Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di Kota Padangsidimpuan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BMT INSANI TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI Diajukan Oleh : FAUZIAH AMINI

040501081

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2008


(2)

ABSTRACT

Micro , small , and middle enterprises or usually called UMKM are general types of supporting economic that have to be developed . Recently , the growth of economic is directed to development of enterprises sector , and micro , small and middle enterprises is a quite great contributor to economic growth.

In the progress, many challenge are still to face and one of principal challenge is about corporate cost for small business. In fact there is some feasible financial resource for small business, but it is delayed by the lack of information,and addition, small enterprises (UMKM) is lack of administration facilities as one of requiredment to get the credit.

To solve the problem, then there is a BMT. BMT is an financial institution which duty o distribute credit for micro, small and middle enterprises by giving credit procedure more express, save, economical and easier. The purpose of BMT to prevent the unusual loan like usurer and ijon. BMT in giving the loan, ask the goods.

Keyword : micro , small and middle industry ( UMKM) , credit and BMT


(3)

ABSTRAK

Usaha mikro , kecil dan menengah atau biasa disebut UMKM adalah salah satu pendukung perekonomian yang harus dikembangkan . Baru – baru ini pertumbuhan ekonomi diarahkan untuk mengembangkan sektor industri , dan usaha mikro , kecil , dan menengah ( UMKM ) benar – benar memberikan sumbangan yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi .

Didalam perkembangannya , beberapa hambatan masih dihadapi dan hambatan yang utama adalah mengenai biaya / modal usaha untuk usaha kecil . Dalam kenyataannya ada beberapa sumber dana yang mungin untuk usaha kecil , tetapi terlambat oleh kurangnya informasi , dan lagi , industri kecil ( UMKM ) tidak memiliki fasilitas administrasi yang memadai yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kredit .

Untuk mengatasi masalah tersebut , maka hadirlah BMT. BMT adalah lembaga keuangan yang bertugas menyalurkan kredit untuk usaha mikro , kecil , dan menengah dengan prosedur pemberian kredit yang lebih cepat ,aman,hemat,dan mudah .Tujuan dari BMT adalah untuk mencegah rentenir dan praktek ijon . Dalam memberikan pinjaman BMT meminta jaminan tertentu .


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di Kota Padangsidimpuan ” guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Strata I ( S- 1 ) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis dengan senang hati menerima segala kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini .

Dalam menyusun skripsi ini , penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung , maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih tidak terhingga kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga , MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera

Utara

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE , MEc selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr.Irsyad Lubis , M.Soc. Sc , Phd selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .


(5)

4. Bapak Paidi Hidayat , SE , MSi dan Ibu Dra. Raina Linda Sari selaku dosen penguji penulis .

5. Bapak Dr. Syaad Afifuddin S , MEc selaku dosen wali penulis selama ini .

6. Bapak / Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam masa perkuliahan .

7. Seluruh staf pegawai Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 8. Bapak M.Yusar Nasution selaku kepala BMT Insani Padangsidimpuan yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian , Ibu Elfi Saadah Harahap selaku bendahara dan Ibu Enni Afrida Santi sebagai Sekretaris yang telah memberikan sumber data kepada penulis .

9. Khususnya ayahanda tercinta Alm.Drs.H.Duski Lubis dan Dra.Hj.Hamidah Lubis yang dengan penuh kasih sayang membesarkan penulis , memberi do’a , semangat dukungan materi maupun moril sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik . 10. Abang serta adik penulis , Fauzan , Faza , Fadhilah ,Fazlun , Fadel dan spesial

untuk Sarwedi yang telah memberikan dukungan kepada penulis .

11. Teman – teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yaitu : mitha , yeni ,lia , yeni ,ika , emi , terima kasih atas perhatian serta dorongan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik .

12. Seluruh teman – teman Stambuk 2004 Ekonomi Pembangunan yang selama ini telah membantu penulis.


(6)

Akhir kata kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca semuanya dan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.Amin.

Medan , Maret 2008

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT……… i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR……….. x

DAFTAR SINGKATAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Perumusan Masalah………. 5

1.3 Tujuan Penelitian………. 5

1.4 Manfaat Penelitian………... 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi……… 7

2.2 Permodalan………. 8

2.3 Pengertian Usaha kecil dan Menengah………... 9

2.4 Keberadaan Usaha Kecil………. 15

2.5 Permasalahan Pokok UKM………. 18

2.6 Pengertian BMT……….. 20

2.7 Pinjaman / Kredit……… 22


(8)

2.9 Pelayanan…….……… 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup………. 26

3.2 Jenis dan Sumber Data……….. 26

3.3 Teknik Pengumpulan Data……… 26

3.4 Metode Analisis………. 27

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi penelitian……… 29

4.1.1 Sejarah Singkat BMT Insani……… 29

4.1.2 Strutur Organisasi………. 31

4.2 Pembahasan………... 42

4.2.1 Perkembangan BMT Insani di Kota Padangsidimpuan 42 4.2.2 Alasan Anggota Meminjam di BMT………... 44

4.2.3 Peranan Pinjaman BMT Terhadap Pendapatan……. 50


(9)

BAB V

5.1 Kesimpulan……….... 58

5.2 Saran………. 60

DAFTAR PUSTAKA……… xii LAMPIRAN

SURAT RISET


(10)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Perbedaan Pengertian Usaha Kecil dan Menengah 12

4.1 Alasan Anggota Meminjam di BMT 48

4.2 Perkembangan Kehidupan Usaha Setelah Meminjam di BMT 51 4.3 Perkembangan Kehidupan Rumah Tangga setelah meminjam

Di BMT 53


(11)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman


(12)

DAFTAR SINGKATAN

BMT : Baitul Mat Tamwil

BPS : Badan Pusat Statistik KADIN : Kamar Dagang dan Industri

KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat MDG : Millenium Development Goals

UMKM : Usaha Mikro Kecil Menengah


(13)

ABSTRACT

Micro , small , and middle enterprises or usually called UMKM are general types of supporting economic that have to be developed . Recently , the growth of economic is directed to development of enterprises sector , and micro , small and middle enterprises is a quite great contributor to economic growth.

In the progress, many challenge are still to face and one of principal challenge is about corporate cost for small business. In fact there is some feasible financial resource for small business, but it is delayed by the lack of information,and addition, small enterprises (UMKM) is lack of administration facilities as one of requiredment to get the credit.

To solve the problem, then there is a BMT. BMT is an financial institution which duty o distribute credit for micro, small and middle enterprises by giving credit procedure more express, save, economical and easier. The purpose of BMT to prevent the unusual loan like usurer and ijon. BMT in giving the loan, ask the goods.

Keyword : micro , small and middle industry ( UMKM) , credit and BMT


(14)

ABSTRAK

Usaha mikro , kecil dan menengah atau biasa disebut UMKM adalah salah satu pendukung perekonomian yang harus dikembangkan . Baru – baru ini pertumbuhan ekonomi diarahkan untuk mengembangkan sektor industri , dan usaha mikro , kecil , dan menengah ( UMKM ) benar – benar memberikan sumbangan yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi .

Didalam perkembangannya , beberapa hambatan masih dihadapi dan hambatan yang utama adalah mengenai biaya / modal usaha untuk usaha kecil . Dalam kenyataannya ada beberapa sumber dana yang mungin untuk usaha kecil , tetapi terlambat oleh kurangnya informasi , dan lagi , industri kecil ( UMKM ) tidak memiliki fasilitas administrasi yang memadai yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kredit .

Untuk mengatasi masalah tersebut , maka hadirlah BMT. BMT adalah lembaga keuangan yang bertugas menyalurkan kredit untuk usaha mikro , kecil , dan menengah dengan prosedur pemberian kredit yang lebih cepat ,aman,hemat,dan mudah .Tujuan dari BMT adalah untuk mencegah rentenir dan praktek ijon . Dalam memberikan pinjaman BMT meminta jaminan tertentu .


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perekoomian Indonesia pada penghujung tahun 1990 – an mengalami krisis perekonomian multidimensional . Pilar utama penyangga perekonomian tidak sanggup menjadi penyangga . Perusahaan – perusahaan besar yang mengalami banyak kerugian mengambil tindakan untuk melaksanakan efisiensi kerja dalam berproduksi . Terjadilah PHK besar – besaran yang dilaksanakan berbagai perusahaan sehingga menimbulkan pengangguran dalam kapasitas yang besar .

Sementara usaha – usaha kecil masih dapat bertahan karena modal yang mereka kelola tidaklah begitu besar jika dibandingkan dengan perusahaan besar . Pengangguran yang begitu besar menyebabkan masyarakat mulai berbalik pada usaha – usaha kecil yang bersifat pribadi yang disebut dengan UMKM . Masyarakat berusaha untuk mengatasi pengangguran dengan bekerja ataupun membuka usaha kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka . Usaha kecil tersebut bukanlah hal yang baru dalam perekonomian Indonesia . Pemerintah Indonesia sendiri telah menaruh perhatian bagi usaha UMKM melalui berbagai macam kebijakan pemerintah . Tetapi kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut kurang memberi manfaat bagi masyarakat yang melaksanakan usaha – usaha kecil yang disebut dengan UMKM .


(16)

Salah satu hal yang paling penting dalam pengembangan UMKM adalah modal kredit yang diberikan oleh pemerintah melalui kebijakan yang dikeluarkan , tidak efektif dalam memajukan usaha kecil . Banyak kredit yang diberikan oleh pemerintah tetapi tidak disalurkan bagi usaha kecil milik masyarakat .

Selain melalui pemerintah modal juga diperoleh usaha kecil melalui pihak perbankan . Perbankan diketahui memberi kredit untuk mengembangkan usaha . Berbagai macam bentuk kredit yang disediakan oleh lembaga perbankan untuk mengembangkan usaha kecil . Hanya saja bukan rahasia lagi bahwa kredit – kredit yang disediakan oleh perbankan yang digunakan untuk usaha kecil sering mengalami kegagalan dibandingkan keberhasilannya . Ada berbagai macam kendala yang menyebabkan kegagalan penyaluran kredit tersebut . Dimulai dengan bunga kredit bank yang tinggi , prosedur yang panjang sehingga masyarakat menjadi merasa dipersulit dalam proses permohonan kredit . Selain pemerintah dan perbankan yang dapat memberikan kredit bagi usaha kecil , ada pula yang dikenal dengan rentenir yang memberi pinjaman dana bagi pengusaha kecil dengan bunga yang harus dibayar mencekik leher masyarakat .

Sehubungan dengan hal tersebut ekonomi syariah yang sedang berkembang dan menjadi perhatian di Indonesia , menawarkan sistem kerja sama yang berbeda bagi pengusaha kecil yang dikenal dengan lembaga keuangan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT ) yang merupakan lembaga pendukug kegitan ekonomi masyarakat kecil ( golongan ekonomi lemah ) dengan berlandaskan sistem ekonomi syariah Islam .


(17)

Badan hukum dari BMT dapat berbentuk koperasi dengan syarat telah memiliki kekayaan lebih dari Rp.40.000.000 ,00 dan telah siap secara administrasi dan unuk menjadi koperasi yang sehat dapat dilihat dari segi pengelolaan koperasi dan dianalisa dari segi ibadah , amalan shalihan para pengurus yang telah mengelola BMT secara syaiah Islam .Sebelum berbadan hukum koperasi , BMT dapat dibentuk sebagai KSM ( Kelompok Swadaya Masyrakat ) yang dapat berfungsi sebagai pra koperasi.

Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian , dalam Bab I , Pasal I , Ayat I dinyatakan bahwa koperasi adlah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasrkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan .

Keberadaan BMT yang siap memberikan pinjaman modal tanpa agunan , dengan prosedur administrasi yang mudah , rendah biaya transaksi , dan yang tak kalah penting bebas bunga akan menjadi daya tarik bagi pengusaha mikro untuk beralih dari lembaga keuangan informal semacam rentenir kepada lembaga keuangan yang lebih baik , aman , halal dan syar ‘i yaitu BMT .

Keberadaan BMT diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghapuskan ketergantungan pengusaha mikro terhadap “ Bank Plecet – rentenir ”. Selain itu sektor usaha mikro dewasa ini tengah mendapatkan perhatian dunia internasional .


(18)

Bahkan tahun 2005 dicanangkan sebagai tahun Internasional pembiayaan mikro oleh perserikatan Bangsa – Bangsa ( PBB ) . Hal ini merupakan peluang besar bagi BMT sebagai sebuah lembaga keuangan mikro syari’ah untuk berkembang dan mendapat dukungan pemerintah . Baik dari dukungan segi modal , legalitas , pengawasan , maupun info struktur .

Pada awal periode 1980 – an , diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan . Sedangkan pada tahun 1992 perkembangan bank syariah di tanah air mendapatkan pijakan setelah adanya deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983 . Maka pada tahun 1992 lahirlah sebuah lembaga keuangan yang beroperasi menggunakan gabungan konsep Baitul Mal dan Baitul Tamwil ,yang target sasarannya serta skalanya pada sektor usaha mikro . Dengan semakin banyaknya orang yang memiliki perhatian terhadap lembaga kecil ini serta disamping juga perlu adanya perantara untuk terjalinnya komunikasi dan jaringan antar BMT .

Di kota Padangsidimpuan pada awal tahun 1995 lembaga keuangan syariah berbentuk BMT banyak berdiri . Namun karena berbagai kendala termasuk ketidakprofesionalan pengurus dalam mengolah dana , kurangnya modal BMT dan kredit macet maka banyak BMT yang gulung tikar . Akibat dari kendala tersebut BMT yang ada di kota Padangsidimpuan hanya tersisa dua BMT saja yaitu Koperasi Simpan Pinjam BMI Insani didirikan pada tanggal 2 Januari 1998 dan beroprasi pada tanggal 10 Maret 1998 .

BMT Insani ini berdiri untuk melindungi pengusaha mikro dan kecil yang ada di Padangsidimpuan dari rentenir – rentenir yang memberi pinjaman modal dengan


(19)

bunga yang tinggi serta motivasi pengurus BMT untuk menambah amal ibadah melalui bekerja di BMT tersebut .

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis melakukan penelitian yang diberi judul “ Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Insani Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Padangsidimpuan ” .

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang pemilihan judul diatas, maka penulis terlebih dahulu merumuskan permasalahan sebagai dasar kajian penelitian dilakukan .

Adapun perumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan BMT Insani di kota Padangsidimpuan ? 2. Apa yang melatarbelakangi masyarakat meminjam di BMT ?

3. Bagaimana peranan pinjaman yang disalurkan pihak BMT terhadap pendapatan anggota BMT ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan BMT Insani di kota Padangsidimpuan ?

2. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi masyarakat meminjam di BMT .


(20)

3. Untuk mengetahui bagaimana peranan pinjaman yang disalurkan BMT terhadap pendapatan masyarakat / anggota BMT .

1.4.Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan.

2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik untuk membahas mengenai perkembangan BMT di kota Padangsidimpuan . 3. Sebagai penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang

penulis tekuni .

4. Bagi BMT penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk mendukung kemajuan dan kelancaran kegiatan usaha BMT .

5. Sebagai bahan , pelengkap sekaligus pembanding hasil – hasil penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama .


(21)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1.Pengertian dan Fungsi Koperasi

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat sekaligus badan usaha,bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat umumnya . Ini berarti koperasi berperan dalam mewujudkan masyarakat yang maju,adil dan makmur .

Dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945 secara tegas menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian integral perekonomian nasional.Koperasi Indonesia lahir dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya sendiri yang sangat ideal , yang tidak memfokuskan pada individu dan keuntungan yang maksimal,melainkan pada kebersamaan dan untuk kesejahteraan anggota.Hal ini wajar,karena koperasi merupakan perkumpulan orang (anggota) , sehingga anggotalah sebagai pemilik sekaligus pengguna koperasi .

Berdasarkan fungsinya,koperasi memiliki ciri khusus yang amat berbeda dari Badan Usaha Milik Negara maupun Badan Usaha Milik Swasta , sebagai berikut : 1.Koperasi merupakan salah satu alat pemerintah dalam memperkokoh

perekonomian nasional,yaitu sebagai soko guru perekonomian nasional .

2.Koperasi membangun dan mengembangkan potensi ekonomi anggota dan masyarakat umumnya untuk meningkatkan kesejateraan ekonomi dan sosialnya . 3.Koperasi merupakan partner pemerintah dalam upaya mewujudkan masyarakat


(22)

4.Tujuan koperasi harus benar-benar merupakan kepentingan bersama para anggotanya .

2.2.Permodalan Koperasi

Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah : UU NO.25 tahun 1992 pasal 41 , Bab VII tentang perkoperasian , disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari :

1.Modal Sendiri

Modal sendiri bersumber dari :

a.Simpanan Pokok Anggota

Yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya , yang wajib dibayarkan oleh masing- masing anggota kepada koperasi .

b.Simpanan Wajib

Yaitu sejumlah uang simpanan tertentu yang wajib dibayar oleh setiap anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu yang nilainya untuk masing-masing anggota tidak harus sama.Dengan demikian anggota yang lebih mampu dari segi keuangan dapat memberikan lebih kepada koperasi dibanding anggota lainnya sebagai simpanan wajibnya.Simpanan wajib ini tidak dapat diambil kembali oleh anggota , selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi tersebut .

c.Dana Cadangan

Yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan .


(23)

d.Donasi atau Hibah

Yaitu sejumlah uang atau barang yang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oleh pihak ketiga,tanpa adanya suatu kewajiban untuk mengembalikannya .

2.Modal Pinjaman

Modal pinjaman atau modal luar bersumber dari :

a.Anggota

Yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan .

b.Koperasi Lainnya atau anggotanya

Yaitu pinjaman dari koperasi lainnya dan atau anggotanya didasari dari kerja sama antar koperasi .

c.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Yaitu pinjaman dari Bank dan Lembaga Keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku .

d.Penerbitan Obligasi dan Surat Hutang Lainnya

Yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan perundang-undangan yang berlaku .

2.3.Pengertian Usaha Mikro , Kecil dan Menengah

Pengertian usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40 / KMK.06 /2003 tanggal 29 Januari 2003 , yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil


(24)

penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 ( seratus juta rupiah ) per tahun . Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,00.

Ciri - ciri Usaha Mikro adalah :

1. Jenis barang / komoditi usahanya tidak selalu tetap , sewaktu – waktu dapat berganti .

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap , sewaktu – waktu dapat pindah tempat .

3. Belum melakuakn administrasi keuangan yang sederhana sekalipun , dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha .

4. Sunber daya manusianya ( pengusahanya ) belum memiliki jiwa wira usaha yang memadai .

5. Tingkat pendidikan rata – rata relatif sangat rendah .

6. Umumnya belum akses kepada perbankan , namun sebagian dari mereka sudah akses kelembaga keuangan non bank .

7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP .

Contoh Usaha Mikro antara lain :

a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan , perternak , nelayan , dan pembudidaya

b. Industri makanan dan minuman , industri mebel pengolahan kayu dan rotan , industri pandai besi pembuat alat – alat .


(25)

d. Peternakan ayam , itik dan perikanan .

e. Usaha jasa seperti perbengkelan , salon kecantikan , ojek dan penjahit ( konveksi ) .

Dilihat dari kepentingan lembaga keuangan baik perbankan ataupun non perbankan , usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang potensial untuk dilayani karena usaha mikro memiliki karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro lainnya , antara lain : perputaran usaha cukup tinggi , kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang , tidak sensitif terhadap suku bunga , tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter , pada umumnya berkarakter jujur , ulet dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat . Namun demikian Usaha Mikro masih sulit dalam memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi lembaga keuangan sendiri .

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang - Undang No.9 tahun 1995 tentang pengusaha kecil,usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hal penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini .

Adapun yang menjadi kriteria kekayan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan pada undang-undang No.9 tahun 1995 adalah sebagai berikut ini : a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000 (dua ratus juta


(26)

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000 (satu milyar rupiah).

c) Milik warga negara Indonesia .

d) Berdiri sendiri,bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki , dikuasai.atau berafiliasi , baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar .

e) Berbentuk usaha perseorangan,badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum , termasuk koperasi .

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/ KMK.016 / 1994 tanggal 27 Juni 1994 , usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan / usaha yang mempunyai penjualan / omzet per tahun setinggi-tingginya Rp.600.000.000 atau asset / aktiva setingginya Rp.600.000.000 ( diluar tanah dan bangunan yang ditempati ) terdiri dari :

a) Badan usaha ( Fa , CV , PT , Koperasi )

b) Perorangan ( Pengrajin / industri rumah tangga,petani , peternak ,nelayan, perambah hutan , penambang , pedagang barang dan jasa , dan sebagainya ) .

Ciri – ciri Usaha Kecil antara lain adalah :

1. Jenis barang / komoditinya yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah .

2. Lokasi / tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah - pindah . 3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih


(27)

4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP . 5. Sumber daya manusianya memiliki pengalaman dalam berwira usaha .

6. Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal .

7. Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning .

Contoh Usaha Kecil sendiri antara lain :

a. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja .

b. Pedagang di pasar grosir ( agen ) dan pedagang pengumpul lainnya . c. Pengrajin industri makanan dan minuman , industri meubeleir , kayu

dan rotan , industri alat – alat rumah tangga , industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan .

d. Peternakan ayam , itik , dan perikanan .

Pengertian Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No. 10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp. 200.000.000,00 ( dua ratus juta rupiah ) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah ) s/d Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah ) .


(28)

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik , lebih teratur bahkan lebih modern dengan pembagian tugas yang jelas antara lain , bagian keuangan , bagian pemasaran , dan bagian produksi .

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan .

3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan , telah ada jamsostek , pemeliharaan kesehatan , dll .

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga , izin usaha , izin tempat , NPWP , upaya pengelolaan lingkungan dll .

5. Sudah akses kepada sumber – sumber pendanaan perbankan .

6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlayih dan terdidik .

Contoh Usaha Menengah antara lain adalah :

a. Usaha pertanian , peternakan , perkebunan , kehutanan skala menengah .

b. Usaha perdagangan ( grosir ) termasuk ekspor dan impor . c. Usaha garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar propinsi . d. Usaha industri makanan dan minuman , elektronik dan logam .

e. Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan ,


(29)

Sementara itu usaha kecil menengah meliputi usaha kecil informal atau tradisional dan juga usaha menengah,yang mengelola usahanya lebih maju dibandingkan dengan industri kecil informal dan tradisional . Disamping itu juga dari segi permodalan juga sudah lebih besar dan manajemennya juga lebih maju .

Menurut Urata ( 2000 ) ,dilihat dari sejarah keberadaannya di Indonesia , usaha kecil menengah mempunyai beberapa peran penting , yaitu :

1) UKM pemain utama dalam kegiatan ekonomi di Indonesia . 2) Penyedia kesempatan kerja .

3) Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat .

4) Pencipta pasar dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensifitas serta keterkaitan dinamis antar kegiatan perusahaan .

5) Memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor non migas sehingga memperbaiki neraca pembayaran

Masih terdapat beberapa perbedaan mengenai pengertian pengusaha lemah , baik yang ada dikalangan perbankan , lembaga terkait , Biro Pusat Statistik ( BPS ) , maupun Kamar Dagang dan Industri ( KADIN ) .


(30)

Tabel 2.1

Perbedaan Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

Sumber Modal Tenaga Kerja

Bank Indonesia Rp.600.000.000,- - Departemen

perindustrian

Rp.70.000.000,- -

Biro Pusat Statistik - 1-5 orang (usaha rumah tangga

6-19 orang(usaha kecil) 20-99 orang(usaha menengah)

100 orang (usaha besar) Kamar Dagang dan

Industri

Rp.600.000.000,- 250 orang

2.4.Keberadaan Usaha Kecil

UMKM yang umumnya padat karya mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar . Berdasarkan data dari kementrian koperasi dan UMKM , pada tahun 2004 , ada 37 juta unit usaha 99% dari seluruh jumlah unit usaha di Indonesia yang menyerap tenaga kerja sebanyak 60,4 juta atau 87,5% dari total


(31)

tenaga kerja keseluruhan. Dengan kapasitasnya ini , tentu UMKM pantas menjadi prioritas dalam kebijakan -kebijakan perekonomian nasional .

Posisi usaha mikro,kecil dan menengah ( sering disingkat UMKM atau UKM saja ) sekaligus mengurangi tingkat kemiskinan rakyat Indonesia . Tingkat pengangguran sudah mencapai 10% dan selama 5 tahun kedepan diharapkan turun menjadi sekitar 5%.Sementara angka kemiskinan mencapai 16% atau 38 juta orang . Jumlah ini harus dikurangi secara signifikan hingga tahun 2015 nanti sesuai seruan PBB tentang Millenium Development Goals ( MDG ) .

UMKM pada kenyataannya selama krisis tidaklah terlalu terpuruk seperti halnya usaha besar . Hal ini disebabkan oleh dua hal ( Faisal Basri,2002) yaitu :

1) Sebagian besar usaha kecil menghasilkan barang-barang konsumsi (cosumer goods) dengan ciri khasnya permintaan bersifat inelastis terhadap perubahan pendapatan . Artinya , jika pendapatan masyarakat turun karena krisis , turunnya permintaan terhadap barang kecil .

2) Mayoritas UKM mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek pendanaan . Maka ketika perbankan juga mengalami krisis , UKM tidak terpengaruh . Namun , akses usaha kecil pada fasilitas dana perbankan ini sebenarnya mengandung potensi permasalahan jika UKM ingin berkembang lebih jauh .

Yang menjadi faktor penyebab UMKM mampu bertahan terhadap hantaman krisis , yaitu : permodalan yang tidak bergantung kepada pinjaman asing sehingga tidak terlalu terpengaruh terhadap fluktuasi mata uang asing . Selain itu pada umumnya jenis usaha ini menggunakan bahan baku lokal sehingga tidak terpengaruh


(32)

oleh naiknya bahan baku yang harus didatangkan dari luar negeri (Business News 7007,2004:3) .

Bagaimana mengembangkan sektor usaha kecil , sehingga bisa sejajar dengan usaha menengah dan besar,harus dimiliki jalan keluarnya . Kenyataan menunujukkan banyak masalah yang meliputi usaha kecil yang bisa dikelompokkan dalam dua bagian besar yaitu masalah intern dan masalah ekstern , Masalah intern meliputi : 1. Masalah kemampuan dalam mengembangkan pasar atas produk yang dihasilkan . 2. Masalah profesionalisme tenaga pengelola .

3. Masalah permodalan yang masih kurang .

4. Masalah kemampuan teknologi yang belum memadai .

Selain masalah tersebut diatas,pengusaha kecil juga menghadapi masalah ekstern , masalah ekstrn meliputi sebagai berikut :

1. Masalah Iklim usaha .

2. Masalah kebijakan permintaan yang belum mulus .

3. Masalah pembinaan manajemen,pelatihan dan konsultasi . 4. Masalah proteksi yang belum tepat .

Agar lebih memahami sektor UMKM perlu dikenal dan dipahami lebih dalam ciri - ciri dari pengusaha kecil , yaitu :

1. Hampir setengah persen UKM hanya mempergunakan kapasitas 10% atau kurang .

2. Lebih dari 50% perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan usaha kecil - kecilan.


(33)

3. Masalah utama yang dihadapi pada tahap sebelum investasi yang sering dihadapi menyangkut permodalan , kemudahan (lokasi , izin) .

4. Pada masa peningkatan usaha , maka yang dihadapi terutama bermula dengan pengenalan barang .

5. Penurunan usaha terjadi karena kekurangan modal , tidak mampu memasarkan dan kurang keterampilan tekhnis dan administrasi .

6. Pengusaha kecil mengharapkan bantuan dari pemerintah berupa permodalan , pemasaran dan pengadaan .

7. Hampir 70% dari usaha kecil melakukan pemasaran langsung ke konsumen . 8. Sebahagian besar pengusaha kecil .

2.5.Permasalahan Pokok UMKM

Jika dilihat dari segi permasalahan umum UMKM , BPS dapat mengklasifikasikan permasalahan umum yang dihadapi oleh UMKM (2003) . Masalah - masalah tersebut adalah :

1. Kurang Permodalan . 2. Kesulitan Pemasaran . 3. Persaingan Usaha . 4. Kesulitan Bahan Baku .

5. Kurangnya kemampuan teknis produksi dan keahlian . 6. Kurangnya ketramilan manajerial .


(34)

8. Iklim Usaha yang Kurang Kondusif (perizinan , aturan / perundangan)

Salah satu sisi lain dari keberhasilan pembangunan selama ini adalah bahwa manusia dan masyarakat yang lebih sejahtera juga disertai dengan munculnya tuntutan -tuntutan baru seperti berupa tranparansi , hak demokrasi,dan hak untuk lebih sejahtera.Beberapa permasalahan UMKM antara lain :

1.Hasil pembangunan masih terasa jauh lebih rendah dari potensinya terutama karena sebahagian sumber daya yang kita miliki masih belum dimanfaatkan secara produktif sesuai dengan kapasitas masing-masing meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi selama 30 tahun terakhir cukup tinggi,ternyata tingkat pengangguran riil juga masih tetap menjadi masalah,sehingga tingkat pendapatan dari sebahagian besar rakyat masih relatif rendah .

2.Hasil pembangunan dimaksud bahwa mencapai titik efisiensi yang maksimum (pareto optimum) .Hal ini terjadi karena masih sering melakukan pemborosan dalam alokasi sumber daya , seperti manusia , capital ,alam dan dana pembangunan . Kita juga masih melihat adanya persaingan pasar yang kurang sehat . Pada umumnya cukup tinggi sehingga pasar masih dikuasai oleh beberapa pengusaha saja . Konsentrasi yang sedemikian tingginya tak lepas dari kebijakan pemerintah , khususnya dibidang keuangan,investasi , industri ,dan perdagangan yang sejak pertengahan tahun 60-an dan tahun 80-an lebih dikenal protektif (misal: kuota dan tarif) .


(35)

3.Bahwa hasil pembangunan dimaksud masih menunjukkan adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan antar pelaku ekonomi , antar sektor , antar golongan masyarakat yang ada disatu wilayah dan antar wilayah .

Disamping adanya implikasi hasil dari tarif pembangunan tadi , yang pada umumnya bersumber dari dalam negeri , kita juga masih menghadapi tantangan dan permasalahan yang datang dari luar negeri , seperti kemajuan teknologi,informasi , dan komunikasi serta persaingan pasar lokal , regional dan global yang semakin ketat . Hal ini menuntut seluruh pelaku untuk membangun dan memiliki keunggulan persaingan .

Selain itu , pengusaha multinasional telah berkembang sedemikian rupa sehingga keunggulan kompetisi yang mereka miliki telah tumbuh dan terakumulasi dengan kecepatan sangat tinggi . Mereka sangat cermat dan dengan gerakan cepat memanfaatkan kesempatan dari liberalisasi perdagangan dan investasi tersebut menguasai pasar domestik kita yang memang potensinya cukup besar . Sebaliknya,para pelaku usaha nasional masih sedang memulai reformasi diseluruh lini baris termasuk restrukturisasi bidang usaha untuk menetapkan basis usaha dan bisnis intinya dalam rangka pengembangan keunggukan kompetitifnya .

Demikian juga halnya bahwa sebagian besar aparat pemerintah masih menempatkan dirinya pada posisi untuk dilayani daripada melayani . Hal ini menimbulkan birokrasi yang kurang efisien dan efektif dan akhirnya makin tidak dipercaya oleh masyarakat sehingga seringkali aparat birokrasi menjadi beban bagi usaha nasional terutama yang dikelola oleh masyarakat .Yang lebih memprihatinkan


(36)

adalah berbagai bentuk pungutan retribusi dan larangan terhadap UMKM baik legal maupun tidak legal tampaknya masih menjamur sehingga sulit untuk seluruhnya dihapuskan .

2.6.Pengertian BMT

Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan system bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan . BMT berdiri dengan gagasan fleksibilitas dalam menjangkau masyarakat kalangan bawah , yaitu lembaga ekonomi rakyat kecil .

Berdasarkan laporan pengurus BMT yang difasilitasi Pinbuk , pada desa-desa dimana BMT beroperasi,berbagai aspek rentenir hilang dan lenyap bagai ditelan bumi.Ini bukan karena BMT mampu menggantikan fungsi para rentenir , tetapi disebabkan pengurus BMT dibantu peran tokoh dan da’i setempat yang berhasil memberikan pelayanan pembiayaan yang mudah dan tidak menjerat leher pengusaha kecil . Terbukti bahwa BMT dapat menancapkan eksistensinya karena mampu menjaga kepercayaan masyarakat .

Meski demikian,harus diakui bahwa realitas dinamika BMT dilapangan tidak terlalu bagus , bahkan ada BMT yang kemudian tumbang , gagal,rugi dan kemudian mati , tidak berjalan lagi . Diantara yang menyebabkan kegagalan pengelolaan BMT tersebut , yaitu :


(37)

1.Kurangnya persiapan sumber daya manusia (SDM) pengelola , baik dari sisi pengetahuan,keterampilan dalam mengelola BMT , terutama masalah pengguliran pembiayaan . Kasus riil adalah banyaknya pembiayaan yang tidak tertagih (pembiayaan macet)

2.Lemahnya pengawasan pada pengelolaaan,terutama manajemen dana dan kurangnya rasa memiliki pengelola BMT .

Fakta yang ada dilapangan menunjukkan banyaknya BMT yang tenggelam dan bubar yang disebabkan oleh berbagai macam hal antara lain : manajemen yang amburadul , pengelola yang tidak amanah dan professional , tidak percaya masyarakat , kesulitan modal , dll . Akibatnya citra yang timbul dimasyarakat sangat jelek . BMT identik dengan tidak dapat dipercaya , dan sebagainya .

Hal lain yang tak kalah pentingnya penyebab kegagalan pengelolaan BMT adalah adanya ambivalensi antara konsep syari’ah pengeloalaan BMT dengan operasionalisasi dilapangan . Terdapat ketidakcocokan dari garis syari’ah yang telah disepakati . Hal ini menyebabkan kurangnya kepercayaan dari para nasabah .

2.7.Pinjaman / kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti kepercayaan ( trust atau faith ) , karena dasar dari kredit adalah kepercayaan . Dengan demikian seseorang memperoleh kredit dari orang lain atau dari bahan usaha pada dasarnya adalah karena kepercayaan . Bila transaksi kredit terjadi , maka akan dapat kita lihat


(38)

adanya pemindahan materi dari yang memberikan kredit kepada yang diberi kredit sehingga terdapat pihak yang terlibat yaitu :

1 ) Pihak yang berlebihan uang disebut pemberi kredit ( kreditur ) 2 ) Pihak yang membutuhkan uang disbut penerima kredit ( debitur )

Menurut pendapat Drs. Muchdarsah Sinungan ( 1994 : 3 ) “ Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga” ( Drs. Muchdarsyah Sinungan , Dasar – dasar dan Teknik Managemen Kredit , Jakarta , 1997 , hal.3 ) .

Menurut Drs. Susatyo Reksoprodjo “ Kredit adalah lalu lintas pembayaran dan penukaran uang , barang , dan jasa oleh pihak yang memberikan prestasi baik berupa barang , jasa atau prestasi lain kepada pihak lain” .

Jadi perkataan kredit dapat disimpulkan sebagai suatu hak , dimana hak – hak tersebut berdasarkan pada pertimbangan – pertimbangan seperlunya .

2.8.Pengertian Bagi Hasil

Jika dalam mekanisme ekonomi konvensional menggunakan instrumen pengganti

bunga , maka dalam mekanisme ekonomi Islam dengan menggunakan instrumen bagi hasil . Salah satu bentuk instrumen kelembagaan yang menerapkan instrumen bagi hasil adalah bisnis dalam lembaga keuangan syariah . Mekanisme lembaga keuangan Islam dengan menggunakan system bagi hasil , tampaknya menjadi salah satu


(39)

alternatif pilihan bagi masyarakat bisnis . Kendatipun demikian perilaku bagi hsil dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menyusun kebijaksanaan moneter sebab perilaku bagi hasil akan mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara .

Bagi hasil menurut terminology asing ( Inggris ) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan “distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Lebih lanjut dikatakan , bahwa hal itu dapat berbentuk bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya,atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan .

Pada mekanisme lembaga keuangan syariah atau bagi hasil , pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan,baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian-sebagian atau bentuk bisnis korporasi ( kerja sama ) . Pihak - pihak yang terlibat harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal . Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan bukan untuk kepentingan pribadi .

Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara shohibulwal dan mudharib . Dengan demikian , semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah , bukan untuk kepentingan mudharib , dapat dimasukkan kedalam biaya operasional . Keuntungan bersih harus dibagi antara shohibulwal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dlam perjanjian awal . Tidak ada pembagian laba sampai


(40)

semua kerugian keuntungan sebelum habis masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan dimuka .

2.9. Pelayanan

Menurut Y.B. Suparlan pelayanan adalah “ usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik berupa materi maupun non – materi agar orang itu dapat mengatasi masalah sendiri” ( Effendi , Onong Uchayana , 1989 : 44 ) .

Dalam konteks ini pelayanan dimaksud adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan BMT kepada masyarakat sesuai dengan yang diperlukannya , yaitu memberikan pinjaman kredit untuk mengatasi kesulitan ekonomi setiap anggota ( masyarakat ) .

Lebih lanjut The Liang Gie dan kawan – kawannya mengartikan pelayanan yaitu “Pelayanan masyarakat adalah kegiatan dari suatu organisasi yang dilakukan untuk mengamalkan dan mengabdikan diri pada masyarakat”. Dari pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa pelayanan masyarakat itu adalah merupakan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi / perusahaan yang ditujukan kepada kepentingan masyarakat banyak atas dasar pemberian hak , ikhlas , jujur , tidak mengutamakan imbalan , tetapi mengutamakan rasa puas yang dibutuhkan oleh masyarakat . Menurut Effendi , Onong Uchayana ( 1989 : 48 ) kunci keberhasilan pelayanan kepada anggota adalah :


(41)

1) Trust ( kepercayaan ) . Menumbuhkan rasa percaya anggota terhadap pegawai BMT karena pada dasarnya seseorang akan lebih terbuka pada orang lain apabila ia menarik kepercayaan mereka .

2) Attitude ( sikap ) . Mengusahakan selalu bersikap baik dalam melayani anggota , agar anggota benar – benar merasa dihargai .

3) Easy ( kemudahan ) . Membuat anggota merasa nyaman , santai agar tidak merasa tegang bila datang ke loket BMT . Berusaha mengurangi ketegangan yang mereka alami.

4) Listen ( mendengarkan ) . Mengusahakan mendengar segala keluhan anggota dengan seksama dan memperhatikannya . Bila tidak cukup waktu , dilimpahkan kepada orang lain , agar tidak mengganggu pelayanan anggota lainnya dengan cara melakukannya secara halus dan luwes .

Pelayanan anggota di BMT sangat menentukan dan menjadi bagian yang penting dalam menentukan besar kecilnya omset kredit dan perolehan bunga . Dalam pemasaran jasa ada beberapa hal penting yang harus diingat antara lain pelanggan adalah pihak yang cenderung memberikan penilaian terhadap mutu pelayanan . Mereka menilai dengan membandingkan apa yang mereka terima dengan apa yang mereka harapkan . Suatu perusahaan dapat meraih reputasi baik apabila mutu pelayanan senantiasa memenuhi harapan pelanggan .


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada suatu tempat / lokasi yaitu Koperasi Simpan Pinjam BMT Insani Padangsidimpuan dan responden yang dipilih adalah anggota ataupun masyarakat yang ikut dalam pelayanan BMT Insani dimana kriteria dalam penelitian dilakukan secara random .

3.2.Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Data p€rimer dalam penulisan skripsi ini adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu Koperasi Simpan Pinjam BMT Insani Padangsidimpuan dan juga diperoleh dari responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan .

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi Kepustakaan , buku literatur , internal , suatu bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian .

3.3.Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti , dalam hal ini adalah anggota ataupun masyarakat .


(43)

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan mewawancarai pimpinan atau pejabat yang berwenang di Koperasi Simpan Pinjam BMT Insani Padangsidimpuan .

3. Kuisioner ( Daftar Pertanyaan )

Kuisioner adalah sakah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara menyebar angket ( daftar pertanyaan ) kepada responden yang akan dijadikan sampel penelitian . Dalam hal ini responden ditentukan secara acak .

4. Studi Kepustakaaan

Teknik studi kepustakaaan ini adalah mengumpulkan data informasi melalui bahan – bahan kepustakaan berupa tulisan – tulisan ilmiah , jurnal , artikel , majalah , laporan penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti .

3.4.Metode Analisis 1. Metode Deskriptif

Metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis , menganalisis , dan menginterpretasikan data dengan melalui gambaran – gambaran sehingga mendapatkan kesimpulan.

2. Metode Induktif

Metode analisis untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah melakukan penelitian metode yang digunakan untuk melihat ada tidaknya peranan sebelum dan sesudah meminjam di BMT Insani terhadap pendapatan anggota BMT Insani .


(44)

3. Metode Deduktif

Metode analisis untuk proses penarikan kesimpulan yang logis berdasarkan teori – teori

yang telah diterima sebagai suatu kebenaran secara umum berdasarkan kesimpulan yang kemudian akan dirumuskan saran – saran kepada pimpinan perusahaan guna membantu pelaksanaan tugas – tugas nya


(45)

BAB IV

DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Penelitian

4.1.1.Sejarah singkat BMT Insani

Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Insani Kotamadya Padangsidimpuan disingkat menjadi Koperasi BMT Insani beralamat di Pasar Inpres Sadabuan Kios No.22 Padangsidempuan,didirikan pada tanggal 2 Januari 1998 sesuai dengan keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No:273/BH/KDK/2.9/IX/1999 ditetapkan di Padangsidempuan tertanggal 20 September 1999 .

Pendirian Koperasi BMT Insani sesuai dengan :

1.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1992 nomor 116) .

2.Peraturan pemerintah Nomor 4 tahun 1994 tentang persyaratan dan tata cara pengesahan akta pendirian dan peubahan anggaran dasar koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1998 nomor 8) .

3.Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Indonesia nomor 710/KEP/M/XII/1997 tentang organisasi dan tata kerja kantor departemen koperasi dan pembinaan pengusaha kecil .


(46)

4.Keputusan Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah RI No.139/KEP/M/VII/1998 tentang penunjukan pejabat yang berwenang untuk memberikan anggaran dasar koperasi serta pembubaran koperasi .

Koperasi BMT Insani saat ini beralamat di Pasar Inpres Sadabuan No.22 , kecamatan Padangsidempuan Utara . Berdirinya koperasi BMT Insani didasarkan atas kuasa pada Rapat Pembentukan pada tanggal 02 Januari 1999 yang ditunjuk oleh pendiri dan sekaligus sebagai pengurus menyatakan mendirikan koperasi serta menandatangani anggaran dasar koperasi .

Didirikan untuk mengimbangi keberadaan rentenir yang ada dimasyarakat .Diprakarsai oleh ICMI , MUI , BAZIS , DEPAG , dan pemerintah daerah.Dengan modal awal yang terkumpul terlebih dahulu adalah sebesar Rp.28.925.000,- koperasi ini mulai menjalankan peranannya menyalurkan pinjaman bagi masyarakat terutama yang memiliki Usaha Mikro Kecil.

Koperasi BMT Insani berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 , dan bertujuan :

1.Mengembangkan ideologi kehidupan perkoperasian .

2.Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila .

3.Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju , adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945 .


(47)

4.Menggiatkan kesadaran anggota untuk menyimpan pada koperasi secara teratur . 5.Meningkatkan pengetahuan anggota melalui penyuluhan,latihan dan pendidikan

tentang perkoperasian maupun keterampilan lainnya .

Guna tercapainya tujuan dari koperasi,maka koperasi BMT Insani menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :

1.Menyediakan barang-barang kebutuhan pokok anggota .

2.Mengadakan usaha kerja sama dengan koperasi maupun usaha lainnya yang saling menguntungkan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota .

3.Menyelenggarakan usaha simpan pinjam anggota dan masyarakat . 4.Memberikan pinjaman kepada anggota .

5.Menerima tabungan anggota dan pihak ketiga .

6.Memberikan jasa penagihan rekening listrik , telepon dan jasa lainnya .

4.1.2.Struktur Organisasi

Organisasi merupakan alat atau sarana bagi manajemen untuk dapat mencapai tujuan perusahaan . Organisasi adalah suatu wadah atau badan dimana terdapat kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan .

Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis dari suatu perusahaan yang menunjukkan kedudukan , wewenang , tanggung jawab serta tugas yang berbeda - beda dalam suatu organisasi . Dengan adanya organisasi diharapkan tujuan kerjasama dapat dicapai dengan membuat pembagian kerja menurut tujuan - tujuan


(48)

yang telah ditetapkan dan mempunyai hubungan satu sama lainnya sehingga merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan setiap kegiatan .

Setiap organisasi harus memiliki struktur karena struktur organisasi merupakan gambaran dari susunan fungsi - fungsi yang ada dalam organisasi . Bagian - bagian yang ada menunjukkan pembagian tugas , kedudukan , wewenang , dan tanggung jawab dari masing - masing personil yang bersangkutan sehingga tercipta suatu kerja sama yang baik yang mengarah kepada ketertiban sehingga organisasi tersebut dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai .

Menurut pengertian murni , tentang struktur organisasi bahwa manajerial tingkat tinggi memberi perintah kepada bawahan menurut jenjang organisasinya dan sebaliknya manajerial tingkat bawah bertanggung jawab atas pekerjaannya terhadap manajerial atas menurut jenjangnya . Tingkat manajerial bawah hanya melaporkan hasil kerjanya terhadap manajerial tingkat atas setingkat secara garis lurus keatas dan tidak akan memenuhi perintah diluar tingkatan itu .

Suatu struktur organisasi bagaimanapun baiknya , bukan merupakan jaminan bagi berhasilnya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya melainkan hanya sebagai salah satu syarat untuk memperoleh hasil yang lebih baik .

Hubungan kerja sama antara sekelompok orang terdapat dalam suatu organisasi dituangkan dalam struktur organisasi . Menurut Pardede (1992) :

“Struktur organisasi menggambarkan pembagian kerja,hubungan wewenang antara orang-orang atau unit atau bagian-bagian organisasi”.


(49)

Secara umum pengertian dari struktur organisasi adalah merupakan suatu susunan pekerjaan dari masing-masing pekerjaan yang terdapat dalam suatau perusahaan , mulai dari tingkat yang paling atas hingga paling bawah , yang tersusun sedemikian rupa dalam suatu perusahaan .

Struktur organisasi ini sendiri dibentuk untuk menciptakan suatu perusahaan yang dapat mempertinggi efisiensi kerja . Karena dengan adanya struktur organisasi yang jelas maka seorang karyawan dapat mengetahui posisinya dalam perusahaan , apa saja yang menjadi tugas dan fungsinya dan apa yang menjadi tanggung jawabnya dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab .

Demikian juga halnya dengan Koperasi Syariah Simpan Pinjam Insani mempunyai struktur organisasi dan adakalanya struktur organisasinya mengalami perubahan dari suatu periode ke periode selanjutnya sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan .

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari masing-masing unsur dari struktur organisasi Koperasi BMT Insani adalah sebagai berikut :

1.Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam struktur kehidupan koperasi,dan merupakan perwujudan kehendak dari para anggota koperasi untuk membicarakan segala sesuatu yang menyangkut kehidupan serta pelaksanaan koperasi , para anggota koperasi bebas untuk berbicara , memberikan usul pandangan dan tanggapan atau saran untuk kebaikan jalannya kehidupan koperasi . Keputusan -keputusan yang diambil dalam rapat anggota harus diambil berdasarkan musyawarah


(50)

untuk mufakat . Apabila keadaan memaksa karena tidak tercapainya mufakat , maka pengambilan keputusan berdasarkan atas suara terbanyak . Jika rapat anggota terpaksa mengambil keputusan dengan jalan pemungutan suara , maka hak suara setiap anggota adalah sama yaitu satu orang anggota satu suara .

2.Pengawas

Pengawas merupakan perangkat organisasi koperasi yang dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota . Pengawas tidak dibenarkan diangkat dari orang di luar koperasi .

Sebagai anggota pengawas tidak dapat merangkap jabatan sebagai pengurus , sebab kedudukan dan tugas pengawas ini adalah mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh pengurus , sehingga jika terjadi perangkapan jabatan sebagai anggota pengawas sekaligus juga sebagai pengurus , maka laporan hasil pengawasan yang telah dilakukan diragukan ke obyektifannya .

Yang dapat dipilih menjadi Pengawas ialah mereka yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ini :

a. Anggota yang aktif melaksanakan hak dan kewajibannya . b. Memiliki sifat-sifat kejujuran .

c. Mengetahui seluk-beluk perkoperasian dan pembukuan. d. Telah menjadi anggota selama 2 (dua) tahun .

e. Diutamakan mereka yang telah pernah mendapatkan pelatihan koperasi .

f. Tidak pernah diberhentikan/dipecat dari jabatan pengurus/pengawas koperasi karena kesalahannya .


(51)

Tugas dan wewenang pengawas yaitu :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi .

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya . c. Meneliti catatan yang ada pada koperasi .

d. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan .

e. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga .

3.Pengurus

Anggota pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun . Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang dan anggota pengurus dicatat dalam Buku Daftar Pengurus .

Tugas Pengurus yaitu :

1. Memimpin organisasi dan perusahaan koperasi .

2. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi . 3. Mewakili koperasi di hadapan dan di luar pengadilan .

4. Mengelola koperasi dan usahanya .

5. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi .

6. Menyelenggarakan rapat anggota .

7. Mengajukan laporan keuangan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas . 8. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib .


(52)

9.Memelihara buku daftar anggota,daftar pengurus dan buku oganisasi lainnya . Hak Pengurus yaitu :

1.Untuk mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan koperasi .

2.Mengajukan pembelaan dalam hal adanya penuntutan terhadapnya yang dilakukan oleh anggota , pengawas dan pihak-pihak lain .

3.Mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Negeri terhadap siapa saja yang merugikan koperasi .

4.Mendapatkan biaya-biaya sesuai dengan pelaksanaan tugasnya . Kewajiban Pengurus , yaitu :

1.Pengurus diwajibkan agar tiap kejadian di dalam koperasi dicatat sebagaimana mestinya .

2.Pengurus wajib memberitahukan pada anggota tiap kejadian yang mempengaruhi jalannya koperasi .

3.Pengurus wajib memberi laporan kepada pejabat tentang keadaan serta perkembangan organisasi dan usaha - usahanya sekurang - kurangnya 2 (dua) kali setahun untuk bahan pembinaan .

4.Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan pengawasan koperasi dapat diketahui oleh setiap anggota dan pejabat .

5.Pengurus diwajibkan supaya ketentuan dalam anggaran dasar , anggaran rumah tangga , peraturan khusus dan keputusan rapat anggota diketahui dan dimengerti oleh segenap anggota .


(53)

6.Pengurus diwajibkan untuk memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham koperasi atau dalam hubungan sebagai anggota harus diselesaikan oleh pengurus dengan jalan damai tanpa memihak ke salah satu pihak .

7.Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggran dasar , Anggaran Rumah Tangga , Peraturan Khusus dan Keputusan - Keputusan Rapat Anggota terutama pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan .

4 .Manager ( Pengelola )

Manager diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dan bertanggungjawab kepada pengurus .

Tugas Manager :

1.Mengkoordinir menyusun rencana kerja dan anggaran masing - masing bagian yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk disampaikan kepada pengurus .

2.Mengikuti rapat pembahasan rencana kerja dan anggaran koperasi secara keseluruhan dengan pengurus dan membantu menyelesaikan naskah rencana kerja dan anggaran tersebut agar siap disajikan dalam rapat anggota .

3.Menyusun perencanaan yang tepat (feasibility study) dalam rangka pembukaan usaha- usaha baru .

4.Melaksanakan tugas - tugas bidang usaha sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang disetujui rapat anggota serta mengarahkannya pada penggarisan yang dilakukan pengurus .


(54)

5.Memimpin dan mengkoordinir para karyawan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari .

6.Melaksanakan tugas - tugas pengurus yang telah dipercayakan kepadanya yaitu,menandatangani surat - surat ke luar yang menyangkut soal - soal penawaran,pembelian dan penjualan barang , bertindak untuk dan atas nama pengurus menandatangani perjanjian jual-beli dengan anggota dan masyarakat , mencari/mengikuti informasi pasar .

Wewenang manager :

1.Atas dasar persetujuan tertulis dari pengurus,manager dapat menandatangani surat-surat berharga dengan bank dan mengesahkan pengeluaran - pengeluaran sejumlah uang atau barang tertentu .

2.Manager dibantu oleh karyawan menyelenggarakan administrasi uang dan barang dengan tertib dan teratur serta mengambil langkah - langkah pengamanan terhadap setiap uang dan barang yang ke luar masuk untuk menghindarkan kerugian koperasi .

Hak Manager :

1.Mendapatkan penghasilan dan gaji yang layak .

2.Mengikuti pendidikan baik yang diadakan oleh pemerintah maupun gerakan koperasi atau lembaga - lembaga lain .

3.Mengangkat dan memberhentikan karyawan menurut keperluannya atas persetujuan pengurus .


(55)

Kewajiban Manager :

1.Memperhatikan setiap ketentuan atau peraturan pemerintah yang berhubungan dengan karyawan serta membuat laporan secara periodik tentang hal - hal yang berhubungan dengan itu .

2.Mengadakan pertemuan secara berkala di antara para karyawan beserta kepala - kepala bagian atau unit koperasi bersama pengurus .

3.Membuat laoporan minimal 1 (satu) kali sebulan kepada pengurus atau sesuai dengan kebutuhan pengurus .

Tanggung Jawab Manager :

1.Manager bertanggung jawab kepada pengurus atas berhasil tidaknya tugas - tugas yang diserahkan padanya .

2.Manager secara pribadi bertanggung jawab sepenuhnya atas hal - hal yang dilakukan di luar penggarisan .

3.Manager tidak bertanggung jawab atas kerugian - kerugian yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan - pelaksanaan tugas yang telah sesuai dengan penggarisan pengurus.

5.Anggota

Yang dapat diterima menjadi anggota kopersi adalah warga negara Indonesia . Syarat keanggotaan :


(56)

2.Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak dalam perwalian) .

3.Mempunyai kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi .

4.Telah menyetujui isi Angaran Dasar,Anggran Rumah Tangga dan ketentuan – ketentuan koperasi yang berlaku .

5.Membayar simpanan pokok .

6.Bertempat tinggal / bekerja / berusaha diruang lingkup keanggotaan koperasi . 7.Mengajukan surat permintaan / permohonan kepada pengurus dengan mengisi dan

menandatangani formulir yang telah disediakan untuk itu oleh pengurus .

8.Keanggotaan koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota .

Hak Anggota :

1.Untuk hadir dan berbicara tentang hal - hal yang dirundingkan dalam rapat anggota .

2.Untuk memilih dan dipilih jadi pengurus dan pengawas .

3.Untuk melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi menurut ketentuan dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga .

4.Untuk memberi saran-saran pada pengurus / pengawas baik diminta maupun tidak diminta guna perbaikan koperasi , baik dalam rapat maupun diluar rapat anggota . 5.Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan anggran dasar .

6.Mendapat pelayanan yang sama sesama anggota . 7.Memperoleh SHU , sesuai ketentuan anggaran dasar.


(57)

8.Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi .

9.Anggota yang dipecat / diberhentikan oleh pengurus dapat mengajukan pertimbangan dari rapat anggota .

Kewajiban Anggota :

1.Membayar simpanan pada koperasi (simpanan pokok , simpanan wajib , maupun simpanan lainnya yang ditetapkan dalam rapat anggota) .

2.Mengamalkan landasan – landasan , azas , dan prinsip koperasi .

3.Mengamalkan dan tunduk pada undang - undang koperasi dan perturan pelaksanaannya ,anggaran dasar , anggaran rumah tangga , peraturan khusus dan keputusan rapat anggota,

4.Untuk hadir dan secara aktif mengambil bagian dalam rapat-rapat anggota . 5.Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi .

6.Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas azas kekeluargaan


(58)

GAMBAR – 1 BAGAN ORGANISASI KOPERASI BMT INSANI

Sumber : Koperasi BMT Insani Keterangan :

= Lingkup Organisasi Koperasi = Pelaksanaan teknis operasional = Garis Bimbingan

= Pembinaan umum perkoperasian

PEMBINA DITJEN KOPERASI RAPAT ANGGOTA

PENGURUS PENGAWAS

MANAGER


(59)

4.2. Pembahasan

4.2.1.Perkembangan BMT Insani Di Kota Padangsidimpuan

Koperasi BMT Insani yang awal berdirinya bertujuan untuk menghindari rentenir yang semakin berkembang di masyarakat . Didukung oleh banyak pihak dan diharapkan dapat menjadi penyokong perekonomian Usaha Mikro Kecil dan Menengah . Pada awal perkembangannya BMT Insani memperkenalkan sistem peminjaman yang ada pada Koperasi simpan Pinjam yang mereka miliki dengan menggunakan Sistem Jemput Bola . Sistem Jemput Bola adalah suatu sistem dimana pengurus BMT langsung menjemput dana tanpa agunan ataupun jaminan dari ketua pengajian yang ada didaerah masing – masing anggota . Ketua pengajian tersebutlah yang mendata anggotanya siapa saja yang ingin melaksanakan peminjaman kepada pihak BMT Insani.

Tetapi Sistem Jemput Bola ini memiliki banyak kelemahan , sehingga menyebabkan pinjaman tidak kembali dan akhirnya mengalami kredit macet . Hal ini memberikan kerugian bagi pihak BMT Insani selaku pemberi pinjaman . Kelemahan Sistem Jemput Bola ini antara lain adalah masyarakat beranggapan dana yang diberikan oleh pihak BMT merupakan dana cuma – cuma yang tidak terkait dengan sistem pinjaman , masyarakat juga bebas menggunakan dana tersebut tanpa berpikir untuk mengembangkan usaha mikro kecil yang mereka miliki , selain itu karena pinjaman tersebut tanpa agunan maka tidak ada jaminan bagi pihak BMT jika pinjaman tidak dikembalikan oleh anggota peminjam.


(60)

Sistem Jemput Bola ini berlangsung dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2000 , tetapi sistem ini tidak dapat terus berlangsung karena pihak BMT mengalami kerugian secara terus – menerus . BMT Insani mengubah sistem peminjaman yang mereka miliki menjadi Sistem Agunan.

Sistem Agunan adalah sistem peminjaman dengan menggunakan jaminan surat berharga , jaminan yang dimaksudkan seperti akte tanah , akte rumah , BPKB kendaraan , dan sebagainya . Dengan Sistem Agunan pinjaman jadi jauh lebih lancar dan terhindar dari kredit macet . Pengurus juga lebih berhati – hati dalam memberikan pinjaman sekalipun menggunakan agunan tetapi perlu juga mengetahui apakah agunan yang diberikan tersebut asli ataupun tidak . Peminjaman kredit pada BMT Insani semakin berkembang dengan adanya sistem agunan tersebut.

Perkembangan anggota dari BMT Insani sendiri hingga sampai sekarang ini berjumlah 60 orang.Jumlah keanggotaan dibatasi oleh pengurus BMT untuk mengatasi masalah ketika melaksanakan Rapat Anggota Tahunan , pengurus kewalahan untuk menghadirkan para anggota . Hal ini menjadi acuan sejak Rapat Anggota pada tahun 2002.

Perkembangan dana yang diperoleh dari pendirian BMT sendiri semakin berkembang dan ditunjang lagi dengan adanya Dana Subsidi BBM yang telah berjalan selama 5 tahun sebesar Rp.100.000.000 ditambah pada tahun 2006 memperoleh subsidi dari Pola Syariah Siar Sumut sebesar Rp.50.000.000 . Dari sumber dana tersebutlah BMT dapat memberikan pinjaman kredit bagi anggota untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki.


(61)

Dana yang ada hanya diberikan bagi para anggota yang memiliki usaha yana memang telah ada tidak bagi anggota yang ingin mendirikan usaha . Dana yang diberikan pada anggota digunakan untuk mengembangkan usaha yang telah ada . Untuk perhitungan bagi hasilnya dihitung dari keuntungan yang diperoleh setelah pinjaman diberikan bagi para anggota . Jika usaha tersebut belum memperoleh keuntungan dari pinjaman yang telah diberikan oleh pihak BMT berarti pihak BMT belum berhak untuk meminta bagi hasil dari anggota . Pada dasarnya di Padangsidimpuan sendiri BMT Insani adalah salah satu lembaga yang dikenal aktif dalam mengembangkan usaha mikro kecil yang dimiliki oleh para anggota koperasi tersebut . Dalam pemberian kredit perlu disurvey terlebih dahulu apakah usaha tersebut layak ataupun tidak diberikan pinjaman . Berarti ada pertimbangan apakah usaha tersebut layak dibantu ataupun tidak dan memilki prioritas pilihan usaha yang diutamakan untuk dibantu .

4.2.2.Alasan Anggota Meminjam Di BMT Insani

Latar belakang anggota melakukan peminjaman di Koperasi Simpan Pinjam BMT Insani terdiri atas berbagai macam dorongan . Banyak hal yang dapat dilihat mengapa para anggota lebih menyukai untuk meminjam di BMT Insani salah satunya adalah fasilitas – fasilitas pembiayaan dan peminjaman yang disediakan oleh pihak BMT . Anggota tinggal memilih fasilitas apa yang akan digunakan dalam memenuhi kebutuhannya .

Kegiatan Penghimpunan Dana terdiri dari : 1.Simpanan Mudharabah Biasa .


(62)

2.Simpanan Mudharabah Berjangka .

3.Simpanan Mudharabah dengan perjanjian pemberitahuan jangka waktu penarikan sebelumnya .

4. Simpanan Mudharabah Pendidikan . 5. Simpanan Mudharabah Haji . 6. Simpanan Mudharabah Umrah . 7. Simpanan Mudharabah Qurban . 8. Simpanan Mudharabah Idul Fitri . 9. Simpanan Mudharabah Walimah . 10. Simpanan Mudharabah Akikah . 11. Simpanan Mudharabah perumahan .

12. Simpanan Mudharabah Kunjungan Wisata . 13. Simpanan zakat , infak , dan sadaqah dll . Kegiatan Pemanfaatan Dana ( Pembiayaan Usaha ) :

1. Pembiayaan Mudharabah ( Pembiayaan Dalam Bentuk Modal Kerja Penuh ) . 2. Pembiayaan Musyarakah ( Pembiayaan Dalam Bentuk Penyertaan Modal Kerja ) . 3. Pembiayaan Murabahah ( Pembiayaan Dalam Bentuk Jual – Beli ) .

4. Pembiyaan Ijaroh ( Pembiayaan Dalam Bentuk Sewa Barang atau Jasa ) . 5. Pembiayaan Ba’i Bithanan Ajil ( Pemilikan Barang Cicilan ) .

6. Pembiayaan Ba’I Al Tajiri ( Pembiayaan Sewa Beli ) . 7. Al – Qardul Hasan .


(63)

1. Bertempat tinggal di Padangsidimpuan dibuktikan dengan KTP asli yang masih berlaku .

2. Harus menjadi anggota minimal 5 bulan .

3. Menyerahkan agunan / jaminan atas nama peminjam . 4. Menyerahkan Fotocopy KTP sebanyak 2 lembar . 5. Menyerahkan pasfoto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. 6. Disetujui oleh suami istri .

7. Batas maksimal pinjaman sebesar Rp. 4.000.000 ,- 8. Batas waktu pinjaman maksimal 24 bulan ( 2 tahun ) . 9. Bunga pinjaman 2,5 % per bulan .

10. Apabila terjadi pengambilan pokok pinjaman sebelum habis jangka waktu maka sisa pinjaman tidak dibungakan .

11. Keterlambatan pembayaran cicilan dikenakan denda 2 % dari cicilan . 12. Menandatangani seluruh buku pinjaman .

Begitu banyak fasilitas peminjaman yang dimiliki oleh BMT Insani dalam bentuk ekonomi syariah , memperkenalkan diri pada masyarakat agar dapat diterima dengan baik serta berkembang membantu ekonomi lemah juga mengembangkan usaha mikro kecil . Selain fasilitas peminjaman dan pembiayaan yang begitu beragam terdapat juga kelebihan dalam memperoleh keuntungan yang disebut dengan Sistem Bagi Hasil yang hanya dimiliki oleh sistem perekonomian syariah . Masyarakat Padangsidempuan sendiri banyak yang tertarik dengan sistem bagi hasil tersebut karena terhindar dari bunga yang ada pada lembaga keuangan ataupun perbankan


(64)

konvensional . Sistem Bagi Hasil lebih dianggap bersih dari praktek riba dibandingkan dengan bunga pada perekonomian konvensional . BMT dijalankan secara agamis , dalam arti tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip Syari’ah , tetapi di sisi lain tetap tidak meninggalkan profesionalisme dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya .

Selain itu dapat diperhatikan persyaratan untuk mengajukan pinjaman terbilang cukup mudah . Ditambah lagi pelayanan yang ramah dan kekeluargaan membuat masyarakat tertarik untuk melakukan peminjaman dan penyimpanan uang di BMT . Apabila dibandingkan cara memperoleh kredit dari perbankan dengan BMT maka prosedur perolehan kredit dari BMT jauh lebih mudah hal ini diperoleh dari pertanyaan yang diajukan pada anggota saat melaksanakan penelitian .

Alasan dari beberapa anggota Koperasi Simpan Pinjam BMT Insani menyatakan bahwa memperoleh kredit dari pihak perbankan lebih sulit dibandingkan dengan pihak BMT adalah :

1. Urusan administrasi yang diajukan pihak perbankan bertele – tele . 2. Persyaratan yang diajukan pihak perbankan terlalu berat .

3. Kurangnya informasi mengenai skim – skim perkreditan dan prosedur perbankan . 4. Lokasi bank terlalu jauh bagi banyak pengusaha yang tinggal didaerah terpencil . 5. Tidak tersedianya modal pada saat pengusaha mengajukan pinjaman .

Untuk mengatasi masalah permodalan yang dialami para pelaku UMKM yang sulit mengakses bantuan pinjaman / kredit melalui perbankan dan menghindari rentenir , maka pelaku UMKM memilih untuk mengajukan pinjaman / kredit pada


(65)

pihak BMT yang menawarkan jasa keuangan bagi pengusaha skala mikro , kecil dan menengah melalui proses yang relatif sederhana dan cepat , administrasi yang mudah , tersedianya dana , lokasi yang dekat dengan para peminjam , serta kemudahan – kemudahan lain yang diberikan oleh pihak BMT .

Dari 20 sampel / nasabah lebih memilih untuk meminjam di BMT daripada mengajukan kredit / pinjaman pada pihak perbankan ataupun lembaga keuangan lainnya dengan berbagai alasan yang dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Alasan Anggota Meminjam di BMT

NO ALASAN ANGGOTA JUMLAH

ANGGOTA ( ORANG )

PERSENTASE ( % )

1 Bunga Rendah 19 95%

2 Mudah dalam prosedur pengurusan mendapatkan kredit

17 85%

3 Disrankan teman / keluarga 14 70%

4 Kemudahan dalam cicilan pinjaman 11 55%

5 Pelayanan yang lebih memuaskan 4 20%

6 Adanya kemudahan fasilitas apabila menunggak 3 15%

7 Kerahasiaan lebih terjamin 1 5%

8 Adanya pertemuan rutin untuk memberikan motivasi 1 5%


(66)

Jika dilihat hasil dari kuisioner dan wawancara terhadap anggota BMT dapat dilihat bahwa bunga rendah merupakan faktor utama mengapa anggota senang meminjam di BMT . Bunga yang di maksud diatas adalah beban bagi hasil yang dilimpahkan oleh pihak BMT terhadap para peminjam . Peminjam mulai membayar bagi hasil apabila pinjaman yang diberikan BMT telah membuahkan hasil bagi usaha mikro kecil yang dikelola oleh anggota . Hal ini sangat berbeda dengan perbankan maupun lembaga keuangan lainnya yang menawarkan jasa yang sama terhadap masyarakat . Selain itu alasan yang juga cukup mempengaruhi para anggota adalah mudahnya prosedur dalam pengurusan kredit . Anggota tidak perlu menandatangani berkas – berkas yang banyak dan bertele – tele yang terkadang membuat mereka bingung dan merasa dipersulit dalam peminjaman dana baik kepada pihak perbankan maupun lembaga keuangan lainnya yang bergerak di bidang yang sama .

Sistem kekeluargaan masih terjalin erat antar warga yang tinggal di kota Padangsidimpuan sehingga mereka para anggota akan saling membantu menyampaikan informasi untuk membantu teman satu sama lain dalam mengembangkan usaha mikro kecil yang mereka miliki . Serta didukung oleh alasan lainnya yang menyebabkan ketertarikan anggota untuk meminjam / kredit di BMT Insani Padangsidempuan .

Perlu disadari bahwa modal yang dimliki oleh pihak BMT juga terbatas . Sehingga pihak BMT sendiri akan memilih anggota yang lebih dahulu pantas untuk dibantu dan beapa besar jumlah dana yang dibutuhkan oleh anggota tersebut . Banyak anggota yang ingin meminjam tetapi karena dana yang tersedia telah habis maka


(67)

mereka terpaksa harus menunggu antrian hingga modal yang dimiliki BMT terkumpul lagi atau ada pinjaman kredit dari bank syariah seperti , subsidi BBM sehingga keinginan anggota untuk meminjam dapat terpenuhi dan berusaha untuk mengembangkan usaha mikro kecil yang dimiliki oleh masing – masing anggota .

Hasil yang diperoleh sesuai dengan tabel yang ada , persentase alasan anggota untuk meminjam di BMT dengan bunga yang rendah tetap menjadi prioritas utama mengapa anggota lebih suka meminjam di BMT dibandingkan lembaga keuangan lainnya yang bergerak di bidang yang sama . Hal ini perlu tetap dipertahankan pihak BMT agar dapat tetap bersaing dengan lembaga keuangan dan perbankan lainnya .

Dari pihak BMT sendiri berusaha keras untuk mengumpulkan modal baik dari anggota maupun melalui permohonan kredit kepada Bank Syari’ah yang ada agar dapat membantu para anggotanya yang ingin meminjam demi mengembangkan usaha mikro kecil yang mereka miliki .

4.2.3.Peranan Pinjaman BMT Terhadap Pendapatan Anggota .

Peranan BMT terhadap pendapatan anggota memberikan manfaat dan kemudahan bagi para anggota yang bertujuan untuk membantu masyarakat dan para pengusaha usaha mikro , kecil dan menengah agar lebih berkembang sehingga dapat memajukan perekonomian rakyat .

Pinjaman yang diperoleh anggota dari BMT digunakan untuk membeli barang kebutuhan usaha dan penambah modal usaha agar usaha yang dikelola dapat lebih maju dan berkembang serta memiliki daya saing yang tinggi dengan usaha – usaha


(68)

lainnya .Apabila usaha meningkat maka akan mendukung naiknya omzet yang diperoleh oleh masing – masing usaha .

Peranan pinjamn yang diberikan BMT dalam upaya memajukan usaha mikro kecil dapat dilihat melalui kehidupan usaha dan rumah tangga para anggota setelah mendapatkan pinjaman mengalami peningkatan ataupun tidak . Dari pinjaman yang diberikan apakah memberi dampak yang baik bagi kehidupan usaha dan rumah tangga sesuai dengan tujuan yang daripada BMT .

Dari hasil kuisioner dan wawancara 20 anggota / sampel dapat diperoleh hasil apakah terjadi peningkatan ataupun tidak terjadi peningkatan terhadap kehidupan berumah tangga serta usaha yang dimilki oleh para anggota mengalami perkembangan yang baik kedepannya ataupun tidak. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :


(69)

Tabel 4.2

Perkembangan Kehidupan Usaha Anggota Setelah Meminjam di BMT

Dari hasil tabel diatas dapat diperoleh bahwa perkembangan usaha anggota setelah meminjam di BMT mengalami peningkatan dapat dilihat dari persentase yang dicapai sebesar 100 % dan 20 orang sampel seluruhnya memberikan pernyataan bahwa kehidupan usaha mereka mengalami peningkatan , diikuti oleh nilai penjualan apabila nilai penjualan tinggi maka omset produksi dapat meningkat . Hal ini menunjukkan bahwa alokasi pinjaman / kredit yang diberikan oleh pihak BMT memberi dampak yang positif bagi perkembangan usaha mikro kecil .

NO PERTANYAAN TETAP MENINGKAT PERSENTASE

TETAP

PERSENTASE MENINGKAT 1 OMSET

PRODUKSI

20 ORANG 100%

2 NILAI PENJUALAN

20 ORANG 100%

3 TOTAL LABA 20 ORANG 100%

4 JUMLAH KARYAWAN

20 0RANG 100%

5 ASET PERUSAHAAN

17 ORANG 3 0RANG 85% 15%

6 WILAYAH PENJUALAN


(70)

Tetapi pada wilayah penjualan , jumlah karyawan dan aset perusahaan dampak dari pinjaman / kredit BMT tidak begitu berpengaruh dan ada yang tidak bepengaruh sama sekali . Hal ini disebabkan karena jumlah pinjaman tidak terlalu besar sehingga untuk melakukan ekspansi produksi , penjualan , tidak memadai untuk melakukan hal tersebut . Aset perusahaan juga lebih banyak berjumlah tetap karena hasil dari pinjaman lebih dialokasikan pada tabungan dan kebutuhan rumah tangga . Dari hasil penelitian ke-20 sampel / anggota BMT Insani tabel menunjukkan , mereka menyatakan bahwa kehidupan usaha yang dilihat dari segi omset produksi , nilai penjualan , total laba perusahaan mengalami peningkatan setelah meminjam di BMT Insani dengan wilayah penjualan , jumlah karyawan dan juga jumlah aset yang tetap . Sekalipun usaha tersebut berkembang dengan adanya pinjaman dari pihak BMT dan pendapatan serta omsetnya bertambah tetapi anggota sebagai peminjam kehidupannya jauh lebih konsumtif terhadap kebutuhan sehari – hari , oleh sebab itu aset perusahaan berupa barang berharga berjumlah tetap. Sehingga pengeluaran yang mereka miliki dengan pendapatan yang lebih besar setelah peminjaman lebih besar juga dan sisa dari pengeluaran tersebutlah baru digunakan untuk menabung . Ini hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan anggota koperasi BMT Insani Padangsidimpuan . Selain itu karena banyak usahanya hanya dikelola keluarga terkadang pembukuan keuangan yang ada tidak terlalu teliti dan detail seperti pada perusahaan resmi .


(71)

Tabel 4.3

Perkembangan Kehidupan Rumah Tangga Setelah Meminjam di BMT

NO PERTANYAAN TETAP MEMBAIK PERSENTASE

TETAP

PERSENTASE MEMBAIK

JUMLAH

ORANG

JUMLAH ORANG

1 RUMAH 20 100%

2 KENDARAAN BERMOTOR

20 100%

3 TELEVISI 20 100%

4 RADIO / TAPE 20 100%

5 PENDAPATAN RT

20 100%

6 TABUNGAN RT 5 15 25% 75%

7 PERABOT RUMAH

14 6 70% 30%

Perkembangan kehidupan rumah tangga setelah para anggota meminjam di BMT tidak jauh berbeda dengan keadaan dunia usaha yang mereka miliki setelah peminjaman . Peningkatan paling terlihat pada keadaan pendapatan rumah tangga dan juga tabungan . Peningkatan ini menunjukkan bagaimana omset yang meningkat bisa mempengaruhi pendapatan dari anggota . Dua puluh anggota berpendapat dan


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1)Untuk mengatasi masalah finansial atau permodalan UMK yang merupakan masalah utama dalam pemberdayaan UMK maka hadirlah lembaga keuangan non – perbankan yaitu BMT dengan menawarkan jasa bantuan keuangan bagi pengusaha skala mikro , kecil melalui proses sistem administrasi yang lebih sederhana dan cepat serta bunga yang lebih rendah daripada kalangan perbankan dan lembaga keuangan lain pada umumnya .

2)Perkembangan BMT dapat dilihat dari realisasi kredit yang disalurkan dan peningkatan pendapatan yang diperoleh anggota dari hasil pinjaman di BMT . BMT sebagai salah satu lembaga keuangan dengan sistem syariah diharapkan dapat memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan sistem perekonomian syariah di dalam masyarakat .

3)Sistem bagi hasil yang ditawarkan oleh pihak BMT merupakan kunci suksesnya BMT berkembang di Indonesia termasuklah BMT yang ada di Padangsidimpuan . Dengan adanya sistem bagi hasil masyarakat lebih merasa aman dari riba yang ada di lembaga keuangan konvensional .

4)Salah satu keunggulan BMT sebagai Lembaga keuangan non- bank adalah bunga yang sangat rendah sekalipun dalam literatur lembaga keuangan ini tidak mengenal


(2)

apa yang disebut dengan bunga seperti halnya di lembaga keuangan konvensional . Bunga dalam istilah perekonomian syariah disebut dengan bagi hasil . Hanya nilai bunga yang diterapkan lebih rendah dibandingkan apabila masyarakat harus meminjam pada lembaga keuangan konvensional .

5)Latar belakang anggota meminjam di BMT yaitu karena bank dan lembaga keuangan lainnya sangat sulit memberikan kredit kepada pelaku UMKM , administrasi yang terlalu bertele – tele , persyaratan yang terlalu berat , kurangnya informasi mengenai skim – skim kredit yang ada dan prosedurnya , lokasi bank sulit untuk dijangkau , agunan yang besar , serta bunga yang tinggi sehingga dianggap memberatkan para pelaku UMKM . Berbeda dengan BMT yang menawarkan kredit / pinjaman dengan bunga yang rendah , mudah dalam prosedur pengurusannya , pelayanan yang lebih bersifat kekeluargaan , adanya kemudahan fasilitas apabila menunggak , dan lain sebagainya membuat masyarakat mulai beralih untuk meminjam di BMT .

6)Dari hasil penelitian ke-20 sampel / anggota BMT , mereka menyatakan bahwa kehidupan usaha yang dilihat dari segi omset produksi , nilai penjualan , total laba , jumlah karyawan dan aset perusahaan hampir menyatakan mengalami peningkatan setelah meminjam di BMT . Hal ini dapat dilihat dengan keadaan rumah , tempat tinggal yang semakin baik , sudah bisa membeli barang – barang kebutuhan sendiri termasuk perabot rumah tangga / furniture , serta pendapatan dan tabungan rumah tangga yang semakin meningkat .


(3)

5.2. Saran

1)Pemerintah seharusnya lebih seringmemberikan pelatihan dan penyuluhan bagi para anggota usaha mikro dan kecil agar mampu mengelola usahanya dengan baik dan benar sehingga menjadi usaha yang berkembang dan memiliki daya saing yang tinggi.

2)Pemerintah diharapkan turut membantu pemasaran bagi produk anggota agar usaha dapat cepat berkembang .

3)Pemerintah diharapkan dapat memberikan modal / dana bantuan yang disalurkan dengan efektif agar bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para anggota.

4)Pemerintah sebaiknya jaga menunjuk bank – bank konvensional khusus untuk menyalurkan kredit usaha mikro , kecil dan menengah yang produktif . Cara ini jauh lebih efektif untuk membantu penyaluran kredit dari pemerintah kepada para pengusaha mikro , kecil dan menengah .

5)Pemerintah diharapkan untuk lebih intensif melakukan upaya peningkatan akses usaha mikro , kecil dan menengah pada lembaga keuangan , baik perbankan maupun lembaga keuangan non - bank khususnya BMT.

6)Diharapkan bagi pihak perbankan agar dapat berperan didalam kegiatan pembiayaan serta memberi akses bagi pengusaha UMKM untuk mendapatkan kredit permodalan secara tepat waktu , tepat sasaran dan tepat guna dengan bunga yang lebih rendah dan jangka waktu yang lama .

7)BMT lebih meningkatkan pelayanan terhadap anggota dengan meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh para pengurus agar dapat mencapai


(4)

pelayanan dengan profesionalitas yang lebih baik . Dengan pelayanan yang lebih baik dapat menimbulkan kepercayaan yang lebih dari para anggota dan masyarakat yang dapat memberi dampak positif bagi kemajuan BMT .

8)BMT lebih memperhatikan anggota yang lebih membutuhkan aliran dana kredit agar dapat dengan lebih cepat mengembangkan usaha yang dimiliki .

9)BMT tetap mempertahankan pemakaian bunga yang rendah serta prosedur yang mudah agar dapat menarik masyarakat menjadi anggota BMT .


(5)

DARTAR PUSTAKA

Djohon, Warman, 2000, Kredit Bank, PT. Musiora Sumber Widya, Jakarta. Gunardi, Soldodyo, Harry, dkk, 1994, Kredit Untuk Rakyat, Akatiga, Bandung. Irmoyanto, Juli, dkk, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.

Kasmir, 1998, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pandai, Frianto, dkk, 2005, Lembaga Keuangan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Siamat, Dahlan, 2001, Managemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Sudarsono, dkk, 2004, Managemen Koperasi Indonesia, PT. Rineka Cipta, Sinungan, Muchdarsyah, 1995, Dasar – dasar danTeknik Managemen Kredit, Bumi Aksara, Jakarta.

Susilo Sri Y, 2000, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salembo empat, Jakarta. Widiyanti, Ninik, 1989, Managemen Koperasi, PT. Rireka Cipta, Jakarta


(6)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fauziah Amini

NIM : 040501081

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi

Adalah benar telah membuat skripsi dengan judul “ Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Insani Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Padangsidimpuan ” , guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara .

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan seperlunya .

Medan , 26 Maret 2008

Yang membuat pernyataan

Fauziah Amini 040501081


Dokumen yang terkait

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Koperasi Bitul Maal Wa Tamwil (BMT) dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) Di Kota Jakarta.

1 73 98

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Pengembangan usaha Mikro dan Kecil di Kota Padangsidimpuan.

30 148 79

Peranan Notaris Pada Pendirian Dan Aktivitas Koperasi Terhadap Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Medan

4 52 154

Analisis Perbandingan Koperasi Simpan Pinjam (KOPDIT) Dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Di Kabupaten Karo( Studi Kasus : Kopdit Unam Dan Kud Sada Kata )

7 160 53

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

ANALISIS SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT UGT SIDOGIRI DESA PUNGGUR KECIL

0 0 11

BAB II LANDASAN TEORI - ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENYALURAN DANA KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI YOGYAKARTA (Studi Kasus :Koperasi Simpan Pinjam Dian Mandiri Yogyakarta) - UMBY repository

0 0 21