Hubungan Manusia dengan Arsitektur.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN
ARSITEKTUR

Ir. I NYOMAN SUDIARTA
195710241986011001

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I
PENDHULUAN
1.1

Latar Belakang
M anusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. M anusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan

kebudayaan


mereka

sendiri

dan

melestarikannya

secara

turun

menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang
sudah diatur oleh Yang M aha Kuasa. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudayaan itu sendiri
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan seharihari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan
panca indera kita. Lagu, tari, bahasa dan arsitektur merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan. Hubungan kedudayaan manusia, salah satunya
dengan arsitektur. Arsitektur sebagai unsur kebudayaan merupakan salah satu bentuk

bahasa nonverbal manusia, alat komunikasi manusia nonverbal ini mempunyai nuansa
sastrawi dan tidak jauh berbeda dengan sastra verbal. Arsitektur itu sendiri dapat
dipahami melalui wacana keindahan, sebab dari sanalah akan muncul karakteristiknya.
Dalam naskah kuno sastra jawa dan kitab lontara Bugis M akassar dapat ditemukan
hubungan relevansi antara lingkungan kehidupan budaya manusia dengan rumah adat
yang diciptakannya yang merupaka salah satu perwujudan dari arsitektur. Arsitektur di
suatu daerah mempunyai ciri khasnya sendiri dibanding daerah lain karena dipengaruhi
kebudayaan yang berkembang, contohny a rumah gadang di sumatera barat berbeda
dengan rumah joglo di jawa tengah.

1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara manusia dengan arsitektur?

1.3

Tujuan
M engetahui hubungan antara manusia dengan arsitektur


BAB II
PEM BAHASAN
2.1

Pengertian
1. Pengertian M anusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup
(living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun
kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan
energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan
kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia
dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan
keinginan untuk hidup. M anusia dengan kebudayaan merupakan dua hal yang saling
berhubungan satu sama lain. Keduanya disatukan dalam satu ikatan, yang tidak bisa lepas

sampai manusia itu mati atau sebuah kebudayaan lenyap tanpa keberadaan manusia untuk
melestarikannya. Karena tanpa ada manusia kebudayaan tidak akan berkembang dan
disamping itu p eranan pokok manusia dalam kebudayaan yaitu melestarikannya.
2. Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang
lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,arsitektur
lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Arsitektur
sebagai unsur kebudayaan merupakan salah satu bentuk bahasa nonverbal manusia, alat
komunikasi manusia nonverbal ini mempunyai nuansa sastrawi dan tidak jauh berbeda
dengan sastra verbal. Arsitektur itu sendiri dapat dipahami melalui wacana keindahan,
sebab dari sanalah akan muncul karakteristiknya. Dan menurut Amos Rappoport (1981) :
Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia yang lebih dari sekedar fisik, tapi juga
menyangkut pranata-pranata budaya dasar. Pranata ini meliputi tata atur kehidupan sosial
dan budaya masyarakat, y ang diwadahi dan sekaligus mempengaruhi arsitektur.

2.2

M anusia Dengan Budaya Dalam Konteks Arsitektur

M anusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens, sebuah
sp esies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di
mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antrop ologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masy arakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Sedangkan budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. M elville J. Herskovits dan
Bronislaw M alinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masy arakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Secara keseluruhan kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda

yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasy arakat.
Arsitektur sebagai lingkungan binaan manusia Pada dasarnya setiap manusia
memiliki kebutuhan. Suatu karya arsitektur merupakan wujud kebudayaan sebagai hasil
kelakuan manusia dalam rangka memenuhi hasrat kebutuhan mereka. M enurut Van
Romondt Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia (definisi
konsepsional) kata ruang meliputi semua ruang yang terjadi karena dibuat oleh
manusia.pada prinsipnya jelas bahwa arsitektur terdiri dari unsur-unsur ruang. Atau
dengan kata lain karya arsitektur merupakan lingkungan baik buatan manusia maupun
dari alam, istilah yang lebih popular untuk menggambarkan pengertian ini lah bahwa
arsitektur merupakan suatu lingkungan binaan. M anusia, Kebudayaan dan Lingkungan
Hubungan antara kegiatan manusia dengan lingkungan alam dijembatani oleh pola-pola
kebudayaan yang dimiliki manusia (Parsudi Suparlan). Lingkungan, selain berupa
lingkungan alam juga berupa lingkungan sosiobudaya. Karena itu konsep manusia harus
dipahami sebagai makhluk yang bersifat biososiobudaya. Sehubungan dengan itu, maka
manusia, kebudayaan dan lingkungan merupakan 3 faktor yang saling berhubungan

secara integral. Lingkungan alam tempat manusia hidup memberikan daya dukung

kehidupan dalam berbagai bentuk kemungkinan yang dapat dipilih manusia untuk
menentukan jalan hidupnya. Pengembangan pilihan-pilihan itu sangat bergantung pada
potensi kebudayaan menusia yang berkembang karena kemampuan akalnya. Dengan kata
lain, melalui kebudayaan manusia akan selalu melakukan adaptasi terhadap
lingkungannya.
Sejak manusia diciptakan dibumi ini, dia selalu berdampingan dengan alam, yang
disini dijabarkan sebagai iklim dan lingkungan. Kemana saja manusia melangkah, alam
selalu didekatny a. M anusia memang tak akan dapat melepaskan diri dari pelukannya, dari
batasan-batasan dan hukum-hukumnya. Oleh sebab itu alam (iklim dan lingkungan)
memegang peranan yang amat besar dalam membentuk segala cara hidup manusia: pola
tingkah laku serta hasil tingka laku manusia itu sendiri. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa: iklim dan lingkungannlah yang membentuk kebudayaan manusia. Keadaan alam
yang berbeda melahirkan jenis kebudayaan yang berbeda pula. Perbedaan alam yang
kecil saja sudah cukup kuat untuk melahirkan kebudayaan yang bercorak lain.
Kebudayaan dengan warna tertentu, mempunyai corak arsitektur yang tertentu pula.
Karena itu dapat dikatakan. Arsitektur adalah cermin kebudayaan.
Para antrop ologi dan archeologi dapat mengisahkan secara terperinci kebudayaan
yang telah lama berlalu, hanya dengan meneliti arsitektur yang masih tertinggal dengan
alat-alat yang ada di dalamnya. Dari reruntuhan bangunan ibadah dapat dijelaskan apa
bentuk kepercayaan kuno yang dianut oleh masy arakat dulu, apakah ada upacara kurban

atau tidak, apakah bentuk kepercayaannya, bagaimana sistem keluargannya,
perekonomiannya dan sebagainnya. Banguna yang mencerminkan sifat kebudayaan, lebih
jau lagi dapat mencerminkan suatu negara tertentu beserta periodenya dalam sejarah.
Bangunan serupa itu disebut The Master Work. Sebenarnya bagaimana arsitektur hadir
dalam mulanya? Bila dia hadir? Dia hadir sejak manusia menciptakan ruang tempat
tinggal, yang semata-mata merupakan tempat perlindungannya terhadap alam, dalam
rangka mempertahankan hidupnya jadi mula-mula arsitektur hadir dari kebutuhan
semata-mata. Setalah manusia dengan mantap berhasil mempertahankan hidupnya,dia
mulai mencari kesenangan atas kepuasan bathin dari benda-benda yang membuatnya
dapat tetap mempertahankan hidupnya. Salah satu dari benda-benda itu adalah tempat
tinggalnya.dengan keahliannya ia mulai bermain dengan bentuk, warna,dan tekstur yang
mampu menyentuh perasaan, entah senang, takjub, takut atau yang lainnya. M akin lama
pengolahan-pengolahan ini makin berkembang. Dengan sedikit keahlian petukangan,
pengetahuan membangun secara praktis dan secara sp ontan serta dengan akal yang
dipunyainya, dia memecahkan secara logis kebutuhan-kebutuhan hiudupnya yang sangat
dekat dengan alam. Kebudayaanpun menuntut suatu kebutuhan yang lebih rumit,
arsitektur 1 ruang menjadi arsitektur banyak ruang , begitu pula jenis bangunan, dari
rumah tinggal menjadi lebih bervariasi : lumbung padi, penggilingan padi dan
sebagainya.


BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari artikel diatas adalah, manusia dan kebudayaan
tidak dapat dipisahkan dan manusia adalah sarana pelestarian dari suatu budaya. Dari
kebudayaan ini tercipta suatu bentuk sastra yang dinamakan arsitektur. Arsitektur disini
merupakan sarana komunikasi bahasa nonverbal antar satu budaya dengan budaya
lainnya yang memberikan ciri khas tersendiri. Budaya akan selalu diwariskan kepada
setiap generasi oleh manusia. Jadi hubungan kebudayaan manusia dengan arsitektur
adalah bentuk eksp resi untuk memperkenalkan identitas dari suatu suku maupun bangsa.

3.2

Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk menambah
wawasan.

Daftar Pustaka

Rangkuti, Sofia, Hasibuan, Dr. Hj. 2002. Manusia dan kebudayaan di Indonesia.
http//www.openpdf.com Diakses 12 mei 2011 anonymous . 2011. hubungan manusia dengan
kebudayaan.
http//www.openpdf.com diakses 12 mei 2011

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian

: Hubungan Manusia dengan Arsitektur

2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Pangkat/Gol
d. Jabatan Fungsional
e. PS/Fakultas
f. Alamat
g. Telepon/e-mail


:
:
:
:
:
:
:

3. Jumlah anggota peneliti
4. Lama penelitian keseluruhan

: 1 orang
: 3 minggu

Ir. I Nyoman Sudiarta
19571024 198601 1 001
Penata Muda Tingkat I/III/b
Asisten Ahli
Arsitektur/Teknik
Banjar Beng, Desa Tunjuk, Tabanan
0 8 5 8 5 7 4 5 7 9 0 1 / sudiarta324@gmail.com

Denpasar, 29 Januari 2016
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas
Udayana

(Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT.)
NIP. 19610415 198702 2 001

Penulis,

(Ir. I Nyoman Sudiarta)
NIP. 19571024 198601 1 001