Analisis hukum Islam terhadap agunan kartu Jamsostek (jaminan sosial tenaga kerja) pada pembiayaan murabahah di UJKS (unit jasa keuangan syariah) KSU (koperasi serba usaha) JAMMAS Surabaya.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AGUNAN KARTU
JAMSOSTEK (JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA) PADA
PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI UJKS (UNIT JASA KEUANGAN
SYARIAH) KSU (KOPERASI SERBA USAHA) JAMMAS SURABAYA

SKRIPSI
Oleh
Aprillia Aziz
NIM. C72213101

Prodi Hukum Ekonomi Syariah
Jurusan Hukum Perdata Islam
Fakultas Syari ’ah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
2017

ABSTRAK

Skripsi dengan judul Analisis Hukum Islam Terhadap Agunan Kartu Jamsostek


(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Pada Pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan
Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya adalah hasil penelitian yang akan
menjawab pertanyaan, 1) Bagaimana mekanisme penggunaan kartu jamsostek sebagai agunan
dalam pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba
Usaha) Jammas Surabaya ?, dan 2) Bagaimana analisis Hukum Islam terhadap agunan kartu
Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) pada pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa
Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya ?
Penelitian ini adalah penelitan lapangan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk prosa kemudian dikaitkan
dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan data yang diperoleh tentang Agunan Kartu
Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Pada Pembiayaan Mura>bah}ah. Kemudian dianalisis
dengan pola pikir deduktif, yakni mengemukakan teori-teori Hukum Islam tentang jaminan
(agunan) dalam pembiayaan Mura>bah}ah yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan
untuk mendapat data yang bersifat khusus tentang jaminan (agunan) kartu Jamsostek pada
pembiayaan Mura>bah}ah.
Data hasil penelitian dilapangan penggunaan kartu jamsostek sebagai agunan pada
UJKS KSU Jammas Surabaya, tidak bisa dijadikan jaminan karena tidak dapat diperjualbelikan
dan dilelang, maka dari itu pihak bank atau koperasi banyak mensyaratkan pemberian
pembiayaan salah satunya KK asli, buku nikah asli, serta atm (potong gaji) dan buku tabungan
asli. Semua itu dilakukan sebagai prinsip kehati- hatian dalam menyalurkan dana kepada pihak

ketiga dan Dalam hukum Islam jaminan kartu Jamsostek pada pembiayaan Mura>bah}ah, boleh
dijadikan jaminan dalam pembiayaan Mura>bah}ah, atas dasar putusan fatwa DSN No.04/DSNMUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mura>bah}ah dan al Qur’an al- Baqarah ayat 283 yang
menjelaskan bahwa dalam melakukan transaksi harus ada perjanjian yang mengikat antara
kedua belah pihak dengan mencatat utang, dan agar yang berutang serius untuk melunasi utangutangnya.
Pada akhir penulisan skripsi ini, penulis menyarankan untuk koperasi syariah dalam
penerapan agunan kartu Jamsostek pada pembiayaan Mura>bah}ah diperbolehkan asal tidak ada
yang merasa dirugikan. Tetapi koperasi syariah saat ini memang harus sangat selektif dalam
menerapkan praktek agunan bagi para nasabahnya, agar tidak terjadi resiko.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman

SAMPUL DALAM

i

PERNYATAAN KEASLIAN


ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

iii

MOTTO

iv

PERSEMBAHAN

vi

ABSTRAK

vii

KATA PENGANTAR


viii

DAFTAR ISI

x

DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR TRANSLITERASI

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1

B. Identifikasi Masalah

9

C. Rumusan Masalah.

10

D. Kajian Pustaka

11

E. Tujuan Penelitian

13

F. Kegunaan Hasil Penelitian


13

G. Definisi Operasional

14

H. Metode Penelitian

15

I. Sistematika Pembahasan

20

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II TEORI MURA>BAH}AH
A. Pengertian Mura>bah}ah


22

1. Dasar Hukum Mura>bah}ah

23

2. Syarat-Syarat Mura>bah}ah

26

3. Rukun Mura>bah}ah

27

4. Kelebihan kontrak Mura>bah}ah (Pembayaran yang Ditunda) 28
5. Berakhirnya Mura>bah}ah

28


B. Jaminan dalam Akad Mura>bah}ah

29

1. Pengertian Jaminan

29

2. Macam- Macam Jaminan

33

3. Al-Kafa>lah

33

4. Rahn

37


BAB III MEKANISME PENGGUNAAN KARTU JAMSOSTEK
(JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA) SEBAGAI AGUNAN
DALAM PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI UJKS KSU
JAMMAS SURABAYA
A. Gambaran Umum UJKS KSU Jammas Surabaya

43

1. Sejarah Berdirinya

43

2. Visi Misi dan Motto

44

3. Struktur Organisasi, Personalia dan Diskripsi Tugas

45


4. Produk dan Aplikasinya

61

B. Mekanisme Pembiayaan Mura>bah}ah dengan Agunan Kartu
Jamsostek

62

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AGUNAN KARTU
JAMSOSTEK (JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA)
SEBAGAI AGUNAN DALAM PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH
DI UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) KSU
(KOPERASI SERBA USAHA) JAMMAS SURABAYA
xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Mekanisme Penggunaan Agunan Kartu Jamsostek (Jaminan
Sosial Tenaga Kerja) Sebagai Agunan dalam Pembiayaan

Mura>bah}ah di UJKS KSU Jammas Surabaya
68
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Agunan Kartu Jamsostek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Sebagai Agunan dalam
73
Pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS KSU Jammas Surabaya
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

79

B. Saran

80
82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia adalah sebagai mahluk sosial yang saling
membutuhkan satu dengan yang lain, dalam memenuhi kebutuhan
manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain maka dari itu saling
membutuhkan satu sama lain, sebagai mana terdapat dalam firman Allah
surat Al-Ma>idah ayat 2 :

           …

       

Artinya : “... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya”.1(Q.S. Al-Ma>idah : 2)
Dalam memenuhi kehidupan sehari- hari banyak kebutuhan yang
harus dipenuhi seperti kebutuhan primer, sekunder maupun tersier.
Dengan

perkembangan

perekonomian

yang

semakin

pesat,

mengakibatkan banyaknya permintaan atau kebutuhan pendanaan yang
dibutuhkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan usaha,
kredit kendaraan dan rumah atau keperluan lainnya yang bersifat primer
dengan cara yang mudah dan aman.

1

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta Pusat: Pena,2011), 192.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut banyak berdiri bank syariah
maupun koperasi yang berbasis syariah yang menawaran produk- produk
pembiayaan, berbagai macam penawaran yang di tawarkan untuk menarik
nasabah. Salah satunya koperasi yang bernama UJKS (Unit Jasa
Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya yang
menawarkan produk pembiayaan atau pun produk tabungan yang sangat
memudahkan bagi nasabah maupun calon nasabah.
UJKS KSU Jammas Surabaya memiliki visi dan misi yaitu
menjadi koperasi terbaik yang berbasis syariah Islam kuat, sehat dan
besar dalam rangka membawa kesejahteraan bagi anggota, calon anggota
dan masyarakat sekitarnya, memberikan pelayanan terbaik kepada
anggota dan calon anggota serta masyarakat untuk lebih sejahterah dan
makmur dan menjadi salah satu koperasi yang kuat, maju dan amanah.2
Dalam pembiayaan yang diadakan oleh UJKS KSU Jammas
Surabaya

yang sudah tertera di brosur harus menyerahkan jaminan

(agunan) kartu Jamsostek dan atm atau jaminan (agunan) BPKB (Buku
Pemilik Kendaraan Bermotor), Surat Hak Milik serta persyaratan foto
copy akta nikah, KK (Kartu Keluarga) serta KTP (Kartu Tanda
Penduduk). Berbagai macam pembiayaan yang tersedia di UJKS (Unit
Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya
yaitu pembiayaan Mura@bah}ah, Istis}na@’, Mud}a@rabah, Musha@rakah, Ija@rah,

KSU Jammas, Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Rencana Kerja & RAPB Pengurus
KSU Jammas, (Surabaya: KSU Jammas, 2015), 1.
2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Qard}, dan Sala>m tetapi yang paling banyak digunakan adalah pembiayaan
Mura>bah}ah –komsumtif.
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat di bagi menjadi
dua hal berikut :
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang di tujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun
investasi.
2. Pembiayaan komsumtif, yaitu pembiayaan yang di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan komsumsi, yang akan habis di gunakan
untuk memenuhi kebutuhan.3
Dalam melakukan pembiayaan di bank maupun koperasi syariah
banyak menggunakan jaminan atau agunan sebagai penangulangi resiko,
ada jaminan atau agunan yaitu agunan pokok dan agunan tambahan.
Agunan pokok yaitu berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai
dengan pembiayaan yang bersangkutan dan agunan tambahan yaitu
berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan objek yang
dibiayai.4
Pengertian Jamsostek menurut UU No 3 Tahun 1992 Jaminan
Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktik, (Gema Insane: Depok,2014),
160.
4
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah, (Sinar Grafika:
Jakarta, 2012), 43.

3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan
yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit,
hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.5
Sedangkan Jaminan (agunan) Jamsostek adalah jaminan (agunan)
tambahan untuk melakukan pembiayaan dalam perbankan atau koperasi
syariah, sebagai prinsip kehati- hatian dalam menyalurkan dana kepada
pihak ketiga. Dalam melakukan suatu pinjaman tanggungan dapat berupa
BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) kendaraan ataupun surat
berharga yang bernilai ekonomis. Allah berfirman dalam surah al-Baqarah
Ayat 283 yang berbunyi :

            

            

          

Artinya : “ jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi
jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
Menyembunyikan
persaksian.
dan
Barangsiapa
yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”6(Q.S. AlBaqarah : 283)

5
6

UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, ... 86.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Pengertian Agunan juga di jelaskan pada Undang- undang Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah digunakan istilah agunan untuk
memaknai suatu jaminan, yaitu,

“Agunan adalah jaminan tambahan,

berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang diserahkan
oleh pemilik agunan kepada Bank Syariah dan/atau UUS, guna menjamin
pelunasan kewajiban Nasabah Penerima Fasilitas”.7
Fatwa DSN yang menjadi dasar dalam pembiayaan di perbankan
syariah tidak membahas tentang jaminan secara spesifik, namun terkait
dengan pembiayaan Mura>bah}ah dalam Fatwa DSN-MUI Nomor
04/DSN-MUI/IV/2000

dinyatakan

jaminan

dalam

Mura>bah{ah,

dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya dan bank dapat
meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.8
pada dasarnya dalam pembiayaan Mura>bah}ah, jaminan merupakan hal
yang dibolehkan dan bukan merupakan sesuatu yang pokok yang harus
ada dalam pembiayaan Mura>bah}ah.
Pengertian Mura>bah}ah adalah pembiayaan saling menguntungkan
yang dilakukan oleh sha>h{ib al mal dengan pihak yang membutuhkan
melalui transksi jual beli dngan menjelaskan bahwa harga pengadaan
barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan

Dewi Nurul Musjtasi, Penyelesaian Sengketa dalam Praktik Perbankan Syariah, (Yogyakarta:
Parama Publishing, 2012), 92.
8
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Mura>bah{ah
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

atau laba bagi sha>h{ib al mal dan pengambilannya dilakukan secara tunai
atau angsur.9
Adapun kelebihan kontrak Mura>bah{ah (pembayaran yang di
tunda) adalah sebagai berikut :
1. Pembelian

mengetahui

semua

biaya

yang

semestinya

serta

mengetahui harga pokok barang dan keuntungan (mark up) yang
diartikan sebagai presentase harga keseluruhan dan di tambah biayabiayanya.
2. Subyek penjualan adalah barang atau komoditas
3. Subyek penjualan hendaknya memiliki penjual dan dimiliki olehnya
dan ia seharusnya mampu mengirimkannya kepada pembeli.
4. Subyek penjualan memiliki penjual dan dimiliki olehnya dan ia
hendaknya mampu mengirimkannya kepada pembeli.
5. Dan pembayaran yang ditunda.10
Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau
agunan tambahan selain dari objek yang dibiayai. Kriteria agunan kredit,
antara lain.
1.

Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan uang
dan dapat dijadikan uang;

2.

Kepemilikan dapat dipindahtangankan dari pemilik semula kepada
pihak lain (marketable);

9

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Kencana Prenadamedia: Jakarta, 2013), 136.
Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2003), 139.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

3.

Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikat secara sempurna
berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
sehingga bank memiliki hak yang didahulukan (preferen) terhadap
hasil likuidasi barang tersebut.11
Adapun macam-macam jaminan dalam hukum positif dibedakan

menjadi dua macam yaitu : pertama, Jaminan kebendaan adalah jaminan
yang berupa hak mutlak atas suatu benda yang memiliki hubungan
langsung dengan benda – benda itu, dapat dipertahankan terhadap
siapapun, selalu mengikuti bendanya di tangan siapapun benda itu berada
(droid de suite) dan dapat di alihkan.12 Dan yang kedua jaminan yang
bersifat perorangan (immateriil) adalah jaminan perorangan tidak
memberikan hak mendahului atas benda-benda tertentu, tetapi hanya
dijamin oleh harta kekayaan seseorang melalui orang yang menjamin
pemenuhan perikatan yang bersangkutan.13
Agunan kebendaan yang diterima bank, berupa agunan yang
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut, dapat dengan mudah
diperjualbelikan, dapat diberikan nilai secara umum dan pasti, harga
barang relative stabil, dapat dengan mudah dipindah tangankan karena

11

http://www.upacaya.com/analisis-jaminan-dan-agunan di akses pada 17 November 2016
Sutarno, Aspek- Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank (Bandung: Alfabeta, 2003), 147.
13
Dewi Nurul Musjtari, Penyelesaian Sengketa dalam Praktik Perbankan Syariah (Yogyakarta:
Parama Publishing, 2012), 93.
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

mempunyai bukti-bukti kepemilikan yang sah, dapat diikat secara nota

riil/legal (legally binding).14
Penerapan penggunaan jaminan pembiayaan yang ada di UJKS KSU
JAMMAS pada saat ini ditemukan masalah yang timbul yaitu barang
yang diberikan oleh nasabah kepada pihak koperasi berupa, barang
berharga, mudah dijual, dan bernilai ekonomis. Sedangkan jaminan yang
di gunakan adalah jaminan kartu Jamsostek, jika nasabah tidak dapat
membayar atau sudah dikeluarkan dari perusahaan, maka agunannya akan
dicairkan dengan persetujuan nasabah, setelah itu baru bisa dicairkan.
Maka dalam jaminan (agunan) kartu Jamsostek terjadinya
keraguan dan menimbulkan resiko yang akan ditanggung oleh pihak
koperasi. Dikarenakan barang yang dijadikan jaminan tidak memenuhi
salah satu kriteria agunan kredit dan cara mencairkan Jamsostek harus
ada pihak yang bersangkutan (nasabah), karena Jamsostek belum menjadi
hak kita sepenuhnya, dan juga tidak bisa diperjualbelikan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun tertarik meneliti
masalah yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Agunan Kartu
Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Pada Pembiayaan Mura>bah}ah
di UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha)
Jammas Surabaya” , ini mefokuskan pada agunan kartu Jamsostek

14

Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah,(Jakarta: PT. Gramedia,2010) , 17.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) pada pembiayaan Mura>bah}ah yang
ditinjau dari analisis Hukum Islam.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa
masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah-masalah tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hukum jaminan (agunan) kartu Jamsostek menurut hukum islam
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan
kartu Jamsostek sebagai agunan dalam pembiayaan Mura>bah}ah
3. Mekanisme penggunaan kartu Jamsostek sebagai agunan dalam
pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah)
KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya.
4. Kelebihan dan kelemahan mekanisme penggunaan agunan kartu
Jamsostek pada produk pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit
Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas
Surabaya.
5. Analisis Hukum Islam terhadap agunan kartu Jamsostek (jaminan
sosial tenaga kerja) pada pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit
Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas
Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Dari beberapa identifikasi masalah tersebut, perlu dijelaskan
batasan dan ruang lingkup persoalan yang akan dikaji dalam
penelitian ini agar terfokus dan terarah. Maka penulis akan membatasi
masalah yang akan dikaji sebagai berikut:
1. Mekanisme penggunaan kartu Jamsostek sebagai agunan dalam
pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU
(Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya.
2. Analisis Hukum Islam terhadap agunan kartu Jamsostek (Jaminan
Sosial Tenaga Kerja) pada pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa
Keuangan Syariah ) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di
rumusan permasalahan sebagai berikut :
1.

Bagaimana mekanisme penggunaan kartu Jamsostek sebagai agunan
dalam pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan
Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya ?

2.

Bagaimana analisis Hukum Islam terhadap agunan kartu Jamsostek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) pada pembiayaan Mura>bah}ah di
UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha)
Jammas Surabaya ?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti
sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak
merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah
ada.15 Posisi penelitian yang akan dilakukan harus dijelaskan guna
menemukan celah yang belum terbahas pada beberapa penelitian
sebelumnya, antara lain:
1.

“Tinjauan

Hukum

Islam

Terhadap

Pemberian

Pembiayaan

Mura>bah}ah Dengan Jaminan Barang Milik Orang Lain : Studi Pada
PT BPRS Al-Hidayah Beji Pasuruan.” Penelitian ini dilakukan oleh
Kholifatu Dhuro pada tahun 2005. Dalam pembahasan penelitian ini
peneliti memfokuskan kepada pemberian pembiayaan Mura>bah}ah
status jaminan milik orang lain, yang di perbolehkan dengan
menggunakan surat kuasa.16
2.

“Jaminan Fidusia Sebagai Upaya Penyelesaian Mura>bah}ah Masalah

Di Bank Bukopin Syariah Surabaya Dalam Perspektif Hukum Islam.”
Penelitian ini di lakukan oleh Dwi Ryanti Kastrini pada tahun 2009.
Penelitian ini menjelaskan tentang penerapan jaminan fidusia dalam

15
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi
(Surabaya: Uin Sunan Ampel), 8.
16
Kholifatu Dhuro, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah

Dengan Jaminan Barang Milik Orang Lain : studi pada PT BPRS Al-Hidayah Beji Pasuruan “

(skripsi—IAIN Sunan Ampel, Surabaya , 2005).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

menangani pembiayaan bermasalah dalam pembiayaan Mura>bah}ah di
Bank Bukopin Syariah Surabaya.17
3.

“ Jaminan Dalam Pembiayaan Mura>bah}ah Emas Dalam Perspektif

Hukum Islam : Studi Kasus Dmi BNI Syariah Kantor Cabang
Pembantu Gresik”. Penelitian ini di lakukan oleh Nur Azizah, pada
tahun 2014. Penelitian ini menjelaskan tentang menetapkan jaminan
dalam pembiayaan Mura>bah{ah emas yaitu benda yang dijadikan
sebagai objek jual beli dijadikan sebagai jaminan.18
Sedangkan pada kajian skripsi yang berjudul : ” Analisis
Hukum Islam Terhadap Agunan Kartu Jamsostek (Jaminan Sosial
Tenaga Kerja) Pada Pembiayaan Mura>Bah}Ah Di Ujks Ksu Jammas
Surabaya “ ini belum ada yang membahas, penelitian difokuskan
pada pembahasan Jaminan

(agunan) Kartu Jamsostek (Jaminan

Sosial Tenaga Kerja) dalam pembiayaan mura>bah}ah di UJKS KSU
Jammas Surabaya. Yang membedakan skripsi ini dengan skripsiskripsi sebelumnya diatas yakni mengenai analisis Hukum Islam
mengenai jaminan milik orang lain, jaminan fidusia,

jaminan

Mura>bah}ah emas dalam pembiayaan Mura>bah}ah.

17
Dwi Ryanti Kastrini, “Jaminan Fidusia Sebagai Upaya Penyelesaian Mura>bah}ah Masalah Di
Bank Bukopin Syariah Surabaya Dalam Perspektif Hukum Islam” , (Skripsi—IAIN Sunan Ampel

Surabaya, 2009).
18
Nur Azizah, “Jaminan dalam Pembiayaan Mura>bah}ah Emas Dalam Perspektif Hukum Islam :
Studi Kasus di BNI Syariah Kantor Cabang Pembantu Gresik ”, (Skripsi--UIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2014).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Memahami mekanisme penggunaan kartu Jamsostek sebagai agunan
dalam pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah)
KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya
2. Memahami Analisis Hukum Islam Terhadap Agunan Kartu Jamsostek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Pada Pembiayaan Mura>bah}ah Di
UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha)
Jammas Surabaya

F. Kegunaan Hasil penelitian
Penelitian ini memberikan hasil yang bermanfaat dan berguna bagi
berbagai pihak, di antara lain sebagai berikut:
1.

Manfaat teoritis,
a. Sebagai sarana untuk memahami kesesuaian antara teori dengan
praktik di lapangan yang berkenaan dengan jaminan dalam
pembiayaan Mura>bah{ah di lembaga keuangan syariah.
b. Sebagai alat dalam mengimplementasikan teori- teori yang
diperoleh selama kuliah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2. Manfaat praktis
a. Memberikan pandangan kepada peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian yang lebih komperhensif tentang jaminan
(agunan) pembiayaan Mura>bah{ah.
b. Penelitian ini juga diharapkan berguna bagi UIN Sunan Ampel
Surabaya pada umumnya sebagai pengembangan keilmuan,
khususnya Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi
Syariah (Muamalah).

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul
penelitian skripsi ini, yaitu “Analisis Hukum Islam Terhadap Agunan

Kartu Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Pada Pembiayaan
Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba
Usaha) Jammas Surabaya”. Maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang
berkenaan dengan judul di atas.
1. Agunan Kartu Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
Jaminan tambahan, untuk melakukan pembiayaan dalam
perbankan atau koperasi syariah, sebagai prinsip kehati- hatian dalam
menyalurkan dana kepada pihak ketiga yang berupa kartu jamsostek
sebagai jaminan dalam pembiayaan dalam bentuk kartu jamsostek.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2. Pembiayaan Mura>bah}ah
Transaksi jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
dan keuntungan (margin) yang telah di tentukan dan disepakati oleh
penjual (bank) dan pembeli (nasabah) atau menjual barang dengan
memberitahukan keuntungan.
3. UJKS KSU Jammas Surabaya
Salah satu koperasi di Surabaya yang kegiatan usahanya
bergerak di bidang pembiayaan dan simpanan sesuai pola bagi hasil.
UJKS adalah Unit Jasa Keuangan Syariah, KSU adalah Koperasi Serba
Usaha, JAMMAS adalah Jamaah Masjid Nasional Al- Akbar Surabaya

H. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk
memperoleh
Penelitian

kembali
ini

pemecahan

merupakan

jenis

terhadap

segala

penelitian

permasalahan.

lapangan.

Penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 19
1.

Data yang di kumpulkan data yang berkaitan dengan jaminan
(agunan) yang di gunakan dalam pembiayaan mura>bah}ah di UJKS
(Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas
Surabaya.

19

Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),

4.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

2.

Sumber data yang di gunakan ada dua antara lain :
a.

Sumber data prime
Sumber data primer meripakan sumber data yang akan
diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan data yang konkret.20
Dengar cara wawancara kepada responden yang telah ditetapkan.
1) Kepala UJKS KSU Jammas Surabaya
2) Pegawai UJKS KSU Jammas Surabaya

b.

Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang di dapat dari kepustakaan
yang tidak berkenaan secara langsung yaitu dari dokumen-dokumen
resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang sudah berbentuk
laporan maupun yang lainnya yang berkaitan dengan penelitian.21
1) Bank syariah: dari teori ke praktik, Muhammad syafi’i Antonio.
2) Penyelesaian Penyelesaian pembiayaan bermasalah di bank
syariah, Faturrahman Djamil
3) Fiqh ekonomi syariah: fiqh muamalah, Mardani
4) Aspek- aspek hukum perkreditan pada bank, Sutarno
5) Fatwa DSN MUI
6) Bank islam dan bunga, Abdullah Saeed
7) Penyelesaian sengketa dalam praktik perbankan syariah, Dewi
Nurul Musjtari

Bagong Suryanto Dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Prenada Media Group,2005),
5.
21
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Bandung: Media Press, 1999), 12.
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

8) Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Rencana Kerja dan
RAPB Pengurus KSU Jammas
9) Standart Operasional Prosedur (SOP) dan Sumber Daya
Insani (SDI)
3.

Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena
sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan.22 Dalam penelitian ini, observasi
dilakukan dengan cara terjun langsung ke UJKS KSU
Jammas Surabaya.
b. Wawancara
Suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi

secara

langsung

dengan

mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para responden.23 Dalam
penelitian

ini,

wawancara

dilakukan

dengan

cara

wawancara langsung dengan pihak- pihak dari UJKS

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
39.
23
Ibid , 63.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

(Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU (Koperasi Serba
Usaha) Jammas Surabaya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun
melalui dokumen.24 Penggalian data ini dengan cara
menelaah dokumen- dokumen atau arsip- arsip serta data
yang berhubungan dengan penerapan jamianan (agunan)
kartu Jamsostek dan pembiayaan Mura>bah{ah.
4.

Teknik pengolahan data
a.

Editing, yaitu salah satu upaya untuk memeriksa kelengkapan
data yang dikumpulkan. Teknik ini digunakan untuk meneliti
kembali data-data yang diperoleh

25dari

segi kelengkapan,

kejelasan makna, kesesuaian dan kelarasan antara data yang
ada relevansinya dengan penelitian.
b.

Organizing, yaitu penyusunan data yang diperoleh dalam
kerangka yang sudah direncanakan agar penelitiannya mudah
dipahami.

c.

Analizing, menganalisis lebih lanjut data tentang praktik
jaminan (agunan) jamsostek pada pembiayaan Mura>bah{ah
untuk memperoleh kesimpulan penulisan skripsi.

M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 87.
Soeratno, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM,
1995), 127.
24

25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

5.

Teknik Analisis Data
Hasil dari penggumpulan data tersebut akan dibahas dan
kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamanati dengan metode
yang telah ditentukan.
a. Analisis secara deskriptif yaitu data yang berupa informasi,
uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan
data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu
kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran
baru atau menguatkan suatu gambaran yang sudah ada dan
sebalikya. Jadi bentuk analisis ini merupakan penjelasanpenjelasan, bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk
angka lainnya.26 Penelitian ini di gunakan untuk mengetahui
gambaran tentang jaminan (agunan) kartu Jamsostek pada
pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS KSU Jammas Surabaya.
b. Pola pikir deduktif yaitu mengemukakan teori-teori data yang
diambil dari ketentuan Hukum Islam tentang jaminan (agunan)
dalam pembiayaan Mura>bah}ah yang bersifat umum kemudian
ditarik kesimpulan untuk mendapat data yang bersifat khusus

26

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam..., 106.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

tentang jaminan (agunan) kartu Jamsostek pada pembiayaan

Mura>bah}ah.
I. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini dapat sesuai dengan apa yang di
rencanakan maka di susunlah sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab pertama, adalah bab yang berisi pendahuluan yang
menjelaskan tentang isi pembahasan selanjutnya. Bab ini berisi Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah dan Batasan- Batasan Masalah,
Rumusan Masalah, Kajian Pustaka, Tujuan Penelitian, Kegunaan Hasil
Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika
Pembahasan.
Bab kedua, merupakan landasan teori tentang teori- teori yang
berhubungan dengan akad Mura>bah}ah. Bab ini membahas tentang
pengertian pengertian Mura>bah}ah, dasar hukum Mura>bah}ah, syarat dan
rukun akad Mura>bah}ah, Jaminan dalam akad Mura>bah}ah, jenis-jenis
jaminan antara lain Pengertian, macam-macam, syarat dan rukun Kafa>lah
dan pengertian, syarat, dan rukun Rahn serta berakhirnya Rahn.
Bab ketiga, merupakan hasil penelitian yang berisi gambaran
umum tentang profil UJKS KSU Jammas Surabaya yang meliputi: latar
belakang berdirinya UJKS KSU Jammas Surabaya, visi dan misi koperasi,
struktur organisasi, personalia dan diskripsi tugas, produk- produk dan
akad, aplikasi pada Mura>bah}ah dengan agunan kartu Jamsostek,
Mekanisme penggunaan kartu Jamsostek sebagai agunan dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah) KSU
(Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya.
Bab keempat, mekanisme penggunaan kartu Jamsostek sebagai
agunan dalam pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan
Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya , Analisis
Hukum Islam Terhadap Agunan Kartu Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga
Kerja) Pada Pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS (Unit Jasa Keuangan
Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya.
Bab kelima, bab ini merupakan bab yang terakhir dari pembahasan
skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
Teori Mura>bah}ah

A. Pengertian Mura>bah}ah
Jual beli Mura>bah}ah secara terminologi adalah pembiayaan
saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal dengan
pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan
penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat
nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi shabib al-mal
dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur.1 Dan

mura>bah}ah termasuk salah satu kontrak yang paling banyak
digunakan dalam perbankan syariah.2
Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Mura>bah}ah adalah
pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahib almal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli
dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual
terdapat nilai lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi

shahib al-mal dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau
angsur.3

Madani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta:kencana,2012), 136.
Amr Mohamed El Tiby, Islamic Banking (Amerika, wiley finance, 2011), 47.
3
Pasal 20 ayat (6) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
1

2

22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa murabahah adalah
akad jual beli yang menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang telah disepakati oleh nasabah dan koperasi yang
bersangkutan, dan pengembaliannya dilakukan secara tunai atau
angsur, dengan tujuan untuk membantu orang lain atau masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraannya.
1. Dasar hukum:
a. Al-Qur’an Al- Baqarah: 275

        
         

           

           

       

Artinya : “orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.4

4

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta Pusat:2011), 47.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

b. An-Nisa : 29

       

           

     

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”.5
c. Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah

‫يد ِم ِِِ الْب ْيع لْيس‬
‫ع ْن ح ِكي ِم بْ ِن ِحزٍام قال َ ر ُسول ه‬
ُ ُُِ ‫اَِ َْتِ ِيِ الهر ُج ُل ف‬
ِ ‫ِعْ ِدي أفأب تاعه له ِمن ال ُس‬
)‫وق ف قال َ تبِ ْع ما لْيس ِعْدك(روا ابن ماجه‬
ْ ُ ُُ ْ
Artinya : Dari Hakim bin Hizam, ia berkata, "Wahai
Rasulullah, ada seorang lelaki mendatangiku karena ingin
membeli sesuatu (yang tidak aku miliki), apakah aku boleh
menjual sesuatu yang masih ada di pasar (dan belum ada di
hadapanku)?" Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah menjual
sesuatu yang tidak ada padamu. " (Shahih: Ibnu Majah)
d. Kaidah fiqh:

ِ
ِ
‫هح ِرِْي‬
ْ ‫اأ‬
ْ ‫ص ُل ِِ اْأ ْشياءا ِإا حةُ ح هَ ي ُدله ال هد لْي ُل على الت‬
“Segala sesuatu pada dasarnya boleh, kecuali bila ada dalil
yang mengharamkannya.”

5

Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, …, 83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

e. Ijma’
Ulama

H}anafiyah

dan

Syafi’iyah

membenarkan

keabsahan Mura>bah{ah berdasarkan pada syarat-syarat yang
penting bagi keabsahan jual beli ada dalam Mura>bah{ah, dan
juga karena orang memerlukannya. Sedangkan fatwa Dewan
Syari’ah Nasional yang terkait dengan transaksi Mura>bah{ah
antara lain :
1) Nomor 4/DSN-MUI/IV/2000 Tanggal 1 April 2000
tentang Mura>bah{ah.
2) Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September
2000 tentang uang muka dalam Mura>bah{ah,
3) Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September
2000 tentang diskon dalam Mura>bah{ah,
4) Nomor 17/DSN-MUI/IX/2000 Tanggal 16 September
2000 tentang sanksi atas nasabah mampu yang menundanunda pembayaran,
5) Nomor 23/DSN-MUI/III/2002/ Tanggal 28 Maret 2002
tentang potongan pelunasan dalam Mura>bah{ah.
6) nomor

46/DSN-MUI/II/2005

Tanggal

17

februari

2005tentang potongan tagihan Mura>bah{ah (khashm fi

al- Mura>bah{ah)
7) Nomor 49/DSN-MUI/II/2005/ Tanggal 25 februari 2005
tentang konversi akad Mura>bah{ah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

8) NOMOR 84/DSN-MUI/XII/2012/ Tanggal 21 Desember
2012 tentang metode pengakuan keuntungan Al-Tamwil
bi al- Mura>bah{ah (pembiayaan Mura>bah{ah) di lembaga
keuangan syariah
f. KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) yang membahas
praktik jual beli Mura>bah}ah dalam ketentuan pasal 116-133
buku II tentang akad
2. Syarat- Syarat Mura>bah}ah
Syarat- syarat yang harus ada didalam setiap transaksi
pembiayaan Mura>bah}ah adalah :
a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian)
Pembelian

kedua

hendaknya

mengetahui

harga

pembelian karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual
beli. Syarai ini meliputi semua transasi yag terkait dengan

Mura>bah}ah seperti pelimpahan wewenang (tauliyah), kerja
sama (isyrak) dan kerugian (wadhi’ah), karena semua transasi
ini berdasarkan pada harga pertama yang merupakan modal,
jika tidak mengetahuinya maka jual beli tersebut tidak sah.
b. Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan,
karena ia merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan
mengetahui harga barang adalah syarat sahnya jual beli.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

c. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat
atas barang sesudah pembelian.
d. Kontrak harus bebas dari riba
Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang
dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak
boleh menjualnya dengan sistem Mura>bah}ah. Hal semacam in
tidak diperbolehkan karena Mura>bah}ah adalah jual beli dengan
harga pertama dengan adanya tambahan, sedangkan tambahan
terhadap harta riba hukumnya adalah riba dan bukan
keuntungan.
e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’ (rukun yang
ditetapkan). Apabila transaksi pertama tidak sah, maka tidak
boleh dilakukan jual beli dengan harga pertama disetai
tambahn keuntungan, dan hak milik jual beli yang tidak sah
ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang
semisal

bukan

dengan

harga

karena

tidak

benarnya

penanaman.
f. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.6
3. Rukun Mura>bah}ah
Rukun dari akad Mura>bah}ah yang harus di penuhi dalam
transaksi ada beberapa , yaitu:
6

Dewi Nurul Lestari, penyelesaian Sengketa dalam Praktik Perbakan Syariah (Yogyakarta:
Parama Publishing, 2012), 63-64.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

a.

Pelaku akad, yaitu bai (penjual) adalah pihak ang memiliki
barang untuk di jual, dan mus}yta>ri (pembeli) adalah pihak yang
memerlukam dan akan membeli barang.

b. Objek akad, yaitu ma>bi’ (barang dagangan) dan ts}aman (harga) ;
c. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul. 7
4. Kelebihan Kontrak Mura>bah{ah (pembayaran yang di tunda)
a. Pembelian mengetahui semua biaya yang semestinya serta
mengetahui harga pokok barang dan keuntungan (mark up)
yang diartikan sebagai presentase harga keseluruhan dan di
tambah biaya- biayanya.
b. Subyek penjualan adalah barang atau komoditas
c. Subyek penjualan hendaknya memiliki penjual dan dimiliki
olehnya dan ia seharusnya mampu mengirimkannya kepada
pembeli.
d. Subyek penjualan memiliki penjual dan dimiliki olehnya dan ia
hendaknya mampu mengirimkannya kepada pembeli.
e. Dan pembayaran yang ditunda.8
5. Berakhirnya Mura>bah{ah
Para ulama fiqh menyatakan bahwa akad Mura>bah{ah akan
berakhir apabila terjadi hal- hal berikut ini :
a. Pembatalan akad, jika terjadi pembatalan akad oleh pembeli,
maka uang muka yang dibayar tidak dapat dikembalikan
7
8

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012), 82.
Abdullah Saeed, Bank Islam Dan Bunga, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2003), 139.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

b. Terjadinya aib pada objek barang yang akan dijual yang
kejadiannya ditangan penjual
c. Objek hilang atau musnah, seperti emas yang akan dijual hilang
dicuri orang
d. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad Mura>bah{ah telah
berakhir. Baik cara pembayarannya secara lumpsum (sekaligus)
ataupun secara angsuran
e. Menurut jumhur ulama’ akad Mura>bah{ah tidak berakhir (batal)
apabila salah seorang yang berakad meninggal dunia dan
pembayaran belum lunas, maka hutangnya harus dibayar oleh
ahli warisnya.
B. Jaminan dalam Akad Mura>bah}ah
1. Pengertian jaminan
Jaminan atau agunan dalam buku pintar ekonomi syariah
adalah jaminan tambahan, baik berupa benda bergerak maupun
benda tidak bergerak yang diserahkan oleh pemilik agunan kepada
bank syariah, guna menjamin pelunasan kewajiban nasabah
penerima fasilitas (collateral). Agunan merupakan agunan material
berupa surat berharga yang disediakan oleh nasabah untuk
menanggung pembayaran kembali suatu pembiayaan. Apabila
nasabah tidak dapat melunasi pembiayaan sesuai dengan yang di

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

perjanjikan, agunan tersebut dapat di jual atau di alihkan kepada
bank untuk melunasi sebagian atau seluruh kewajibannya. 9
Dalam fatwa MUI jaminan atau agunan di dalam akad

Mura>bah}ah di perbolehkan agar nasabah serius dalam pesanannya
dan bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan
yang akad dipegang.
Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau
agunan tambahan selain dari objek yang dibiayai. Kriteria agunan
kredit, antara lain.
a.

Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan
uang dan dapat dijadikan uang;

b.

Kepemilikan dapat dipindahtangankan dari pemilik semula
kepada pihak lain (marketable);

c.

Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikat secara
sempurna berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku sehingga bank memiliki hak yang didahulukan
(preferen) terhadap hasil likuidasi barang tersebut.10
Dalam undang-undang mengenal 4 jenis hak jamianan, yaitu:

hak tanggungan, hipotek, gadai, dan hak fidusia. Dengan
demikian, jelas bahwa pada bank syariah pun peraturan perundangundangan menentukan bahwa lembaga jaminan dalam hukum
9

Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : Pt. Gramedia, 2010), 16.
http://www.upacaya.com/analisis-jaminan-dan-agunan di akses pada 17 November 2016

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

nasional dipakai, sepanjang belum ada ketentuan khusus yang
berlaku pada bank dengan prinsip syariah.11
Dalam melakukan kegiatan bermuamalah tidak terlepas pada
asas-asas yang mengaturnya. Yaitu asas dalam perikatan menurut
hukum islam antara lain:
1) Asas kebebasan (Al-Hurriyah), kontrak dalam hukum islam
harus

dilandasi

adanya

kebebasan

berkehendak

dan

kesukarelaan dari masing-masing pihak yang mengadakan
transaksi. Kebebasan berkontrak memiliki limitasi terhadap
hal-hal yang sudah jelas dilarang dalam syariat.
2) Asas konsensualisme (Al-Ridha’iyyah), yang menekankan
adanya kesempatan yang sama bagi para pihak untuk
menyatakan keinginannya dalam pengadaan transaksi.
3) Asas persamaan hukum (Al-musawah), yang menempatkan
para pihak di dalam persamaan derajat, tidak membedabedakan walaupun ada perbedaaan kulit, bangsa,kekayaan,
jabatan,dan lain-lain (Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13).
Asas ini berpangkal pada kesetaraan kedudukan para pihak
yang bertransaksi.
4) Asas keadilan (Al-Ada>lah), yang menuntut para pihak pihak
yang berkontrak untuk berlaku benar dalam mengungkapkan

Abd. Shomad, Hukum Islam: Pernormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia
,(Jakarta:kencana,2012), 189.
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dig