LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR:Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

No Daftar : 058/S/PPB/2012

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
BELAJAR
(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X
SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

SKRIPSI

Oleh
RAI DWI HASTARITA
0607239

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2012
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RAI DWI HASTARITA
NIM 0607239

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BELAJAR
(Penelitian Pra-Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Yayasan Atikan
Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd
NIP 19660601 199103 1 005


Pembimbing II

Dra. R. Tati Kustiawati, M. Pd
NIP 19620519 198603 2 002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. H. Nandang Rusmana, M. Pd
NIP 19600501 198603 1 004

Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga
(HR. Muslim)


Karya ini dipersembahkan untuk
Kedua orang tuaku “mamah-ayah”
Suamiku
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kakak dan adik tersayang

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Program Layanan Dasar
Bimbingan Konseling untuk mengembangkan Keterampian Belajar sepenuhnya
karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari
karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya.

Bandung, Desember 2012
Yang membuat pernyataan

Rai Dwi Hastarita
NIM 0607239

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
Rai Dwi Hastarita (2012). Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk
Mengembangkan Keterampilan Belajar
(Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas X
SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang menunjukkan masih
rendahnya keterampilan belajar siswa sehingga akan menghasilkan dampak yang
kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar, kemampuan

analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika individu-individu tersebut
keluar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja. Penelitian ini
bertujuan menghasilkan layanan dasar bimbingan dan konseling yang efektif
untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa. Masalah utama
penelitian ini adalah layanan dasar bimbingan dan konseling seperti apa yang
efektif untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa? Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang
digunakan yaitu pra-eksperimen dengan one group ptetest-posttest design. Sampel
penelitian sebanyak 48 orang yang diperoleh melalui teknik purposive sampling,
yang memiliki kategori keterampilan belajar rendah atau tidak terampil. Penelitian
menghasilkan: (1) profil keterampilan belajar siswa kelas X; (2) rumusan layanan
dasar bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengembangkan keterampilan
belajar pada siswa kelas X; dan (3) gambaran keefektifan layanan dasar
bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar.
Rekomendasi penelitian ditujukan kepada (1) guru pembimbing; dan (2) peneliti
selanjutnya.
Kata kunci : keterampilan belajar, siswa SMA, layanan dasar bimbingan dan
konseling

ABSTRACT

Rai Dwi Hastarita (2012). Basic Services Guidance and Counseling To
Develop A Skill Learned
(Pra-eksperimen Research to Grade X SMA Yayasan Atikan Sunda ( YAS )
Bandung Academic Year 2011 / 2012)
The study was backed by the existence of the phenomenon by the indicating the
still low level of student learning skills that will result in less impact both in the
development of intellect, accomplishment of learning, Capability of analysis or
the ability to manage the time when those individuals outward from the world of
lecture and into employment. This research aimed to produce basic service
guidance and counseling effective to develop skill learned at students. Main
problem this research is service basic guidance and counseling as what effective
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

to develop skill learned on the students. The approach of research that is used is
the approach quantitative. A method of research used namely pra-eksperimen with
one group ptetest-posttest design. A sample of research a total of 48 people that is
obtained through sampling techniques purposive, having a category of a skill
learned low or unskilled. Research produce: ( 1 ) the general description a skill

learned graders x; (2) a basic services guidance and counseling effective to
develop a skill learned in a student x; and (3) Description effective basic service
guidance and counseling to develop learning skills. Recommendations research
addressed to ( 1 ) the teacher tutorship; and ( 2 ) researchers next.
Keywords: a skill learned, a high school student, basic services guidance and
counseling

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN
ABSTRAK .....................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

PENDAHULUAN .......................................................................
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................
B. Identifikasi dan Masalah ........................................................
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
D. Manfaat Penelitian .................................................................
E. Struktur Organisasi Skripsi ....................................................
KETERAMPILAN BELAJAR DAN LAYANAN DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING ............................................

A. Definisi Belajar ......................................................................
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...........................
C. Teori-Teori Belajar .................................................................
D. Keterampilan Belajar .............................................................
E. Bimbingan dan Konseling Komprehensif ...............................
METODE PENELITIAN ............................................................
A. Lokasi dan Sampel Penelitian ................................................
B. Pendekatan Penelitian ............................................................
C. Metode Penelitian .................................................................
D. Definisi Operasional Variabel (DOV) ...................................
E. Instrumen Penelitian ..............................................................
F. Proses Pengembangan Instrumen...........................................
G. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data ...........................
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI....................................
A. Kesimpulan ............................................................................

Rai Dwi Hastarita,2013

Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i
ii
iii
vi
viii
x
xi
xii
1
1
4
7
8
8
10
10
10

14
21
48
61
61
61
62
63
65
65
73
76
76
96
105
105

B. Rekomendasi ..........................................................................

106

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................
RIWAYAT HIDUP

108
111

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan profesi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.
UU No 23 tahun 2006 BAB II Pasal 3 berbunyi bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat.
Pendidikan tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan
mencatat banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, dan fasilitas yang
dimiliki. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan
cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan
suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan
yang bermakna, baik bagi individu sendiri maupun masyarakat pada umumnya
(Yusuf: 2005: 2-3).
Aktivitas belajar merupakan aktivitas utama yang menjadi fokus dari proses
pendidikan. Istilah pendidikan sendiri didefinisikan secara berbeda-beda oleh
berbagai

kalangan dan telah banyak dipengaruhi pandangan dunianya

(weltanschauung) masing-masing. Pada dasarnya, semua pandangan yang berbeda
tentang belajar dalam proses pendidikan tersebut bertemu dalam semacam
kesimpulan awal, pendidikan adalah suatu proses penyiapan generasi muda

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

melalui pembelajaran untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan
hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
Pendidikan dilihat sebagai sebuah proses yang lebih daripada sekedar
pengajaran dimana dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer pengetahuan
belaka, bukan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala
aspek yang dicakupnya.
Pendidikan dilihat sebagai sebuah proses yang lebih dari sekedar
pengajaran, maka pengembangan keterampilan belajar dari setiap siswa
sebenarnya menjadi salah satu alternatif solusi, namun sistem pendidikan,
kompetensi guru, ataupun kebijakan lembaga yang hanya menitikberatkan pada
“penguatan” basic skill kurang. Pada akhirnya murid-murid tersebut menjadi
kurang adaptif dan kreatif ketika berhadapan dengan berbagai dimensi lain di luar
materi yang dipelajarinya di lembaga pendidikan formal.
Kurangnya penguasaan terhadap keterampilan akan menghasilkan dampak
yang kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar,
kemampuan analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika individuindividu tersebut ke luar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja.
Keterampilan belajar yang dimaksudkan dalam konsepsi learning how to
learn mencakup penguasaan dan pelatihan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sekaligus.
Keterampilan belajar dalam hal ini merupakan hal yang paling esensial
untuk dikembangkan dalam setiap tahap pendidikan. Hal ini sendiri didasari oleh
beberapa

alasan

penting

lainnya,

antara

lain:

(tersedia

di

http://et-

eefacebook.com/topik.php?uid=740625738427topic=18492).
Pertama, belajar merupakan sebuah aktivitas yang terus menerus dilakukan
oleh setiap individu baik dari semenjak lahir ataupun menjelang akhir
kehidupannya. Pada konteks belajar merupakan sebuah kegiatan terus-menerus
tanpa henti untuk mendapatkan hasil dan berbagai keahlian.
Kedua, belajar dilihat sebagai suatu proses latihan yang berkesinambungan
bukan sebagai aktivitas biasa karena berkaitan dengan beberapa aspek kehidupan.

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Ketiga, konsepsi long life education merupakan salah satu rujukan dan
panduan utama dalam konsep learning how to learn, dimana setiap individu
diarahkan agar mampu menjadi seorang autonomous learner (pembelajar mandiri)
yang dapat mengarahkan dirinya (self directed learning) dalam mempelajari
berbagai keahlian dan keterampilan yang diperlukan baik untuk keperluan belajar
di jalur pendidikan formal (institutional learning), dalam kelompok (collaborative
learning) atau untuk dirinya sendiri di berbagai aspek kehidupan.
Keempat, proses pelatihan keterampilan belajar dalam konsep learning how
to learn tidak hanya terfokus pada pengembangan aspek kognitif saja, akan tetapi
juga menyangkut pelatihan aspek afektif (menghadapi kecemasan dan
kegelisahan) dan juga psikomotorik (koordinasi mata dengan tangan, telinga
dengan tangan dan lainnya). Belajar dalam konteks learning how to learn
mempunyai sisi intuitif dimana ilmu dan pengetahuan bisa didapatkan dari dalam
diri kita sendiri, baik dalam bentuk insight, proses kreatif ataupun intuisi
Kelima, belajar melibatkan proses perubahan dimana sesuatu didapatkan
dan sesuatu yang lainnya dihilangkan dalam konteks learning how to learn ini
yang menjadi fokus utama adalah reorientasi belajar terutama dalam konteks nilai
dan persepsi diri.
Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills)
oleh seorang individu melalui proses latihan yang kontinyu dan mencakup aspek
optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun
psikomotorik.
Keterampilan belajar harus dimiliki oleh setiap siswa agar siswa tersebut
dapat mencapai suatu keberhasilan. Keterampilan belajar yang telah dimiliki
dikembangkan agar dapat berkembang secara optimal.
Juntika (2005:28) mengemukakan salah satu tugas perkembangan peserta
didik yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya

untuk

mengikuti

dan

melanjutkan

pelajaran

dan/atau

mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat. Adapun salah
satu isi dari layanan dasar bimbingan bidang belajar yaitu : motivasi, sikap,
kebiasaan dan keterampilan belajar di dalam dan di luar kelas, membaca cepat dan
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

tepat, menyiapkan tugas, karya tulis, ulangan/ujian, belajar mandiri dan
kelompok, menggunakan alat bantu dan sumber belajar (termasuk buku, kamus,
ensiklopedi, jurnal, komputer untuk semua mata pelajaran); sikap, kebiasaan, dan
keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai program di SMP; praktik
pengembangan sikap, kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal; sikap,
kebiasaan, dan keterampilan belajar secara optimal untuk menguasai bekal
program pelajaran lebih lanjut (Juntika, 2005:31-32).
Mathewson (dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan 2005:53)
mengemukakan

bahwa

pendekatan

pengembangan

mengidentifikasi

dan

menekankan layanannya kepada bidang vokasional, pendidikan, dan pribadi.
Layanan dasar tersebut dapat diberikan melalui layanan klasikal atau
kelompok. Sekolah sebagai lembaga pendidikan menyediakan layanan bimbingan
yang berkesinambungan (bukan layanan yang terputus-putus atau melompatlompat seperti yang dipraktikan di sekolah-sekolah selama ini). Berdasarkan
wawancara dengan staff BK dan Mahasiswa PPL di SMP dan SMA perner prodi
BK tahun 2006 dan 2007 ditemukan bahwa di sekolah-sekolah tersebut Layanan
Bimbingan Kelompok Klasikal tidak diberikan kepada seluruh siswa di semua
tingkat kelas. Siswa kelas III dan SMA pada umumnya tidak mendapatkan
layanan Bimbingan Kelompok/Klasikal dengan alasan perhatian dan waktu
mereka

diarahkan

(hanya)

pada

persiapan

UAN.

(http://www.scrbid.com/doc/13171959/Ia-Konsep-BK-an).
Berdasarkan uraian tersebut, dipandang penting untuk memberikan layanan
dasar bimbingan untuk mengembangkan keterampilan siswanya. Dengan
demikian skripsi diberi judul “Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk
Mengembangkan Keterampilan Belajar ”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.

Identifiksi Masalah

a.

Keterampilan belajar
Menurut Muhibbin (2009 : 121) keterampilan ialah kegiatan yang

berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

lazimnya tampak dalam kegiatan-kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,
olahraga, dan sebagainya. Sedangkan menurut Rebber (Muhibbin 2009 : 121)
keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai hasil
tertentu.
Keterampilan belajar merupakan salah satu potensi dan tugas asasi manusia
yang kuantitas dan kualitasnya dipengaruhi faktor eksternal. Keterampilan
memungkinkan siswa menjadi pebelajar yang mampu mengatur, mengelola dan
memotivasi diri.
Keterampilan belajar dalam penelitian keahlian yang didapatkan oleh
seorang siswa melalui proses latihan yang kontinyu mencakup aspek:
a. Keterampilan membaca
Membaca dalam konteks belajar merupakan suatu kegiatan untuk
memperoleh informasi dari sesuatu yang tertulis. Membaca merupakan salah satu
cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Caranya
adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif.
b. Keterampilan menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
c. Keterampilan mendengarkan
Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman, dan
keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di antaranya adalah
lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi dan
hubungan antar individu akan semakin baik.
d. Keterampilan menghafal/mengingat
Mengingat atau mengkontruksi ulang informasi yang telah melekat
sebelumnya dapat menajadi kekuatan luar biasa jika terlatih secara teratur dan
penguatannya dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.
e. Keterampilan berbicara
Berbicara merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat
penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

manusia,

menyatakan

pendapat,

menyampaikan

maksud

dan

pesan,

mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya.
f. Keterampilan menghadapi ujian
Menghadapi ujian harus disiapkan segala sesuatunya agar lancar dalam
menghadapi ujian
g. Keterampilan berpikir kritis
Berpikir

kritis

ialah

berpikir

dengan

konsep

yang

matang

dan

mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik.
Berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak terburu-buru
dalam menyikapi permasalahan
h. Keterampilan mengelola waktu
Manajemen waktu yaitu melakukan hal yang tepat di saat yang tepat dengan
segera.
i. Keterampilan konsentrasi
Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal
yang kita kerjakan adalah pada faktor konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau
pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan
mengenyampingkan hal yang lain.
j. Keterampilan membuat laporan
Melaporkan adalah proses

membagi dan menjelaskan informasi baru

kepada atau dengan yang lain. Laporan yang diambil bisa dalam beberapa bentuk.
Menurut Devine (dalam Gede Sedyanasa 2003:112) bentuk tersebut bisa dalam
laporan tertulis dan laporan lisan
Hasil riset Walgito (dalam Acep 2009) terhadap beberapa SMA di
Yogyakarta menunjukan kesukaran tentang bagaimana cara belajar yang baik
ternyata menduduki tempat paling atas. Fenomena tentang bagaimana cara belajar
yang baik memberikan gambaran bahwa guru pembimbing atau konselor maupun
guru mata pelajaran perlu membimbing siswa bagaimana cara belajar yang baik.
Hasil penelitian Sedanayasa (2003) menunjukkan penguasaan keterampilan
belajar pada siswa SMA rata-rata baru mencapai 65,66 %. Dari sepuluh jenis
keterampilan belajar (pengembangan keterampilan mendengar, membaca,
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

mencatat, menggaris bawahi, membuat outline, mengorganisasi bahan, membuat
kesimpulan, mengingat, membuat laporan serta keterampilan mengerjakan test)
yang diteliti terdapat salah satu keterampilan belajar yang tingkat penguasaannya
mencapai 41,66 %.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembimbing di SMA Yayasan
Atikan Sunda (YAS) Bandung bahwa di SMA Yayasan Atikan Sunda belum
terdapat program khusus untuk mengembangkan keterampilan belajar.
Berangkat dari fenomena, dapat dilihat keterampilan belajar ternyata masih
rendah. Apabila hal ini terus dibiarkan, maka akan menghasilkan dampak yang
kurang baik dalam pengembangan intelektualitas, prestasi belajar, kemampuan
analisis ataupun kemampuan mengelola waktu ketika individu-individu tersebut
ke luar dari dunia perkuliahan dan memasuki lapangan kerja.
2.

Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana rumusan layanan dasar

bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar?
Rumusan tersebut secara operasional dituangkan ke dalam pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seperti apa profil keterampilan belajar yang dikuasai siswa SMA Yayasan
Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?
2. Bagaimana rumusan Layanan Dasar Bimbingan dan konseling yang layak
menurut pakar dan praktisi untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa
SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?
3. Bagaimana gambaran keefektifan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling
untuk mengembangkan keteramplan belajar siswa SMA Yayasan Atikan
Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah menghasilkan layanan dasar
bimbingan dan konseling belajar yang dapat mengembangkan keterampilan
belajar siswa SMA. Adapun tujuan khusus daripada penelitian ini yaitu
menghasilkan deskripsi tentang:
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

1.

Profil keterampilan belajar yang dikuasai siswa Yayasan Atikan Sunda (YAS)
Bandung tahun ajaran 2011/2012.

2.

Rumusan Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling yang layak menurut
pakar dan praktisi untuk mengembangkan keterampilan belajar pada siswa
kelas X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.

3.

Gambaran keefektifan layanan dasar bimbingan dan konseling dalam
mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda
(YAS) Badung tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak
terkait. Beberapa manfaat adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Penelitian diharapkan dapat mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA
Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Rujukan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan
belajar siswa.
3.

Bagi guru BK
Diharapkan dapat menjadi masukan dalam melaksanakan layanan bimbingan
dan konseling terhadap siswa, khususnya dalam upaya mengembangkan
ketermpilan belajar siswa SMA.

E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi pada skrpsi ini yaitu: Bab I pada skripsi ini mengungkap
latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi. Bab II berisi tentang konsep teoritis
yang relevan yang dijadikan landasan operasional penelitian. Bab III berisi lokasi
dan sampel penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, definisi

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

operasional variabel (DOV), instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik analisis data dan pengolahan data. Bab IV berisi deskripsi hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi kesimpulan dan
rekomendasi.

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Atikan
Sunda (YAS) Bandung yang beralamatkan di Jl. P. H. H. Mustopa no 115
Telp/fax (022) 7102200 Bandung 40125. Populasi penelitian adalah seluruh siswa
kelas X SMA yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA
Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012.
Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2010:124) teknik purposive sampling adalah
“teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”, dalam penelitian ini
yakni anggota sampel ditentukan berdasarkan tingkat keterampilan belajar yang
dimilikinya. Sampel penelitian berjumlah 48 0rang.
Adapun banyaknya populasi dalam penelitian ini berjumlah 154 siswa
terbagi kedalam 4 kelas, yakni dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Subjek Penelitian
No
1
2
3
4

Kelas
X1
X2
X3
X4
Jumlah

Jumlah
39
37
40
38
154

B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian tentang layanan dasar
bimbingan dan konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar adalah
pendekatan kuantitatif. Menurut Riduan (2005:5) pendekatan kuantitatif adalah:
Suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data
dan pengolahan hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka-

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

angka, sehingga memudahkan proses analisis dan penafsiran dengan
menggunakan perhitungan statistik.
Berdasarkan pengertian di atas, pendekatan kuantitatif bertujuan untuk
menganalisis dan menafsirkan data yang diperoleh yang kemudian penafsirannya
digunakan untuk menyusun layanan dasar bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan keterampilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan
Sunda (YAS) Bandung.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pra eksperimen. Menurut
Sugiyono (2010:109) menyatakan:
Metode pra eksperimen adalah suatu metode penelitian yang belum
merupakan eksperimen sungguh sungguh karena masih terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adaknya variabel kontrol,
dan sampel tidak dipilih secara random.
Metode pra-eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
metode yang mengujicobakan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan keterapilan belajar pada siswa kelas X SMA Yayasan Atikan
Sunda (YAS) Bandung tanpa adanya kelompok kontrol.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain satu kelompok
(one –group pretest-postest design). Menurut Sugiyono (2010:110) desain one –
group pretest-postest design adalah terdapatnya pretest sebelum diberi perlakuan,
dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1

X

O2

Keterangan:
O1 = Pre-test dilakukan dengan menggunakan instrumen keterampilan belajar

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

X = Treatment dilakukan dengan menggunakan layanan dasar bimbingan dan
konseling untuk mengembangkan keterampilan belajar
O2 = Post-test dilakukan dengan menggunakan instrumen keterampilan
belajar

D. Definisi Operasional Variabel (DOV)
1. Keterampilan Belajar
Menurut Muhibbin (2009 : 121) keterampilan ialah kegiatan yang
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang
lazimnya tampak dalam kegiatan-kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,
olahraga, dan sebagainya. Sedangkan menurut Rebber (Muhibbin 2009 : 121)
keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai keadaan untuk mencapai
hasil tertentu.
Keterampilan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keahlian
yang diperoleh siswa melalui proses latihan yang kontinyu mencakup aspek:
a. Keterampilan membaca
Membaca dalam konteks belajar merupakan suatu kegiatan untuk
memperoleh informasi dari sesuatu yang tertulis. Membaca merupakan salah satu
cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas diri kita. Caranya
adalah dengan menguasai cara membaca yang efektif.
b. Keterampilan menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
c. Keterampilan mendengarkan
Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman, dan
keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di antaranya adalah
lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi dan
hubungan antar individu akan semakin baik.

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

d. Keterampilan menghafal/mengingat
Mengingat atau mengkontruksi ulang informasi yang telah melekat
sebelumnya dapat menajadi kekuatan luar biasa jika terlatih secara teratur dan
penguatannya dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu.
e. Keterampilan berbicara
Berbicara merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat
penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama
manusia,

menyatakan

pendapat,

menyampaikan

maksud

dan

pesan,

mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya.
f. Keterampilan menghadapi ujian
Menghadapi ujian harus disiapkan segala sesuatunya agar lancar dalam
menghadapi ujian
g. Keterampilan berpikir kritis
Berpikir

kritis

ialah

berpikir

dengan

konsep

yang

matang

dan

mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik.
Berlatih berpikir kritis artinya juga berperilaku hati-hati dan tidak terburu-buru
dalam menyikapi permasalahan
h. Keterampilan konsentrasi
Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal
yang kita kerjakan adalah pada faktor konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau
pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan
mengenyampingkan hal yang lain.
i. Keterampilan mengelola waktu
Manajemen waktu yaitu melakukan hal yang tepat di saat yang tepat dengan
segera.
j. Keterampilan membuat laporan
Melaporkan adalah proses membagi dan menjelaskan informasi baru kepada
atau dengan yang lain. Laporan yang diambil bisa dalam beberapa bentuk.
Menurut Devine (dalam Gede Sedyanasa 2003:112) bentuk tersebut bisa dalam
laporan tertulis dan laporan lisan.

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

2.

Konsep Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling
Secara operasional, layanan dasar bimbingan dan konseling yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah program layanan bantuan yang disusun berdasarkan
hasil analisis kebutuhan keterampilan belajar siswa kelas X SMA Yayasan Atikan
Sunda (YAS) Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 . Layanan dasar ini dituangkan
ke dalam satuan layanan kegiatan bimbingan dan konseling.
Program layanan dasar ini disusun untuk mengembangkan keterampilan
belajar siswa yang mencakup aspek: keterampilan menulis, keterampilan
mendengarkan, keterampilan menghafal/mengingat, keterampilan berbicara,
keterampilan menghadapi ujian, keterampilan berpikir kritis, keterampilan
konsentrasi, keterampilan mengelola waktu, keterampilan membuat laporan.
Struktur program yang dibuat dalam penelitian ini memuat unsur-unsur:
Dasar Pemikiran, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan, Standar Kompetensi, Sasaran
Intervensi, Pengembangan Tema, Langkah-Langkah Kegiatan (12 Sesi), Media
dan Alat Pendukung, Evaluasi dan Indikator Keberhasilan.

E. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang digunakan sebagai
alat pengumpul data dan alat ukur untuk mencapai tujuan. Menurut Sugiyono
(2010:199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya”. Kuesioner dibentuk sedemikian rupa sehingga
responden diminta untuk memberikan checklist pada alternatif pilihan jawaban
yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk skala
Guttman, yang diaplikasiakn dalam Instrumen Keterampilan belajar dengan
respon pernyataan tegas yaitu “ya” atau “tidak”.
Secara sederhana, pilihan alternatif respon memiliki skor sebagai berikut:

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Tabel 3.2
Pola Skor Kuesioner Keterampilan Belajar
Pilihan Jawaban
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif

Ya
1
0

Tidak
0
1

F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Penyusunan Kisi-Kisi
Instrumen yang dikembangkan bertujuan untuk mengukur keterampilan
belajar siswa SMA dan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan keterampilan belajar. Kisi-kisi instrumen keterampilan belajar
dapat disajikan pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Keterampilan Belajar pada Siswa Kelas X SMA
Area
Keterampilan
Keterampilan
Membaca

Keterampilan
Menulis/
mencatat

Indikator

Sub Indikator

No Item
Item
Item
(+)
(-)
2, 3
1

Siswa
dapat a. Siswa dapat
membaca
mengembangk
efektif
an kecepatan
membaca
b. Siswa dapat 4, 5,
memahami isi 6, 7
bacaan
Siswa
dapat a. Siswa dapat 8, 9,
membuat
membuat
10,
catatan
dan
sebuah catatan
11,
dapat menulis
tentang materi 12,13
dengan
pelajaran
menggunakan
secara mudah
teknik tertentu b. Siswa dapat 14, 15
menulis
dengan
menggunakan
teknik
ringkasan
belajar
c. Siswa dapat
16, 17
mengorganisas

Jumlah

3
4
6

-

2

-

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

67

i informasi
dengan tabel
atau bagan
d. Siswa dapat 18, 19
menulis untuk
mengekspresik
an pikirannya
Keterampilan
Siswa
dapat a. Siswa dapat
20,
Mendengarkan mendengarkan
mendengarkan 21, 22
secara aktif dan
secara aktif
efektif
b. Siswa dapat
23,
mendengarkan
24,
secara efektif
25,
26, 27
Keterampilan
Siswa
a. Siswa
28,
menghafal/
mengetahui
mengetahui
29,
Mengingat
teknik-teknik
teknik-teknik
30,
untuk
untuk
31,
mengingat/meng
mengingat/me 32, 33
hafal
dan
nghafal
mengungkapkan
hasil belajarnya
b. Siswa dapat
34,
menyebutkan/ 35, 36
mengungkapk
an hasil yang
belajar yang ia
dapat
Keterampilan
Siswa
dapat a. Siswa dapat
37,
Berbicara
menyampaikan
menyampaika 38, 39
pendapatnya dan
n
bertanya.
pendapatnya.
b. Siswa dapat
40,
menyampaika 41, 42
n
pertanyaannya
.
Keterampilan
Siswa
a. Siswa
43,
Ujian
mengetahui
mengetahui
44, 45
teknik
dalam
teknik dalam
menghadapi
menghadapi
ujian dan teknik
ujian
pada saat ujian b. Siswa
46.
mengetahui
47.
teknik
48, 49
mengerjakan

2
3
5
-

6

3

3
3

3

-

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

68

Keterampilan
berpikir kritis

Keterampilan
konsentrasi

Keterampilan
mengelola
waktu

Keterampilan
membuat
laporan

2.

ujian
Siswa
dapat a. Siswa dapat
memecahkan
memecahkan
masalah secara
masalah dalam
logis dan kreatif
belajar secara
logis
b. Siswa dapat
memecahkan
masalah dalam
belajar secara
kreatif
Siswa
dapat a. Siswa dapat
memfokuskan
berkonsentrasi
pikirannya pada
pada
saat
saat belajar
belajar dengan
teknik-teknik
tertentu
Siswa
dapat a. Siswa dapat
mengelola
mengelola
waktu
dalam
waktunya
kegiatan harian
dalam
kegiatan
harian
b. Siswa dapat
memanfaatkan
waktu
senggang
Siswa
dapat a. Siswa dapat
membuat
membuat
laporan tertulis
laporan tertulis
dengan
kemampuan
dia sendiri

50, 51

2

52,
53, 54

3

56, 59 55,
57,
58,

60,
61,
62,
63,64,
65

-

66, 67

-

5

6

2
68,
69,
70,
71, 72

5

Uji Coba Instrumen
Instrumen sebagai alat pengumpul data telah melalui beberapa tahap

pengujian, yaitu sebagai berikut:
a.

Uji Kelayakan Instrumen
Instrumen yang telah disusun sebelum diujicobakan terlebih dahulu

ditimbang oleh tiga orang ahli yaitu dosen-dosen yang mengajar di Jurusan

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Uji kelayakan instrumen ini ertujuan untuk mengetahui kesesuaiian butirbutir pernyataan baik dari segi bahasa, isi, dan konstruk. Instumen yang ditimbang
oleh para ahli diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu memadai (M) dan tidak
memadai (TM). Pernyataan yang berkualifikasi (M) dapat langsung digunakan
untuk penelitian, sedangkan pernyataan (TM) mengandung dua kemngkinan,
yaitu: (a) pernyataan tersebut harus direvisi sehingga dapat terkelompokan
kedalam kualifikasi (M); atau (b) pernyataan tersebut harus dibuang.
Dari 72 butir instrumen yang telah disusun, setelah ditimbang oleh pakar
ada beberapa butir instrumen yang harus diperbaiki dari segi redaksionalnya, dan
ada 4 butir yang harus dibuang dan butir yang harus ditambahkan. Jadi jumlah
keseluruhan item yang akan dibagkan kepada siswa adalah
Tabel 3.4
Hasil Judgement Instrumen Keterampilan Belajar
Kategori
Memadai

Revisi

Buang
Tambahan
Total item terpakai

Nomor Item
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,11, 12, 13,
16, 17, 22, 23, 25, 26, 27, 28,
31, 32, 33, 37, 38, 40, 41, 42,
45, 49, 50, 51, 53, 54, 60, 62,
68, 69, 70, 71, 72
6, 10, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 24,
29, 30, 34, 35, 39, 43, 44, 46,
47, 48, 55, 56, 57, 58, 59, 63,
65, 66, 67,
36, 52, 61, 64,
10, 34, 52, 64

Jumlah
+ 40

+ 28

-4
+4
72

b. Uji Keterbacaan Instrumen
Uji keterbacaan dilakukan kepada enam siswa SMA yaitu tiga orang siswa
laki-laki dan tiga orang siswa perempuan dengan tujuan untuk mengukur sejauh
mana instrumen tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Hasilnya
adalah sebagai berikut.
1) Petunjuk pengerjaan instrumen sudah dipahami oleh siswa

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

2) Pernyataan pada setiap item mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kepada enam siswa kelas XI tingkat SMA
secara umum tidak mendapatkan kesulitan yang berarti, dalam arti para siswa
memahami setiap pernyataan yang ada dalam instrumen. Selanjutnya hasil uji
keterbacaan tersebut diujicobakan pada subjek penelitian sesungguhnya dan
dihitung secara statistik untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
3.

Uji Validitas dan Reliabilitas

a.

Uji Validitas Item
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Yyasn

Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 22-24
November 2011, proses pengumpulan data ini dianggap juga sebagai pelaksanaan
pre-test. Setelah data terkumpul selanjutnya adalah menguji validitas dan
reliabilitas instrumen. Sugiyono mengatakan “valid berarti instrmen tersebut dapat
dugunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono 2010:173).
Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen
dlakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0. perangkat instrumen
pengungkap keterampilan belajar siswa diujicobaka kepada 154 responden. Uji
coba ini dilakukan untuk menguji validitas setiap butir pernyataan dan
mneghitung koefisien reliabilitas instrumen
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar
(Sebelum Validasi)
No

Area

Indikator

No Pernyataan
(+)

1

Keterampilan
membaca

Siswa dapat membaca
efektif

2,3,4,5
6,7

2

Keterampilan
menulis

Siswa dapat membuat
catatan dan dapat menulis
dengan
menggunakan
teknik tertentu

8,9,10,11,
12,13,14,
15,16,17,
18,

3

Keterampilan

Siswa



(-)
1

dapat 19,20,21,

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

11

8

71

mendengarkan
4

Keterampilan
menghafal/me
ngingat

5

Keterampilan
berbicara

6

Keterampilan
menghadapi
ujian

mendengarkan secara aktif
dan efektif
Siswa mengetahui teknikteknik
untuk
mengingat/menghafal dan
mengungkapkan
hasil
belajarnya
Siswa
dapat
menyampaikan
pendapatnya dan bertanya.
Siswa mengetahui teknik
dalam menghadapi ujian
dan teknik pada saat ujian

22,23,24,
25,26
27,29,29,
30,31,32,
33,34,35

36,37,38,
39,40,41,
42
43,44,45,
46,47,48,
49

7

7

Keterampilan
berpikir kritis

Siswa dapat berfikir kritis
dalam belajarnya

50,51,52,
53

4

8

Keterampilan
konsentrasi

Siswa dapat berkonsentrasi 58
pada saat belajar

9

Keterampilan
mengelola
waktu

Siswa dapat
waktunya

mengelola 59,60,61,
62,63,64

6

10

Keterampilan
membuat
laporan

Siswa dapat
laporan

membuat 65,66,67,
68,69,70,
71,72

8

9

7

54,55,56, 5
57,

Hasil perhitungan terhadap 72 item instrumen keterampilan belajar siswa
kels X SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, diperoleh sebanyak 19 item
tidak valid yaitu item 3, 9, 10, 13, 14, 21, 23, 24, 28, 30, 38, 42, 47, 48, 53, 54, 55,
56, 61.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Belajar
(Setelah Validasi)
No

Area

Indikator

No Pernyataan
(+)

1

Keterampilan
membaca

Siswa dapat
membaca efektif

,2,4,5,6,7



(-)
1

Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

72

2

Keterampilan
menulis

3

Keterampilan
mendengarkan

4

5

6

7

8

9

10

Siswa
dapat 8,11,12,15,
membuat
catatan 16,17,18,
dan dapat menulis
dengan
menggunakan
teknik tertentu

Siswa
dapat
mendengarkan
secara aktif dan
efektif
Keterampilan
Siswa mengetahui
menghafal/menging teknik-teknik untuk
at
mengingat/menghaf
al
dan
mengungkapkan
hasil belajarnya
Keterampilan
Siswa
dapat
berbicara
menyampaikan
pendapatnya
dan
bertanya.
Keterampilan
Siswa mengetahui
menghadapi ujian
teknik
dalam
menghadapi ujian
dan teknik pada
saat ujian
Keterampilan
Siswa
dapat
berpikir kritis
berfikir
kritis
dalam belajarnya
Keterampilan
Siswa
dapat
konsentrasi
berkonsentrasi pada
saat belajar
Keterampilan
Siswa
dapat
mengelola waktu
mengelola
waktunya
Keterampilan
Siswa
dapat
membuat laporan
membuat laporan

7

19,20,22,
25,26

5

27,29,31,
32,33,34,
35

7

36,37,39,
40,41,

5

43,44,45,
46,49

5

50,51,52,

3

58

57

2

59,60,62,
63,64

5

65,66,67,
68,69,70,
71,72

8

b. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Cece Rakhmat & M. Solehudin (2006:70) pengujian reliabilitas
instrumen bertujuan untuk “melihat tingkat keterandalan atau kemantapan sebuah
instrumen (level of consistency) penelitian atau dengan kata lain sejauh mana
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73

instrumen mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten”. Perhitungan
koefisien reliabilitas instrumen menggunkana program SPSS 15.0 dengan model
Alpha.
Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi sebagai
berikut:

Tabel 3.7
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
0.91 – 1.00
Derajat keterandalan sangat tinggi
0.71 – 0.90
Derajat keterandalan tinggi
0.41 – 0.70
Derajat keterandalan sedang
0.21 – 0.40
Derajat keterandalan rendah
< 20
Derajat keterandalan sangat rendah
Sumber: Suharismi Arikunto (2004:247)
Berdasarkan hasil perhiyungan statistik untuk mnegetahui tingkat reliabilitas
keterampilan belajar siswa diperoleh hasil reliabilitas sebesar 0,788, sesuai
dengan kriteria maka reliabilitas instrumen ini berada pada kategori dengan
derajat keterandalan tinggi, artinya instrumen memiliki tingkat keterandalan tinggi
untuk dijadikan sebagai alat pengungkap data.
Tabel 3.8
Tingkat Reliabilitas Instrumen Keterampilan Belajar
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
0,788

N of Items
53

G. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data
Data yang diungkap melalui instrumen yang telah disebar merupakan data
tentang gambaran keterampilan belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.

Verifikasi data
Verifikasi data memiliki tujuan untuk menyeleksi data yang dianggap

layak untuk diolah. Adapun tahapannya yaitu sebagai berikut:
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74

a.

Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang terkumpul.

b.

Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari siswa
dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah
ditetapkan.
Dari 154 responden yang mengsi instrumen keterampilan belajar, semuanya

dinyatakan layak untuk dilakukan tabulasi data dan penyekoran karena semua
responden mengisi instrumen keterampilan belajar dengan baik tanpa ada
pernyataan yang terlewat.
2.

Penyekoran Data Hasil Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan 51 pernyataan positif dan 2

pernyataan

negatif

untuk

mengetahui

terampil

tidaknya

siswa

dalam

mengoptimalkan keterampilan belajar, terkecuali pernyataan item nomor, 1 dan 57
menggunakan pernyataan negatif. Alternatif jawaban kuesioner menggunakan dua
pilihan jawaban yaitu YA dan TIDAK. Alternatif jawaban menggunakan
penyekoran sebagai berikut.
Tabel 3.9
Pemberian Skor pada Kuesioner Keterampilan Belajar
Pilihan Jawaban
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
3.

Ya
1
0

Tidak
0
1

Analisis Data
Langkah selanjutnya yaitu setelah semua data terkumpul dan diolah yakni

menganalisis data sebagai bahan acuan dalam menyusun layanan dasar untuk
mengembangkan keterampilan belajar siswa SMA. Data-data yang diperoleh dari
hasil penyebaran instrumen kemudian diolah dengan menetapkan tingkatan
keterampilan belajar, apakah berada pada tingkat terampil atau tidak?
Mengacu pada pertanyaan penelitian mengenai gambaran keterampilan
belajar siswa SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran
2011/2012 dijawab melalui distribusi skor responden berdasarkan konversi yang
telah ditentukan. Penentuan skor dilakukan untuk menentukan kategori
keterampilan belajar siswa berdasarkan 2 kategori yaitu terampil (skor 31 – 49),
dan tidak terampil (skor 12 – 30).
Rai Dwi Hastarita,2013
Layanan Dasar Bimbingan Dan Konseling Untuk Mengembangkan Keterampilan Belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75

Pertanyaan selanjutnya mengenai ga