PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN FUTSAL DI SMP NEGERI 17 KOTA BANDUNG.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN FUTSAL DI

SMP NEGERI 17 KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

Arie Wahyu Sumarna 0804134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan

Keterampilan Bermain dalam Pembelajaran Futsal di

SMP Negeri 17 Kota Bandung.

Oleh

Arie Wahyu Sumarna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Arie Wahyu Sumarna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NAMA : ARIE WAHYU NIM : 0804134

JUDUL : PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DALAM

PEMBELAJARAN FUTSAL DI SMP NEGERI 17 KOTA BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.Kes. NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 197706292002121002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Drs. Sucipto, M.Kes. NIP. 196106121987031002


(4)

ABSTRAK

Arie Wahyu Sumarna, 0804134. “Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain dalam Pembelajaran Futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung”. Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan

Olahraga FPOK UPI. Pembimbing I: Drs. Sucipto, M.Kes. Pembimbing II: Dr. Dian Budiana, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan desain pre test and post test group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 20 orang siswa yang tergabung aktif dalam ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung. Karena anggota populasi < 100 orang, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pedoman observasi GPAI dari Linda L Griffin, sedangkan analisis datanya menggunakan uji T.

Berdasarkan pengolahan data hasil pengujian normalitas dan hipotesis didapat normalitas L tabel = 0,190 sedangkan nilai Lo hasil observasi setelah diberi pendekatan taktis (PostTest) = 0,1359. Kriteria pengujian adalah menolak hipotesis jika L hitung ≥ L tabel. Data di atas menunjukkan bahwa nilai L tabel > L hitung , dengan demikian hasil tes menunjukkan distribusi data yang normal. Sedangkan hasil uji T, diperoleh T hitung = 1,937. Kriteria pengujian adalah hipotesis ditolak jika T hitung ≥ T tabel . Dengan taraf nyata 0,05 dan dk (n1 + n2

– 2) = 38, maka hipotesis nilai T pada tabel distribusi sebesar 2,021. Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran permainan futsal. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu, para guru Penjas dan pelatih dapat menggunakan pendekatan taktis sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal.


(5)

ABSTACT

Arie Wahyu Sumarna, 0804134. "The Effect of Tactical Approach to Improving Skills in Learning to Play Futsal in Bandung 17th Secondary Schools". Studies Program PJKR Department of Sports Educational FPOK UPI. Supervisor I: Drs. Sucipto, Kes. Supervisor II: Dr. Dian Budiana, M.Pd.

This study aimed to determine the effect of a tactical approach to improving skills in learning to play futsal in Bandung 17th Secondary Schools. The research method used was experimental method, the design of pre-test and post-test group design. The population in this study were 20 students who are members active in futsal extracurricular in Bandung 17th Secondary Schools. Because of population <100 men, this study is a population study. The instruments used to collect data was the observation GPAI of Linda L Griffin, while the data analysis using the T test.

Based on the data processing of normality and hypothesis testing results obtained normality of L table = 0.190 while the value of Lo observations after being given a tactical approach (posttest) = 0.1359. Criteria testing is to reject the hypothesis if

L count ≥ L tables. The data in the above table shows that the value of L count > L tables, thus the results of the test showed normal distribution of data. While the results of the test T, obtained T count = 1.937. Hypothesis testing criteria is rejected if T count ≥ T table. With the real level of 0.05 and dk (n1 + n2 - 2) = 38, then the hypothesis T value of 2.021 in the distribution table. The conclusion of this study proves that the use of a tactical approach gives a significant impact on improving the skills of learning to play the game of futsal. Recommendations from this research that, education of sport teachers and trainers can use a tactical approach as an alternative to improve their skills in learning to play futsal.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Batasan Penelitian ... 7

F. Anggapan Dasar ... 8

G. Hipotesis ... 9

H. Penjelasan Istilah ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 11

B. Cabang Olahraga Futsal ... 15

C. Pendekatan Taktis ... 19

1. Pengertian Pendekatan Taktis ... 19

2. Konsep Pendekatan Taktis ... 20

3. Dasar-Dasar Pendekatan Taktis ... 22

4. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Taktis ... 26

D. Keterampilan Bermain Futsal ... 27


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Desain Penelitian ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 33

E. Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Futsal ... 39

F. Teknis Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 45

1. Uji Normalitas ... 45

2. Uji Homogenitas Variansi ... 47

3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Uji t) ... 48

B. Diskusi Penemuan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Komponen Pengamatan Penampilan Bermain Futsal ... 35

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Penampilan Bermain Futsal ... 36

Tabel 4.1 Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 45

Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas ... 46


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Peneltian ... 31 Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data ... 32


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin baik pendidikan suatu bangsa, maka semakin baik pula kualitas bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Secara faktual pendidikan menggambarkan aktivitas sekelompok orang seperti guru dan tenaga kependidikan lainnya melaksanakan pendidikan untuk orang muda bekerjasama dengan orang-orang berkepentingan. Kemudian secara prespektif yaitu memberi petunjuk bahwa pendidikan adalah muatan, arahan, pilihan yang ditetapkan sebagai wahana pengembangan masa depan anak didik yang tidak terlepas dari keharusan kontrol manusia sebagai pendidik. (Sagala. 2009:3).

Menurut pandangan Piaget (1896) yang dikutip oleh Sagala (2009:3) pendidikan didefinisikan sebagai berikut :

Pendidikan didefinisikan sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi individu yang sedang tumbuh berkembang, dan disisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan hakikat pendidikan jasmani menurut Mahendra (2008:3) yaitu : “pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dan kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.”


(11)

2

Pendidikan jasmani di Indonesia tidak terlepas dengan sistem pendidikan nasional. Hal tersebut dapat diamati dalam pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan pada setiap jenjang sekolah, yaitu dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Lanjutan Tinggat Atas. Selain itu terdapat beberapa perguruan tinggi yang mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan pendidikan jasmani dan olahraga.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mengenai pendidikan telah banyak upaya pemerintah antara lain mengenai pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum, sarana-prasarana, serta pengelola pendidikan seperti guru sebagai pelaksana pendidikan disekolah.

Penulis mengamati dalam proses pembelajaran permainan futsal di SMP Negeri 17 Bandung menunjukan adanya masalah-masalah, antara lain siswa merasa kesulitan untuk menguasai keterampilan bermain dalam permainan futsal. Terutama pada keterampilan bermain passing, hampir keseluruhan siswa ketika dalam melakukan operan pada teman seringkali melakukan kesalahan, baik itu salah mengoper atau tidak mengarah ke teman dalam satu tim nya sehingga bola mudah dipotong oleh pemain lawan. Kemudian dalam melakukan dribbling dan

shooting pun masih banyak yang melakukan kesalahan. Pada saat siswa

melakukan dribbling, pemain lawan dengan mudah merebut bola. Begitupun

shooting yang mereka lakukan masih belum tepat sasaran, seperti bola terlalu

melambung ke atas maupun bola terlalu melenceng.

Di samping siswa merasa kesulitan untuk menguasai keterampilan bermain dalam permaian futsal, guru atau pelatih belum bisa memberikan suatu


(12)

3

pendekatan yang efektif dalam mengatasi siswa yang kesulitan menguasai keterampilan bermain futsal.

Selain itu futsal merupakan permainan yang membutuhkan kemampuan individu disamping kerjasama kelompok. Untuk itu, seorang pemain diwajibkan menguasai teknik, keterampilan, dan fisik yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam suatu pertandingan. Dalam permainan futsal terdapat berbagai macam keterampilan bermain diantaranya melakukan passing dan dribbling, karena keterampilan tersebut paling sering digunakan seorang pemain untuk melewati lawannya yang menempel ketat. Bagi seorang pemain futsal keterampilan passing dan dribbling merupakan suatu keharusan yang harus dimiliki seorang pemain, karena keterampilan ini akan menjadi ciri khas pemain futsal agar dapat memberi umpan dan membuka ruang gerak bagi pemain lain. Selain itu passing dan

dribbling merupakan keterampilan dasar dalam futsal karena pemain harus

mampu mengoper bola saat bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan tembakan (shooting). Ketika pemain telah menguasai keterampilan passing dan dribbling secara efektif, pengaruh pemain di dalam pertandingan akan berpengaruh besar. Begitupun keterampilan shooting yang tentunya tidak kalah penting dengan

passing dan dribbling, shooting dilakukan ketika kita terbebas dari hadangan

lawan dan melakukan tendangan keras kearah gawang untuk mencetak gol.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus memegang prinsip yaitu partisipasi siswa maksimal sebagai tujuan dari pendidikan jasmani di sekolah yang berkaitan dengan kepentingan pribadi siswa. Kegiatan belajar mengajar penjas selama ini adalah para guru pada umumnya kurang


(13)

4

memanfaatkan ruang dan waktu, membaca referensi dan membuat media pembelajaran untuk kelangsungan proses belajar mengajar. Seharusnya guru mempunyai inisiatif dalam memilih model pembelajaran, sehingga kurang mampu menciptakan alternatif-alternatif terbaik dalam mencapai tujuan pendidikan olahraga di sekolah, maka dalam proses mengajar harus menciptakan suatu yang menyenangkan bagi siswa yang membuat siswa dapat bergerak, dengan menggunakan pendekatan taktis siswa diharapkan dapat memunculkan aktifitas yang terkandung di dalam diri siswa, karena dalam pendekatan taktis siswa ditempatkan pada situasi bermain. Seperti yang diungkapkan oleh Subroto (2001:4) menyatakan bahwa : “tujuan pembelajaran taktis dalam permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain dengan penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam

permainan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis yang mirip dengan permainan sesungguhnya, minat dan kegembiraan seluruh siswa akan meningkat secara khusus bagi siswa yang memiliki keterampilan yang rendah. Pendekatan taktis ini sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar karena tidak menekankan pada keterampilan teknik, yang diutamakan adalah pengembangan taktis atau pemecahan masalah. Dengan begitu seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran yang interaktif untuk merangsang siswa agar dapat menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pendekatan taktis dalam penguasaan keterampilan bermain dalam permainan futsal.


(14)

5

Pada pembelajaran pendekatan taktis dengan strategi game – drill – game

yaitu guru merencanakan urutan tugas mengajar dalam konteks pengembangan keterampilan dan taktis siswa yang mengarah pada permainan sebenarnya, sehingga siswa dituntut untuk mampu memecahkan masalah taktis dalam situasi bermain, seperti keterampilan bermain dalam permainan futsal. Penggunaan pendekatan taktis diharapkan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran keterampilan bermain dalam permainan futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

Penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bertujuan agar siswa menyadari tentang konsep bermain melalui penerapan teknik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Subroto (2001:5): “tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan.”

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan taktis merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada situasi bermain untuk memecahkan masalah yang timbul. Sehingga penulis merasa perlu dan sudah berkewajiban untuk menentukan bahan atau media pembelajaran dalam upaya menemukan alternatif-alternatif positif dalam pembelajaran di sekolah, terutama terhadap kepentingan siswa.

Dalam mengatasi kesulitan penguasaan keterampilan bermain dalam permainan futsal melalui pendekatan taktis dan pengajaran penjas merupakan penopang terwujudnya pembelajaran olahraga dalam rangka menumbuhkan


(15)

6

kemampuan siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran. Hal ini yang menjadi motivasi dan keingintahuan penulis untuk meneliti lebih jauh bagaimana upaya mengatasi kesulitan penguasaan keterampilan bermain melalui pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan futsal siswa SMP Negeri 17 Bandung. Oleh sebab itu penulis akan meneliti lebih jauh tentang permasalahan tersebut di atas, dan mengadakan penelitian untuk bahan skripsi berjudul: “Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain dalam Pembelajaran Futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Kota Bandung.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan; Apakah ada pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMPN 17 Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMPN 17 Kota Bandung?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:


(16)

7

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan pedoman bagi guru pendidikan jasmani untuk keberlangsungan proses belajar mengajar Penjas khususnya permainan futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

2. Secara praktik, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi bagi guru pendidikan jasmani maupun komponen sekolah lainnya dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran permainan futsal.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada pengaruh pendekatan taktis terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

2. Fokus penelitian adalah keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal. 3. Sampel penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di

SMP Negeri 17 Kota Bandung.

4. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan taktis dan variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal.


(17)

8

F. Anggapan Dasar

Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Arikunto (2010:104)

menjelaskan ”anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Dalam pembelajaran taktis merupakan suatu proses pembelajaran dalam konteks bermain dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari keterampilan teknik dalam situasi bermain. Hal

ini sesuai dengan yang disampaikan Subroto (2001:5): “tujuan pendekatan taktis

dalam pembelajaran permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan

masalah atau situasi dalam permainan.”

Selain itu Mitchell (1996) yang dikutip oleh Griffin dkk (1997) :

“pendekatan taktis diarahkan untuk meningkatkan kemampuan bermain dengan memadukan keterampilan teknik dan pemahaman taktik, dan pendorong agar siswa dapat menghargai nilai-nilai keterampilan dalam konteks permainan.”

Penerapan pendekatan taktis dirasa efektif dalam meningkatkan keterampilan bermain permainan futsal karena dengan pendekatan taktis siswa diberi kebebasan untuk melakukan gerak dengan berbagai cara menurut kreasi masing-masing, sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman dan keleluasaan gerak dalam keterampilan bermain tersebut siswa lebih aktif bergerak.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengungkapkan anggapan dasar dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan taktis berpengaruh terhadap peningkatkan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.


(18)

9

G. Hipotesis

Sugiyono (2011:99) menjelaskan, “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menarik hipotesis dari permasalahan penelitian ini sebagai berikut; pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

Di bawah ini adalah hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: H0 : µ = µ0

Ha : µ ≤ µ0

Sedangkan hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut:

H0 : Pendekatan taktis tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

Ha : Pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.


(19)

10

H. Penjelasan Istilah

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai berikut:

1. Pribadi (2009:30) menyatakan “pembelajaran merupakan sebuah sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk melakukan suatu sinergi, yaitu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.

2. Mitchell (1996) menyatakan bahwa “pendekatan taktis diarahkan untuk meningkatkan kemampuan bermain dengan memadukan keterampilan teknik dan pemahaman taktik, dan pendorong agar siswa dapat menghargai nilai-nilai keterampilan dalam konteks permainan”.

3. Keterampilan adalah derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan dengan efektif dan efisien (Singer, 1980).

4. Bermain adalah kebebasan yang tidak didesak oleh tugas atau kewajiban moral karena dilakukan tanpa paksaan maka bermain dilakukan pada waktu luang.

5. Olahraga futsal merupakan olahraga sepakbola mini yang dilakukan dalam ruangan dengan panjang lapangan 38 – 42 meter dan lebar 15 – 25 meter. Dimainkan oleh 5 pemain termasuk penjaga gawang. Futsal adalah permainan hampir sama dengan sepak bola, dimana dua tim memainkan dan memperebutkan bola diantara para pemain dengan tujuan dapat memasukkan bola kegawang lawan dan mermpertahankan gawang dari kemasukan bola.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode sangat diperlukan dalam setiap penelitian. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa metode penelitian begitu penting dalam pengumpulan dan analisis data.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011:109), yaitu sebagai berikut:

Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif.

Selanjutnya Sugiyono (2011:11) mengemukakan bahwa, “Metode

penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol

(laboratorium)”.

Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode ini harus ada faktor yang dicobakan. Dalam hal ini faktor yang dicobakan adalah variabel bebas yaitu pendekatan taktis untuk diketahui pengaruh atau dampaknya terhadap variabel terikat yaitu peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal.


(21)

30

B. Populasi dan Sampel

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau untuk menguji hipotesis. Biasanya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel. Arikunto (2010 :172) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah : "keseluruhan subjek penelitian". Sedangkan Sugiyono (2011 :119) menjelaskan bahwa : "Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya".

Sedangkan pengertian sampel menurut Arikunto (2010 :174) yaitu : "Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti". Selain itu Sugiyono (2011 :120) menjelaskan, "Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut".

Berdasarkan penjelasan dari kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh sumber data atau keseluruhan subjek penelitian yang diteliti kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dapat mewakili seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang tergabung aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

Untuk mengetahui seberapa besar sampel, Arikunto (2002:109)


(22)

31

100 orang lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi.”

Karena anggota populasi kurang dari 100 orang, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Peneliti mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel yakni sebanyak 20 orang sampel diambil dari anggota aktif yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Negeri 17 Kota Bandung.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian yang dilakukan. Mengenai definisi desain penelitian Nasution

(2004:40) menyatakan bahwa: ”Desain penelitian merupakan suatu rencana

tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test

and Post-test Group Design, di dalam desain ini observasi dilakukan dua kali,

yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen dinotasikan dengan X1, yang kemudian disebut sebagai

pre-test. Sedangkan observasi yang dilakukan sesudah eksperimen dinotasikan dengan

X2, yang kemudian disebut sebagai post-test. Adapun gambar Pre-test and

Post-test Group Design dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y

Gambar 3.1 Desain Peneltian


(23)

32

Keterangan :

X1 : Pre-test, yaitu tes awal (Observasi sebelum pembelajaran taktis) Y : Perlakuan atau treatmen (Pembelajaran taktis)

X2 : Post-test, yaitu tes akhir (Observasi setelah pembelajaran taktis)

Nasution (2004: 40)

Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data

Populasi

Sampel

Tes awal observasi sebelum pembelajaran taktis

Pembelajaran taktis

Tes akhir observasi setelah pembelajaran taktis

Analisis Data


(24)

33

D. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Sugiyono (2011:147) mengemukakan

bahwa, “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian.” Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi.

Sehubungan dengan observasi, Sugiyono (2011:196) mengemukakan : “Observasi

sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan

dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner.” Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang lainnya.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan

dan ingatan.” Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,


(25)

34

kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.

Pada penilaian penampilan bermain siswa pada dasarnya membutuhkan kecermatan observasi pada saat permainan berlangsung. Lingkup observasinya terpusat pada para pemain yang tidak sedang menguasai bola. Oleh karena itu, dibutuhkan sekali perencanaan observasi yang cermat. Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997) telah menciptakan suatu instrument penilaian yang diberi nama Game

Performance Assessment Instrument (GPAI). Untuk selanjutnya, GPAI akan

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain disingkat IPPB. Tujuannya untuk membantu para guru dan pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan pemain sewaktu permainan berlangsung.

Aspek-aspek yang diobservasi dalam IPPB termasuk perilaku yang mencerminkan kemampuan pemain untuk memecahkan masalah-masalah taktis permainan dengan jalan mengambil keputusan, melakukan pergerakan tubuh yang sesuai dengan tuntutan situasi permainan, dan melaksanakan jenis keterampilan yang dipilihnya.

Keuntungan dari IPPB adalah sifatnya yang fleksibel. Guru (pengamat) bisa menentukan sendiri komponen apa saja yang perlu diamati yang disesuaikan dengan apa yang menjadi inti pelajaran yang diberikan saat itu.

Adapun lembar observasi (pengamatan) penampilan bermain futsal, yaitu sebagai berikut :


(26)

35

KOMPONEN

KRITERIA PENAMPILAN

BERMAIN

a. Pemain berusaha mengoper ke teman yang berdiri bebas b. Pemain berusaha menembak pada situasi yang tepat

KEPUTUSAN c. Pemain berusaha mengontrol bola pada situasi yang tepat YANG d. Pemain berusaha menggiring bola pada situasi yang tepat DIAMBIL e. Pemain berusaha menyundul bola pada situasi yang tepat f. Pemain berusaha menyeleding bola pada situasi yang tepat

g. Pemain berusaha melakukan tendangan ke dalam pada situasi tepat a. Operan yang terkendali

b. Perkenaan bola dengan kaki saat menembak bola tepat MELAKSANAKAN c. Kontrol bola yang efektif

KETERAMPILAN d. Melewati hadangan lawan dengan tepat e. Tembakan masuk ke gawang

f. Menyundul bola dengan tepat g. Menyeleding bola dengan tepat

a. Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan

b. Melapisi pertahanan di belakang teman seregu yang sedang menahan serangan lawan

MEMBERIKAN

c. Pemain bergerak untuk menyambut bola hasil tendangan teman seregu yang memantul

DUKUNGAN d. Pemain bergerak memberi dukungan ketika teman seregu sedang menggiring bola e. Pemain bergerak memberi dukungan ketika teman seregu sedang menyundul bola f. Pemain bergerak memberi dukungan ketika teman seregu sedang menyeleding bola g. Pemain bergerak memberi dukungan untuk menyambut bola tendangan ke dalam a. Pemain berusaha menghadang tembakan lawan

b. Pemain berusaha menghadang operan lawan MENJAGA c. Pemain berusaha menghadang sundulan lawan

GERAK d. Pemain berusaha menghadang ketika lawan sedang menggiring bola LAWAN e. Pemain berusaha mengejar bola ketika lawan sedang mengontrol bola f. Pemain berusaha sleding lawan tanpa melakukan pelanggaran

g. Pemain berusaha menghadang tendangan ke dalam lawan a. Kembali ke posisi semula ketika bertahan

b. Kembali ke posisi semula setelah melakukan tendangan ke gawang sesuai situasi KEMBALI c. Kembali ke posisi semula setelah melakukan operan sesuai situasi

KE PANGKALAN d. Kembali ke posisi semula setelah melakukan sleding sesuai situasi e. Kembali ke posisi semula setelah melakukan sundulan sesuai situasi

f. Kembali ke posisi semula setelah melakukan tendangan ke dalam sesuai situasi MENYESUAIKAN a. Pemain bergerak ketika menyerang sesuai dengan situasi permainan


(27)

36

Tabel 3.2

Lembar Pengamatan Penampilan Bermain Futsal KOMPONEN

KRITERIA

KETEPATAN KEEFISIENAN PENAMPILAN

BERMAIN T T T E T E

a. mengoper

b. menembak

KEPUTUSAN c. mengontrol

YANG d. menggiring

DIAMBIL e. menyundul

f. menyeleding

g. tendangan kedalam

a. Operan

b. Perkenaan bola dengan kaki

MELAKSANAKAN c. Kontrol bola

KETERAMPILAN d. Melewati hadangan

e. Tembakanmasuk

f. Menyundul bola

g. Menyeleding bola

a. menempati posisi bebas

b. Melapisi pertahanan

MEMBERIKAN c. menyambut bola hasil tendangan DUKUNGAN d. dukungan ketika teman menggiring bola e. dukungan ketika teman menyundul bola f. dukungan ketika teman menyeleding bola

g. dukungan tendangan kedalam

a. menghadang tembakan

b. menghadang operan

MENJAGA c. menghadang sundulan

GERAK d. menghadang giringan

LAWAN e. mengejar kontrol bola

f. sleding tanpa pelanggaran

g. menghadang tendangan kedalam

a. Kembali bertahan

b. Kembali setelah melakukan tendangan KEMBALI c. Kembali setelah melakukan operan KE PANGKALAN d. Kembali setelah melakukan sleding e. Kembali setelah melakukan sundulan f. Kembali setelah melakukan tendangan kedalam MENYESUAIKAN a. bergerak ketika menyerang


(28)

37

Keterangan :

T : Tepat

TT : Tidak Tepat E : Efisien TE : Tidak Efisien

Sumber: Hudaya, D. (2001) Pada tabel di atas, setiap pemain dicatat atau diberi tanda berapa kali melakukan tindakan yang tepat (T), tidak tepat (TT), efisien (E), dan tidak efisien (TE) dalam setiap kriteria yang ada. Setiap kali pemain membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan bola yang dikuasainya, kembali ke pangkalan pada saat bertahan, penyesuaian pemain pada situasi permainan, dan penjagaan terhadap lawan, maka diberi tanda T atau TT. Kemudian, dilihat apakah keterampilan yang dilakukannya itu efisien atau tidak efisien. Selanjutnya dilihat pula apakah tindakan mendukungnya sudah tepat atau tidak tepat.

Dengan menggunakan sistem perhitungan yang sederhana, pengamat bisa mengetahui kualitas penampilan bermain seseorang berdasarkan jumlah tindakan yang tepat, tidak tepat, efisien, dan tidak efisien. Berikut akan diberikan gambaran mengenai rumus penghitungan kualitas penampilan untuk aspek yang dinilai.

1. Standar mengambil keputusan (SMK) = jumlah mengambil keputusan yang tepat : jumlah pengambilan keputusan yang tidak tepat.

2. Standar keterampilan (SK) = jumlah keterampilan yang efisien : jumlah keterampilan yang tidak efisien.

3. Standar memberikan dukungan (SMD) = jumlah pemberian dukungan yang tepat : jumlah pemberian dukungan yang tidak tepat.


(29)

38

4. Standar kembali ke pangkalan (SKP) = jumlah kembali ke pangkalan yang tepat : jumlah kembali ke pangkalan yang tidak tepat.

5. Standar penyesuaikan diri (SPD) = jumlah penyesuaian diri yang tepat : jumlah penyesuaian diri yang tidak tepat.

6. Standar menjaga gerak lawan (SMGL) = jumlah penjagaan gerak lawan yang tepat : jumlah penjagaan gerak lawan yang tidak tepat.

7. Penampilan bermain = (SMK+SK+ SMD+SKP+SPD+SMGL) : 6

Adalah penting untuk memperhitungkan keputusan yang tidak tepat dan melakukan keterampilan yang tidak efisien untuk menentukan tingkat keterlibatan siswa dalam permainan. Dengan demikian siswa yang kemampuannya relatif rendah, yang mungkin tidak bisa mengambil keputusan yang tepat atau melaksanakan suatu keterampilan dengan efisien, tetap bisa dinilai melalui keterlibatannya yang tinggi dalam permainan. Yang pasti, memberikan dukungan yang tidak tepat diabaikan dalam memperhitungkan aspek keterlibatan pemain, karena hal ini jelas-jelas membuktikan bahwa pemain tersebut tidak berperan di dalam kerjasama regu yang antara lain tercermin dari kemauan dan tindakan setiap pemain untuk memberikan dukungan kepada teman-temannya yang lain.

Penampilan bermain tergambar dari rata-rata standar mengambil keputusan, pelaksanaan keterampilan, dan memberikan dukungan. Pemain yang skor penampilan bermainnya besar, menunjukan bahwa ia lebih sering terlibat kontak dengan bola, sering mengambil keputusan yang tepat, dan melakukan setiap keterampilan dengan baik.


(30)

39

E. Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Futsal

Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut : 1. Tempat : GOR Futsal Barokah

2. Waktu : 2 Oktober – 12 Nopember 2012 3. Lama pembelajaran : 07.30 – 09.00 WIB

Pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan. Dalam satu minggu dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, yaitu Senin, Rabu, dan Jumat. Dalam hal ini Habelinck (1978:28) yang dikutip dari

skripsi Permana (2008) menjelaskan bahwa: „pengaruh dari latihan dapat diteliti setelah 2 atau 3 minggu cukup untuk menandai syarat pengaruh yang menengah.‟

Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga bagian yaitu pemanasan, kegiatan inti dan penutup. Adapun latihannya sebagai berikut :

1. Pemanasan (10 menit)

Sebelum melakukan kegiatan inti, siswa diinstruksikan untuk melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapang sebanyak 3 kali putaran dan peregangan dinamis. Setelah itu, denyut nadi siswa dihitung untuk mengetahui kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan inti yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang telah ditetapkan, yaitu :


(31)

40

a. Siswa melakukan permainan futsal dengan menggunakan leveling sistem dari tingkat terendah (1 vs 1) sampai tertinggi (5 vs 5). (Game)

b. Siswa melakukan latihan passing, dribbling dan shooting sesuai dengan arahan peneliti. (Drill)

c. Siswa melakukan permaninan futsal (5 vs 5). (Game) 3. Penutup (10 menit)

Setelah selesai melaksanakan pembelajaran, dilakukan evaluasi kegiatan diantaranya membahas tentang kesalahan-kesalahan tugas gerak yang terlihat dalam kegiatan inti. Kemudian siswa diinstruksikan melakukan pendinginan sesuai arahan peneliti. Tahap ini ditekankan pada anggota tubuh yang telah melakukan aktivitas.

F. Teknis Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran selanjutnya diolah dengan menggunakan cara-cara statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data adalah sebagai berikut :

1. Mencari nilai rata-rata dari setiap variabel dengan rumus :

=

Keterangan :

: nilai rata-rata : jumlah skor


(32)

41

2. Mencari simpangan baku dari masing-masing variabel sebagai berikut :

Keterangan :

: simpangan baku : jumlah skor : nilai rata-rata

: jumlah responden

3. Menguji Normalitas

Tujuan menguji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dari hasil penelitian tersebut berdistribusi normal atau tidak. Metode untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah metode Lilliefors, dengan langkah - langkah sebagai berikut:

1. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

2. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi.

Keterangan :

Z : skor standar yang dicari : skor yang didapat : rata-rata hitung : simpangan baku


(33)

42

3. Mencari luas Zi pada tabel Z.

4. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 – luas daerah, sedangkan untuk luas daerah yang bertanda positif maka 0,5 + luas daerah.

5. Pada kolom S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.

6. Hasil pengurangan F(Zi) – S(Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi).

7. Mencari data atau nilai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+), sebagai nilai Lo.

8. Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

a. Jika Lo ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi normal.

b. Jika Lo ≤ Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal. 9. Mencari nilai Ltabel, membandingkan Lo dengan Lt.

10.Membuat kesimpulan.

4. Menguji homogenitas variansi

Menguji homogenitas variansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian ini homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan rumus sebagai berikut :


(34)

43

Keriteria pengujian adalah hipotesis ditolak jika F hitung ≥ F tabel, dimana F tabel didapat dari daftar distribusi F dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1 = n1 – 1 dan V2= n2 – 1, jadi data setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F tabel.

5. Menguji Signifikansi

Maksudnya adalah untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara faktor internal dan faktor eksternal. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini ditentukan oleh uji normalitas terlebih dahulu. Jika setelah uji normalitas ternyata berdistribusi normal, kemudian dilakukan uji t untuk menguji kesamaan dua rata-rata.

Prosedur untuk uji t adalah sebagai berikut :

a. Menghitung simpangan baku gabungan dengan rumus :

=

Keterangan :

: Simpangan baku gabungan : Banyaknya sampel kelompok 1 : Banyaknya sampel kelompok 2 : Variansi kelompok 1


(35)

44

b. Mencari nilai t dengan rumus :

Keterangan :

: nilai t yang dicari (thitung) : nilai rata-rata kelompok 1 : nilai rata-rata kelompok 2 : Simpangan baku gabungan : Banyaknya sampel kelompok 1

: Banyaknya sampel kelompok 2

c. Membandingkan nilai Thitung yang telah dicari dengan nilai Ttabel, dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2) dan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai Thitung < Ttabel maka data tersebut signifikan. (Abduljabar dan Darajat: 2010)


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penghitungan serta analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran permainan futsal di SMPN 17 Kota Bandung.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah ditempuh oleh penulis, ditemukan bahwa pendekatan taktis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan bermain dalam permainan futsal. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pendekatan taktis dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal.

2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya menggunakan pendekatan taktis tidak hanya diterapkan pada keterampilan bermain futsal saja, melainkan kecabangan olahraga yang lain demi ketercapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal. Selain itu, instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini dapat juga digunakan oleh guru atau pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan pemain sewaktu permainan berlangsung.


(37)

54

3. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan keterampilan bermain olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabar, B dan Darajat, J. (2010). Statistika dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharudin dan Wahyuni, E. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Griffin, L. dkk. (1997). Teaching Sport Concepts and Skills: A Tactical Games

Approach. Human Kinetics

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Penerbit CV. Tambak Kusuma.

Hudaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran

Bolabasket: Konsep dan Metode. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Husdarta. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. John D, T. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Murhananto. (2006). Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.


(39)

56

Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.

Pribadi, B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Sagala, S. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bansung: Alfabeta. Saputra, Y. dkk. (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. Bandung :

FPOK UPI.

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah

Dasar : sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas. Jakarta.

Subroto, T. dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung. FPOK UPI.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suherman, A dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

http://blog.uin-malang.ac.id/uchielblog/2011/04/07/teori-belajar-dan-pembelajaran-konsep-belajar-dan-pembelajaran/

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0 CFMQFjAI&url=http%3A%2F%2Fjournal.uny.ac.id%2Findex.php%2Fcp %2Farticle%2Fdownload%2F361%2Fpdf&ei=IEwpUOXaDsjQrQfzj4GY Cg&usg=AFQjCNEpYcPQdiIGHAiqpmB_f1InEr8CFA

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0 CFcQFjAI&url=http%3A%2F%2Fkrisna1.blog.uns.ac.id%2Ffiles%2F201


(1)

Arie Wahyu Sumarna, 2013

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain Dalam Pembelajaran Futsal Di SMP Negeri 17 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keriteria pengujian adalah hipotesis ditolak jika F hitung ≥ F tabel, dimana F tabel didapat dari daftar distribusi F dengan taraf nyata 0,05 dan derajat kebebasan dk = V1 dan V2, nilai V1= n1 – 1 dan V2= n2 – 1, jadi data

setiap butir tes adalah homogen bila F hitung ≤ F tabel.

5. Menguji Signifikansi

Maksudnya adalah untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara faktor internal dan faktor eksternal. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini ditentukan oleh uji normalitas terlebih dahulu. Jika setelah uji normalitas ternyata berdistribusi normal, kemudian dilakukan uji t untuk menguji kesamaan dua rata-rata.

Prosedur untuk uji t adalah sebagai berikut :

a. Menghitung simpangan baku gabungan dengan rumus :

=

Keterangan :

: Simpangan baku gabungan : Banyaknya sampel kelompok 1 : Banyaknya sampel kelompok 2 : Variansi kelompok 1


(2)

44

b. Mencari nilai t dengan rumus :

Keterangan :

: nilai t yang dicari (thitung) : nilai rata-rata kelompok 1 : nilai rata-rata kelompok 2 : Simpangan baku gabungan : Banyaknya sampel kelompok 1

: Banyaknya sampel kelompok 2

c. Membandingkan nilai Thitung yang telah dicari dengan nilai Ttabel, dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2) dan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai Thitung < Ttabel maka data tersebut signifikan. (Abduljabar dan Darajat: 2010)


(3)

Arie Wahyu Sumarna, 2013

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain Dalam Pembelajaran Futsal Di SMP Negeri 17 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penghitungan serta analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan bermain dalam pembelajaran permainan futsal di SMPN 17 Kota Bandung.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah ditempuh oleh penulis, ditemukan bahwa pendekatan taktis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan bermain dalam permainan futsal. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pendekatan taktis dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal.

2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya menggunakan pendekatan taktis tidak hanya diterapkan pada keterampilan bermain futsal saja, melainkan kecabangan olahraga yang lain demi ketercapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal. Selain itu, instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini dapat juga digunakan oleh guru atau pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan pemain sewaktu permainan berlangsung.


(4)

54

3. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan keterampilan bermain olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.


(5)

Arie Wahyu Sumarna, 2013

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain Dalam Pembelajaran Futsal Di SMP Negeri 17 Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jabar, B dan Darajat, J. (2010). Statistika dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharudin dan Wahyuni, E. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Griffin, L. dkk. (1997). Teaching Sport Concepts and Skills: A Tactical Games

Approach. Human Kinetics

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Penerbit CV. Tambak Kusuma.

Hudaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran

Bolabasket: Konsep dan Metode. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Husdarta. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. John D, T. (2008). Mahir Bermain Futsal. Bandung: DAR! Mizan.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Murhananto. (2006). Dasar-dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.


(6)

56

Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.

Pribadi, B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Sagala, S. (2009). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bansung: Alfabeta. Saputra, Y. dkk. (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. Bandung :

FPOK UPI.

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah

Dasar : sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas. Jakarta.

Subroto, T. dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung. FPOK UPI.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suherman, A dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

http://blog.uin-malang.ac.id/uchielblog/2011/04/07/teori-belajar-dan-pembelajaran-konsep-belajar-dan-pembelajaran/

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0 CFMQFjAI&url=http%3A%2F%2Fjournal.uny.ac.id%2Findex.php%2Fcp %2Farticle%2Fdownload%2F361%2Fpdf&ei=IEwpUOXaDsjQrQfzj4GY Cg&usg=AFQjCNEpYcPQdiIGHAiqpmB_f1InEr8CFA

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0 CFcQFjAI&url=http%3A%2F%2Fkrisna1.blog.uns.ac.id%2Ffiles%2F201

0%2F05%2Fbel-pem-akhir.pdf&ei=AnAqUJ6dIY7QrQfd3YGoAQ&usg=AFQjCNGhh2mKiEd 2ONZIbxsYueDqUUB1-g&cad=rja