ProdukHukum BankIndonesia
Kajian Ekonomi Regional
Provinsi Gorontalo
Triwulan IV 2009
(2)
Visi Bank Indonesia :
Me jadi le baga Ba k Se tral ya g dapat diper aya se ara asio al aupu i ter asio al elalui penguatan nilai- ilai ya g di iliki serta pe apaia i flasi ya g re dah da stabil
Misi Bank Indonesia :
Me apai da e elihara kestabila ilai rupiah elalui pe eliharaa kestabila o eter da pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia ya g berkesi a bu ga
Tugas Bank Indonesia :
1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada
Redaksi :
Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo
Jl. D.I. Panjaitan No 35 Gorontalo – 96115 Telp : +62 435 824444
Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik.
Kajian periode triwulan IV-2009 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI
Gorontalo sebagai eco o ic i tellige t a d research u it yang diharapkan mampu
memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 4 Februari 2010 BANK INDONESIA GORONTALO
Benny Siswanto
(4)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARDAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF i
BAB 1. PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
1.1. Sisi Permintaan 1
1.1.1. Konsumsi 2
1.1.2. Investasi 4
1.1.3. Ekspor-Impor 5
1.2. Sisi Penawaran 7
1.2.1. Sektor Pertanian 7
1.2.2. Sektor Angkutan dan Komunikasi 9
1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 10
1.2.4. Sektor Bangunan 11
1.2.5. Sektor Industri Pengolahan 12
1.2.6. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa 13
1.2.7. Sektor Lainnya 13
1.3. Box KER I 14
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
2.1. Inflasi Gorontalo Triwulan IV-2009 17
2.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang/Jasa 19
2.2.1. Inflasi Tahunan (yoy) 19
2.2.2. Inflasi Triwulanan (qtq) 20
2.3. Box KER II 23
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1. Fungsi Intermediasi 27
3.1.1. Perkembangan Bank 27
3.1.2. Penyerapan Dana Masyarakat 28
3.2. Stabilitas Sistem Perbankan 30
3.2.1. Risiko Kredit 30
3.2.2. Risiko Likuiditas 31
3.2.3. Risiko Pasar 33
3.3. Box KER III 34
BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
4.1. Pendapatan Daerah 37
4.2. Belanja Daerah 38
4.3. Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 39
4.4. Perkembangan Keuangan Daerah 2010 40
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal 41
5.2. Perkembangan Kliring Non BI di Gorontalo 42
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.1. Pengangguran 43
(5)
6.3 Rasio Gini 45
6.4 IPM (Index Pembangunan Manusia) 45
BAB 7 OUTLOOK PEREKONOMIAN
7.1. Outlook Makro Ekonomi Regional 47
7.2. Outlook Triwulanan 49
7.3 Outlook Inflasi 51
LAMPIRAN
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan (y.o.y) 2
Tabel 1.2 Komposisi Investasi Gorontalo 4
Tabel 1.3 Jumlah PMA/PMDN aktif di Gorontalo 5
Tabel 1.4 Perkembangan Negara Tujuan Ekspor Luar Negeri 6
Tabel 1.5 Perkembangan Komoditas Ekspor Luar Negeri Gorontalo 6
Tabel 1.6 Volume Bongkar Barang di Pelabuhan Gorontalo 6
Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran (y.o.y) 7
Tabel 1.8 Produksi Pertanian Tabama 8
Tabel 1.9 Perhitungan ICOR Prov. Gorontalo 14
Tabel 1.10 Anggaran Belanja Modal PEMDA 2009 vs 2010 16
Tabel 2.1 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (yoy) 19
Tabel 2.2 Inflasi Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan tahun 2009 (y.o.y) 20
Tabel 2.3 Kelompok Barang dan Jasa 20
Tabel 2.4 Hasil Rapat Tim Pengendalian Pengendalian Inflasi dan Pemberdayaan Ekonomi
Daerah 22
Tabel 2.5 Asal Pasokan Pada Level Konsumen 25
Tabel 3.1 Matriks Perbandingan Kompetitif Komoditas Unggulan Kota Gorontalo 35 Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo 37 Tabel 4.2 Komposisi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo dalam (%) 38 Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 38
Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 39
Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap sektor Riil 39
Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 40
Tabel 4.7 APBD 2009 vs APBD 2010 40
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Menurut Kegiatan 43
Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja 44
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 44
Tabel 6.4 Persentase Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kab/Kodya tahun 2007 45
Tabel 6.5 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 45
Tabel 6.6 IPM Provinsi Gorontalo 46
(7)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1
Grafik 1.2 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 3
Grafik 1.3 Konsumsi Bahan Bakar Rumah Tangga 3
Grafik 1.4 Belanja Pegawai APBD 3
Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen 3
Grafik 1.6 Survey Konsumen 4
Grafik 1.7 Realisasi Belanja Non Modal 4
Grafik 1.8 Belanja Modal APBD Provinsi 4
Grafik 1.9 Muat Barang di Pelabuhan Gorontalo 5
Grafik 1.10 Luas Lahan Panen & Produktivitas Jagung 8
Grafik 1.11 Perkembangan Produktivitas Jagung 8
Grafik 1.12 Konsumsi Premium untuk Transportasi 9
Grafik 1.13 Jumlah Penerbangan Pesawat 9
Grafik 1.14 Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor 9
Grafik 1.15 Perkembangan Penumpang Pesawat 10
Grafik 1.16 Perkembangan Penumpang Kapal Laut 10
Grafik 1.17 Perkembangan Kredit Perdagangan 10
Grafik 1.18 Perkembangan Konsumsi Listrik Bisnis 10
Grafik 1.19 Tingkat Penghunian Hotel 10
Grafik 1.20 Realisasi Belanja Modal APBD 11
Grafik 1.21 Realisasi Penjualan Semen 11
Grafik 1.22 Penggunaan BBM Industri 12
Grafik 1.23 Penggunaan Listrik Industri 12
Grafik 1.24 NIM Perbankan 13
Grafik 1.25 Perkembangan Investasi Gorontalo 14
Grafik 1.26 Perkembangan Inflasi Sulampua 14
Grafik 1.27 Pertumbuhan Sektor Tradable vs Non Tradable 15
Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Nasional dan Gorontalo 17
Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo 18
Grafik 2.3 Indeks Perubahan Harga Umum 3 Bulan YAD 18
Grafik 2.4 Indeks Perkiraan Kenaikan Harga Kelompok 18
Grafik 2.5 Indeks Keyakinan Konsumen 19
Grafik 2.6 Realisasi Kapasitas Produksi per Sektor Ekonomi 2009 19
Grafik 2.7 Perkembangan Harga BBM 20
Grafik 2.8 Perkembangan Harga Bawang dan Cabai 2009 21
Grafik 2.9 Perkembangan Harga Beras dan Gula Pasir 2009 21
Grafik 3.1 Pertumbuhan DPK (y.o.y) 28
Grafik 3.2 Komposisi DPK 28
Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit berdasarkan jenis penggunaan (y.o.y) 29
Grafik 3.4 Komposisi Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 29
(8)
Grafik 3.6 Komposisi portofolio Kredit Sektor Produktif 29
Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 30
Grafik 3.8 Komposisi Kredit UMKM 30
Grafik 3.9 Non Performing Loan 31
Grafik 3.10 Kosentrasi Kredit 31
Grafik 3.11 Pergerakan Komposisi DPK 32
Grafik 3.12 Komposisi Dana Milik Pemda 32
Grafik 3.13 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 33
Grafik 3.14 Perkembangan Kurs USD dan BI Rate 33
Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 41
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow 41
Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 42
Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 42
Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI Gorontalo 42
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan 47
Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan 49
Grafik 7.3 Perkiraan Perkembangan Kegiatan Usaha 50
Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%)2 51
Grafik 7.5 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Gorontalo 51
Grafik 7.6 Indeks Perkiraan Suku Bunga (Perbankan) Tabungan dan Ekspektasi Tabungan 6
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jalur Distribusi Rica 23
Gambar 2.2 Jalur Distribusi Tomat 24
Gambar 2.3 Jalur Distribusi Cabe Merah 24
Gambar 2.4 Jalur Distribusi Bawang Merah 25
(10)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 i
RINGKASAN
EKSEKUTIF
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV-2009 melambat 7,23% (yoy).
Pada triwulan IV-2009, perekonomian Gorontalo diperkirakan tumbuh 7,23% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 7,55% (yoy). Sementara itu secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Gorontalo tahun 2009 diperkirakan sebesar 7,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 7,76% (yoy). Nuansa perlambatan didorong oleh melemahnya kinerja pertanian di sisi penawaran serta kinerja ekpor dan konsumsi pemerintah di sisi permintaan.
Kinerja ekspor dan konsumsi pemerintah yang melemah mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi sisi permintaan
Disisi permintaan, kinerja ekspor selama triwulan IV-2009 belum menunjukkan tanda membaik. Pelemahan ekspor Gorontalo terutama disebabkan oleh merosotnya ekspor jagung yang mencapai 51,61% dibandingkan ekspor jagung tahun 2008. Konsumsi pemerintah turut melambat selama triwulan IV-2009, perlambatan terutama didorong oleh menurunnya realisasi belanja barang dan jasa pemerintah daerah.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi sisi permintaan sedikit diredam oleh membaiknya kinerja investasi dan konsumsi swasta. Belanja modal APBD tumbuh 47,77% jauh melebihi realisasi tahun 2008 yang terkontraksi 34,30%. Peningkatan investasi seiring dengan maraknya proyek infrastruktur pembangunan jalan, bendungan dan pembangkit listrik yang dikerjakan selama tahun 2009. Sementara itu pada konsumsi swasta peningkatan didorong oleh kegiatan masyarakat selama hari raya haji, natal dan libur tahun baru.
Di sisi penawaran, perlambatan didorong oleh menurunnya kinerja sektor pertanian
Disisi sektoral, kinerja pertanian belum kembali pulih, kontraksi
sektor pertanian triwulan IV-2009 semakin meningkat
dibandingkan kontraksi triwulan III-2009. Produksi jagung Gorontalo triwulan IV-2009 menurun sebesar 20,42% lebih rendah dibandingkan produksi jagung pada periode yang sama tahun 2008. Menurunnya produksi jagung disebabkan pengaruh kekeringan yang terjadi sejak Mei s/d November 2009.
Perlambatan pertumbuhan sisi penawaran mampu sedikit diredam oleh membaiknya kinerja sektor angkutan, perdagangan dan bangunan. Sektor angkutan menujukkan perkembangan yang positif selama musim haji dan liburan akhir tahun yang
ditandai dengan meningkatnya traffic penumpang angkutan
(11)
ii Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 meningkat seiring dengan pertumbuhan realisasi belanja modal
pemerintah daerah. PERKEMBANGAN INFLASI
Inflasi Gorontalo triwulan IV-2009 sebesar 4,35% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 9,20% (yoy)
Tendensi penurunan inflasi tahunan mewarnai perkembangan harga komoditas di Provinsi Gorontalo pada triwulan-IV 2009. Inflasi Gorontalo triwulan IV-2009 sebesar 4,35% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 9,20% (yoy). Sementara secara triwulanan, inflasi triwulan IV-2009 sebesar 0,53% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan III-2009 sebesar
0,85% (qtq). Adanya policy shock penurunan harga BBM
mendominasi pembentukan inflasi Provinsi Gorontalo 2009, sehingga inflasi Gorontalo mengalami tren penurunan. Namun, inflasi Gorontalo masih menunjukkan tanda-tanda persistensi tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya nilai inflasi Gorontalo di atas rata-rata inflasi nasional sepanjang tahun 2009.
Kerentanan sisi produksi menyebabkan tingkat inflasi Gorontalo persisten tinggi di atas inflasi nasional.
Kerentanan sisi produksi menyebabkan tingkat inflasi Gorontalo persisten tinggi di atas inflasi nasional. Permintaan masyarakat
tanpa disertai dengan produksi yang optimal membawa output
gap positif. Artinya produksi yang dihasilkan oleh perekonomian
daerah belum mampu memenuhi dengan baik tingginya
permintaan masyarakat. Belum optimalnya penggunaan
kapasitas produksi menjadi permasalahan utama rentannya aspek produksi Gorontalo. Sementara itu, tingginya ekspektasi harga ikut memberi tekanan pada inflasi Gorontalo.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Pada triwulan IV-2009 kinerja perbankan di Provinsi Gorontalo menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan, diikuti dengan stabilitas sistem perbankan yang relatif terkendali.
Pada triwulan IV-2009 kinerja perbankan di Provinsi Gorontalo menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan, diikuti dengan stabilitas sistem perbankan yang relatif terkendali. Intermediasi perbankan ditandai oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan pertumbuhan kredit yang melambat. Sementara itu, stabilitas perbankan Gorontalo tetap terjaga tercermin dari indikator-indikator risiko kredit dan risiko pasar yang relatif terkendali. Namun, risiko likuiditas perlu diwaspadai karena LDR sudah mencapai nilai yang tidak wajar mencapai lebih dari 140% sehingga dapat mengancam ketersediaan likuiditas perbankan.
(12)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 iii
Pada posisi akhir triwulan IV-2009 dana yang dihimpun tercatat sebesar Rp1,82 triliun, tumbuh 2,87% (yoy) lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,12% (yoy)
Pada posisi akhir triwulan IV-2009 dana yang dihimpun tercatat sebesar Rp1,82 triliun, tumbuh 2,87% (yoy) lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,12% (yoy). Perlambatan DPK terutama disebabkan oleh kontraksi pada komponen giro dan deposito masing-masing sebesar -14,91% (yoy) dan -2,07% (yoy), keduanya lebih lambat
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Melambatnya pertumbuhan giro terutama disebabkan oleh menurunnya penempatan dana pemda karena kebutuhan transaksi untuk membayar proyek-proyek pembangunan daerah. Sedangkan melambatnya deposito seiring dengan tren penurunan suku bunga perbankan. Sementara, tabungan tumbuh sebesar 10,43% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,08% (yoy).
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan menabung menjadi salah satu faktor yang memberikan angin segar kepada peningkatan tabungan masyarakat.
Pada posisi akhir triwulan laporan, kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp2,58 triliun, tumbuh 29,01%. (yoy) lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 38.64% (yoy).
Pada posisi akhir triwulan laporan, kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp2,58 triliun, tumbuh 29,01%. (yoy) lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 38.64% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit konsumsi yang mencapai 37.05% (yoy) namun masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 44.41% (yoy). Kredit modal kerja tumbuh sebesar 17,99% (yoy) lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 40.84% (yoy). Sementara itu, kredit investasi tumbuh 24,38% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -4.90% (yoy).
Selama triwulan laporan, stabilitas sistem perbankan di Gorontalo meliputi aspek risiko kredit dan risiko pasar relatif terkendali, namun risiko likuiditas perlu mendapat perhatian.
Selama triwulan laporan, stabilitas sistem perbankan di Gorontalo meliputi aspek risiko kredit dan risiko pasar relatif terkendali, namun risiko likuiditas perlu mendapat perhatian. Non performing loans (NPLs) relatif terjaga berada pada nilai dibawah batas ketentuan BI yaitu dibawah 5%. Sementara itu, aspek penyerapan dana masyarakat perlu menjadi perhatian
kare a Loa to Deposit ‘atio LD‘ berada di a ba g tidak wajar e apai lebih dari 140% sehingga dapat mengancam ketersediaan likuiditas perbankan
(13)
iv Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
PERKEMBANGANKEUANGAN DAERAH
Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulanI IV-2009 meningkat dibandingkan capaian triwulan IV-2008
Pengaruh realisasi fiskal pemerintah provinsi terhadap uang beredar selama triwulan VI-2008 bersifat ekspansif.
Realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan IV-2009 mencapai 91,40%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan IV-2008 sebesar 82,96%. Upaya pemerintah daerah mendorong kegiatan investasi fisik di Gorontalo tercermin pada realisasi pos belanja modal yang meningkat cukup signifikan. Pada triwulan IV-2008 realisasi belanja modal hanya mencapai 68,92% namun meningkat menjadi 90,89% pada triwulan IV-2009.
Realisasi fiskal pemerintah provinsi selama triwulan IV-2009
cenderung bersifat ekspansif, hal ini tercermin dari defisit
pengeluaran mencapai Rp 66 Miliar pada realisasi anggaran
APBD sampai dengan 30 Desember 2009. Kebijakan ekspansif
fiskal diperkirakan mampu memberikan dorongan yang positif bagi perekonomian Gorontalo yang saat ini diwarnai perlambatan.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan IV-2009 mencatat net outflow sebesar Rp43.765 miliar.
Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan IV-2009
mencatat net outflow sebesar Rp43.765 miliar. Kondisi net
outflow pada triwulan laporan menunjukkan tingginya kegiatan
transaksi masyarakat sehingga pengunaan uang kartal
meningkat. Dalam periode triwulan laporan terdapat tiga perayaan hari besar keagamaan yang mendorong tingginya penggunaan uang kartal. Perayaan hari besar dimaksud adalah Idul Adha pada bulan November, Tahun Baru Islam, Perayaan Natal, dan Tahun Baru Masehi pada bulan Desember. Sementara itu, jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp321,58 miliar dengan pertumbuhan sebesar 19,81% (yoy). Adapun jumlah warkat sebanyak 12.066 lembar dengan pertumbuhan sebesar 31,11%
(yoy). Pertumbuhan jumlah transaksi kliring seiring dengan
(14)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 v
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tingkat kesejahteraan sedikit mengalamai penurunan.
Jumlah pengangguran di Gorontalo pada Agustus 2009 menurun.
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo sedikit menurun yang ditandai oleh tingkat pengangguran yang meningkat, indeks gini sebagai indikator kesenjangan masih belum menunjukkan tanda membaik serta tingkat kemiskinan yang meningkat. Pada tahun 2009 tingkat kemiskinan Gorontalo merupakan yang tertinggi di kawasan Sulawesi.
Pada bulan Agustus 2009, jumlah angkatan-kerja mencapai 447.313 atau meningkat 4,18% dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja tumbuh sebesar 3,91% dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Selama periode 1 tahun, tingkat pengangguran terbuka meningkat, yaitu dari 5,65 % pada Agustus 2009 menjadi 5,89% pada Agustus 2009
Persentase penduduk miskin di Maret 2009 meningkat.
Persentase penduduk miskin atau yang berada di bawah garis kemiskinan (data bulan Maret 2009) di Provinsi Gorontalo sebesar 25,01% atau mengalami peningkatan dibandingkan periode Maret 2008 yang tercatat sebesar 24,88%. Jumlah ini tersebar di wilayah Gorontalo dengan persentase penduduk miskin tertinggi sebesar 33,18% berada di Kabupaten Gorontalo Utara, kemudian disusul berturut-turut oleh Kabupaten Gorontalo (32,07%), Kabupaten Bone Bolango (30,6%), Kabupaten Pahuwato (29,74%), Kabupaten Boalemo (29,21%), dan yang terkecil di Kota Gorontalo (8,11%)
Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36
Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Index Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01.
(15)
vi Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Gorontalo tahun 2010 diperkirakan tumbuh 7,15-7,65% (yoy) lebih baik dibandingkan tahun 2009
Produksi jagung pada triwulan I-2010 diperkirakan masih belum pulih sehingga berdampak pada pertumbuhan sektor pertanian dan kinerja ekspor
Perekonomian Gorontalo tahun 2010 diperkirakan tumbuh berkisar 7,15-7,65 (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2009. Karakteristik fundamental ekonomi wilayah diharapkan mampu mendukung capaian angka pertumbuhan dimaksud. Perbaikan kondisi pendapatan masyarakat, upaya peningkatan produksi pertanian, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan, pembangunan infrastruktur dan pembangkit baru diperkirakan mampu mendorong kegiatan ekonomi di Gorontalo semakin meningkat. Namun kondisi dimaksud perlu didukung oleh koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota, stabilitas kondisi politik daerah menjelang PILKADA bupati serta validitas data perekonomian yang akurat.
Secara triwulanan, ekonomi triwulan I-2010 diperkirakan masih
diwarnai perlambatan. Ekonomi tumbuh pada kisaran 6,9 – 7,4%
(yoy). Secara sektoral, produksi pertanian triwulan I-2010 masih dipengaruhi musim kering tahun 2009 terkait penanaman yang
dilakukan pada bulan September – November 2009 masih
terkendala kekeringan. Peningkatan produksi pertanian
diperkirakan kembali normal pada awal triwulan II-2010. Sementara itu sektor angkutan diperkirakan tetap optimis ditandai dengan dibukanya rute penerbangan baru yang melayani jalur Gorontalo-Manado-Denpasar pp. Pada sub sektor angkutan darat, kebijaksanaan Pemerintah Kota Gorontalo untuk mulai mengoperasikan Sistem Angkutan Umum Masyarakat (SAUM) pada triwulan I-2010 diperkirakan mampu mendorong peningkatan kinerja di sektor ini.
Di sisi permintaan, kinerja ekspor diperkirakan masih menurun terkait produksi pertanian jagung yang masih belum pulih. Sementara itu pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan I-2010 diperkirakan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini terkait anggaran APBD 2010 yang lebih rendah dibandingkan anggaran APBD 2009.
(16)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 vii
Optimisme perekonomian daerah yang didorong oleh kenaikan permintaaan masyarakat membawa inflasi triwulan I-2010 berkisar antara 4-6% (yoy)
Optimisme perekonomian daerah yang didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat membawa inflasi triwulan I-2010
berkisar antara 4 – 6% (yoy). Meningkatnya pendapatan
masyarakat mendorong tekanan harga pada triwulan I-2010. Rencana kebijakan kenaikan harga UMP dan peningkatan gaji pegawai negeri akan memperkuat daya beli masyarakat. Sementara, penggunaan kapasitas produksi yang belum optimal membawa output gap positif sehingga mendorong tekanan inflasi ke depan. Ancaman melemahnya sisi produksi ditengah Badai El-Nino juga patut mendapat perhatikan. Kurangnya produksi dapat menyurutkan pasokan kebutuhan masyarakat sehingga harga akan meningkat. Sedangkan pengaruh kebijakan penurunan harga BBM pada awal tahun 2009 diperkirakan masih memberi angin segar pada perkembangan harga terutama pada sub-kelompok transportasi.
Jumlah tabungan diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat pada triwulan I-2010
Jumlah tabungan diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat pada triwulan-I 2010. Meningkatnya pendapatan akan berdampak pada peningkatan jumlah tabungan masyarakat. Sementara, Perbankan Gorontalo diperkirakan terus meningkatkan kinerjanya terutama dalam menghimpun dana pihak ketiga. Hasil Survei Konsumen pada Desember 2009 menunjukkan adanya optimisme pada peningkatan jumlah tabungan 6 bulan yang akan datang, ditunjukkan dengan kenaikan indeks sebesar 23.16 poin dibandingkan periode survei sebelumnya.
(17)
viii Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
(18)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 1
BAB 1 :
P
ERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
Perekonomian Gorontalo triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh melambat 7,23% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2008 sebesar 7,55% (y.o.y). Sementara itu secara tahunan, ekonomi Gorontalo tahun 2009 tumbuh 7,19% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan tahun 2008 sebesar 7,76% (y.o.y).
Disisi permintaan melemahnya kinerja ekonomi didorong oleh perlambatan ekspor dan konsumsi pemerintah sementara kinerja konsumsi swasta dan investasi diperkirakan meredam perlambatan yang terjadi. Sementara itu di sisi penawaran, melambatnya ekonomi Gorontalo didorong oleh melemahnya sektor pertanian, namun kinerja sektor utama lainnya seperti bangunan, perdagangan dan angkutan diperkirakan masih tumbuh optimis.
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
Sumber : BPS Prov. Gorontalo **) Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
Menurunnya produksi pertanian selama triwulan IV-2009 berdampak cukup signifikan bagi perekonomian Gorontalo mengingat kontribusi pertanian mencapai 30% PDRB. Merosotnya produksi jagung domestik karena pengaruh cuaca dan musim kering berkepanjangan mendorong kinerja sektor pertanian terkontraksi selama triwulan IV-2009. Penurunan tersebut turut memberikan dampak negatif bagi kinerja ekspor secara keseluruhan karena pertanian khususnya jagung menjadi komoditas utama ekspor.
1. 1
S
ISI PERMINTAAN
Di sisi permintaan, ekonomi Provinsi Gorontalo triwulan IV-2009 diperkirakan melambat. Kondisi tersebut didorong melemahya kinerja ekspor dan konsumsi pemerintah. Sementara itu meningkatnya kegiatan konsumsi swasta dan investasi diperkirakan sedikit meredam perlambatan yang terjadi.
(19)
2 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
Perkembangan ekspor luar negeri maupun antar pulau diperkirakan terkontraksi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan produksi pertanian membawa dampak yang kurang baik bagi kinerja ekspor selama triwulan IV-2009. Sementara itu, konsumsi pemerintah yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan tingkat realisasi yang menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Disisi lain kegiatan konsumsi masyarakat diperkirakan mampu memberikan dorongan bagi perekonomian Gorontalo di tengah perlambatan yang terjadi.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan (y.o.y)
Sumber : BPS Prov. Gorontalo **) Proyeksi Bank Indonesia
1.1.1
K
onsumsi
Konsumsi pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 13,04% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 14,13%(y.o.y). Konsumsi swasta diperkirakan tumbuh 5,01% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,16% (y.o.y). Sementara konsumsi pemerintah tumbuh 21,42% (y.o.y), melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26,70% (y.o.y).
Musim lebaran haji, natal dan liburan tahun baru diperkirakan mendorong kegiatan konsumsi masyarakat lebih tinggi. Peningkatan pola konsumtif selama periode tersebut
dikonfirmasi oleh beberapa prompt indikator seperti meningkatnya konsumsi BBM
kelompok rumah tangga, meningkatnya konsumsi listrik rumah tangga, meningkatnya belanja pegawai serta optimisme hasil survei konsumen triwulan IV-2009. Realisasi penggunaan BBM rumah tangga tumbuh selama triwulan IV-2009 sebesar 11,94% lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2008 yang terkontrkasi sebesar -4,39%. Sementara itu konsumsi listrik rumah tangga selama triwulan IV-2009 yang tumbuh sebesar 17,24% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2008 sebesar 5,04% (y.o.y).
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10,05 7,96 9,08 3,16 7,41 15,76 19,06 18,08 5,01 14,31 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 40,57 21,25 28,99 26,70 28,91 26,89 43,89 28,64 21,42 29,45 Pembentukan Modal Tetap Bruto 17,62 14,51 25,53 25,01 21,00 29,24 33,90 15,98 27,40 26,23 Ekspor Barang dan Jasa 23,19 13,68 (5,90) 6,05 8,68 (6,18) (1,29) 10,25 (3,40) (0,47) Impor Barang dan Jasa 48,41 16,98 35,27 17,99 28,33 23,81 42,34 10,25 18,81 22,55 Total 7,11 7,26 9,21 7,55 7,76 7,57 7,04 6,60 7,23 7,19
(20)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 3
Grafik 1.2 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Grafik 1.3 Konsumsi Bahan Bakar Rumah Tangga
Sumber : PLN Gorontalo Sumber : PERTAMINA Depot Gorontalo UPMS VII
Grafik 1.4 Belanja Pegawai APBD Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen
Sumber : Badan Keuangan Daerah Prov. Gorontalo Sumber : Bank Indonesia
Meningkatnya konsumsi juga didorong oleh meningkatnya realisasi belanja pegawai selama triwulan IV-2009 yang tumbuh 20,52% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 16,36% (y.o.y)
Hasil survey konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia Gorontalo menunjukkan bahwa optimisme konsumsi masyarakat selama triwulan IV-2009 masih cukup baik.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Desember 2009 berada pada level optimis dengan saldo bersih tertimbang sebesar 142,85. Kondisi ini menujukkan bahwa masyarakat
meyakini kondisi saat ini masih tepat melakukan konsumsi. Sementara itu optimisme
keyakinan konsumen dibangun oleh sentimen positif pada Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini sebesar 134,46.
(21)
4 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
Grafik 1.6 Survey Konsumen Grafik 1.7 Realisasi Belanja Non Modal
Sumber : Survey Konsumen, BI Gorontalo Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
Sementara itu konsumsi pemerintah diperkirakan sedikit melambat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan realisasi belanja non modal yang melambat. Realisasi belanja non modal triwulan IV- 2009 terhadap anggaran terkontraksi 4,11%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,13%. Melambatnya pertumbuhan realisasi belanja barang dan jasa pemerintah menjadi pendorong melambatnya realisasi belanja non modal pemerintah daerah secara keseluruhan.
1.1.2
I
nvestasi
Kinerja investasi di Provinsi Gorontalo pada triwulan laporan diperkirakan tumbuh 27,40 % (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 25,01% (y.o.y). Pertumbuhan tersebut didorong pertumbuhan realisasi belanja modal pemerintah daerah sebesar 47,77%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -34,30%. Belanja modal APDB masih menjadi sumber pembiayaan utama setelah pendanaan masyarakat sendiri.
Grafik 1.8 Belanja Modal APBD Provinsi Tabel 1.2 Komposisi Investasi Gorontalo
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
Investasi di Gorontalo selama triwulan IV-2009 lebih didorong oleh kegiatan investasi bangunan dibandingkan investasi non bangunan. Beberapa proyek investasi bangunan yang cukup signifikan dikerjakan selama triwulan IV-2009 antara lain :
- Proyek penyelesaian GBC (Gorontalo Business Center)
- Proyek pembangunan GBP (Gorontalo Business Park)
KOMPOSISI INVESTASI 2007 2008 2009 PDRB INVESTASI 1.159.987 1.617.234 2.239.233 DANA PERBANKAN 162.940 184.440 180.000 APBD 122.290 461.100 730.429 PMA/PMDN 578.230 571.420
DANA SWASTA 296.527 400.274 1.328.804
Sumber : Badan Keuangan Provinsi, Badan Investasi Daerah, dan BI (diolah)
(22)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 5
- Proyek pembangunan Dermaga III Pelabuhan Gorontalo
- Proyek infrastruktur jalan nasional dan jalan raya Agropolitan
- Proyek infrastruktur Bendungan Paguyaman dan Banjir Kanal Tamalate.
Pembangunan investasi di Gorontalo masih menyimpan beragam kendala, Berdasarkan data
Badan Investasi Daerah Prov. Gorontalo, jumlah perusahaan PMA/PMDN yang existing tidak
banyak berubah sejak tahun 2003.
Tabel 1.3 Jumlah PMA/PMDN aktif di Gorontalo
Sumber : Badan Investasi Daerah Prov. Gorontalo
1.1.3
E
kspor dan Impor
Kinerja ekspor selama triwulan IV-2009 secara keseluruhan diperkirakan masih melambat. Ekspor triwulan IV-2009 terkontraksi 3,4% (y.o.y) dibandingkan triwulan IV-2008 yang tumbuh sebesar 6,05%. Menurunnya kinerja ekspor didorong oleh penurunan produksi pertanian jagung sebagai komoditas utama. Ekspor keseluruhan komoditas barang sampai dengan bulan Desember 2009 tercatat US$ 2.422.517, lebih rendah dibandingkan capaian ekspor triwulan IV-2008 sebesar US$ 9.780.610. Sementara itu perlambatan ekspor juga
ditunjukkan oleh menurunnya arus muat barang dipelabuhan laut. Di pelabuhan laut,
volume barang yang dimuat terkontraksi 44,18 % dibandingkan triwulan IV-2008 yang tumbuh 35,66%.
Grafik 1.9 Muat Barang di Pelabuhan Gorontalo
(23)
6 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
Tabel 1.4 Perkembangan Negara Tujuan Ekspor Luar Negeri
Tabel 1.5 Perkembangan Komoditas Ekspor Luar Negeri Gorontalo
BPS Prov Gorontalo, KPBC Gorontalo
Perkembangan ekspor kumulatif sampai dengan Desember 2009 menurun secara signifikan untuk negara tujuan China dan Malaysia, sementara ekspor ke Hongkong dan Taiwan mengalami peningkatan. Di sisi komoditas, hampir semuanya mengalami penurunan kecuali komoditas gula dan kembang gula.
Sebaliknya, kinerja impor mengalami pertumbuhan terkait dengan peningkatan konsumsi swasta. Impor Provinsi Gorontalo pada triwulan laporan diperkirakan tumbuh 18,81% (y.o.y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu 17,99% (y.o.y). Hal ini dikonfirmasi oleh peningkatan volume bongkar di pelabuhan se-Gorontalo. Pada triwulan IV-2008 volume bongkar mencapai 111.086 ton meningkat menjadi 132.623 ton pada triwulan IV-2009.
Tabel 1.6 Volume Bongkar Barang (Unloading) di Pelabuhan Gorontalo
Sumber : Kantor Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL
Negara Tujuan
1. Jepang 403.084 52.253 360.560 - 78.339 491.152 20.808 - 28.439 25.599 74.846 2. China 1.489.245 2.925.419 19.236 - 89.655 3.034.310 - 38.580 - - 38.580 3. Singapura 14.280 41.352 33.129 - 65.287 139.768 21.765 81.988 47.910 - 151.663 4. Hongkong - - 8.000 - 9.600 17.600 - - 526.400 420.000 946.400 5. Taiwan - - 19.292 49.481 68.773 - 38.250 22.080 1.923.663 1.983.993 6. Malaysia 8.564.200 369.000 5.138.300 - 3.596.292 9.103.592 - 1.634.000 - - 1.634.000 7. Philipina 5.210.270 1.025.500 1.736.500 - 2.724.400 5.486.400 4.077.131 1.719.300 - - 5.796.431 8. India 1.765.990 - 1.029.173 - - 1.029.173 445.500 616.875 - - 1.062.375 9. Rep. Korea 1.001.115 110.698 32.120 - 905.575 1.048.393 24.280 9.247 42.907 53.254 129.688 10. Vietnam 1.955.905 232.163 1.339.700 - 2.261.981 3.833.844 - 953.134 - - 953.134
Total 20.404.089 4.756.385 9.716.010 - 9.780.610 24.253.005 4.589.483 5.091.374 667.736 2.422.517 12.771.110
2007 2008 2009
EXPORT
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL
Jenis Barang - - - -1. Ikan dan Udang/Kepiting - - 8.000 - 9.600 17.600 - - - - -2. Jagung 14.018.150 1.394.500 6.874.800 - 7.088.750 15.358.050 4.077.131 3.353.300 - - 7.430.431 3. Kayu, Barang dari Kayu 1.037.388 162.951 48.470 - 73.574 284.995 45.088 9.247 57.353 65.375 177.063 4. Bungkil Kopra 4.266.233 - 1.029.173 - 542.500 1.571.673 - 321.000 526.400 420.000 1.267.400 5. Rotan Poles 99.834 79.404 71.657 - 193.398 344.459 21.765 158.818 69.990 - 250.573 6. Lemak&Minyak Hewan/nabati - 2.887.367 1.339.700 - 300.235 4.527.302 445.500 616.875 - - 1.062.375 7. Gula & Kembang Gula 711.828 232.163 344.210 - 1.419.246 1.995.619 - 632.134 - 1.923.663 2.555.797 8. Mutiara & batu permata 100.656 - - - 50.115 50.115 - - 13.993 13.479 27.472 9. Binatang Hidup 170.000 - - - 103.192 103.192 - - - - -10. Tembakau - - - - - - - - -
-Total 20.404.089 4.756.385 9.716.010 - 9.780.610 24.253.005 4.589.484 5.091.374 667.736 2.422.517 12.771.111
2007 2008 2009
EXPORT
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Gorontalo 96.969 103.759 106.342 76.420 96.896 99.197 81.851 110.584 Kwandang - - - - - 32 - -Anggrek 23.756 21.642 18.300 25.445 14.179 14.727 26.433 22.039 Tilamuta 7 9 12 8 11 905 2.700 -Total 120.732 125.410 124.654 128.198 111.086 114.861 110.984 132.623
(24)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 7
1.2
S
ISI PENAWARAN
Perlambatan ekonomi Gorontalo triwulan IV-2009 didorong oleh menurunnya kinerja sektor pertanian. Produksi jagung Gorontalo menurun cukup signifikan selama tahun 2009, dari target 812.000 ton realisasi hanya mencapai 569.110 ton atau sebesar 70% dari target. Penurunan produksi ini terkait bencana kekeringan yang terjadi sejak bulan Mei sampai dengan November 2009. Sementara itu perlambatan yang berlangsung sedikit diredam oleh meningkatnya kinerja sektor bangunan dan angkutan. Sektor bangunan meningkat seiring dengan peningkatan realisasi belanja modal pemerintah daerah selama triwulan IV-2009. Sementara itu kinerja sektor angkutan meningkat terkait libur hari raya, natal dan tahun baru yang diindikasikan oleh meningkatnya arus penumpang dan penerbangan di bandara Jalalluddin maupun transportasi laut.
Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran (y.o.y)
Sumber : BPS Prov. Gorontalo **) Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
1.2.1
S
EKTOR PERTANIAN
Pelemahan kinerja sektor pertanian khususnya sub sektor tabama terus berlanjut hingga triwulan IV-2009 dengan kondisi yang semakin memburuk. Sektor pertanian terkontraksi 5,55% sebagai akibat merosotnya produksi jagung domestik yang mencapai 20,47%, lebih rendah dibandingkan produksi tahun 2008. Sementara itu perlambatan dimaksud mampu sedikit diredam oleh peningkatan produksi padi.
Upaya pemerintah daerah dalam mempertahankan produksi jagung telah dilakukan semaksimal mungkin, namun proses penurunan produksi masih terus berlanjut seiring dengan cuaca yang tidak mendukung. Secara umum penurunan produksi pertanian jagung disebabkan oleh tiga hal yakni (i) Musim kering berkepanjangan sejak bulan Mei s.d November 2009, (ii) Produktivitas pertanian menurun dari 48,17 Ku/Ha menjadi 42,21 Ku/Ha, (iii) Luas lahan panen menurun dari 156.436 Ha pada tahun 2008 menjadi 128.786 Ha pada tahun 2009.
Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4* TOTAL*
1.PERTANIAN 7,76 6,04 11,30 7,52 7,32 7,44 5,07 (2,35) (5,55) 1,42 2.PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,90 9,44 11,55 14,24 11,79 9,30 12,91 16,40 15,13 13,55 3.INDUSTRI PENGOLAHAN 1,44 3,86 7,54 8,72 5,39 6,06 2,01 4,47 9,00 4,95 4.LISTRIK,GAS & AIR BERSIH (2,65) (2,70) (0,51) (0,71) 14,65 7,51 6,53 7,71 6,12 13,64 5.BANGUNAN 6,95 9,48 10,83 13,13 10,12 9,78 12,86 16,49 24,27 16,14 6.PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN 8,11 6,26 6,44 6,65 6,83 7,60 8,31 10,30 9,77 9,00 7.PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 10,20 9,22 5,25 6,05 7,05 8,56 9,01 13,96 17,52 12,39 8.KEUANGAN,PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 6,75 7,58 7,48 6,99 8,39 9,11 11,26 15,94 8,51 11,22 9.JASA - JASA 6,86 9,64 10,66 6,35 7,60 6,14 5,84 8,50 7,44 7,00 PERTUMBUHAN EKONOMI 7,11 7,26 9,21 7,55 7,76 7,57 7,04 6,60 7,23 7,19
2008 2009
(25)
8 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
Grafik 1.10 Luas Lahan Panen & Produktisi Jagung Grafik 1.11 Perkembangan Produktivitas Jagung
Sumber: BPS Prov. Gorontalo, Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Prov. Gorontalo
Sementara itu produksi padi tetap tumbuh walaupun melambat dibandingkan tahun 2008. Produksi padi secara keseluruhan tahun tumbuh 8,25%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan produksi tahun 2008 sebesar 18,69%. Pertumbuhan produksi terutama pada pertanian padi sawah, sementara produksi padi ladang mengalami penurunan. Produksi padi sawah tahun 2009 mencapai 256.751 ton, lebih tinggi dibandingkan produksi tahun 2008 sebesar 236.235 ton. Sementara produksi padi ladang turun dari 1.638 ton pada tahun 2008 menjadi 733 ton pada tahun 2009. Pertanian padi sawah masih dapat berproduksi dengan baik terkait sistem irigasi teknis yang telah dikembangkan oleh Pemda sehingga mampu mengurangi sedikit ketergantungan terhadap kondisi cuaca. Sementara itu produksi pertanian tanaman pangan lain seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau dan kacang tanah turut menurun sedangkan produksi kedelai mengalami peningkatan.
Tabel 1.8 Produksi Pertanian Tabama
Sumber : Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Prov. Gorontalo
Jenis Tanaman Luas Hasil/Ha Produksi Luas Hasil/Ha Produksi Luas Hasil/Ha Produksi Luas Hasil/Ha Produksi Panen(Ha) (Ku) (Ton) Panen(Ha) (Ku) (Ton) Panen(Ha) (Ku) (Ton) Panen(Ha) (Ku) (Ton)
Kedelai 2.272 15,39 3.497 986 12,34 1.217 746 13,14 980 4.004 14,22 5.694
Kacang Tanah 1.085 14,21 1.542 1.101 11,78 1.297 405 12,27 497 2.591 12,87 3.336
Kacang Hijau 121 13,14 159 178 11,74 209 121 12,14 147 420 12,26 515
Ubi Kayu 200 117,15 2.343 219 115,30 2.525 228 112,46 2.564 647 114,87 7.432
Ubi Jalar 90 96,44 868 113 94,87 1.072 111 93,14 1.034 314 94,71 2.974
Kedelai 1.154 13,98 1.613 354 12,29 435 365 12,77 466 1.873 13,42 2.514
Kacang Tanah 943 10,06 949 724 8,94 647 211 11,99 253 1.878 9,85 1.849
Kacang Hijau 85 13,18 112 166 11,75 195 74 12,03 89 325 12,19 396
Ubi Kayu 302 126,79 3.829 273 119,71 3.268 196 108,06 2.118 771 119,52 9.215
Ubi Jalar 148 96,89 1.434 159 96,16 1.529 105 93,71 984 412 95,80 3.947
Kedelai 2.192 11,10 2.433 1.391 11,94 1.661 1.341 12,88 1.727 4.924 11,82 5.821
Kacang Tanah 826 10,06 831 557 9,03 503 326 12,22 398 1.709 10,14 1.732
Kacang Hijau 58 13,74 80 85 12,06 103 59 12,07 71 202 12,55 253
Ubi Kayu 186 126,82 2.359 224 119,81 2.684 174 108,59 1.889 584 118,70 6.932
Ubi Jalar 142 97,63 1.386 125 96,54 1.207 118 94,87 1.119 385 96,43 3.713 ARAM III 2009
ANGKA TETAP 2008 ANGKA TETAP 2007
(26)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 9
1.2.2
S
EKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
Sektor angkutan dan komunikasi menjadi salah satu sektor yang mampu meredam perlambatan ekonomi yang terjadi. Sektor angkutan diperkirakan tumbuh 17,52% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2008 yang tercatat sebesar 6,1% (y.o.y). Kondisi ini diperkirakan sebagai pengaruh dari keberangkatan jemaah haji, libur natal dan libur tahun baru.
Pada sub sektor angkutan darat, kenaikan terlihat dari meningkatnya konsumsi BBM transportasi selama triwulan IV-2009. Data penjualan BBM menunjukkan peningkatan, selama triwulan IV-2009 tercatat 18.893 kiloliter premium dan 6.016 kiloliter solar terjual. Volume penjualan ini tumbuh 19,58% (y.o.y) untuk premium dan 1,55% (y.o.y) untuk solar lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,04% (y.o.y) untuk premium dan -13,49% (y.o.y) untuk solar.
Grafik 1.12 Konsumsi Premium untuk Transportasi Grafik 1.13 Jumlah Penerbangan Pesawat
Sumber : PERTAMINA Depot Gorontalo UPMS VII Sumber : Bandara Jalaluddin Gorontalo
Grafik 1.14 Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor
Meningkatnya kinerja sektor ini tercermin pula dari realisasi penghimpunan pajak kendaraan bermotor yang tumbuh 40% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 22% (y.o.y)
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
Sementara itu untuk sub sektor angkutan udara turut mengalami peningkatan. Jumlah penumpang angkutan udara yang tercatat di bandara Jalaluddin sebesar 63.773 penumpang atau tumbuh sebesar 17,6% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 9,37% (y.o.y). Demikian juga untuk traffic pesawat tumbuh sebesar
1,9% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 3,1% (y.o.y). Kondisi peningkatan arus penumpang udara didorong peningkatan arus jamaah haji dari Gorontalo ke Makassar.
(27)
10 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
Grafik 1.15 Perkembangan Penumpang Pesawat Grafik 1.16 Perkembangan Penumpang Kapal Laut
Sumber : Bandara Jalaluddin, Gorontalo Sumber : Kantor Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo
1.2.3
S
EKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 9,77% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,65% (y.o.y). Meningkatnya kinerja sektor perdagangan dikonfirmasi oleh
beberapa prompt indikator antara lain kredit perdagangan, realisasi listrik kelompok bisnis,
serta tingkat hunian hotel.
Kredit perdagangan secara agregat meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pada Desember 2009, tercatat kredit yang disalurkan ke sektor perdagangan sebesar Rp 821 Miliar atau tumbuh 30,21% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 29,67% (y.o.y). Sementara peningkatan kegiatan perniagaan juga ditunjukkan oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi listrik kelompok bisnis sebesar 15,36% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,57% (y.o.y).
Grafik 1.17 Perkembangan Kredit Perdagangan Grafik 1.18 Perkembangan Konsumsi Listrik Bisnis
Sumber : Bank Indonesia Sumber : PLN Gorontalo
Grafik 1.19 Tingkat Penghunian Hotel
Sementara itu kinerja sub sektor perhotelan dikonfirmasi pula oleh pertumbuhan tingkat hunian hotel di Gorontalo sebesar 31,75% hampir sama dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 31,73%.
(28)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 11
1.2.4
S
EKTOR BANGUNAN
Kinerja Sektor Bangunan diperkirakan tumbuh lebih baik. Sektor ini tumbuh 24,27% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar dari 13,13% (y.o.y).
Meningkatnya kinerja sektor ini secara signifikan didorong oleh peningkatan realisasi anggaran belanja modal APBD. Belanja modal pada triwulan IV-2009 meningkat signfikan sebesar 47,77% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan belanja modal triwulan IV-2008 yang terkontraksi sebesar 34,30% (y.o.y).
Grafik 1.20 Realisasi Belanja Modal APBD Grafik 1.21 Realisasi Penjualan Semen
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Sumber : Asosiasi Pengusaha Semen
Tumbuhnya kinerja sektor ini dikonfirmasi oleh beberapa prompt indikator.
Pertumbuhan penjualan semen selama triwulan IV-2009 menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan IV-2009 penjualan semen tumbuh 12,44% (y.o.y). Pembangunan sarana fisik di kawasan kota dan kabupaten terus diintensifkan menjelang akhir tahun. Beberapa proyek infrastruktur yang telah diselesaikan antara lain :
- Infrastruktur jalan. Pembangunan jalan nasional sepanjang 616,24 km sudah mencapai 87,88 % sedangkan jalan provinsi baru mencapai 39,45 % dari 408,26 km yang direncanakan sehingga masih perlu peningkatan sebesar 60,55 % atau sepanjang 247,02 km termasuk jalan yang belum terbuka sepanjang 93,75 km (ruas ;
Tapa-Atingola, Marisa – Tolinggula dan Aladi Tulabolo). Pembangunan jalan akses
agropolitan sampai dengan tahun 2009 telah mencapai 302,25 km yang melalui lima kabupaten.
- Irigasi dan bendungan. Pembangunan Bendungan Paguyaman dibangun sejak tahun 2005 dengan luas areal irigasi 6.880 ha dengan total anggaran hingga tahun 2009 mencapai Rp. 97 M. Sampai dengan tahun 2009 progres fisik pekerjaan bendungan mencapai 96,3%, sementara pekerjaan Jaringan Kiri mencapai 90,5% dan pekerjaan
Jaringan Kanan mencapai 49% Pembangunan Kanal Banjir Tamalate seluas 2.850 m2
dengan nilai proyek Rp. 62.729.340.000, dimana pembangunan telah mencapai 70 % sampai akhir tahun 2009.
(29)
12 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
- Pembangunan pusat perbelanjaan. Pembangunan Gorontalo Business Center telah
memasuki tahap akhir sementara itu proses pembangunan Gorontalo Business Park
terus dipacu untuk mengejar target penyelesaian tahun 2011.
- Pembangunan pelabuhan. Proyek pembangunan Pelabuhan Paguwat saat ini berada pada tahap penyelesaian.
Menyikapi tingginya pertumbuhan sektor konstruksi, peluang ini dimanfaatkan oleh PT Semen Tonasa dengan membangun unit pengantongan untuk memperlancar arus distribusi semen di Gorontalo.
1.2.5
S
EKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 9,00 % (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,72%.
Peningkatan industri pengolahan pada triwulan IV-2009 salah satunya didorong peningkatan produksi gula. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh meningkatnya nilai ekspor komoditas gula dan kembang gula dari US$ 1.419.246 pada triwulan IV-2008 menjadi US$1.923.663 pada triwulan IV-2009.
Grafik 1.22 Penggunaan BBM Industri Grafik 1.23 Penggunaan Listrik Industri
Sumber : PERTAMINA Depot Gorontalo UPMS VII Sumber : PLN Gorontalo
Sementara itu peningkatan sektor industri pengolahan juga dikonfirmasi oleh peningkatan konsumsi BBM dan listrik industri. Konsumsi BBM kelompok industri tumbuh sebesar 33,9% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 3,3% (y.o.y). Sementara konsumsi listrik kelompok industri tumbuh sebesar 16,08% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 26,92% (y.o.y).
(30)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 13
1.2.6
S
EKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
Sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan pada triwulan IV-2009
diperkirakan tumbuh 8,51% (y.o.y) dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 6,99%. Net Interest Margin Perbankan tumbuh sebesar 34,1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2008 sebesar 28,64% (y.o.y). NIM Perbankan
meningkat terutama didorong oleh
peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh sebesar 31,5% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2008 sebesar 22,26%
1.2.7
S
EKTOR LAINNYA
Selama triwulan laporan, sektor jasa-jasa diperkirakan meningkat 7,44% (y.o.y), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 6,35% (y.o.y). Berdasarkan komponen pembentuknya, pertumbuhan sektor ini terutama disumbangkan oleh subsektor pemerintahan umum. Meningkatnya kinerja di sektor ini seiring dengan upaya realisasi anggaran belanja barang/jasa pemerintah di akhir tahun.
Sektor pertambangan dan penggalian dalam triwulan-IV tahun 2009 diperkirakan tumbuh sebesar 15,13% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,75% (y.o.y). Pertumbuhan sektor ini seiring dengan pertumbuhan sektor bangunan. Pertambangan di Gorontalo banyak menghasilkan barang tambang galian C untuk mendukung kinerja sektor konstruksi. Berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar.
Sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan-IV 2009 diperkirakan tumbuh sebesar 6,12% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulanIV 2008 yang mengalami kontraksi sebesar -0,71% (y.o.y). Peningkatan sektor ini tercermin didorong oleh mulai beroperasinya 5 genset tambahan yang telah didatangkan Pemda dari Bitung.
Grafik 1.24 NIM Perbankan
(31)
14 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
BOX 1 : KARAKTERISTIK INVESTASI GORONTALO
Upaya pemerintah daerah dalam mendorong ekonomi Gorontalo telah dilakukan dengan maksimal, hal ini terlihat dari pertumbuhan komponen investasi dalam PDRB yang menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Namun apabila dibandingkan dengan pertumbuhan investasi di kawasan Sulawesi-Maluku-Papua, investasi Gorontalo masih membutuhkan perbaikan lagi.
Grafik 1.25 Perkembangan Investasi Gorontalo Grafik 1.26 Perkembangan Inflasi Sulampua
Sumber : Badan Pusat Statistik
Dalam pelaksanaannya efektifitas investasi tidak hanya dilihat dari pertumbuhannya saja, namun sejauh mana investasi yang dilakukan mampu mendorong output secara
keseluruhan. Salah satu tools ekonomi yang dapat digunakan untuk menghitung efektifitas
investasi dalam mempengaruhi output adalah metode Incremental Capital Output Ratio
(ICOR). ICOR adalah suatu besaran yang menunjukkan tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menaikkan/menambah satu unit output. Secara teoritis teori
dimaksud dikembangkan pertama kali oleh R. F. Harrod dan Evsey Domar (1939 dan 1947).
Besaran ICOR diperoleh dengan membandingkan tambahan kapital dengan tambahan output. Karena unit kapital bentuknya berbeda-beda dan beraneka ragam sementara unit output relatif tidak berbeda, maka untuk memudahkan penghitungan keduanya dinilai dalam bentuk uang (nominal). Investasi merupakan kegiatan yang berlangsung dengan
rentang waktu yang cukup lama (multiyears) maka penghitungan ICOR dilakukan dengan
mengambil periode 5 tahunan dengan asumsi investasi yang dilakukan pada awal tahun pertama telah selesai dilaksanakan pada akhir tahun ke-5.
Tabel 1.9 perhitungan ICOR Prov. Gorontalo
Komponen 2000-2004 2004-2009
Akumulasi Investasi 418.488,54 808.601,92 Penambahan Output 2.093.977,50 5.475.537,35 ICOR Rate 5,00 6,77
(32)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 15
Tampak dalam hasil pengolahan data, efektivitas investasi menunjukkan penurunan dengan nilai ICOR yang meningkat. ICOR Rate = 5.00 diartikan sebagai setiap penambahan 5 kapital akan mendorong peningkatan 1 Output, sementara ICOR Rate 6,77 diartikan sebagai setiap penambahan 6.77 kapital akan mendorong peningkatan 1 Output. Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan belum efektif dalam mendorong sustainabilitas pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini diyakini karena kegiatan investasi di
Gorontalo lebih dilakukan pada sektor non tradable (investasi fisik bangunan) dibandingkan
investasi alat-alat produksi (terlihat dari pertumbuhan sektor non tradable yang
kecenderunganya meningkat dibandingkan sektor tradable).
Grafik 1.27 Pertumbuhan Sektor Tradable vs Non Tradable
Sumber : BPS Prov. Gorontalo (diolah)
Penilaian investasi yang cukup baik dari Survey Pemeringkatan Iklim Usaha terhadap
33 provinsi 2008, Kerjasama BKPM Pusat – KPPOD menjadi prestasi PEMDA yang perlu terus
dikembangkan. Namun upaya meningkatan kualitas investasi menjadi hal yang patut mendapat perhatian, kebijakan investasi bangunan secara perlahan-lahan diarahkan ke investasi non bangunan untuk menambah ouput produksi demi menjaga sustaibilitas pertumbuhan.
Dalam tahun 2010 upaya mendorong investasi menjadi tantangan tersendiri. Keterbatasan fiskal pemerintah daerah harus dapat disiasati melalui penguatan peran perbankan dan sektor swasta. Kendala ekspansi kredit perbankan yang terkendala akibat kurangnya dukungan pertumbuhan dana masyarakat menjadi pekerjaan rumah yang harus
diselesaikan. Solusi shifting kredit dari dominasi konsumsi ke arah Kredit Modal Kerja dan
(33)
16 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
Tabel 1.10 Anggaran Belanja Modal PEMDA 2009 vs 2010
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
Sementara itu peran Badan Investasi Daerah (BID) Prov. Gorontalo menjadi vital, apresiasi yang cukup baik dari BKPM pusat terhadap iklim investasi di Gorontalo harus diubah menjadi peningkatan investasi riil di Gorontalo. Dalam rapat perdana Tim Pengendalian Inflasi dan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (TPIPED) yang dilaksanakan Desember 2009 lalu terungkap bahwaKADIN masih melihat adanya kendala keterbatasan data dan informasi terkait potensi bisnis di Gorontalo.
WILAYAH APBD 2009 APBD 2010
Bone Bolango 95.132.534.813 85.223.366.291 Gorontalo Utara 151.942.436.000 75.971.218.000 Prov. Gorontalo 99.550.040.499 178.322.950.826 Kab. Gorontalo 167.503.879.317 105.829.531.520 Boalemo 117.222.782.283 85.441.816.552 Pohuwato 99.077.210.825 49.538.605.413 Kota Gorontalo 144.198.603.902 77.311.408.980
(34)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 17
BAB 2 :
P
ERKEMBANGAN INFLASI
Tendensi penurunan inflasi tahunan mewarnai perkembangan harga komoditas di
Provinsi Gorontalo pada triwulan-IV 2009.Inflasi Gorontalo triwulan IV-2009 sebesar 4,35%
(y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 9,20% (y.o.y). Sementara secara triwulanan, inflasi triwulan IV-2009 sebesar 0,53% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan
III-2009 sebesar 0,85% (qtq). Adanya policy shock penurunan harga BBM mendominasi
pembentukan inflasi Provinsi Gorontalo 2009, sehingga inflasi Gorontalo mengalami tren penurunan. Namun, inflasi Gorontalo masih menunjukkan tanda-tanda persistensi tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya nilai inflasi Gorontalo di atas rata-rata inflasi nasional sepanjang tahun 2009.
2.1
I
NFLASI GORONTALO TRIWULAN IV-2009
Inflasi Provinsi Gorontalo tahun 2009 ditandai dengan meredanya policy shock, kuatnya ekpektasi harga, dan kerentanan sisi produksi. Sepanjang tahun 2009, inflasi Gorontalo mengalami kecenderungan menurun seiring dengan penurunan rata-rata inflasi
tahunan. Tren penurunan inflasi terutama didorong oleh kebijakan penurunan harga BBM
(Bahan Bakar Minyak) pada akhir tahun 2008. Sementara itu, kuatnya ekspektasi harga dan penggunaan kapasitas produksi yang belum optimal menyebabkan inflasi Gorontalo persisten diatas inflasi nasional dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Grafik 2.1
Perkembangan Inflasi Nasional dan Gorontalo
Melemahnya dampak Policy Shock mulai terasa sejak kebijakan penurunan harga BBM pada akhir tahun 2008. Menurunnya harga komoditas minyak internasional pada pertengahan tahun 2008 mengurangi beban Pos Subsidi BBM dalam APBN, sehingga kebijakan penurunan BBM secara nasional dapat dilakukan demi menciptakan situasi ekonomi dan bisnis yang kondusif. Pada Desember 2008 terjadi penurunan harga premium dari Rp.6000/liter menjadi Rp.5000/liter, sedangkan harga diesel turun dari Rp.5500/liter menjadi Rp.4800/liter. Melihat perkembangan harga minyak dunia yang terus menurun,
(35)
18 Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
maka pemerintah kembali melakukan kebijakan penurunan harga BBM pada Januari 2009. Harga premium kembali turun dari Rp.5000/liter menjadi Rp.4500/liter dan harga diesel turun dari Rp.4800/liter menjadi Rp.4500/liter. Penurunan kebijakan BBM ini membawa tingkat harga ke level yang lebih rendah dan mendorong penurunan inflasi nasional dan inflasi Gorontalo.
Grafik 2.2
Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo
Ekspektasi harga mendorong tekanan inflasi Gorontalo ditengah pengaruh penurunan harga BBM. Sepanjang tahun 2009, persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga selalu menunjukkan optimisme. Survei Konsumen oleh Bank Indonesia Gorontalo menunjukkan bahwa ekspektasi harga selalu optimis dengan nilai indeks berada diatas 100 (Saldo Bersih). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat selalu memiliki ekspektasi harga meningkat. Sementara itu berdasarkan kelompok harga, masyarakat memiliki ekspektasi bahwa kelompok bahan makanan merupakan barang yang memiliki kenaikan harga tertinggi dibandingkan kelompok barang dan jasa lainnya.
Sumber data : BPS
Sumber data : Survei Konsumen (KBI Gorontalo)
Grafik 2.3 Indeks Perubahan Harga Umum 3 Bulan YAD Grafik 2.4 Indeks Perkiraan Kenaikan Harga Kelompok Komoditas 3 Bulan YAD
(36)
Bank Indonesia│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 19
Kerentanan sisi produksi menyebabkan tingkat inflasi Gorontalo persisten tinggi di atas inflasi nasional. Permintaan masyarakat tanpa disertai dengan produksi yang optimal
mengakibatkan output gap positif. Artinya produksi yang dihasilkan oleh perekonomian
daerah belum mampu memenuhi tingginya permintaan masyarakat. Belum optimalnya penggunaan kapasitas produksi menjadi permasalahan utama rentannya aspek produksi Gorontalo. Hal ini diperburuk oleh lemahnya dukungan infrastruktur terutama energi listrik.
2.2
I
NFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA
2.2.1 INFLASI TAHUNAN (Y.O.Y)
Secara tahunan, inflasi Gorontalo tahun 2009 sebesar 4,35% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan tahun 2008 sebesar 9,20% (y.o.y). Tendensi penurunan harga terutama terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan.
Tabel 2.1
Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Hampir sepanjang tahun 2009 barang dan jasa kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi. Pada triwulan-IV 2009, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan deflasi sebesar -2,50% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mengalami inflasi sebesar 3,48% (y.o.y). Penurunan tekanan harga dalam kelompok ini terutama disebabkan oleh penurunan kebijakan harga BBM sebanyak dua kali yaitu pada Desember 2008 dan Januari 2009.
I II III IV I II III IV I II III IV
Umum 3.55 5.07 5.97 7.02 8.33 9.58 12.26 9.20 10.54 7.22 3.97 4.35 1
Bahan makanan 5.09 10.34 10.62 13.09 13.25 18.05 21.69 8.56 21.05 14.59 5.50 7.70 2
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 9.10 5.69 8.41 6.41 5.47 5.79 9.36 14.51 21.08 12.39 12.03 7.73 3
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0.07 1.03 1.36 1.70 6.85 4.50 12.43 14.02 14.74 5.57 3.38 2.84 4
Sandang 2.41 2.11 2.16 4.63 6.81 4.29 3.40 2.63 6.36 2.53 2.80 3.06 5
Kesehatan 3.34 3.80 1.90 4.65 6.35 7.10 4.66 3.95 3.42 3.41 8.59 8.22 6
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.29 0.30 8.84 9.11 9.39 10.65 4.52 4.34 4.27 4.24 0.44 0.57 7
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0.21 0.91 0.97 0.95 1.39 3.37 6.14 3.48 (0.37) (5.15) (5.35) (2.50)
No Kelompok
2007 2008 2009
Grafik 2.5 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 2.6 Realisasi Kapasitas Produksi per Sektor
(1)
Bank Indonesia
│
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 51
7.2
O
UTLOOK INFLASI
Optimisme perekonomian daerah yang didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat
mendorong inflasi triwulan I-2010 berkisar 2.5
–
4.5% (y.o.y).
Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%)
2Meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong tekanan harga pada triwulan
I-2010.
Rencana kebijakan kenaikan harga UMP dan peningkatan gaji pegawai negeri akan
memperkuat daya beli masyarakat. Sementara, penggunaan kapasitas produksi yang belum
optimal (output gap positif) mendorong tekanan inflasi ke depan. Ancaman melemahnya sisi
produksi ditengah Badai El-Nino juga patut mendapat perhatian. Kurangnya produksi dapat
menyurutkan pasokan kebutuhan masyarakat sehingga harga akan meningkat. Sedangkan
pengaruh kebijakan penurunan harga BBM pada awal tahun 2009 diperkirakan masih
mempengaruhi pelemahan tekanan harga terutama pada sub-kelompok transportasi.
Ekspektasi konsumsi diperkirakan masih cukup tinggi untuk mendorong kenaikan
inflasi pada triwulan I-2010.
Survei Konsumen menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen
ke depan menunjukkan optimisme yang tercermin dari IEK sebesar 151,29. Ekspektasi
penghasilan 6 bulan yang akan datang berada pada level optimis dengan nilai indeks sebesar
150,83, sementara indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang berada
pada posisi optimis sebesar 155,08. Sedangkan indeks kondisi ekonomi 6 bulan yang akan
datang berada pada posisi optimis sebesar 147,96.
32
Sumber data diperoleh dari BPS Provinsi Gorontalo, diolah dengan metode ARIMA Airline Model adjusted with oil price shock. 3
Indeks = 100 menunjukkan responden mengekspektasikan harga akan tetap/stabil, indeks > 100 menunjukkan responden mengekspektasikan harga akan meningkat, dan indeks < 100 menunjukkan responden mengekspektasikan harga menurun
.02 .04 .06 .08 .10 .12 .14
07:01 07:07 08:01 08:07 09:01 09:07 10:01 INFLASI_YOY
Grafik 7.5 : Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Gorontalo
Sumber: Proyeksi KBI Gorontalo
(2)
52
Bank Indonesia
│
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
7.3
P
ROSPEK PERBANKAN
Jumlah tabungan diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan
masyarakat pada triwulan-I 2010
. Meningkatnya pendapatan akan berdampak pada
peningkatan jumlah tabungan masyarakat. Sementara, Perbankan Gorontalo diperkirakan
terus meningkatkan kinerjanya terutama dalam menghimpun dana pihak ketiga. Hasil Survei
Konsumen pada Desember 2009 menunjukkan adanya optimisme pada peningkatan jumlah
tabungan 6 bulan yang akan datang, ditunjukkan dengan kenaikan indeks sebesar 23.16
poin dibandingkan periode survei sebelumnya.
Hasil identifikasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2010 menunjukkan bahwa Perbankan
Gorontalo optimis untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya hingga 15
–
30%.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor bangunan dan konsumsi masih menjadi
fokus utama dalam protofolio kredit di Gorontalo. Adapun strategi penyaluran kredit
kedepan adalah memperkuat analisa perbankan yang meliputi
character, capacity, capital,
collateral,
dan
condition of economy
(5C). Dengan penerapan 5C yang lebih baik
diharapakan terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas kredit di Gorontalo.
Grafik 7.6: Indeks Perkiraan Suku Bunga (Perbankan) Tabungan dan Ekspektasi
Tabungan 6 Bulan Kedepan
(3)
1.
EKONOMI MAKRO
Tabel 1.A
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO
(dalam jutaan rupiah)
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
*) Angka Proyeksi Bank Indonesia
Tabel 1.B
PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO
(dalam persen)
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
*) Angka Proyeksi Bank Indonesia
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 425.635 432.622 459.091 472.214 1.789.563 492.724 515.064 542.077 495.872 2.045.737 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 347.536 334.253 378.718 452.732 1.513.238 440.976 480.966 487.194 549.707 1.958.843 Pembentukan Modal Tetap Bruto 228.725 242.415 284.063 313.338 1.068.540 295.604 324.585 329.470 399.192 1.348.852 Perubahan Stok (253.205) (260.450) (248.645) (417.214) (1.176.449) (367.894) (430.528) (420.631) (516.409) (1.735.461) Ekspor Barang dan Jasa 107.285 107.447 94.707 108.427 417.866 100.658 106.066 104.417 104.740 415.881 Impor Barang dan Jasa 254.365 225.495 293.541 314.366 1.087.767 314.934 320.974 323.632 373.498 1.333.038
Total 601.611 630.792 674.393 615.131 2.521.926 647.134 675.180 718.895 659.605 2.700.814
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
Pertanian 186.027 198.879 226.588 163.796 776.194 199.867 208.964 221.263 154.705 784.799 Pertambangan & Penggalian 6.037 6.378 6.720 7.056 26.194 6.598 7.201 7.822 8.123 29.744 Industri Pengolahan 46.570 49.080 52.164 53.879 201.693 49.392 50.068 54.495 58.729 212.684 Listrik, Gas & Air Bersih 3.415 3.489 3.668 3.685 14.174 3.671 3.717 3.951 3.910 15.249 Konstruksi 47.132 49.448 52.100 54.552 203.232 51.742 55.807 60.689 67.791 236.029 Perdagangan, Hotel & Restoran 82.800 84.487 87.557 89.134 343.916 89.093 91.504 96.575 97.843 375.015 Pengangkutan & Komunikasi 61.114 64.273 65.627 67.792 261.111 66.345 70.067 74.789 79.669 290.870 Keuangan, Persewaan & Jasa 52.481 53.309 54.393 54.948 215.129 57.262 59.311 63.061 59.624 239.258 Jasa-Jasa 116.036 121.450 125.576 120.290 483.348 123.164 128.541 136.250 129.239 517.194
Total 601.611 630.792 674.393 615.131 2.524.991 647.134 675.180 718.895 659.605 2.700.814
2009 2009 2009* 2009* 2008 2008 Komponen
Sektor 2008 2008
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10,05 7,96 9,08 3,16 7,41 15,76 19,06 18,08 5,01 14,31 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 40,57 21,25 28,99 26,70 28,91 26,89 43,89 28,64 21,42 29,45 Pembentukan Modal Tetap Bruto 17,62 14,51 25,53 25,01 21,00 29,24 33,90 15,98 27,40 26,23 Perubahan Stok 39,03 29,61 20,18 26,49 28,24 45,30 65,30 69,17 23,78 47,52 Ekspor Barang dan Jasa 23,19 13,68 (5,90) 6,05 8,68 (6,18) (1,29) 10,25 (3,40) (0,47) Impor Barang dan Jasa 48,41 16,98 35,27 17,99 28,33 23,81 42,34 10,25 18,81 22,55
Total 7,11 7,26 9,21 7,55 7,76 7,57 7,04 6,60 7,23 7,19
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4*
Pertanian 7,76 6,04 11,30 7,52 8,06 7,44 5,07 (2,35) (5,55) 1,42 Pertambangan & Penggalian 4,90 9,44 11,55 14,24 10,14 9,30 12,91 16,40 15,13 13,55 Industri Pengolahan 1,44 3,86 7,54 8,72 5,47 6,06 2,01 4,47 9,00 5,45 Listrik, Gas & Air Bersih (2,65) (2,70) (0,51) (0,71) (7,40) 7,51 6,53 7,71 6,12 13,64 Konstruksi 6,95 9,48 10,83 13,13 10,17 9,78 12,86 16,49 24,27 16,14 Perdagangan, Hotel & Restoran 8,11 6,26 6,44 6,65 6,87 7,60 8,31 10,30 9,77 9,00 Pengangkutan & Komunikasi 10,20 9,22 5,25 6,05 7,58 8,56 9,01 13,96 17,52 12,39 Keuangan, Persewaan & Jasa 6,75 7,58 7,48 6,99 7,20 9,11 11,26 15,94 8,51 11,22 Jasa-Jasa 6,86 9,64 10,66 6,35 8,39 6,14 5,84 8,50 7,44 7,00
Total 7,11 7,26 9,21 7,55 7,76 7,57 7,04 6,60 7,23 7,19
Sektor 2008 2008 2009 2009*
(4)
2.
INFLASI
Tabel 2.A
PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT OCT NOV DEC
UMUM 9.24 11.01 10.54 10.92 9.83 7.22 6.20 4.28 3.97 4.2 5.24 4.35
BAHAN MAKANAN 12.49 20.78 21.80 18.27 15.16 14.59 12.21 7.12 5.50 6.74 11.18 7.7
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 10.47 16.10 14.49 13.63 11.50 8.67 9.39 10.72 11.54 12.43 11.96 8.86 Daging dan Hasil-hasilnya 23.52 21.37 14.70 6.00 5.37 2.65 1.57 -8.39 -9.12 -6.9 -1.12 -3.05
Ikan Segar 35.75 46.35 51.62 64.53 46.56 49.54 40.05 37.07 16.59 -3.69 3.4 11.08
Ikan Diawetkan 13.82 -1.37 -9.24 -7.44 -7.55 -8.61 -9.98 -6.87 -6.49 -8.21 -7.98 -7.72
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 13.84 12.64 9.14 9.64 6.29 1.36 -0.44 1.34 -4.25 -6.74 -4.98 -4.55 Sayur-sayuran -10.91 -14.75 -17.13 -26.54 -10.63 -7.41 -9.01 -26.24 -26.19 20.22 39.69 -1
Kacang - kacangan 9.15 8.62 12.90 19.27 15.06 10.81 8.90 7.46 10.86 11.96 9.03 10
Buah - buahan 50.44 83.04 84.66 67.59 66.84 65.24 77.21 49.91 59.45 56.85 26.09 21.68
Bumbu - bumbuan -25.65 3.86 18.49 -15.19 -19.50 -16.01 -18.29 -31.96 -11.69 26.77 39.06 14.98 Lemak dan Minyak -11.58 -11.68 -13.27 -10.95 -10.49 -10.80 -5.78 -1.99 0.95 2.45 3.42 3.99
Bahan Makanan Lainnya 0.86 -1.11 1.51 2.87 3.41 3.41 3.29 3.29 4.88 5.21 2.52 3.53
MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 13.57 13.93 14.74 16.48 16.49 12.39 11.42 12.28 12.03 11.82 9.95 7.73
Makanan Jadi 2.86 2.72 0.92 0.92 0.00 0.00 0.09 0.10 1.48 1.63 2.18 2.18
Minuman yang Tidak Beralkohol 3.41 5.55 7.08 8.01 9.69 9.59 10.45 12.40 14.71 18.7 18.41 14.42 Tembakau dan Minuman Beralkohol 32.25 32.24 35.93 40.23 40.79 27.88 24.51 25.75 22.21 19.71 14.44 10.49
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 11.80 9.51 6.36 8.99 8.76 5.57 4.82 3.41 3.38 2.53 2.49 2.84
Biaya Tempat Tinggal 16.95 13.29 7.85 11.98 11.42 8.38 6.90 4.54 4.82 3.4 3.31 3.89
Bahan Bakar, Penerangan dan Air 8.77 8.13 7.50 7.38 7.38 1.07 1.07 1.04 0.98 0.99 0.99 0.05
Perlengkapan Rumahtangga 2.34 0.57 0.93 0.93 0.73 0.54 1.42 1.68 0.72 0.5 0.33 1.04
Penyelenggaraan Rumahtangga 0.75 0.75 0.75 3.52 4.35 4.35 4.34 3.52 2.51 2.4 2.63 4.06
SANDANG 2.45 4.11 3.42 2.44 3.12 2.53 1.95 2.20 2.80 2.89 2.76 3.06
Sandang Laki-laki 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.18 -0.03 0.21 0.15 0.12 0.21
Sandang Wanita 0.91 0.91 0.74 0.74 0.00 0.00 0.04 0.04 -0.29 -0.29 0 0.01
Sandang Anak-anak 3.32 3.32 3.32 3.32 3.32 3.32 0.00 0.00 0.00 0 0 0
Barang Pribadi dan Sandang Lain 9.01 19.03 14.49 8.61 14.90 10.98 11.34 13.37 17.58 18.26 16.51 17.61
KESEHATAN 4.43 3.73 3.09 3.48 3.54 3.41 3.15 3.22 8.59 8.68 8.21 8.22
Jasa Kesehatan 2.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 31.53 31.53 31.53 31.53
Obat-obatan 3.41 3.55 3.21 8.27 9.48 9.69 9.61 8.82 9.73 9.98 8.7 8.74
Jasa Perawatan Jasmani 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69 2.69
Perawatan Jasmani dan Kosmetika 5.78 5.11 4.07 2.86 2.52 2.21 1.77 2.20 1.74 1.81 1.48 1.48
PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 4.15 4.35 4.27 4.18 4.28 4.24 4.34 0.22 0.44 0.56 0.57 0.57
Jasa Pendidikan 8.23 8.23 8.23 8.23 8.23 8.23 8.23 0.00 0.00 0 0 0
Kursus-kursus/Pelatihan 5.45 5.45 5.45 5.45 5.45 3.28 3.28 0.00 42.16 42.16 42.16 42.16
Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 1.25 1.25 1.25 0.00 0.00 0.00 0.18 0.02 0.66 0.66 0.78 0.78
Rekreasi -0.44 0.19 -0.08 0.29 0.58 0.58 0.80 0.69 -1.10 -0.71 -0.75 -0.76
Olahraga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.53 -0.53 -0.46 -0.46
TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.52 -0.36 -0.37 2.39 0.80 -5.15 -5.16 -5.27 -5.35 -4.88 -4.84 -2.5
Transpor 5.11 3.79 3.77 3.26 0.98 -7.36 -7.37 -7.39 -7.31 -6.33 -6.33 -3.06
Komunikasi dan Pengiriman -12.80 -12.80 -12.80 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.69 -1.91 -1.83 -1.83
Sarana dan Penunjang Transpor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0.4 0.4
Jasa Keuangan 2.74 2.74 2.74 2.74 2.74 2.74 2.74 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34
(5)
3.
PERBANKAN
Tabel 3.A
(6)