KERANGKA ACUAN SUB PROGRAM SENSUS BIOTA LAUT (Census of Marine Life)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:25:02 2017 / +0000 GMT

KERANGKA ACUAN SUB PROGRAM SENSUS BIOTA LAUT (Census of
Marine Life)
Pendahuluan 1. RasionaleIndonesia merupakan negara maritim kepulauan terbesar di dunia. Kekayaan dan keragaman biota dan
ekosistem laut menjadikan laut Nusantara sebagai gudang keaneka-ragaman hayati bahari (mega marine biodiversity). Sistem
oseanografi-meteorologi perairan Pasifik Barat sangat mempengaruhi kondisi oseanografi dan iklim Indonesia. Sementara itu
dinamika upwelling dengan transport nutrien dan biomassa serta iklim tropika yang hangat menjadikan laut nusantara sebagai
gudang keanekaragaman hayati dunia. Kondisi ini menjadikan Indonesia mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dalam
keanekaragaman, kekayaan, keunikan dan keindahan biota serta ekosistem baharinya. Hal tersebut menjadi lebih menonjol terutama
dengan adanya program riset global yang disebut Census of Marine Life atau disingkat dengan CoML.Program CoML tersebut
melibatkan ilmuwan di seluruh dunia yang berupaya membedah arsip untuk mengkaji kondisi keragaman (diversity), sebaran (
distribution) dan kelimpahan (abundance) komunitas dan populasi biota bahari pada masa lalu (sampai 500 tahun ke belakang, kalau
mungkin), selanjutnya memotret parameter-parameter tersebut pada saat ini. Data dan informasi yang diperoleh dari dua kegiatan
tersebut akan dipakai untuk mengkaji kecenderungan (trend) kondisi sumberdaya tersebut, yang selanjutnya berguna untuk
memprediksi kondisinya di masa yang akan datang. Upaya tersebut dimaksudkan guna memperoleh luaran agar dapat dijadikan
landasan bagi upaya konservasi dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Sebagai negara maritim kepulauan terbesar dan gudang
keanekaragaman hayati bahari dunia, sangat tepat apabila Indonesia terlibat dalam upaya global tersebut. Bagi LIPI yang
mempunyai lembaga riset kelautan tertua di Indonasia dengan pengalaman kerjasama riset internasional, adalah suatu keharusan
apabila menjadi pemrakarsa utama dalam merancang dan melaksanakan program ini di Indonesia. Hasil riset ini akan menjadi

penting maknanya karena kebijakan pemerintah yang saat ini mulai menjadikan sektor kelautan sebagai penggerak (prime-mover)
ekonomi nasional. Meskipun demikian, kegiatan tersebut hendaknya ditujukan sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional, dimana
salah satunya adalah untuk memperkuat ketahanan dan keamanan pangan kita, khususnya protein dari sumberdaya ikan.2.
PermasalahanMeskipun telah diyakini oleh semua pihak bahwa laut nusantara merupakan gudang keanekaragaman hayati. tetapi kita
tidak tahu secara pasti apa yang kita punyai. Di sisi lain, masalah-masalah lingkungan laut terus berlangsung dalam tingkat yang
mengkhawatirkan. Penebangan hutan mangrove untuk kebutuhan pembukaan lahan tambak, pembuatan arang dan chip serta untuk
pemukiman terus saja berlangsung; perusakan terumbu karang oleh pemboman, pembiusan ikan, penambangan karang dan dan
pencemaran dari daratan juga tidak berhenti, meskipun ada program penyelamatan terumbu nasional yang cukup besar dan luas,
demikian juga dengan padang lamun yang hampir selalu berdekatan letaknya dengan terumbu karang dan mangrove. Estuaria yang
daerah hulunya padat dengan kegiatan, kualitas perairannya sudah cenderung menurun serta menjadi dangkal akibat erosi dan
sedimentasi dari daerah hulunya. Pencemaran laut yang diakibatkan baik oleh kegiatan manusia di darat maupun di laut terus
berlangsung secara intensif dan meluas sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan pertambahan penduduk. Perairan di
depan kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Makasar misalnya sudah sangat menurun kualitasnya akibat
pencemaran. Para ahli sepakat bahwa 80% kasus pencemaran laut diakibatkan oleh aktivitas manusia di daratan.Masalah lingkungan
laut yang lain adalah eksploitasi sumberdaya laut yang tidak hati-hati sehingga mengakibatkan over-eksploitasi dan overfishing,
meskipun secara keseluruhan eksplitasi sumberdaya laut kita masih di bawah tingkat optimumnya. Laut Jawa, Selat Malaka, Laut
Cina Selatan dan Kalimantan Timur sudah memperlihatkan indikasi overfishing karena terlampau tingginya tingkat penangkapan di
perairan tersebut. Akar masalah yang yang menyebabkan ketiga masalah lingkungan di atas adalah sebagai berikut:·
Tidak
memadainya tingkat penguasaan ilmu dan teknologi dalam pemanfaatan sumberdaya laut kita secara bekelanjutan·

Peraturan
perundangan yang tidak mendukung dan penegakan hukum yang lemah·
Kebijakan yang tidak mendukungKetiga akar masalah
di atas secara kumulatif merupakan kegagalan kelembagaan secara menyeluruh dari tingkat pusat, daerah maupun tingkat desa dan
di tingkat masyarakat pesisir. Dampak paling ujung adalah kemiskinan masyarakat pesisir yang berdampak balik pada kerusakan
sumberdaya.Permasalahan lain yang penting disadari dari awal adalah bahwa program ini adalah program yang kompleks dengan
metodologi yang belum solid dan belum ada kesepakatan antara para calon pelaksana. Oleh karena itu, kerangka acuan ini dibuat
agar dapat dijadikan dasar dan panduan untuk menyusun usulan kegiatan riset sensus biota laut untuk masing-masing komponen.
Selain itu, kerangka acuan ini agar dianggap sebagai panduan yang dinamis dan adaptif sehingga setiap saat dapat diperbaiki dan
disesuaikan dengan kondisi yang terus berubah. Selain dari itu, ada permasalahan ilmiah yang harus diperhatikan dalam desain
dan pelaksanaan program ini antara lain:·
Bagaimana memperoleh data dan informasi masa lalu guna mengkaji kondisi
ekosistem, biota dan faktor-faktor lingkungan masa lalu·
Bagaimana metode penelitian untuk mengkaji kondisi ekosistem,
komunitas, dan populasi biota serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya;·
Bagaimana mengkaji kecenderungan dari
kondisi masa lalu ke masa kini serta kondisi lingkungan yang mempengaruhinya;·
Bagaimana membuat model untuk

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com


| Page 1/6 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:25:02 2017 / +0000 GMT

memprediksi kondisi masa depan berdasarkan analisis kecenderungan tersebur di atas;·
Bagaimana merangkum semua data dan
informasi serta hasil-hasil analisis kecenderungan dan model prediksi dalam sistem pengelolaan data dan informasi elektronik yang
menarik, informatif dan bermanfaat bagi pengguna;·
Bagaimana menganalisis data dan informasi dalam bentuk peta-peta
tematik guna menunjang dan mempermudah penyusunan konsep kebijakan dan strategi pengelolaan sumberdaya hayati dan
lingkungan bahari dan pesisir;·
Selanjutnya bagaimana menyusun konsep kebijakan dan strategi pengelolaan sumberdaya hayati
dan lingkungan bahari berbasis ilmu pengetahuan dari hasil-hasil program ini. Lingkup Kajian 1. DefinisiSensus Biota Laut (
Census of Marine Life=CoML) adalah program penelitian yang mempelajari perubahan keanekaragaman (diversity), sebaran
(distribusi) dan kelimpahan (abundance) biota laut karena perubahan lingkungan dan aktivitas manusia dalam skala ruang dan
waktu. Berdasarkan definisi di atas, program ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:·
Mengkaji kondisi habitat, komunitas dan
populasi biota laut di masa lalu·

Melakukan eksplorasi sumberdaya tersebut guna mengkaji kondisinya saat ini·
Menganalisis kecenderungan kondisi sumberdaya tersebut berdasarkan kondisi masa lalu dan saat ini·
Memprediksi kondisi
sumberdaya tersebut di masa mendatang berdasarkan hasil analisis kecenderungan·
Mengkaji faktor-faktor lingkungan
fisik-kimia-biologis dan sosio-demografis yang mempengaruhi perubahan tersebut·
Menganalisis dan mengelola data dan
informasi yang diperoleh dalam system pangkalan data dan sistem informasi geografis (SIG) untuk dijadikan bahan dalam
menyusunan rekomendasi guna mendukung kebijakan ketahanan dan keamanan pangan2. Komponen programProgram ini meliputi
beberapa komponen berikut: 2.1. Komponen taksaPerairan Nusantara mengandung beribu taksa biota, dan tidak mungkin melakukan
sensus sekaligus. Oleh karena itu dalam tahap awal program ini dilakukan pemilihan berdasarkan prioritas dengan menetapkan
kriteria seperti berikut: 1) nilai ekonominya dan produksinya tinggi, 2) Tingkat kelangkaan dan ancaman, 3) komoditas frontier yaitu
mempunyai masa depan yang ekonomis penting tetapi belum banyak dimanfaatkan, 4) permintaan pasar yang kuat, 5) keunikan dan
kekhasan, 6) kerusakan habitat dan penurunan kualitas air. Berdasarkan berbagai kriteria tersebut, maka taksa terpilih adalah
sebagai berikut:·
Ikan: Hiu dan Pari (Elasmobranchii), Kakap Laut Dalam (Deep sea snapper), Sidat(Anguilla spp), Ikan
Terbang (Exocoetidae), pelagis besar dan kecil;·
Krustasea: Udang karang (Palinuridae) dan udang penaeid (Penaeidae);·
Moluska: Kima (Tridacnidae) dan Lola (Trochidae);·
Echinodermata: seluruh jenis teripang (Holothuridae)2.2. Komponen

habitat/ekosistemKomponen habitat/ekosistem meliputi ekosistem-ekosistem estuaria, mangrove, lamun dan terumbu karang.
Sedangkan aspek yang dikaji meliputi luasan, keanekaragaman, sebaran dan kelimpahan biota yang berasosiasi dengan
ekosistem-ekosistem tersebut, serta kondisi/kualitas dan ekosistem, sirkulasi perairan, tipe substrat dan geomorfologinya, Pemetaan
dengan menggunakan teknik penginderaan jauh dan sistem informasi geografi merupakan bagian penting dari kegiatan komponen
ini.2.3. Komponen Hidrologi/Kualitas airAir merupakan media kehidupan biota laut. Oleh karena itu faktor oseanografis dan
kualitas air laut sangat menentukan keberhasilan hidup biota laut dalam hal berkembang biak, bermigrasi, mencari makan, tumbuh
dari larva menjadi dewasa. Suhu, salinitas, oksigen, pola arus, nutrien dan zat-zat pencemar merupakan parameter-parameter
fisik-kimiawi penting yang menentukan kondisi hidrologis dan kualitas air, temasuk kandungan zat pencemar dalam sedimen dan
tubuh biota. Sedangkan parameter biologis seperti mikrobiologi, bentos, plankton dan produktivitas merupakan indikator kualitas air
dan kesuburan.2.4. Komponen Sosio-Ekonomi-DemografiPerubahan kondisi ekosistem komunitas dan populasi biota laut
dipengaruhi baik oleh faktor alam maupun faktor manusia, tetapi kegiatan manusia merupakan faktor yang dominan. Kebijakan,
peraturan perundangan, penegakan hukum, keserakahan, ketiadaan mata-pencaharian alternatif, kebutuhan ruang yang mendesak
karena pertumbuhan penduduk merupakan akar dari permasalahan yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu
harus ada kajian berbagai kebijakan masa lalu yang berdampak terhadap degradasi atau kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan. Sejarah perkembangan industri, pemukiman dan pertanian juga perlu dikaji karea hal-hal- tersebut merupakan kekuatan
pengendali (driving forces) terjadinya masalah-masalah lingkungan saat ini. Hal tersebut hanya merupakan sebagian contoh-contoh,
tentunya masih banyak aspek sosio-ekonomi-demografi lain yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya yang perlu dikaji.
Tentunya para ahli di bidang ini yang lebih memahami dan dapat menggali lebih mendalam..2.5. Komponen ?Marine
Bioprospecting?Komponen ini sebetulnya merupakan aktivitas hilir yang tidak ada kaitan dengan sensus biota laut dan ketahanan
maupun keamanan pangan. Meskipun demikian, berbagai biota yang menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif dapat dikategorikan

sebagai komoditas frontier. Pada tahap awal kajian terhadap substansi bioaktif hendaknya difokuskan pada kelompok biota yang
prospektif seperti pada sponge dan ascidian. 2.6. Komponen Ocean Biogeographic Information System (OBIS)Komponen ini
diharapkan menjadi kegiatan penunjang lima komponen terdahulu dalam membantu menganalisis dan mengelola data dan informasi
hasil kegiatan penelitiannya. Kegiatan komponen ini terdiri dari bidang :Bidang pengembangan pangkalan data
dan
metadata;Bidang pengembangan pemetaan
melalui aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi;Bidang
pengembangan situs WEB2.7. Komponen Pengembangan Teknologi DeteksiSelama ini dalam melakukan penlitian kelautan kita
sangat tergantung pada peralatan yang diproduksi oleh negara maju. Hal ini membawa konsekuensi lebih jauh yaitu ketergantungan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/6 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:25:02 2017 / +0000 GMT

terus menerus dalam hal servis, perbaikan dan kalibrasi. LIPI yang mempunyai pusat-pusat penelitian di bidang ini cukup layak
mulai mengembangkan peralatan deteksi di bidang penelitian laut, misalnya alat deteksi ikan (akustik dan sonar) dan monitoring
kualitas air yang terus-menerus (real time water quality monitoring).2.8. Keterkaitan Antar KomponenIdealnya, merujuk pada

permasalahan yang telah dibahas pada bab terdahulu. kegiatan penelitian masing-masing komponen mempunyai kaitan satu sama
lain. Hal tersebut untuk mempermudah dalam menganalisis seluruh data dan informasi agar dapat digunakan untuk melandasi
penyusunan konsep kebijakan pengelolaan. Oleh karena itu lokasi penelitian juga harus terfokus pada wilayah yang relatif terbatas
agar penyusunan kebijakan dan strategi pengelolaan realistis dan operasional serta benar-benar berlandaskan fakta-fakta ilmiah.
Dengan demikian dalam proses perencanaan, masing koordinator/penanggung jawab komponen harus selalu berinteraksi melalui
berbagai pertemuan seperti rapat perencanaan, lolakarya atau seminar. Lingkup Penelitian1. Wilayah penelitianPemilihan wilayah
penelitian didasarkan pada kriteria di bawah ini:Perairan yang menjadi pusat
keanekaragaman hayati bahari dunia;Wilayah
daratannya mempunyai
perkembangan ekonomi yang cukup tinggi;Aspek transboundary yang
cukup signifikan baik dilihat
dari aspek sirkulasi air, ruaya (migration)
dan sebaran biota maupun perdagangan lintas batas;Daya tarik internasional dalam
aspek ilmiah/akademik, pembangunan, konservasi, dan pembiayaaanAkseptabilitas dan dukungan
pemerintah daerahDari kriteria
di atas maka wilayah perairan yang terpilih adalah:·
Selat Makasar dengan fokus Kalimantan Timur;·
Sulawesi Utara
dengan fokus periran sekitar Bitung dan Selat Lembeh;·
Maluku Utara dengan fokus Ternate dan sekitarnya;·

Laut Cina
Selatan dan perairan Selat Malaka wilayah Riau.Dalam hal desain penelitian lingkup ruang penting untuk diperhatikan karena dalam
definisi ditekankan perubahan keragaman, sebaran dan kelimpahan baik ekosistem, komunitas dan populasi dalam skala ruang (
spatial) dan waktu (temporal). Sebagai contoh misalnya bagaimana keragaman spasial komunitas larva ikan di muara sungai mulai
dari perairan dengan salinitas rendah sampai salinitas yang lebih tinggi di perairan dekat laut lepas. Hal yang sama juga dengan
kadar zat pencemar dari lokasi yang dekat dengan sumber pencemar dengan lokasi yang berangsur jauh dari sumber pencemar.
Dalam skala yang lebih luas, misalnya lokasi yang kita anggap dekat dengan pusat sebaran dengan lokasi yang lebih jauh dari pusat
sebaran. Perubahan substrat juga menentukan keragaman spasial, seperti padang lamun misalnya. Komunitas lamun yang tumbuh di
sedimen terrigenous (berasal dari daratan) berbeda dengan komunitas lamun yang tumbuh di sedimen carbonate (berasal dari
pecahan biota penyusun terumbu karang). Maka dalam hal ini ketajaman berfikir dan penguasaan teoritis dari peneliti sangat
diperlukan dalam mendesain proposal penelitian.2. Lingkup waktuKeragaman berdasarkan waktu (temporal variation) merupakan
aspek yang paling sulit dikaji, terutama pada komponen taksa. Hal ini disebabkan karena kita lemah dalam pengelolaan data dan
informasi atau bahkan tidak mengelola data sama sekali. Mungkin beberapa contoh dapat diberikan, misalnya untuk luasan
mangrove atau lamun masa lalu dapat dikaji melalui data citra satelit masa lalu dengan citra satelit saat ini. Apakah ekosistem
tersebut mengalami penambahan atau pengurangan luas. Contoh lain misalnya, kita mengambil sedimen dengan corer, sedimen
dalam corer dibagi-bagi dan tiap bagian dideteksi umurnya melalui carbon dating dan diteliti kandungan zat pencemarnya. Dari data
tersebut diharapkan dapat diketahui kecenderungan tingkat pencemaran dari masa lalu sampai saat ini. Apabila hal-hal tersebut di
atas dikaitkan dengan hasil kajian komponen sosio-ekonomi-demografi, maka diharapkan dapat disampaikan rekomendasi kebijakan
untuk mendukung pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan.Dalam komponen sosio-ekonomi-demografi, kebijakan-kebijakan,
perkembangan industri, pertanian, pemukiman, pertumbuhan penduduk termasuk imigrasi dan emigrasi, aspek kelembagaan dan

perundangan masa lalu yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan mutlak dikaji. Kemudian dikaji statusnya
saat ini untuk menganalisis trend guna memprediksi keadaannya di masa depan yang dikaitkan dengan hasil prediksi kondisi
sumbernya. Dari hasil kajian ini tentunya LIPI dapat menyusun rekomendasi kebijakan untuk konservasi dan pemanfaatan
sumberdaya hayati dan lingkungan bahari dan pesisir secara berkelanjutan.3. Lingkup KegiatanLingkup kegiatan penelitian meliputi
pengumpulan dan analisis data sekunder, survey lapangan, analisis data dan contoh di laboratorium, penyusunan laporan
maisng-masing komponen, rangkuman laporan menjadi konsep kebijakan3.1. Pengumpulan dan Analisis Data SekunderLingkup
kegiatan ini meliputi penelusuran dan analisis data sekunder melalui studi pustaka, pengumpulan dan analisis data statistik, analisis
data citra penginderaan jauh dan peta-peta masa lalu.3.2. Survei LapanganSurvei lapangan memerlukan perencanaan yang matang
dengan mempertimbangkan hasil analisis data sekunder dan metode yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai, serta
mempertimbangkan keterkaitan dengan komponen lain. 3.3. Analisis Data dan LaboratoriumAnalisis data baik data sekunder
maupun primer serta analisis contoh di laboratorium merupakan bagian penting dari program ini. Oleh karena itu kegiatan ini harus
mendapt pendanaan yang memadai baik untuk alokasi waktu maupun untuk pengadaan berbagai bahan kimia. Selain itu, analisis
citra satelit yang digabungkan dengan data check lapangan (ground check) juga membutuhkan waktu, bahan dan biaya yang
memadai. 3.4. Penyusunan dan Sintesis LaporanPenyusunan dan sintesis laporan merupakan tahap penting karena kualitas laporan
dan sintesis berbagai laporan masing-masing komponen dasar bagi penyusunan kebijakan yang menjadi tujuan utama dari program
ini. Suatu tim kecil yang cukup solid dan multidisiplin serta memahami program secara mendalam.3.5. Penyusunan Kebijakan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/6 |


This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:25:03 2017 / +0000 GMT

Tim kecil yang merangkum berbagai laporan akan melanjutkan tugasnya menyusun kebijakan dan strategi pengelolaan. Idealnya,
tim ini dibantu oleh seorang ahli dalam kebijakan publik atau kebijakan maritim. Draf kebijakan tersebut harus didiskusikan melalui
beberapa kali lokakarya untuk mendapat masukan dan dapat diterima oleh seluas mungkin pemangku kepentingan (stakeholder),
Kegiatan ini agar dialokasikan anggaran yang memadai, atau bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat untuk memperoleh
anggaran pendamping. Tujuan dan Sasaran1. Tujuan dan sasaranTujuan umum (goal) program sensus biota laut adalah suatu
kebijakan pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perikanan berbasis ilmu pengetahuan melalui identifikasi dinamika perubahan
keaneka-ragaman, sebaran dan kelimpahan ekosistem, komunitas dan populasi biota laut dalam skala ruang (spatial) dan waktu (
temporal) serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya baik faktor fisik, kimia, biologis dan sosio-ekonomi-demografi
guna mendukung kebijakan nasional di bidang ketahanan dan keamanan pangan Adapun tujuan khusus/sasaran (specific objectives)
adalah sebagai berikut:·
Teridentifikasinya dinamika perubahan keanekaragaman, sebaran, dan kelimpahan biota laut tertentu
(sidat, elasmobranchii, kakap laut dalam, lola-kima dan teripang, ikan terbang dll.) dari masa lalu, saat ini dan prediksinya di masa
datang.·
Terpetakannya berbagai ekosistem laut dangkal di lokasi studi (estuaria, mangrove, padang lamun, dan terumbu
karang) serta keragaman, sebaran dan kelimpahan biota yang berasosiasi dengan sistem-sistem tersebut di masa lalu, saat ini dan di
masa mendatang;.·

Terpetakannya kondisi hidrologis/oseanografis, dinamika spasial dan temporal kualitas air laut dan sedimen
serta system sosio-ekonomi-demografi masyarakat pesisir di lokasi penelitian;·
Terbangunnya dan beroperasinya sistem analisis
dan pengelolaan data dan informasi dinamika sumberdaya hayati bahari, lingkungan fisik, kimia dan biologis serta
sosio-ekonomi-demografi di lokasi penelitian;·
Terciptanya berbagai prototip peralatan deteksi/pelacakan biota laut dan
peralatan untuk real time monitoring kondisi dan kualitas air laut;·
Teridentifikasinya hubungan sebab-akibat terjadinya masalah
lingkungan di wilayah penelitian melalui analisis hubungan sebab-akibat (causal chain analysis)·
Meningkatnya kapasitas
kelembagaan dan sumberdaya peneliti kelautan dan terpenuhinya kebutuhan peralatan dan wahana untuk melakukan program riset
tersebut. ·
Tersusunnya kebijakan dan strategi pengelolaan sumberdaya hayati dan lingkungan bahari di lokasi berlandaskan
data dan informasi ilmiah hasil penelitian yang dilanjutkan dengan analisis sebab akibat (causal chain analysis), sehingga tersusun
?Rancang Tindak Strategis? (Strategic Action Plan). 2. Luaran dan dampakLuaran dari program ini meliputiLaporan teknis dan
publikasi
ilmiah (jurnal ilmiah dalam dan luar negeri) mengenai hasil-hasil
penelitian yang meliputi dinamika luasan, persen
tutupan keanekaragam,
sebaran dan kelimpahan ekosistem, komunitas, dan populasi biota laut dalam
skala ruang dan waktu
serta prediksinya di masa depan. .Laporan teknis dan publikasi
ilmiah mengenai dinamika spasial dan temporal faktor-faktor
lingkungan
fisik-kimia-biologis, termasuk parameter kualitas air, dan sosio- ekonomidemografi (termasuk kebijakan dan
peraturan perundangan) yang mempengaruhi
kondisi ekosistem, komunitas dan populasi biota laut;Sistem analisis dan
pengelolaan
data elektronik yang operasional dan situs WEB yang atraktif,
informatif dan bermanfaat bagi pengguna;Peta
tematik mengenai ekosistem,
keanekaragaman, sebaran dan kelimpahan biota serta faktor-faktor
lingkungannya;Berbagai
panduan dan manual
mengenai metode pengambilan contoh dan analisis data, dan sistem
pengelolaan data, metode pemetaan
sumberdaya dan ekosistem serta
manual-manual yang lain;Rekomendasi kebijakan dan strategi
pengelolaan smberdaya hayati
wilayah penelitian dan kebijakan pengelolaan
dan pemanfaatan secara berkelanjutan berbagai taksa biota yang diteliti.Sedangkan
dampak dari hasil penelitian yang diharapkan adalah:·
Adopsi rekomendasi kebijakan dan strategi oleh pemerintah setempat
dam dimanfaatkan menjadi Rencana Strategis;·
Pengakuan kalangan akademis baik dalam maupun luar negeri terhadap
publikasi yang diterbitkan yang salah satu kriterianya adalah jumlah kutipan ;·
Respon terhadap situs web meningkat dengan
indikator jumlah kunjungan yang meningkat, dan ini akan meningkatkan citra LIPI;·
Peningkatan kepedulian dan apresiasi
pemeritah pusat dan daerah terhadap hasil-hasil riset yang melandasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan laut
dengan indikator rekomendasi kebijakan diadopsi dan diterapkan;·
Meningkatnya keterlibatan antar puslit dan kedeputian di
lingkungan LIPI dalam melaksanakan program terpadu serta bertambah baiknya prosedur dan mekanisme pelaksanaan program
tesebut;·
Meningkatnya kemitraan antar para pemangku kepentingan (stakeholders) dan partisipasi masyarakat setempat dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan bahari.Tahapan PelaksanaanProgram ini mempunyai tingkat kesulitan
yang cukup tinggi, kami tidak punya pengalaman yang cukup untuk melaksanakannya. Selain itu lingkup wilayah laut nusantara
yang sangat luas dan keragaman taksa biota cukup tinggi serta belum adanya metodologi yang baku menyebabkan program ini
diperkirakan akan berlangsung lama. Oleh karea itu harus ada strategi pentahapan pelaksanaan yang diusulkan sebagai berikut: 1.
Tahap Awal/Inisiasi ( 2004 ? 2007)Tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap pilot (pilot phase), dengan wilayah yang relatif terbatas
dan jumlah taksa tidak banyak. Pada akhir tahap ini diharapkan dapat disusun metode-metode dan manual pengambilan contoh,
analisis dan pengelolaan data dan informasi, peta-peta tematik lokasi pilot serta draf rencana strategis daerah pilot dan usulan
kelembagaan yang menangani pelaksanaan rencana strategis. Desain sistem analisis dan pengelolaan data dan informasi sudah
terbentuk dan mulai operasional. Sistem pengelolaan perikanan taksa terpilih sudah dapat dirancang. Berbagai tulisan dan manuskrip

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/6 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:25:03 2017 / +0000 GMT

ilmiah diterbitkan dan diajukan untuk diterbitkan di jurnal ilmiah baik dalam maupun luar negeri 2. Tahap Pengembangan (2008 ?
2012)Berdasarkan hasil pembelajaran pada tahap awal, wilayah kajian akan diperluas dan komponen kajian diperdalam. Draf
Rencana Strategis diadopsi oleh pemerintah daerah, stakeholder yang lain dan masyarakat setempat. Sistem analisis dan pengelolaan
data sudah beroperasi penuh dan sistem jaringan terbentuk, termasuk beroperasinya Web Site. Peta-peta tematik dapat diproduksi
dalam bentuk cetak maupun digital. Sistem pengelolaan perikanan taksa terpilih diadopsi dan mulai dilaksanakan oleh instansi
terkait. Pelatihan-pelatihan untuk para peneliti dari daerah (perguruan tinggi dan lembaga riset daerah) untuk mengembangkan
jaringan kelembagaan sensus biota laut mulai dilaksanakan. Kelembagaan ini dapat dimulai dari suatu kelompok berbagai ahli yang
bersifat adhoc. Tulisan-tulisan ilmiah hasil riset ini bertambah jumlahnya, demikian juga yang dipresentasikan dalam
pertemuan-pertamuan ilmiah nasional maupun internasional dan diterbitkan dalam berbagai prosiding dan berbagai jurnal ilmiah.3.
Tahap Pelembagaan (2013 ? 2018)Tahap ini adalah tahap menentukan karena merupakan periode operasionalisasi jaringan
kelembagaan untuk mengantisipasi keberlanjutan kegiatan ini setelah proyek berakhir. Demikian juga dengan pendanaan yang
berkelanjuatan sudah mulai dirancang sistemnya agar pada pasca proyek sudah dapat mendukung operasionalisasi kelembagaannya.
Sistem analisis dan pengelolaan data sudah operasional penuh demikian juga dengan sistem jaringannya. Situs WEB sudah
opersional penuh dan dapat melayani permintaan data dan informasi dari publik dengan mekanisme imbalan yang sesuai dengan
peraturan perundangan (e-bussiness). Road Map dan Matriks Kerangka Kerja LogisSubstansi yang disamaikan dalam
masing-masing tahap pelaksanaan ini masih bersifat normatif dan harus diterjemahkan secara lebih rinci dalam bentuk road map
oleh penyusun proposal dan anggota timnya.yang harus disusun bersama-sama oleh suatu Tim Kecil dulu. Setelah itu draf Road Map
tersebut dibahas dalam suatu lokakarya untuk memperoleh masukan untuk perbaikan dan disepakati bersama. Setelah itu dapat
disusun matriks kerangka kerja logis (MKKL, Logical Framework) yang disertai dengan penetapan indikator pencapaiannya.
Penjelasan rinci mengenai Road Map dan MKKL ini tercantum dalam Panduan Penyusunan Kegiatan LIPI Tahun 2004. Organisasi
Pelaksana1. Tim ProgramStruktur dan anggota Tim Program sebagai berikut:Pengarah
: 1. Prof. Dr. Umar Anggara
Jenie. Apt., M.Sc.
(Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
2. Dr. Ir. Jan
Sopaheluwakan, M.Sc.
(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian)
3. Dr.
Endang Sukara, APU
(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati)
4. Dr. Dewi
Fortuna Anwar, APU
(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan)
5. Dr. Ir. Anung Kusnowo
(Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik)Ketua Tim
: Dr.
Malikusworo Hutomo (Puslit Oseanografi)Sekretaris
: Dr. Mulyadi (Puslit Biologi)Anggota
: 1. Dr.
Asikin Djamali (Puslit Oseanografi) 2. Dr. Ir. Wahyu Suprihantoro (Puslit Geoteknologi)
3. Dr. Masbah
R.T. Siregar (Puslit Elektronika dan Komunikasi)
4. Ir. Sulistijo, M.Sc. (Puslit Oseanografi)
5. Dr. Carunia Mulya Firdausy (Puslit Ekonomi)
6. Dr. Anugerah Nontji (Puslit Oseanograsfi)
7. Dr. Mashuri (Puslit Ekonomi)
8. Ir. Sunartoto Gunadi, M.Sc. (Puslit KIM) 9. Dr. Deny
Hidayati (Puslit Kependudukan) 10. Dr. Rachmaniar Rachman (Puslit Oseanografi) 11. Dr. L. Broto S. Kardono (Puslit Kimia) 12.
Dr. Zainal Arifin (Puslit Oseanografi)2. OrganisasiSusunan organisasi seperti di atas tidak akan efektif untuk mengelola proyek ini.
Harus ada suatu sekretariat pendukung yang cukup kuat dan terdiri dari personil di bidang teknis, administrasi dan keuangan serta
bekerja penuh waktu (full time). Bentuk strukturnya dan nama-nama tenaga yang ditunjuk serta kriteria pemilihannya akan
dibicarakan dalam rapat tim. Dilihat dari segi kepraktisan, sekretariat diusulkan berada di Pusat Peneltian Osenografi-LIPI di Ancol,
Jakarta. Dalam organisasi ini, selain ada Koordinator dan Sekretaris Ilmiah, harus ada penanggung jawab dan sekretaris komponen
program.Sekretariat harus diperlengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran kerja serta imbalan/kompensasi
yang memadai. Sebaliknya kinerja staf sekretariat juga secara berkala dievaluasi.Ketentuan Usulan1. Usulan Penelitian·
Usulan
dapat diajukan dengan merujuk pada topik dalam komponen dengan substansi (tujuan, sasaran, luaran, dan dampak) yang relevan
dengan substansi kerangka acuan. Selanjutnya Penanggung Jawab Komponen melakukan penggabungan sehingga menjadi satu
usulan penelitian komponen untuk diajukan kepada Ketua Tim/Koordinator/Peneliti Utama. Koordinator dibantu oleh sekretaris dan
penanggung jawab komponen kemudian menggabung proposal-proposal tersebut menjadi suatu ?proposal terpadu? dan diajukan ke
Tim Perencanaan dan Deputi IPK (sebagai penanggung jawab program).·
Format penulisan usulan menggunakan format untuk
penyusunan program kegiatan LIPI tahun 2004 dan substansi merujuk pada dan relevan dengan Kerangka Acuan Program
Kompetitif LIPI pada Lampiran 1.·
Satu Tim Peneliti dapat terdiri dari 1 Ketua Tim/Peneliti Utama, 2 ? 3 anggota peneliti dan 3
? 4 teknisi/pembantu peneliti. Ketua Tim berasal dari LIPI, anggota peneliti dapat berasal dari LIPI (satu atau lintas puslit) atau
lembaga penelitian di luar LIPI (negeri atau swasta). Sangat dianjurkan untuk merekrut anggota peneliti muda yang sedang/akan
melakukan penelitian bergelar sarjana (maksimal 30 th) dan pasca sarjana (maksimal 35 tahun). Dalam kasus terakhir ini diterapkan,
agar menyebutkan nama dan institusi pendidikan tinggi dalam dan/atau negeri (yang punya reputasi atau telah punya MoU dengan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/6 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:25:03 2017 / +0000 GMT

LIPI) yang menjadi tuan rumah. 2. Pelaksana Kegiatan dan Mitra KerjaPelaksana kegiatan penelitian terdiri dari : 1.
Unit-unit
penelitian di lingkungan LIPI2.
Lembaga di luar LIPI yang dapat diundang menjadi mitra seperti:·
Pemerintah Daerah·
Perguruan tinggi pusat/daerah·
Lembaga penelitian di luar LIPI baik swasta maupun pemerintah·
Lembaga Penelitian dari
Luar NegeriSeleksi usulan penelitian akan dilaksanakan oleh Tim Sensus Biota Laut dan Tim Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi
(PME) Kedeputian Ilmu Pengetahuan Kebumian-LIPI bersama dengan Tim PME lainnya.Alamat Kontak:1.
Dr. Ir. Jan
Sopaheluwakan, M.Sc. (Deputi bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian)2.
Dr. Malikusworo Hutomo (Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI)3.
Dr. Mulyadi (PusatPenelitian Biologi-LIPI)4.
Dr. Deny Hidayati (Pusat Penelitian
Kependudukan-LIPI)5.
Dr. Masbah R.T. Siregar (Pusat Penelitian ET)6.
Ir. Sulistijo, M.Sc. (Puslit Oseanografi)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 6/6 |