PENGARUH TERAPI BERMAIN (MELOMPAT TALI DAN MERONCE MANIK – MANIK) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA SISWA DI PAUD FAJAR PURNAMA MANDIRI KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI Sri Yuniarti Dede Waslia Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK - Vi
PENGARUH TERAPI BERMAIN (MELOMPAT TALI DAN MERONCE MANIK
– MANIK) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA SISWA DI PAUD
FAJAR PURNAMA MANDIRI KECAMATAN CIMAHI SELATANKOTA CIMAHI
Sri Yuniarti
Dede Waslia
Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Cimahi
ABSTRAK
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan sejak dini. Stimulasi tumbuh kembang anak perlu diberikan sejak awal sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot terkoordinasi. Keterampilan motorik anak terdiri atas motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan fisik berpengaruh pada motorik halus dan motorik kasar yang mana dalam bermain dibutuhkan gerakan dan koordinasi tubuh (tangan,kaki,mata). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi bermain (melompat tali dan meronce manik
- – manik) terhadap perkembangan motorik pada siswa. Metode penelitian ini teknik Quasy experiment dengan rancangan one group pretest-posttest design. Sampel yang digunakan adalah siswa-siswi PAUD usia 3-6 tahun sebanyak 37 orang, dengan menggunakan alat ukur lembar ceklist. Analisa data yang digunakan analisa univariat dan bivariat, menggunakan uji t-test dengan alpha 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum diberi terapi bermain, hampir sebagian responden (54.1%) perkembangan motoriknya sudah berkembang sesuai harapan (BSH), dan sangat sedikit responden (5.4%) belum berkembang (BB). Kemudian sesudah diberi terapi bermain, hampir sebagian responden (54.1%) perkembangan motoriknya sudah berkembang sangat baik (BSB), dan tidak seorang pun dari responden yang perkembangan motoriknya belum berkembang (BB). Kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terapi bermain (Melompat tali dan meronce manik
- – manik) terhadap perkembangan motorik dengan p value < alpha (0.05), artinya Ho ditolak. Diharapkan bidan selalu memantau tumbuh kembang anak, memberikan informasi, penyuluhan secara rutin kepada guru, orang tua agar selalu merangsang perkembangan motorik anak melalui bermain. Kata kunci : Quasy experiment, perkembangan motorik, terapi bermain Kepustakaan : 8 buku, 6 website, 7 jurnal, 2007-2015
Abstract
Kids are the future generation should be prepared early. Stimulation of child development
needs to be given from the beginning so that children can grow and develop properly.
Motor development is the development control bodily movement through the nerve center,
nerve and muscle coordination. Effect on the physical development of fone motor and gross
motor skills are in play required movement and coordination. The purpose of this study to
determine the effect of play therapy on motor development in students. The research method
uses a technique quasy experiment with the design of one group pretest-posttest design.
Sample used in early childhood students aged 3-6 years as many as 37 people, with the
measuring instrument checklist sheet. Data analysis used univariate and bivariate analysis,
using a t-test with an alpha of 0.05. The results of that study before the given play therapy,
almost half of respondents (54.1%), motor development has been developed according to
expectations (BSH), and very few respondents (5.4%) undeveloped (BB). Once given play
therapy, almost half respondents (54.1%), motor development has been growing very well
(BSB), and none of the respondents who have not developed motor development (BB). The
conclusion that there is significant influence on the development of motor skills play
therapy with p value < alpha (0.05). Expected midwife always provide information to
teachers and tuacara stimulate the motor development of children through play.Keywords : Quasy experiment, development of motor skills, play therapy Literature : 8 books, 6 websites, 7 journals, 2007-2015
Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik, karena proses tumbuh kembang terjadi bersama dengan golden
age (masa peka). Golden age merupakan waktu paling tepat untuk memberikan
bekal yang kuat kepada anak. Artinya, golden age merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Ambiyak, 2011).
Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat di lakukan oleh seluruh tubuh. Motorik kasar merupakan aspek yang berhubungan dengan
- – kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian
- – bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot – otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermas seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya (Depkes RI, 2006).
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berprilaku dewasa.
Pengaruh bermain bagi perkembangan anak salah satunya bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak, bermain dapat digunakan sebagai terapi. Gerak motorik bagi anak usia dini memerlukan pengulangan-pengulangan dan bantuan orang lain, pengulangan itu merupakan bagian dari belajar. Setiap pengulangan dalam keterampilan baru, memerlukan konsentrasi untuk melatih koneksitas dan koordinasi gerak dengan indera lainnya.
Tujuan penelitian ini Untuk Mengetahui Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Perkembangan Motorik pada Siswa di Pendidikan Anak Usia Dini, sedangkan tujuan khususnya Mengetahui gambaran perkembangan motorik sebelum dan sesudah diberi terapi bermain (Melompat tali dan meronce manik
- – manik) pada siswa di PAUD Fajar Purnama Mandiri Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2015, Mengetahui pengaruh terapi bermain (Melompat tali dan Meronce manik - manik) terhadap perkembangan motorik pada siswa di PAUD Fajar Purnama Mandiri Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2015.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan rancangan one group pre test
- – post test design untuk mengungkapkan pengaruh terapi bermain terhadap perkembangan motorik. Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen anak dilakukan test dengan menggunakan lembar ceklis penilaian perkembangan motorik, kemudian anak dilakukan terapi bermain dan sesudah eksperimen anak dilakukan test kembali dengan menggunakan lembar ceklist penilaian perkembangan motorik.
- – 1, apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, dan menerima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara rata – rata pre dan post.
C. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi Frekuensi Gambaran Perkembangan Motorik Sebelum dan Sesudah diberi Terapi Bermain pada siswa di PAUD Fajar Purnama Mandiri Tahun 2015. Variabel Sebelum Presentasi Sesudah Presentasi % %
Belum -
2 5.4 0% Berkembang
12
32.4 1 2.7% Mulai Berkembang Berkembang
20
54.1 16 43.2% Sesuai Harapan
3
8.1 20 54.1% Berkembang Sangat Baik
37 100 37 100 Total
Berdasarkan tabel 1 diatas, bahwa dari 37 responden sebelum diberi terapi bermain, hampir sebagian responden (54.1%) perkembangan motoriknya sudah berkembang sesuai harapan (BSH), dan sangat sedikit responden (5.4%) yang perkembangan motoriknya belum berkembang (BB). Sedangkan hasil yang didapat sesudah diberi terapi bermain, hampir sebagian responden (54.1%) perkembangan motoriknya sudah berkembang sangat baik (BSB), dan tidak seorang pun dari responden yang perkembangan motoriknya belum berkembang (BB).
PAUD Fajar Purnama Mandiri Tahun 2015 Variabel N Mean Rank Std. Dev P. Value Sebelum diberi
0.00 0.716
terapi bermain
37 0.000
Sesudah diberi
15.50 0.559
terapi bermain
Berdasarkan tabel 2 diatas, bahwa nilai mean rank perkembangan motorik sebelum diberi terapi bermain adalah 0.00. sedangkan setelah diberi terapi bermain mean ranknya adalah 15.50. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.000 < alpa 5 % terlihat ada perbedaan yang signifikan pengaruh terapi bermain terhadap perkembangan motorik.
D. PEMBAHASAN
Penelitian minggu pertama pada siswa dilakukan pretest perkembangan motorik kasar menggunakan permainan engklek sebagai standar penilaian perkembangan motorik kasar, aspek penilaiannya meliputi keseimbangan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, fleksibel, kecepatan, ketepatan, kerja sama. Dapat diketahui hasil perkembangan motorik kasar siswa sebelum diberi terapi bermain, antara lain hampir sebagian responden (40.5 %) mulai berkembang dan berkembang sesuai harapan, dan sangat sedikit responden (5.4%) belum berkembang.
Tahap selanjutnya dilakukan terapi bermain pada motorik kasar dengan jenis permainannya yaitu melompat tali, siswa satu persatu melakukannya dengan didampingi dan dilatih oleh peneliti tanpa melakukan penilaian. Kemudian dilakukan posttest perkembangan motorik kasar dengan menggunakan permainan engklek kembali. Setelah dilakukan penilaian, didapatkan hasil perkembangan motorik kasar sesudah terapi bermain, antara lain hampir sebagian responden (54.1%) berkembang sangat baik, dan tidak seorang pun dari responden yang belum berkembang.
Pada minggu kedua, dilakukan pretest perkembangan motorik halus dengan menggunakan permainan mencocok gambar sebagai standar penilaian perkembangan motorik halus, aspek penilaiannya meliputi koordinasi antara mata dan tangan yang baik, ketepatan anak dalam mencocok sesuai dengan garis/gambar, memegang alat pencocok dengan benar (antara ibu jari dan dua jari), dan kekuatan tangan pada saat mencocok gambar. Hasilnya, perkembangan motorik halus siswa sebelum diberi terapi bermain, yaitu hampir sebagian responden (40.5%) berkembang.
Tahap selanjutnya dilakukan terapi bermain pada motorik halus dengan jenis permainannya yaitu meronce, siswa satu persatu melakukannya dengan didampingi dan dibantu oleh peneliti tanpa melakukan penilaian. Kemudian dilakukan posttest perkembangan motorik halus dengan menggunakan permainan mencocok gambar kembali. Setelah dilakukan penilaian, didapatkan hasil perkembangan motorik halus sesudah terapi bermain, antara lain sebagian besar responden (78.4%), berkembang sangat baik dan tidak seorang pun dari responden yang belum berkembang.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Salah satunya melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak fringer (terpinggirkan) (Yuniarti,2015). Pada penelitian ini diadakan perbaikan melalui kegiatan mencocok gambar pada siklus I kemampuan motorik halus anak meningkat yaitu jumlah anak yang belum berkembang (BB) 4 anak, mulai berkembang (MB) 3 anak, berkembang sesuai harapan (BSH) 5 anak dan anak yang berkembang sangat baik (BSB) 14 anak. Kemudian dilanjutkan pada siklus II kemampuan motorik halus anak meningkat, belum berkembang (BB) 0%, mulai berkembang (MB) 1 anak, berkembang sesuai harapan (BSH) 5 anak, dan berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 21 anak, penelitian dinyatakan berhasil.
E. KESIMPULAN
Perkembangan motorik sebelum diberi terapi bermain, hampir sebagian responden (54.1%) perkembangan motoriknya sudah berkembang sesuai harapan (BSH), sedangkan sesudah diberi terapi bermain, hampir sebagian responden (54.1%) perkembangan motoriknya sudah berkembang sangat baik (BSB). Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada anak.Jakarta : Salemba Medika. Ambiyak. (2011).
Efektivitas Permainan Konstruktif “Keping Padu”
TerhadapPeningkatan Kemampuan Motorik Halus Siswa Tk A Ra Al- Kahfi Ds.
Pilang Kec. Wonoayu Kab. Sidoarjo (diunduh tanggal 13 Januari 2015 pukul 18.30 WIB).Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung : RefikaAditama.
Ciptono. (2011). Mengenai Terapi Dalam Pelatihan Model Terapi ABK ,Semarang.
Dalam Diunduh Tanggal 22
Februari 2015 Pukul 13.00 WIB.Darmayeti. (2013). Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui PermainanEngklek Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Skripsi, Prodi PG. PAUD, FKIPUniversitas Tanjungpura, Pontianak.
Depkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia Tahun
ndon
esia/profil-kesehatan-indonesia-2013-.pdf(diunduh tanggal 14 Januari 2015 pukul
15.00 WIB).Erlinda, Esti. (2014).Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini
MelaluiPermainan “Melempar Dan Menangkap BolaDi Pendidikan Anak Usia
Dini Islam Terpadu Al- – Ikhlas 1, Kabupaten Kepahiang, Skripsi, Bengkulu, Universitas Bengkulu.
Fuadiyah, Nidho. (2013). Upaya Meningkatkan Pengenalan Geometri
denganPermainan Puzzle Bervariasi Pada Kelompok B Tk Al-Hikmah
Randudongkal-Pemalang tahun Ajaran 2012/2013, Skripsi , IKIP PGRI Semarang.
Garlina, Rima (2013) Kegiatan Meronce Manik-Manik Untuk
MeningkatkanKemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang Di Slb Az-
Zakiyah. Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hidayat, Aziz Alimul. (2011). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
PendidikanKebidanan. Jakarta : Salemba Medika.Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta :
TransInfo Media.Mauliku, NE & Dyan KN. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cimahi
: Stikes A.Yani Press.Mutmainah. (2012). Inovasi Outbound Dalam Meningkatkan
PerkembanganMotorik Kasar Anak Usia Prasekolah Di Tk Dwi Warna Jaya
KotaSurabaya . Skripsi. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
FakultasKeperawatan, Universitas Airlangga.
Nuning. (2012). Mengembangkan Motorik Kasar Melalui Bermain Papan
TitianPada Anak Kelompok B Tk Piri Nitikan Yogyakarta .
Diunduh tanggal 17 Januari 2015
pukul 19.45 WIB).
Puspitowati, Sri Prihatini. (2012). Upaya Meningkatkan Motorik Kasar
AnakMelalui Permainan Tradisional Lompat Tali Pada Kelompok B Di TkPertiwi
Pendidikan Anak Usia Dini,Universitas Muhammadyah Surakarta.
Riwidikdo, Handoko. (2008). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra
CendikiaPress.Satya, Ari Prima. (2010). Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap
PerkembangMotorik Halus Anak Usia Todler Di Paud Cempaka Rw 04 Jl.
CempakaPutih Timur
22.A Jakarta Pusat,Skripsi , Jakarta, UniversitasMuhammadiyah Jakarta.
Sukinah. (2007). Terapi Bermain dan Okupasi. Universitas Negeri Yogyakarta.
( diunduh tanggal 18 Januari 2015 pukul 17.00 WIB).Suryati. (2012). Pengaruh Media Bermain Dalam Menditeksi Tumbuh
KembangTerhadap Perkembangan Motorik Halus Dan Motorik Kasar Pada Anak
Pra Sekolah .
(diunduh tanggal 30 Juli 2015 pukul 15.00 WIB)Wahyudin, Uyu & Mubair Agustin. (2011). Penilaian Perkembangan Anak
UsiaDini. Bandung : Refika Aditama.Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Neonatus Bayi
- – Balita dan Anak Pra- Sekolah. Bandung : Refika Aditama.