UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN TAKTIS.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN TAKTIS

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X 5 di SMA Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

DWI PUTRANTO T.S 0807705

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

ABSTRAK

Dwi Putranto T.S. 0807705. Skripsi : Upaya Meningkatkan Keterampilan Bermain Bola Voli Melalui Pendekatan Taktis pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

Latar belakang masalah pada penelitian ini yaitu dimana dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan bola voli, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mencoba dalam situasi permainan yang sesungguhnya. Permasalahan ini dipecahkan melalui pendekatan taktis. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sampel penelitian siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar. Instrumen penelitian menggunakan GPAI (GamePerformance Assessment Instrument) dan NCSU Volley Ball Test Strand dan Wilson. Uji hipotesis penelitian menggunakan Uji Z dan Uji Normalitas Liliefors. Analisis data menggunakan perhitungan rumus excel dan Penilaian Acuan Norma (PAN).

Hasil pengolahan data menunjukan adanya peningkatan dari siklus I dan Siklus II, uji normalitas menunjukan bahwa hasil X2Hitung adalah 5,38 dan X2 Tabel adalah 7,82 maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis dapat mempermudah siswa mengatasi kesulitan dalam melakukan keterampilan bermain bola voli.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPA TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Rumusan Masalah ...7

D. Pemecahan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian ...8

G. Penjelasan Istilah ...9

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis ...12

1. Belajar dan Pembelajaran ...12


(4)

a. Memahami Pendekatan Taktis ...26

b. Dasar – Dasar Pendekatan Taktis ...27

c. Keuntungan Pendekatan Taktis...29

d. Kerangka Kerja...31

4. Permainan Bola Voli ...33

a. Pengertian Permainan Bola Voli ...35

b. Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli ...36

c. Teknik Dasar Bola Voli...37

5. Karakteristik Siswa Kelas X SMAN 1 Batujajar ...42

6. Penelitian Tindakan Kelas...46

B. Hipotesis Tindakan...53

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ...54

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ...58

C. Prosedur Penelitian ...58

D. Instrumen Penelitian ...67

E. Teknik Pengumpulan, Analisis Data dan Faktor yang Diteliti ...75

F. Validasi Data ...78

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Deskriptif Pembelajaran Permainan Bola Voli di SMA N 1 Batujajar Kelas X-5 ...80 B. Hasil Observasi Awal Pembelajaran Permainan


(5)

Bola Voli di SMA N 1 Batujajar Kelas X-5 ...81

C. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ...83

D. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ...90

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...119

B. Implikasi Pembelajaran... 119

C. Saran - Saran ...122


(6)

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 Sistem Klasifikasi Dalam Olahraga Permainan ... 29 2.2 Tingkat Kompleksitas Taktik Dalam

Pembelajaran Bola Voli ... 32 3.1 Format Observasi Keterampilan Permainan ... 71 3.2 Teknik yang Dinilai ... 71 4.1 Data Umum Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Tindakan Kelas Pembelajaran Bola Voli ... 84 4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Permainan Bola Voli di Setiap Siklusnya ... 86 4.3 Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan

Tes Teknik Dasar Permainan Bola Voli ... 86 4.4 Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku

Tes Kemampuan Bermain Permainan Bola Voli ... 86 4.5 Uji Normalitas Bersubsidi ... 88 4.6 Lanjutan ... 89


(7)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Pendekatan Pembelajaran Bermain ...23

3.1 Model Spiral Dari Kemmis dan Taggart ...57

3.2 Tes Passing Bawah NCSU ...72

3.3 Tes Passing Atas NCSU ...74

3.4 Tes Servis NCSU ...75

4.1 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 1 ...92

4.2 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 1 ...92

4.3 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 2 ...95

4.4 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 3 ...96

4.5 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 3 ...96

4.6 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 4 ...101

4.7 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 5 ...103

4.8 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 1 ...106

4.9 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 2 ...108

4.10 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 3 ...110

4.11 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 4 ...113


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bola Voli.

B. Tes Keterampilan Teknik Dasar dan Keterampilan Bermain.

C. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain Siklus I. D. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain Siklus II. E. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain I dan II. F. Data Kemajuan Hasil Belajar Siswa.

G. Hasil Uji Normalitas Liliefors dan Uji Z. H. SK Pembimbing Skripsi.

I. Surat Izin Penelitian. J. Foto-Foto Penelitian. K. Daftar Riwayat Hidup.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perjalanannya dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1995 “nama”

olahraga di sekolah mengalami berbagai perubahan. Walaupun demikian pelaksanaan olahraga di sekolah tetap di tekankan pada aspek pendidikan. Artinya kegiatan pendidikan yang dilaksanakan melalui media jasmani yang di sebut

olahraga. Perubahan “nama” tersebut berturut-turut adalah : Pendidikan Olahraga, Olahraga Kesehatan, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, dan terakhir sebagaimana tercantum dalam kurikulum pendidikan dasar 1993 dan Kurikulum Menengah Umum 1995 adalah Pendidikan Jasmani Kesehatan.

Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan, dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebetulan pribadi sesuai cita-cita kemanusiaan. Dalam beberapa literatur terdapat berbagai definisi tentang pendidikan jasmani yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Kesamaan pandangan mengenai pendidikan jasmani adalah terletak pada gerak jasmani. Dalam hal ini Sunarya (2007:40) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media

tujuan”.


(10)

berdampak positif terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut akan tercapai dan tidaknya tergantung pada bagaimana metode/pendekatan keterampilan mengajar yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar. Pendekatan mengajar sendiri menurut Subagiyo (1997 : 265) dapat didefinisikan

sebagai berikut “Keputusan-keputusan yang dibuat oleh guru dan dibuat oleh

siswa di dalam episode atau peristiwa belajar yang diberikan”. Tentu saja dalam

pelaksanaan dan penerapan pendekatan mengajar dalam keterampilan gerak perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi mengajar.

Apabila kita berbicara tentang pembelajaran permainan, ada dua pendekatan yang sering kita dengar yaitu pendekatan melalui teknik dasar dan pendekatan melalui keterampilan taktis. Seperti dijelaskan Subroto (2000:3) bahwa pendekatan pembelajaran konsep bermain dibagi menjadi dua yaitu

“Pendekatan teknik dasar drill dan pendekatan keterampilan taktis”.

Pendekatan teknik/drill atau juga sering kita dengar pendekatan tradisional hanya menekankan siswa untuk menguasai suatu cabang olahraga saja dan hanya menekankan pada tehniknya saja. Dalam hal ini siswa sama sekali tidak diberikan ruang untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dan yang mereka inginkan. Hal ini sangat berbeda sekali dengan pendekatan keterampilan taktis, dimana dalam pendekatan ini lebih mengutamakan kepada proses dengan menggambarkan hasil pelaksanaan tugas. Selain itu, pendekatan ini juga menekankan partisipasi siswa secara maksimal, mengembangkan kreativitas siswa, melatih siswa untuk menyelsaikan suatu masalah dan mebiasakan siswa untuk tidak selalu bergantung dengan guru.


(11)

Guru pendidikan jasmani pada tingkat SMA sudah sepatutnya merancang proses pembelajaran secara sedemikian rupa agar tercipta suasana yang kondusif selama pembelajaran berlangsung, diyakini dengan keadaan seperti itu dapat menghasilkan rasa senang kepada siswa, mengandung nilai edukatif, membuat siswa tertantang dan dapat pula membina kesehatan dan kemudian menumbuhkan rasa percaya diri terhadap siswa.

Setelah peneliti melakukan observasi ke SMA Negeri 1 Batujajar, peneliti menemukan suatu kendala dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran bola voli. Pembelajaran yang kurang menarik membuat siswa-siswi kelas X-5 tidak memiliki semangat dalam menerima setiap pembelajaran yang diberikan. Hal ini disebabkan karena guru di SMA tersebut masih menerapkan pendekatan tradisional dimana waktu pembelajaran terlalu banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar saja. Siswa hanya diberi latihan passing dan servis saja tanpa diberikan kesempatan untuk mencoba dalam situasi permainan yang sesunguhnya. Hal tersebut memberikan kesan kepada siswa bahwa pembelajaran bermain boa voli terkotak-kotak hal ini membuat siswa tidak mengalami proses permaian yang sebenarnya sehingga minat belajarnya pun kurang terakomodasi dan situasi ini mempengaruhi pada keterampilan bernain siswa yang sesungguhnya masih rendah. Oleh sebab itu apabila permasalahan ini tidak segera kita pecahkan maka hasil belajar siswa pun tidak akan berkembang. Pendekatan taktis adalah pilihan yang tepat untuk menyeslsaikan permasalahan tersebut, karena melalui pendekatan tersebut akan mengakomodir kebutuhan dan


(12)

sendiri merupakan pendekatan yang memadukan antara permainan dengan belajar teknik maka sangatlah cocok bila pendekatan tersebut diberikan di SMA kelas X-5 dengan tujuan pendekatan taktis untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang sesuai dengan situasi permainan sesungguhnya.

Permainan bola voli di sekolah menengah umum salah satu kegiatan belajar dalam pendidikan jasmani untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik siswa, kemampuan fisik, pengetahuan dan penelaran (kognitif), serta penghayatan nilai-nilai sikap, mental, sepritual dan sosial). Bermain merupakan sifat utama manusia apalagi seusia anak SMA kelas X seperti mereka. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai guru pendidikan jasmani mengarahkan sifat tersebut kedalam usaha pendidikan. Dimana dijelaskan dalam Sukintaka

(1992:11) “Bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia”.

Melalui pendekatan taktis pembelajarannya menekankan pada proses penggabungan antara taktik dan teknik permainan dalam waktu yang bersamaan, melalui proses tersebut siswa dapat memahami hakikat dari pembelajaran bola voli secara utuh dan sekaligus keterampilan bermaian bola voli akan terlatih. Dijelaskan dalam Subroto (2000:7) :

Pendekatan taktis memberikan alternatif, satu jalan keluar yang memungkinkan siswa dapat belajar dalam situasi bermain. Penelitian dan pengalaman lain menunjukan, bahwa melalui pendekatan taktis, guru dan siswa termotivasi untuk belajar keterampilan bermain secara baik. Keistimewaan lain dari pendekatan taktis adalah adanya urutan pembelajaran yang alamiah, yang meminimalkan proses pembelajaran


(13)

Dari konsep diatas peneliti menyimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis memberikan suasana baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini membawa hal positif seperti :

1. Meningkatkan minat dan kegembiraan siswa.

2. Meningkatkan pengetahuan taktis kepada siswa, sehingga terjaga konsistensi keberhasilan pelakasanaan keterampilan gerak teknik yang sudah dimiliki. 3. Meningkatkan pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan secara

lebih efektif dalam permainan yang satu dengan permainan yang lainnya. Berdasarkan pada karakteristik kesulitan permainan bola voli, dan masalah-masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran pemahaman bola voli di Sekolah Menengah Umum, penulis terdorong melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “ Upaya Meningkatkan Keterampilan Bermain Bola Voli Melalui Pendekatan Taktis”. (PTK Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012).

Pendekatan taktis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan taktis yang sesuai dengan karakteristik kesulitan bermain bola voli dan karakteristik keragaman tingkat keterampilan yang dimiliki oleh siswa sebelum masuk ke dalam proses pembelajaran.


(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi adanya masalah yang harus diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan dasar siswa dalam melakukan permainan bola voli di kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar?

2. Apakah hambatan yang dialami oleh siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar dalam melakukan pembelajaran permainan bola voli?

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan materi pembelajaran bola voli bagi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar ?

4. Bagaimana tingkat keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar ?

5. Apakah melalui penerapan pendekatan taktis akan meningkatkan keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar ? Dari identifikasi masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk mencoba menerapkan pembelajaran melalui pendekatan taktis, yang diharapkan terjadinya perubahan suasana pembelajaran yang lebih baik. Di mana bukti empiris di lapangan masih banyak siswa yang belum terampil menguasai teknik dasar, sehingga perlu upaya untuk memberikan pembekalan keterampilan sesuai dengan pemahamannya.


(15)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mengacu pada judul penelitian yaitu upaya meningkatkan keterampilan bermain bola voli melalui pendekatan taktis, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Rendahnya keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar”.

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah rendahnya keterampilan bermain bola voli pada siswa SMA N 1 Batujajar akan dipecahkan melalui penerapan pendekatan taktis. Dimana pedekatan taktis yang diterapkan dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa, pendekatan ini dilakukan agar siswa aktif bergerak dan dapat meningkat keterampilannya dalam permainanan bola voli.

Jadi pembelajaran permainan bola voli melalui pendekatan taktis akan membuat siswa memperoleh kesenangan selama proses pembelajaran, dengan demikian akan mempermudah siswa memahami cara bermain bola voli.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Batujajar, kususnya dalam permainan bola voli.


(16)

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil ini diharapkan mendapat temuan-temuan yang nantinya mempunyai manfaat yang berguna terutama:

1. Bagi Siswa

a. Hasil penelitian tindakan kelas diharapkan berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bermain bola voli yang optimal.

b. Proses pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat memberikan pengalaman gerak dasar yang luas.

c. Siswa akan aktif mandiri dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan kompetensi profesional guru dalam memberikan proses pembelajaran sebagai pelayanan kepada siswa.

b. Meningkatkan kebermaknaan proses pembelajaran sebagai pengalaman belajar siswa.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan kontribusi yang positif terhadap pemanduan bakat sedini mungkin.

b. Memberikan kontribusi dalam mengembangkan kualitas pembelajaran yang lebih bermakna.


(17)

d. Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang olahraga. 4. Bagi Dinas

a. Memberikan kontribusi dalam pengembangan kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani di Kota Bandung.

b. Meningkatkan profesionalisme guru khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani.

c. Menjadikan mata pelajaran Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dalam peningkatan prestasi pendidikan secara keseluruhan.

G. Penjelasan Istilah

Untuk mempermudah serta menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, yang lazim digunakan oleh siswa dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum. (Yudha, 2006:25).

2. Guru adalah suatu pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Undang-undang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1:2009).


(18)

3. Peranan guru merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu pendidikan pada suatu sekolah. Adapun salah satu peranan seorang guru ialah memberi bentuk, isi dan arah kepada anak didik, sesuai dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai dengan berpedoman kepada GBPP dan buku siswa. (Sukintaka, 1980:1).

4. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan.

5. Proses belajar mengajar adalah usaha rangkaian interaksi siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. (Abin Syamsudin, 2000:156).

6. Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain :

a. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak. b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik. c. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas

dipilih oleh anak.

d. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.

e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.

7. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar diandalkan untuk melakukan


(19)

semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Dalam permainan bola voli ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik-teknik dalam permainan bola voli terdiri atas servis, passing bawah, pasing atas, block, dan smash. (Ahmadi, 2007:20).


(20)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi di lapangan, khususnya dalam pembelajaran bola voli.

Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang timbul dalam pendidikan jasmani. Penulis berkeinginan untuk memperbaiki pembelajaran penjas pada pemahaman bermain bola voli. Agar tidak salah dalam melakukan tindakan penelitian penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Hopkins (1993:44) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:

Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Sedangkan menurut Rapoport (1970, dalam Hopkins, 1993) mengemukakan:

Penelitian tindakan kelas untuk membantu seorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.


(21)

Sedangkan Kemmis (1983) dalam Wiriaatmadja menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas itu:

Sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilaksanakan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Sedangkan Elliot (1991) dalam Wiriaatmadja (2005:12) “Melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan

untuk memperbaiki kualitas sosial tersebut”. Mereka mempraktekkan suatu ide

perbaikan dan melihat akibat/hasil yang diperoleh dari gagasan tersebut. Penelitian ini mengacu pada model spiral Kemmis dan Taggart yaitu plan, act,

observe dan reflect. Apabila melihat kebelakang penelitian tindakan kelas ini

bermula dari penelitian yang dilakukan oleh Kurt Lewin sekitar tahun 1940-an pada waktu itu diterapkan dalam penelitian di bidang sosial dan ekonomi. Dalam perkembangannya pada tahun 1952 munculah nama Stephen Corey, memakai model penelitian tindakan kelas untuk meneliti dalam dunia pendidikan. Menurutnya, dengan penelitian tindakan kelas perubahan dapat dilaksanakan dan dirasakan oleh semua praktisi. Selanjutnya disusul tahun 1967 ada nama Lawrence Steen House melakukan suatu proyek di Inggris yang menekankan pentingnya percobaan kurikulum dan pentingnya pengembangan kurikulum. Kemudian munculah istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai


(22)

Mereka berdua merekrut 40 guru Sekolah Dasar dan Menengah yang dilibatkan dalam penelitian untuk menelaah kelasnya masing-masing. Dari sinilah muncul istilah penelitian tindakan kelas. Namun kemudian Hoopkins memakai istilah Classroom Research in Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objeknya. Berdasarkan pengertian dan latar belakang penelitian tindakan kelas, menurut Wiriaatmadja (2005:25) menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas ada 2 yaitu:

 Emansipatoris, emansipasi dalam pemahaman Bahasa Indonesia sehari-hari mempunyai makna perbaikan nasib, peningkatan status, atau perjuangan kesetaraan (seperti dalam kaitan gerakan perempuan)

 Penelitian kelas bersifat membebaskan (Liberating) mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunakan kearifan dalam mengambil keputusan atau judgement (Hopkins, 1993:35)

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian model spiral Kemmis dan Taggart diaman ada empat aspek yaitu plan, act, observe dan reflect seperti juga dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) berpendapat:

“Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselsaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi”.

2. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat aspek yaitu plan, act,


(23)

Dimana dari siklus dasar yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan dapat memperbaikinya / memidofikasi dengan mengembangkannya dalam perencanaan kedua. Dalam Wiriaatmadja (2005:63) menyatakan bahwa siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substantif yang dilakukan penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut.

Gambar 3.1

plan

Revised plan

act

observe

ref

lec

t

act

ref

lec

t


(24)

B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Batujajar. Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan terhadap peneliti Khususnya mengenai pengenalan lingkungan sekolah yang berhubungan dengan peserta didik sebagai subyek penelitian atau menyangkut anggota yang akan membantu dalam kegiatan penelitian.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini kepala sekolah, guru-guru yang akan memberikan pemecahan terhadap masalah dalam kegiatan dari mulai perencanaan, observasi, refleksi dan revisi.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas X-5 SMA Negeri 1 yang berjumlah 34 orang. Sedangkan waktu penelitian kurang lebih selama 1 bulan antara bulan Oktober hingga bulan November 2012 dengan jumlah pertemuan 8 kali yang terdiri dari beberapa tindakan dalam dua siklus.

Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru, yang terjun langsung untuk memberikan pembelajaran yang di bantu oleh guru yang lainnya sebagai mitra dan observer penelitian berlangsung.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin diperoleh, seperti yang sudah didesain di awal. Untuk melihat kemampuan awal dalam bermain bola voli,


(25)

siswa kita berikan latihan tanpa petunjuk teknis dari guru, hal itu bertujuan untuk bahan evaluasi. Observasi awal dilaksanakan untuk mengetahui tindakan apa yang cocok kita berikan terhadap mereka dalam rangka peningkatan pemahaman bermain bola voli.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipakai untuk meningkatkan kemampuan maksimal adalah dengan menyisipkan aktivitas bermain dalam pembelajaran. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah Penelitian Tindakan Kelas, prosedurnya sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilakukan adalah : a. Membuat RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

b. Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang kita perlukan dilapangan. Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari tahap pendahuluan sampai penutup. Setiap bagian demi bagian kita observasi, agar mengetahui kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan siswa dan guru. c. Mempersiapkan instrumen, instrumen ini digunakan untuk merekam dan menganalisis data selama proses penelitian berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah dipersiapkan, dilaksanakan dalam situasi faktual. Pada saat pelaksanaannya nanti disertai dengan kegiatan observasi,


(26)

interpretasi, revisi dan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :

a. Siklus I

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit ) (a). Berbaris dilanjutkan dengan absensi. (b). Berdoa.

(c). Pemanasan khusus bola voli dalam bentuk permainan. (d.). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2). Kegiatan inti ( 95 menit ) Eksplorasi

(a). Guru memberikan pertanyaan tentang macam-macam teknik dasar bermain bola voli.

(b). Guru memberikan pertanyaan tentang aktivitas bermain.

(c). Dengan bimbingan guru siswa disuruh melakukan permainan passing bawah berpasangan, passing atas berpasangan

Elaborasi.

(d). Guru membagi siswa beberapa regu, masing-masing regu terdiri dari 3 sampai 4 pemain.

(e). Dengan bimbingan guru, siswa melakukan permainan level 1 pelajaran 1 secara berpasangan dan bergantian sesuai dengan kelompoknya.

(f). Pelajaran 2 Masalah taktis : Persiapan untuk melakukan serangan, Fokus pelajaran : Passing bawah dan persiapan pengumpan. Hal ini bertujuan agar melakukan passing bawah ke pengumpan yang tepat. A. Permainan :


(27)

4 vs 4. Tujuan aktivitas : Menggunakan passing bawah ke dekat atau sisi net. Memperoleh satu angka tambahan jika boleh tepat ke pengumpan. (g). Pelajaran 3 Masalah taktis : Persiapan untuk melakukan penyerangan, Fokus pelajaran : Persiapan dan umpan passing atas. Tujuan : Permainan

passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan segera bergerak ke bawah bola dan mengumpan ke pemukul dengan passing atas. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktivitas : Siswa mempergunakan passing bawah untuk setiap kali passing ke pengumpan. Memperoleh satu angka jika bola tepat ke pengumpan dan pengumpan dalam keadaan siap menyongsong bola. (h). Pelajaran 4. Masalah taktis : Persiapan serangan, Fokus pelajaran :

Penelamatan bola. Tujuan : Siswa berhasil menyelamatkan bola sehingga bola dapat diamainkan kembali. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktifitas : Siswa mampu passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan selalu dalam posisi siap mengumpan.

(i). Pelajaran 5. Masalah taktis: Memenangkan angka. Fokus pelajaran : Perubahan peran ke penyerang. Tujuan : Siswa berhasil melakukan perubahan peran dari pemain passing ke penyerang. A. Permainan 4 vs 4, Tujuan aktivitas : Persiapan untuk menyerang. Beri satu angka tambahan jika satu tim dapat memainkan bola dua kali pukulan atau sentuhan (passing dan memukul) di lapangan sendiri.

(j). Umpan balik antara peserta didik dan guru, dengan cara memberikan pertanyaan - pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.


(28)

3). Kegiatan Penutup (15 menit)

(l). Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

(m). Koreksi gerakan secara menyeluruh dan tanya jawab. (n). Refleksi

4). Tindak Lanjut (5 menit)

(o). Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat pemahaman bermain bola voli.

b. Siklus 2

1). Kegiatan Pendahuluan ( 30 menit )

(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi (b). Berdoa

(c). Siswa melakukan pemanasan khusus bola voli dalam bentuk permainan. (d). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2). Kegiatan Inti ( 95 menit ) Eksplorasi

(a). Guru membrikan pertanyaan mengenai jenis-jenis teknik dasar permainan bola voli.

(b.) Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar dalam permainan bola voli.

Elaborasi

(a). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 3 orang.


(29)

(b). Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan level II pelajaran I. Fokus pelajaran : Persiapan untuk menyerang, Tujuan ketepatan passing bawah dan kesiapan pengumpan. Beri satu poin jika satu tim dapat memainkan bola dua kali pukulan atau sentuhan (passing dan memukul) di areanya sendiri. Lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dengan lambungan (toss). Pergantian bola dan putaran pemain setelah satu rally. Maksimal siswa melakukan tiga kali sentuhan atau pukulan dalam satu tim. Pengumpan selalu dalam posisi siap. Tugas latihan : Persiapan untuk menyerang. Formasi segitiga. Tujuan aktifitas : Dua atau tiga pasing baik sebelum rotasi. Passing baik yaitu bola melambungkan dan jatuh satu langkah dari pengumpan. Posisi badan (postur) menengah, bergerak ke arah bola. Bola melambung dan jatuh tepat sasaran.

(c). Pelajaran 2. Masalah taktis persiapan untuk menyerang. Fokus pelajaran yaitu perubahan peran untuk menyerang. Tujuan ketepatan passing bawah ke pengumpan. Pengumpan bergerak siap dan mengumpan, berhasil mengubah peran pemukul ke penyerang. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktivitas ketepatan passing bawah ke pengumpan. Pengumpan bergerak siap dan memperoleh satu poin.

(d). Pelajaran 3. Masalah taktis memenangkan angka, Fokus pelajaran pendekatan atau ancang-ancang untuk serangan (spike). Tujuan : Berhasil dalam melakukan perubahan peran pemukul di posisi jauh dari net dan ancang-ancang. Permainan 3 vs 3 penggunaan passing bawah pada


(30)

Persiapan atau ancang-ancang untuk melakukan serangan (spike). Kondisi lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dari lambungan bola (toss). Pergantian bola dan rotasi sebelum timnya menerima bola. Maksimal 3 sentuhan atau pukulan dalam satu tim. Pengumpan harus dalam keadaan posisi siap. Tugas latihan : Persiapan atau ancang-ancang untuk menyerang. Tujuan aktivitas : Dua tim berlatih bersama (Tim A dan Tim B), pengumpan (S) akan memukul tepat ke pemukul (H) di daerah luar lapangan segera setelah H pindah ke posisi jauh dari net. S menangkap bola yang datang dari H, kemudian melambungkan bola di atas net. H kemudian mengambil ancang-ancang dan memukul bola (spike). Variasi dalam latihan memukul tempat latihan tim bergantian (lapangan A ke lapangan B) untuk latihan memukul dari kanan atau kiri. Umpan dan memukul di lakukan sedikit jauh dari net, agar pemukul dapat bergerak ke bola dengan cepat dan tanpa menyentuh net, Petunjuk bergerak mendekati bola, melompat, mengayun cepat tangan lurus saat meyentuh bola. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktifitas : Menggunakan pasing bawah pada saat sentuhan pertama. Pemukul berpindah posisi menjauhi net. Persiapan atau ancang-ancang untuk menyerang.

(e) Pelajaran 4. Masalah taktis memenangkan angka. Fokus pelajaran persiapan untuk penyerang. Tujuan persiapan : Keberhasilan perubahan peran dari ancang-ancang ke memukul atau spike. Permainan 4 vs 4 tujuan aktifitas menggunakan passing bawah pada saat sentuhan pertama. Pemukul berpindah posisi menjauh net. Persiapan atau ancang - ancang


(31)

untuk menyerang. Kondisi lapangan terbatas dan pendek. Permainan dimulai dari lambungan bola (toss). Pergantian pemberian bola dan rotasi sebelum timnya menerima bola. Maksimal tiga kali sentuhan atau pukulan dalam satu tim. Pengumpan selalu dalam posisi siap. B. Tugas latihan : Latihan persiapan dan memukul bola. Tujuan aktifitas : Tiga kali percobaan passing dan mukul sebelum rotasi.

(f). Pelajaran 5. Masalah taktis : Mempertahankan ruang di lapangan sendiri. Fokus pelajaran : Pertahanan dari bola yang dilambung, posisi dasar dan gerak persiapan. Tujuan berhasil mempertahankan ruang A. Permainan 4 vs 4 Tujuan aktivitas : Posisi dasar. Menggunakan passing bawah pada sentuhan pertama. Gerak persiapan pengumpan.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran, peneliti di bantu mitra peneliti, dalam mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian. Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2005 :112) menyebutkan ada 3 jenis observasi :

a). Observasi Terfokus

Apabila penelitian ingin memfokuskan permasalahan kepada upaya-upaya guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dengan memberikan respons kepada pertanyaan guru, maka sebaiknya dilakukan Penelitian Tindakan Kelas yang memfokuskan kepada meningkatkan kualitas bertanya.


(32)

b). Observasi Sistematik

Tentu para peneliti dapat saja merancang bentuk pengamatan beserta kualifikasinya dengan kreatif, kemudian mendiskusikannya untuk mencapai persetujuan bersama. Kemungkinan dalam membicarakan pengamatan sistematik ada yang mengusulkan berbagai macam skala yang dapat dimanfaatkan dapat situasi-situasi tertentu oleh guru, dilengkapi dengan ilustrasi detail dalam skala interaksi. Pengamatan dengan menggunakan skala biasa disebut pengamatan kelas secara sistematik (Hopkins, 1993:106).

c). Observasi Terstruktur

Dilakaukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagi guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab. Kemudian guru menjumlahkan jawaban sukarela, jawaban tidak sukarela, jawaban yang benar, jawaban yang salah, dan jawaban yang tidak mengenai pertanyaan atau sasaran.

4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil pembelajaran. Untuk itu diperlukan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang hal apa saja yang ditemukan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan guru dan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan rekomendasi untuk melakukan perbaikan atau untuk perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.


(33)

D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

(1). Observasi

Observasi yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran bola voli di kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar. Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang aktivitas guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan jam pelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran pemahaman bermain bola voli kemudian seberaba tinggi minat siswa-siswi dan faktor-faktor apa saja yang menghambat dan menunjang.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Marshall yang dikutip dalam Sugiyono (2007:226) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Apabila diartikan dalam Bahasa indonesia ialah Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Kemudian Karl Popper (Hopkins, 1933:77) dalam Wiriaatmadja mengemukakan pendapat observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.

(2). Wawancara

Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte (1984) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada


(34)

orang-diapandang perlu. Wawancara ini akan peneliti lakukan setiap pelaksanaan belajar usai. Hal ini bertujuan agar peneliti mengetahui kesulitan apa saja yang dialami ketika kegiatan belajar pembelajaran. Kemudian menurut Hopkins (1993 :125) dalam Wiriaatmadja wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa wawancara dapat dilakukan kepada seluruh warga di sekolah yang akan kita teliti.

(3). Catatan Lapangan

Catatan lapangan atau dalam Bahasa inggrisnya (field notes) adalah merupakan sumber informasi yang paling penting dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini mitra peneliti yang akan melakukan pengamatan atau observasi. Berbagai aspek pembelajaran di lapangan, suasana saat menerima pembelajaran, interaksi siswa dengan siswa, mungkin juga hubungan dengan orang tua siswa, semuanya dapat kita baca kembali dari catatan lapangan ini.

(4). Kamera Foto

Kamera foto saat melakukan penelitian tidak boleh kita lupakan. Kamera foto ini berfungsi untuk merekam semua kejadian apa saja yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung. Melalui foto juga dapat memberikan gambaran yang terjadi dalam masalah penelitian.

(5). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih


(35)

kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. Rpp ini dibuat oleh guru sebagai pedoman umum untuk melakukan pembelajaran kepada peserta didiknya.

2. Teknik Dasar dan Keterampilan Bermain

Penilaian teknik dasar dan keterampilan bermain siswa pada dasarnya membutuhkan kecermatan observasi pada saat permainan berlangsung. Untuk mengumpulkan data, kali ini peneliti menggunakan instrumen penilaian keterampilan bermain bola voli dengan menggunakan GPAI (Game

Performance Assessment Instrument). Yang diterjemahkan kedalam bahasa

Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain (IPPB). Agar lebih jelas penulis akan memaparkan tentang tujuan dan komponen apa saja yang diamati dalam GPAI seperti yang terdapat dalam Hoedaya (2001:108). Tujuan dari instrumen tersebut yaitu untuk membantu guru dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan pemain sewaktu permainan berlangsung. Ada tujuh komponen yang diamati untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat penampilan bermain siswa, yaitu :

Kembali ke pangkalan (base). Maksudnya adalah seorang pemain yang kembali ke posisi semula setelah ia melakukan suatu gerakan keterampilan tertentu.

Menyesuaikan diri (adjust). Maksudnya adalah pergerakan seorang pemain pada saat menyerang atau bertahan yang disesuaikan dengan tuntutan situasi permainan.


(36)

Membuat keputusan (decision making). Komponen ini dilakukan setiap pemain, setiap saat di dalam situasi permainan yang bagaimana pun. Misalnya sebelum melakukan passing dari bawah, pemain bolavoli harus memutuskan terlebih dahulu apakah teknik passing cocok digunakan di dalam situasi permainan yang dihadapinya.

Melaksanakan keterampilan tertentu (skill execution). Setelah membuat keputusan, barulah seorang pemain melaksanakan macam keterampilan yang dipilihnya.

Memberi dukungan (support). Komponen ini sangat penting dalam semua cabang olahraga permainan, terutama pada bentuk permainan. Misalnya dalam permianan bola voli memberikan bola yang mudah untuk diterima atau dikembalikan oleh teman.

Melapis teman (cover). Gerakan ini dilakukan untuk melapis pertahanan dibelakang teman seregu yang sedang berusaha menghalangi laju serangan lawan, atau yang sedang bergerak ke arah lawan yang menguasai bola.

Menjaga atau mengikuti gerak lawan (guard atau mark). Maksudnya adalah menahan laju gerakan lawan, baik yang sedang atau yang tidak sedang menguasai bola.


(37)

Tabel 3.1

Format Observasi Keterampilan Permainan

Tanggal Observasi : Bentuk Keterampilan :

Nama Siswa Membuat keputusan Pelaksanaan keterampilan Dukungan Tepat Tidak

Tepat

Efektif Tidak Efektif

Pernah Tidak Pernah Keterangan : Keputusan yang diambil (Decision Making)

 Tepat mengambil keputusan terhadap posisi bola yang datang.

 Mengarahkan bola yang sulit dijangkau oleh lawan Melaksanakan

keterampilan (Skill

Execution)

 Menempatkan diri di bawah jatuhnya bola

 Melakukan tahapan gerak passing & servis

Memberikan dukungan (Supporting)

 Memberikan bola yang mudah untuk diterima atau dikembalikan oleh teman.

 Melakukan Pertahanan

Adapun tes teknik dasar bola voli yaitu tes passing bawah, tes passing atas dan tes servis (AAHPER Voleyball Skill Test dari Strand and Wilson (1993: 136-141). Adapun tata cara pelaksanaan tes keterampilan bola voli tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Teknik yang dinilai

NO Nama Teknik Dasar Yang Dinilai ∑

Passing Bawah Passing Atas Servis

1 3 4 5 1 2 3 4 5 2 3 4


(38)

A. Tes Passing Bawah

Gambar 3.2

Tambang dengan Ketinggian 3,20 m

Tes passing bawah ini menggunakan tes dari NCSU Volleyball Test (Strand dan Wilson, 1993 : 144).

Pelaksanaan tesnya yaitu :

(1). Tester melakukan passing bawah disebelah kiri lapangan 5 kali dan sebelah kanan lapangan sebanyak 5 kali (dalam gambar ditandai dengan tanda silang). (2). Tester melakukan passing bawah apabila bola telah diumpankan atau dilemparkan oleh pengumpan atau pelempar dari sebrang lapangan (tanda silang pengumpan bola).

(3). Kemudian lambungkan bola melewati rentangan tambang setinggi 3,20 meter yang berada di garis daerah serang yang telah diberi skor 1 sampai 5.

(4). Apabila telah melewati rentang tambang dan masuk kedaerah serang diantara garis kedua skor, maka skor diambil yang paling besar. Apabila tidak melewati tambang atau keluar lapangan skornya 0.

Pengumpan Bola X

Net

1 4 3 4 5 3 1

X X Tester


(39)

(5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya passing bawah yang masuk secara sah.

B. Tes Passing Atas

Gambar 3.3 dapat dilihat pada halaman 74, pelaksanaan tesnya yaitu :

(1). Tester melakukan passing atas sebanyak 10 kali dan berdiri siap di daerah serang pada posisi sebelah kanan lapangan atau pada posisi 2 dalam permainan bola voli.

(2). Tester melakukan passing atas dari bola yang datang diumpankan atau dipassing bawah oleh pengumpan yang berada di tengah lapangan yang telah ditentukan atau pada posisi 5 dalam permainan bola voli.

(3). Tester mempasing atas dengan teknik set ups yang harus melewati rentangan tambang setinggi 3,20 Meter dan berusaha memasukkan bola ke daerah

yang telah diberi skor 1 sampai 5.

(4). Apabila bola yang masuk jatuh pada garis diantara kedua skor, maka diambil skor yang tertinggi dari keduanya.

(5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah passing atas yang masuk secara sah.


(40)

Gambar 3.3

Rentangan tambang

setinggi 3,20 m

Tes passing atas ini menggunakan tes dari NCSU Volleyball Test (Strand dan Wilson, 1993 : 144).

C. Tes Servis

Gambar 3.4 dapat dilihat pada halaman 75, Pelaksanaan tesnya yaitu :

(1). Tester berdiri siap servis di daerah servis dengan menggunakan servis dari bawah atau atas.

(2). Melakukan servis sebanyak 10 kali.

(3). Servis diarahkan ke daerah lapangan yang telah diberi skor 2,3,4.

(4). Apabila servis tidak masuk diberi skor 0 dan apabila masuk diantara kedua skor maka diambil skor terbesar.

(5). Skor keseluruhan di ambil dari banyaknya jumlah arah servis yang masuk secara sah.

Net

tester 5 4 3 2 1 X

X Pengumpan bola


(41)

Gambar 3.4 Daerah Servis

X

3 meter

4,5 meter 1,5 meter

Tes servis ini menggunakan tes dari NCSU Voleyball Test (Strand dan Wilson, 1933: 143)

E. Teknik Pengumpulan, Analisis Data dan Faktor yang Diteliti 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan cara pengambilannya

1). Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

2). Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari : (a). Hasil belajar.

(b). Rencana belajar.

Net Daerah serang

3

2

3 3


(42)

(d). Jurnal.

(e). Photo kegiatan. b. Cara Pengambilan Data

(1). Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.

(2). Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi.

(3). Data tentang refleksi diri dan perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan diambil dari jurnal yang dibuat guru.

(4). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

c. Faktor yang Diteliti

Ada beberapa faktor yang ingin diteliti, yaitu :

(1). Faktor kurangnya kemampuan siswa dalam menerapkan pola-pola bermain bola voli siswa kelas X SMA Negeri 1 Batujajar melalui aktivitas bermain. (2). Faktor siswa : dengan melihat kemampuan siswa dalam menggunakan pembelajaran melalui aktivitas bermain, maka siswa kelas X SMA Negeri 1 Batujajar mempunyai suatu perubahan yang terencana, terarah sesuai dengan pemahaman siswa soal permainan bola voli.

(3). Faktor Guru : melihat cara mengajar guru dalam merencanakan pembelajaran dan bagaimana pelaksanaan di lapangan, apakah sudah mencakup pemberian latihan yang berjenjang sesuai dengan kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.


(43)

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga bisa menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana lapangan, hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan teman-temannya yang lain. Becker (1985, dalam Hopkins, 1993) mengemukakan bahwa :

Ada tiga langkah analisis yang perlu dilakukan di lapangan dan analisis ke empat dilakukan setelah penelitian lapangan selesai. Langkah-langkah tersebut dilakukan tahap demi tahap, secara sekuensial dengan logis, tahapan kedua akan sangat ditentukan oleh analisis tahapan sebelumnya. Selanjutnya, berbagai kesimpulan diambil dalam tahapan-tahapan tadi, yang digunakan untuk tahapan berikutnya. Langkah ketiga ialah bahwa ada beberapa kriteria yang dipakai untuk analisis di lapangan, antara pemilihan dan definisi permasalahan dan konsep, penghitngan frekuensi dan distribusi kejadian atau fenomena, dan dimasukkannya temuan-temuan individual ke dalam kajian yang sedang diteliti.

Lebih lanjut Glaser dan Strauss dalam Wiriaatmadja mengemukakan empat

langkah analisis data untuk menghasilkan teori yaitu : „1) membandingkan

kejadian-kejadian yang diaplikasikan kepada setiap kategori, 2) memasukkan kategori-kategori dan bagiannya, 3) membatasi teori, 4) Menuliskan teori‟

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti harus melakukan analisisis data sejak tahap awal / orientasi lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman dalam Wiriaatmadja (2005:139) yang menyatakan bahwa”...the ideal

model for data collection and analysis is one that intervweaves them from the

beginning”. Yang artinya, model ideal dari pengumpulan data dan analisis adalah


(44)

menggunakan ketelitian dan kejelian pengamatan. Data yang kita peroleh melalui observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghindari kesalahan atau kekeliruandata yang terkumpul.

Kemudian peneliti pernah membaca di salah satu wordpress bahwa analisis data kualitatif itu dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data atau informasi yang relevan dan terkait langsung dengan pelaksanaan PTK diolah untuk bahan evaluasi. Pemaparan data merupakan suatu upaya menampilkan data yang telah direduksi secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau bentuk lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan.

F. Validasi Data

Suatu penelitian tindakan kelas yang baik dan terpercaya adalah penelitian yang mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan standar ilmiah. Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian ialah dengan melakukan validitas dan kredibilatas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik validasi seperti triangulasi, member check, audit trail, dan expert opinion. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Dalam hal ini seperti kepala sekolah, guru dan siswa. Tujuan


(45)

diadakannya triangulasi yaitu untuk memperoleh derajat kepercayaan yang maksimal.

Member check dilakukakan dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan yang kita peroleh ketika melakukan observasi atau wawancara. Hal ini bertujuan untuk mengecek apakah informasi yang selama ini kita peroleh tidak berubah atau boleh dibilang dipastikan keajegannya.

Audit trail yaitu dimana peneliti memeriksa kembali metode atau prosedur yang sudah ditembuh barangkali ada kesalahan-kesalahan. Selain itu peneliti juga mengecek kembali catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti. Proses ini sendiri bisa dilakukan oleh kawan sejawat peneliti yang mempunyai pengetahuan dalam hal penelitian tindakan kelas.

Expert Opinion ialah dimana peneliti meminta bantuan kepada orang-orang yang dianggap ahli atau pakar dalam penelitian tindakan kelas untuk memeriksa semua tahapan-tahapan yang sudah peneliti lalui. Dalam hal ini mereka akan memberikan arahan terhadap penelitian yang kita kaji.


(46)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pembelajaran permainan bola voli di SMA Negeri 1 Batujajar secara keseluruhan menunjukan hasil yang baik. Melalui pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bola voli siswa memiliki motivasi yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini dikarenakan pembelajaran permainan bola voli dilakukan dengan berbagai bentuk permainan yang membuat siswa merasa senang selama pembelajaran.

Melalui pendekatan taktis ini siswa diajak untuk aktif bergerak dan berpikir kritis agar dapat memecahkan permasalahan yang terdapat dalam permainan bola voli. Siswa yang sebelumnya belum memahami permaianan bola voli dengan menerapkan pendekatan tersebut pemahaman mereka pun semakin meningkat, begitu juga dengan keterampilan gerak dan teknik dasar serta keterampilan bermain bola volinya.

Sehingga dari hasil pengolahan dan analisa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis merupakan pendekatan yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran permainan bola voli.

B. IMPLIKASI PEMBELAJARAN

Implikasi hasil penelitian pengelolaan proses belajar mengajar keterampilan bermain bola voli dengan model pembelajaran taktis.


(47)

a. Prinsip-prinsip umum

Ada beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan dalam mengelola proses belajar mengajar keterampilan bermain bola voli dengan model pembelajaran pendekatan taktis, yaitu: (1) kejelasan konsep dasar tujuan ; (2) ada penjelasan dan demonstrasi ; (3) meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain ; (4) umpan balik yang segera dan bukan koreksi ; (5) memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan.

1. Kejelasan konsep dasar tujuan

Materi dasar hanya melalui penjelasan konsep dasar tujuan materi yang dipelajari. Misalnya tujuan yang akan dipelajari adalah passing. Tujuan passing adalah mengoperkan bola ke teman; seregu secara tepat, sehingga mudah untuk dimainkan kembali. Selanjutnya siswa ditugaskan untuk berlatih mengoperkan bola ke teman seregu (passing) dengan caranya sendiri.

2. Ada kejelasan dan demonstrasi

Ada penjelasan tugas gerak yang harus dilakukan siswa berkaitan dengan pemahaman pola-pola bermain bola voli. Cara-cara melakukan tugas gerak yang dipelajari sepenuhnya diserahkan kepada siswa.

3. Meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain.

Yang dimaksud dengan kesadaran siswa adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama permainan berlangsung, sekalian kemampuan memilih jawaban yang tepat untuk memecahkannya.


(48)

Umpan balik diberikan kepada setiap pemahaman pola-pola bermain bola voli yang ditampilkan siswa secara dini. Umpan balik hanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan alternatif pemecahan yang ditampilkan siswa saat itu.

5. Memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan bola voli. Kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan, pengetahuan yang diperoleh dari suatu pengalaman dan latihan, serta mempertimbangkan masalah taktik yang terdapat selama pembelajaran dan memutuskan rumitnya pemecahan dari masalah tersebut.

6. Implikasi Sistematika Pembelajaran a. Pendahuluan

Dalam pemahaman pola-pola bermaian bola voli melalui model pembeajaran pendekatan taktis, tahap pendahuluam merupakan fase untuk mengarhkan perhatian siswa terhadap kegiatan serta mempersiapkan fisik dan psikis untuk beradaptasi dengan kegiatan inti pelajaran. Aktivitas fisik utama adalah aktivitas fisik yang sifatnya ringan (pemanasan) yang bertujuan untuk memberikan rangsangan bagi organ tubuh agar mulai bekerja untuk melakukan kerja fisik yang lebih berat. Selain itu pemanasan berfaedah untuk mengurangi kemungkinan cedera otot atau persendian. Waktu pemanasan adalah 20% waktu pelajaran (25 menit). Bentuk dan variasi aktivitas fisik diserahkan sepenuhnya kepada siswa. Guru hanya memberikan umpan balik yang mengarahkan bentuk dan variasi siswa ke arah pencapaian tujuan pemanasan.


(49)

Pada tahap ini kegiatan belajar mengajar terdiri dari penjelasan konsep dasar tujuan materi yang dipelajari dan penugasan untuk berlatih yang disertai dengan umpan balik secara individual. Pelaksanaan latihan sepenuhnya diserahkan kepada siswa. Inti dari tahap ini adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama permainan berlangsung, sekalian kemampuan memilih jawaban yang tepat untuk memecahkannya. Waktu untuk kegiatan ini adalah 80% waktu pelajaran 95 menit. Pada tahap ini materi yang diberikan adalah passing, serangan, dan permainan.

c. Penutup

Pada tahap ini kegiatan siswa diisi oleh kegiatan yang bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis siswa dalam keadaan normal. Tahap ini pula perlu dilakukan semacam evaluasi yang berisi pengungkapan pemahaman siswa terhadap model pembelajaran pendekatan taktis.

C. SARAN-SARAN

Dengan berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka membantu peningkatan kegiatan dan mengatasi hambatan-hambatan pada kegiatan belajar-mengajar permainan bola voli di SMA Negeri 1 Batujajar, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menerapkan pemahaman pola-pola bermain bola voli melalui model pembelajaran pendekatan taktis di


(50)

2. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat memodifikasi alat-alat pembelajaran agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar pembelajaran.

3. Para siswa diaharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik bermain bola voli yang telah diberikan oleh guru pendidikan jasmani sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai

4. Bagi siswa yang belum menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli diharapkan berlatih lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama dengan siswa yang telah menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli. 5. Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk menguji kembali model

pembelajaran taktis ini dengan jumlah sampel yang berbeda dan lebih banyak serta pengobservasiannya yang lebih baik lagi.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama. Andayani dkk. (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas

Terbuka.

Aqib, Zaenal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya

Bradford N. Strand, Royalne Wilson. (1993). Assessing Sport Skills. United State of America : Human Kinetics Publisher.

Depdiknas. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Goetz, Judith Preissle dan Margaret Diane LeCompte. (1984). Etnoghraphy and

Qualitative Design in Educatiuonal Research. Orlango: Academic Press. Inc.

Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta : Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Hopkins, David. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research (Second Edition). Buckingham: Open University Press.

Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud. Lutan, Rusli. (1998). Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Ma’mum, Amung dan Toto Subroto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola Voli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta:

Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.


(52)

Mahendra, Agus dan Sucipto. (2008). Pendidikan Jasmani SMA/SMK Bahan Ajar

Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PPLG). Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Mahendra, Agus. (2002). Pembelajaran Senam. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Metzler. (2000). Instructional Models For Physical Education. USA: Allyn and

Bacon.

Mulyadi, S.C.U. (1995). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta kerjas ama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Robison, Bonnie. (1991). Bola Voli Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain.

Semarang: Dahara Prize.

Sarumpaet, A dkk. (1992). Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sinulaga, Abdi. (2004). Pengaruh Pembelajaran Terpadu Antara Pendidikan

Jasmani dan Matematika Guna Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Kognitif Siswa. Thesis Pascasarjana. UPI. Bandung: tidak

diterbitkan.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakrta : Rineka Cipta.

Subagiyo. (1997). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka.

Subroto, Toto. (2000). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di

Sekolah Dasar : Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta : Dirjen

Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjora Depdiknas.

Subroto dan Yudiana. (2010). Permainan Bola Voli. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta : Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Sunarya, E. (2007). Filsafat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Bandung : Fpok UPI.


(53)

Wiriaatmaja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Yudha. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis

untuk Pembelajaran Permainan Bolabasket dalam Pendidikan Jasmani Siswa/Siswi SMP. Disertasi pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung : tidak

diterbitkan.

Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/05/fungsi-rpp.html http://wayanweb.wordpress.com/ptk/metode-penelitian/paparan-hasil-penelitian/ http://id.scribd.com/doc/16842884/Model-Ktsp-Sma

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Komarudin,%20M.A./OLAHRAGA%2 0HASH%20HOUSE%20HARRIERS%20SEBAGAI%20AKTIVITAS%20LEISURE%2 0UNTUK%20MENCAPAI%20WELL.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196807071992032-TITE_JULIANTINE/13.__BAHAN_AJAR_BELAJAR_PEMBELAJARAN_PENJASx. pdf


(1)

Umpan balik diberikan kepada setiap pemahaman pola-pola bermain bola voli yang ditampilkan siswa secara dini. Umpan balik hanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan alternatif pemecahan yang ditampilkan siswa saat itu.

5. Memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan bola voli. Kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan, pengetahuan yang diperoleh dari suatu pengalaman dan latihan, serta mempertimbangkan masalah taktik yang terdapat selama pembelajaran dan memutuskan rumitnya pemecahan dari masalah tersebut.

6. Implikasi Sistematika Pembelajaran a. Pendahuluan

Dalam pemahaman pola-pola bermaian bola voli melalui model pembeajaran pendekatan taktis, tahap pendahuluam merupakan fase untuk mengarhkan perhatian siswa terhadap kegiatan serta mempersiapkan fisik dan psikis untuk beradaptasi dengan kegiatan inti pelajaran. Aktivitas fisik utama adalah aktivitas fisik yang sifatnya ringan (pemanasan) yang bertujuan untuk memberikan rangsangan bagi organ tubuh agar mulai bekerja untuk melakukan kerja fisik yang lebih berat. Selain itu pemanasan berfaedah untuk mengurangi kemungkinan cedera otot atau persendian. Waktu pemanasan adalah 20% waktu pelajaran (25 menit). Bentuk dan variasi aktivitas fisik diserahkan sepenuhnya kepada siswa. Guru hanya memberikan umpan balik yang mengarahkan bentuk dan variasi siswa ke arah pencapaian tujuan pemanasan.


(2)

Pada tahap ini kegiatan belajar mengajar terdiri dari penjelasan konsep dasar tujuan materi yang dipelajari dan penugasan untuk berlatih yang disertai dengan umpan balik secara individual. Pelaksanaan latihan sepenuhnya diserahkan kepada siswa. Inti dari tahap ini adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama permainan berlangsung, sekalian kemampuan memilih jawaban yang tepat untuk memecahkannya. Waktu untuk kegiatan ini adalah 80% waktu pelajaran 95 menit. Pada tahap ini materi yang diberikan adalah passing, serangan, dan permainan.

c. Penutup

Pada tahap ini kegiatan siswa diisi oleh kegiatan yang bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis siswa dalam keadaan normal. Tahap ini pula perlu dilakukan semacam evaluasi yang berisi pengungkapan pemahaman siswa terhadap model pembelajaran pendekatan taktis.

C. SARAN-SARAN

Dengan berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka membantu peningkatan kegiatan dan mengatasi hambatan-hambatan pada kegiatan belajar-mengajar permainan bola voli di SMA Negeri 1 Batujajar, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menerapkan pemahaman pola-pola bermain bola voli melalui model pembelajaran pendekatan taktis di sekolah.


(3)

2. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat memodifikasi alat-alat pembelajaran agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar pembelajaran.

3. Para siswa diaharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik bermain bola voli yang telah diberikan oleh guru pendidikan jasmani sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai

4. Bagi siswa yang belum menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli diharapkan berlatih lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama dengan siswa yang telah menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli. 5. Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk menguji kembali model

pembelajaran taktis ini dengan jumlah sampel yang berbeda dan lebih banyak serta pengobservasiannya yang lebih baik lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama. Andayani dkk. (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas

Terbuka.

Aqib, Zaenal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya

Bradford N. Strand, Royalne Wilson. (1993). Assessing Sport Skills. United State of America : Human Kinetics Publisher.

Depdiknas. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Goetz, Judith Preissle dan Margaret Diane LeCompte. (1984). Etnoghraphy and

Qualitative Design in Educatiuonal Research. Orlango: Academic Press. Inc. Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket.

Jakarta : Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Hopkins, David. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research (Second Edition). Buckingham: Open University Press.

Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud. Lutan, Rusli. (1998). Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Ma’mum, Amung dan Toto Subroto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola Voli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Madya, Suwarsih. (2006). Teori dan Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta.


(5)

Mahendra, Agus dan Sucipto. (2008). Pendidikan Jasmani SMA/SMK Bahan Ajar Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PPLG). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra, Agus. (2002). Pembelajaran Senam. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Metzler. (2000). Instructional Models For Physical Education. USA: Allyn and

Bacon.

Mulyadi, S.C.U. (1995). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta kerjas ama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Robison, Bonnie. (1991). Bola Voli Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain.

Semarang: Dahara Prize.

Sarumpaet, A dkk. (1992). Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sinulaga, Abdi. (2004). Pengaruh Pembelajaran Terpadu Antara Pendidikan Jasmani dan Matematika Guna Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Kognitif Siswa. Thesis Pascasarjana. UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakrta : Rineka Cipta.

Subagiyo. (1997). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka.

Subroto, Toto. (2000). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar : Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta : Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjora Depdiknas.

Subroto dan Yudiana. (2010). Permainan Bola Voli. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta : Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Sunarya, E. (2007). Filsafat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Bandung : Fpok UPI.


(6)

Wiriaatmaja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Yudha. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis untuk Pembelajaran Permainan Bolabasket dalam Pendidikan Jasmani Siswa/Siswi SMP. Disertasi pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/05/fungsi-rpp.html http://wayanweb.wordpress.com/ptk/metode-penelitian/paparan-hasil-penelitian/ http://id.scribd.com/doc/16842884/Model-Ktsp-Sma

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Komarudin,%20M.A./OLAHRAGA%2 0HASH%20HOUSE%20HARRIERS%20SEBAGAI%20AKTIVITAS%20LEISURE%2 0UNTUK%20MENCAPAI%20WELL.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196807071992032-TITE_JULIANTINE/13.__BAHAN_AJAR_BELAJAR_PEMBELAJARAN_PENJASx. pdf