjian tersebut. Penelitian ini juga diharapkan

Universitas Sumatera Utara

9

dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang perjanjian.
E. Metode Penelitian
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah
yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan
untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan
menganalisanya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan mendalam terhadap
fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas
permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. 13
Metodologi memiliki peranan dalam penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, yaitu diantaranya :
1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau
melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lengkap.
2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk meneliti hal-hal yang
belum diketahui.
3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian
interdisipliner. 14

Upaya pengumpulan data yang diperlukan oleh penulis diterapkan metode
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian
hukum Normatif. Penelitian hukum Normatif dilakukan melalui kajian terhadap
data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan, seperti peraturan
perundang-undangan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan skripsi
13

Metode Penelitian Hukum Empiris dan Normatif, http://idtesis.com/metode-penelitianhukum-empiris-dan-normatif/, diakses pada tanggal 24 Maret 2015.
14
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2006, hlm. 7.

Universitas Sumatera Utara

10

ini. Karena penyusunan skripsi ini juga melalui proses penelitian lapangan, maka
penelitian ini juga menggunakan metode penelitian hukum Empiris. Penelitian
hukum Empiris merupakan penelitian lapangan yang berasal dari data primer yang
di dapat langsung dari masyarakat sebagai sumber utama melalui pengamatan
(observasi), wawancara, ataupun penyebaran kuisoner. Penelitian hukum Empiris
dalam penulisan skripsi ini dilakukan melalui wawancara langsung dengan legal
staff di PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Kebun Sei Semayang.

2. Teknik Pengumpulan Data
a.

Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Bahan hukum dikumpulkan dengan menggunakan penelitian kepustakaan
(library research) dan studi dokumen dari berbagai sumber yang dianggap
relevan dan berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.
Sumber bahan hukum sekunder yang berupa artikel, jurnal ilmiah, bahan
kuliah, buku-buku hukum yang berkaitan yang didapat melalui Perpustakaan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

b.

Penelitian Lapangan (Field Research)
Sebagai data penunjang dalam penelitian ini juga didukung dengan penelitian
lapangan (field research) untuk mendapatkan data primer guna akurasi
terhadap hasil yang dipaparkan, yaitu berupa wawancara. Wawancara
dilakukan sebagai alat pengumpulan bahan hukum tambahan selain daripada
bahan hukum yang didapatkan dari perpustakaan. Wawancara dilakukan
dengan informan yang dipandang bersangkutan, yaitu dengan pihak PTPN II
Kebun Sei Semayang sebagai perusahaan perkebunan.

Universitas Sumatera Utara

11

3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) Kebun
Sei Semayang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Medan Binjai
Km. 13,5 Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

4. Jenis Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder didukung oleh data primer.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan
dengan cara melalui wawancara langsung dengan pihak PTPN II Kebun
Sei Semayang.
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan guna
mendapatkan landasan teoritis terhadap segi-segi hukum perjanjian. Selain
itu tidak menutup kemungkinan diperoleh melalui bahan hukum lain,
dimana pengumpulan bahan hukumnya dilakukan dengan cara membaca,
mempelajari, serta menelaah data yang terdapat dalam buku, literatur,
tulisan-tulisan

ilmiah,

dokumen-dokumen

hukum

dan

peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan objek penelitian. Bahanbahan hukum tersebut berupa:

Universitas Sumatera Utara

12

1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, meliputi
seluruh peraturan perundang-undangan yang relevan dengan permasalahan
dan tujuan penelitian antara lain terdiri atas:
a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
b) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
c) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan
Jalan;
e) Surat

Perjanjian

Pekerjaan

SUTB/SPPP/X/45/SMT-I/2014

Pemborong
antara

Kebun

(SPPP)
Sei

Nomor
Semayang

dengan CV. Sari Persada.
2. Bahan hukum sekunder, berupa bahan hukum yang memberikan
penjelasan terhadap bahan hukum primer yaitu hasil karya ahli hukum
berupa buku-buku, pendapat-pendapat para sarjana yang berhubungan
dengan skripsi ini dan acuan lainnya yang berisikan informasi tentang
bahan primer berupa tulisan artikel ilmiah, jurnal-jurnal hukum dan buku
buku terkait dengan hukum perikatan, khususnya yang berkaitan dengan
materi penelitian.
3. Bahan hukum tertier, diperlukan digunakan untuk berbagai hal dalam
penjelasan makna-makna kata dari bahan hukum sekunder dan dari bahan
hukum primer khususnya kamus hukum.

Universitas Sumatera Utara

13

5. Analisis Data
Analisis data dalam penulisan ini digunakan data kualitatif, yaitu suatu
analisis data secara jelas serta diuraikan dalam bentuk kalimat sehingga diperoleh
gambaran yang jelas yang berhubungan dengan skripsi ini, dalam hal hasil dari
wawancara terhadap pihak PTPN II Kebun Sei Semayang.

F. Sistematika Penulisan
Sebagai karya ilmiah penelitian ini memiliki sistematika yang teratur dan
saling berkaitan di dalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan
tujuannya. Tulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab yang akan diperinci lagi dalam sub
bab, adapun kelima bab itu terdiri dari :
BAB I :

PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang
penulisan pemilihan judul yang dipilih oleh penulis serta hal-hal
yang

mendorong

penulis tertarik

mengangkat judul

yang

bersangkutan, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan
dilanjutkan dengan metode penelitian, tinjauan kepustakaan,
sistematika penulisan serta keaslian penulisan dari skripsi ini.
BAB II :

TINJAUAN

UMUM

TENTANG

PERJANJIAN

PENGANGKUTAN
Pada bab ini memabahas tentang pengertian sebuah perjanjian, asas
dalam perjanjian, jenis dan syarat-syarat sahnya sebuah perjanjian,

Universitas Sumatera Utara

14

pengertian pengangkutan dan perjanjian pengangkutan, serta fungsi
dan sifat perjanjian pengangkutan.
BAB III :

ASPEK HUKUM PENGIRIMAN TEBU DARI KEBUN KE
PABRIK
Pada bab ini akan dibahas tentang profil PTPN II dan CV. Sari
Persada, prosedur pembentukan perjanjian pengiriman, hak dan
kewajiban para pihak, serta pengaturan hukum dalam pengiriman
tersebut, serta jangka waktu pengiriman dan pembayaran ongkos
angkut.

BAB IV :

TANGGUNG JAWAB YURIDIS PARA PIHAK DALAM
PENGIRIMAN TEBU DARI KEBUN KE PABRIK
Pada bab ini diuraikan tentang pelaksanaan pengiriman tebu dari
Kebun Sei Semayang ke pabrik gula, tanggung jawab para pihak
dalam pengiriman, wanprestasi dan akibatnya, serta penyelesaian
sengketa apabila terjadi suatu kerugian selama proses pengiriman
tebu dari kebun ke pabrik.

BAB V :

PENUTUP
Bab ini adalah bagian terakhir yang merupakan kesimpulan dari
jawaban permasalahan dan saran dari penulisan ini untuk pihakpihak yang terkait dalam perjanjian.

Universitas Sumatera Utara

15

G. Keaslian Penulisan
Skripsi ini berjudul “Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak dalam
Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN
II)”. Berdasarkan pengamatan dan pengecekan judul di Perpustakaan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, materi yang dibahas dalam penulisan skripsi
ini belum pernah dijadikan judul maupun dibahas dalam skripsi yang sudah ada
lebih dulu. Judul skripsi benar merupakan hasil dari pemikiran penulis dengan
mengambil panduan dari buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan judul
dari skripsi penulis, ditambah sumber riset dari lapangan.
Adapun judul skripsi yang telah ada di Perpustakaan Cabang Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara yang berhubungan dengan judul skripsi
penulis, ialah :
1. Nama

: Lia Angelina Marpaung

Nomor

: 157/Lia/T/08/Dagang

Departemen

: Hukum Perdata Dagang

Judul

: Tinjauan Yuridis Perjanjian Pengiriman Barang Jenis
Bahan Makanan Segar antara Pemasok dan PT. Carefour.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai

0 3 11

BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Bentuk-Bentuk Kekerasan terhadap Anak - Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Pengeringan - Rancang Bangun Kompresor Dan Pipa Kapiler Untuk Mesin Pengering Pakaian Sistem Pompa Kalor Dengan Daya 1PK

0 1 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan - Pengaruh Inventory TurnoverRatio Dan Debtors’ TurnoverRatio Terhadap Gross ProfitMargin: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pengaruh Inventory TurnoverRatio Dan Debtors’ TurnoverRatio Terhadap Gross ProfitMargin: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan dan Perilaku - Pengetahuan Dan Perilaku Dokter Gigi Terhadap Tindakan Pencabutan Gigi Pada Penderita Diabetes Mellitus Di Kecamatan Medan Selayang Periode Januari-Februari 2014

0 0 23

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI BAJAK LAUT A. Pengertian dan Sejarah Bajak Laut di Dunia - Kewenagan Menangkap dan Mengadil Bajak Laut di Wilayah Jurisdiksi Indonesia Berdasarkan Hukum Internasional

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kewenagan Menangkap dan Mengadil Bajak Laut di Wilayah Jurisdiksi Indonesia Berdasarkan Hukum Internasional

0 0 18

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN - Tanggung Jawab Yuridis Para Pihak Dalam Pengiriman Tebu dari Kebun ke Pabrik (Studi pada Kebun Sei Semayang PTPN II)

0 0 23