Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Latar Penelitian

  4.1.1 Letak Geografis

  Penelitian ini dilakukan di TK Kanisius Gendongan Salatiga. Lokasi TK Kanisius Gendongan Salatiga berada di tengah kota dan bergabung menjadi satu dengan SD Kanisius. TK Kanisius Gendongan memiliki 2 ruang kelas, 1 ruang guru dan 1 ruang UKS. Sarana dan prasarana yang dimiliki TK cukup lengkap dan baik diantaranya: tempat bermain dan halaman yang luas, serta alat-alat permainan di dalam kelas seperti puzzel, lego, balok, boneka, playdough, alat musik, dan alat main luar kelas seperti ayunan, jungkat-jungkit, papan luncur, bola dunia, mangkuk putar, dan papan titian yang dapat digunakan bermain anak.

  4.1.2 Visi dan Misi TK Kanisius Gendongan a. Visi

  Kasih mengantar anak menuju perkembangan dan kemandirian b.

   Misi 1.

  Mengutamakan penanaman nilai-nilai kristiani lewat kegiatan pembelajaran di TK 2. Meningkatkan kreativitas siswa melalui pembelajaran dan permainan

4.2 Deskripsi Pra Siklus

  Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas B TK Kanisius Gendongan Salatiga menunjukan bahwa anak masih kesulitan dalam memahami huruf b, d, i, j, m, n, p ,q, s, u, w, x, y, z dimana anak masih terbalik dalam membacanya. Berdasarkan jumlah dari 19 anak hanya 4 orang anak yang mampu menyebutkan huruf dan membaca suku kata dengan tepat. Data kemampuan awal sebelum siklus juga diperoleh melalui data yang dimiliki guru. Berdasarkan data penilaian yang dimiliki guru anak dalam membaca gambar, menghubungkan gambar dengan tulisan juga masih mengalami kesulitan, terutama dalam mengenali bentuk tulisan. Adapun konsisi awal yang diperoleh melalui observasi Pra Siklus dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kemampuan Anak Pra Siklus

  Presentase No Indikator

  Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

  1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang 21,05% 47,37% 31,58% dikenal

  2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda- 21,05% 31,58% 47,37% benda yang ada disekitar

  3. Menyebutkan kelompok-kelompok gambar 21,05% 31,58% 47,37% yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama Rata-rata kemampuan anak 21,05% 36,84% 42,11%

  Berdasarkan prosentase hasil yang diperoleh pada pra siklus dapat dilihat dari

tabel 4.1 bahwa dari 19 anak yang mampu menyebutkan simbol huruf yang dikenal dengan nilai 3 (21,05%) dengan jumlah 4 anak, nilai 2 (47,37%) dengan jumlah 9

  anak, dan nilai 1 (31,58%) dengan jumlah 6 anak, mengenal suara huruf awal dari nama benda dengan nilai 3 (21,05%) dengan jumlah 4 anak, nilai 2 (31,58%) dengan jumlah 6 anak, dan nilai 1 (47,37%) dengan jumlah 9 anak dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf awal yang sama dengan nilai 3 (21,05%) dengan jumlah 4 anak, nilai 2 (36,84%) dengan jumlah 6 anak, dan nilai 1 (42,11%) dengan jumlah 9 anak. Dengan rata-rata 4 anak (21,05%) untuk nilai 3, 7 anak (36,84%) untuk nilai 2, dan 8 anak (42,11%) untuk nilai 1.

  Grafik 4.1 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Pra Siklus pada

Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga Dari grafik 4.1 dapat diketahui bahwa prosentase hasil belajar menunjukan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B yang memiliki nila 3 sebesar 21,05%, nilai 2 sebesar 36,84%, sedangkan nilai 1 sebesar 42,11%. Hal ini menjukkan bahwa indikator yang diinginkan belum tercapi karena dalam obeservasi anak masih ragu untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh peneliti.

4.3 Deskripsi Data Kemampuan Membaca Permulaan Siklus 1

  Penelitian dalam siklus 1 terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dimana penelitian ini dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 15 November 2016 dan penelitian ke dua dilakukan pada tanggal 18 November 2016.

  4.3.1 Tahap Perencanaan

  Tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Menentukan tema dan sub tema kegiatan pembelajaran b. Menyusun dan membuat RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) c. Menentukan dan mempersiapkan media yang digunakan yaitu kartu bergambar 10 buah ukuran 9x10 cm dan lembar kerja siswa d.

  Menyiapkan lembar obeservasi tentang kegiatan pembelajaran membaca permulaan melalui media kartu gambar.

  4.3.2 Tahap Pelaksanaan

  Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada kegiatan awal dan kegiatan inti saat apersepsi. Tema pada siklus I adalah tanaman dengan Sub tema buah. Kegiatan pembelajaran di TK Kanisius Gendongan di mulai dari jam 07.00-09.30 WIB. Namun untuk menggunakan media gambar anak memiliki waktu 60 menit.

  4.3.3 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama siklus pertama di laksanakan pada hari selasa tanggal 15 November 2016. Sesuai dengan RPPH yang telah dibuat peneliti. Adapaun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

  a) Kegiatan Awal

  Pada kegiatan awal dimulai dengan anak berbaris didepan kelas, setelah itu anak berdoa, mnegucapkan salam dan memulai proses pembelajaran. Pertama peneliti mengajak anak bernyanyi serta melakukan gerakan fisik menirukan gerakan pohon yang tertiup angin. Setelah melakukan kegiatan fisik motorik peneliti melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang buah dengan menggunakan kartu bergambar yang sudah disiapkan.

  b) Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti ini peneliti menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu. Kegiatan pertama anak menyebutkan nama buah yang dipilih anak, memotong , mengurutkan dan menempel kata tersebut. Untuk kegiatan kedua peneliti meminta anak untuk menghubungkan nama buah dengan gambar yang sudah disediakan. Kegiatan ketiga peneliti meminta anak untuk memberi tanda V dan mewarnai gambar yang berhuruf awal “s” dengan pewarna makanan. Setelah kegiatan selesai anak bisa beristirahat.

  c) Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir dilakukan anak setelah selesai istirahat, peneliti melanjutkan kegiatan sesuai dengan RPPH yang telah dibuat. Peneliti mengajak anak menyanyi dengan gerakan. Kemudian peneliti melakukan evaluasi kegiatan apa saja yang dilakukan satu hari tersebut dan berapa besar hasil yang dicapai oleh peneliti dalam menyampaikan materi pada anak, dan terakhir anak persiapan untuk pulang (berdoa).

  Dari hasil observasi pembelajaran siklus I pertemuan pertama anak masih malu sehingga anak masih ragu-ragu untuk menjawab dan mengerjakan lembar kerja. Selain itu peneliti juga masih belum bisa dalam menguasai kelas.

Tabel 4.2 Kemampuan membaca permulaan siklus I pertemuan pertama

  

kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  No Presentase

  Indikator Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

  1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang 31,58% 36,84% 31,58% dikenal

  2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda- 36,84% 31,58% 31,58% benda yang ada disekitar

  3. Menyebutkan kelompok-kelompok gambar 31,58% 31,58% 36,84% yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama Rata-rata kemampuan anak 33,34% 33,33% 33,33%

  Berdasarkan prosentase hasil yang diperoleh pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat dari tabel 4.2 bahwa dari 19 anak yang menjadi subjek penelitian pada membaca permulaan menyebutkan simbol huruf yang dikenal nilai 3 (31,58%) dengan jumlah 6 anak, nilai 2 (36,84%) dengan jumlah 7 anak, dan nilai 1 (31,58%) dengan jumlah 6 anak, mengenal suara huruf awal dari nama benda terdapat nilai 3 (36,84%) dengan jumlah 7 anak, nilai 2 (31,58%) dengan jymlah 6 anak, dan nilai 1 (31,58%) dengan jumlah 6 anak dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf awal yang sama terdapat nilai3 (31,58%) dengan jumlah 6 anak, nilai 2 (31,58%) dengan jumlah 6 anak, dan nilai 1 (36,84%) dengan jumlah 7 anak. Dengan nilai rata-rata 7 anak (33,34%) untuk nilai 3, 6 anak (33,33%) untuk nilai 2, dan 6 anak(33,33%) untuk nilai 1.

  Grafik 4.2 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Siklus I Pertemuan

kedua pada Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga Dari grafik 4.2 dapat diketahui bahwa prosentase hasil belajar menunjukan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompo B yang memiliki nilai 3 sebesar 33,34%, nilai 2 sebesar 33,33%, sedangkan nilai 1 sebesar 33,33%.

4.3.4 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 18 November 2016. Pelaksanaan di laksanakan sesuai dengan RPPH yang sudah dibuat oleh pentliti. Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

  a) Kegiatan Awal

  Pelaksanaan kegiatan awal adalah apel pagi dan senam bersama anak-anak SD. Selanjutnya setelah selesai apel dan senam peneliti melakukan kegiatan fisik motorik berupa anak diminta untuk melewati papan titian dengan membawa 2 buah jeruk. Kemudian peneliti melakukan apersepsi dengan bercakap-cakap tentang buah yang pada pertemuan pertama sudah pernah dikenalkan pada anak.

  b) Kegiatan Inti

  Dalam kegiatan ini anak dibagi menjadi 3 kelompok menurut tempat duduk masing-masing anak (kanan, tengah, dan kiri). Kemudian peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Untuk kelompok kanan anak diminta mengerjakan lembar kerja berupa melengkapi huruf yang hilang dari nama buah. Kelompok tengah mengerjakan lembar kerja untuk menghubungkan nama buah yang memiliki huruf awal yang sama. Dan kelompok kiri bermain bersama peneliti untuk menyebutkan huruf yang dipilih dan menggabungkan menjadi nama buah. Untuk anak yang sudah selesai mengerjakan 1 kegiatan contohnya kelompok kanan mengerjakan lembar kerja berupa melengkapi huruf awal yang hilang dari nama buah bergantian dengan kelompok tengah yaitu mengerjakan lembar kerja untuk menghubungkkan nama buah yang memiliki huruf awal yang sama dan bergantian lagi dengan kelompok kiri untuk bermain bersama peneliti untuk menyebutkan huruf yang dipilih dan menghubungkan menjadi nama buah. Hal ini berlanjut kepada kelompok lain sampai kegiatan selesai dikerjakan 3 kelompok dengan 3 kegiatan yang sama. Setelah itu semua anak sudah dipersilahkan untuk istirahat.

c) Kegiatan Akhir Selesai istirahat peneliti mengajak anak untuk bermain “ular berbisik”.

  Kemudian peneliti melakukan evaluasi kegiatan dengan tanya jawab tentang pembelajaran yang sudah dilakukan selama 1 hari. Setelah selesai evaluasi peneliti mengajak anak untuk persiapan pulang dan berdoa.

  Dari hasil observasi pembelajaran siklus I pertemuan kedua anak-anak sudah bisa mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh peneliti, hanya 3 anak saja yang masih malu dan susah untuk mengikuti pembelajaran. Untuk kegiatan membaca permulaan ini anak masih kesulitan untuk membedakan huruf yang bentuknya hampir sama.

Tabel 4.3 Kemampuan membaca permulaan siklus 1 pertemuan kedua

  

kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Presentase No Indikator

  Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

  1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang 52,63% 31,58% 15,79% dikenal

  2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda- 42,11% 36,84% 21,05% benda yang ada disekitar

  3. Menyebutkan kelompok-kelompok gambar 42,11% 36,84% 21,05% yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama Rata-rata kemampuan anak 45,62% 35,09% 19,29%

  Berdasarkan prosentase hasil yang diperoleh pada siklus I pertemuan kedua dapat dilihat dari tabel 4.3 bahwa dari 19 anak yang mejadi subjek penelitian pada membaca permulaan menyebutkan simbol huruf yang dikenal nilai 3 (52,63%) dengan jumlah 10 anak, nilai 2 (31,58%) dengan jumlah 6 anak, dan nilai 1 (15,79%) dengan jumlah 3 anak, mengenal suara huruf awal dari nama benda terdapat nilai 3 (42,11%) dengan jumlah 8 anak, nilai 2 (36,84%) dengan jumlah 7 anak, dan nilai 1 (21,05%) dengan jumlah 4 anak dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf awal yang sama terdapat nilai3 (42,11%) dengan jumlah 8 anak, nilai 2 (36,48%) dengan jumlah 7 anak, dan nilai 1 (21,05%) dengan jumlah 4 anak. Dengan nilai rata-rata 9 anak (45,62%) untuk nilai 3, 7 anak (35,09%) untuk nilai 2, dan 3 anak (19,29%) untuk nilai 1.

  

Grafik 4.3 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Siklus I Pertemuan kedua

pada Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Dari grafik 4.3 dapat diketahui bahwa prosentase hasil belajar menunjukan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B yang memiliki nilai 3 sebesar 45,62%, nilai 2 sebesar 35,09%, sedangkan nilai 1 sebesar 19,29%.

  Setelah adanya pelaksanaan tindakan dengan media bergambar dapat dilihat terjadinya peningkatan. Berikut tabel peningkatan kemampuan membaca permulaan anak setelah dilaksanakannya siklus I.

Tabel 4.4 Kemampuan membaca permulaan siklus 1 kelompok B TK

  

Kanisius Gendongan Salatiga

  Presentase Siklus I Penilaian Kemampuan

  No Membaca Permulaan

  Pertemuan I Pertemuan II

  1. Nilai 3 46,62%

  33,34%

  2. Nilai 2 35,09%

  33,33%

  3. Nilai 1 19,29%

  33,33% Berdasarkan tabel 4.4 pada siklus I pertemuan pertama diperoleh data sebesar

  33,34% untuk nilai 3, untuk nilai 2 diperoleh data sebesar 33,33%, dan untuk nilai 1 diperoleh data sebesar 33,33%. Pada siklus I pertemuan kedua diperoleh data sebesar 46,62% untuk nilai 3, untuk nilai 2 diperoleh data sebesar 35,09%, dan untuk nilai 1 diperoleh data sebesar 19,29%. Dilihat dari data tersebut diketahui bahwa pelaksanaan siklus I menjadi acuan dalam pelaksanaan pada siklus II.

  Grafik 4.4 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Siklus I pada

Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Grafik diatas menggambarkan hasil peningkatan kemampuan membaa permulaan pada anak melalui media gambar pada siklus I. Warna biru menunjukan pertemuan pertama untuk nilai 3 dengan jumlah 7 anak (33,34%), nilai 2 dengan julmah 6 anak (33,33%), dan nilai 1 dengan jumlah 6 anak (33,33%). Warna merah menunjukan pertemuan kedua untuk nilai 3 dengan jumlah 9 anak (46,62), nilai 2 dengan jumlah 7 anak (35,09%), dan nilai 1 dengan jumlah 3 anak (19,29%). Dari siklus I dengan dua kali peretemuan belum mencapai indikator keberhasilan.

4.3.5 Refleksi

  Berdasarkan hasil pengamatan dari kegiatan siklus I dapat disimpulkan bahwa metode permainan kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak, namun peningkatan belum maksimal karena adanya kendala yang muncul saat siklus I. Adapun kendala yang muncul sebagai berikut:

  1. Saat peneliti memberikan materi, banyak anak yang tidak memperhatikan dan cenderung bermain sendiri

2. Anak masih kesulitan dalam memahami bentu huruf terutama huruf yang hampir sama seperti huruf b dengan d, huruf p dengan q, huruf u dengan v.

  Melihat beberapa kendala yang terjadi pada siklus I, guru kelas memberikan solusi kepada peneliti untuk memberikan hadiah pada anak sesuai dengan tema yang akan diajarkan selain itu peneliti juga menambahkan matras huruf bewarna yang dapat menarik perhatian anak. Tujuannya agar anak lebih antusias untuk melakukan kegiatan bermain dengan media gambar dalam meningkatkan membaca permulaan pada anak.

4.3.6 Tahap Perencanaan Perbaikan

  Tahap perencanaan perbaikan digunakan oleh peneliti untuk melaksanaka siklus II bahwa melalui media gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak terutama dalam mengenal simbol-simbol huruf dalam persiapan membaca. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan ini mulai dengan menyusun RPPH yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun RPPH sesuai dengan tema dan sub tema 2.

  Menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan dengan menambahkan matras huruf berwarna

  3. Menyiapkan hadiah yang akan diberikan pada anak setelah proses pembelajaran

4.4 Deskripsi Data Kemampuan Membaca Permulaan Siklus II

  Penelitian siklus II ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 November 2016 dan pertemuan kedua pada tanggal 25 November 2016.

4.4.1 Tahap Perencanaan

  Tahap perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Menentukan tema dan sub tema kegiatan pembelajaran b.

  Menyusun dan membuat RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) c. Menentukan dan mempersiapkan media yang digunakan yaitu kartu bergambar 10 buah ukuran 9x10 cm, matras huruf ukuran 30x30cm, dan lembar kerja siswa d. Menyiapkan lembar obeservasi tentang kegiatan pembelajaran membaca permulaan melalui media kartu bergambar

  4.4.2 Tahap Pelaksanaan

  Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada kegiatan awal dan kegiatan inti saat apersepsi. Tema pada siklus II pertemuan pertama adalah tanaman dengan Sub tema sayur. Kegiatan pembelajaran di TK Kanisius Gendongan di mulai dari jam 07.00-

  09.30 WIB. Namun untuk menggunakan media gambar anak memiliki waktu 60 menit.

  4.4.3 Pelaksanaan Siklus 1I Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama siklus pertama di laksanakan pada hari selasa tanggal 22 November 2016. Sesuai dengan RPPH yang telah dibuat peneliti. Adapaun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

  a) Kegiatan Awal

  Pada kegiatan awal dimulai dengan anak berbaris didepan kelas, setelah itu anak berdoa, mnegucapkan salam dan memulai proses pembelajaran. Pertama peneliti mengajak anak bernyanyi serta melakukan gerakan fisik melempar tangkap sayur kulbis. Setelah melakukan kegiatan fisik motorik peneliti melakukan apersepsi berupa tanya jawab tentang sayur dengan menggunakan kartu bergambar yang sudah disiapkan.

  b) Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti ini peneliti menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu. Kegiatan pertama anak diminta untuk berbaris menjadi 3 kelompok dan melompati matras huruf sesuai dengan huruf yang disebutkan oleh peneliti. Untuk kegiatan kedua peneliti meminta semua anak untuk menghubungkan nama sayur dengan gambar yang sudah disediakan. Kegiatan ketiga peneliti meminta ana k untuk memberi tanda V dan mewarnai gambar yang berhuruf awal “b” dengan kunyit. Setelah kegiatan selesai anak bisa beristirahat.

c) Kegiatan Akhir

  Kegiatan inti dilakukan anak setelah selesai istirahat, peneliti melanjutkan kegiatan sesuai dengan RPPH yang telah dibuat. Peneliti mengajak anak menyanyi dengan gerakan. Kemudian peneliti melakukan evaluasi kegiatan apa saja yang dilakukan satu hari tersebut dan berapa besar hasil yang dicapai oleh peneliti dalam menyampaikan materi pada anak, dan terakhir anak persiapan untuk pulang (berdoa).

  Dari hasil observasi pembelajaran siklus II pertemuan pertama anak anak sudah merasa senang dan antusias dalam bermain melompati matras huruf. Anak juga mengerjakan lembar kerja dengan baik dan banyak yang sudah memahami pelajaran yang disampaikan.

Tabel 4.5 Kemampuan membaca permulaan siklus II pertemuan

  

pertama kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Presentase No Indikator

  Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

  1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang 68,42% 26,32% 5,26% dikenal

  2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda- 68,42% 26,32% 5,26% benda yang ada disekitar

  3. Menyebutkan kelompok-kelompok gambar 63,13% 31,58% 5,26% yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama Rata-rata kemampuan membaca anak 66,66% 28,08% 5,26%

  Berdasarkan prosentase hasil yang diperoleh pada siklus I pertemuan kedua dapat dilihat dari tabel 4.5 bahwa dari 19 anak yang mejadi subjek penelitian pada membaca permulaan menyebutkan simbol huruf yang dikenal terdapat 13 anak dengan nilai 3 (68,42%), 5 anak dengan nilai 2 (26,32 %), dan 1 anak dengan nilai 1 (5,26 %), mengenal suara huruf awal dari nama benda terdapat 13 anak dengan nilai 3 (68,42%), 5 anak dengan nilai 2 (26,32 %), dan 1 anak dengan nilai 1 (5,26 %) dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf awal yang sama terdapat 12 anak dengan nilai (63,16 %), 6 anak dengan nilai 2 (31,58 %), dan 1 anak dengan nilai 1 (5,26 %).

  Grafik 4.5 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Siklus II Pertemuan

Pertama pada Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Dari grafik 4.5 dapat diketahui bahwa prosentase hasil belajar menunjukan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompo B yang memiliki nilai 3 sebesar 66,66%, nilai 2 sebesar 28,08%, sedangkan nilai 1 sebesar 5,26%.

4.4.4 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 2

  P ertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 25 November 2016. Pelaksanaan di laksanakan sesuai dengan RPPH yang sudah dibuat oleh pentliti. Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

  Pelaksanaan kegiatan awal adalah apel pagi dan senam bersama anak-anak SD. Selanjutnya setelah selesai apel dan senam peneliti melakukan kegiatan fisik motorik berupa anak diminta untuk berlari melompati tali. Kemudian peneliti melakukan apersepsi dengan bercakap-cakap tentang sayur yang pada pertemuan pertama sudah pernah dikenalkan pada anak.

  b) Kegiatan Inti

  Dalam kegiatan ini anak dibagi menjadi 3 kelompok menurut tempat duduk masing-masing anak (kanan, tengah, dan kiri). Kemudian peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Untuk kelompok kanan anak diminta mengerjakan lembar kerja berupa melengkapi huruf yang hilang dari nama sayur. Kelompok tengah mengerjakan lembar kerja untuk menghubungkan nama sayur yang memiliki huruf awal yang sama. Dan kelompok kiri bermain bersama peneliti untuk melompati huruf yang disebutkan guru. Untuk anak yang sudah selesai mengerjakan 1 kegiatan contohnya kelompok kanan mengerjakan lembar kerja melengkapi huruf bergantian dengan kelompok tengah menghubungkan nama sayur yang memiliki huruf awal yang sama kemudian bergantian lagi dengan kelompok kiri bermain bersama peneliti untuk melompati matras huruf. Hal ini berlanjut kepada kelompok lain sampai kegiatan selesai dikerjakan 3 kelompok dengan 3 kegiatan yang sama. Setelah itu semua dipersilahkan untuk istirahat.

  c) Kegiatan Akhir

  Selesai istirahat peneliti mengajak anak untuk mendengarkan dan melanjutkan cerita dari gambar. Kemudian peneliti melakukan evaluasi kegiatan dengan tanya jawab tentang pembelajaran yang sudah dilakukan selama 1 hari. Setelah selesai evaluasi peneliti mengajak anak untuk persiapan pulang dan berdoa.

  Dari hasil observasi pembelajaran siklus II pertemuan kedua anak sudah sangat aktif dalam proses pembelajaran meliputi tanya jawab dan mengerjakan lembar kerja. Dalam kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak.

Tabel 4.6 Kemampuan membaca permulaan siklus II pertemuan kedua

  

kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Presentase No Indikator

  Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1

  1. Menyebutkan simbol-simbol huruf yang 94,74% 5,26% 0% dikenal

  2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda- 89,47% 10,53% 0% benda yang ada disekitar

  3. Menyebutkan kelompok-kelompok gambar 84,21% 15,79% 0% yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama Rata-rata kemampuan membaca anak 89,47% 10,53% 0%

  Berdasarkan prosentase hasil yang diperoleh pada siklus I pertemuan kedua dapat dilihat dari tabel 4.6 bahwa dari 19 anak yang mejadi subjek penelitian pada membaca permulaan menyebutkan simbol huruf yang dikenal terdapat 18 anak dengan nilai 3 (94,74%), 1 anak dengan nilai 2 (5,26%), dan 0 anak dengan nilai 1 (0%), mengenal suara huruf awal dari nama benda terdapat 17 anak dengan nilai 3 (89,47%), 2 anak dengan nilai 2 (10,53%), dan 0 anak dengan nilai 1 (0%) dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf awal yang sama terdapat 16 anak dengan nilai (84,21%), 3 anak dengan nilai 2 (15,79%), dan 0 anak dengan nilai 1 (0 %).

  Grafik 4.6 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Siklus II Pertemuan

Kedua pada Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga Dari grafik 4.6 dapat diketahui bahwa prosentase hasil belajar menunjukan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B yang memiliki nilai 3 sebesar 89,47%, nilai 2 sebesar 10,53%, sedangkan nilai 1 sebesar 0%.

  Setelah adanya pelaksanaan tindakan dengan media bergambar dapat dilihat terjadinya peningkatan. Berikut tabel peningkatan kemampuan membaca permulaan anak setelah dilaksanakannya siklus II.

Tabel 4.7 Kemampuan membaca permulaan siklus II kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Presentase Siklus II Penilaian Kemampuan Membaca

  No Permulaan

  Pertemuan I Pertemuan II

  1. Nilai 3 89,47% 66,66%

  2. Nilai 2 10,53% 28,08%

  3. Nilai 1 0%

  5,26%

  

Grafik 4.7 Kemampuan Membaca Permulaan Anak Siklus I pada Kelompok B

TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Grafik 4.7 menggambarkan hasil peningkatan kemampuan membaa permulaan pada anak melalui media gambar pada siklus II. Warna biru menunjukan pertemuan pertama untuk nilai 3 dengan jumlah 13 anak (66,66%), nilai 2 dengan julmah 5 anak (28,08%), dan nilai 1 dengan jumlah 1 anak (5,26%). Warna merah menunjukan pertemuan kedua untuk nilai 3dengan jumlah 17 anak (89,47), nilai 2 dengan jumlah 2 anak (10,53%), dan nilai 1 dendan jumlah 0 (0%). Dari siklus I dengan dua kali peretemuan belum mencapai indikator keberhasilan.

4.4.5 Refleksi

  Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini anak lebih senang dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Anak selalu mengikuti pembelajaran dengan semangat dan mendapatkan hasil yang meningkat dari hasil yang diperoleh pada siklus I dikarenakan dengan penambahan matras huruf yang menarik anak dan pemberian hadiah pada anak. Setelah pelaksanaan siklus II dengan kegiatan melalui media gambar dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I pertemuan kedua sebesar 52,63% dan meningkat pada siklus II pertemuan kedua sebesar 94,74% untuk menyebutkan simbol huruf yang dikenal, 42,11% meningkat menjadi 89,47% untuk mengenal suara huruf awal dari nama benda disekitar, dan 42,11% meningkat menjadi 84,21% untuk menyebutkan kelompok gambar yang memiliki huruf awal yang sama. Karena hasil dari siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan maka peneliti tidak melanjutkan untuk siklus selanjutnya.

  Data observasi dari hasil penelitian ini dapat dilihat prosentase keberhasilan kemampuan membaca permulaan pada kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga melalui Media gambar pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Hasil Data Observasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Kelompok B

  

TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Kemampuan Pra Siklus Siklus I Siklus II membaca Jumlah Jumlah Jumlah Persentase Persentase persentase permulaan anak anak anak

  Nilai 3 4 21,05% 9 46,62% 17 89,47% Nilai 2 7 36,84% 7 35,09% 2 10,53% Nilai 1 8 42,11% 3 19,29% 0%

  

Grafik 4.8 Hasil Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Kelompok B

TK Kanisius Gendongan Salatiga

  Berdasarkan grafik 4.8 perbandingan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II mempunyai perbandingan dimana yang bewarna biru menunjukan bahwa kemampuan awal, warna merah menunjukan siklus I, dan warna hijau menunjukan siklus II. Terlihat dalam kondisi awal dengan kemampuan anak membaca permulaan dengan nilai 1 (42,11%), nilai 2 (36,84%), nilai 3 (21,05%). Pada pertemuan kedua siklus I dengan nilai 1 (19,29%%), nilai 2 (35,09%), dan nilai 3 (46,62) dalam siklus I ada peningkatan dari kondisi awal siklus. Sedangkan siklus II dengan nilai 1 (0%), nilai 2 (10,53%), dan nilai 3 (89,47), jadi grafik diatas bahwa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan anak.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

  Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga terlihat dari hasil persentase Pra Siklus sampai Siklus

  II. Berdasarkan hasil observasi pada Pra Siklus kemampuan membaca permulaan ada 4 anak (21,05%) yang mampu mendapat nilai 3 untuk 3 indikator yaitu menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitar, dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf awal yang sama, 7 anak (36,84%) yang mampu mendapat nilai 2, dan 8 anak (42,11%) yang mendapat nilai 1. Pada siklus I kemampuan membaca permulaan ada 9 anak (46,62%) yang mendapat nilai 3, 7 anak (35,09%) yang mendapatkan nilai 2, dan 3 anak (19,29%) yang mendapat nilai 1. Pada siklus II kemampuan membaca permulaan ada 17 anak (89,47%) yang mendapat nilai 3, 2 anak (10,53%) yang mendapat nilai 2, dan tidak ada persentase untuk nilai 1 karena anak sudah mampu mencapai keberhasilan membaca permulaan dengan 3 indikator menyebutkan simbol- simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitar, dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf awal yang sama.

  Berkaitan dengan kendala yang dihadapi selama observasi salah satunya yaitu anak masih ragu dan malu dalam proses pembelajaran. Namun dengan media gambar yang di gunakan peneliti anak menjadi aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan mampu mencapai 3 indikator yang telah ditentukan karena menurut Surikanti (2011) media gambar dapat menimbulkan daya tarik, mempermudah pengertian pembelajaran, memperjelas bagian-bagian yang penting, dan meningkatkan suatu uraian panjang sehingga anak merasa ingin tahu apa yang ada dalam gambar.

  Setelah melihat hasil dari persentase kemampuan membaca permulaan sebagaimana tertera dalam refleksi siklus II, bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Sama seperti teori yang dikemukakan oleh Dhieni (2005) bahwa kemampuan membaca permulaan merupakan suatu kesatuan yang terpadu mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi, maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Dengan media gambar yang sesuai dengan teori Deale (dalam Surtikanti, 2011) mengatakan bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf dengan lambang kata- kata ke taraf yang lebih konkrit (pengalaman langsung). Hal ini juga didukung oleh kelebihan media gambar yang memiliki kalimat sederhana sehingga dapat membantu anak mengenal huruf sebagai tanda suara dan tanda bunyi, melatih anak untuk mengubah huruf menjadi suara, dan menguasai kode alfabetik.

  Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Wulandari (2014) yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Anak Kelompok B di TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul” dan diperoleh hasil bahwa media kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B TK Arjuna Dayu Gadingsari Sanden Bantul.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 20

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 20

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati S

0 0 32

4.1.1 Tahap Perencanaaan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Se

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 20

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 20

0 0 58

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Perbandingan Algoritma Naive Method, Knuth-Morris-Pratt dan Boyer-Moore-Hoorspool pada Multi Record Database

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Pencatatan Transaksi Penjualan Berbasis E-Commerce menggunakan Framework Yii (Studi Kasus: Batik Lesmono Semarang)

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Keamanan Data Terkompresi Menggunakan Advanced Encryption Standard Algorithm pada Studio Foto GreenFrog

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar di Kelompok B TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 7