9. kepala bppi peningkatan daya saing dan produktivitas

(1)

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Kementerian Perindustrian 2016

Disampaikan oleh:

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2016


(2)

O U T L I N E

Pendahuluan

I

Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri

II

Rencana Kerja Prioritas BPPI Tahun 2016 - 2019


(3)

Pendahuluan:

Potret Indonesia di ASEAN

3


(4)

Global Competitiveness

World Economic Forum (The Global

Competitiveness Report, 2015-2016)

3

Productivity

APO Productivity Database (2015)

5

Kemudahan Memulai Bisnis

Doing Business (2014)

7

Peringkat Peringkat

Posisi Indonesia di ASEAN


(5)

No Negara Harga USD per MMBTU

1 Indonesia 9,0

2 Vietnam 7,5

3 Filipina 5,43

4 Singapura 4-5

5 Malaysia 4,47

Harga Gas Industri

Harga gas untuk keperluan industri di Indonesia, relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lainnya. 296 296 226 220 197 113 80 78 39

0 50 100 150 200 250 300 USD

Sumber: The 23rd Survey of Investment Related Costs in Asia and Oceania, Jetro (2013)

Upah Minimum Pekerja

Upah minimum pekerja di Indonesia

merupakan yang tertinggi ke-3

di ASEAN

Sumber: www.tradingeconomics.com (2015)

No. Negara Interest Rate (%)

Reference Date

1 Singapore 0.21 Oct-15

2 Cambodia 1.42 Ags-15

3 Thailand 1.50 Ags-15

4 Malaysia 3.25 Jul-15

5 Philippines 4.00 Ags-15

6 Laos 4.50 Sep-15

7 Brunei 5.50 Sep-15

8 Vietnam 6.50 Sep-15

9 Indonesia 7.50 Nov-15

10 Myanmar 10.00 Sep-15

Myanmar menerapkan interest rate tertinggi di

kawasan ASEAN

 Untuk kawasan ASEAN, interest rate di Indonesia merupakan tertinggi ke-2 (berada di peringkat ke-9 dalam hal daya tarik bagi dunia bisnis)

Interest Rate yang Berlaku

5

Perbandingan Harga Gas Industri, Interest Rate dan Upah Minimum Pekerja


(6)

Perbandingan Harmonisasi Standar

dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia

No. Sektor Regulasi Teknis di Indonesia

Regulasi Teknis di ASEAN

1 Peralatan listrik dan elektronika

15 standar 133 standar IEC

2 Produk karet 3 standar 46 standar ISO

3 Pangan olahan 9 standar -

4 Komponen otomotif

11 standar 19 regulasi UNECE

5 Produk kayu - 34 standar ISO


(7)

Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis

Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib

di tingkat ASEAN

Tahun 2012 2013 2014

2015 (per November)

Jumlah (Juta US$) 1.267,8 1.157,0 931,3 678,3

Penurunan (%) 8,74 19,51 27,16

7

1.267.842.966

1.157.011.528

931.249.299

678.328.263

0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000

2012 2013 2014 2015 (per November)

Nilai impor produk SNI wajib di ASEAN

Nilai impor produk SNI wajib di ASEAN

Dengan menurunnya impor maka produk dalam negeri akan menguasai pasar dalam negeri yang akan mendorong peningkatan daya saing


(8)

No. Negara Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Cambodia - -

13 39 28 26 43 53 75 67 2 China

173.327 210.501 245.161 289.838 314.604 391.177 526.412 652.777 825.136 928.177 3 Indonesia

4.304 4.612 5.134 5.133 4.518 5.630 5.830 6.752 7.450 8.023 4 Japan

427.078 408.674 396.291 391.002 348.596 344.598 342.610 342.796 328.436 325.989 5 Malaysia

6.286 4.800 2.372 5.303 5.737 6.383 6.452 6.940 7.205 7.620 6 Republic of Korea

160.921 166.189 172.469 170.632 163.523 170.101 178.924 188.915 204.589 210.292 7 Singapore

8.605 9.163 9.951 9.692 8.736 9.773 9.794 9.685 9.722 10.312 8 Thailand

6.340 6.261 6.818 6.741 5.857 1.937 3.924 6.746 7.404 7.930 9 Viet Nam

1.947 2.166 2.860 3.199 2.890 3.582 3.560 3.805 3.995 4.447

Sumber: WIPO statistics database


(9)

235 288 284 386 415 508 533 601 663 702 4.069 4.324

4.850 4.747

4.103

5.122 5.297

6.151

6.787 7.321

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

PATEN DALAM NEGERI PATEN LUAR NEGERI

Sumber : Ditjen KI & WIPO

9

Permohonan Paten


(10)

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 JENIS

PATEN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN DN LN

industri 355 866 437 1.014 358 1.195 440 1.314 411 1.470 371 1.359 non-industri 60 3.237 71 4.108 175 4.102 161 4.837 252 5.317 331 5.962 TOTAL 415 4.103 508 5.122 533 5.297 601 6.151 663 6.787 702 7.321

Data Permohonan Paten

INDUSTRI vs NON-INDUSTRI

Pendaftaran paten dari pelaku usaha dalam negeri + 10 %, dan hanya + 50 %-nya terkait dengan sektor industri.


(11)

Karakteristik Impor Sektor Industri

Berdasarkan Bahan Baku dan Penolong pada Tahun 2015

• Impor bahan baku dan penolong 9 kelompok komoditi mencapai USD 69,01 miliar atau 63,37 persen terhadap total impor produk industri.

• Industri kimia dasar memiliki kontribusi terbesar yaitu USD 15,95 miliar atau 14,64 persen dari total impor industri dan yang kedua adalah industri logam (ferro dan non ferro) sebesar USD 14,40 miliar (13,22 persen) dan diikuti oleh industri mesin dan alat-alat listrik sebesar USD 8,89 miliar (8,17 persen)

Kelompok Nilai Impor 2015 (USD Juta) Porsi

INDUSTRI KIMIA DASAR 15.945,99 14,64% INDUSTRI LOGAM (FERRO DAN NON FERRO) 14.397,41 13,22% INDUSTRI MESIN DAN ALAT-ALAT LISTRIK 8.893,17 8,17% INDUSTRI ELEKTRONIKA 6.514,49 5,98% INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL 6.373,56 5,85% INDUSTRI BARANG KIMIA LAINNYA, PLASTIK,

PENGOLAHAN KARET DAN PRODUK FARMASI 5.688,34 5,22% INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN PAKAN TERNAK 5.445,26 5,00% INDUSTRI OTOMOTIF 3.129,41 2,87% INDUSTRI PULP DAN KERTAS 2.626,88 2,41%

Total 9 Kelompok 69.014,51 63,37%

Sumber : BPS, diolah Kemenperin


(12)

II

Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing

dan Produktivitas Industri


(13)

Jaminan mutu

K3L

STANDAR •Peningkatan mutu produk

dan Produktivitas

Substitusi impor

Diversifikasi produk

TEKNOLOGI

Meningkatkan nilai tambah

Paten

R & D Mendorong investasi baru,

Peningkatan produktivitas

Penguatan struktur industri

Penerapan teknologi, industri hijau, dan standardisasi serta R & D

INSENTIF

Peneraparan prinsip-prinsip industri hijau - 4 R

(reuse, reduce, recycle & recover)

Konservasi energi dan lingkungan

INDUSTRI HIJAU

13 Peran BPPI Dalam Meningkatkan Daya Saing dan Produktivitas Industri


(14)

Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Teknologi

• Pengembangan inovasi dan penerapan teknologi dalam peningkatan nilai

tambah dan pemanfaatan sumber daya alam lokal (misal: Komposisi Lilin Batik Untuk Produk Batik Warna Alami dan Proses Pembuatannya, Kampas Rem

Kereta Api, Tinta Gambir, dll)

• Pencapaian paten hingga Tahun 2015 di bidang teknologi industri sebanyak 79

paten (antara lain: Proses Pembuatan Garam NaCl Dengan Media Isolator

Pada Meja Kristalisasi, elektroda las bawah air, kertas pembungkus baja, Komposisi Kanvas Rem Kendaraan Bermotor Dari Pulp, dll)

• Dalam proses pengembangan:

 Zat warna alam (untuk aplikasi tekstil, pangan, kertas);

 Pengembangan baterai lithium;

 Pengembangan magnet permanen berbasis logam tanah jarang (rare earth

element);


(15)

•Sertifikasi ecolabel, GMP, HACCP, SMMSNI, ISO

•Pengujian Limbah & Lingk.

•Inspeksi GMP, HACCP & ISO

Layanan jasa teknis dibidang pengujian, kalibrasi, dan sertifikasi dalam rangka menjamin kesesuaian standar dan mutu produk

•Pelatihan ISO, HACCP, GMP

•Pelatihan manajemen dan desain

Layanan jasa teknis dibidang pelatihan dan konsultasi melalui

traning/diklat teknis dan

technical assistance

Sektor

Industri

Daya

Saing

Layanan Teknologi 15 •Penelitian tentang derivatisasi

minyak atsiri, kelapa & turunan CPO

•Penelitian pengembangan teknologi proses aneka produk

Layanan jasa teknis dibidang penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan mutu produk

•Pembuatan peralatan proses produksi aram, biomassa, coklat •Pembangkit Listrik Mikro Hidro,

Turbin •dan lain-lain

Layanan jasa teknis dibidang rancang bangun dan perekaya-saan industri melalui pengem-bangan desain dan prototype

•Pemberian konsultasi teknis penerapan Cleaner Production Technology

•Pengoperasian IPAL

Layanan jasa teknis dibidang konsultasi baik teknis maupun manajemen terkait penanggu-langan pencemaran industri

Contoh layanan


(16)

Contoh Hasil Litbang dalam Peningkatan Teknologi Industri

Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong

No. Balai Besar Hasil Litbang Pengguna

1 Balai Besar

Bahan dan Barang Teknik (B4T)

• Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Extender di Industri Cat

• Pembuatan Insulated Rail Joint dari Bahan Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor

• Pemanfaatan kopolimer lateks alam styrene

dalam pembuatan polymer modified concrete abstrak

• PT. Sigma Utama

• PT. KAI • PT. Rel-ion

Sterilization Service

2 Balai Besar Tekstil

(BBT)

• Pembuatan kain door trim, produk kedap suara dan komposit untuk tekstil otomotif

• PT. Astra Internasional Tbk

3 Balai Besar Pulp

dan Kertas (BBPK)

• Pemanfaatan Limbah Padat IPAL Coating

untuk Bahan Bangunan Cat Tembok Emulsi dan Plamir Tembok

• Kertas Kemas Baja

• PT. Surya Pamenang

• Primkokas PT. KS

4 Balai Besar Kimia

Kemasan (BBKK)

• Isolasi Metil Sinamat dari Minyak Laja Gowah (Alpinia Malaccensis) sebagai Sumber Bahan Kimia ADI

• PT. Sumber Multi Atsiri-Cianjur


(17)

Balai Besar Hasil Litbang Pengguna Balai Besar Pulp dan Kertas

(BBPK) - Bandung

• Kertas Kemas Baja • Primkokas

PT. Krakatau Steel

• Kerjasama penelitian dan pengembangan teknologi antara BBPK dengan PT

Krakatau Steel untuk memanfaatkan potensi bahan lokal dalam rangka

mengurangi kebutuhan impor kertas kemas baja

• Telah mendapatkan paten ID 0 017 490

17


(18)

• Rel KA di Indonesia terbuat dari baja sehingga mudah teraliri listrik liar (petir) dan dapat mengganggu sistem elektronik persinyalan (track circuit/sirkit sepur). Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko itu, PT KAI perlu menggunakan produk IRJ sebagai penyambung antar rel KA yang bersifat isolator listrik dan mampu menahan beban statik dan dinamik.

Balai Hasil Litbang Pengguna

Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) - Bandung

Pembuatan Insulated Rail Joint (IRJ) dari Bahan Komposit Serat Gelas dan Resin Epoksi Bertulang Baja sebagai Subtitusi Impor

PT Kereta Api Indonesia (KAI)

PLAT PENYAMBUNG PENYEKAT LISTRIK (INSULATED RAIL JOINT)

KOTAK KABEL PENGHUBUNG CATUDAYA (JUNCTION BOX)


(19)

Dalam Substitusi Bahan Baku/Bahan Penolong (Skala Laboratorium)

No Balai Besar Contoh Hasil Litbang

1 Balai Besar Kulit Karet Plastik (BBKKP)

• Aplikasi Precipitated Calcium Carbonate (PCC) sebagai Reinforcing Filler

untuk Sol Karet Sepatu Olah raga dan Ban Kendaraan Bermotor 2 Balai Besar Bahan dan Barang

Teknik (B4T)

• Modifikasi Karet Alam Menjadi Bahan Elastomer Termoplastik 3 Balai Besar Industri Hasil

Perkebunan (BBIHP)

• Pembuatan Handbody Lotion dari Lemak Kakao

• Pembuatan Partikel Pembawa Obat Solid Lipid Nanopartikel (SLN) dari Lemak Kakao

4 Balai Besar Keramik (BBK) • Pembuatan Nano Komposit Keramik Berbasis Nanoalumina dan Nano Silika untuk Keramik Struktural

5 Balai Besar Industri Agro (BBIA) • Pengembangan pembuatan starter untuk industri modified cassava-flour

6 Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)

• Penerapan Teknologi Purifikasi Gas Methan (CH4) dari Proses Biogas Pengolahan Air Limbah di Industri sebagai Sumber Energi Alternatif 7 Balai Besar Tekstil (BBT) • Penelitian serat nanas sebagai bahan baku pembuatan produk tekstil

otomotif

8 Baristand Industri Palembang • Minyak Biji Karet Epoksi sebagai Bahan Pelunak untuk Pembuatan Seal Radiator

• Pembuatan Packing Cup Radiator Kendaraan Bermotor dengan Formulasi SBR dan NR

9 Baristand Industri Samarinda • Pengembangan CPO untuk Produk Pelumas Padat Ramah Lingkungan

19


(20)

Efisiensi Teknologi Produksi

No. Balai Besar Hasil Litbang Penguna

1 Balai Besar Pulp

dan Kertas (BBPK)

• Kertas Sembahyang (Joss Paper)

Ramah Lingkungan

• Pengolahan Air Limbah dengan Proses

Upflow Anaerobic Sludge Blanket

(UASB) dan Suspended Carrier Biofilm

(SCB)

• PT. San Fu Indonesia • PT. Kertas Padalarang

2 Balai Besar

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI)

• Teknologi Elektro-flotasi untuk

Mengolah Limbah Cair Industri

• Laboratorium BLH Kota

Semarang

• Laboratorium Balai POM Jawa tengah

• Laboratorium BLH Propinsi Jawa Tengah

3 Balai Besar

Industri Agro (BBIA)

• Teknologi minyak kelapa dengan Hot Oil

Immersion Drying/HOID atau Fry Dry

Technology.

• PT. Sac Nusantara

4 Balai Besar Keramik (BBK)

• Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan


(21)

No Balai Besar Contoh Hasil Litbang

1 Balai Besar Kimia Kemasan (BBKK)

• Rekayasa Alat untuk mengolah Limbah Plastik menjadi Sumber Energi dengan Metode Pyrolisis

2 Balai Besar Logam Mesin (BBLM)

• Pengembangan Proses Biodiesel dengan Teknologi Kavitasi

• Pembuatan Rotary Packer

• Pengembangan matras progressive dies untuk pembuatan ring komponen otomotif

• Pembuatan mould untuk komponen plastik otomotif. 3 Balai Besar Industri Agro

(BBIA)

• Penerapan Teknologi Reverse Osmosis (RO) pada Pengolahan Buah-buahan (Ekstraksi Suhu Dingin)

4 Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK)

• Teknologi Ramah Lingkungan untuk Coating Kitchen dalam Proses Pembuatan Kertas Salut (Coated Paper)

• Teknologi Ramah Lingkungan pada Proses Pemutihan Pulp Menggunakan Enzim dan Bahan Lainnya

5 Balai Besar Kulit Karet Plastik (BBKKP)

• Teknologi Pembuatan Komponen Karet Sol Ringan untuk TNI

• Perekayasaan peralatan cetakan souvenir plastik sistem injection molding dengan sistem CNC

6 Balai Besar Keramik (BBK)

• Peningkatan Kualitas Produk Keramik Tahan Peluru untuk Memenuhi Kebutuhan TNI/POLRI dan Peluang Ekspor Melalui Kemitraan dengan Industri Terkait

7 Balai Besar Teknologi Pencegahan

Pencemaran Industri (BBTPPI)

• Pemanfaatan Bakteri Halofilik untuk Pemurnian NaCl Guna Menerapkan Green Industry di Industri Pemakai Garam Rakyat.

• Penerapan Teknologi Nanofiltrasi dalam Proses Eliminasi Sulphur Dioksida (SO2) pada Flue Gas di Industri Kertas

Efisiensi Teknologi Produksi (Skala Laboratorium)

21


(22)

Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing melalui Standardisasi

Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di bidang

industri, sampai saat ini ada 102 SNI wajib dengan 308 nomor HS

Ditjen. Industri Agro (IA) 8

Dit. Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan 5

Dit. Industri Minuman dan Tembakau 3

Ditjen. Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) 49

Dit. Industri Kimia Dasar 12

Dit. Industri Kimia Hilir 28

Dit. Industri Tekstil dan Aneka 9

Ditjen. Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) 45

Dit. Industri Material Dasar Logam

27 Dit. Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian

4 Dit. Industri Alat Transportasi Darat

4 SNI Wajib per Direktorat Jenderal Industri


(23)

Capaian PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU

23

Kegiatan Keterangan

Penyusunan Kebijakan

• Permenperin 51/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau

• SK Menperin 512-515/2015 tentang penetapan SIH untuk Industri Semen Portland; Ubin Keramik; Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas; Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan

• SK Menperin 448/2015 tentang Logo Industri Hijau

Penyusunan Pedoman

• Pedoman Pengelolaan Limbah Elektronik • Pedoman Pengelolaan Sampah Kemasan

• Pedoman Teknis pengendalian emisi merkuri kegiatan smelting dan roasting pada industri non ferrous metal

• Pedoman BAT & BEP di Industri Pulp kertas, tekstil, pupuk, semen • Pedoman MRV Industri Semen

• Pedoman bimbingan teknis perhitungan emisi gas rumah kaca industri semen • Pedoman Konservasi Energi di Industri Makanan Minuman dan Agro Kimia Pelatihan • Pelatihan Industri Hijau: 39 orang

• Pelatihan ISO 9001: 25 orang • Pelatihan ISO 14001: 10 orang • Pelatihan ISO 17065: 8 orang

• Pelatihan Sistem Informasi dan Monitoring Emisi GRK: 100 orang • Pelatihan Energi Manajemen Sistem (ISO 50001): 23 orang

• Pelatihan National ExpertPumping System Optimization, Heat Pump System Optimization: 45 orang Penghargaan • Penghargaan Industri Hijau untuk 358 perusahaan


(24)

Jumlah Penerima Fasilitas Industri

Jenis

Fasilitas

Jumlah Perusahaan Industri dan Kawasan Industri yang Menerima/Memanfaatkan Fasilitas

Industri

Total

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Tax

Holiday - - - - - - - 2 - 1 3 6

Tax

Allowance - - 52 5 10 6 5 1 2 7 16 104

BMDTP - - - 20 66 75 95 70 70 75 94 565

OVNI 16 - - - 32 - 15 1 64

Jumlah perusahaan yang mendapatkan fasilitas Tax Holiday mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 6 perusahaan yaitu PT. Unilever Oleochemical Indonesia (2012), PT. Petrokimia Butadiane Indonesia (2012), PT. Energi Sejahtera Mas (2014), PT. Ogan Komering Ilir Pulp and Paper Mills (2015), PT. Sateri Viscose International (2015), dan PT. Synthetic Rubber Indonesia (2015)

Jumlah perusahaan yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 104 Perusahaan Industri yang berasal dari berbagai sektor industri yaitu sektor industri logam, farmasi, makanan, minuman, otomotif, elektronika, pulp & kertas, kimia, komponen bahan bangunan, komponen bahan furnitur, pengolahan ikan, tekstil & produk tekstil, permesinan, pengolahan minyak bumi.

Jumlah perusahaan industri yang memanfaatkan fasilitas BMDTP mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 565 perusahaan yang berasal dari sektor antara lain otomotif, elektronika, perkapalan, alat besar,

Tax Holiday

Tax Allowance


(25)

Permasalahan

25

1. Rendahnya Pendaftaran Paten Dalam Negeri dan minimnya penerapan

dan komersialisasi hasil litbang

2. Masih banyaknya kebijakan yang bersifat cross-cutting dengan

kementerian dan lembaga negara terkait

3. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur industri hijau

membutuhkan alokasi dana yang besar

4. Terbatasnya kewenangan dalam hal penetapan industri yang

mendapatkan fasilitas, terutama terkait fasilitas fiskal

5. Belum ada fasilitas fiskal bagi perusahaan industri yang melakukan

aktivitas pengembangan R & D

6. Proses penetapan regulasi teknis melibatkan banyak institusi/pihak

terkait, dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur pengujian

7. Kompetensi dan jumlah SDM Litbang, Perekayasa, Standardisasi, Auditor


(26)

III

Rencana Kerja Prioritas BPPI

Tahun 2016 - 2019


(27)

Rencana Kerja Prioritas

1.

Peningkatan Penerapan Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Teknologi Industri

2.

Penyusunan Kebijakan/Regulasi antara lain:

a. Regulasi Standar Industri Hijau b. Regulasi SNI, ST dan PTC

c. Regulasi Fiskal dan Non Fiskal

d. Regulasi Audit Teknologi, Turn Key Project dan Penjaminan Resiko

3.

Peningkatan Infrastruktur

a. Sarana dan Prasarana Litbang b. Laboratorium Uji

4.

Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain:

Peneliti, Perekayasa, Auditor.

5.

Peningkatan jasa layanan teknis


(28)

Terima kasih

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Kementerian Perindustrian Jln. Gatot Subroto Kav. 52 – 53

Lantai 19 -20, Jakarta http://bppi.kemenperin.go.id


(1)

Capaian PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU

23

Kegiatan

Keterangan

Penyusunan

Kebijakan

Permenperin 51/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau

SK Menperin 512-515/2015 tentang penetapan SIH untuk Industri Semen Portland; Ubin Keramik;

Pulp dan Pulp Terintegrasi Kertas; Tekstil Pencelupan, Pencapan, dan Penyempurnaan

SK Menperin 448/2015 tentang Logo Industri Hijau

Penyusunan

Pedoman

Pedoman Pengelolaan Limbah Elektronik

Pedoman Pengelolaan Sampah Kemasan

Pedoman Teknis pengendalian emisi merkuri kegiatan smelting dan roasting pada industri non ferrous

metal

Pedoman BAT & BEP di Industri Pulp kertas, tekstil, pupuk, semen

Pedoman MRV Industri Semen

Pedoman bimbingan teknis perhitungan emisi gas rumah kaca industri semen

Pedoman Konservasi Energi di Industri Makanan Minuman dan Agro Kimia

Pelatihan

Pelatihan Industri Hijau: 39 orang

Pelatihan ISO 9001: 25 orang

Pelatihan ISO 14001: 10 orang

Pelatihan ISO 17065: 8 orang

Pelatihan Sistem Informasi dan Monitoring Emisi GRK: 100 orang

Pelatihan Energi Manajemen Sistem (ISO 50001): 23 orang

Pelatihan

National Expert

Pumping System Optimization, Heat Pump System Optimization:

45 orang


(2)

Jumlah Penerima Fasilitas Industri

Jenis

Fasilitas

Jumlah Perusahaan Industri dan Kawasan Industri yang Menerima/Memanfaatkan Fasilitas

Industri

Total

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013 2014 2015

Tax

Holiday

- - - - - - - 2 - 1 3 6

Tax

Allowance

- - 52 5 10 6 5 1 2 7 16 104

BMDTP

- - - 20 66 75 95 70 70 75 94 565

OVNI

16 - - - 32 - 15 1 64

Jumlah perusahaan yang mendapatkan fasilitas Tax Holiday mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 6 perusahaan yaitu PT. Unilever Oleochemical Indonesia (2012), PT. Petrokimia Butadiane Indonesia (2012), PT. Energi Sejahtera Mas (2014), PT. Ogan Komering Ilir Pulp and Paper Mills (2015), PT. Sateri Viscose International (2015), dan PT. Synthetic Rubber Indonesia (2015)

Jumlah perusahaan yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 104 Perusahaan Industri yang berasal dari berbagai sektor industri yaitu sektor industri logam, farmasi, makanan, minuman, otomotif, elektronika, pulp & kertas, kimia, komponen bahan bangunan, komponen bahan furnitur, pengolahan ikan, tekstil & produk tekstil, permesinan, pengolahan minyak bumi.

Jumlah perusahaan industri yang memanfaatkan fasilitas BMDTP mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 565 perusahaan yang berasal dari sektor antara lain otomotif, elektronika, perkapalan, alat besar, minuman, plastik, sorbitol, telematika, pupuk, alat tulis, telekomunikasi.

Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri yang ditetapkan menjadi OVNI sampai dengan tahun 2015 adalah sebanyak 64 perusahaan dengan rincian 49 perusahaan industri dan 15 perusahaan kawasan industri.

Tax

Holiday

Tax

Allowance

BMDTP

OVNI

24


(3)

Permasalahan

1.

Rendahnya Pendaftaran Paten Dalam Negeri dan minimnya penerapan

dan komersialisasi hasil litbang

2.

Masih banyaknya kebijakan yang bersifat

cross-cutting

dengan

kementerian dan lembaga negara terkait

3.

Pembangunan

dan

pengembangan

infrastruktur

industri

hijau

membutuhkan alokasi dana yang besar

4.

Terbatasnya kewenangan dalam hal penetapan industri yang

mendapatkan fasilitas, terutama terkait fasilitas fiskal

5.

Belum ada fasilitas fiskal bagi perusahaan industri yang melakukan

aktivitas pengembangan R & D

6.

Proses penetapan regulasi teknis melibatkan banyak institusi/pihak

terkait, dan terbatasnya ketersediaan infrastruktur pengujian

7.

Kompetensi dan jumlah SDM Litbang, Perekayasa, Standardisasi, Auditor

yang terbatas


(4)

26

III

Rencana Kerja Prioritas BPPI

Tahun 2016 - 2019


(5)

Rencana Kerja Prioritas

1.

Peningkatan Penerapan Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Teknologi Industri

2.

Penyusunan Kebijakan/Regulasi antara lain:

a. Regulasi Standar Industri Hijau

b. Regulasi SNI, ST dan PTC

c. Regulasi Fiskal dan Non Fiskal

d. Regulasi Audit Teknologi,

Turn Key Project

dan Penjaminan Resiko

3.

Peningkatan Infrastruktur

a. Sarana dan Prasarana Litbang

b. Laboratorium Uji

4.

Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) antara lain:

Peneliti, Perekayasa, Auditor.


(6)

Terima kasih

Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Kementerian Perindustrian

Jln. Gatot Subroto Kav. 52

53

Lantai 19 -20, Jakarta

http://bppi.kemenperin.go.id