File DINSOS RENJA 2015

RINGKASAN RENJA DINAS SOSIAL KOTA TANGERANG TAHUN 2015



Dinas Sosial Kota Tangerang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Tangerang Nomor 13 Tahun 2014. Organisasi dan tata kerja Dinas Sosial Kota
Tangerang sebagaimana Peraturan Walikota Tangerang Nomor 64 Tahun
2014 mempunyai tugas pokok, yaitu melaksanakan sebagian urusan
Pemerintah Daerah di bidang sosial berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan, perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, rehabilitasi sosial,

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww

ER /w
M p:/
PE htt

bantuan sosial bencana alam serta pengkoordinasian lintas sektor dan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya. Untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dan
memberikan hasil yang optimal maka perlu disusun rencana kerja agar
potensi yang ada dapat memberikan andil besar dalam pembangunan
kesejahteraan sosial di Kota Tangerang.



Hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 689.025.900,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp
409.267.650,00 (59,40%).
2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp 1.5277.858.386,00 dan realisasi anggaran sebesar
Rp 665.634.673,00 (42,91%). Rendahnya realisasi keuangan tersebut
disebabkan karena tidak terjadi bencana besar di Kota Tangerang selama

Tahun 2013 (alokasi anggaran bencana mencapai Rp 1.224.589.286,00
sedangkan realisasinya hanya sebesar Rp 373.787.400,00 (30,52%).

3. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp 361.785.000,00 dan realisasi anggarannya sebesar
Rp 306.005.000,00 (84,58%).

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t

IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

4. Program Pembinaan eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,
Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya), dengan alokasi anggaran sebesar Tp
233.883.000,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp 201.626.985,00
(86,21%).

5. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo, dengan alokasi anggaran
sebesar

Rp

289.937.150,00

dan

realisasi


anggaran

sebesar

Rp

231.690.550,00 (77,50%).

6. Program Pemberdayaan kelembagaan Kesejahteraan Sosial, mendapatkan
alokasi anggaran sebesar Rp 587.000.350,00 dengan realisasi anggaran
sebesar Rp 392.0030.350,00 (66,79%).

Program dan kegiatan langsung yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial
Kota Tangerang untuk Tahun 2014 yang bersumber dari APBD Kota
Tangerang untuk urusan wajib pemerintahan umum terdapat 5 (lima)

program dan 30 (tiga puluh) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp
3.091.099.500,00 yaitu :
1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, terdiri dari 5
(lima) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp 1.121.592.000,00 telah
terealisasi sebesar Rp. 414.192.800 (36,93%) adapun kegiatannya sebagai
berikut :

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

a.


Pelatihan keterampilan berusaha bagi 160 keluarga miskin sebesar Rp
252.521.000,00, dengan realisasi Rp.149.219.000,00, (59,09%), tidak
terserap anggaran karena paket bantuan tidak terealisasi.

b.

Pelayanan Pemulangan Orang Terlantar, Sakit dan Meninggal sebesar
Rp 69.398.400,00, dengan realisasi Rp.59.601.200,00 (85,88%).

c.

Fasilitasi

Kegiatan

Pusat

dan


Propinsi

Banten

sebesar

Rp

79.999.600,00, dengan realisasi sebesar Rp. 55.499.600,00 (69,37%).
d.

Pemutakhiran Data PMKS dan PSKS sebesar Rp 151.673.000,00,
dengan realisasi anggaran Rp.149.873.000,00 (98,81%).

e.

Fasilitasi

Distribusi


Beras

untuk

Keluarga

Miskin

sebesar

Rp

568.000.000,00 tidak terealisasi ( 0% ) dengan alasan karena
mekanisme

pencairan

berdasarkan

SK


Gubernur

yang

baru

ditandatangani PLT Gubernur baru keluar akhir bulan Juli sedangkan
tanggal SK April 2015. Sehingga anggaran tidak bisa direalisasi.

2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial terdiri dari 4
(empat) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp 1.131.491.200,00 telah

terealisasi

sebesar

Rp. 877.769.150,00 (77,58%), adapun kegiatannya

sebagai berikut :

a. Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar
termasuk

anak

jalanan,

anak

cacat,

anak

nakal

sebesar

Rp

151.009.600,00 telah terealisasi sebesar Rp.150.559.600,00 (99,70%).

b. penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap
cepat darurat dan kejadian luar biasa sebesar Rp 600.000.000,00,

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

dengan realsasi anggaran Rp. 484.982.950,00 (80,83%).
c.

Peningkatan Kualitas Pelayanan , Sarana dan Prasarana Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial Bagi PMKS sebesar Rp 321.786.600,00, telah
terealisasi 242.226.600 (75,28%).

d. Review DED Rumah Perlindungan Sosial sebesar Rp 58.695.000,00,
tidak terealisasi ( 0 % ) karena belum ada ketersediaan lahan.

3. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma dengan kegiatan
Pendayagunaan Penyandang Cacat dan Trauma memiliki anggaran sebesar
Rp 240.280.000,00, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 237.280.000,00
(98,75%)

:

dilaksanakan

melalui

kegiatan

Pendayagunaan

para

penyandang cacat dan dan eks trauma, melalui pemberian bantuan
peralatan pijat refleksi kepada 100 orang.

4. Program pembinaan panti asuhan /panti jompo terdiri dari 3 (tiga) kegiatan
dengan jumlah anggaran sebesar Rp 314.032.300,00 telah terealisasi

sebesar Rp. 272.211.200,00 (86,68%),

adapun kegiatannya sebagai

berikut :
a. Bantuan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Panti Jompo berupa
bantuan 3 buah kasur lantai dan 3 buah lemari pakaian pada 26 Panti
Asuhan dengan anggaran sebesar Rp 202.903.000,00, dengan realisasi
anggaran Rp.182.030.000.00 (89,71%).
b. Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo

berupa kegiatan pelatihan

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

perbaikan lampu TL bagi 108 anak-anak penghuni Panti dengan pagu
anggaran

Rp

77.898.500,00

dan

terealisasi

Rp.

64.143.200,00

(82,34%).
c.

Pelatihan Kewirausahaan Bagi 72 orang Penghuni Panti

dengan

anggaran sebesar Rp 33.230.800,00 telah terealisasi Rp. 26.038.000,00
(78,36%).

5. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK,
narkoba dan penyakit sosial lainnya terdiri dari 2 (dua) kegiatan dengan
jumlah anggaran sebesar Rp 283.704.000,00 telah terealisasi sebesar Rp.
255.276.400,00 dengan kegiatannya sebagai berikut :
a. Pendidikan

dan

pelatihan

keterampilan

berusaha

bagi

60

eks

penyandang penyakit sosial, pagu anggaran sebesar Rp 50.000.000,00
dengan realisasi Rp.49.465.000,00 (99,29%).
b. Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial berupa kegiatan
pengawasan anjal dan gepeng serta pengiriman hasil razia dengan

anggaran sebesar Rp 233.704.000,00 dan telah terealisasi Rp.
205.072.600,00 (87,99%).

6. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial terdiri dari 6
(enam) kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp 741.317.750,00 telah
terealisasi sebesar Rp. 272.011.000,00. Adapun kegiatannya sebagai
berikut :

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

a. Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat, berupa
pelatihan bagi 60 orang pengurus LK3 dengan anggaran sebesar Rp
91.958.250,00, terealisasi sebesar Rp.54.433.250,00 (59,91%).
b. Pembinaan Organisasi TAGANA (Taruna Siaga Bencana), berupa
pelatihan tehnis penyelamatan di air dan evakuasi korban bagi 80
orang dengan anggaran sebesar Rp 100.000.000,00 dan teralisasi Rp.
85.676.000,00 (85,68%).
c.

Pembinaan 85 orang PSKS sebesar Rp 96.239.000,00 dengan realisasi
Rp. 55.247.000,00 (57,41%)

d. Pembinaan bagi 52 pengurus Organisasi Karang Taruna sebesar Rp
140.922.500,00, terealisasi Rp.108.272.500,00 (76,83%)
e. Kampung Siaga Bencana (Simulasi dan Manajemen Bencana di Wilayah
Kota Tangerang dengan pagu sebesar Rp 225.558.000,00, terealisasi
Rp. 165.678.000,00 (73,45%)
f.

Lokakarya Lintas Sektor Program CSR sebesar Rp 86.640.000,00 tidak
terealisasi ( 0 % ) karena belum terbentuknya forum CSR.



Garapan dari Dinas Sosial Kota Tangerang sesuai dengan kewenangannya
adalah

pre – in

mendayagunakan



post

tenaga

yaitu

sosial

bagaimana

masyarakat,

memberdayakan

pembinaan

PMKS

dan
dan

perlindungan terhadap PMKS tersebut.

Upaya menciptakan situasi di masyarakat agar kondusif, dipengaruhi oleh

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

beberapa faktor yang menjadi tantangan di bidang sosial yaitu :

1. Anak Jalanan

Kota Tangerang sebagai penyangga Ibu Kota dan julukan Kota Tangerang
sebagai Kota Seribu Industri, menjadikan Kota Tangerang seperti “magnet”
sebagai tujuan untuk mencari kerja dari luar untuk mengadu nasib. Urbanisasi
yang tidak terkendali menimbulkan berbagai persoalan diantaranya banyak
anak jalanan yang di setiap sudut kota, yang mana sangat membebani
Pemerintah. Dalam hal ini Dinas Sosial sangat mengupayakan dan ingin
memberdayakan anak jalanan tersebut dengan melalui pelatihan-pelatihan
agar nantinya sesudah dilatih keterampilan para anak jalanan tersebut tidak
kembali ke jalan.
2. Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Kota Tangerang masih cukup tinggi menurut hasil
pendataan terakhir yang dilakukan oleh Dinas Sosial pada Tahun 2014 jumlah
fakir miskin di lingkungan Kota Tangerang berjumlah 20.519 RTM. Oleh
karena itu perlu diupayakan untuk menanggulanginya agar tingkat kemiskinan
di Kota Tangerang cepat menurun yaitu melalui pelatihan-pelatihan yang

nantinya dapat diharapkan bahwa keluarga miskin ini dapat membuka usaha
sendiri dalam memenuhi kebutuhan keluarga yang tentunya modal awal akan
diberikan oleh Pemerintah.


Penutup

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Dinas Sosial Tahun 2013 dan 2014, untuk
meningkatkan kinerja pada tahun 2015 dan tahun yang akan datang perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

1. Penyelenggaraan

Kesejahteraan

Sosial

secara

holistik

dan

berkesinambungan memerlukan dukungan sumber daya manusia yang
memiliki

kompetensi

yang

memadai

dalam

penyelenggaraan

kesejahteraan sosial. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan kualitas
sumber daya manusia aparatur dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan aparatur sesuai
dengan latar belakang pendidikan atau mengikutsertakan aparatur pada
diklat-diklat kesejahteraan sosial.

2. Sesuai

amanat

Undang-Undang

Nomor

11

tahun

2009

tentang

Kesejahteraan Sosial bahwa Pemerintah Daerah bukanlah pemain tunggal
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di daerah, melainkan perlu
sinergi antara pemerintah daerah dengan dunia usaha dan masyarakat.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya terobosan agar dunia usaha atau
sektor swasta yang bergerak di Kota Tangerang dapat berpartisipasi aktif

melalui Corporate Social Responsibility (CSR) terutama dalam penanganan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

3. Tersedianya sarana dan prasarana sosial seperti panti rehabilitasi. Hal ini
sejalan dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis dan Pengamen. Begitu
pula dengan sarana lain seperti gudang untuk buffer stock logistik harus

G
AN id
ER go.
NG ta.
TA gko
TA ran
KO e
H ang
TA .t
IN ww
ER /w
M p:/
PE htt

sesuai standar yang telah ditetapkan.