I. REKENING TABUNGAN - Produk-Produk Perbankan dalam Tinjauan Islam

  

PRODUK-PRODUK PERBANKAN

DALAM TINJAUAN ISLAM

I. REKENING TABUNGAN

  Tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang dikeluarkan oleh Bank yang penyetoran dan penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai kententuan yang

   berlaku di masing-masing bank.

  Tabungan nasabah di bank konvensional akan bertambah setiap bulannya karena bunga yang diberikan oleh pihak bank. Besarnya suku bunga tabungan ditetapkan oleh Rapat ALCO setiap periode tertentu yang disesuaikan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan dana bank yang bersangkutan. Contoh, penetapan bunga tabungan berdasarkan saldo harian dirumuskan sebagai berikut :

  Saldo Akhir Hari x Suku Bunga Bunga = 365 hari

  Tinjauan Islam

  Yang menjadi pokok permasalahan Rekening Tabungan di Bank Konvensional adalah sistem bunga yang tidak ada bedanya dengan riba. Kata riba telah disebutkan secara umum dalam Al-Quran atau hadits. Maka, konotasinya tidak lain dari riba yang hakiki, yaitu apa yang dikenal pada era jahiliyah, dan yang populer dengan istilah “riba nasi’ah” ‘riba utang’. Namun, ada lagi jenis riba lain yang dalam hadits disebut “riba fadhl” ‘riba jual-beli’.

  Pembahasan penulis kali ini berkisar tentang riba yang asli atau riba jahiliah. Yaitu, riba yang terkenal pada umat-umat dahulu, dan masih berlansung efektif sampai saat ini. Riba inilah yang merupakan tulang punggung bagi sistem kapitalis dan kolonialis Barat.

  Istilah nasi’ah berasal dari akar kata nasaa’ yang berarti menunda, menangguhkan atau menunggu, dan mengacu pada waktu yang diberikan bagi pengutang untuk membayar kembali utang dengan memberikan “tambahan” atau “premi”. Karena itu riba nasi’ah mengacu kepada bunga pada utang.

  Setidaknya ada dua bentuk riba pinjaman yang dipraktekkan oleh bangsa Arab jahiliah. Pertama, riba yang baru dikenakan pada saat peminjam tidak mampu melunasi utangnya dan meminta perpanjangan waktu. Pada saat jatuh tempo, pemberi utang biasanya memberi dua pilihan : melunasi seluruh pokok pinjaman atau perpanjangan waktu dengan “penambahan” pembayaran.

  “Penambahan” ini kita kenal dengan baik. Penambahan ini bisa berupa kuantitas, seperti menangguhkan pengambalian seekor unta sekarang dengan dua ekor unta dimasa mendatang, atau dalam umur, seperti menangguhkan pengembalian seekor unta yang berumur satu tahun dengan seekor unta yang berumur dua atau tiga tahun di masa mendatang.

  Jadi, riba baru dikenakan bila ada perpanjangan waktu. Ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan sistem bunga perbankan modern. Bahkan, tanpa meminta perpanjangan waktupun, sipeminjam harus membayar beban bunga. Masihkah kita akan berdalih bahwa bunga bank tidak memberatkan seperti riba jahiliah? Bahkan, praktik pembungaan uang oleh bank lebih parah dari praktek riba 1 an-nasiah diatas.

  Mudrajad Kuncoro & Suhardjo, MANAJEMEN PERBANKAN TEORI DAN APLIKASI, hal. 204

  Bunga perbankan hari ini ternyata juga telah ada praktiknya pada zaman jahiliah. Yaitu bentuk yang kedua, yang mana bangsa Arab sudah terbiasa dengan situasi di mana seorang pemberi pinjaman uang untuk suatu periode tertentu dan mengambil sejumlah riba (bunga) tertentu setiap bulan. Inilah riba yang berlaku

  

sekarang dan dikutip oleh bank dan lembaga-lembaga keuangan lain di

dunia. Allah telah mengharamkannya bagi kaum muslimin.

  keuntungan positif di depan pada suatu pinjaman sebagai imbalan karena menunggu, manurut syari’ah tidak diperbolehkan. Tidak ada perbedaan apakah persentase keuntungan dari pokok itu bersifat tetap atau berubah, atau suatu jumlah tertentu yang dibayar didepan atau pada saat jatuh tempo, atau suatu pemberian (hadiah) atau suatu bentuk pelayanan yang diterima sebagai suatu persyaratan pinjaman.

  Permasalahan bunga (interest) sebenarnya telah dikaji oleh para Ulama dan Pemikir Islam. Mereka telah sepakat menyatakan bahwa bunga (interest) dari semua jenis pinjaman adalah riba yang diharamkan, melalui berbagai keputusan diskusi, seminar dan konfrensi Ilmia Islam Internasional diantaranya :

  1 Keputusan Muktamar Islam II Lembaga Riset Islam diselenggarakan di

  Kairo pada Muharram 1385 H/ Mei 1965 M, dihadiri oleh para wakil dan utusan dari 35 negara Islam.

  2 Keputusan Lembaga Fikih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI), dalam

  sidang Muktamar II di Jeddah, pada tanggal 10-16 Rabi’uts Tsani 1406H / 22-28 Desember 1985 M.

  3 Keputusan Lembaga Fikih Islam Rabithah Alam Islami dalam sidangnya yang ke-9, di aula Rabithah Alam Islami di Mekkah, Rajab 1406 H.

  4 .

  Keputusan Muktamar Bank Islam II 1403 H/ 1983 M di Kuwait Kemungkinan modifikasi produk ini adalah dengan menghapus sistem bunga. Dalam Bank Syari’ah, telah diterapkan produk rekening tabungan. Rekening tabungan di Bank Syari’ah dibedakan atas rekening wadi’ah dan mudharabah. Pada rekening wadi’ah, nasabah tidak dapat apa-apa karena mereka hanya menitip uang di Bank dan ini merupakan adaptasi syar’i dari konsep wadi’ah menurut Islam. Sedangkan tabungan mudharabah, para nasabah memperoleh bagi hasil dari tabungannya karena uangnya digunakan untuk investasi.

II. DEPOSITO

  Deposito adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan

  

  Sama halnya dengan produk-produk simpanan lainnya, deposito juga memberikan bunga atas simpanan. Dalam buku Manajemen Perbankan Teori dan aplikasi disebutkan : “Besarnya suku bunga deposito ditetapkan oleh Rapat ALCO (Asset

  

dan Liabilities Commite) setiap periode tertentu yang disesuaikan dengan

  

  perkembangan pasar dan kebutuhan dana bank yang bersangkutan.

  2 3 Ibid, 193.

  Ibid, 199

  Tinjauan Islam

  Deposito yang diterapkan di bank-bank konvensional, pada hakikatnya adalah

  

riba yang diharamkan Allah. Deposito sama dengan riba jahiliyah, bahkan lebih

  bahaya dari riba jahiliyah. Pada riba jahiliyah, kelebihan atas pinjaman baru ditetapkan seandainya peminjam tidak bisa membayar pada batas waktu yang disepakati. Namun pada deposito berjangka, pada awal transaksi nasabah sudah

  Riba Jahiliyah Deposito Berjangka Batas akhir pembayaran jangka waktu tabungan

  Tidak sanggup bayar diberi bunga (lebih besar dari tabungan biasa)

  Tambah jangka waktu pinjaman Harus bayar lebih dari pokok pinjaman

  Dari skema di atas tergambar bahwa riba jahiliyah dan deposito berjangka sama-sama memberikan kelebihan pembayaran atas pokok pinjaman. Sama halnya dengan rekening tabungan biasa, kemungkinan modifikasinya hanyalah dengan menghilangkan sistem bunga, karena bunga adalah riba yang diharamkan.

III. TRANSFER

  Transfer atau pengiriman uang merupakan kegiatan penyelesaian permohonan pemindahan uang/dana dari satu kantor cabang bank ke kantor cabang lainnya atau bank korespondennya di luar negeri yang dilakukan melalui sarana komunikasi yang telah dilengkapi dengan berbagai alat pengaman, diawali dengan permohonan transfer dari nasabah, diteruskan Bank dengan instruksi untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang yang disebutkan namanya

  

  Tinjauan Islam

  Pada prinsipnya, transfer adalah jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai perintah pemberi amanat (nasabah/pihak lain) untuk keuntungan penerima. Dengan prinsip demikian, maka jasa transfer dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijarah, dimana bank menerima perwakilan dari nasabah untuk mengirimkan sejumlah uang tertentu dan atas jasanya itu bank memungut biaya tertentu. 4 IV. OBLIGASI

  Ibid, 387-388

  Obligasi merupakan istilah dari surat berharga bagi penetapan hutang dari pemilik/pihak yang mengeluarkan obligasi atas suatu proyek dan memberikan kepada pemegangnya hak bunga yang telah disepakati disamping nilai nominal obligasi tersebut saat habisnya masa hutang. Pemegang obligasi menikmati bebarapa hak berikut :

  1. Hak mendapatkan bunga yang tetap sesuai dengan kesepakatan

  3. Hak untuk mengedarkan obligasi dengan menjualnya kepada orang lain Pemegang obligasi tidak ikut serta dalam pengelolaan poyek yang dihutanginya, ia juga tidak berhak untuk mendapatkan keuntungan atau hasil perusahaan pada waktu likuidasi atau bubar. Ia hanyalah sekedar pemberi hutang kepada proyek tersebut. Obligasi memiliki berbagai macam jenis, para ekonom sangat mahir dalam menciptakan berbagai macam obligasi yang berbeda satu dengan yang lainnya untuk menarik harta para penabung.

  Tinjauan Islam

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa obligasi adalah hutang yang pemegangnya berhak atas bunga yang tetap, dan ini adalah riba yang

  

diharamkan secara jelas oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih serta

ijma’ ulama baik salaf maupun khalaf.

  QS Al-Baqarah : 278 – 279 Ibnu Mundzir berkata : “Ulama bersepakat bahwa orang yang memberi hutang jika mensyaratkan kepada penghutang suatu tambahan atau hadiah kemudian orang itu menghutangi dengan syarat tersebut, maka mengambil tambahan tersebut adalah riba.”

  Para ahli fiqih tidak membolehkan obligasi dengan bunga bagaimanapun bentuknya dan lembaga apapun yang mengeluarkannya, karena ia merepresentasikan hutang dengan bunga.

  Kemungkinan merekonstruksi obligasi-obligasi dengan bunga agar sesuai dengan kaidah-kaidah syari’ah dengan berbagai jalan, di antaranya :

  1. Penghapusan bunga yang tetap dan mengalihkannya ke surat investasi yang ikut serta dalam keuntungan dan dalam kerugian serta tunduk pada kaidah al-Ghunmu bi al-Ghurm.

  2. Penghapusan syarat jaminan aatas kembalinya harga obligasi dan bunganya sehingga menjadi seperti saham biasa

  3. Pengalihan obligasi ke saham biasa. Alternatif-alternatif islami yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan (dhawabit) syari’ah bagi surat-surat berharga konvensional yang terlarang secara syar’i antara lain dengan obligasi mudharabah, sertifikat investasi islami dan sertifikat tabungan investasi islami.

V. ATM (Automatic Teller Machine)

  ATM adalah mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh teller. Dengan menggunakan ATM, nasabah dapat melakukan transaksi kapanpun dan di manapun. Atas pelayanan bank ini, bank memungut biaya pemeliharaan tertentu. Produk ini dapat menggunakan prinsip ijarah. Untuk pelayanan terhadap nasabah, bank dapat memberikan fitur antara lain : transfer antar rekening, pembayaran telepon, listrik dan lain-lain. Biaya yang dipungut Namun ada juga bank yang menerapkan biaya administrasi setiap kali terjadi transaksi dengan ATM.

  Pada perkembangannya, produk ATM ini tidak hanya memiliki target market nasabah pendanaan, namun juga bank dan merchant. Bank-bank yang menjadi target pasar adalah bank yang ingin memiliki fasilitas ATM, namun tidak memiliki teknologinya, terkait masalah mahalnya biaya investasi produk ini. Sistem ATM bersama yang sedang trend saat ini menjadi sumber pemasukan yang besar bagi bank yang memiliki teknologi ini. Biasanya setiap kali penerbitan kartu ATM dan transaksi di ATM oleh nasabah bank mitra kerja akan dikenakan biaya tertentu untuk kepentingan bank pemiliki teknologi ATM.

  Tinjauan Islam

  Dilihat dari prosedur pemanfaatan ATM, tidak ada yang melanggar ketentuan syar’i. Yang jadi permasalahan adalah Bank pemilik ATM tersebut. Untuk dapat memiliki kartu ATM, kita harus mempunyai saldo tabungan di bank yang bersangkutan. Maka, jika ATM tersebut berasal dari Bank ribawi, haram hukumnya memiliki ATM tersebut, karena kita telah terlibat dengan sistem ribawi.

  VI. KLIRING

  Kliring adalah sarana perhitungan hutang piutang antar bank peserta kliring guna memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral dalam suatu wilayah tertentu yang ditetapkan oleh bank indonesia. Dalam transaksi kliring, bank dapat menerima perintah dari nasabah untuk menagih sejumlah dana tertentu sebagaimana tercantum didalam warkat kliring, dan atas perintah perintah tersebut bank memungut biaya tertentu. Dengan skim sedemikian, maka skim ini dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijarah.

  Yang termasuk warkat kliring antara lain : cek, B/G, kiriman uang, wesel bank, nota debet atau nota kredit. Dalam transaksi kliring terdapat beberapa pihak antara lain:

  1. Pemberi amanat (principal), yakni pihak yang memberikan amanat kepada bank.

  2. Bank pengirim(Remitting bank), yakni bank yang menerima parintah proses kliring.

  3. Bank tertarik(Drawee bank), yakni bank yang harus melakukan pembayaran atas tagihan kliring yang diterimanya .

  4. Tertarik(Drawee), yakni pihak yang harus membayar tagihan kliring.

  VII. BURSA EFEK

  Bursa efek termasuk salah satu institusi terpenting yang beroperasi dalam pasar modal. Bahkan ia merupakan institusi yang mempengaruhi ekonomi negara terutama nagara-negara yang menjalankan sistem ekonomi liberal atau kapitalis yang dikenal juga dengan ekonomi pasar. Ekonomi negara secara makro (global) disifati menurut kestabilan, kekuatan dan kemantapan bursa efek. Ia merupakan cerminan ekonomi negara, sehingga negara memegang otoritas dan perhatian peraturan pengawasan dan pembaharuan (revisi) terus-menerus terhadap peraturan tersebut sehingga ia selaras dangan perkembangan dan penemuan- penemuan baru, baik secara regional maupun internasional.

  Pemakaian istilah “bursa” untuk menunjukkan tempat atau transaksi yang berhubungan dengan surat-surat berharga, merujuk kepada julukan seorang pedagang belgia yang bernama Van der Bourse.Pedagang tersebut memiliki hotell di kota Bruges, Belgia, yang menjadi tempat bertemunya para pedagang di kota tersebut. Aktivitas ini tejadi pada abad ke enam belas Masehi .

  Defenisi bursa secara umum berarti:”Tempat transaksi produk-produk surat berharga di bawah pembinaan dan pengawasan pemerintah.”

  Tinjauan Islam

  Hal yang menjadi permasalahan di bursa efek adalah mengenai sejauh mana kebolehan transaksi yang dilakukan dalam bursa dan apa alternatif islami atas hal tersebut. Pokok pembahasannya meliputi perusahaan-perusahaan yang terlibat

  

dalam transaksi, obyek bursa efek (surat-surat berharga) dan praktek

operasional transaksi surat-surat berharga.

  Kriteria perusahaan pemilik surat berharga yang boleh bertransaksi dengannya adalah perusahaan yang aktifitasnya diperbolehkan dan tidak berinteraksi dengan hal-hal yang diharamkan, hal-hal yang kotor dan modalnya tidak mengandung riba atau harta dan kerja yang kotor, seperti perusahaan mimum-minuman keras, narkoba dan sebagainya.

  Surat-surat berharga adalah : ”Dokumen untuk menetapkan adanya hak kepemilikan dalam suatu proyek atau hutang atas hal itu.” Transaksi atas surat berharga tersebut bukan atas kertas itu sendiri, melainkan atas hak-hak yang dipresentasikan oleh kertas-kertas tersebut. Sejauhmana kebolehan transaksi surat berharga tergantung pada jenis surat berharga tersebut.

  Hal terakhir yang mempengaruhi kebolehan muamalah di bursa efek adalah bentuk transaksi. Bentuk-bentuk transaksi di bursa efek terdiri dari :

  1. Transaksi Spot (lansung) : Pembeli membayar harga secara sempurna dan menerima surat berharga dari penjual sesuai dengan prosedur yang ada dalam bursa. Bentuk transaksi ini diperbolehkan secara syar’ i karena ia merupakan jual beli tunai.

  2. Asy-Syira’ Bi Al-Hamisy (Trading On Margin) : Pembeli membayar sebagian harga secara tunai, kemudian perantara (pialang) mencari pinjaman kepada bank untuk melunasi sisa harga, dengan syarat surat berharga obyek transaksi tersebut dijadikan jaminan bagi pialang untuk melunasi harga pinjaman. Surat berharga tersebut didaftarkan atas nama perusahaan perantara (pialang) dan bukan ataas nama pembeli, kemudian pihak pialang membayar bunga kepada bank atas pinjaman tersebut dan membebankannya kepada pembeli dalam bentuk harga yang lebih tinggi dari harga bunga.

  Dalam transaksi ini, pembeli tidak membayar harga secara keseluruhan, sampai batas ini tidak ada permasalahan, karena syari’at Islam membolehkan jual-beli tempo. Hanya saja, keharamannya terjadi atas :

  a. imbalan bunga

  b. adanya dua akad secara bersamaan dalam satu akad, yaitu akad jual beli dan akad hutang. Padahal syari’at Islam telah melarang shahih, rasulullah melarang jual beli dan salaf.

  c. Praktek tidak bermoral yang menyertai transaksi ini.

  3. Transaksi dengan Option dan Indeks Bursa

  a. hal yang paling dekat option adalah perjudian, setiap pembeli option baik hak jual (put option) maupun hak beli (call option) menggantungkan nasibnya atas fluktuasi harga, bisa jadi keuntungan yang didapat atau sebaliknya kerugian yang ditanggung.

  b. Penentuan harga option didasarkan atas asas yang bathil, baik judi ataupun riba. Hal-hal yang dikatakan dalam option di atas, juga dikatakan dalam transaksi indeks.

VIII. Money Changer (Manajemen Valuta Asing)

  Manajemen Valuta Asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut pasar valas. Pasar valas adalah transaksi jualbeli melalui jaringan komukasi antara bank-bank, brokers maupun dealer di seluruh dunia yang dilakukan di ruang masing-masing bank yang telah dilengkapi dengan jaringan

  

  Tinjauan Islam

  Tukar menukar mata uang asing diperbolehkan dalam Islam dengan syarat cash (tunai). Hal ini diqiyaskan kepada tukar menukar antara emas dengan perak. Jumlah tidak harus sama.

  Maraji’

  Al-Qardhawi, Dr. Yusuf, Terj, 2002, Bunga Bank, Haram, Akbar Media Eka Sarana, Jakarta. Ash-Shawi, Dr. Muhammad Shalah Muhammad, 1990, Musykilatul Istismar fil

  Bunukil Islamiyah wa Kaifa ‘Alijahal Islam. Jeddah : Darul Mujtama’

  Baly, Wahid Abdus Salam, Terj, 2002, Dialog Ilmiah Bank Syari’ah vs Bank

  Konvensional, Darul Falah, Jakarta

  Kuncoro, Mudrajad & Suhardjo, 2002, Manajemen Perbankan Teori Dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta. Syahatah, Dr. Husein dan Dr. Athiyyah Fayyadh, Terj, 2004, Bursa Efek, Tinjauan

  Islam Dalam Transaksi di Pasar Modal, Pustaka Progresif, Surabaya

  Zulkifli, Sunarto, 2003, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, Zikrul 5 Hakim, Jakarta.

  Ibid, hal 294