Tinjauan hukum Islam terhadap denda yang tidak tercantum pada akad Musharakah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP
DENDA YANG TIDAK TERCANTUM
PADA AKAD MUSHArakah di KSPPS
BMT Harapan Ummat Sidoarjo”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab
beberapa pertanyaan. Pertama, bagaimana penerapan denda pada akad musha>rakah
di KSPPS BMT Harapan Ummat Sidoarjo? Kedua, bagaimana tinjauan hukum
Islam terhadap denda yang tidak tercantum pada akad musha>rakah di KSPPS BMT
Harapan Ummat Sidoarjo?
Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data
melalui wawancara dan studi dokumentasi. Selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, maksudnya pembahasan
dimulai dengan mengumpulkan data yang telah diperoleh dari lapangan tentang
denda yang tidak tercantum pada akad musha>rakah di KSPPS BMT Harapan
Ummat Sidoarjo, kemudian dianalisis dengan hukum Islam tentang akad dan
Fatwa DSN-MUI NO: 17/DSN-MUI/IX/2000.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam kasus pembebanan denda
yang tidak tercantum pada akad musha>rakah di KSPPS BMT Harapan Ummat,
tidak didahului dengan kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah ketika pihak
nasabah terlambat membayar angsuran satu hari atau lebih dari jatuh tempo
pembayaran, pihak BMT langsung memberikan denda berupa infaq kepada pihak
nasabah yang terlambat membayar angsuran. Hal ini membuat tindakan tanpa

persetujuan kedua belah pihak telah menciderai salah satu syarat dalam hal
perjanjian atau akad yaitu kesepakatan sehingga membuat akad tersebut menjadi
tidak sah. Pemberlakuan denda pun tidak sesuai dengan Fatwa DSN-MUI NO:
17/DSN-MUI/IX/2000 karena penerapannya, besaran denda tidak ditentukan di
awal akad dan semua nasabah yang terlambat tidak diseleksi untuk di kenakan
denda padahal menurut Fatwa DSN-MUI NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 besaran
denda ditentukan di awal akad dan yang menjadi kriteria untuk memberikan denda
atas keterlambatan adalah nasabah yang mampu namun menunda pembayaran.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, kepada pihak BMT dapat menjelaskan
dan mencantumkannya pada akad musha>rakah tentang adanya denda berupa infaq
apabila ada nasabah yang terlambat membayar angsuran dari waktu pembayaran
yang telah ditentukan dan menyeleksi nasabah yang terlambat untuk dikenakan
denda. Perlu perbaikan managemen BMT, supaya pihak BMT tidak lupa menagih
nasabah dan membebankan denda bagi nasabah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM


i

PERNYATAAN KEASLIAN

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

iii

LEMBAR PENGESAHAN

iv

MOTTO

v

LEMBAR PERSEMBAHAN


vi

ABSTRAK

vii

KATA PENGANTAR

viii

DAFTAR ISI

x

DAFTAR TRANSLITERASI

xiii

BAB


PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

7

C. Rumusan Masalah

8

D. Kajian Pustaka

8


E. Tujuan Penelitian

11

F. Kegunaan Penelitian

12

G. Definisi Operasional

12

H. Metode Penelitian

13

I.

19


I

BAB II

Sistematika Pembahasan

MUSHArakah

21

1.

Definisi Musha>rakah

21

2.

Dasar Hukum Musha>rakah


22

3.

Rukun dan Syarat Musha>rakah

24

4.

Macam-macam Musha>rakah

25

5.

Berakhirnya Akad Musha>rakah

28


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6.

Aplikasi Pembiayaan Musha>rakah pada Lembaga
Keuangan Syariah
28

B. Akad

30

1.

Definisi Akad

30

2.


Rukun Akad

31

3.

Syarat-SyaratAkad

32

4.

Macam-macam akad

33

5.

Dampak-dampak Akad


34

6.

Berakhirnya Akad

36

C. Denda Menurut Hukum Islam

BAB III

37

1.

Definisi Ta’zi>r

37


2.

Pembagian Ta’zi>r

38

3.

Bentuk-Bentuk Hukuman Ta’zi>r

39

4.

Hukuman Denda

40

PRODUK PEMBIAYAAN MUSHArakah di KSPPS
BMT Harapan Ummat Sidoarjo

51

1. Proses Pengajuan Pembiayaan Musha>rakah

51

C. Penerapan Denda Pada Akad Musha>rakah di KSPPS
BMT Harapan Ummat Sidoarjo
54
1. Pemberian Denda pada Nasabah

54

2. Nasabah yang Terkena Denda serta Sebab-sebab
Keterlambatan

55

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG
TIDAK TERCANTUM PADA AKAD MUSHA>RAKAH
DI KSPPS BMT HARAPAN UMMAT SIDOARJO
59
A. Analisis Penerapan Denda Pada Akad Musha>rakah di
KSPPS BMT Harapan Ummat Sidoarjo
59

BAB V

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Denda yang Tidak
Tercantum pada Akad Musha>rakah di KSPPS BMT
Harapan Ummat Sidoarjo

62

PENUTUP

68

A. Kesimpulan

68

B. Saran

69

DAFTAR PUSTAKA

70

LAMPIRAN

73

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Hukum adalah seperangkat kaidah atau aturan yang tersusun dalam satu
sistem, yang menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
oleh manusia sebagai warga masyarakat, jika kaidah tersebut dilanggar akan
memberikan kewenangan bagi otoritas tertinggi untuk menjatuhkan sanksi.1
Pemberlakuan sanksi sendiri diatur sedemikian rupa, agar seseorang yang
melanggar aturan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Menurut hukum Islam sanksi ada empat macam. Yaitu hudu>d, jina>yat,

ta’zi>r dan mukha>lafat. Hudu>d dan jina>yat bentuk sanksinya telah ditetapkan,
namun ta’zi>r bentuknya tidak ditetapkan secara spesifik.2 Menurut ulama fiqh

ta’zi>r bisa berbentuk hukuman yang paling ringan, seperti menegur, mencela,
atau mempermalukan si pelanggar, dan bisa juga hukuman yang terberat, seperti
hukuman mati. Hukuman tersebut ada yang bersifat jasmani seperti pemukulan
atau dera, ada yang bersifat rohani, seperti peringatan, ancaman, dan hardikan,
ada yang bersifat jasmani sekaligus rohani, seperti hukuman penahanan, dan ada
pula yang bersifat materi, seperti hukuman denda.3
Denda dalam konteks akad disebut ta’zi>r, dalam pengertiannya denda
adalah hukuman yang berupa materi atau benda yang dikenakan dan harus

Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), 17.
Abdurrahman al-Maliki, Sistem sanksi dalam Islam, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002), 13.
3
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Intermasa, 2006 Cet ke-7), 1774.
1

2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

dibayarkan oleh pelanggarnya.4 Denda bersifat hukuman ta’zi>r, maka untuk
besaran dana yang harus dibayar tidak ada ketentuan spesifiknya. Denda adalah
bentuk hukuman yang melibatkan uang yang harus dibayarkan dalam jumlah
tertentu. Jenis yang paling umum adalah denda dalam bentuk uang yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan.5 Pengenaan denda biasanya diberikan atas
keterlambatan membayar suatu angsuran atau cicilan hutang. Tujuan penerapan
denda ini untuk menjaga ketertiban disiplin membayar oleh seseorang yang
memberikan pinjaman atau pembiayaan.
Dalam aktifitas di Lembaga Keuangan Syariah denda adalah suatu
tindakan untuk nasabah agar nasabah disiplin membayar angsuran pembiayaan
yang telah diterima, namun sanksi denda hanya boleh dikenakan bagi nasabah
yang mampu namun menunda-nunda pembayaran seperti yang tercantum di
Fatwa DSN-MUI NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi atas nasabah
mampu yang menunda-nunda pembayaran. Sanksi denda harus disepakati oleh
kedua belah pihak, agar tidak terjadi persengketaan di kemudian hari, dana dari
sanksi denda tersebut harus dialokasikan untuk dana sosial.6
Lembaga keuangan berbasis syariah adalah sebuah lembaga jasa keuangan
yang menggunakan hukum Islam sebagai dasar dalam menjalankan sistem
operasionalnya. Bank berbasis syariah dengan bank konvensional berbeda, bank
konvensional menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional. Sedangkan
Yetty Nur Indah Sari, “Denda murabahah dalam pandangan sistem ekonomi Islam (studi kasus
murabahah di bank syariah mega Indonesia)”, (Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008,),
4

18.
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Denda. diakses pada tanggal 6 september 2016
6
Lihat Fatwa DSN-MUI NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi nasabah mampu yang
menunda-nunda pembayaran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

bank syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.7
Dengan

menghilangkan

sistem

riba

dalam

kegiatannya,

bank

syariah

memperkenalkan produk-produknya dengan sistem bagi hasil, penambahan
keuntungan yang disepakati, dan lain lain yang bebas riba, karena dalam Islam
riba menyebabkan kerugian. Sesuai dengan firman Allah SWT Surat Al-Baqarah
Ayat 275 :

ۡ ِ
ۚ ‫ٱلرب ٰوا ََ ي ُقومو َن إََِ َكما ي ُقوم ٱلَ ِذي ي تخبَطُه الش َۡي ٰطَن ِمن ا ۡلم‬
ِ‫س ٰذَل‬
َ
ِ
ِ
‫ك َِن َُه ۡم قَالُٓوا إََِا‬
‫ن‬
‫و‬
‫ل‬
‫ك‬
َ
ُ
ُ
َ
ُ َ ََ
ُ َ َ
ُ َ َ َ َ ‫ين‬
َ َ ُ
َ ‫ٱلذ‬
ِۡ ۡ ۡ
ۡ ‫ٱلرب وۗا وأَحل ٱَ ۡٱلب‬
ۡ ‫ٱلرب وۚا فمن جآء م‬
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
‫ن‬
‫ا‬
‫ف‬
‫ه‬
‫ب‬
‫ر‬
‫ن‬
‫م‬
‫م‬
‫ف‬
‫ل‬
‫س‬
‫ا‬
‫م‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ف‬
‫ى‬
‫ه‬
‫ت‬
‫ة‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫و‬
‫ل‬
‫ث‬
‫ر‬
‫ح‬
‫و‬
‫ع‬
‫ي‬
َ
َ
َ
َ
َ
ٰ
ٰ
َ
َ
َ
َ
َ َ َ ُ ٰ ََ
َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ‫ٱلبَ ي ُع م‬
ۡ
ۡ
ٓ
َِ ََ ِ‫وأ َۡمرٓ إ‬
.‫ب ٱلَا ِر ُ ۡم فِ َيها َٰخلِ ُدو َن‬
َ ِ‫ٱَ ۖ َوَمن َع َاد فَأُوٰلَئ‬
ُُ َ
ُ ‫ك أَص َٰح‬
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.”8
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu
perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem
perbankan alternatif yang selain menyediakan jasa perbankkan atau keuangan
yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah. Perkembangan perbankan
syariah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10
Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan
7
8

Lihat pasal 1 ayat (4 dan 7) UU No 21 Tahun 2008 Perbankan Syari’ah.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004), 58

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

hukum serta jenis-jenis usaha yang dioperasikan dan diimplementasikan oleh
bank syariah. Undang-Undang tersebut memberi arahan bagi bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri
secara total menjadi bank syariah.9
Perlu diketahui bank konvensional dan bank syariah memiliki perbedaan
dalam menyalurkan dana kepada nasabahnya. Pada bank konvensional,
pemberian pinjaman uang terhadap nasabah yang membutuhkan disebut dengan
kredit berdasarkan sistem bunga. Sedangkan pada bank syariah, pemberian
pinjaman dana terhadap nasabahnya disebut dengan pembiayaan. Keuntungan
yang diperoleh berdasarkan imbalan atau bagi hasil yang telah disepakati
bersama.
Lembaga keuangan yang berbasis syariah bukan hanya dilakukan oleh
lembaga bank, namun juga dilakukan oleh lembaga keuangan nonbank. Lembaga
lembaga tersebut antara lain: Baitul Ma>l wa Tamwi>l (BMT), Asuransi Syariah,
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), Reksadana Syariah, Obligasi Syariah,
dan masih banyak lagi yang lainnya. Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Syariah BMT Harapan Ummat di Sidoarjo adalah lembaga keuangan syariah
mikro yang menawarkan berbagai macam produk, di antaranya produk
pembiayaan dan produk simpanan. Produk yang paling sering digunakan di
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo
adalah pembiayaan musha>rakah.

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
26

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Pembiayaan musha>rakah adalah penyediaan dana oleh pihak BMT untuk
kerjasama bagi hasil usaha nasabah, di mana nasabah nanti akan membayar dana
pembiayaan tersebut dengan bentuk cicilan pokok dan bagi hasil dari usaha
tersebut setiap bulannya. Perjanjian musha>rakah antara pihak BMT dan nasabah
dituangkan dalam kontrak perjanjian akad musha>rakah. Pembuatan akad kontrak
ini dimaksudkan untuk mengikat kedua belah pihak untuk saling melakukan hak
dan kewajiban yang terlahir dalam isi perjanjian.
Setiap

Lembaga

Keuangan

Syariah

(LKS)

berbeda-beda

dalam

menerapkan denda pada setiap pembiayaan. Sebagaimana ditetapkan di Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo. Denda di
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo di
implementasikan dalam bentuk infaq dengan nominal minimal Rp. 5.000,-.
Sanksi denda tersebut dikenakan untuk nasabah yang terlambat membayar
angsuran.10
Namun dalam prakteknya, sanksi denda tersebut tidak dijelaskan di awal
akad, tidak tercantum dalam akad kontrak pembiayaan, pihak LKS langsung
meminta infaq bagi nasabah yang terkena sanksi denda. Peristiwa tersebut
menjadi permasalahan, sesuai dengan hak dan kewajiban yang lahir dari
perjanjian atau akad, tidak ada penjelasan apapun mengenai denda atau infaq jika
terjadi keterlambatan, walaupun nasabah pada akhirnya setuju membayar denda
atau infaq yang diberikan oleh pihak LKS.

10

Rahmah Andriana Wawancara, Sidoarjo 12 September 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Persoalan akad perlu diperhatikan untuk terpenuhinya hak dan kewajiban
masing-masing pihak tanpa ada pihak yang terlanggar haknya. Perjanjian atau
akad akan melahirkan hak dan kewajiban dalam melakukan sesuatu. Di sini
pentingnya batasan-batasan yang menjamin terselenggaranya hak antar pihak
yang sedang melaksanakan akad agar tidak terjadi perselisihan antara kedua
belah pihak di kemudian hari.11
Dari pemaparan di atas dapat diketahui permasalahan mengenai denda
yang digunakan dalam pembiayaan musha>rakah yang diterapkan oleh Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo. Bahwa
penerapan denda tidak tercantum di akad, padahal syarat sahnya akad adalah
kesepakatan, serta dalam Fatwa DSN-MUI NO. 17/DSN-MUI/IX/2000
disebutkan bahwa pengenaan denda terhadap nasabah harus berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak, karena tujuan sanksi denda ini adalah untuk
disiplin dalam hal membayar.
Hal ini yang menjadi menarik untuk diteliti dan juga akan dibahas pada
bab selanjutnya. Oleh sebab itu peneliti akan membahasnya dalam sebuah karya
ilmiah berupa skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Denda

yang Tidak Tercantum pada Akad Musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo” yang bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan dan mendeskripsikan tentang tinjauan hukum Islam
terhadap penerapan denda pada akad musha>rakah tersebut.

11

Yazid Afandi, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Logung Pustaka 2009). 33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah
dalam penelitian ini. Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1.

Macam-macam sanksi menurut hukum Islam.

2.

Denda menurut hukum Islam.

3.

Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.

4.

Akad kontrak yang digunakan dalam Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.

5.

Macam-macam produk Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Harapan
Ummat Sidoarjo.

6.

Produk pembiayaan musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT
Harapan Ummat Sidoarjo.

7.

Faktor yang menyebabkan nasabah terkena denda pada akad musha>rakah di
Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.

8.

Penerapan denda pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah
BMT Harapan Ummat Sidoarjo.

9.

Tinjauan hukum Islam terhadap denda yang tidak tercantum pada akad

musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Harapan Ummat
Sidoarjo.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Dari identifikasi masalah tersebut. Maka penulis akan membatasi masalah
yang akan dikaji sebagai berikut:
1.

Penerapan denda pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah
BMT Harapan Ummat Sidoarjo.

2.

Tinjauan hukum Islam terhadap denda yang tidak tercantum pada akad

musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Harapan Ummat
Sidoarjo.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka masalah yang akan peneliti
bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana penerapan denda pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan
Pinjam Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo?

2.

Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap denda yang tidak tercantum pada
akad musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Harapan Ummat
Sidoarjo?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.12 Berawal dari kajian
terhadap apa yang ditulis oleh Desi Sri Wulansari (skripsi 2014) dengan judul:
“Analisis hukum Islam dan Fatwa DSN terhadap penerapan sanksi denda atas
keterlambatan pembayaran qard} al-h}asan di BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo”.
Menyatakan bahwa BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo sebagai lembaga keuangan
syariah berhak memberlakukan penerapan sanksi denda atas keterlambatan
pembayaran pada qard} al-h}asan kepada nasabah yang terlambat membayar
angsuran qard} al-h}asan. Penerapan sanksi tersebut diberlakukan kepada nasabah
yang sengaja melakukan kelalaian atau yang menunjukkan sikap tidak mau
membayar sebagian atau seluruh hutangnya, dan tidak memberlakukan penerapan
sanksi denda atas keterlambatan pembayaran qard} al-h}asan kepada nasabah yang
tidak sengaja melakukan kelalaian seperti adanya halangan yang jelas mengingat

qard} al-h}asan merupakan akad tabarru’ yang bersifat menolong.13
Kedua, Pedagogita Rakhmah (Skripsi 2014) dengan judul “Penerapan akad

mura>bahah dengan Tambahan Denda pada Kelompok Binaan di Tabungan
Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah Surabaya dalam Tinjauan Hukum Islam”.
Menyatakan bahwa, menurut hukum Islam status denda diperbolehkan.
Dikarenakan penerapan denda ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa
tanggungjawab dan disiplin bagi setiap nasabah yang melakukan pembiayaan.
Selain itu, kesepakatan denda antara anggota kelompok UKM dengan pihak bank

12

Tim Penyusun Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis

Penulisan Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), 8.
Desi Sri Wulansari “Analisis hukum Islam dan Fatwa DSN terhadap penerapan sanksi denda
atasketerlambatan pembayaran qard} al-h}asan di BMT An-Nur Rewwin Sidoarjo” (Skripsi--UIN
Sunan Ampel Surabaya, 2014).
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

tidak merugikan salah satu pihak. Hal ini disebabkan denda tersebut digunakan
untuk membantu anggota kelompok jika ada yang dalam kesusahan dan untuk
menalangi terlebih dahulu jika ada anggota yang tidak mampu membayar.14
Ketiga, Laily Kurnia Putri dengan judul “Penerapan Fatwa DSN-MUI
No.17/DSN-MUI/XI/2000 Tentang Sanksi atas nasabah mampu yang menundanunda pembayaran di Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin”. Menyatakan
bahwa penerapan Fatwa DSN-MUI No.17/DSN-MUI/XI/2000 Tentang Sanksi
atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran di Bank BNI Syariah
Cabang Banjarmasin sebatas pada keterangan dalam peraturan yang tertulis di
Surat Keputusan Perusahaan (SKP) dan pernyataan pada akad atau perjanjian
pembiayaan berupa klausul denda sebesar 24% per tahun.
Namun secara faktual dalam praktik di lapangan Fatwa DSN-MUI No.
17/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Sanksi atas Nasabah mampu yang Menundanunda Pembayaran tidak diterapkan karena BNI Syariah Cabang Banjarmasin
tidak pernah diterapkan karena BNI Syariah Cabang Banjarmasin tidak pernah
menemukan nasabah yang beri’tikad buruk dengan sengaja menunda-nunda
pembayaran. Selain itu BNI Syariah menindaklanjuti nasabah menunggak
pembayaran yang berbentuk sanksi adalah pada tahap akhir yakni eksekusi
jaminan. Kedua, BNI Syariah Cabang Banjarmasin tidak pernah menerapkan
denda sampai saat ini, namun jika diterapkanpun pada nantinya BNI Syariah

Pedagogita Rakhmah“Penerapan akad murabahah dengan tambahan denda pada kelompok
Binaan di Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah Surabaya dalam tinjauan hukum Islam”
(Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014).

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Cabang Banjarmasin memiliki kekhawatiran akan menimbulkan persepsi nasabah
dalam pemahaman yang keliru menyamakan denda dengan bunga.15
Dengan adanya kajian pustaka di atas jelas sangat berbeda dengan
penelitian yang penulis lakukan dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Denda yang Tidak Tercantum pada Akad Musha>rakah di Koperasi Simpan
Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo”. Pada penelitian ini
penulis memfokuskan pada pemberlakuan denda yang tidak tercantum di draft
kontrak akad musha>rakah.

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyan yang disebut dalam rumusan masalah, maka
tujuan yang diterapkan adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui penerapan denda pada akad musha>rakah di Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.

2.

Untuk mengetahui Tinjauan hukum Islam terhadap denda yang tidak
tercantum pada akad musha>rakah di Koperasi di Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.

Laily Kurnia Putri “Penerapan Fatwa DSN-MUI No.17/DSN-MUI/XI/2000 Tentang Sanksi
atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran di Bank BNI Syariah Cabang
Banjarmasin” (Skripsi--IAIN Antasari Banjarmasin, 2016).
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

F. Kegunaan Penelitian
Pengkajian dari permasalahan ini diharapkan mempunyai nilai tambah baik
bagi pembaca terlebih lagi bagi penulis sendiri, baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan ini dapat
ditinjau dari dua aspek, yaitu:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih
informasi dan perbendaharaan khazanah keilmuan dalam bermuamalah,
khususnya dalam menerapkan denda pada produk pembiayaan di Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.
2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan
memberi kontribusi pemikiran kepada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo, dalam menjalankan aktifitas
ekonomi berbasis syariah

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul penelitian
skripsi ini, yaitu “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Denda yang Tidak Tercantum

pada Akad Musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT
Harapan Ummat Sidoarjo”. Maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang
berkenaan dengan judul di atas.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Hukum Islam

: Peraturan atau ketentuan yang dijadikan
pedoman dalam penyelesaian skripsi ini yang
meliputi Al-Quran, Hadis, pendapat fuqaha
tentang akad dan denda serta Fatwa DSNMUI No.17/DSN-MUI/XI/2000.

Denda yang tidak tercantum

: Sanksi yang diberikan Pihak BMT Harapan
Ummat

Sidoarjo

kepada

nasabah

yang

terlambat membayar tanpa tercantum pada
akad
Akad Musha>rakah

: Akad kerjasama usaha antara Koperasi Simpan
Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan
Ummat Sidoarjo dengan nasabah, di mana
keuntungan dan kerugian ditanggung bersama
dengan sistem bagi hasil.

H. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan metode sebagai
berikut:
1.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yakni
penelitian yang dilakukan dalam kontek lapangan yang benar-benar terjadi
terhadap penerapan denda pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.16 Penelitian ini
dilakukan karena penerapan denda yang dilakukan KSPPS BMT Harapan
Ummat Sidoarjo di implementasikan dalam bentuk infaq, namun denda
tersebut tidak dijelaskan pada awal akad, tidak tercantum pada akad

musha>rakah. Hal ini yang menjadi menarik untuk diteliti dalam karya ilmiah
skripsi.
Selanjutnya, untuk dapat memberikan deskripsi yang baik, dibutuhkan
serangkaian langkah yang sistematis. Langkah-langkah tersebut terdiri atas:
data yang dikumpulkan, sumber data, teknik analisis data, dan sistematika
pembahasan.
2.

Data Yang Dikumpulkan
Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka data
yang akan dikumpulkan terdiri atas:
a. Data primer
1) Data tentang mekanisme akad musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo
2) Data mengenai penerapan denda yang tidak tercantum pada akad

musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT
Harapan Ummat Sidoarjo.

16

Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 28.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

b. Data Sekunder
1) Data tentang ketentuan hukum Islam terkait dengan denda yang tidak
tercantum pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.
2) Data tentang profil Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
BMT Harapan Ummat Sidoarjo.
3.

Sumber Data
Data-data penelitian ini dapat diperoleh dari beberapa sumber data sebagai
berikut:
a.

Sumber Data Primer, data yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat
lainnya17. Dalam penelitian ini, yaitu sumber data yang pengambilannya
diperoleh dari tempat penelitian, meliputi:
1) Data yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan Kepala
Bagian Umum dan Kepegawaian dan Staf Administrasi dan Umum
Koperasi Simpan Pinjam Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo
2) Nasabah yang terkena denda keterlambatan pada akad musha>rakah
di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan
Ummat Sidoarjo.

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
87.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

b. Sumber Data Sekunder, yaitu informasi yang telah dikumpulkan pihak
lain18. Dalam penelitian ini, merupakan data yang bersumber dari bukubuku dan catatan-catatan atau dokumen tentang apa saja yang
berhubungan dengan masalah hukum Islam tentang penerapan denda
pada akad musha>rakah:
1) Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke Praktek,
Jakarta: Gema Insani 2001
2) M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah, Yogyakarta: 2009
3) Syamsul Anwar, Hukum Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: Raja
Grafindo Persada 2010
4) Sayyid Sa>biq, Fiqh Sunnah, Bairut: Da>r Kitab al-Araby, 1971
5) Wahbah al-Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, Da>r al-Fiqr alMu’assim, 2005
4.

Teknik Pengumpulan Data
Terdapat beberapa macam teknik pengumpulan data, salah satunya
adalah teknik dokumentasi, dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.

Interview (wawancara), metode wawancara atau interview yaitu metode
ilmiah yang dalam pengumpulan datanya dengan jalan berbicara atau
berdialog langsung dengan sumber obyek penelitian.19 Wawancara
sebagai alat pengumpul data dengan jalan tanya jawab sepihak yang

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian-Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT.
Gramedia Pusaka Utama, 1992), 69.
19
Lexy J.Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif Cet I, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), 135.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

dikerjakan dengan sistematis dan berlandasaskan pada tujuan penelitian.
Wawancara yang peneliti lakukan, yaitu dengan:
1) Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian dan Staf Administrasi dan
Umum KSPPS BMT Harapan Ummat Sidoarjo
2) Nasabah yang terkena denda pada akad musha>rakah di KSPPS BMT
Harapan Ummat Sidoarjo
b. Studi Dokumentasi
Dalam teknik dokumentasi, peneliti menyelidiki benda tertulis,
seperti

buku-buku,

majalah,

dokumen,

peraturan-peraturan

dan

sebagainya.20 Dari hasil pengumpulan dokumentasi yang telah diperoleh
peneliti dapat memperoleh penerapan denda pada akad musha>rakah di
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat
Sidoarjo.
5.

Teknik Pengelolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil penggalian terhadap sumber-sumber data
akan diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh
dengan memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang
meliputi kesesuaian keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian,
kejelasan serta relevansinya dengan permasalahan.21 Teknik ini
digunakan penulis untuk memeriksa kelengkapan data-data yang sudah

20
21

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 158.
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

penulis dapatkan, dan akan digunakan sebagai sumber-sumber studi
dokumentasi.
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi
sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai
dengan rumusan masalah, serta mengelompokan data yang diperoleh.22
Dengan teknik ini diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran
tentang Penerapan denda pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan
Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.
c.

Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap hasil
editing dan organizing data yang telah diperoleh dari sumber-sumber
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya, sehingga
diperoleh kesimpulan.23

6.

Teknik Analisis Data
Hasil dari penggumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian dilakukan
analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati dengan metode yang telah ditentukan.
a.

Analisis Deskriptif, yaitu dengan cara menuturkan dan menguraikan
serta menjelaskan data yang terkumpul, metode ini digunakan untuk
mengetahui gambaran tentang penerapan denda pada akad musha>rakah
di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat
Sidoarjo.

22
23

Ibid., 154.
Ibid., 195.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

b. Pola Pikir Deduktif, Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola
pikir deduktif yaitu pola pikir yang berpijak pada teori-teori yang
berkaitan dengan permasalahan, kemudian dikemukakan berdasarkan
fakta-fakta yang bersifat khusus.24 Pola pikir ini berpijak pada teoriteori akad dan Fatwa DSN-MUI No.17/DSN-MUI/XI/2000. Kemudian
dikaitkan dengan fakta dilapangan tentang denda yang tidak tercantum
pada akad kontrak.

I. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa yang
direncanakan atau diharapkan oleh penulis, maka disusunlah sistematika
pembahasan sebagai berikut:
Laporan penelitian ini dimulai dengan bab pertama yaitu pendahuluan.
Dalam bab ini, penulis cantumkan beberapa sub bab yaitu: latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Kemudian dilanjutkan dengan bab dua membahas tentang landasan teori
yang mendukung dalam penelitian yang meliputi pengertian musha>rakah, dasar
hukum, syarat dan rukun-rukunnya. Akad, rukun dan syarat, macam-macam
keabsahan akad, dampak-dampak akad, serta penjelasan mengenai hal-hal yang
dapat membatalkan suatu akad dalam hukum Islam, serta denda dan penjelasan
24

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), 16.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

mengenai

denda

menurut

Islam

serta

Fatwa

DSN-MUI

No.17/DSN-

MUI/XI/2000.
Bab tiga penyajian data, berisi mengenai data umum seperti; sejarah
singkat atau profil beserta visi dan misi, dasar hukum pendirian, struktur
organisasi, produk-produk, mekanisme pembiayaan musha>rakah, penerapan
denda pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
BMT Harapan Ummat Sidoarjo.
Selanjutnya bab empat analisis data, peneliti akan membahas tentang
analisis Penerapan denda pada akad musha>rakah serta tinjauan hukum Islam
terhadap denda yang tidak tercantum pada akad musha>rakah di Koperasi Simpan
Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Harapan Ummat Sidoarjo.
Skripsi ini diakhiri dengan bab lima, yaitu penutup dari pembahasan
skripsi ini yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan selanjutnya
memberikan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

MUSHArakah
1.

Definisi Musha>rakah
Secara etimologi kata musha>rakah diambil dari kata shirkah yang
berarti al-Ih}tilat} (percampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih sehingga
antara masing-masing sulit dibedakan seperti persekutuan hak milik atau
persekutuan usaha.1 Shirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama dagang
dengan rukun dan syarat tertentu, yang dalam hukum positif disebut dengan
perserikatan dagang.2 Secara terminologi shirkah adalah akad perjanjian
yang menetapkan adanya hak milik bersama antara dua orang atau lebih
yang berserikat,3ada bebarapa definisi shirkah yang dikemukanan oleh para
ulama fiqh sebagai berikut:
Menurut ulama Malikiyah shirkah adalah Suatu keizinan untuk
bertindak secara hukum bagi dua orang yang bekerjasama terhadap harta
mereka.4 Maksudnya, setiap mitra memberikan izin kepada mitranya yang
lain untuk mengatur harta keduanya tanpa kehilangan hak untuk melakukan
hal itu.5 Ulama Syafii dan Hanabilah mendefinisikan shirkah adalah Hak
bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. VI, 2006), 125.
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), 165
3
Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), 446
4
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, 165
5
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuh Juz 5 Terjemah, (Jakarta: Gema Insani, 2011),
441
1

2

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

sepakati.6 Sedangkan ulama Hanafiah, menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan shirkah adalah akad antara dua orang yang berserikat pada pokok
harta (modal) dan keuntungan.7
Dari definisi-difinisi tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa pada
dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip di antara para ulama dalam
mengartikan musha>rakah. Dari definisi tersebut dapat diambil intisari
bahwa musha>rakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan suatu usaha tertentu dengan kesepakatan keuntungan dan
kerugian ditanggung bersama.
2.

Dasar Hukum Musha>rakah
Dalil yang mendasari akad shirkah dapat dilihat dalam Al-Quran dan
Hadis. Adapun dasar hukum shirkah meliputi :

a. Al-Quran
Ayat-ayat Al-Quran yang dapat dijadikan rujukan dasar transaksi

musha>rakah Firman Allah SWT QS. An-Nisa>’ ayat 12 :

ِ ُ‫… فَـه ۡم ُشََكآء ِِ ٱلثـل‬
…‫ث‬
ُ َ ُ
Artinya:…Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.......8

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), 166
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Terjemah, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987), 174
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004), 103
6

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, QS. Ash-Sha>d ayat 24:

ۡ ‫…وإِ َن كثِيا ِمن ۡٱۡلطآِء ليـ ۡبغِي بـ ۡعضه ۡم على بـ‬
ِ
ِ ‫صلِ ٰح‬
ِ
ِ
ٰ
َ
َ
‫ام‬
‫ء‬
‫ين‬
‫ذ‬
‫ل‬
‫ٱ‬
َ
‫إ‬
‫ض‬
‫ع‬
‫ت‬
‫ٱل‬
‫ا‬
‫و‬
‫ل‬
‫م‬
‫ع‬
‫و‬
‫ا‬
‫و‬
‫ن‬
َ
ُ
ْ َ َ ْ َُ َ َ
َ ٰ ََ ُ ُ َ ََ َ َُ َ ‫َ َ ً ن‬
َ
…‫َوقَلِيل َما ُ ۡم‬
Artinya:…Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang
lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan Amat sedikitlah mereka ini....9
Ayat yang pertama, menurut para ulama fiqh berbicara tentang
perserikatan harta dalam pembagian harta warisan.10 Ayat yang kedua
menunjukan pengakuan Allah SWT akan adanya perserikatan dalam
kepemilikan

harta.

Namun

perserikatan

harta

haruslah

saling

menguntungkan, tidak merugikan salah satu pihak.11
b. Hadis
Hadis Rasul yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi

shirkah adalah :

ِ
ِ ْ ‫ث ال َش َِيْ َك‬
ُ ‫ أَ َن َثل‬:ُ‫ قَا َل ه‬:‫صلَي هُ َعلَْي ِه َو َسلَ َم‬
ْ‫ي َما َل‬
َ ‫ قاَ َل َر ُس ْو ُل ه‬:َ‫َو َع ْن أَِ ْب ُ ََيْـََة‬
ِ ِ ‫ فَِإ ْن خاَ َن خَج‬،‫احبه‬
ِ َ‫َيُن أَح ُد ُها‬
.‫ص َح َحهُ الَا كِ ْم‬
ُ ْ ََ
َُ ‫ص‬
َ
َ ‫ َرَوا ُ أَبـُ ْو َد ُاووَد َو‬.‫ت م ْن بـَْين ِه َما‬
َ ْ
Artinya: Dari Hadis Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah saw. Telah bersabda, Allah SWT berfirman. Aku
menjadi pihak ketiga dari dua orang bersekutu selama salah seoarang dari
mereka tidak berkhianat kepada mitranya, jika ada yang berkhianat, aku
keluar dari (persekutuan) mereka. (HR. Abu Daud dan sahihkan oleh AlHakim)12

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, 650-651
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, 166
11
M. Quraishi Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 124
12
Abdul Aziz bin Jalawi, Al-Kutub Al-Sittah, (Riyadh: Darus salam, 1429), 1486
9

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Makna Hadis, “Sesungguhnya Allah SWT bersama keduanya,”
yakni dalam hal pemeliharaan, pengayoman dan pemberian bantuan harta
kepada keduanya, serta menurunkan berkah dalam perdagangan
keduanya.13 Jika salah satu di antara keduanya berkhianat, maka Aku
akan menghilangkan berkah dan tidak memberikan pertolongan kepada
keduanya.14
3. Rukun dan Syarat
Menurut ulama Hanafiyah bahwa rukun musha>rakah ada dua,
yaitu ijab dan kabul yang menentukan adanya musha>rakah.15 Mayoritas
ulama berpendapat bahwa rukun shirkah ada tiga yaitu: s}irakah ada dua jenis yakni musha>rakah ‘amla>k dan
musha>rakah 'uqu>d. musha>rakah ‘amla>k adalah persekutuan kepemilikan
dua orang atau lebih terhadap suatu barang tanpa adanya transaksi

shirkah sebelumnya, jadi shirkah terjadi secara langsung. Bentuk shirkah
‘amla>k ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu ‘amla>k jabr

dan ‘amla>k

ikhtiya>r18.
Amla>k jabr ialah berkumpulnya dua orang atau lebih dalam
pemilikan suatu benda secara paksa.19 Contohnya dalam proses waris
mewaris, manakala dua saudara atau lebih menerima warisan dari orang
tua mereka. Sedangkan ‘amla>k ikhtiya>r adalah berkumpulnya dua orang
atau lebih dalam pemilikan benda dengan ikhtiya>r keduanya.20 Terjadinya
suatu persekutuan secara otomatis tetapi bebas. Contoh dari persekutuan
ini dapat dilihat apabila 2 orang atau lebih mendapat hadiah atau wasiat
bersama pihak ketiga.
Kedua adalah musha>rakah 'uqu>d yaitu bahwa dua orang atau lebih
melakukan akad untuk bergabung dalam suatu kepentingan harta dan
hasilnya berupa keuntungan.21 musha>rakah yang tercipta dengan cara
kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari
mereka memberikan modal musha>rakah. Mereka pun sepakat untuk

Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuh Juz 5 Terjemah, 445
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 130
20
Ibid, 131
21
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Terjemah 18, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987), 176
18

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

berbagi keuntungan dan kerugian. Musha>rakah akad terbagi menjadi

shirkah ‘ina>n, shirkah mufa>wad}ah, shirkah abdan, shirkah wuju>h.
Pengertian macam-macam Shirkah tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Shirkah ‘Ina>n
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih dengan cara
masing-masing menyertakan modalnya dan bersama dalam usaha,
baik dalam perdagangan maupun industri.22 Kedua belah pihak
berbagi keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati di
antara mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam
dana maupun kerja atau bagi hasil tidak harus sama sesuai dengan
kesepakatan mereka.23
2) Shirkah Mufa>wad}ah
Adalah kontrak kerja sama atau pencampuran dana antara dua
pihak atau lebih dengan porsi dana yang sama.24 Kerjsama ini
disyaratkan sama dalam modal dan sama pula dalam berusaha.
Dengan demikian, syarat utama dari musha>rakah mufa>wadah adalah
kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban
utang dibagi oleh masing-masing pihak.

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2005), 247
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, Cet.
III, 2009), 92.
24
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2003), 52.
22

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

3) Shirkah Abdan
Adalah kontrak kerja sama atau pencampuran tenaga antara dua
pihak atau lebih biasa disebut kerjasama profesi. Contoh Shirkah

Abdan atau kerja sama ini adalah beberapa penjahit yang membuka
toko jahit mereka bekerja sama sesuai dengan keterampilannya yaitu
menjahit dan mengerjakan pesanan jahit secara bersama-sama, modal
mereka bukan uang namun profesi.25
4) Shirkah Wuju>h
Adalah akad antara dua orang atau lebih tanpa harus memiliki
modal.26 Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan
dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi keuntungan
dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan
oleh tiap mitra.27 musha>rakah wuju>h tidak memerlukan modal karena
pembelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut.
5) Shirkah Muda>rabah
Adalah kontrak kerja sama antara dua orang di mana pihak
pertama sebagai s}ahibul ma>l yang menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. Keuntungan usaha dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal, selama kerugian tersebut
bukan karena kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian tersebut

25

Ibid.,
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuh Juz 5 Terjemah, 447
27
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, 93.
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, maka si
pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut28
5. Berakhirnya Akad Musha>rakah
Hal-hal yang menyebabkan berakhirnya suatu akad shirkah secara
umum yaitu:
a. Salah satu pihak mengakhiri musha>rakah setelah menyampaikan
pemberitahuan kepada mitra lain mengenai hal itu.
b. Salah satu pihak kehilangan kecakapan atau keahlian mengelolah
harta, baik karena gila maupun karena alasan lainnya.
c. Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota shirkah
lebih dari dua orang, yang batal hanyalah yang meninggal saja.29
d. Salah satu pihak ditaruh di bawah pengampunan, baik karena boros
yang terjadi pada waktu perjanjian shirkah tengah berjalan maupun
sebab yang lain.
e. Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi
atas harta yang menjadi saham shirkah.
f. Modal para anggota shirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama

shirkah.30
6. Aplikasi Pembiayaan Musha>rakah Pada Lembaga Keuangan Syariah
Penjelasan mengenai musha>rakah sebagai salah satu produk
pembiayaan dalam bank syariah tidak berbeda jauh dengan teori-teori

28

Ibid., 97
Ascarya, Akad dan produk bank syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), 59
30
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, 93.
29

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

musha>rakah dalam fiqh klasik, baik pengertian, landasan hukum, prinsipprinsip, macam-macam, maupun syarat dan rukunnya. Semua bank
syariah juga mengadopsi prinsip-prinsip, dan bahkan istilah-istilah teknis
yang digunakan dalam fiqh klasik. Model musha>rakah sering dilaksanakan
di bank syariah dalam bentuk:
a.

Pembiayaan Proyek

Musha>rakah biasanya digunakan untuk membiayai proyekproyek di mana bank dan nasabah sama-sama menyediakan dana
untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek selesai, nasabah
mengembalikan dana tersebut sebesar pokok investasi bank ditambah
dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah dan pendapatan atau
keuntungan proyek.
b. Modal Ventura
Pada lembaga khusus yang diizinkan melakukan kegiatan
usaha investasi pada perusahaan atau proyek khusus, musha>rakah
sering diterapkan sebagai model modal ventura. Penanaman modal
dila

Dokumen yang terkait

Kedudukan Nasabah Koperasi Simpan Pinjam Dalam Pailitnya Koperasi Simpan Pinjam

12 86 92

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di Kota Padangsidimpuan.

9 105 81

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

Kedudukan Nasabah Koperasi Simpan Pinjam Dalam Pailitnya Koperasi Simpan Pinjam

6 84 92

Kedudukan Nasabah Koperasi Simpan Pinjam Dalam Pailitnya Koperasi Simpan Pinjam

4 66 92

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM DI KOPERASI MAHASISWA Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengelolaan Dana Simpan Pinjam Di Koperasi Mahasiswa Universitas Muhammasiyah Surakarta.

1 3 13

Pendistribusian dana denda pada akad murabahah dan musharakah dalam perspektif hukum Islam: studi kasus di koperasi jasa keuangan syariah al-Mubarok Candi Sidoarjo.

0 0 73

ANALISIS PROSEDUR PEMBIAYAAN AKAD BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) DI KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS) BMT RAMA SALATIGA TUGAS AKHIR - Analisis Prosedur Pembiayaan Akad Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) di Koperasi Simpan Pinjam Syariah Ramadana Salatiga - Test Repos

0 0 126