Index of /ProdukHukum/kehutanan

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR

:

SK. 94/ Menhut -II/ 2005

TANGGAL :

12 April 2005

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN

USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM

PT. NUSA PADMA CORPORATION

KETENTUAN I

: TUJUAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA

HUTAN ALAM

Usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam bert uj uan meningkat kan

pot ensi dan produkt if it as sumber daya hut an, sert a kepent ingan masyarakat ,

pembangunan indust ri dan eksport . Unt uk mencapai t uj uan t ersebut maka “

PEMEGANG IZIN “ usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam melaksanakan

kegiat an-kegiat an yang meliput i penebangan kayu, permudaaan dan pemeliharaan

hut an, perlindungan/ pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil hut an sesuai

dengan RKUPHHK menurut ket ent uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan asas

manf aat dan lest ari, kerakyat an, keadilan, kebersamaan, ket erbukaan, dan

ket erpaduan.

KETENTUAN II

: PELAKSANAAN

PT. NUSA PADMA CORPORATION sebagai pemegang IUPHHK pada hut an alam yang

unt uk selanj ut nya disebut “ PEMEGANG IZIN” , melaksanakan kegiat an usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam pada areal kerj a yang t elah

dit et apkan sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku, dengan uraian sebagai

berikut :

A.

BIDANG PERENCANAAN

1.

Invent arisasi Hut an

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan unt uk melaksanakan invent arisasi hut an

unt uk memperoleh dat a/ inf ormasi yang akurat , t erpercaya dan t erbaru

mengenai keadaan f isik daerah, f lora dan f auna dari seluruh areal kerj a

IUPHHK pada hut an alam, RK, RKL, dan RKT pada hut an alam dengan

berpedoman kepada ket ent uan perat uran perundang-undangan yang

berlaku.

2.

Rencana Kerj a Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (RKUPHHK)

a.

“ PEMEGANG IZIN” harus melakukan usaha pemanf aat an hut an pada

areal kerj anya sedemikian rupa sehingga set iap t ahun selalu ada

kegiat an pembinaan, pemeliharaan, perlindungan/ pengamanan hut an

dan kegiat an usaha pemanf aat an hut an lainnya secara t erus menerus

set iap t ahun selama j angka izin pemandaat an hasil hut an kayu pada

hut an alam berlaku.


(2)

b.

“ PEMEGANG IZIN” harus melaksanakan usaha pemanf aat an hasil hut an

kayu pada hut an alam berdasarkan pada RKUPHHK pada hut an alam

yang dinilai, diset uj ui, disyahkan oleh Depart emen Kehut anan yang

meliput i seluruh j angka wakt u berlakunya izin usaha pemanf aat an hasil

hut an kayu (RKUPHHK) pada hut an alam, Rencana Karya Lima Tahunan

Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (RKLUPHHK) dan Rencana Karya

Tahunan Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu (RKTUPHHK) pada hut an

alam.

c.

“ PEMEGANG IZIN” waj ib menyusun RKUPHHK pada hut an alam

selambat -lambat nya 1 (sat u) t ahun set elah izin diberikan, berdasarkan

hasil penaf siran pot ret udara/ cit ra landsat , dan at au dari inf ormasi

penunj ang lainnya, sert a menyerahkan kepada Depart emen Kehut anan

unt uk dinilai, diset uj ui, dan disyahkan. Penyusunan dan penyerahan

RKUPHHK pada hut an alam t ersebut dilaksanakan sesuai pedoman yang

dit et apkan oleh Depart emen Kehut anan.

d.

Rencana Kerj a Usaha Pemanf aaat an Hasil Hut an Kayu pada hut an alam

t ersebut di at as secara keseluruhan merupakan sat u kesat uan rencana

yang saling kait mengkait dan menent ukan sert a disusun sesuai dengan

pedoman penyusunan RKUPHHK pada hut an alam yang berlaku.

RKUPHHK pada hut an alam yang t elah dinilai, diset uj ui, dan disahkan

dapat direvisi dengan izin Depart emen Kehut anan.

3.

Penat aan Hut an

a.

“ PEMEGANG IZIN” harus membent uk dan memanf aat kan seluruh areal

kerj anya seluas ± 39. 920 ( t iga puluh sembilan ribu sembilan rat us dua

puluh ) hekt ar, sebagaimana dilukiskan pada Pet a Areal Kerj a

t erlampir.

b.

“ PEMEGANG IZIN” harus melaksanakan t at a bat s dan pengukuran sert a

pemet aan t erhadap seluruh areal kerj anya paling lambat 3 (t iga) bulan

sej ak dit erbit kannnya izin dan diselesaikan dalam wakt u 3 (t iga) t ahun

dan selanj ut nya dit et apkan areal kerj anya.

c.

“ PEMEGANG IZIN” harus melaksanakan pembagian areal kerj anya

menj adi blok-blok, da pet ak-pet ak kerj a pemanenan usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam dengan t anda-t anda

bat as yang j elas dan permanen yang dapat berupa bat as-bat as buat an

sert a pembukaan wilayah hut an sesuai dengan perat uran perundangan

yang berlaku.

d.

“ PEMEGANG IZIN” harus bert anggung j awab unt uk penyelesaian segala

akibat yang t imbul dari pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as

t anah milik perseorangan at au t anah yang di bebani hak lain.


(3)

B. PEMANFAATAN

KAYU

1.

Pemanenan/ Penebangan

a.

“ PEMEGANG IZIN” harus melaksaakan sist em silvikult ur Tebang Pilih

Tanam Indonesia (TPTI) pada areal hut an seluas ± 39. 920 (t iga

puluh sembilan ribu sembilan rat us duapuluh ) hekt ar yang t erlet ak di

kelompok Hut an Bara, Kabupat en Buru, dengan benar dan

bersungguh-sungguh, berpedoman pada perat uran perundangan yang berlaku.

“ Pemegang IZIN” diwaj ibkan unt uk merehabilit asi/ melaksanakan

penanaman hut an pada areal bekas penebangan at au pada areal t idak

berhut an/ t idak produkt if / semak belukar/ t anah kosong melalui

Rencana Kerj a Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu(RKUPHHK) pada

hut an alam yang t elah disahkan Depart emen Kehut anan.

b.

Unt uk t ercapainya kelest arian hut an “ PEMEGANG IZIN” diberikan Jat ah

Produksi Tahunan dengan Kisaran :

ƒ

Et at luas maksimum = 608 hekt ar/ t ahun.

ƒ

Et at volume maksimum (JPT) = 23. 223 m3/ t ahun

ƒ

Et at j umlah bat ang maksimum = 5. 073 bat ang/ t ahun.

yang selanj ut nya dapat dit et apkan sesuai RKUPHHK pada hut an alam

yang didasarkan pada invent arisasi t egakan, pot ret udara at au cit ra

sat elit dan disyahkan oleh pej abat yang berwenang.

c.

“ PEMEGANG IZIN” harus mempergunakan cara-cara penebangan kayu

dan at au mengangkut hasil hut an lainnya yang sesuai dengan keadaan

wilayah kerj anya dengan t idak meninggalkan azas kelest arian hut an

dan keseimbangan lingkungan.

d.

Semua kegiat an pemanf aat an dan penebangan kayu harus dilaksanakan

dengan cara yang t idak mengakibat kan adanya pemborosan dan

kerugian-kerugian sumber daya alam.

e.

“ PEMEGANG IZIN” t idak dibenarkan menebang j enis kayu yang

dilindungi t anpa ij in khusus yang dikeluarkan oleh Depart emen

Kehut anan.

f .

“ PEMEGANG IZIN” t idak dibenarkan menebang melampaui j at ah t ebang

yang t elah dit et apkan dalam Rencana Kerj a Tahunan.

g.

“ PEMEGANG IZIN” dilarang melaksanakan penebangan hut an diluar

areal yang t elah dit et apkan di dalam Rencana Kerj a Tahunan yang

t elah disahkan.

h.

“ PEMEGANG IZIN” dilarang menebang diluar areal kerj a izin usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam.

i.

Hak pemungut an hasil hut an kayu dari penduduk yang sesuai dengan

hak adat set empat t et ap berlaku dan waj ib diindahkan oleh

“ PEMEGANG IZIN” .


(4)

2.

Penanaman dan pemeliharaan hut an

Berdasarkan komposisi j enis dan st rukt ur t egakan hut an pada areal

berhut an yang diusahakan dengan sist em silvikult ur yang sesuai unt uk

mempert ahankan meningkat kan kelest arian hasil, “ PEMEGANG IZIN” waj ib :

a.

Melaksanakan upaya - upaya unt uk meningkat kan nilai hut an, melalui :

1)

Penanaman, perkayaan, permudaan dan pemeliharaan hut an

sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang dit et apkan dan sesuai

dengan Rencana Kerj a Usaha Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada

hut an alam yang t elah dinilai, diset uj ui/ disahkan.

2)

Pembuat an t anaman pada lahan yang t idak produkt if dan pada

t anah-t anah kosong t erut ama pada daerah-daerah rawan dan yang

berbat asan dengan lahan penduduk di sekit arnya.

3)

Pelaksanaan rehabilit asi areal t idak produkt if / t anah kososng

minimal 300 ha/ t ahun dan sudah dapat diselesaikan dalam wakt u

10 t ahun.

b.

Melaksanakan pengamanan t egakan t inggal dalam melaksanakan

penebangan, penyaradan dan pengangkut an agar kerusakan t egakan

yang dit inggal dan erosi sej auh mungkin dapat dihindarkan, yait u

dengan cara :

1)

Penandaan/ penomeran pohon-pohon yang akan di t ebang dan

yang dit inggalkan sebagai pohon int i at au pohon induk.

2)

Penebangan dilaksanakan hanya pada pet ak yang pot ensinya

memenuhi ket ent uan, sert a pada pohon berdiamet er minimal 50

(lima puluh) cmdi Hut an produksi, dan 60 (enam puluh) cm di

hut an produksi t erbat as dengan arah rebah yang t epat .

3)

Penebangan pada sekit ar daerah-daerah perlindungan dan sekit ar

daerah-daerah perlindungan dan sekit ar daerah-daerah yang

dinyat akan mempunyai nilai est et ika at au ilmiah yang t inggi harus

dibuat j alur penyangga sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

4)

Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad dibuat sebaik-baiknya

sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

c.

Membuat permanent plot unt uk megukur pert umbuhan/ riap t egakan

hut an minimal 100 (serat us) ha/ RKL dan mengukur debet air sert a

mut u air sungai akibat dampak erosi.

d.

Membuat kebun bibit seluas 100 (serat us) ha/ RKL disesuaikan dengan

t anaman unggulan/ andalan set empat , sert a perlu mengadakan kebun

pangkas.


(5)

e.

Menyediakan areal seluas 300 (t iga rat us) ha yang digunakan unt uk

menj aga dan melindungi plasma nut f ah.

f .

Menanamkan modalnya dan menyisihkan sebagian dari keunt ungannya

unt uk pembinaan, rehabilit asi dan pembangunan hut an baik di bekas

areal t ebangan TPTI maupun dikawasan t idak produkt if unt uk t anaman.

C.

PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN

1. Kebakaran

Hut an

Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an, “ PEMEGANG IZIN” waj ib:

a.

Menyediakan sarana dan prasarana (biaya, t enaga-t enaga sat pam,

peralat an, menara pengawas, ilaran api) pencegahan kebakaran hut an

pemadam kebakaran dalam j umlah yang memadai sesuai dengan luas

dan keadaan areal kerj anya.

b.

Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di

dalam areal kerj anya dan disekit arnya ant ara lain dengan

mengamankan semua kegiat an eksploit asinya yang dapat menimbulkan

bahaya kebakaran sert a mengamankan penyimpanan bahan-bahan yang

mudah t erbakar.

c.

Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan set iap t erj adinya

kebakaran di areal kerj anya.

2. Perambahan

Hut an

a.

“ PEMEGANG IZIN” harus mencegah, menghindarkan dan menanggulangi

t erj adinya t indak pelanggaran oleh pihak lain yang menyebabkan

kerusakan hut an dalam areal kerj anya, ant ara lain mencegah adanya

perladangan berpindah dan penebangan liar.

b.

Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au t ebangan liar oleh pihak ke

3 (t iga) at au pihak lain, maka “ PEMEGANG IZIN” bert anggung j awab

dan segera melaporkan kepada pihak yang berwaj ib.

c. Unt uk melaksanakan perlindungan hut an, perusahaan diwaj ibkan

membent uk Sat uan Pengamanan (SATPAM) dengan kwalif ikasi t erdidik

dan dalam j umlah yang memadai.

3. Perlindungan

t erhadap

Tumbuh-Tumbuhan

a. “ PEMEGANG IZIN” t idak dibenarkan menebang pohon-pohon dan

memungut t umbuh-t umbuhan lain yang dit et apkan sebagai j enis yang

dilindungi sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.


(6)

b. “ PEMEGANG IZIN” t idak boleh melakukan penebangan dengan radius

at au j arak sampai dengan 500 (lima rat us) met er dari t epi waduk at au

danau; 200 (dua rat us) met er dari t epi mat a air dan kiri kanan sungai;

50 (lima puluh) met er kiri kanan t epi anak sungai; 2 kali kedalaman

j urang dari t epi j urang; 130 (serat us t iga puluh) kali selisih pasang

t ert inggi dan pasang t erendah dari t epi pant ai, kecuali at as izin

Ment eri Kehut anan dengan memperhat ikan kepent ingan masyarakat .

c.

“ PEMEGANG IZIN” harus akt if dalam pengembangan dan pelindungan

sumber daya alam, dan harus mencegah t erj adinya dampak negat if dan

meningkat kan dampak posit if dari kegiat an yang dilaksanakan dengan

memperhat ikan hasil-hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) yang t elah disusun dan diset uj ui Komisi AMDAL.

d.

“ PEMEGANG IZIN” segera melaporkan set iap t erj adinya kerusakan dan

gangguan hama penyakit t erhadap hut an dan hasil hut an di areal

kerj anya.

4.

Perlindungan t erhadap Sat wa Liar

a. “ PEMEGANG IZIN” t idak dibenarkan melakukan perburuan baik at as

sat wa-sat wa liar dan at au sat wa yang dilindungi yang t erdapat di areal

kerj anya t anpa izin.

b. “ PEMEGANG IZIN” harus mencegah t erj adinya perburuan liar di areal

kerj anya.

c. Unt uk menj amin dan memelihara t erselenggaranya perlindungan

t erhadap sat wa liar, usaha pemanf aat an hut an dilaksanakan

sedemikian rupa sesuai perat uran perundangan yang berlaku sehingga

t idak t erdapat sat wa liar yang t erj ebak didalam areal yang diusahakan.

5.

Perlindungan t erhadap Obyek-Obyek yang Bernilai Ilmiah dan Budaya

a. “ PEMEGANG IZIN” harus mencegah at as t erj adinya

kerusakan-kerusakan t erhadap obyek-obyek yang bernilai ilmiah dan budaya.

b. Pemegang harus melaporkan bila menemukan t empat -t empat yang

bernilai ilmiah dan budaya.

c.

Unt uk menj amin dan memelihara t erselenggaranya kelest arian hut an

lindung, hut an wisat a dan hut an suaka alam, “ PEMEGANG IZIN” harus

menyediakan daerah peyangga yang berbat asan dengan kawasan

t ersebut sesuai dengan ket ent uan dan perat uran perundang-undangan

yang beralku, sarana usaha pemanf aat an hut an diperbolehkan

diadakan pada daerah penyangga hanya pembuat an j alan sarad sarad.


(7)

D.

PEMBUATAN JARINGAN JALAN DAN PERALATAN LOGGING

1. Pembuat an Jaringan Jalan

“ PEMEGANG IZIN” harus membangun dan memelihara j aringan j alan di dalam

areal kerj anya sesuai dengan perat uran perundangan yang berlaku t ent ang

pembuat an j alan angkut an hasil hut an sert a sesuai dengan Rencana Kerj a Usaha

Pemanf aat an Hasil Hut an Kayu pada hut an alam yang t elah disahkan. Jaringan

j alan angkut an hasil hut an dalam areal kerj a dibuat dengan ket ent uan :

a.

Jaringan j alan ut ama sej auh mungkin disesuaikan dengan rencana

pembangunan j alan umum yang dilakukan oleh Pemerint ah.

b.

Pada daerah yang berawa, “ PEMEGANG IZIN” dibenarkan membangun j alan

rel sebagai j aringan j alan ut ama.

c.

“ PEMEGANG IZIN” waj ib t et ap memelihara bekas j alan angkut an kayu

dalam hal ini j alan ut ama dan j alan cabang dengan t uj uan unt uk

dipert ahankan sebagai j alan pengawasan dan pemeliharaan hut an.

d.

“ PEMEGANG IZIN” waj ib mengat ur penggunaan dan pemanf aat an semua

j alan besar at au kecil dan j alan pengangkut an lainnya baik unt uk keperluan

sendiri, pihak lain, maupun masyarakat disekit arnya dengan sebaik-baiknya,

dengan t et ap memperhat ikan perlindungan dan pengamanan areal kerj anya

t erut ama dari pemcurian, perambahan hut an dan peladang berpindah.

2.

Peralat an Logging

a.

Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal kerj anya, “ PEMEGANG

IZIN” diwaj ibkan unt uk memperoleh izin pemasukan dan penggunaan

peralat an sert a izin perpanj angan penggunaan peralat an dari Pej abat

yang berwenang sesuai dengan ket ent uan perat uran perundangan yang

berlaku.

b.

Set iap pemindahan peralat an yang digunakan ket empat lain diluar

areal kerj anya perlu mendapat perset uj uan dari Pej abat yang

berwenang sesuai ket ent uan yang berlaku.

c.

Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi dan at au direncanakan

unt uk dapat dihapuskan agar dibuat berit a acara sebagai penghapusan

peralat an.

d.

“ PEMEGANG IZIN” waj ib melaporkan peralat an yang dipergunakan

sesuai ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

E.

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HUTAN

1. Pengolahan Hasil Hut an

a. Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara nasional,

“ PEMEGANG IZIN” waj ib meningkat kan ef isiensi, ef ekt ivit as dan

produkt if it as indust ri pengolahan kayu yang t elah dimiliki,


(8)

mengembangkan indust ri hilir dengan orient asi eksport dan membant u

keperluan bahan kayu lainnya, sert a berperan sebagai Bapak angkat

bagi indust ri pendukung/ t erkait .

b.

“ PEMEGANG IZIN” waj ib meningkat kan kemampuan rekayasa, rancang

bangun, dan pengembangan perangkat lunak lainnya bagi peningkat an

dan pengembangan Indust ri Pengolahan Kayu.

2.

Pemasaran hasil hut an

a.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan memberikan inf ormasi t ent ang dat a

pemasaran set iap saat diperlukan Pemerint ah.

b.

“ PEMEGANG IZIN” harus selalu meningkat kan pengembangan

pemasaran baik unt uk dalam negeri maupun luar negeri dengan

mengembangkan konsep, st rat egi dan perencanaan pemasaran dan

harus berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan t ingkat

harga yang waj ar.

c.

“ PEMEGANG IZIN” harus mendukung kebij aksanaan Pemerint ah dalam

pemasaran hasil hut an.

d.

“ PEMEGANG IZIN” harus mempekerj akan t enaga grader dan scaler

secukupnya sebanding dengan volume hasil hut an yang dihasilkan.

e.

“ PEMEGANG IZIN” harus ment aat i perat uran perundangan t ent ang hasil

hut an yang diat ur dalam Penat a Usahaan Hasil Hut an.

f .

“ PEMEGANG IZIN” sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di pusat

-pusat pemasaran hasil hut an dan membant u Pemerint ah dalam analisa

perencanaan dan pelaksanaan pemasaran dalam rangka memant apkan

pasaran hasil hut an baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

F. INVESTASI

1. Unt uk memenuhi kewaj iban-kewaj ibannya dalam kegiat an usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam, “ PEMEGANG IZIN” akan

menanamkan modalnya sebesar US$ 33. 618. 800 ( t iga puluh t iga j ut a enam

rat us delapan belas ribu delapan rat us US dolar)

2. Perubahan penanaman modal dilaksanakan sesuai dengan perset uj uan

Pemerint ah.

3. “ PEMEGANG IZIN” waj ib menyampaikan laporan keuangan mengacu pada

Pedoman St andart Akunt ansi Keuangan No. 32 (PSAK 32) kepada

Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya pada akhir semest er pert ama

t ahun.


(9)

G. KETENAGAKERJAAN

1.

Penggunaan Tenaga Kerj a

“ PEMEGANG IZIN” harus menggunakan t enaga kerj a Indonesia yang t erlat ih,

t erampil dan ahli dalam j umlah

yang cukup unt uk semua bidang dan j enis pekerj aan dan j asa yang

diperlukan. Unt uk t enaga ahli kehut anan, minimal mempekerj akan t

enaga-t enaga sarj ana kehuenaga-t anan bidang perencanaan dan penaenaga-t aan huenaga-t an, bidang

pengelolaan hut an dan t enaga-t enaga ahli pengukuran dan penguj ian kayu.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan unt uk mengaj ukan Rencana Penggunaan

Tenaga Kerj a Tahunan Kepada Depart emen Kehut anan.

2.

Program Pendidikan Dan Lat ihan Tenaga Kerj a

“ PEMEGANG IZIN” harus melaksanakan pendidikan dan lat ihan bagi

sebanyak-banyaknya t enaga kerj a Indonesia unt uk membina, meningkat kan

dan mengembangkan ket rampilan dan keahliannnya, dan disamping it u

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan mengikut sert akan t enaga kerj a pada set iap

pendidikan dan lat ihan yang dilakukan oleh Pemerint ah sepanj ang

menyangkut bidang kegiat annya.

3.

Pemut usan

Hubungan

Kerj a

Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan kerj a karyawan harus

diperlakukan sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

4. Kesej aht eraan,

Kesehat an Dan Keselamat an Kerj a

a.

Fasilit as Pengobat an, “ PEMEGANG IZIN” :

1)

Harus mendirikan klinik dengan kapasit as minimum 6 (enam)

t empat t idur lengakap dengan t enaga medis yang cukup dan

bekerj a penuh unt uk “ PEMEGANG IZIN”

2)

Harus menyediakan pelayanan pengobat an kepada seluruh

karyawannya dan anak ist rinya.

3)

Memberikan kemudahan bagi anggot a masyarakat set empat dapat

t urut menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan

mungkin

4)

Harus menyediakan pospos pert olongan pert ama pada t empat

-t empa-t yang diperlukan.

b.

Tempat Tinggal Karyawan dan Kegiat an Logging.

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp, “ PEMEGANG IZIN” harus

memenuhi ket ent uan-ket ent uan :


(10)

1)

Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan harus memenuhi

kelayakan ruang t empat yang sehat .

2)

Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan Base Camp harus

sesuai dengan kebut uhan

3)

Pembangunan Base Camp di areal izin pemanf aat an hasil hut an

kayu perusahaan lain at au t anah milik orang lain, harus ada

perset uj uan t ert ulis dari yang bersangkut an at au pemilik t anah.

H. PENELITIAN

Dalam rangka pengembangan sert a peningkat an pengusahaan perlu didukung

oleh berbagai penelit ian. Oleh karenanya“ PEMEGANG IZIN” waj ib :

1.

Melaksanakan penelit ian yang berkait an dengan pelest arian alam,

produkt ivit as produksi hasil hut an dan lain-lain yang berkait an dengan usaha

pemanf aat an hut annya.

2.

Mendukung penelit ian yang dilakukan oleh pihak lain dalam rangka

peningkat an usaha pemanf aat an hut an.

KETENTUAN III

: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

A.

PEMBANGUNAN MASYARAKAT

1.

Fasilit as pembangunan masyarakat , “ PEMEGANG IZIN” harus membant u

Pemerint ah dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan di

sekit ar areal kerj anya sepert i :

a.

Pengadaan t empat -t empat ibadah

b.

Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan

c.

Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an

2.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan melaksanakan pembinaan minimal 1 (sat u)

desa yang ada di dalam/ sekit ar areal kerj a.

3.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan membina dan mengembangkan Koperasi

Karyawan dan/ at au Koperasi Primer lainnya yang ada di dalam/ di sekit ar

areal kerj anya sert a waj ib memeberikan kesempat an kepada Koperasi

t ersebut unt uk memiliki saham perusahaan sesuai dengan ket ent uan yang

berlaku dan at au kerj a sama dalam usaha pada segmen kegiat an usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam.

B.

AKSES UNTUK PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DAN KAYU

“ PEMEGANG IZIN” memberi kesempat an kepada masyarakat sekit ar hut an unt uk

melakukan pemungut an hasil hut an bukan kayu dan kayu baik secara perorangan

maupun koperasi sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku.


(11)

C.

HAK ADAT

“ PEMEGANG IZIN” waj ib memberikan ij in kepada masyarakat hukum

adat / masyarakat t radisional dan anggot anya yang berada di dalam areal

kerj anya unt uk memungut , mengambil, mengumpulkan, mengangkut dan

menj ual hasil hut an ikut an sepert i : Rot an, Sagu, Madu, Damar, Buah-buahan,

Get ah-get ahan, Rumput -rumput an, Bambu, Kulit kayu dan lain sebagainya

sepanj ang hasil hut an t ersebut unt uk memenuhi/ menunj ang kehidupan

sehari-hari.

KETENTUAN IV

: LAIN - LAIN

A. PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan pelaksanaannya disesuaikan

dengan perundanga-undangan yang berlaku.

B.

HAK-HAK LAIN

“ PEMEGANG IZIN” t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang t ercant um di

dalam Keput usan Izin pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam dan

kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliput i hak pengolahan

at as t anah hut an, hak-hak at as mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan

kimia, bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan sumber-sumber alam lainnya

C.

OBYEK BERNILAI SEJARAH DAN ATAU ILMIAH

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan melakukan langkah-langkah yang perlu unt uk

melindungi obyek-obyek bernilai sej arah dan at au ilmiah dari

kerusakan-kerusakan dan adanya penemuan baru kepada pemerint ah.

D.

FORCE MAJEUR

Apabila t erj adi hal-hal diluar kemampuan “ PEMEGANG IZIN” (Bencana Alam,

Kerusuhan dll), maka semua akibat yang dit imbulkan oleh kej adian yang

dimaksud bukan merupakan t anggung j awab “ PEMEGANG IZIN” t ermasuk t idak

t erlaksananya kewaj iban “ PEMEGANG IZIN” .

KETENTUAN V

: PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PEMERINTAH

A.

Pemerint ah melakukan pengawasan dan pembinaan t erhadap pelaksanaan semua

kegiat an usaha pemanf aat an hut an baik mengenai pelaksanaan f isik pemanf aat an

hut an maupun semua administ rasi pembukuan dan surat menyurat mengenai

pengelolaan PERUSAHAAN.

B.

“ PEMEGANG IZIN” berkewaj iban membant u sarana dan prasarana yang

diperlukan oleh aparat Depart emen Kehut anan yang dit ugasi mengadakan

pengawasan dan pembinaan di areal kerj a perusahaan.

C.

Dari hasil pengawasan dan pembinaan t ersebut , maka kepada “ PEMEGANG IZIN”

dapat dikenakan sanksi sesuai ket ent uan yang berlaku.


(12)

KETENTUAN VI

: PELANGGARAN/ SANKSI

A.

PENGERTIAN PELANGGARAN

Tidak melaksanakan, ment aat i dan at au t idak memenuhi persyarat an/ kewaj iban

sebagaimana t ercant um dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku adan

at au Keput usan IUPHHK pada hut an alam besert a dokumen kelengkapannya.

B.

PENGENAAN SANKSI

Pelanggaran sepert i t ersebut pada but ir A akan dikenakan sanksi sesuai dengan

perat uran perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN

VII

:

KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL

HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM

A.

Kewaj iban “ PEMEGANG IZIN” set elah hapusnya izin usaha pemanf aat an hasil

hut an kayu pada hut an alam.

Dalam hal hapusnya izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam

ini, kepada “ PEMEGANG IZIN” t et ap dibebankan kewaj iban-kewaj iban:

1.

Melunasi iuran izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu, Provisi Sumber

Daya Hut an (PSDH) dan at au Dana reboisasi yang t erut ang.

2.

Melaksanakan semua ket ent uan yang dit et apkan oleh Pemerint ah dan at au

Pemerint ah Daerah dalam rangka hapusnya izin usaha pemanf aat n hasil

hut an kayu pada hut an alam.

B.

Pada saat dicabut nya izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam

karena habis masa berlakunya dan at au perpanj angannya, penyerahan kembali

sebelum j angka wakt u yang diberikan berakhir at au dicabut oleh Ment eri

Kehut anan maka :

1.

Melunasi seluruh kewaj iban f inansial sert a memenuhi kewaj iban-kewaj iban

lain yang dit et apkan oleh Pemerint ah dan at au Pemerint ah Daerah.

2.

Melaksanakan semua Ket ent uan –ket ent uan yang dit et apkan berkait an

dengan berakhirnya izin sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

3.

“ PEMEGANG IZIN” harus menyerahkan dalam keadaan baik semua benda

t idak bergerak sepert i base camp, gedung, j alan, j embat an gudang,

pelabuhan udara, pelabuhan sungai dan laut , dok dan lain-lain yang t elah

dibangun oleh “ PEMEGANG IZIN” kepada Pemerint ah t anpa adanya gant i

rugi dari Pemerint ah.


(13)

4.

Barang-barang persediaan yang berada didalam gudang dan benda-benda

bergerak yang dipergunakan “ PEMEGANG IZIN” sehubungan dengan kegiat an

usaha pemnf aat an hut an, t et ap menj adi milik “ PEMEGANG IZIN” .

5.

Jika Izin pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam ini berakhir karena

habis wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh “ PEMEGANG IZIN” at au

karena dicabut oleh Ment eri Kehut anan maka :

a.

Segala hak yang dimiliki “ PEMEGANG IZIN” berakhir.

b.

Areal hut an yang dibebani izin kembali dan sepenuhnya dikuasai

Negara.

c.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan

bahan-bahan sert a pet a, gambar-gambar ukuran t anah dan sebagainya kepada

Depart emen Kehut anan dengan t idak menerima gant i rugi.

d.

“ PEMEGANG IZIN” t et ap dibebani/ waj ib menyelesaikan semua

kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um dalam Keput usan Izin Usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam besert a lampirannya

yang belum t erpenuhi.

6. Dalam hal “ PEMEGANG IZIN” akan menyerahkan kembali izin usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam sebelum habis masa

berlakunya, maka “ PEMEGANG IZIN” sebelumnya harus sudah menyelesaikan

dan memenuhi semua kewaj iban-kewaj iban t eknis dan f inansial

sebagaimana t ercant um dalam Keput usan pemberian izin usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam ini.

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

MENTERI KEHUTANAN,

Tt d.

Tt d.

Ir. S U Y O N O

H. M. S. KABAN, SE. , M. Si.

NIP. 080035380


(1)

mengembangkan indust ri hilir dengan orient asi eksport dan membant u

keperluan bahan kayu lainnya, sert a berperan sebagai Bapak angkat

bagi indust ri pendukung/ t erkait .

b.

“ PEMEGANG IZIN” waj ib meningkat kan kemampuan rekayasa, rancang

bangun, dan pengembangan perangkat lunak lainnya bagi peningkat an

dan pengembangan Indust ri Pengolahan Kayu.

2.

Pemasaran hasil hut an

a.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan memberikan inf ormasi t ent ang dat a

pemasaran set iap saat diperlukan Pemerint ah.

b.

“ PEMEGANG IZIN” harus selalu meningkat kan pengembangan

pemasaran baik unt uk dalam negeri maupun luar negeri dengan

mengembangkan konsep, st rat egi dan perencanaan pemasaran dan

harus berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri dengan t ingkat

harga yang waj ar.

c.

“ PEMEGANG IZIN” harus mendukung kebij aksanaan Pemerint ah dalam

pemasaran hasil hut an.

d.

“ PEMEGANG IZIN” harus mempekerj akan t enaga grader dan scaler

secukupnya sebanding dengan volume hasil hut an yang dihasilkan.

e.

“ PEMEGANG IZIN” harus ment aat i perat uran perundangan t ent ang hasil

hut an yang diat ur dalam Penat a Usahaan Hasil Hut an.

f .

“ PEMEGANG IZIN” sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di pusat

-pusat pemasaran hasil hut an dan membant u Pemerint ah dalam analisa

perencanaan dan pelaksanaan pemasaran dalam rangka memant apkan

pasaran hasil hut an baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

F. INVESTASI

1. Unt uk memenuhi kewaj iban-kewaj ibannya dalam kegiat an usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam, “ PEMEGANG IZIN” akan

menanamkan modalnya sebesar US$ 33. 618. 800 ( t iga puluh t iga j ut a enam

rat us delapan belas ribu delapan rat us US dolar)

2. Perubahan penanaman modal dilaksanakan sesuai dengan perset uj uan

Pemerint ah.

3. “ PEMEGANG IZIN” waj ib menyampaikan laporan keuangan mengacu pada

Pedoman St andart Akunt ansi Keuangan No. 32 (PSAK 32) kepada

Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya pada akhir semest er pert ama

t ahun.


(2)

G. KETENAGAKERJAAN

1.

Penggunaan Tenaga Kerj a

“ PEMEGANG IZIN” harus menggunakan t enaga kerj a Indonesia yang t erlat ih,

t erampil dan ahli dalam j umlah

yang cukup unt uk semua bidang dan j enis pekerj aan dan j asa yang

diperlukan. Unt uk t enaga ahli kehut anan, minimal mempekerj akan t

enaga-t enaga sarj ana kehuenaga-t anan bidang perencanaan dan penaenaga-t aan huenaga-t an, bidang

pengelolaan hut an dan t enaga-t enaga ahli pengukuran dan penguj ian kayu.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan unt uk mengaj ukan Rencana Penggunaan

Tenaga Kerj a Tahunan Kepada Depart emen Kehut anan.

2.

Program Pendidikan Dan Lat ihan Tenaga Kerj a

“ PEMEGANG IZIN” harus melaksanakan pendidikan dan lat ihan bagi

sebanyak-banyaknya t enaga kerj a Indonesia unt uk membina, meningkat kan

dan mengembangkan ket rampilan dan keahliannnya, dan disamping it u

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan mengikut sert akan t enaga kerj a pada set iap

pendidikan dan lat ihan yang dilakukan oleh Pemerint ah sepanj ang

menyangkut bidang kegiat annya.

3.

Pemut usan

Hubungan

Kerj a

Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan kerj a karyawan harus

diperlakukan sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

4. Kesej aht eraan,

Kesehat an Dan Keselamat an Kerj a

a.

Fasilit as Pengobat an, “ PEMEGANG IZIN” :

1)

Harus mendirikan klinik dengan kapasit as minimum 6 (enam)

t empat t idur lengakap dengan t enaga medis yang cukup dan

bekerj a penuh unt uk “ PEMEGANG IZIN”

2)

Harus menyediakan pelayanan pengobat an kepada seluruh

karyawannya dan anak ist rinya.

3)

Memberikan kemudahan bagi anggot a masyarakat set empat dapat

t urut menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan

mungkin

4)

Harus menyediakan pospos pert olongan pert ama pada t empat

-t empa-t yang diperlukan.

b.

Tempat Tinggal Karyawan dan Kegiat an Logging.

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp, “ PEMEGANG IZIN” harus

memenuhi ket ent uan-ket ent uan :


(3)

1)

Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan harus memenuhi

kelayakan ruang t empat yang sehat .

2)

Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan Base Camp harus

sesuai dengan kebut uhan

3)

Pembangunan Base Camp di areal izin pemanf aat an hasil hut an

kayu perusahaan lain at au t anah milik orang lain, harus ada

perset uj uan t ert ulis dari yang bersangkut an at au pemilik t anah.

H. PENELITIAN

Dalam rangka pengembangan sert a peningkat an pengusahaan perlu didukung

oleh berbagai penelit ian. Oleh karenanya“ PEMEGANG IZIN” waj ib :

1.

Melaksanakan penelit ian yang berkait an dengan pelest arian alam,

produkt ivit as produksi hasil hut an dan lain-lain yang berkait an dengan usaha

pemanf aat an hut annya.

2.

Mendukung penelit ian yang dilakukan oleh pihak lain dalam rangka

peningkat an usaha pemanf aat an hut an.

KETENTUAN III

: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

A.

PEMBANGUNAN MASYARAKAT

1.

Fasilit as pembangunan masyarakat , “ PEMEGANG IZIN” harus membant u

Pemerint ah dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan di

sekit ar areal kerj anya sepert i :

a.

Pengadaan t empat -t empat ibadah

b.

Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan

c.

Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an

2.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan melaksanakan pembinaan minimal 1 (sat u)

desa yang ada di dalam/ sekit ar areal kerj a.

3.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan membina dan mengembangkan Koperasi

Karyawan dan/ at au Koperasi Primer lainnya yang ada di dalam/ di sekit ar

areal kerj anya sert a waj ib memeberikan kesempat an kepada Koperasi

t ersebut unt uk memiliki saham perusahaan sesuai dengan ket ent uan yang

berlaku dan at au kerj a sama dalam usaha pada segmen kegiat an usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam.

B.

AKSES UNTUK PEMUNGUTAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DAN KAYU

“ PEMEGANG IZIN” memberi kesempat an kepada masyarakat sekit ar hut an unt uk

melakukan pemungut an hasil hut an bukan kayu dan kayu baik secara perorangan

maupun koperasi sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku.


(4)

C.

HAK ADAT

“ PEMEGANG IZIN” waj ib memberikan ij in kepada masyarakat hukum

adat / masyarakat t radisional dan anggot anya yang berada di dalam areal

kerj anya unt uk memungut , mengambil, mengumpulkan, mengangkut dan

menj ual hasil hut an ikut an sepert i : Rot an, Sagu, Madu, Damar, Buah-buahan,

Get ah-get ahan, Rumput -rumput an, Bambu, Kulit kayu dan lain sebagainya

sepanj ang hasil hut an t ersebut unt uk memenuhi/ menunj ang kehidupan

sehari-hari.

KETENTUAN IV

: LAIN - LAIN

A. PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan pelaksanaannya disesuaikan

dengan perundanga-undangan yang berlaku.

B.

HAK-HAK LAIN

“ PEMEGANG IZIN” t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang t ercant um di

dalam Keput usan Izin pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam dan

kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliput i hak pengolahan

at as t anah hut an, hak-hak at as mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan

kimia, bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan sumber-sumber alam lainnya

C.

OBYEK BERNILAI SEJARAH DAN ATAU ILMIAH

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan melakukan langkah-langkah yang perlu unt uk

melindungi obyek-obyek bernilai sej arah dan at au ilmiah dari

kerusakan-kerusakan dan adanya penemuan baru kepada pemerint ah.

D.

FORCE MAJEUR

Apabila t erj adi hal-hal diluar kemampuan “ PEMEGANG IZIN” (Bencana Alam,

Kerusuhan dll), maka semua akibat yang dit imbulkan oleh kej adian yang

dimaksud bukan merupakan t anggung j awab “ PEMEGANG IZIN” t ermasuk t idak

t erlaksananya kewaj iban “ PEMEGANG IZIN” .

KETENTUAN V

: PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PEMERINTAH

A.

Pemerint ah melakukan pengawasan dan pembinaan t erhadap pelaksanaan semua

kegiat an usaha pemanf aat an hut an baik mengenai pelaksanaan f isik pemanf aat an

hut an maupun semua administ rasi pembukuan dan surat menyurat mengenai

pengelolaan PERUSAHAAN.

B.

“ PEMEGANG IZIN” berkewaj iban membant u sarana dan prasarana yang

diperlukan oleh aparat Depart emen Kehut anan yang dit ugasi mengadakan

pengawasan dan pembinaan di areal kerj a perusahaan.

C.

Dari hasil pengawasan dan pembinaan t ersebut , maka kepada “ PEMEGANG IZIN”

dapat dikenakan sanksi sesuai ket ent uan yang berlaku.


(5)

KETENTUAN VI

: PELANGGARAN/ SANKSI

A.

PENGERTIAN PELANGGARAN

Tidak melaksanakan, ment aat i dan at au t idak memenuhi persyarat an/ kewaj iban

sebagaimana t ercant um dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku adan

at au Keput usan IUPHHK pada hut an alam besert a dokumen kelengkapannya.

B.

PENGENAAN SANKSI

Pelanggaran sepert i t ersebut pada but ir A akan dikenakan sanksi sesuai dengan

perat uran perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN

VII

:

KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL

HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM

A.

Kewaj iban “ PEMEGANG IZIN” set elah hapusnya izin usaha pemanf aat an hasil

hut an kayu pada hut an alam.

Dalam hal hapusnya izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam

ini, kepada “ PEMEGANG IZIN” t et ap dibebankan kewaj iban-kewaj iban:

1.

Melunasi iuran izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu, Provisi Sumber

Daya Hut an (PSDH) dan at au Dana reboisasi yang t erut ang.

2.

Melaksanakan semua ket ent uan yang dit et apkan oleh Pemerint ah dan at au

Pemerint ah Daerah dalam rangka hapusnya izin usaha pemanf aat n hasil

hut an kayu pada hut an alam.

B.

Pada saat dicabut nya izin usaha pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam

karena habis masa berlakunya dan at au perpanj angannya, penyerahan kembali

sebelum j angka wakt u yang diberikan berakhir at au dicabut oleh Ment eri

Kehut anan maka :

1.

Melunasi seluruh kewaj iban f inansial sert a memenuhi kewaj iban-kewaj iban

lain yang dit et apkan oleh Pemerint ah dan at au Pemerint ah Daerah.

2.

Melaksanakan semua Ket ent uan –ket ent uan yang dit et apkan berkait an

dengan berakhirnya izin sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

3.

“ PEMEGANG IZIN” harus menyerahkan dalam keadaan baik semua benda

t idak bergerak sepert i base camp, gedung, j alan, j embat an gudang,

pelabuhan udara, pelabuhan sungai dan laut , dok dan lain-lain yang t elah

dibangun oleh “ PEMEGANG IZIN” kepada Pemerint ah t anpa adanya gant i

rugi dari Pemerint ah.


(6)

4.

Barang-barang persediaan yang berada didalam gudang dan benda-benda

bergerak yang dipergunakan “ PEMEGANG IZIN” sehubungan dengan kegiat an

usaha pemnf aat an hut an, t et ap menj adi milik “ PEMEGANG IZIN” .

5.

Jika Izin pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam ini berakhir karena

habis wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh “ PEMEGANG IZIN” at au

karena dicabut oleh Ment eri Kehut anan maka :

a.

Segala hak yang dimiliki “ PEMEGANG IZIN” berakhir.

b.

Areal hut an yang dibebani izin kembali dan sepenuhnya dikuasai

Negara.

c.

“ PEMEGANG IZIN” diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan

bahan-bahan sert a pet a, gambar-gambar ukuran t anah dan sebagainya kepada

Depart emen Kehut anan dengan t idak menerima gant i rugi.

d.

“ PEMEGANG IZIN” t et ap dibebani/ waj ib menyelesaikan semua

kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um dalam Keput usan Izin Usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam besert a lampirannya

yang belum t erpenuhi.

6. Dalam hal “ PEMEGANG IZIN” akan menyerahkan kembali izin usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam sebelum habis masa

berlakunya, maka “ PEMEGANG IZIN” sebelumnya harus sudah menyelesaikan

dan memenuhi semua kewaj iban-kewaj iban t eknis dan f inansial

sebagaimana t ercant um dalam Keput usan pemberian izin usaha

pemanf aat an hasil hut an kayu pada hut an alam ini.

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

MENTERI KEHUTANAN,

Tt d.

Tt d.

Ir. S U Y O N O

H. M. S. KABAN, SE. , M. Si.

NIP. 080035380