Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008

(1)

SKRIPSI

TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT. SIHITANG RAYA BARU

PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008

Oleh:

CICI SUCI NINGSIH NIM. 051000049

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT.SIHITANG RAYA BARU

PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

CICI SUCI NINGSIH

NIM. 051000049

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

TINJAUAN PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) BAGI PEKERJA PT.SIHITANG RAYA BARU

PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2004-2008

Oleh :

CICI SUCI NINGSIH

NIM. 051000049

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 30 Juni 2009

dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji

Dra. Lina Tarigan Apt, MS NIP. 131803345

Penguji I

Ir. Kalsum, MKes NIP. 131964120

Penguji III

Eka Lestari Mahyuni, SKM, MKes NIP. 132307954

Penguji II

dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS NIP. 130702002

Medan, Juli 2009

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,


(4)

ABSTRAK

Jamsostek merupakan santunan yang diberikan pada tenaga kerja sebagai perlindungan akibat peristiwa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dinia.

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan Jamsostek pada pekerja , dilakukan penelitian yang bersifat deskriftif. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pekerja yang pernah mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua pada tahun 2004-2008. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. Sihitang Raya Baru dan PT. Jamsostek cabang Sibolga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 9 orang (19,56%) yang mendapatkan Jaminan Kecelakaan kerja, 1 orang (2,17%) yang mendapatkan Jaminan Kematian, 36 orang (78,26)% yang mendapatkan Jaminan Hari Tua pada tahun 2004-2008.Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja mendapatkan Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja, ongkos pengangkutan, biaya pengobatan, biaya perawatan, dan jasa dokter. Pekerja yang meninggal mendapatkan santunan untuk biaya pemakaman dan jaminan kematian. Dan pekerja juga mendapatkan Jaminan Hari Tua yang diberikan secara sekaligus. Agar pelaksanaan Jamsostek di PT. Sihitang Raya Baru lebig baik, perlu dilaksanakan sosialisasi oleh pihak Jamsostek dan pengusaha pada pekerja.

Kata Kunci : Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua


(5)

ABSTRACT

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) is an insurance which is giving to the workers as a protection of accidental that happened because of work accident, illness, pregnant, delivery, older future and death.

The goal of this research was to get the general view of (Jamsostek) on the workers and it was done descriptively. The samples in this research were all of workers who were getting work accident insurance, death insurance, the older future insurance in PT. Sihitang Raya Baru during 2004-2008. The data were collected by using secondary data which was gotten from PT. Sihitang Raya Baru and PT. Jamsostek branch of Sibolga.

That there were 9 workers (19,56%) who were getting work accident insurance, I worker (2,17%) who was getting death insurance and 36 workers (78,26%) who were getting the older future insurance in PT. Sihitang Raya Baru during 2004-2008. The workers who were getting accident got the temporary of unable working insurance, picking up expense, treatment expense, caring expense and doctor services. The death workers got the insurance for death service and death insurance. The workers who were getting the older future insurance got directly. So that the application of Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) could be run as well as possible, it is needed socialization by (Jamsostek) and the entrepreneur to the workers.

Key Words: Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Work Accident Insurance, Death Insurance, The Older Future Insurance.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : CICI SUCI NINGSIH

Tempat/Tanggal Lahir : Padangsidempuan/ 14 Mei 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Jalan Dwikora Pal IV Padangsidempuan Riwayat Pendidikan :

1. 1993-1999 : SD Negeri 1 Padangsidempuan 2. 1999-2002 : SMP Negeri 5 Padangsidempuan 3. 2002-2005 : SMA Negeri 3 Padangsidempuan 4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Soaial

Tenaga Kerja (Jamsostek) bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008 ”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS dan Dosen Pembimbing II Ibu Ir. Kalsum, Mkes serta Dosen Pembanding I Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS serta Dosen Pembanding II Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, Mkes yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi saran, kritikan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS selaku Kepala Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. David H. Simanjuntak selaku dosen Pembimbing Akademik.


(8)

4. Bapak Direktur dan Wakil Direktur PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan, Bapak Saragih, yang telah memberikan izin dan bantuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.

5. Bapak Direktur dan Wakil Direktur PT. Jamsostek cabang Sibolga, Bapak Aang selaku Kebag Promosi, Bang Amin selaku staf yang telah memberikan izin dan bantuan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian

6. Seluruh keluarga yang penulis sayangi: Ibu, Om pardan, Mami, Om Dadang, Om Nong, Tante Misbah, Tante Ade, Tante Ayu, sepupu-sepupuku, K’Bebby, K’Nining, K’ Debby, Bang Bobby, Bang Hendra, Poppy, Lusi, Dariyan, Livia, Ulfah, Ary, Icha, Anju, Tisa, Ady, Ragil, Roby terima kasih atas semangat, saran, masukan, doa, dan canda tawa selama ini.

7. Sahabat-sahabat terbaikku, Welly, Nepa, Dytha dan Nisha. Yang selalu menemani penulis, berjuang bersama-sama, membangkitkan semangat, yang selalu berbagi cerita seru dan sedih, selalu ada di saat suka dan duka, terima kasih atas persahabatan ini, friendship never end

8. Teman-teman di peminatan K3 05 (Fanny, Widya, Nony, Erna, Decy, Evan, Ika, K’Jenny, Gita, Winda, Lia dan masih banyak yang lain) terima kasih atas semangat dan kebersamaannya dalam meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

9. Teman-teman stambuk 05 ( Danil,Wawan,Vina, Dhani, Izal, Ade, dan masih banyak yang lain) yang telah melewati penulis bersama-sama melewati hari-hari perkuliahan..


(9)

Terimakasih yang tidak akan pernah habis-habisnya kepada yang tercinta,

Papa Asep Mulyana N dan Mama Maswida Pulungan, yang telah memberikan

segenap kasih sayang, cinta, perhatiannya, dorongan dan pemberi semangat terbesar dalam hidupku. Kepada Adik-adikku tersayang Lili, Kiki, Anggi dan Tara berikan yang terbaik untuk mama dan papa.Do the best,,oke!

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.

Medan, Mei 2009 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRACT ... iia ABSTRAK... iib DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penertian dan Tujuan Jaminan Sosial Tenaga Kerja... 6

2.2. Visi dan Misi Jamsostek ... 7

2.3. Kepesertaan Jamsostek... 8

2.4. Program Jamsostek ... 12

2.4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja... 13

2.4.2. Jaminan Kematian... 17

2.4.3. Jaminan Hari Tua ... 18

2.4.4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ... 19

2.5. Badan Penyelenggara ... 26

2.6. Peran Pengusaha ... 27

2.7. Peran Pekerja... 28

2.8. Manfaat Jamsostek Bagi Pengusaha dan Pekerja... 28

2.9. Kerangka Konsep ... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.1. Lokasi Penelitian... 30

3.2.2. Waktu Penelitian ... 30

3.3. Populasi, Sampel ... 30

3.3.1. Populasi ... 30

3.3.2. Sampel... 30

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5. Defenisi Operasional... 31


(11)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum PT. Sihitang Raya Baru ... 34

4.1.1. Sejarah Berdirinya PT. Sihitang Raya Baru ... 34

4.1.2. Sruktur Organisasi... 35

4.2. Distribusi pekerja PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 39

4.3. Proses Kerja di Lapangan ... 40

4.3.1. Bahan Baku dan Penyediaan... 40

4.3.2. Bahan Tambahan Produksi Vulkanisir... 41

4.3.3. Proses Produksi ... 42

4.3.4. Utilitas ... 47

4.3.5. Ketel Uap ... 47

4.3.6. Water Treatment... 48

4.4. Pendaftaran PT. Sihitang Raya Baru... 49

4.5. Iuran Program Jamsostek ... 49

4.6. Karakteristik Sampel... 49

4.7. Distribusi Sampel Menurut Jaminan yang Diperoleh ... 50

4.7.1. Distibusi Pekerja yang Mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja ... 50

4.7.2. Distribusi Pekerja yang Mendapat Jaminan Kematian ... 54

4.7.3 Distribusi Pekerja yang Mendapat Jaminan Hari Tua... 55

4.7.4. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ... 59

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Sampel ... 60

5.2. Distribusi Sampel Menurut Jaminan yang Diperoleh 5.2.1 Pelaksanaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja ... 61

5.2.2 Pelaksanaan Program Jaminan Kematian ... 64

5.2.3 Pelaksanaan Program Jaminan Hari Tua... 65

5.2.4 Pelaksanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ... 68

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 70

6.2. Saran... 71


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Jumlah Pekerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008... 39 Tabel 4.2. Distribusi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya

Baru Tahun 2004-2008 ... 39 Tabel 4.3. Distribusi Iuran untuk Program Jamsostek oleh PT. Sihitang Raya

Baru dan Pekerja Tahun2004-2008... 49 Tabel 4.4. Distribusi Sampel yang Mendapat Jamsostek Berdasarkan Tingkat

Pendidikan PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 50 Tabel 4.5. Distribusi Sampel yang Memperoleh Jamsostek Berdasarkan Jenis

Kelamin PT. Sihitang Raya... 50 Tabel 4.6. Distribusi sampel Menurut Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang

diperoleh Tahun 2004-2008 ... 50 Tabel 4.7. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Jenis Kelamin di PT. Sihitang

Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 51 Tabel 4.8. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Umur, Bagian Tubuh Yang

Cidera dan Santunan yang di Terima Pada Saat Mendapatkan Jaminan Kecalakaan Kerja di Pt. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008... 52 Tabel 4.9. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Lokasi Terjadinya

Kecelakaan 2004-2008... 53 Tabel 4.10. Distribusi Pekerja Yang Mendapatkan Jaminan Kematian... 54 Tabel 4.11. Distribusi Sampel yang Mendapat Jaminan Hari Tua Menurut Jenis

Kelamin di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 57 Tabel 4.12. Disribusi Jaminan Hari Tua Menurut Alasan Pengambilan JHT,

Umur dan Santunan yang Diterima Pada Saat Mendapatkan Jaminan Hari Tua di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008 ... 56


(13)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Form pendaftaran perusahaan

2. Form Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja 3. Form Penetapan Jaminan Kematian

4. Form Penetapan Jaminan Hari Tua. 5. Form Laporan Kecelakaan Tahap I

6. Surat Keterangan Riset dari PT. Sihitang Raya Baru


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional. Jumlah penduduk Indonesia yang semakin besar merupakan modal dasar yang efektif dan potensial sebagai tenaga kerja yang menjadi pelaku utama dan sasaran pembangunan nasional itu sendiri1.

Dalam melaksanakan pembangunan, tenaga kerja mempunyai peranan dan arti yang penting sebagai suatu unsur penunjang untuk berhasilnya pembangunan nasional Tenaga Kerja yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan merupakan potensi untuk meningkatkan produktivitas, sehingga sudah sewajarnya apabila kepada mereka diberikan perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan terhadap kesejahteraannya2.

Sejalan dengan perkembangan dibidang industri yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja, tetapi juga berdampak negatif seperti menimbulkan kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja. Selain dampak negatif tersebut, tenaga kerja juga dapat mengalami penderitaan seperti sakit, hamil, hari tua, cacat, mati, dan pemutusan hubungan kerja yang dapat menimpa sewaktu - waktu dalam mengatasi resiko tersebut, seorang tenaga kerja membutuhkan biaya cukup besar yang tidak mungkin dapat ditanggung sendiri, sehingga membutuhkan bantuan bantuan pihak lain. Meminta bantuan teman sekerja


(15)

tidak mungkin dilakukan, karena upah yang diterimanya masih dibawah upah yang wajar. Sementara meminta pertolongan dari pihak pengusaha juga jarang dikabulkan.

Phenomena tersebut mendorong munculnya tuntutan baru, perlunya perlindungan jaminan sosial yang dapat diandalkan setiap tenaga kerja dalam menghadapi resiko yang dihadapinya. Tenaga kerja yang memerlukan jaminan sosial tenaga sebagai perlindungan untuk menjaga kemandirian, harkat dan martabat kemanusiannya. Untuk itulah dibentuk Jamsostek yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dasar berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) kepada tenaga kerja dan keluarganya yang tertuang dalam UU No 3 Tahun 1992 dan PP No 14 Tahun 1993.

Jamsostek merupakan usaha untuk memberikan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja terhadap resiko yang dapat mengakibatkan berkurang atau hilangnya penghasilan karena mencapai hari tua, menderita sakit, mengalami cacat, terkena pemutusan hubungan kerja atau meninggal dunia penanggulangan resiko tersebut harus dilakukan secara sistematis, terencana dan teratur3

Total peserta Jamsostek hingga September 2008 tercatat 172.444 perusahaan.Sementara itu, jumlah tenaga kerja peserta Jamsostek yang non aktif (hingga September 2008) mencapai 17.928.925 orang.Jumlah peserta Jamsostek non aktif itu jauh lebih banyak dari yang aktif atau mencapai 68,74 persen dari total peserta Jamsostek sebanyak 26.080.158 orang.Dengan demikian, jumlah tenaga kerja


(16)

yang aktif sebagai anggota Jamsostek hingga September 2008 sebanyak 8.151.233 orang4.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Padangsidempuan sampai Maret 2008 yang masuk dalam program Jamsostek berjumlah 135 perusahaan dengan total 2.892 pekerja5.

PT. Sihitang Raya Baru termasuk dalam perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri crumb rubber dan vulkanisir ban yang banyak menggunakan tenaga kerja, serta mesin yang canggih. Karyawan yang dipekerjakan tidak terlepas dari resiko bahaya pekerjaan yang akan dihadapi antara lain disebabkan rendahnya kemampuan serta pengetahuan dan kurangnya kesadaran terhadap pemakaian alat pelindung diri. Resiko pekerjaan juga dapat mengancam masa depan seperti kecelakaan kerja, sakit, cacat, maupun kematian.

Demikian halnya yang ada di PT Sihitang Raya Baru Padang sidempuan,semua pekerjanya yang bekerja di bagian produksi dan administrasi adalah sebagai peserta Jamsostek yang mengikuti 3 (tiga) program yaitu Jaminan Kecelakaan, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. Sedangkan Jaminan Pemeliharaan belum dilaksanakan oleh perusahaan sebagai gantinya perusahaan melaksanakan sendiri program pelayanan kesehatan untuk pekerja dengan menunjuk dokter perusahaan. Dalam kaitan ini penulis penulis merasa tertarik dan ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua yang telah dilaksanakan oleh PT. Jamsostek.


(17)

Hal ini dianggap cukup menarik dan penting untuk dibahas sebagai pandangan dan pengetahuan baik bagi perusahaan, karyawan itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Oleh karena hal diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan Jamsostek pada para tenaga kerja di PT. Sihitang Raya Baru.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimana pelaksanaan program Jamsostek bagi pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan tahun 2004- 2008”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek bagi pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan tahun 2004-2008 ”

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pelaksanan program Jaminan Kecelakaan Kerja yang dilaksanakan oleh PT. Jamsostek

2. Untuk mengetahui pelaksanaan program Jaminan Kematian yang dilaksanakan oleh PT. Jamsostek

3. Untuk mengetahui pelaksanan program Jaminan Hari Tua yang dilaksanakan oleh PT. Jamsostek.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi PT. Jamsostek untuk dapat memasyarakatkan program Jamsostek kepada para pekerja

2. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha terhadap manfaat pelaksanaan Jamsostek.

3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis sendiri tentang pelaksanaan Jamsostek secara umum maupun pelaksanannya di PT. Sihitang Raya Baru, dan diharapkan sebagai dasar bagi peneliti berikutnya tentang pelaksanaan Jamsostek di berbagai instansi.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dasar hukum jaminan sosial tenaga kerja adalah Undang-Undang No. 3 tahun 1992, mengenai Jamsostek, Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993, Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1996. Penunjukan PT. Jamsostek sebagai badan Penyelenggara dan Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Akibat Hubungan Kerja dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 5/Men/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jamsostek6.

Pengertian Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang pengganti sebagian penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia7.

Peraturan perundang - undangan Jamsostek yang ada selama ini memberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan dan gotongroyong sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD 1949.

Tujuan Jamsostek yaitu untuk memberikan ketenangan kerja, meningkatkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Program ini memberikan perlindungan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, baik dalam hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja, melalui Jamsostek. Program jamsostek memiliki 2 aspek yakni :


(20)

memberi perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya dan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran kepada perusahaan tempat dimana mereka bekerja3.

Dengan Jamsostek, tenaga kerja sebagai sumber daya insani akan merasa aman dan lebih berdedikasi dalam pekerjaannya. Jamsostek merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi tenaga kerja untuk lebih produktif dan lebih sejahtera. Sebaliknya para pengusaha juga akan lebih bersungguh - sungguh dalam melakukan usahanya, karena tenaga kerjanya terlindung dan terjamin oleh program Jamsostek7.

2.2 Visi dan Misi Jamsostek

Program Jamsostek lahir dari filosofi luhur yaitu kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain8.


(21)

Sebagai perusahaan yang mengelola dana para pekerja, PT Jamsostek mengemban misi menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat optimal bagi seluruh peserta sedangkan yang menjadi visi Jamsostek adalah8:

1. Meningkatkan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan Manfaat kepada peserta berdasarkan Prinsip Profesionalisme.

2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 3. Meningkatan Budaya Kerja melalui kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

dan penerapan Good Corporate Governance (GCG).

4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent).

5. Meningkatkan Corporate Values dan Corporate Images.

2.3. Kepesertaan Jamsostek

Jamsostek merupakan program yang sifat kepesertaannya wajib bagi9: a. Badan hukum, pengusaha dan perorangan yang mempekerjakan tenaga kerja b. Tenaga kerja yang bekerja pada badan hukum, pengusaha, dan perorangan

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000,00 sebulan, wajib mengikut sertakan tenaga kerjanya. Pengusaha dan tenaga kerja yang telah ikut program Astek, dapat melanjutkan kepesertaannya dalam program Jamsostek ini.

Pengusaha yang wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya pada Badan Penyelenggara harus mengisi formulir yang disediakan dan Badan Penyelenggara menerbitkan dan menyampaikan kepada pengusaha sertifikat


(22)

kepesertaan sebagai tanda kepesertaan perusahaan, kartu peserta untuk masing-masing tenaga kerja sebagai tanda kepesertaan program Jamsostek, dan kartu pemeliharaan kesehatan untuk masing-masing tenaga kerja yang mengikuti Program Jaminan Kesehatan9.

Guna tertib administrasi kepesertaan, perlu diperhatikan hal-hal seperti berikut11

1. Mendaftarkan seluruh tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaan. 2. Mengisi formulir sesuai dengan data yang sebenarnya .

3. Membayar iuran secara teratur selambat-lambatnya tanggal 15 setiap bulan dengan besar iuran yang telah ditetapkan oleh PT. JAMSOSTEK

4. Melaporkan setiap perubahan upah dan jumlah tenaga kerja 5. Menyimpan kartu dengan baik

Beberapa hambatan dalam menjaring kepesertaan program jamsostek yang dihadapi saat ini, antara lain:12

1. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab pihak pengusaha/kontraktor/pemborong untuk mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jamsostek.

2. Masih banyak tenaga kerja yang belum mengetahui bahwa program Jamsostek merupakan haknya untuk mendapatkan perlindungan. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan mereka dan sekitar 78% tenaga kerja di Indonesia masih berpendidikan rendah (SD dan SLTP).


(23)

3. Kepesertaan program, Jamsostek selama ini ada 3 macam yang dikenal dengan istilah Peserta Daftar Sebagian (PDS), yaitu :

a. hanya sebagian tenaga kerja diikut sertakan.

b. tidak semua dari program jamsostek diikut sertakan.

c. kepesertaan yang tidak membayar penuh iuran (iuran tidak dibayar berdasarkan upah yang diterima sebulan melainkan berdasarkan upah pokok saja).

4. Beratnya beban yang ditanggung pengusaha untuk membayar iuran JKK, JHT JKM dan JPK yang besarnya masing - masing sekitar 0,24 – 1,74%, 3,70%, 0,30% dan 3-6% dari upah sebulan, sehingga secara langsung menambah biaya produksi (varible cost). Tidak mengherankan pada bulan Juli 1994 tercatat 20.326 perusahaan yang menunggak dengan total iuran yang belum dibayar sebesar Rp. 73 milyar.

5. Kesulitan keuangan (financial) perusahaan akibat pemenuhan kebijakan pemerintah yaitu adanya kenaikan Upah Minimum Reginal (UMR) tenaga kerja terhitung mulai 1 April, 1995 dan di tambah lagi adanya kenaikan UMR sekitar 10,63 % mulai 1 April 1996.

6. Meningkatnya, jumlah perusahaan asuransi swasta yang menawarkan berbagai macam perlindungan yang sasarannya pada seluruh lapisan masyarakat, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini sudah ada perusahaan asuransi swasta asing yang mengembangkan bisnisnya di Indonesia.


(24)

Upaya peningkatan kepesertaan program Jamsostek ternyata tidak semudah yang diharapkan PT. JAMSOSTEK, meski secara normatif (UU No.3 tahun 1992) setiap pekerja dijamin haknya untuk mendapatkan jamsostek, kenyataannya baru sekitar 31% jumlah tenaga kerja yang tercatat sebagai peserta program jamsostek12.

Untuk ini PT. JAMSOSTEK perlu kerja keras disamping membenahi diri dengan langkah-langkah yang di tempuh sebagai berikut12:

1. Meningkatkan prasarana dan fasilitas pelayanan program jamsostek.

2. Meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kinerja sumber daya manusia yang dimiliki.

3. Menyempurnakan mekanisme keikutsertaan program jamsostek.

4. Mampu menciptakan pasar (market created) program jamsostek, jadi tidak hanya sekedar menunggu iuran saja.

5. Pelayanan yang dilaksanakan bersifat costumer service oriented.

6. Perbaikan atas pelaksanaan program jamsostek dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan pembayaran santunan (klaim) tenaga kerja terutama kecelakaan kerja baru dibayarkan setelah selesai penyelidikan kejadian kecelakaan kerja dan ini membutuhkan waktu. Diharapkan dengan kecakapan petugas PT. JAMSOSTEK. maka pelayanan dapat diupayakan satu hari selesai (one day services). sehingga tidak ada lagi kesan dari peserta (pengusaha) bahwa prosedur pembayaran yang dilakukan PT. JAMSOSTEK cukup merepotkan sementara pembayaran iuran peserta tidak boleh terlambat 7. Peningkatan kerja sama dengan instansi terkait dalam penegakan


(25)

2.4. Program Jamsostek

Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja merupakan langkah lanjutan dan memperinci secara tegas bahwa Jamsostek meliputi antara lain jaminan sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal dunia, cacat dan menganggur dagi seluruh tenaga kerja termasuk. Dari segenap aspek Jamsostek, sewasa ini sekurang-kurangnya empat hal yang perlu ditangani sebaik-baiknya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ketenangan bekerja yang mempunyai dampak positif terhadap usaha - usaha untuk meningkatkan disiplin dan produktivitas tenaga kerja. Keempat aspek Jamsostek tersebut adalah Jaminan Kecelakaan Kerja. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian7

Adapun besar iuran yang telah ditetapkan menurut pasal 9 Bab III Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 1993 disebutkan bahwa9 :

a. Jaminan Kecelakaan Kerja untuk kelompok I 0,24% dari upah sebulan, kelompok II 0,54% dari upah sebulan, kelompok III 0,89% dari upah sebulan, kelompok IV 1,27% dari apah sebulan, dan kelompok V 1,74% dari upah sebulan.

b. Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 5,70% dari upah sebulan, diman 3,70% ditanggung oleh pengusaha dan 2% ditanggung oleh tenaga kerja.

c. Jaminan kematian (JK) sebesar 0,30% dari upah sebulan, ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.


(26)

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sebesar 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3% bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga.

Adapun 4 pogram Jamsostek yaitu :

2.4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Pengertian kecelakaan kerja yang dilindungi program ini adalah kecelakaan kerja yang berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja, bagi tenaga kerja yang telah berakhir hubungan kerjanya dan mengalami sakit yang berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk, menderita penyakit yang timbul dari hubungan kerja masih berhak memperoleh perlindungan dari program Jaminan Kecelakaan Kerja13.

Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas Jaminan Kecelakaan Kerja berupa penggantian biaya yang meliputi : biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke RS dan atau kerumahnya, termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan. Biaya transport maksimum untuk darat/sungai/danau Rp. 400.000, laut Rp. 750.000 dan udara Rp. 1.500.000. Biaya transport dapat dipergunakan untuk transport rawat-jalan, biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau pengobatan selama di RS, termasuk rawat jalan. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) atau alat ganti (prothese) bagi tenaga kerja


(27)

yang anggota badannya hilang atau tiadak berfungsi akibat kecelakaan kerja. Harganya disesuaikan dengan RS. dr. Suharsono Surakarta ditambah 40%.

Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan ke dokter, obat, operasi, rontgen, laboratorium, perawatan Puskesmas, RSU kelas I, gigi, mata dan jasa tabib/sinshe/trasional yang telah mendapat izin resmi dari yang berwenang sebesar Rp. 12.000.00010.

Selain memperoleh penggantian biaya tersebut, terhadap tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja juga diberikan santunan berupa uang yang meliputi10:

1. Santunan semantara tidak mampu bekerja (STMB) dengan perincian sebagai berikut:

a. Untuk 4 (empat) bulan pertama sebesar 100% dari upah sebulan b. Untuk 4 (empat) bulan kedua sebesar 75% dari upah sebulan c. Bulan seterusnya sebesar 50% dari upah sebulan

2. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya yang dibayarkan sekaligus (lumpsum) sebesar persentase tertentu sesuai tabel pada lampiran dikalikan 80 bulan upah.

3. Santunan cacat total untuk selama-lamanya baik secara fisik maupun mental. Santunan ini dibayarkan sekaligus (lumpsum) dan secara berkala yang masing-masing besarnya:

a. Santunan sekaligus sebesar 70% x 80 bulan upah

b. Santunan sementara sebesar Rp 200.000 per bulan selama 24 bulan;


(28)

c. Santunan cacat kekurangan fungsi dibayar secara sekaligus (lumpsum) sebesar % kekurangan fungsi x % sesuai tabel x 80 bulan upah

4. Santunan kematian untuk ahli warisnya jika tenaga kerja meninggal dunia yang dibayarkan sekaligus bersama biaya pemakaman dan secara berkala masing-masing;

a. Untuk santunan sekaligus sebesar 60% X 80 bulan upah, dengan catatan sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian;

b. Santunan berkala sebesar Rp 200.000 per bulan selama 24 bulan c. Biaya pemakaman sebesar Rp 2.000.000

Besarnya penggantian JKK yang biberikan dibatasi nilai maksimal (plafon) tertentu. Apabila nilai maksimal telah tercapai dan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja belum dinyatakan sembuh oleh dokter maka biaya pengobatan dan penyembuhan berikutnya ditanggung oleh pengusaha selaku pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja13.

Pengusaha wajib memberikan petolongan pertama dan melaporkan akibat kecelakaan kerja kepada kantor Departemen Tenaga Kerja dan badan penyelenggara setempat atau terdekat sebagai laporan kecelakaan tahap I dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.


(29)

Kemudian menyusul laporan kecelakaan kerja tahap II dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 (dua puluh empat) jam setelah ada surat keterangan dokter pemeriksa atau dokter penasehat yang menyatakan bahwa tenaga kerja tersebut14 : a . Sementara tidak mampu bekerja telah berakhir

b . Cacat sebagian untuk selama-lamanya

c . Cacat total untuk selama –lamanya, baik fisik maupun mental d . Meninggal dunia.

Laporan akibat kecelakaan kerja ini sekaligus merupakan pembayaran jaminan kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara dengan melampirkan14.

a. Fotokopi kartu peserta.

b. Surat keterangan dokter pemeriksa atau dokter penasehat yang menerangkan mengenai tingkat kecacatan yang diderita tenaga kerja.

c. Kuitansi biaya pengobatan dan pengangkutan.

d. Dokumen pendukung lain yang dierlukan oleh badan penyelenggara.

Pengusaha juga berkewajiban melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 (dua puluh empat) jam setelah ada hasil diagnosis dari dokter pemeriksa dan mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya14.


(30)

2.4.2. Jaminan Kematian

Meninggalnya tenaga kerja merupakan keadaan yang memberatkan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan, oleh karena perlu diberikan hak atas jaminan kepada ahli warisnya. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3%. Jaminan ini diberikan pada ahli waris tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum mencapai usia 55 tahun, karena setelah mencapai usia tersebut tenaga kerja yang bersangkutan akan mendapat Jaminan Hari Tua. Dan apabila tenaga kerja tersebut meninggal dunia setelah pensiun ( setelah mencapai usia 55 tahun ), maka perusahaan tentunya tidak lagi terikat kewajiban untuk membayar jaminan kematian terhadap ahli waris tenaga kerja tersebut 2,8.

Santunan Jaminan Kematian meliputi10 :

a. Santunan kematian Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah)

b. Biaya pemakaman yaitu sebesar Rp. 2.000.000 (dua ratus ribu rupiah ) c. Santunan berkala Rp 200.000/bulan selama 24 bulan

Ahli waris tersebut dapat berupa janda atau duda, anak, orang tua, cucu, kakek atau nenek, saudara kandung, mertua. Bagi tenaga kerja yangtidak memiliki keluarga, hak atas Jaminan Kematian kepada pihak yang mendapat surat wasiat dari tenaga kerja yang bersangkutan atau perusahaan untuk pengurusan pemakaman. Pihak yang berhak menerima santunan sebagaimana yang telah tersebut diatas, mengajukan pembayaran Jaminan Kematian kepada Badan Penyelenggara dengan disertai bukti-bukti yaitu kartu peserta dan surat keterangan kematian7.


(31)

2.4.3 Jaminan Hari Tua

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Jaminan Hari Tua (JHT) memberikan kepastian penerimanan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi syarat

Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, dimana iurannya sebesar 5,7% yang berasal dari pengusaha sebesar 3,7% dan tenaga kerja sebesar 2% setiap bulan dikreditir pada rekening tanaga kerja secara individual dan mendapatkan bunga setiap tahun7.

Adapun santunannya dapat diminta setelah tenaga kerja memenuhi syarat-syarat sebagai berikut6:

a. Telah mencapai umur 55 (lima puluh lima ) tahun

b. Mendapat cacat total, sehingga tidak dapat bekerja atau meninggal dunia

c. Diputuskan hubungan kerja oleh pengusaha sekurang-kurangnya menjadi peserta selama 5 (lima) tahun dan masa tunngu 6 (enam) bulan

d. Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil/PNS/POLRI/TNI atau pergi ke luar negeri.

Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia sebelum berusia 55 (lima puluh lima) tahun atau setelah berusia 55 (lima puluh lima) tahun tetapi belum menerima JHT maka JHT diterima oleh janda atau duda atau anak yang ditinggalkannya secara sekaligus (lumpsum).


(32)

Basarnya JHT yang dibayarkan adalah keseluruhan iuran yang telah disetor beserta pengembangannya. Pembayaran JHT dapat dilakukan secara sekaligus jika seluruh jumlah JHT yang diterima kurang dari Rp. 3.000.000 atau secara berkala untuk paling lama 5 (lima) tahun jika mencapai Rp. 3.000.000 atau lebih. Cara pembayaran secara berkala atau sekaligus dilakukan atas pilihan tenaga kerja bersangkutan13

.

2.4.3 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Program Jaminanan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) diadakan dalam rangka untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar selalu sehat, sehingga dalam melaksanakan tugasnya tidak terganggu dan berjalan lancar. Untuk terciptanya hal demikian, telah diatur dalam peraturan–perundangan agar pengusaha mengikutsertakan mengikutsertakan pekerjanya dalam Program Kesehatan, tetapi dalam prakteknya belum sepenuhnya dilaksanakan karena besarnya biaya yang dikeluarkan6.

Setiap tenaga kerja beserta keluarganya (suami atau istri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 (tiga ) orang) berhak atas Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Paket pemeliharaan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan tingkat dasar yang meliputi pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Mengingat paket pelayanan yang diberikan adalah tingkat dasar maka bila karena satu dan lain hal memerlukan pelayanan selain standart, tenaga kerja bersangkutan harus membayar selisih biaya pelayanan yang diberikan. Sebagai contoh misalnya tenaga kerja memerlukan pelayanan rawat inap 10 (sepuluh) hari. Pengganti rawat inap yang


(33)

diberikan PT. Jamsostek (Persero) selaku penyelenggara JPK hanya 7 (tujuh) hari sesuai standar biaya yang telah ditetapkan. Sisa selebihnya selama 3 (tiga) hari harus dibayar oleh tenaga kerja bersangkutan. Demikian pula dengan tenaga kerja atau keluarganya memerlukan obat-obatan diluar standar, selisih harga obat tersebut dibayar oleh tenaga kerja yang menjadi program JPK.

Bagi pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dengan manfaat yang lebih baik dari paket dasar yang diberikan PT. Jamsostek (Persero), tidak wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program JPK. Namun demikian pengusaha dilarang mengurangi program pemeliharaan kesehatan yang lebih baik tersebut dengan program lain yang lebih rendah kualitas maupun kuantitas pelayanannya13.

Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar ini meliputi pelayanan7: a . Rawat jalan tingkat pertama

b . Rawat Jalan tingkat lanjutan c . Rawat inap

d . Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan e . Penunjang diagnosis

f . Pelayanan khusus

g . Pelayanan gawat darurat

Rawat jalan tingkat pertama adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan tingkat pertama, yang meliputi: bimbingan dan konsultasi kesehatan; pemeriksaan kehamilan; nifas dan ibu menyusui; Keluarga Berencana; imunisasi bayi; anak dan ibu hamil;


(34)

pemeriksaan dan pengobatan dokter umur; pemeriksaan dan pengobatan dokter gigi; pemeriksaan laboratorium sederhana; tindakan medis sederhana; pemeriksaan obat-obatan dengan berpodaman kepada Daftar Obat Esensial Nasional Plus ( DOEN Plus ) atau obat generik; dan rujukan ke rawat jalan tingkat lanjutan.

Tenaga kerja atau suami atau istri atau anak yang mendapat resep obat, harus mengambil obat tersebut pada apotek yang ditunjuk dengan menunjukkan kartu Pemeliharaan Kesehatan. Apotek yang ditunjuk harus memberkan obat yang berlaku dan bila obat tersebut diluar standar yang berlaku maka selisih biaya obat tersebut ditanggung sendiri oleh tenaga kerja yang bersangkutan.

Rawat jalan tingkat lanjutan adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan perorangan yang merupakan lanjutan dari Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan rawat jalan tingkat pertama, meliputi : pemeriksaan dan pengobatan dokter spesialis; pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan; pemberiaan obat-obatan DOEN Plus/Generik; tindakan khusus; pertolongan persalinan bagi tenaga kerja atau istri tenaga kerja dengan ketentuan bahwa tenaga kerja pada permulaan kepesertaan sudah mempunyai 3 (tiga) anak atau lebih tidak berhak mendapat pertolongan persalinan (pertolongan persalinan sampai batas 3 (tiga) orang anak) dan untuk persalinan dengan penyulit yang memerlukan tindakan spesialistik maka berlaku ketentuan rawat inap di Rumah Sakit dengan biaya persalinan setiap anak ditetapkan sebesar Rp. 500.000. Dalam hal diperlukan pemeriksaan tingkat lanjutan bagi tenaga kerja atau suami atau istri atau anak, Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama harus memberikan Surat Rujukan kepada Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan yang ditunjuk.


(35)

Rawat inap adalah pelayanan kesehatan rumah sakit diman penderita tinggal atau mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan rawat jalan atau rumah sakit atau Pelaksana Pelayanan Kesehatan lain, yang meliputi : pemeriksaan dokter, tindakan medis, penunjang diagnostik, pemberian obat-obatan DOEN Plus/Generik dan menginap/makanan. Pelaksana pelayanan rawat inap adalah Rumah Sakit Pemerintah Pusat dan daerah Rumah Sakit Swasta yang ditunjuk.

Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan adalah pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan yang normal dan spontan.

Penunjang diagnostik adalah semua pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosis yang dipandang perlu oleh pelaksana pengobatan lanjutan dan dilaksanakan di bagian diagnostik, rumah sakit atau bagian khusus yang meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan penunjang diagnosis lain

Pelayanan khusus adalah pemeliharaan kesehatan yang memerlukan pemberian alat-alat bagi organ tubuh bagi organ tubuh agar dapat berfungsi seperti semula9.

Cakupan pelayanan khusus meliputi13 : a . Kacamata

Pelayanan kacamata dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja sebagai tindak lanjut dari hasil pemeriksaan/perawatan dokter spesialis dengan mengajukan permintaan kepada optik yang ditunjuk dan menunjukkan resep kacamata dari dokter spesialis mata yang ditunjuk serta kartu pemeliharaan kesehatan.


(36)

b . Prothese mata

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan kepada rumah sakit atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis mata serta kartu pemeliharaan kesehatan.

c . Prothese gigi

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan kepada balai pengobatan gigi yang telah ditunjuk dan menunjukkan resep dari dokter spesialis gigi yang ditunjuk serta kartu pemeliharaan kesehatan.

d . Alat bantu dengar

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan kepada rumah sakit atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis THT yang ditunjuk serta kartu pemeliharaaan kesehatan.

e . Prothese anggota gerak

Dapat diberikan hanya kepada tenaga kerja dengan mengajukan permintaan kepada rumah sakit rahabilitasi atau perusahaan alat-alat kesehatan yang ditunjuk dan menunjukkan surat pengantar dari dokter spesialis yang ditunjuk serta kartu pemeliharaaan kesehatan.

Pelayanan gawat darurat adalah suatu keadaan yang memerlukan pemeriksaan medis segera, yang apabila tidak dilakukan akan menyebabkan hal yang fatal bagi penderita, meliputi : kecelakaandan ruda paksa dan bukan karena kecelakaan kerja; serangan jantung; serangan asma berat; kejang;pendarahan berat; muntah berak


(37)

disertai dehidrasi; kehilangan kesadaran (koma) termasuk peilepsi atau ayan; keadaan gelisah pada penderita gangguan jiwa; persalinan dengan kelahiran mendadak; pendarahan; ketuban pecah dini.jumlah hari rawat inap maksimum 60 hari termasuk perawatan ICU/ICCU untuk setiap jenis penyakit dalam 1 tahun, jumlah rawat inap bagi pertolongan persalinan 3 hari dan maksimum 5 hari, jumlah hari perawatan ICU/ICCU maksimum 20 hari.

Standar rawat inap dtetapkan : - Kelas dua pada RS Pemerintah - Kelas tiga pada RS Swasta

Tenaga kerja atau suami atau istri atau anak dapat memilih Pelaksanaan Pelayanan Kesahatan yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara atau dapat memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan diluar Pelaksanaaan Pelayanan Kesehatan. Untuk memperoleh pelayanan pemeliharaan kesehatan tersebut diatas maka mereka harus menunjukkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan9.

Hal-hal yang tidak menjadi tanggungan Badan Penyelenggara yaitu : 1. Untuk peserta

Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan Badan Penyelenggara; akibat langsung bencana alam, peperangan, dan lainnya; cidera yang diakibatka oleh perbutannya sendiri misalnya bunuh diri dan tindakan melawan hukum; olahraga tertentu yang membahayakan seperti terbang layang, menyelam, balap mobil, mendaki gunung, tinju dan lainnya; tenaga kerja yang pada permulaannya sudah mempunyai 3 anak atau lebih, tidak berhak mendapatkan pertolongan persalinan.


(38)

2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk Badan Penyelenggara JPK. Kecuali khusus emergensi dan bila harus dirawat inap yang ditetapkan, imunisasi kecuali imunisasi dasar pada bayi, general check up/check up/reguler check up (termasuk pap smear), pemeriksaan, pengobatan, perawatan, di luar negeri; penyakit yang disebabkan oleh penggunaan alkohol/narkotik, penyakit kanker (terhitung sejak tegaknya diagnosa); penyakit atau cidera yang timbul dari atau hubungan dengan tugas pekerjaan; sexual transmited disease/herediter/bawaan yang memerlukan pengobatan seumur hidup seperti debil, embisil, thalasemia, dan lainnya; persalinan anak keempat dan seterusnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan tersebut; pelayanan khusus (kacamata, gigi palsu, prothese mata dan kaki, alat bantu dengar) hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti; khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi tanngung jawab penyelenggara JPK; haemodilisa; operasi jantung beserta tindakan-tindakan termasuk pemasangan dan pengadaan alat pacu jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-obatan; transpalntasi orga tubuh termasuk sumsum tulang; pengobatan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung; serta pemeriksaan-pemeriksaan canggih baru yang belum termasuk dalam daftar pelayanan JPK .

3. Obat-obatan

Semua obat/vitamin yang tidak ada kaitannya dengan penyakit seperti obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk operasi keloid yang bukan indikasi medis; obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk bayi; obat-obatan gosok seperti minyak kayu putih; obat-obatan lain seperti veband dan lainnya.


(39)

4. Pembiayaan

Mencakup biaya perjalanan dari dan tempat berobat; biata perjalanan ntuk mengurus perlengkaoan admonistrasi kepesertaan, jaminan rawat jalan dan klaim; biaya perjalanan untuk memperoleh perawatan/pengobatan ke RS yang ditunjuk; biaya perawatan emergensi lebih dari 7 hari diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh Badan Penyelenggara; biaya perawatan untuk penyakit lebih dari 60 hari/kasus/tahun sudah termasuk perawata khusus (ICI, ICCU).

Besarnya iuran untuk JPK yaitu 6 % dari upah sebulan untuk tenaga kerja yang berkeluarga dan 3% dari upah sebulan untuk tenaga kerja yang belum berkeluarga dengan perhitungan biaya maksimal Rp. 1.000.000.

2.5 Badan Penyelenggara

Badan penyelenggara Jamsostek adalah BUMN yang berbentuk Perusahaan Perseroan yang ditunjuk dengan peraturan perundan-undangan yang berlaku, berdasarkan PP No 36 tahun 1995, PT. Jamsostek (Persero) ditunjuk sebagai Badan Penyelenggara Program Jamsostek.

Kekhususan dari PT. Jamsostek selain tidak mengejar laba tetapi mengutamakan pelayanan, perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Dewan komisaris sebagai pengawas terdiri dari unsur-unsur pemerintah, pengusaha dan tenaga kerja karena ketiga unsur tersebut terlibat dan berkepentingan secara langsung terhadap penyelenggaraan program Jamsostek. Badan penyelenggaraan ini diharapkan lebih meningkatkan pelayanan dalam rangka perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya3.


(40)

2.6 Peran Pengusaha

Pengusaha memegang peranan penting dalam pelaksanaan Jamsostek. Pengusaha yang mengetahui pentingnya program Jamsostek bagi tenaga kerjanya, pasti mendaftarkan seluruh tenaga kerjanya pada program Jamsostek. Bagi pengusaha yang tidak peduli akan hak tenaga kerjanya menganggap bahwa program Jamsostek itu hanya menambah biaya produksi saja sehingga mengurangi laba yang diperoleh bahkan beranggapan dapat merugikan perusahaan. Kesadaran betapa pentingnya program Jamsostek bagi pekerja, sangat diperlukan. Pengusaha sangat membutuhkan tenaga kerja untuk kemajuan uasahanya.

Dalam rangka pelaksanaan Jamsostek, sesuai pasal 18 UU No 3 tahun 1992 maka pengusaha wajib :

1. Memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan dan daftar kecelakaan kerja diperusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.

2. Menyampaikan data ketenagakerjaan dan data perusahaan yang berhububungan dengan program Jamsostek kepada Badan Penyelenggara.

Dalam hal data yang disampaikan itu tidak benar yang berakibat ada tenaga kerja yang tidak terdaftar sebagai peserta program Jamsostek, maka pengusaha wajib memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan ketentuan UU No 3 Tahun 1992, apabila penyampaian data itu tidak benar, sehingga berakibat kekurangan pembayaran jaminan tenaga kerja, maka pengusaha wajib mengembalikan kelebihan tersebut kepada Badan Penyelenggara3.


(41)

2.7 Peran Pekerja

Tenaga kerja berperan dalam memberikan seluruh kelengkapan data-data yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi yang dibutuhkan untuk menjadi peserta program Jamsostek yakni daftar susunan keluarga kepada pengusaha termasuk segala perubahannya. Selain itu dalam rangka pengajuan jaminan, tenaga kerja membantu memperlancar proses kearah pelaksanaan pemberian jaminan secara cepat3.

2.8 Manfaat Jamsostek bagi pengusaha dan pekerja.

a . Bagi pengusaha

Pogaram Jamsostek sangat bermanfaat bagi pengusaha karena dapat menciptakan rasa aman di lingkungan perusahaan, produktivitas meningkat dan beralihnya tanggung jawab dari pengusaha dari Badan Penyelenggara.

b . Bagi pekerja

Bagi pekerja Jamsostek memberikan kepastian jaminan berupa pengganti biaya atas penghasilan yang hilang atau berkurang, karena pekerja mengalami kecelakaan kerja, menderita cacat sebagian atau cacat total serta hamil, hati tua, dan meninggal dunia6.


(42)

2.9 Kerangka Konsep

Perusahaan PT. Sihitang Raya

Baru

Kebijaksanaan Pemerintah Pekerja

Pelaksanaan oleh PT. Jamsostek

- Jaminan Kecelakaan Kerja

- Jaminan Kematian - Jamanan Hari Tua


(43)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah deskriptif yaitu menerangkan secara sistematis pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan tahun 2004-2008.

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di PT Sihitang Raya Baru Padangsidempuan selama bulan Desember tahun 2008 sampai bulan Juni tahun 2009. Adapun yang menjadi pertimbangan pelaksanaan penelitian di tempat tersebut dengan alasan belum pernah diadakan penelitian tentang pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pekerja PT Sihitang Raya Baru yang telah menjadi anggota PT. Jamsostek tahun 2004-2008 yaitu sebanyak 124 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel untuk penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling denga kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Pekerja yang pernah mengalami kecelakaan kerja dan mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja.

2. Pekerja yang telah meninggal dan mendapat Jaminan Kematian 3. Pekerja yang pernah mendapat Jaminan Hati Tua


(44)

Berdasarkan kriteria inklusi diatas,maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 46 orang yang terdiri dari 9 pekerja yang mendapat Jaminan Kecalakaan Kerja, 1 pekerja yang mendapat Jaminan Kematian dan 36 pekerja yang mendapat Jaminan Hari Tua.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT Sihitang Raya Baru berdasarkan laporan tahunan perusahaan dan data dari PT Jamsostek Cabang Sibolga berdasarkan data:

- Formulir pendaftaran perusahaan

- Form Penetapan Jaminan Kecelakaan Kerja - Form Penetapan Jaminan Kematian

- Form Penetapan Jaminan Hari Tua. - Laporan Kecelakaan Tahap I

3.5. Defenisi Operasional

1. Perusahaan (PT Sihitang Raya Baru) adalah pihak yang mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta Program Jamsostek yang terdiri dari:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja b. Jaminan Kematian

c. Jaminan Hari Tua

2. Pekerja adalah tenaga kerja yang pernah mendapatkan Jaminanan Kecelakaan Kerja , Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua .


(45)

3. Kebijaksanaan pemerintah adalah rangkaian tindakan atau peraturan tentang pelaksaan Jamsostek di Indonesia yang tertuang dalam:

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial tenaga Kerja

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 Tentang perubahan Kelima atas PP No.14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

d. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER-12/MEN/VI/2007 Tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

4. Pelaksanaan Jamsostek adalah pemberian jaminan sosial kepada pekerja PT. Sihitang Raya Baru oleh PT. Jamsostek yang terdiri dari:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja adalah jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami kecelakaan kerja berdasarkan formulir laporan kecelakaan tahap I dan II PT. Jamsostek.

b. Jaminan Kematian adalah jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami kecelakaan kerja berdasarkan formulir permintaan pembayaran jaminan kematian PT. Jamsostek


(46)

c. Jaminan Hari Tua adalah jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan yang mengalami kecelakaan kerja berdasarkan formulir permintaan pembayaran jaminan hari tua. PT. Jamsostek

3.6. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh kemudian diedit dan diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel.


(47)

BAB 4 HASIL

4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Sihitang Raya Baru 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sihitang Raya Baru

PT. Sihitang Raya Baru adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang industri crumb rubber dan vulkanisir ban. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 1 Februari 1990 di hadapan notaris Roesli, SH di Padangsidimpuan dengan Akte Notaris No. 17 tanggal 17 Januari 1992. Perusahaan dilengkapi dengan sarana dan fasilitas yang memadai dan telah mempunyai kantor cabang di Medan dan Padang.

Lokasi pabrik terletak di jalan raya Imam Bonjol Km 4, berdiri di atas areal seluas 1,5 Ha. Di sini perusahaan mendirikan remilling atau pabrik yang mengelola getah menjadi bentuk lembaran.

Adapun tujuan pendirian perusahaan ini, di samping untuk memperoleh laba, pertumbuhan dan kelangsungan hidup adalah :

1. Turut serta dalam mensukseskan program pemerintah yaitu membuka kesempatan kerja di sekitar lokasi pabrik khususnya dan masyarakat Padangsidimpuan umumnya.

2. Menambah penghasilan devisa negara dengan jalan mengekspor karet yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar internasional.

3. Memberi rangsangan kepada para petani karet rakyat untuk memperluas bidang usahanya.


(48)

Pada awal berdirinya perusahaan ini menghasilkan karet terdiri dari berbagai jenis, seperti : slab, ump dan sheet. Beberapa tahun kemudian perusahaan meningkatkan aktifitasnya dalam bidang penggilingan (remilling) yang menghasilkan karet lembaran-lembaran (remilled brown crape).

Sejak tahun 1992 sampai saat ini perusahaan mengalihkan produksinya dalam pengolahan crumb rubber yang terstandarisasi. Pada saat ini perusahaan mengganti alat-alat produksinya dari remilling karet menjadi industri crumb rubber dengan mutu Standard Indonesia Rubber (SIR).

Pada tahun 1996 guna peningkatan efisisen dalam proses produksi, maka perusahaan melakukan restrukturisasi dan penggantian mesin-mesin untuk proses produksi. Sampai sekarang memproduksi crumb rubber (SIR) yang terbagi atas mutu SIR 10 dan SIR 20.

Bahan baku untuk memproduksi SIR 20 adalah latex rakyat sedangkan SIR 10 dan SIR 5 adalah karet perkebunan nasional maupun BUMN, BUMD serta PTPN.

Di samping memproduksi karet lembaran-lembaran, perusahaan ini juga menghasilkan produk-produk lainnya, yaitu ban vulkanisir, atas lumpur, alas kaki dan sebagainya untuk dijual ke dalam negeri khususnya kota Padangsidimpuan dan kota kota lainnya di Propinsi sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Palembang dan ibu kota Jakarta.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik harus dapat memberikan suatu gambaran yang menyeluruh mengenai pembagian kerja. Semakin besar perusahaan, maka makin


(49)

banyak masalah yang akan timbul dalam perusahaan tersebut sehingga pekerjaan yang dihadapi harus diselesaikan oleh pimpinan semakin bertambah. Oleh karena itu diperlukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada manajemen. Batas tanggungjawab dan wewenang tugas yang didelegasi kepada bawahan harus ditetapkan dengan jelas dan tegas, agar tidak terdapat tumpang tindih dan kesenjangan.

Struktur organisasi suatu perusahaan berbeda antara satu perusahaan berbeda dengan yang lain, ini tergantung pada skala perusahaan, proses produksi serta berbagai faktor lainnya. Adapun struktur organisasi PT. Sihitang Raya Baru Padangsidimpuan dapat dilihat sebagai berikut :

a. Dewan Komisaris

Tugas dari dewan komisaris adalah sebagai berikut : 1. Mengawasi pekerjaan direktur.

2. Memeriksa administrasi atau keuangan dan investasi persero serta dapat meminta bantuan pihak lain (ahli) untuk melakukan pemeriksaan tersebut dengan biaya perseroan.

3. Dengan suara terbanyak boleh memberhentikan sementara direktur karena alasan tertentu.

4. Mengawasi garis-garis atau rencana perusahaan secara menyeluruh dalam tahun kegiatan.

b. Direktur utama

Direktur utama bertanggungjawab kepada dewan komisaris dan bertanggung jawab baik ke dalam dan ke luar atas kelangsungan jalannya perusahaan.


(50)

Direktur utama antara lain bertugas untuk :

1. Merencanakan garis-garis besar perusahaan untuk tahun-tahun berjalan dengan meminta pengesahan dewan komisaris yang kemudian menjadi landasan kerja guna mencapai sasaran secara menyeluruh.

2. Membina kerja sama yang sehat antara pimpinan dan bawahan serta memberikan pengarahan yang dipergunakan.

3. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan.

4. Mengadakan ikatan kerja sama dengan pihak lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan perusahaan.

c. Direktur

Dalam pelaksanaan operasi perusahaan PT. Sihitang Raya Baru mempunyai tiga direktur :

1. Direktur Operasi 2. Direktur Umum 3. Direktur Keuangan

Masing – masing direktur membawahi satu departemen dan bertanggung jawab kepada Direktur utama.

Tugas masing-masing direktur sebagai berikut :

1. Mengkoordinir semua kegiatan bawahan masing-masing. 2. Membantu departemen lain bila perlu.

3. Masing-masing direktur pada PT. Sihitang Raya Baru membawahi beberapa bagian yang diuraikan sebagai berikut :


(51)

d. Direktur Operasi

Dalam melaksanakan dan mempertanggungjawabkan tugasnya Direktur Operasi dibantu oleh :

1. Bagian kepala pabrik bertanggungjawab penuh atas kegiatan produksi. 2. Bagian pengolahan bahan baku.

Merupakan suatu bagian yang berada di bawah manajer operasi dimana bagian ini bertanggungjawab atas pengolahan bahan baku yang telah ada di pabrik.

3. Bagian pembuatan barang jadi.

Bagian ini bertanggungjawab atas semua kegiatan produksi barang jadi baik dari segi jumlah maupun pengawasan mutu produksi.

4. Bagian pemasaran

Bagian ini merupakan penentuan strategi pasar dan pemberian data serta informasi mengenai keadaan pasar dan permintaan langganan.

e. Direktur Umum

Direktur umum dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh : 1. Bagian personalia

Bagian yang menangani masalah-masalah yang menyangkut kepegawaian dan perburuhan dan melakukan fungsi kesekretariatan.

2. Bagian umum

Bagian umum dalam suatu bagian yang menangani masalah-masalah umum yang dihadapi perusahaan.


(52)

f. Direktur Keuangan

Sedangkan Direktur Keuangan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh : 1. Bagian Akuntansi

Adalah bagian yang menyusun neraca dan laporan laba rugi bulanan untuk laporan kepada Direktur.

2. Bagian keuangan

Bagian yang bertanggung jawab atas seluruh transaksi keuangan dalam perusahaan serta menyimpan kas dan materi.

4.2 Distribusi Pekerja PT.Sihitsng Raya Baru Tahun 2004-2008

Adapun jumlah pekerja dapat kita lihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Pekerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

No. Tahun Jumlah %

1. 2004 131 22,91

2. 2005 121 20,21

3. 2006 116 19,49

4. 2007 111 18,58

5. 2008 113 18,81

Jumlah 602 100

Sumber :PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

Pada tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang paling banyak adalah pada tahun 2004 yaitu sebanyak 131 (22,91%) pekerja.

Tabel 4.2 Distribusi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

2004 2005 2006 2007 2008

No. Jenis

kelamin Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Laki-Laki 130 99,24 118 97,52 112 96,55 107 96,40 110 97,35

2. Perempuan 1 0,76 3 2,48 4 3,45 4 3,60 3 2,65

3. Jumlah 131 100 121 100 116 100 111 100 113 100


(53)

Pada tabel 4.2. diatas menunjukkan bahwa jumlah pekerja berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki pada tahun 2004 yaitu 130 (99,24%) pekerja.

4.3 Proses Kerja di Lapangan 4.3.1 Bahan Baku dan Penyediaan

PT. Sihitang Raya Baru memproduksi vulkanisir ban yaitu reperasi ban bekas (kesing) untuk memperpanjang pemakaian ban dengan penggantian telapak yang aus termasuk reperasi bagian kesing yang rusak. Reperasi kesing hanya dapat mengganti bagian telapak ban yang aus saja atau top capping atau hingga bahu ban (full cap).

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi. Bahan baku yang dipergunakan adalah :

1. Kesing

Yaitu ban bekas yang akan di vulkanisir. 2. Kompon (coumpound)

Yaitu campuran karet dengan bahan pengisi, bahan kimia seperti carbon black, asam asetat, seng, oksida, belerang, anti oksida, katalisator, untuk pembentukan ikatan silang dan untuk proteksi degradasi.

3. Telapak Siap Pakai (precured Tread)

Kompon telapak yang telah dimasak membentuk pola telapak dan karet bawah telapak (under tread) sehingga siap dipasang pada kesing yang telah disiapkan. Telapak ini digunakan untuk vulkanisir proses dingin (precured tread treading).


(54)

4. Chuzion gum

Kompon cepat matang umumnya dari karet alam dengan ketebalan dan lebar tertentu yang digunakan untuk merekatkan telapak siap pakai pada kesing.

4.3.2 Bahan Tambahan Produksi Vulkanisir

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan langsung atau tidak langsung pada proses produksi jadi dalam satu proses, namun dari segi operasional ada bahan tambahan yang ikut dalam satu produk yaitu peningkatan mutu ada yang tidak ikut dalam produk yang digunakan pada proses vulkanisir ban pada PT. Sihitang Raya Baru dan bahan tambahan yang tidak ikut di dalam produk terdiri dari :

1. Minyak pelumas 2. Air

3. Kapur tulis 4. Car

5. Kain pembersih 6. Envelop

7. Ban dalam 8. Inti staplers 9. Plastik kaca

Sedangkan bahan tambahan yang ikut di dalam proses produksi untuk melengkapi serta memperbaiki mutu produk adalah :

1. Semen


(55)

3. Repair rop 4. Label SRB

4.3.3 Proses Produksi

Proses produksi ini merupakan teknik atau metode untuk membuat atau menjadikan suatu barang bertambah nilainya dengan menggunakan sumber-sumber yang ada. Secara garis besar proses produksi menghasilkan vulkanisir ban terdiri dari beberapa proses yaitu :

1. Inspection ( Pemeriksaan Awal)

Pemilihan ban bekas untuk vulkanisir pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap ban-ban bekas pada bagian dalam dan bagian luar ban.

Adapun tahapan yang dilakukan pada stasiun ini adalah :

a. Ban yang datang dari costumer disusun di area inspection sesuai dengan urutan dan tanda terima ban.

b. Kemudian ban dinaikkan di atas alat pemeriksaan ban (try speade).

Untuk memeriksa ban tersebut apakah layak proses atau tidak dan melihat apakah ada lubang pada paku atau benang (ply) yang putus.

c. Sebelum ban diturunkan dari tyre speader ban tersebut di data untuk memberikan stempel nomor, bulan dan tahun produksi dengan menggunakan tyre branders dan memberikan tanda pada ban apakah ban tersebut perlu ditambal atau tidak dengan menggunakan kapur tulis dan sekaligus untuk menempel wor order atau perintah kerja untuk proses produksi selanjutnya. Setelah selesai pendapatan dan pemeriksaan


(56)

semuanya ban diturunkan dari mesin tyre spider dan disusun kembali diarea inspection berdasarkan urutan nomor produksi.

2. Pemarutan ( Buffing )

Buffing bertujuan untuk menguas dan menghilangkan sebagian tread untuk mendapatkan ukuran yang sesuai spesifikasi yang telah ditentukan yang sesuai dengan proses selanjutnya baik secara Full Cap maupun Top Cap.

Adapun tahapan kerja pada bagian ini adalah :

a. Ban dari inspection disusun rapi di area buffing sesuai urutan nomor produksi.

b. Kemudian ban diambil dan dinaikkan di atas mesin buffing yang dilengkapi dengan template dan ban harus diberi tekanan angin, selanjutnya dilakukan pengupasan telapak ban.

c. Setelah penguasan selesai dilakukan pengukuran diameter ban sesuai standarisasi yang telah ditentukan dari hasil pengukuran tersebut dimasukkan ke dalam work order yang ada pada setiap ban, yang selanjutnya dibawa ke bagian hand griender untuk proses selanjutnya. 3. Hand Griender

Grinda tangan bertujuan untuk menghaluskan dan mengorek luka yang ada pada ban yang tidak tersentuh oleh proses buffing, pengorekan dilakukan dengan memakai alat air tool yang harus cermat, sebab semakin lebar luka yang dikorek maka akan mengurangi ketahanan ban. Air tool yang dipakai untuk mengorek luka adalah pensil buffer yang grit 18 ( kasar ).


(57)

4. Repair ( reperasi )

Reperasi bertujuan untuk menutupi luka tembus dan memberikan penguat pengganti pada tempat luka tembus sebelum ban diproses lebih lanjut. Pada waktu pengorekan luka harus dilakukan dengan hati–hati agar karet ban yang bagus tidak terbuang pada waktu proses pengorekan, sebab semakin lebar luka akan mempengaruhi total tegangan yang ada pada ban. Penutupan luka tembus menggunakan lem, setelah kering ditutup dengan karet ban.

5. Cementing

Cementing bertujuan memberikan media kelekatan bagi permukaan ban dan bahan telapak ban ( precured ) yang akan ditempelkan pada ban. Sebelum disemen, ban harus dibersihkan dari semua kotoran atau bekas debu karet yang menempel pada permukaan ban.

Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dan hand blower. Dimana hand blower bertujuan untuk membersihkan debu–debu yang masih melekat pada permukaan ban yang tidak dapat dibersihkan dengan sikat, agar ban tersebut benar-benar bersih.

Setelah bersih baru dilakukan penyemenan pada tyre spiner yaitu dengan cara melekatkan ban pada mesin dan memberikan semen pada seluruh permukaan ban.

6. Pemasangan Telapak

Pada proses tersebut ada dua macam proses yaitu :

1. Proses building untuk kesing yang akan dimasak dingin (Top Cap). 2. Proses building untuk kesing yang akan dimasak panas (Full Cap).


(58)

Untuk kesing yang akan dimasak dingin, proses buildingnya adalah ban yang akan disemen selanjutnya ditunggu sampai kering selama 10–15 menit. Jika masih terdapat lubang-lubang kecil pada permukaan ban yang telah disemen, ditutup dengan repair rope agar permukaan ban benar- benar rata.

Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat exruder gun. Setelah selesai penutupan lubang pada permukaan ban, ban tersebut dinaikkan diatas mesin tersebut, ban diisi dengan angin atau pressure dengan tekanan 1,5-2 bar. Selanjutnya dilakukan pemasangan cuzhion gum pada sekeliling permukaan telapak ban. Terakhir dilakukan pemasangan telapak ban siap pakai yang telah disediakan sesuai dengan perintah kerja pada work order. Kemudian tapak yang telah terpasang tadi benar-benar melekat pada ban. Kedua ujung tapak ban dipasang pada kesing disambungkan dengan menggunakan staplers.

Setelah selesai pengerjaan building maka angin yang ada pada ban tadi dibuang dan kemudian diturunkan dari mesin building. Selanjutnya dibawa ke bagian curing untuk dilakukan pemasakan. Untuk kesing yang dimasak panas, proses buildingnya hampir sama dengan kesing yang akan dimasak dingin. Perbedaannya hanya pada tapak ban yang akan dipasangkan. Prosesnya adalah sebagai berikut yaitu ban yang telah diberikan semen selanjutnya ditunggu sampai kering selama 10-15 menit. Jika masih terdapat lubang-lubang kecil pada permukaan ban yang telah disemen, ditutup dengan repair rope agar permukaan ban benar-benar rata.

Setelah selesai dari penutupan lubang pada permukaan ban tersebut, ban ditimbang untuk mengetahui berat ban sebelum pemasangan coumpound. Kemudian dinaikkan dengan menggunakan housting crane keatas mesin pemasang coumpound.


(59)

Lalu diisi angin disekeliling ban dengan takanan 1,5-2 bar. Pemasangan coumpound telah sesuai dengan ukuran ban. Apabila telah sesuai diturunkan dan ditumpuk untuk menunggu proses selanjutnya.

6. Pemasakan pada Mesin Pot

Mesin pot merupakan alat yang paling menonjol di dalam pelaksanaan vulkanisir, dimana mesin pot sangatlah menentukan hasil dari produk perusahaan ini. Proses pelaksanaan kerja mesin pot ini berdasarkan tekanan yang dimasukkan akan mempengaruhi temperatur dari ruangan mesin pot. Ruangan yang dimaksud adalah tempat dimasukkannya beberapa buah ban yang telah melewati berbagai proses di atas, dimana setelah di dalam ruangan akan terjadi perekatan telapak ban dengan ban bekas. Tekanan masuk akan berlaku stabil antara 4,2-4,4 bar yang akan menghasilkan temperatur 140ºC-150ºC. Dan ini terus dipertahankan kondisinya agar terjadi gelembung-gelembung pada ban hasil produk.

Pada mesin pot terjadi proses masak dingin, dimana proses masak dingin sebelum ban dimasak terlebih dahulu dilakukan proses penutupan pada bagian shoulder (bahu ban) dengan menggunakan plastik kaca. Selanjutnya dilakukan pemasangan ban dalam, rim, envelope diatas alat envelope, remover kemudian dimasukkan ban dalam. Pada ban dalam ini dimasukkan angin ke mesin pot.

Untuk melakukan proses pemasakan dimana tekanan 4,2-4,4 bar, tekanan ban dalam 6,5-7 bar dengan temperatur 140ºC. Setelah pemasakan selesai ban dikeluarkan dari mesin pot dan kemudian dilakukan pembukaan velg atau rim, envelope dan ban dalam. Dengan demikian ban tersebut sudah siap masak dan selanjutnya diserahkan ke bagian final insfection.


(60)

Dengan adanya tekanan dari steam ini akan menghasilkan panas, sehingga telapak ban dengan ban bekas (kesing) menyatu dikarenakan adanya pemasukan steam ini. Tekanan steam yang masuk akan menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur di dalam mesin pot, sehingga panas yang timbul akan mengalami perubahan pula. Range tekanan yang diijinkan adalah 4,2-4,4 bar, apabila tekanan yang diberikan di bawah dari 4,2 bar, maka kerekatan dari ban yang dihasilkan tidak baik (tekanan antara telapak dengan ban bekas kurang). Sebaiknya apabila tekanan di atas 4,4 bar, maka pada ban hasil produksi akan terjadi gelembung-gelembung sehingga produk perekatan ban memiliki tensile strengh yang rendah dan tidak baik dalam penggunaannya.

4.3.4. Utilitas

Utilitas adalah semua bahan pembantu produksi yang tidak terlibat langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang produksi agar dapat berjalan dengan lancar. Utilitas yang terdapat dalam pabrik PT. Sihitang Raya Baru ini mencakup :

1. Ketel Uap 2. Water Treatment

4.3.5. Ketel Uap

Di PT. Sihitang Raya Baru terdapat dua unit ketel uap atau boiler. Dimana aktivitas kerja ketel uap tersebut bergantian, satu aktif dan satu lagi istirahat atau mengalami perbaikan atau pembersihan. Kapasitas steam pada ketel uap adalah sekitar 6 ton dan 8 ton/jam dengan waktu pengoperasian 10 jam.

Setelah diperiksa dan diyakini baik, maka pengapian dapat dilaksanakan. Pengaturan blower-blower dilaksanakan sesuai dengan karakteristik ketel uap


(61)

masing-masing. Pengapian dilanjutkan dan tekanan mulai naik perlahan-lahan, bila tekanan telah sesuai dengan yang diinginkan, pompa tangki mulai dipanaskan. Demikian juga pipa pengiriman uap ke kamar mesin mulai dipanaskan dengan membuka keran ketel uap, Bila keran ini tidak ada, maka keran induk dapat dibuka sedikit demi sedikit saja.

Membuka keran induk harus pelan-pelan, agar tidak terjadi benturan antara uap panas dengan air kondesat yang dingin. Hal ini bisa berakibat fatal baik terhadap peralatan keselamatan manusia. Selama ketel uap dioperasikan harus tetap diperhatikan.

4.3.6. Water Treatment

Tujuan dari water treatment adalah untuk mengelolah air baku menjadi air yang memenuhi syarat – syarat tertentu yang sesuai dengan penggunaannya.

Boiler water treatment mengelolah air baku menjadi air yang memenuhi syarat untuk boiler. Boiler water treatment dititik beratkan pada syarat-syarat kerusakan alat dan syarat-syarat pembentukan kerak. Hasil pengolahan ini harus benar-benar dapat diyakini bahwa pada pemakaian tidak menyebabkan bahaya atau gangguan.

Sumber air untuk PT. Sihitang Raya baru berasal dari air sungai. Kondisi air sangat bervariasi karena dipengaruhi langsung oleh air hujan.


(62)

4.4. Pendaftaran PT. Sihitang Raya Baru Menjadi Peserta Program Jamsostek

PT. Sihitang Raya Baru terdaftar menjadi peserta Jamsostek pada tahun 1993. PT. Sihitang Raya Baru berstatus kantor pusat sedangkan cabang perusahaan ini berada di Padang dan Medan. PT. Sihitang Raya baru mengikuti 3 (tiga) program Jamsostek yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan tidak dilaksanakan oleh perusahaan.

4.5. Iuran Program Jamsostek (% Upah Sebulan ) yang di Bayar oleh PT. Jamsostek dan Pekerja Tahun 2004-2008

Tabel 4.3. Distribusi Iuran untuk Program Jamsostek oleh PT.Sihitang Raya Baru dan Pekerja

Iuran %

No. Program Jamsostek

Tanggungan Pengusaha

Tanggungan Tenaga Kerja 1. Jaminan Kecelakaan Kerja(JKK) 0,89 - 2. Jaminan Kematian (JK) 0,30 - 3. Jaminan Hari Tua 3,70 2,00

Pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa Iuran Jaminan Hari Tua yang dibayar oleh perusahaan adalah yang terbesar yaitu 3,70% upah sebulan.

4.6. Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel yang mendapat Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) data dilihat dalam tabel-tabel berikut ini berikut ini


(63)

Tabel 4.4. Distribusi Sampel yang Mendapat Jamostek Berdasarkan Tingkat Pendidikan PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

%

1. SD 11 23,91

2. SMP 12 26,08

3. SMA 23 50,00

Jumlah 46 100

Pada tabel 4.4. diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sampel yang mendapat Jamsostek paling banyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 23 orang (50,00%)

Tabel 4.5. Distribusi Sampel yang Memperoleh Jamostek Berdasarkan Jenis Kelamin PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

Tahun No. Jenis

Kelamin

2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008 %

1. Laki-laki 8 88,88 7 100 9 81,82 10 83,33 7 100

2. Perempuan 1 12,12 0 0 2 18,18 2 16,66 0 0

Jumlah 9 100 7 100 11 100 12 100 7 100

Pada tabel 4.5. di atas bahwa yang mendapat Jamsostek paling banyak adalah laki-laki pada tahun 2007 yaitu sebanyak 10 orang (83,33%).

4.7. Distribusi Sampel Menurut Jenis Jaminan yang Diperoleh

Hasil penelitian mengenai sampel berdasarkan jenis jaminan yang diperoleh dapat dilihat dari tabel berikut:


(64)

Tabel 4.6 Distribusi Sampel Menurut Jenis Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang Diperoleh Tahun 2004-2008

Tahun No. Jenis

Kelamin

2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008 %

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

0 0 2 28,57 3 30,00 4 33,33 0 0

2. Jaminan Kematian

1 12,12 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Jaminan Hari Tua

8 88,88 5 71,42 7 70,00 8 66,67 8 100

Jumlah 9 100 7 100 10 100 12 100 8 100

Pada tabel 4.6. di atas bahwa program Jaminan Hari Tua yang paling banyak diperoleh oleh sampel pada tahun 2004-2008 dan yaitu pada tahun 2004 sebanyak 8 orang (88,88%), tahun 2005 sebanyak 5 orang (71,42), tahun 2006 sebanyak 7 orang (70,00), tahun 2007 sebanyak 8 orang (66,67%), tahun 2008 sebayak 8 orang (100%).

4.7.1. Distribusi Pekerja yang Mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja

Program Jaminan Kecelakan Kerja diselenggarakan oleh PT. Jamsostek. Dari pengumpulan data sekunder baik yang didapat dari PT. Sihitang Raya Baru dan PT. Jamsostek diperoleh 9 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan mereka juga memperoleh Jaminan Kecelakaan Kerja dari PT. Jamsostek.


(65)

Tabel 4.7. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Jenis Kelamin di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004

Tahun No. Jenis

Kelamin

2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008 %

1. Laki-laki 0 0 2 100 2 66,66 4 100 0 0

2. Perempuan 0 0 0 0 1 33,33 0 0 0 0

Jumlah

0 0 2 100 3 100 4 100 0 0

Pada tabel 4.7. di atas bahwa sampel yang mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja paling banyak adalah laki-laki pada tahun 2007 yaitu sebanyak 4 orang (100%). Tabel 4.8. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Umur, bagian tubuh yang cidera dan santunan yang diterima Pada Saat Mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

No. Nama Pekerja Kecelakaan Bagian Tubuh

yang Cidera

Umur (Tahun)

Jumlah Santunan

1. Heber M

Gersoni Terkena semburan abu dari ban Mata sebelah kanan

38 1 Rp.282.500

2. Ruslan Terkena

semburan abu dari ban

Mata sebelah kanan

25 1 Rp. 133.500

3. Usman lubis Terkena

semburan abu dari ban

Mata sebelah kiri

47 1 Rp. 200.000

4. Marwan Alifuddin

Terpeleset tangan sebelah kanan dan kiri

20 1 Rp.411.000

5. Rs Ridha

Waliah

Lalu lintas Kepala bagian belakang

27 1 Rp. 2.320.000 6. Dody Alfiandy Lalu lintas Kepala dan

dagu

25 1 Rp.2.432.400

7. Ningkon Boy Tertimpa Kepala bagian

belakang

37 1 Rp.282.000

8. Jarunjung Napitupulu

Terbentur Kepala bagian belakang

34 1 Rp.430.200

9. Hulman Hutagalung

Tergores Kepala bagian

belakang


(66)

Pada tabel 4.8. diatas menunjukkan bahwa santuan yang terbesar yaitu Rp. 2.320.000 yang mengalami kecelakaan lalu lintas dengan cidera kepala bagian belakang dengan usia 27 tahun.

Tabel 4.9. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Lokasi Terjadinya Kecelakaan 2004-2008

No. Lokasi Kecelakaan Jumlah %

1. Dalam Perusahaan 7 77,77

2. Luar Perusahaan 2 22,22

Jumlah 9 100

Pada tabel 4.9. di atas bahwa lokasi kecelakaan yang paling banyak adalah di dalam perusahaan yaitu sebanyak 7 orang (77,77%).


(67)

4.7.2. Distribusi Pekerja yang Mendapatkan Jaminan Kematian

Program Jaminan Kematian diselenggarakan oleh PT. Jamsostek. Dari pengumpulan data sekunder baik yang didapat dari PT. Sihitang Raya Baru dan PT. Jamsostek diperoleh 1 pekerja yang meninggal dunia dan pekerja tersebut mendapatkan Jaminan Kematian. Dari data PT. Sihitang Raya Baru pekerja yang mendapatkan Jaminan Kematian adalah berjenis kelamin laki-laki,berpendidikan SMP dan meninggal pada usia 20 tahun.

Tabel 4.10. Distribusi Kecelakaan Kerja Menurut Umur, bagian tubuh yang cidera dan santunan yang diterima Pada Saat Mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja di PT. Sihitang Raya Baru Tahun 2004-2008

No Nama Pekerja

Pentebab meninggal

Umur (Tahun)

Biaya Santunan

Biaya Makam 1 Rubino

Simanjuntak

Kecelakaan lalu lintas

20 Rp.5.000.000 Rp.1000.000

Pada tabel 4.10. di atas menunjukkan bahwa yang mendapat Jaminan Kematian hanya 1 orang yaitu biaya santunan sebesar Rp.5.000.000 dan biaya makam sebesar Rp.1000.000


(68)

4.7.3. Distribusi Pekerja yang Mendapatkan Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Hati Tua diselenggarakan oleh PT. Jamsostek sehingga pekerja yang telah memenuhi syarat dapat memperoleh Jaminan Hari Tua. Dari data PT. Sihitang Raya Baru dan PT. Jamsostek diperoleh 36 pekerja yang telah mendapat Jaminan Hari Tua.

Tabel 4.11. Distribusi Sampel yang Mendapat Jaminan Hari Tua Menurut Jenis Kelamin di PT. Sihitang Rata baru Tahun 2004-2008

Tahun No. Jenis

Kelamin

2004 % 2005 % 2006 % 2007 % 2008 %

1. Laki-laki 8 100 5 100 6 85,72 6 75,00 7 87,50

2. Perempuan 0 0 0 0 1 14,28 2 25,00 1 12,50

Jumlah 8 0 5 100 7 100 8 100 8 100

Pada tabel 4.11. di atas bahwa sampel yang mendapat Jaminan Hari Tua paling banyak adalah laki-laki pada tahun 2004 yaitu sebanyak 8 orang (100%).


(1)

Daftar Penetapan Jaminan Hari Tua PT. Sihitang Raya Baru

Tahun 2004-2008

No KPJ Nama

Pekerja Tanggal Agenda Tanggal Pengajuan Tanggal Penetapan Saldo Penetapan JHT Santunan Kematian 1 02B30010205 Asrida 14/05/2008 14/05/2008 14/05/2008 Rp.1.170.724.07 Rp.0 2 02B30025393 Rudi Wijaya 02/06/2008 02/06/2008 02/06/2008 Rp.2.888.077.11 Rp.0 3 00B30010338 Sariaman 10/07/2008 10/07/2008 10/07/2008 Rp.3.789.282.05 Rp.0 4 99B30016554 Benni Amin 13/01/2005 13/01/2005 13/01/2005 Rp.2.002.352.65 Rp.0 5 99B7001797 Arie Wijaya 27/01/2005 27/01/2005 27/01/2005 Rp.2.219.950.46 Rp.0 6 99B70001771 Arfan Marzuki 04/02/2005 04/02/2005 04/02/2005 Rp.1.846.989.72 Rp.0 7 00B30067910 Rudiansyah 08/03/2006 08/03/2006 08/03/2006 Rp.1.768.415.93 Rp.0 8 95B30007924 Marhan 07/04/2004 07/04/2004 07/04/2004 Rp.2.822.427.33 Rp.0 9 02B30010296 Lokot 05/04/2007 05/04/2007 05/04/2007 Rp.2.072.308.83 Rp.0 10 00B30067787 David Maruli Tua 06/06/2006 06/06/2006 06/06/2006 Rp.1.972.913.25 Rp.0 11 02B30010239 Zubaidah 19/06/2007 19/06/2007 19/06/2007 Rp.1.906.858.53 Rp.0 12 99B30016521 Tabah Sonaryo 03/08/2004 03/08/2004 03/08/2004 Rp.1.705.624.93 Rp.0 13 03B30012191 Rubino Simanjuntak 07/09/2004 07/09/2004 07/09/2004 Rp.377.835.92 Rp.6000.000 14 00B30067936 Ali Nahran 05/12/2007 05/12/2007 05/12/2007 Rp.2.537.381.40 Rp.0 15 02B30010148 Efina 19/12/2007 19/12/2007 19/12/2007 Rp.2.543.323.65 Rp.0 16 93B30067746 M Ramadhan Hasibuan 02/06/2006 02/06/2006 02/06/2006 Rp. 6.220.146,70 Rp.0 17 00B30067746 Hulman Hutagalung 02/06/2006 02/06/2006 02/06/2006 Rp. 3.789.282.05 Rp.0 18 99B0016539 Suhardi Suryaningrat 01/12/2008 01/12/2008 01/12/2008 Rp.4.767.785.47 Rp.0 19 03B30017992 Torang M Hutauruk 04/12/2008 04/12/2008 04/12/2008 Rp.2.087.257.55 Rp.0

Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010.


(2)

20 99B70001961 Edy Sugiman 04/02/2005 04/02/2005 04/02/2005 Rp.1.801.515.30 Rp.0 21 02B30010403 Muhammad Yusuf 18/02/2008 18/02/2008 18/02/2008 Rp.2.907.495.00 Rp.0 22 99B30016430 Hermansyah 08/03/2006 08/03/2006 08/03/2006 Rp.1.351.930.75 Rp.0 23 02B30010262 Leonardus T 14/04/2005 14/04/2005 14/04/2005 Rp.898.550.00 Rp.0 24 00B30067860 Aman Nasution 27/04/2006 27/04/2006 27/04/2006 Rp.768.627.75 Rp.0 25 02B30010320 Paiyan Tua 05/04/2007 05/04/2007 05/04/2007 Rp.2.030.959.63 Rp.0 26 02B30010353 Ediso Hasudungan 29/05/2007 29/05/2007 29/05/2007 Rp.723.394.06 Rp.0 27 02B30014181 Abner Sitompul 04/06/2007 04/06/2007 04/06/2007 Rp.1.783.630.63 Rp.0 28 02B30003440 Mambang Diawan 19/06/2007 19/06/2007 19/06/2007 Rp.2.355.073.00 Rp.0 29 99B30016414 Swardi 14/07/2004 14/07/2004 14/07/2004 Rp.349.230.80 Rp.0 30 99B30016513 Maruli Manullang 04/08/2004 04/08/2004 04/08/2004 Rp.1.682.948.93 Rp.0 31 97B30004232 Masri Daulay 26/09/2006 26/09/2006 26/09/2006 Rp.863.364.75 Rp.0 32 99B70001805 Piter Pangaribuan 04/10/2004 04/10/2004 04/10/2004 Rp.1.511.298.40 Rp.0 33 99B30016398 Firman Gunawan 08/10/2004 08/10/2004 08/10/2004 Rp. 1.551.360.00 Rp.0 34 00B30067738 Ngadiman 16/11/2005 16/11/2005 16/11/2005 Rp.1.004.662.01 Rp.0 35 98B30016150 Erwin Efendi 27/12/2004 27/12/2004 27/12/2004 Rp.1.166.529.60 Rp.0 36 00B30067936 Pardamean Pane 18/12/2007 18/12/2007 18/12/2007 Rp.2.573.908.29 Rp.0

Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010.


(3)

Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010.


(4)

Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010.


(5)

Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010.


(6)

Cici Suci Ningsih : Tinjauan Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) Bagi Pekerja PT. Sihitang Raya Baru Padangsidempuan Tahun 2004-2008, 2010.