IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL : studi eksperimen terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung.

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

(Studi eksperimen terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Olahraga

oleh

Rangga Ary Ghozali 1101046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Implementasi Pendekatan Saintifik Untuk Mnegembangkan Keterampilan Bermain futsal

(studi eksperimen terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6)

Oleh

Rangga Ary Ghozali

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Rangga Ary Ghozali Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : RANGGA ARY GHOZALI NIM : 1101046

JUDUL : IMPLEMENTASI PENDEKATAN SANTIFIK UNTUK

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL (studi eksperimen terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP. 195906281989012001

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd NIP. 197706292002121002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd NIP. 196509091991021001


(4)

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN

Rangga Ary Ghozali, 1101046. “IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL (studi eksperimen terhadap kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung)”. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pedidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidika Indoesia. Pembimbing I: Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Pembimbing II: Dr. Dian Budiana,M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi pendekatan saintifik terhadap pengembangan keterampilan bermain futsal pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan 6 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung yang berjumlah 30 siswa. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi GPAI (Game Performance Assessment Instrument) untuk mengukur keterampilan bermain. Berdasarkan pengolahan data hasil pengujian didapatkan Thitung (17,59). Nilai Ttabel (1,671) dengan taraf nyata 0,05 dan dk (n1 + n2– 2 = 58). Ternyata Thitung > Ttabel maka H1 diterima artinya pendekatan saintifik

memberikan perkemangan yang signifikan terhadap keterampilan bermain futsal pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung.


(5)

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

ABSTRACT

Rangga Ary Ghozali, 1101046. “IMPLEMENTATION OF THE SCIENTIFIC APPROACH FOR DEVELOPING SOCCER SKILL (experimental studies on activities of soccer extracurricular in Pasundan 6 Bandung Junior High School)”. Study Program of Physical Education Faculty of Sport and Health Education Education University of Indonesia Supervisor I: Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Supervisor II: Dr. Dian Budiana,M.Pd.

This research aims to determine the effect of the implementation of the scientific approach to the development of skills playing soccer in extracurricular activities in Pasundan 6 Bandung Junior High School. The reseach method used was eksperimental method by using a research design one group pretest-posttest design. The population in this research were student who joined in extracurricular activities in Pasundan 6 Bandung Junior High School totaling 30 students.

Sampling technique used in this reseach purvosive sampling. Instrument used in this reseach is the observation sheet GPAI (game performance assessment instrument) to set the playing skills. Beside processing and test result Thitung (17,59). The value of Ttabel (1,671) with a real level of 0,05 and degrees of freedom (n1 + n2– 2 = 58). Evidently Thitung > Ttabel, so H1 accepted, meaning that

scientific approach provide significan improvement to the skills playing soccer on extracurricular activites in Pasundan 6 Bandung Junior High School.


(6)

KATA MUTIARA

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Masalah ... 6

F. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGAK BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 8

1. Pendidikan jasmani ... 8

a. Hakikat pendidikan jasmani ... 8

b. Pengertian pendidikan jasmani ... 9

c. Tujuan pendidikan jasmani ... 11


(7)

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

e. Manfaat pendidikan jasmani ... 14

2. Pendekatan pembelajaran ... 15

a. Pengertian pembelajaran ... 15

b. Pendekatan pembelajaran ... 16

c. Pendekatan saintifik ... 17

d. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) ... 20

3. Permaian futsal ... 21

a. Hakikat dan pengertain permainan futsal ... 21

b. Sejarah dan perkembangan permainan futsal ... 23

c. Karakteristik permainan futsal ... 24

d. Keterampilan bermain futsal ... 25

4. Kegiatan ekstrkurikuler ... 27

a. Pengertian kegiatan kegiatan ekstrakurikuler ... 27

b. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler ... 28

c. Partisipas siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler ... 29

B. Kerangka berfikir ... 30

C. Hipotesis penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian ... 32

B. Desain peelitian ... 32

C. Langkah-langkah penelitian ... 34

D. Populasi dan sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 36

E. Waktu dan tempat penelitian ... 37

F. Definis operasional ... 38

G. Instrumen penelitian ... 38

H. Teknik pengumpulan data ... 42

1. Pengambilan data pretest ... 42


(8)

I. Teknik pengolahan data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil pengolahan dan analisis data ... 77

1. Hasil perhitungan rata-rata dan simpangan baku ... 77

2. Uji normalitas ... 77

3. Uji homogenitas ... 78

4. Uji hipotesis ... 79

B. Pembahasan ... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(9)

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain penelitian ... 34

Tabel 3.2 Komponen instrumen penilaian GPAI ... 39

Tabel 3.3 Kriteria penilaian keterampilan bermain futsal ... 40

Tabel 3.4 Indeks penilaian ... 41

Tabel 3.5 Fase-fase dalam pembelajaran berbasis masalah ... 44

Tabel 3.6 Rancangan program perlakuan ... 45

Tabel 3.7 Lembar observasi keterampilan bermain futsal (ketika tim sedang menguasai bola) ... 72

Tabel 3.8 Lembar observasi keterampilan bermain futsal (ketika tim tidak sedang menguasai bola) ... 73

Tabel 3.9 Contoh pemberian skor ... 73

Tabel 4.1 Hasil perhitungan rata-rata dan simpangan baku sampel ... 77

Table 4.2 Hasil perhitungan uji normalitas data ... 78

Table 4.3 Hasil perhitungan uji homogenitas ... 78


(10)

Gambar 3.1 Macam-macam desain eksperimen ... 33 Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian ... 35


(11)

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR LAMPIRAN Surat Keputusan

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Agenda Penelitian

Program Latihan Futsal Hasil Pengolahan Data Dokumentasi Penelitian


(12)

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan jasmani merupakan bagian yang sangat penting dari suatu sistem pendidikan. Pendidikan jasmanin adalah salah satu mata pelajaran yang dilakukan di sekolah dimana mata pelajaran ini wajib diikuti oleh peserta didik sebagai sarana bagi peserta didik agar dapat mengembangkan ketiga aspek yang ada dalam diri peserta didik yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif.

Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah kegiatan mendidik para peserta didik yang dilakukan melalui aktivitas jasmani untuk mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya. Pemaparan Mahendra (2012, hlm. 3) bahwa “pendidikan

jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Kemudian secara singkat Abduljabar (2009,

hlm. 5) menjelaskan “Pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani.” Dari pemaparan di atas dapat kita katakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mengembangkan potensi yang ada dalam peserta didik baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Tidak berbeda dengan mata pelajaran yang lain, pendidikan jasmani sendiri pun mempunyai tujuan yaitu untuk mengembangkan potensi yang ada pada setiap peserta didik dalam aspek fisik, psikis, dan emosional. Menurut Mahendra (2012,

hlm. 22) mengemukakan bahwa “Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral.” Pendidikan jasmani adalah satu-satunya mata pelajaran yang dapat mengembangkan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain domain kognitif dan afektif, psikomotorik juga tidak kalah penting untuk dikembangkan pada peserta didik. Kita ketahui bahwa gerak adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik, karena dengan bergerak fungsi organ tubuh dapat meningkat sehingga berpengaruh terhadap kebugaran peserta didik dan efek


(13)

2

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan terasa adalah tubuh menjadi sehat, dan ketika tubuh sehat maka tubuh menjadi tidak mudah terserang penyakit.

Dalam kurikulum di sekolah, pelaksanaan pendidikan jasmani menggunakan berbagai permainan olahraga sebagai aktivitas fisik dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan, diantaranya adalah permainan bola basket, bola voli dan sepak bola. Sepak bola adalah salah satu aktivitas fisik yang digunakan di dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, tetapi ketika sekolah tidak mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran maka disitu guru harus pintar untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran dari mulai model dan metode pembelajaran sampai sarana dan prasarananya.

Permainan sepakbola dapat dimodifikasi atau dapat dimanipulasi ke dalam ruang lingkup yang lebih kecil sehingga tidak memerlukan lapangan yang luas dan sarana yang lengkap. Hasil dari manipulasi permainan sepakbola adalah permainan yang biasa disebut futsal, kendati demikian, sepakbola dan futsal mempunyai sejarah yang berbeda. Dalam permainan futsal lapangan yang dipakai lebih kecil daripada permainan sepakbola. Berangkat dari penjelasan tersebut maka permaian futsal dapat dijadikan pengganti dari permainan sepak bola sebagai aktivitas fisik dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

Futsal termasuk permainan bola besar yang terdiri dari dua tim dan masing-masing tim beranggotakan lima orang. Futsal tidak berbeda jauh dengan sepakbola, dalam permainan futsal selain kerjasama tim, dibutuhkan pula keterampilan bermain seperti menggiring bola (dribbling), mengoper bola (passing), menembak bola (shooting) serta masalah-masalah taktis yang berhubungan dengan pelakasanaan permainan. Tetapi keterampilan dalam bermain futsal tidak hanya teknik-teknik tersebut, para pemain juga harus memperhatikan situasi permainan dan masalah-masalah taktis yang dapat mendukung tim tersebut untuk memenangkan pertandingan. Artinya, keterampilan pada saat pemain tidak memegang bola, pemain tersebut dapat mendukung temannya dengan melakukan keterampilan tanpa bola, contohnya membuka ruang gerak, menghentikan laju serangan lawan, melapisi teman, dan sebagainya.


(14)

Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain futsal proses pembelajaran seharusnya tidak hanya terfokus dengan penguasaan teknik dasar saja melainkan kecakapan bermain juga harus dikembangkan, artinya keterampilan ketika permainan sedang berlangsung dengan kondisi yang cepat berubah dan terkait dengan masalah-masalah taktis seperti pengambilan keputusan, penjagaan terhadap lawan, mendukung pembawa bola, dan sebagainya harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik ataupun pemain. Proses pembelajaran futsal di SMP Pasundan 6 Bandung sudah terlaksanan dengan baik, akan tetapi pembelajaran masih terfokus kepada penguasaan teknik-teknik dasar. Selain itu juga padatnya jam belajar di sekolah menjadikan pembelajaran permainan futsal tidak efektif, maka dari itu untuk mengatasi hal tersebut kegiatan ekstrakurikuler futsal dibentuk. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam intrakurikuer. Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik, selain itu juga kegiatan ekstrakulikuler dapat membentuk karakter peserta didik.

Pengembangan bakat dalam kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan optimal dengan melaksanakan proses pembelajaran yang baik. Artinya, bakat dan keterampilan dapat diasah dan dibentuk dengan menerapkan model, metode, atau pendekatan pembelajaran yang dianggap cocok dan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Penerapan model, metode, atau pendekatan pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan keterampilan bermain dalam pembelajaran futsal di kegiatan ekstrakurikuler futsal sehingga mampu membuat proses pembelajaran futsal lebih efektif dan dapat mengembangkan keterampilan bermain pada peserta didik di SMP Pasundan 6 Bandung.

Adapun model pembelajaran yang dirasa mampu untuk mengembangkan keterampilan bermain futsal adalah model pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan yang berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode santifik (ilmiah) menekankan kepada proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Sesuai dengan pemaparan Dyer, dkk (dalam Sani, 2014, hlm. 53) bahwa pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran anatara lain:


(15)

4

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/mengumpulkan informasi; 4)

menalar/asosiasi, membentuk jejaring (melakukan komunikasi).”

Dalam proses pembelajarannya peserta didik diajak untuk melihat dan mengamati dari gambar atau video, kemudian peserta didik dipersilahkan bertanya kepada guru, tujuannya adalah agar peserta didik mengetahui arti dari sebuah gerakan, lalu peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba gerakan hasil dari pengamatan mereka, setelah itu mengasosiasikan/menalar adalah kegiatan mengambil sebuah kesimpulan yang logis dan sistematis, dan yang terakhir adalah mengomunisasikan, artinya adalah mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran, diantaranya adalah nilai kerjasama, kejujuran, dan tanggung jawab.

Terkait dengan keterampilan bermain, proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik akan mengembangkan kreatifitas peserta didik sehingga dalam kaitannya dengan proses pembelajaran permainan futsal peserta didik dapat mengembangkan situasi permainan agar dapat memenangkan pertandingan. Situasi tersebut akan meningkatkan keterampilan bermain peserta didik tanpa disadari oleh mereka. Pendekatan ini juga menekankan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan yang ditemukan pada materi ajar ataupun pada proses pembelajaran. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan di uji coba langsung dalam pembelajaran, materi atau keterampilan yang belum dipahami dan dikuasai akan langsung dipraktekkan setelah mendapatkan jawabannya sehingga materi atau keterampilan tersebut dapat diasah dan dikuasai.

Dari penjelasan diatas maka proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran permainan futsal seharusnya tidak terfokus hanya meningkatkan teknik-teknik dasar saja tetapi keterampilan bermain yang berkaitan dengan situasi permainan dan masalah-masalah taktis juga harus dikembangkan. Selain itu juga guru atau pendidik harus menentukan model, metodel, atau pendekatan yang cocok untuk diterapkan agar proses pembelajaran lebih efektif sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Maka dari itu dengan menerapkan pendekatan saintifik kiranya proses pembelajaran futsal dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(16)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti tentang

Implementasi Pendekatan Saintifik Untuk Mengembangkan Keterampilan Bermain (studi eksperimen terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan 6 Bandung).

B. Rumusan Masalah

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus berusaha menentukan dan memilih model pendekatan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan. Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Pasundan 6 Bandung khususnya pada pembelajaran permainan futsal di kegiatan ekstrakurikuler guru masih memfokuskan pembelajaran pada penguasaan teknik dasar. Selain itu juga guru masih kesulitan untuk menentukan model pendekatan yang cocok diterapkan untuk mengembangkan keterampilan bermain.

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji oleh penulis dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui implementasi pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah yang telah dirumuskan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah. Maka tujuan yang ingin dicapai adalah: Untuk mengetahui apakah melalui implementasi pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain futsal pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Teoritis

a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi para guru pendidikan jasmani dan sekolah sebagai lembaga yang berkompeten dalam penetapan kebijakan, khususnya mengenai implementasi pendekatan saintifik untuk


(17)

6

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan bermain pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung.

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya FPOK dalam kaitannya dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa.

2. Praktis

Dapat digunakan sebagai bahan atau referensi bagi guru untuk pendidikan jasmani dan pelatih cabang olahraga futsal dalam menetapkan dan memilih model dan pendekatan yang tepat dan lebih efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

E. Batasan Masalah

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan agar masalah yang dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran yang penulis gunakan adalah pendekatan saintifik dalam permainan futsal.

2. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain futsal.

3. Objek penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Susunan dalam penelitian ini berisi tentang “ Penerapan pendekatan saintifik

untuk mengembangkan keterampilan bermain futsal.” Dalam susunan struktur organisasi ini terdapat beberapa bab, diantaranya yaitu:

1. BAB I Pendahuluan

Pada bab 1 berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.


(18)

2. BAB II Kajian Pustaka

Pada bab 2 berisi tentang penjelasan kajian-kajian teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Kajian teori ini berfungsi untuk mendukung penelitian . Bab 2 juga memaparkan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

3. BAB III Metodologi Penelitan

Bab 3 mengemukakan tentang metodologi penelitian yang meliputi: desain penelitian, langkah-langkah penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab 4 ini memaparkan mengenai hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek penelitian, gambaran vairabel yang diamati, analisis data, pengujian hipotesis serta pembahasannya.

5. BAB V Simpulan dan Saran

Bab 5 merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi yang berisi tentang simpulan, implikasi dan rekomendasi. Simpulan merupakan hasil analisis data dari bab sebelumnya, implikasi dan rekomendasi akan membantu dan menjadikan referensi bagi pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(19)

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang situasi dan kondisinya dibuat dan direkayasa oleh peneliti untuk melakukan sebuah percobaan pada obyek yang diteliti atau mencari pengaruh yang dihasilkan oleh suatu variabel terhadap variabel lainnya agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Pendapat

Sugiyono (2014, hlm. 107) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Jadi dapat dikatakan tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui adakah pengaruh tertentu yang disebabkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam kondisi yang direkayasa. Terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah adakah pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap keterampilan bermain futsal. Berdasarkan sifat dari penelitian eksperimen, penulis mencoba menerapkan pendekatan saintifik yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran permainan futsal kemudian membuat kondisi-kondisi tertentu ketika pembelajaran berlangsung.

B. Desain Penelitian

Terdapat beberapa desain penelitian yang dipakai dalam penelitian eksperimen, diantaranya yaitu; 1) Pre-Experimental, 2) True-Experimental, 3) Factorial Experimental, 4) Quasi Experimental. Desain penelitian dapat digambarkan seperti bagan berikut.


(20)

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Eksperimen Sugiyono (2014, hlm. 109)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan one-group pretest-posttest design. Langkah awal dalam desain penelitian ini adalah pengambilan subjek dari peserta didik yang merupakan anggota ekstrakurikuler futsal. Pada jenis desain penelitian ini terdapat dua kali tes yang dilakukan, tes pertama dilakukan sebelum obyek penelitian diberi perlakuan untuk melihat kemampuan awal subjek. Selanjutnya, tes kedua dilakukan setelah obyek penelitian diberi perlakuan yaitu dengan menerapkan pendekatan saintifik dan menggunakan model problem based learning dalam proses pembelajarannya. Kemudian, kelompok tersebut diberikan tes akhir untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan saintifik tersebut. Desain penelitian ini digambarkan seperti tabel di bawah ini:

Macam-macam Desain Eksperimen

Pre-Experimental

One-shot Case Study

One-Group Pretest-Posttest

Intact-Group Comparison

True-Experimental

Posttest Only Control Design

Pretest-Control Group Design Factorial

Experimental

Quasi Experimental

Time-Series Design

Nonequivalent Control Group


(21)

34

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

One-Group Pretest-Posttest Design

Kelompok Pretest Treatment/Perlakuan Posttest

Eksperimen X

Keterangan:

= Tes yang dilakukan sebelum diberi perlakuan = Tes yang dilakukan setelah diberi perlakuan X = Treatmen/Perlakuan yang diberikan

Dengan menggunakan desain ini penulis dapat membandingkan data sebelum diberi perlakuan dengan data setelah diberi perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat. Jadi data yang diambil pada saat pretest tidak kalah penting dengan data yang diambil pada saat posttest.

C. Langkah-langkah Penelitian

Subjek penelitian ini terlebih dahulu diberi tes awal yaitu dengan melakukan permainan futsal 5 vs 5 selama 10 menit, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan subjek sebelum diberi perlakukan. Setelah itu, subjek diberi perlakuan berupa proses belajar mengajar (PBM) dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Kemudian, subjek diberikan tes akhir untuk melihat hasil atau peningkatan dari penerapan pendekatan saintifik yang proses pengambilan datanya sama pada saat pemberian tes awal.

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka dapat digambarkan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:


(22)

Gambar 3.2

Langkah-langkah Penelitian

Langkah penelitian akan menjadi patokan dan akan memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian dalam menentukan apa yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu dan apa yang akan dilakukan pada proses selanjutnya. Oleh karena itu, penulis membuat susunan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. Menentukan populasi untuk dijadikan objek penelitian. b. Menentukan jumlah sampel yang representatif dari populasi. c. Melakukan tes awal (pretest) keterampilan bermain futsal. d. Memberikan perlakukan (treatment).

e. Melakukan tes akhir (posttest)keterampilan bermain futsal setelah diberikan perlakuan.

f. Melakukan pengolahan data dan menganalisis data dari hasil pretest dan posttest.

PRETEST (TES AWAL)

TREATMENT (PENDEKATAN SAINTIFIK)

POSTTEST (TES AKHIR)

SAMPEL

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

POPULASI


(23)

36

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Menyimpulkan hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan hasil pengolahan dan analisis data.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Untuk mendapatkan sebuah data maka seorang peneliti harus menentukan populasi dan sampel penelitian pada suatu individu atau kelompok yang akan dijadikan subyek atau obyek penelitian yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Maka dari itu menentukan populasi dan sampel dalam penelitian harus memperhatikan karakteristiknya agar cocok dengan penelitian yang ingin dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII, VIII, dan IX SMP Pasundan 6 Bandung tahun ajaran 2015-2016 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal.

2. Sampel

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dan teknik sampel ini merupakan bagian dari nonprobability sampling.

Pemaparan Sugiyono (2014, hlm. 124) “Sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Alasan penulis menggunakan teknik sampling ini karena obyek yang diteliti berkaitan dengan keterampilan bermain futsal maka subyek yang dijadikan sampel adalah peserta didik SMP Pasundan 6 Bandung yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal karena dianggap telah mempunyai keterampilan dasar permainan futsal dibandingkan dengan peserta didik yang lain.

Teknik pengambilan sampel tersebut didasari oleh pendapat Maksum

(dalam Solihin, 2014, hlm. 33) yang menjelaskan bahwa “Purposive sampling

atau sampel bertujuan adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri dan karakteristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat populasi.” Selanjutnya Maksum dalam (solihin, 2014, hlm. 33) menjelaskan “Pada dasarnya,


(24)

tidak ada jumlah ideal dalam penentuan sampel. Yang justru perlu diperhatikan adalah rambu-rambu penentuan jumlah sampel.” Berdasarkan pemaparan tersebut, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung yang berjumlah 30 orang.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat yang dipakai dalam penelitian ini adalah di SMP Pasundan 6 Bandung. Sedangkan jumlah pertemuan dalam penelitian ini sebanyak 16 kali pertemuan, 2 kali pertemuan diantaranya adalah untuk melakukan pretest dan posttest dan 14 kali pertemuan yang tersisa untuk melakukan perlakuan kepada sampel. Pemberian perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dalam seminggu.

Jumlah pertemuan yang dijabarkan diatas sesuai dengan pendapat

Habbelinck dan Day (dalam Solihin, 2014, hlm. 35) yaitu “The effects of training

can be observed after two or three weeks it is convenient to label them medium term effects.” Maksudnya adalah bahwa akibat dari suatu latihan atau perlakuan dapat terlihat setelah dua atau tiga minggu berlatih. Salah satu kefektivitasan pembelajaran juga ditentukan oleh seberapa sering guru mengalokasikan pembelajaran sehingga peserta didik mempunyai banyak kesempatan untuk belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tentang efektivitas mengajar pendidikan jasmani oleh Smith tahun 1983, Brophy dan Good tahun 1986, Rosenshill dan Stevens tahun 1986, Evertson tahun 1989 (dalam Suherman, 2009, hlm. 55) “Selanjutnya guru tersebut juga mengalokasikan waktu sebanyak -banyaknya untuk pencapaian tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk belajar siswa secara aktif.”

Jadi dalam kesempatan 14 kali pertemuan tersebut peneliti harus semaksimal mungkin membuat proses pemberian perlakuan dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesempatan kesempatan yang sebanyak-banyaknya.


(25)

38

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu berbeda-beda. Bagian ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah-istilah yang tertera dalam penelitian ini, maka penulis akan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Pendekatan Pembelajaran

Menurut Sagala (2003, hlm. 68) tentang pendekatan pembelajaran adalah “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.”

2. Pendekatan Saintifik

Menurut Sani (2014, hlm 50-51) mengenai pendekatan saintifik, yaitu: “Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data.”

3. Keterampilan Bermain

Pemaparan Hendrayana (2007, hlm. 75) bahwa “Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan yang melibatkan gerak tubuh/anggota badan secara sengaja untuk menghasilkan tujuan atau suatu prestasi dengan penggunaan energi dan waktu yang seefisien mungkin.”

4. Permainan Futsal

Secara sederhana Mulyono (2014, hlm. 3) “Futsal dapat diartikan sebagai suatu permainan olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berbeda. Masing-masing tim beranggotakan lima orang pemain yang memainkan pertandingan dalam dua babak.”

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa kegiatan observasi. Secara sederhanan observasi berarti kegiatan mengamati gejala-gejala yang terjadi, baik dalam ruang lingkup keadaan alam maupun keadaan seseorang atau sekelompok orang. Sehubungan dengan itu Sugiyono (2014, hlm. 172) mengatakan bahwa “observasi


(26)

digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kinerja, gejala alam, responden kecil.”

Kegiatan observasi dalam penelitian terdapat 2 macam, yaitu observasi berperanserta dan observasi nonpartisipan. Dalam observasi nonpartisipan dibagi menjadi dua macam, yaitu observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur (Sugiyono, 2014, hlm. 204-205). Dilihat dari jenis penelitiannya maka penelitian ini menggunakan observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah disusun oleh peneliti, dan peneliti tersebut telah mengetahui apa yang akan diamati, kapan waktunya, dan dimana tempatnya. Ketika peneliti menggunakan jenis observasi ini maka peneliti seharusnya sudah mengetahui dengan benar tentang variabel apa yang akan diamati.

Dalam mengobservasi keterampilan bermain peneliti harus betul-betul cermat, karena kegiatan mengamati sebuah permainan olahraga sangat sulit, dimana keadaan ketika permainan berlangsung begitu cepat dan kondisinya dapat berubah setiap saat terutama dalam permainan futsal yang intensitas permainanya sangat tinggi. Ruang lingkup observasinya terfokus pada pemain yang tidak sedang menguasai bola, artinya penilaian observasi ini terpusat kepada keterampilan tanpa bola. Griffin, Mitchell, dan Oslin (dalam Metzler, 2000, hlm. 362) telah membuat suatu instrumen atau alat ukur untuk menilai keterampilan tersebut yang bernama Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Instrumen penilaian ini diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain disingkat IPPB.

Adapun komponen-komponen dalam GPAI meliputi base, adjust, decision making, skill execution, support, cover, dan guard or mark. Keterangan dari komponen-komponen tersebut tercantum dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Komponen GPAI, Griffin, Mitchell, dan Oslin (dalam Metzler 2000, hlm. 362)

No Komponen Deskrpisi

1 Base Pemain kembali ke posisi semula setelah dia melakukan suatu gerakan keterampilan tertentu


(27)

40

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Adjust Pergerakan pemain mencari ruang yang baik selama permainan

3 Decision Making

Membuat keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ketika sedang dalam permainan

4 Skill Execution

Peragaan keterampilan yang dipilih dengan efisien

5 Support

Memberikan dukungan yang tepat kepada tim ketika menyerang, dengan cara menentukan posisi yang baik untuk menerima umpan

6 Cover Memberikan penjagaan, dukungan, atau back up kepada teman untuk merebut bola

7 Guard or Mark

Menjaga lawan yang melakukan serangan baik yang memegang bola maupun yang tidak

Masing-masing komponen mempunyai kriteria, kriteria tersebut dapat dilihat seperti pada tabel 3.3. Kemudian, indeks penilaian tiap komponen dan keterampilan bermain dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Keterampilan Bermain Futsal (Solihin, 2014, hlm. 37-38)

No Komponen Kriteria

1 Base

 Kembali ke daerah bertahan ketika bola lepas dari penguasaan tim

 Kembali ke posisi semula setelah melakukan tendangan ke gawang sesuai situasi

2 Adjust

 Bergerak ke ruang baru setelah mengoper

 Bergerak ke ruang baru setelah melakukan tendangan ke dalam/tendangan pojok/tendangan bebas

3 Decision Making

 Bergerak maju ke daerah pertahanan lawan ketika tim sedang melakukan serangan


(28)

penyerangan

4 Skill Execution

 Mengoper tepat kepada teman satu tim  Menembak bola ke arah gawang

5 Support

 Membuka ruang untuk menerima umpan dan melakukan shooting

 Membuka ruang untuk menerima umpan dan memberikan umpan kembali

6 Cover

 Bersiap dalam formasi bertahan dan berusaha untuk merebut bola dari tim lawan

 Bersiap dalam formasi bertahan dan berusaha untuk merebut bola dari tim lawan yang berhasil melewati hadangan teman

7 Guard or Mark

 Menjaga lawan yang memegang bola ketika lawan sedang menyerang

 Menjaga lawan yang tidak memegang bola ketika lawan sedang menyerang

Tabel 3.4 Indeks Penilaian

Indeks Penjumlahan

Base Index (BI) Jumlah A B dibagi Jumlah IA B Adjust Index (AI) Jumlah A A dibagi Jumlah IA A Decision making Index (DMI) Jumlah A DM dibagi Jumlah IA DM Skill execution Index (SEI) Jumlah E SE dibagi Jumlah IE SE Support Index (SI) Jumlah A S dibagi Jumlah IA S Cover Index (CI) Jumlah A C dibagi Jumlah IA C Guard Index (GI) Jumlah A G dibagi Jumlah IA G

Game Performance (BI + AI + DMI + SEI + SI + CI + GI) dibagi 7


(29)

42

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan tabel 3.4:

A B : appropriate base (kembali ke daerah pertahanan secara tepat) IA B : inappropriate (kembali ke daerah pertahanan secara tidak tepat) A A : appropriate adjust (menyesuaikan diri secara tepat)

IA A : inappropriate adjust (menyesuaikan diri secara tidak tepat) A DM : appropriate decision making (membuat keputusan yang tepat)

IA DM : inappropriate decision making (membuat keputusan yang tidak tepat) E SE : efficient skill execution (peragaan keterampilan yang efisien)

IE SE : inefficient skill execution (peragaan keterampilan yang tidak efisien) A S : approriate support (memberi dukungan yang tepat)

IA S : inapproriate support (memberi dukungan yang tidak tepat) A C : appropriate cover (menjaga pertahanan secara tepat)

IA C : inappropriate cover (menjaga pertahanan secara tidak tepat) A G : appropriate guard (menjaga lawan secara tepat)

IA G : inappropriate guard (menjaga lawan secara tepat)

H. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengambilan Data Pretest

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengambil data pretest adalah sebagai berikut:

1) Subjek penelitian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil 2) Setiap kelompok terdiri dari 5 orang

3) Setiap kelompok saling berlawanan untuk melakukan permainan 5 vs 5 4) Setiap permainan dilakukan selama 5 menit

5) Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi permainan yang sedang berlangsung dan juga dibantu dengan merekam permainan dengan handphone atau handycam, tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lebih tepat dan akurat karena jika permainan itu direkam kita bisa melihat rekaman itu berulang-ulang.


(30)

2. Pengambilan Data Posttest

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengambil data posttest sama dengan langkah-langkah pengambilan data pretest hanya saja waktu pengambilan datanya yang berbeda. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Subjek penelitian dibagi menjadi bebrapa kelomok kecil 2) Setiap kelompok terdiri dari 5 orang

3) Setiap kelompok saling berlawanan untuk melakukan permainan 5 vs 5 4) Setiap permainan dilakukan selama 5 menit

5) Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi permainan yang sedang berlangsung dan juga dibantu dengan merekam permainan dengan handphone atau handycam, tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lebih tepat dan akurat karena jika permainan itu direkam kita bisa melihat rekaman itu berulang-ulang.

3. Pelaksanaan Pemberian Perlakuan

Dalam bukunya, Eggen dan Kauchak (2012, hlm. 311) terdapat empat fase dalam penerapan model pembelaran berbasis masalah, yaitu: fase 1) me-review/mengulas dan menyajikan masalah, fase 2) menyusun strategi, fase 3) menerapkan strategi, dan fase 4) membahas dan mengevaluasi hasil.

1) Me-review/mengulas dan Menyajikan Masalah

Pada tahap awal, yang harus guru lakukan adalah mengulas dan mendapatkan informasi tentang pengetahuan awal yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan kemudian menyajikan masalah itu sendiri.

2) Menyusun Strategi

Dalam fase ini, peserta didik diminta untuk menyusun strategi untuk memecahkan masalah. Dalam hal ini, guru memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mereka tidak terlalu menghabiskan banyak waktu untuk memecahkan masalah. Tetapi guru jangan juga memberikan bimbingan secara berlebihan sehingga mereka akan mengalami keterbatasan pengalaman dalam menyusun strategi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada mereka untuk menyusun strategi kemudian memecahkan masalah yang ada.


(31)

44

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Menerapkan Strategi

Selanjutnya setelah mereka menyusun strategi, pada tahap ini waktunya untuk menerapkan strategi yang telah mereka susun, yang harus guru lakukan adalah memberikan dukungan kepada peserta didik untuk membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang tidak mampu mereka selesaikan sendiri.

4) Membahas dan Mengevaluasi Hasil

Pada tahap akhir, hal yang dilakukan adalah membahas apa yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian guru meminta peserta didik untuk menilai keberhasilan solusi mereka dalam menyelesaikan masalah yang telah diberikan.

Tabel 3.5

Fase-fase dalam Menerapkan Pelajaran untuk Pembelajaran Berbasis Masalah (Eggen dan Kauchak, 2012, hlm. 311)

Fase Deskripsi

Fase 1: Mengulas dan Menyajikan Masalah

 Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran Fase 2: Menyusun

Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

Fase 3: Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Fase 4: Membahas dan Mengevaluasi Hasil

 Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya mereka


(32)

Tabel 3.6

Rancangan Program Perlakuan

Pertemuan Materi Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Pertemuan 1 (Minggu 1)

Fokus keterampilan Kembali ke posisi

semula (Kembali ke daerah bertahan ketika bola lepas

dari penguasaan tim)

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang kembali ke daerah bertahan ketika bola lepas dari penguasaan tim

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan kembali ke daerah bertahan ketika bola lepas dari penguasaan tim

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang situasi bermain ketika bola lepas dari penguasaan tim

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah


(33)

46

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan.

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan.  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru. Pertemuan 2


(34)

Fokus keterampilan Kembali ke posisi

semula (Kembali ke posisi semula

setelah melakukan tendangan ke gawang sesuai

situasi)

 Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang kembali ke posisi semula setelah melakukan tendangan ke gawang sesuai situasi

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan kembali ke posisi semula setelah melakukan tendangan ke gawang sesuai situasi

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang kembali ke posisi semula setelah melakukan tendangan ke gawang sesuai situasi

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah


(35)

48

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru Pertemuan 3

(Minggu 1) Fokus keterampilan Bergerak mencari

ruang yang baik

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran


(36)

selama permainan (Bergerak ke ruang baru setelah

mengoper)

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang bergerak ke ruang baru setelah mengoper

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan bergerak ke ruang baru setelah mengoper  Guru memberikan jawaban ketika peserta didik

mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang bergerak ke ruang baru setelah mengoper

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan


(37)

50

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru Pertemuan 4

(Minggu ke 2) Fokus keterampilan Bergerak mencari

ruang yang baik selama permainan

(Bergerak ke ruang baru setelah

melakukan tendangan ke dalam/tendangan

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang bergerak ke ruang baru setelah tendangan ke dalam/tendangan pojok/tendangan bebas


(38)

pojok/tendangan bebas)

dan manfaat pembelajaran Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan bergerak ke ruang baru setelah tendangan ke dalam/tendangan pojok/tendangan bebas

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang bergerak ke ruang baru setelah tendangan ke dalam/tendangan pojok/tendangan bebas

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya


(39)

52

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru

Pertemuan 5 (Minggu ke 2)

Fokus keterampilan Membuat keputusan yang tepat (Bergerak maju ke daerah pertahanan lawan ketika tim sedang

melakukan serangan)

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang bergerak maju ke daerah pertahanan lawan ketika tim sedang melakukan serangan

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya


(40)

terkait dengan bergerak maju ke daerah pertahanan lawan ketika tim sedang melakukan serangan

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang bergerak maju ke daerah pertahanan lawan ketika tim sedang melakukan serangan

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan


(41)

54

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru

Pertemuan 6 (Minggu ke 2)

Fokus keterampilan

Membuat keputusan yang

tepat (Bergerak mundur

ketika tim lawan sedang melakukan penyerangan)

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang bergerak maju ke daerah pertahanan lawan ketika tim sedang melakukan serangan

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan bergerak mundur ketika tim lawan sedang melakukan penyerangan

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan


(42)

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang bergerak mundur ketika tim lawan sedang melakukan penyerangan

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau


(43)

56

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru

Pertemuan 7 (Minggu ke 3)

Fokus keterampilan

Peragaan keterampilan

yang dipilih dengan efisien (Mengoper tepat

kepada teman satu tim)

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang mengoper tepat kepada teman satu tim

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan mengoper tepat kepada teman satu tim  Guru memberikan jawaban ketika peserta didik

mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang mengoper tepat kepada teman satu tim

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi


(44)

menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah


(45)

58

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru

Pertemuan 8 (Minggu ke 3)

Fokus keterampilan

Peragaan keterampilan

yang dipilih dengan efisien (Menembak bola

ke arah gawang)

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang menembak bola ke arah gawang

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan menembak bola ke arah gawang

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang menembak bola ke arah gawang

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah


(46)

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru Pertemuan 9

(Minggu ke 3) Fokus keterampilan

Memberikan dukungan yang

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran


(47)

60

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tepat kepada tim

ketika menyerang, dengan cara menentukan posisi yang baik untuk menerima umpan (Membuka ruang untuk menerima umpan dan melakukan shooting) Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang membuka ruang untuk menerima umpan dan melakukan shooting

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan membuka ruang untuk menerima umpan dan melakukan shooting

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang membuka ruang untuk menerima umpan dan melakukan shooting

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik


(48)

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru Pertemuan 10

(Minggu ke 4) Memberikan dukungan yang tepat kepada tim

ketika menyerang, dengan cara menentukan posisi yang baik

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang membuka ruang untuk menerima umpan dan


(49)

62

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk menerima

umpan (Membuka ruang

untuk menerima umpan dan memberikan umpan kembali)

memberikan umpan kembali

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan membuka ruang untuk menerima umpan dan memberikan umpan kembali

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang membuka ruang untuk menerima umpan dan memberikan umpan kembali

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya


(50)

mereka

Menalar

 Peserta didik dilatih untuk menemukan keterkaitan informasi yang didapat dari hasil percobaan tentang pembelajaran futsal yang telah diajarkan dengan keterampilan futsal yang lainnya

 Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dilakukan  Guru mengoreksi kesimpulan yang telah dibuat atau

disampaikan oleh peserta didik

 Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta didik

Mengkomunikasikan

 Peserta didik diminta untuk membuat sebuah kelompok-kelompok kecil dengan temannya kemudian berdiskusi dan saling bertukar informasi yang telah didapat dari hasil percobaan dan kesimpulan mereka tentang materi ajar yang telah diberikan oleh guru Pertemuan 11

(Minggu ke 4) Fokus keterampilan

Memberikan penjagaan, dukungan, atau back up kepada teman untuk merebut bola (Bersiap dalam formasi bertahan

dan berusaha untuk merebut

Fase 1 : Mengulas dan Menyajikan Masalah  Menarik perhatian peserta didik dan menarik mereka ke

dalam pelajaran

 Secara informal menilai pengetahuan awal  Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Mengamati

 Peserta didik diminta untuk menggali pengetahuan dan mengamati beberapa video permainan futsal, khususnya tentang bersiap dalam formasi bertahan dan berusaha untuk merebut bola dari tim lawan

 Guru menjelaskan materi ajar, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran


(51)

64

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bola dari tim

lawan)

Menanya

 Peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan bersiap dalam formasi bertahan dan berusaha untuk merebut bola dari tim lawan

 Guru memberikan jawaban ketika peserta didik mengajukan pertanyaan

 Mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan tentang bersiap dalam formasi bertahan dan berusaha untuk merebut bola dari tim lawan

 Peserta didik merumuskan dan menganalisis masalah kemudian membuat hipotesis terhadap masalah tersebut

Fase 2 : Menyusun Strategi

 Memastikan sebisa mungkin bahwa peserta didik menggunakan pendekatan berguna untuk memecahkan masalah

 Peserta didik menyusun strategi atau gagasan untuk memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

 Memberi peserta didik pengalaman untuk memecahkan masalah

Mencoba

 Peserta didik melakukan pembelajaran futsal dengan strategi yang telah disusun untuk memecahkan masalah  Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik

ketika mereka kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan

Fase 4 : Membahas dan Mengevaluasi Hasil  Memberi peserta didik umpan balik tentang upaya

mereka

Menalar


(1)

75

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d) Menghitung selisih dari F( ) – S( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e) Dari nilai-nilai hasil selisih tersebut, pilih nilai yang paling besar tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai

f) Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis, yaitu: tolak hipotesis nol jika diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

4) Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data dari hasil penelitian sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan variansi dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Kemudian bandingkan F hitung dengan F tabel, jika F hitung < F tabel, berarti homogen. Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogen. F tabel didapat dari daftar distribusi F dengan taraf nyata 0,05 dan dk (derajat kebebasan) = dan , nilai = 1 dan = 1, jadi data setiap butir tes adalah homogen jika F hitung < F tabel.

5) Uji Sginifikansi

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil pretest dengan hasil postetst akibat dari perlakuan yang diberikan. Untuk menguji rata-rata terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Jika telah berdistribusi normal, kemudian untuk menguji rata-rata dilakukan dengan uji t satu pihak. Prosedur penghitungannya adalah sebagai berikut:


(2)

76

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅ ̅

Keterangan:

: Nilai t yang dicari

: Banyaknya sampel kelompok 1 : Banyaknya sampel kelompok 2

: Variansi kelompok 1 : Variansi kelompok 2 ̅ : Nilai rata-rata kelompok 1 ̅ : Nilai rata-rata kelompok 2

b. Membandingkan nilai dengan , dengan dk = ( dan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai > berarti data tersebut signifikan.


(3)

Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

83 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain pada kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMP Pasundan 6 Bandung.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, ditemukan bahwa pendekatan saintifik pendekatan saintifik dapat mengembangkan keterampilan bermain futsal. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengembangkan keterampilan bermain futsal pada kegiatan ekstrakurikuler futsal khususnya di SMP Pasundan 6 Bandung.

2. Dalam upaya mengembangkan keterampilan kecabangan olahraga yang tercantum dalam kurikulum dan demi tercapainya tujuan pembelajaran, guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya menggunakan pendekatan saintifik. 3. Selain itu, instrumen penilaian dalam penelitian ini dapat juga digunakan oleh

guru untuk mengobservasi keterampilan bermain siswa pada pembelajaran olahraga permainan yaitu pada saat permainan sedang berlangsung khususnya dalam permainan futsal.


(4)

84 Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Abduljabar, B. & Darajat, J. (2013). Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks.

Hendrayana. Y. (2012). Perencanaan Pengajaran. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Husdarta, J.S. (2009). Manajemen pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Mahendra, A. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia.

Metzler, M.W. (2000). Instructional Models for Physical Education. United States of America: Allyn and Bacon.

Mulyono, M.A. (2014). Buku Pintar Panduan Futsal. Jakarta: Laskar Aksara. Peraturan Rektor Universitasn Pendidikan Indonesia Nomor 4518 Tahun 2014

tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sani, R.A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Saputra, A. (2014). Perbandingan Model Personal System for Instruction dengan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Kepercayaan Diri Siswa dan Keterampilan Bermain Futsa ldalam Aktivitas Pembelajaran Futsal. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Solihin, A.H. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Bermain Bola Basket. (Tesis). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Subroto, T. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Olahraga Permainan. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(5)

85 Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Sumarna, A.W. (2013). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Peningkatan Keterampilan Bermain Dalam Pembelajaran Futsal Di SMP Negeri 17 Kota Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Banudng. Suryosubroto. (2009). Proses Belajara Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta.

Susetyo, B. (2014). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama.

Usman, M.U. & Setiawati, L. (1993). Upaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

SUMBER LAIN

Antiq_13. (2013). Karakteristik permainan futsal. Diakses dari:

http://antiq13.blogspot.com/2013/11/karakteristik-permainan-futsal.html?m=1

Definisi-pengertian.com. (2015). Definisi dan pengertian kegiatan

ekstrakurikuler. Diakses dari:

http://www.definisi-pengertian.com/2015/04/pengertain-kegiatan-ekstrakurikuler.html?m=1 Disqus. (2013). Pak guru olahraga. Diakses dari:

http://pakguruolahraga.blogspot.com/2013/06/hakikat-futsal.html?m=1 Iftitah Primasanti. (2012). Mathematics: Uji Hipotesis. Diakses dari:

http://iftitahprimasanti.blogspot.co.id/2012/05/uji-hipotesis.html?m=1 Statistik Ceria. (2013). Uji t Perbedaan Rata-rata Dua Kelompok Berpasangan

(dependent) Parametrik. Diakses dari:

http://statistikceria.blogspot.co.id/2013/12/Pengujian-Perbedaan-Rata-rata-Dua-kelopmok-berpasangan-dependent-paramterik.html.

Statistik Ceria. (2013). [Tutorial Excel] Uji t Perbedaan Rata-rata Dua Kelompok

Berpasangan (dependent) Parametrik. Diakses dari:


(6)

http://statistikceria.blogspot.co.id/2013/12/tutorial-excel-Pengujian-86 Rangga Ary Ghozali, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERMAIN FUTSAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perbedaan-Rata-rata-Dua-kelopmok-berpasangan-dependent-paramterik.html

Wikipedia. (2014). Ekstrakurikuler. Diakses dari: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekstrakurikuler

WordPress.com. (2012). One Sample T Test / Uji T Satu Sampel. Diakses dari: https://teorionline.wordpress.com/201/12/30/one-sample-t-test-uji-t-satu-sampel/

Workshop Matematika Unindra. (2012). Definisi Pendekatan Pembelajaran

Menurut Para Ahli. Diakses dari:

http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html?m=1