HADITS HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENCIPTA

HADITS HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENCIPTA
Hadits Tarbawi

PENDAHULUAN
Sesungguhnya agama yang diridhoi Allah adalah agama islam,berikut adalah salah
satu firman Allah yang telah menegaskan bahwasanya agama islam adalah agama yang paling
benar disisi Allah. Namun apakah agama islam itu dan bagaimana bisa dikatakan sebagi
islam? Namun dalam firman Allah tersebut belumlah dijelaskan secara terperinci sehingga
dapat dipahami. Dan hadits Rasulullah merupakan sumber pedoman yang ke dua setelah
Alquran. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah berikut merupakan penjelasan dari
Nabi terkait dengan islam dan apasaja yang berhubungan dengannya seperti iman, ihsan dan
lainnya yang sudah selayaknya kita sebagai muslim dapat mengetahuinya.

BAB I
PEMBAHASAN

A. HADITS HUBUNGAN MANUSIA DENGAN PENCIPTA ( Pertanyaan Jibril
Kepada Nabi SAW Tentang Iman,Islam, Ihsan, Hari akhir dan Pejelasan Nabi
Kepadanya)

‫ كان النبي صلي الله عليه و سلم بارزا يوما‬:‫عن ابي هريرة قل‬

‫ اليمان أن تؤمن بالله‬:‫ ما اليمان قال‬:‫للناس فأتاه جبريل فقال‬
‫ ما السلما‬:‫وملئكته و كتبه و بلقائه و رسله و تؤمن بالبعث قال‬
‫ السلما أن تعبد الله ولتشرك به شيئا و تقيم الصلة و تؤدي‬:‫قال‬
‫ أن تعبد‬:‫ ما الحإسان قل‬:‫الزكاة المفروضة و تصوما رمضان قال‬
‫ ما‬:‫الله كأنك تراه فأن لم تكن تراه فإنه يراك قال متى الساعة قال‬
‫المسئول عنها بأعلم من السائل و سأخبرك عن أشراطها إذا ولدت‬
‫المة ربها وإذا تطاول رعاة البل البهم في البنيان في خمس ل‬
‫يعلمهن إل الله ثم تل النبي صلى الله عليه وسلم )إن الله عنده‬
‫علم الساعة( الية ثم أدبر فقال ردوه فلم يروا شيئا فقال هذا‬
‫جبريل جاء يعلم الناس دينهم قال أبو عبدالله جعل ذلك كله من‬
‫باب سؤال جبريل‬,‫اليمان)رواه البخا ري في الصحيح كتا ب اليمان‬
(‫النبي عن اليمان والسلما والحإسن‬
B. TARJEMAH
Di kabarkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa pada suatu hari Nabi SAW
sedang tampak dihadapan orang-orang, tiba-tiba datang kepadanya seorang pria dan bertanya,
“Apakah artinya Iman?” Rasulullah menjawab, “Iman ialah percaya kepada Allah, kepada
malaikat-Nya, Rasul-Nya dan kepada kebangkitan.” Kemudian orang tersebut kembali
bertanya, “Apakah artinya Islam?” Nabi menjawab, “Islam yaitu menyembah Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya, menegakkan sholat, membayar zakat dan puasa Ramadhan”. Lalu
dia kembali bertanya, “Apakah artinya Ihsan?” Rasul menjawab, “Ihsan ialah menyembah

Allah seolah-olah engkau melihat Dia. Biarpun engkau tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihat engkau.” Orang tersebut bertanya lagi, “Kapankah hari kiamat?”
Nabi menjawab ,“orang yang ditanya tidak lebih tahu dari orang yang bertanya,tapi akan
kuterangkan tanda-tandanya; yaitu apabila budak perempuan melahirkan majikannya,
apabila pengembala unta telah bermegah-megah dalam gedung yang indah mewah; dan
kiamat adalah salah satu dari lima rahasia Allah yang hanya Dia yang
mengetahuinya.” Kemudian Rasulullah membaca,“Hanya Allah yang mengetahui hari
kiamat.” Setelah itu orang tersebut pergi. Maka Nabi bersabda, “panggillah dia
kembali.” Akan tetapi mereka tidak melihatnya lagi. Rasul kemudian bersabda, “Itulah
Jibril, dia mengajarkan agama kepada umat manusia.”

C. MUFRODAT
a.
b.
c.

d.
e.
f.
g.

h.
i.
j.
k.

‫ اليمان‬artinya iman
‫ أن تؤمن‬artinya beriman
‫ و بلقائه‬artinya adalah ( bangkit), lafadz ini ditemukan diantara kata “ kutup” dan
Rasul. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bangkit
adalah bangkit dari kubur,sedang yang dimaksud dengan kata ‫( لقاء‬bertemu) setelah
dibangkitkan.
‫(بالبعث‬hari kebangkitan)
‫ ( أن تعبد الله‬untuk menyembah Allah)
: ‫( ما المسئول عنها‬bukankah orang yang ditanya)
‫(ما المسئول‬bukankah orang yang ditanya)
‫(بأعلم‬lebih mengetahui)
‫( سأخبرك عن أشراطها‬akan kuberitahukan kepadamu tanda-tandanya)
‫( إذا ولدت المة ربها‬apabila budak melahirkan tuannya)
‫( رعاة البل‬pengembala intan)1


D. BIOGRAFI ABU HURAIRAH
Nama asal Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dawsi (salah satu
kabilah Yaman), nama islam yang diberikan Nabi Saw sebagai pengganti nama masa
jahiliahyaitu Abdusyams bin Shakhr. Kemudian dipanggil Abu Hurairah oleh Rasulullah yang
juga berati bapaknya kucing pada saat beliau melihatnya membawa kucing kecil. Memang ia
sangat menyayangi kucing , setiap hari ia selalu membawanya kemana ia pergi.
Abu Hurairah masuk islam pada tahun ke-7 Hijriyah pada tahun perang Khaibah dan
meninggal dunia pada 57 H di Al-Aqiq. Dia adalah komandan penghuni Shuffah, yang
menghabiskan waktunya untuk beribadah. Abu Hurairah juga pernah diangkat menajadi
gubernur Bahrain pada masa Umar bin Al-Khathab dan pada masa Ali juga pernah akan
diangkat menjadi Gubernur Madinah. Abu Hurairah memiliki sifat yag terpuji diantaranya
wara’, takwa,dan Zuhud. Ia juga seorang yang suka bercanda dan humoris yang bermanfaat.
Ia suka bercerita cerita yang menghibur. Tetapi pada malam hari ia selalu melaksanakan
shalat tahajud sepanjang malam secara khusyu’.
Abu Hurairah adalah sehabat yang terbanyak dalam periwayatkan hadits. Menurut
Baqiq bin Mukholaq Ia telah meriwayatkan hadits sebanyak 5374 Hadits. Dia mengambil
hadits dari sekitar 800 orang para sahabat dan tabi’in. Kemudian diriwayatkan oleh para
perawi dalam buku induk 6 Hadits dan Imam Malik dalam Al-Muwatta dan Imam Ahmad
dalam kitab suci Musnadnya, Imam Bukhari meriwayatkan dari padanya sebanyak 93 hadits


Ibnu Hajar AL Asqalani dan Al Imam Hafizh, Fathul B’ari Syarah Shahih Al-Bukhari. 2008
, Jakarta: Pustaka Azzam, hlm,207-209
1

dan Muslim sebanyak 189 hadits.Ada beberapa faktor banyaknya periwayatan yang di
peroleh Abu Hurairah antara lain:
a. Rajin menghadiri majlis-majlis Nabi.
b. Selalu memahami Rasul, karena ia sebagai penghuni Shuffah di Masjid Nabawi.
c. Kuat ingatanya.
d. Banyak berjumpa dengan para sahabat senior.2
E. KETERANGAN HADITS
Sebelum ini telah disebutkan, bahwa Imam Bukhari menganggap Islam dan Iman adalah
satu makna. Secara eksplisit pertanayaan Jibril mengindikasikan adanya perbedaan antara
Iman dan Islam dengan menganggap bahwa Iman adalah keyakinan terhadap tertentu. Dalam
hadits ini ditunjukkan Iman merupakan suatu keyakinan seorang hamba terhadap sang
pencipta dalam hal ini adalah Allah SWT. Sedangkan Islam menurut hadits Nabi adalah
menampakkan amalan-amalan khusus seperti yang dikemukakan dalam hadits bahwa islam
yaitu menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, menegakkan sholat, membayar
zakat dan puasa Ramadhan.
Kata Iman dan Islam keduanya tidak terpisahkan dan saling melengkapi. Seperti seseorang

yang melakukan suatu perbuatan, seseorang tidak dapat dikatakan muslim yang sempurna
kalau tidak disertai dengan suatu keyakinan. Dan orang yang berkeyakinan tidak dapat
dikatakan mukmin yang sempurna kalau tidak mengerjakannya. Dalam hadits dijelaskan
bahwasanya Iman adalah percaya kepada Allah, kepada malaikat-Nya, Rasul-Nya dan kepada
kebangkitan. Beriman kepada malikat berarti meyakini keberadaan mereka. Kata malaikat
disebutkan terlebih dahulu daripada kitab dan Rasul. Hal itu merujuk kepada kronologi
kejadiannya, karena Allah mengutus malaikat dengan membawa kitab kepada para RasulNya.
Iman kepada kitab Allah adalah keyakinan bahwa kitab tersebut adalah kalamullah, dan
apa yang terkandung didalamnya adalah benar.selanjutnya adalah Iman kepada Rasul yaitu
percaya bahwa Allah mengutus seorang Rasul yang dapat dijadikan panutan umat manusia.
Serta Iman pada hari kebangkitan yang mana pasti terjadi di yaumil akhir nanti. Ada yang
berpendapat bahwa maksud dari hari kebangkitan adalah bertemu melihat Allah, pendapat ini
disampaikan oleh Al Khathabi. Akan tetapi dibantah oleh An-Nawawi dengan mengatakan
bahwa seseorang tidak dapat begitu saja melihat Allah, karena hal tersebut dikhususkan bagi
orang yang meninggal dalam keadaan beriman dan seorang tidak mengetahui akhir dari
hidupnya. Lalu bagaiman hal tersebut menjadi syarat keimanan?, jawabnya karena hal itu
akan terjadi. Hal ini merupakan dalil kuat bagi Ahlu Sunnah bahwa melihat Allah pada hari
akhir merupakan dasar keimanan.
Dalam pertenyaan malikat Jibrir tentang apa arti Ihsan?, Nabi menjawab bahwa “Ihsan
ialah menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Dia. Biarpun engkau tidak melihat-Nya,

maka sesungguhnya Dia melihat engkau.”Ihsan disini adalah ihsan dalam beribadah adalah
ikhlas, khusyu’ dan berkonsentrasi pada saat melaksanakannya, dan selalu dimonitor oleh
2

Abdul Majid Khan,2009, Ummul Hadits,Jakarta: Amzah, hlm,246-247

Yang di sembah. Jawaban tersebut mengisyaratkan dua hal, yang paling tinggi diantara
keduanya adalah ketika seseorang didominasi oleh Musyahadah Al Haqdengan batinnya
sampai seakan-akan dia melihat-Nya dengan kedua matanya berdasarkan kalimat “ seakanakan kamu melihat-Nya”. Yang kedua untuk selalu di ingat bahwa Allah selalu diingat bahwa
Allah selalu melihat setiap perbuatan yang dilakukan, ini yang dimaksud dengan kalimat “
sesungguhny Dia melihatmu”. Kedua hal ini melahirkan ma’rifatullah ( pengetahuan tentang
Allah) dan kekhusyu’an.
Dan ketika Nabi ditanya dengan pertanyaan kapankah datangnya hari kiamat?, Nabi tidak
langsung menjawabnya melainkan bersabda “orang yang ditanya tidak lebih tahu dari orang
yang bertanya”.Pernyataan yang ditunjukkan terhadap malaikat tersebut Nabi tidak lebih
tau tentang hal demikian. Meskipun pernyataan tersebut mengindikasikan adanya kesamaan
dalam ilmu (mengetahui hal yang ditanyakan), akan tetapi maksudpersamaan disini adalah
hanya Allah yang mengetahui tentang apa yang ditanyakan malaikat Jibril.
Selanjutnya Nabi bersabda, “tapi akan kuterangkan tanda-tandanya; yaitu apabila budak
perempuan melahirkan majikannya, apabila pengembala unta telah bermegah-megah dalam

gedung yang indah mewah; dan kiamat adalah salah satu dari lima rahasia Allah yang
hanya Dia yang mengetahuinya.” Sebagian berpendapat, bahwa penggunaan kata ‫(ربها‬tuan)
untuk menunjukkan anaknya adalah merupakan bentuk majaz (kiasan),karena ketika bayi itu
menjadi sebab merdekanya budak tersebut akibat ditinggal mati bapaknya, maka pembatasan
seperti itu diperbolehkan. Kemudian sebagian yang lain lebih mengkhususkannya, bahwa
perbudakan jika meluas dapat menjadikan anak sebagai budak. Kemudian ia dibebaskan pada
saat dewasa dan menjadi tuan atau pemimpin lalu dia memeperbudak ibunya dengan cara
membelinya karena dia telah mengetahui atau tidak mengetahui. Selanjutnya dia menjadikan
wanita tersebut sebagai budaknya dan menyetubuhinya, atau dia memerdekakan dan
mengawininya.
Tanda kiamat selanjutnya menurut hadits adalah pengembala unta yang telah bermegahan.
Ada yang berpendapat bahwa hal tersebut menunjukkan kebodohan yang sangat, artinya
mereka tidak memepergunakan pendengaran dan penglihatan mereka untuk urusan agama
walaupun indera mereka sehat. Atau dapat diartikan para penguasa dunia yang dicontohkan
disini adalah orang-orang Badui. Berubahnya kondisi, yaitu orang-orang Badui menguasai
negeri-negeri dengan kekerasan sehingga harta mereka bertambah banyak. Kemudian
perhatian mereka bergeser kepada pembangunan istana dan mererka membagakannya, dan
hal tersebut telah kita saksikan pada saat ini.
F. ASPEK TABAWI
Aspek tarbawi yang terkandung dalam hadits diantaranya ialah

1. Bahwasanya agama yang paling benar adalah agama islam
2. Nabi mengajarkan kepada manusia agar beriman, islam dan ihsan terhadap Allah SWT
3. Diantara tanda-tanda kiamat adalah seorang anak yang telah memperbudak ibunya. Untuk
hal ini dianjurkan untuk lebih tidak menyia-nyiakan orang tua.

4.

Pertanyaan yang baik dapat dinamakan ilmu dan pengajaran, hal ini adalah pertanyaan
malikat jibril terhadap Nabi terkait kebaikan yakni tentang iman, islam, ihsan dan hari
kiamat.3

PENUTUP
Dari keseluruhan isi hadits diatas hadits ini dapat dikatakan sebagai Ummu
Sunnah(induk Sunnah) karena mengandung ilmu sunnah secara global karena seluruh hadits
ini mencakup keseluruhan kewajiban ibadah secara lahir dan batin mulai dari iman, waktu,
harta, perbuatan anggota tubuh , ikhlas dan konsisten untuk melaksnakan amalan sampaisampai seluruh ilmu syari’at merujuk kepadanya dan menjadi cabangnya. Menurut Imam
Bukhari sebagai periwayat hadits ini semua itu merupakan bagian dari Iman, yaitu Iman yang
sempurna yang mencakup seluruh perkara ini.

3


Ibid, hlm. 209-229

DAFTAR PUSTAKA
AL Asqalani, Ibnu Hajar dan Al Imam Hafizh. 2008. Fathul B’ari Syarah Shahih AlBukhari.Jakarta: Pustaka Azzam.
Khan, Abdul Majid. 2009. Ummul Hadits. Jakarta: Amzah.