PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS LOMPAT JAUH : Penelitian DeskriptifPada SiswaKelas VII SMP Negeri 17 Bandung.

(1)

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS

LOMPAT JAUH

(Penelitian DeskriptifPada SiswaKelas VII SMP Negeri 17 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

YANA SUPRIATNA 0809135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP JUMLAH

WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN

AKTIVITAS

LOMPAT JAUH

(Penelitian DeskriptifPada SiswaKelas VII SMP Negeri 17

Bandung)

Oleh Yana Supriatna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Yana Supriatna

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS

LOMPAT JAUH

(Penelitian DeskriptifPada SiswaKelas VII SMP Negeri 17 Bandung) Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes. NIP. 1962071181988031001

Pembimbing II

Alit Rahmat, M. Pd NIP. 19728262005011007

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 196508171990011001


(4)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Batasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. E. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. G. Definisi Istilah ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Atletik ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Atletik ... Error! Bookmark not defined. 2. Ruang Lingkup Pembelajaran Atletik. Error! Bookmark not defined. B. Lompat Jauh ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Lompat Jauh ... Error! Bookmark not defined. 2. Teknik Dasar Lompat Jauh ... Error! Bookmark not defined. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Lompat Jauh Error!


(5)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pendekatan Bermain ... Error! Bookmark not defined. 1. Hakikat Pendekatan ... Error! Bookmark not defined. 2. Hakikat Bermain ... Error! Bookmark not defined. D. Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined. E. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined. F. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 1. Populasi ... Error! Bookmark not defined. 2. Sampel... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .. Error! Bookmark not defined. 2. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengujian Persyaratan Analisis Data .. Error! Bookmark not defined. 4. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.


(6)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS

LOMPAT JAUH

(Penelitian DeskriptifPada SiswiKelas VII SMP Negeri 17 Bandung)

Oleh:

Yana Supriatna 0809135

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kesdan Alit Rahmat, M. Pd

Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui adakah pengaruh pendekatan bermain terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa pada pembelajaran

aktivitas lompat jauh di SMPN 17

Bandung.PenelitianiniterdiriduaVariabelyaituPendekatanBermain (X) danWaktuAktifBelajarSiswa (Y).Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dalam bentuk explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dengan model skala likert, yang dianalisis menggunakan regresi sederhana.Populasidalampenetianinisebanyak 132 orang dan yang menjadi sempeladalah siswa kelas VII yang berjumlah 37 orang.Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis diperoleh diperoleh Fhitung sebesar 16,640 sedangkan Ftabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05 dan dk regb/a = 1 dan dk res = n – 2 =35 sebesar 4,121, artinya Fhitung > Ftabel yaitu 16,640 > 4,121. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain berpengaruh positifdansignifikanterhadap waktu aktif belajar siswa di SMP Negeri 17 Bandung.


(8)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

EFFECT APPROACH TO TOTAL TIME TO PLAY ACTIVE LEARNING (JWAB) IN LEARNING ACTIVITIES LONG JUMP

(Descriptive Research In Seventh Grade Students of SMP Negeri 17 Bandung)

by:

Yana Surpriatna 0809135

This thesis is guided by:

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes dan Alit Rahmat, M. Pd

This study aims at finding out if the effect of the approach to the amount of time played an active learning (JWAB) students in learning activities in the long jump SMP 17 Bandung. The study consisted of two variables, namely Approach Play (X) and Active Time Student (Y).The method used in this study is a survey method in the form of explanatory survey. Techniques of data collection by questionnaire with Likert scale models, which were analyzed using simple regression. The population in this study as many as 132 people and which became sempel is a class VII student who totaled 37 people. Based on calculations derived

hypothesis testing of F obtained at 16,640 while the F table with an error rate of α

= 0.05 and df regb / a = 1 and df res = n - 2 = 35 at 4.121, meaning of F> F is 16.640> 4.121. It can be concluded that the approach of playing a positive and significant effect on student learning active time in SMP Negeri 17 Bandung.


(9)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenelitian

Proses pembelajaran lompat jauh merupakan bagian dari materi pokok dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Lompat jauh merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Prinsip dasar lompat jauh adalah membangun awalan secepat-cepatnya dan melakukan tolakan sekuat-kuatnya ke arah depan-atas dengan satu kaki untuk meraih ketinggian yang optimal saat melayang sehingga menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Menurut Ballesteros dalam Hendrayana Y. dan Rahmat A. (2007, hlm. 79) mengemukakan bahwa:

Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.

Menurut SasmitaYusuf Adi (1992,hlm. 65), “keempat unsur gerakan yaitu awalan, tolakan, melayang dan mendarat, merupakan suatu kesatuan yaitu urutan

gerakan lompatan yang tidak terputus”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat.

Dalam proses pembelajaran lompat jauh untuk mencapai tujuan pembelajaran bukan hal yang mudah karena ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan materi lompat jauh ini agar tujuan pembelajaranpun dapat tercapai. Faktor yang dapat mempengaruhi dalam pembelajaran lompat jauh ini diantaranya yaitu sarana prasarana yang mendukung dan metode atau pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kedua faktor tersebut merupakan hal penting dalam mencapai tujuan pembelajaran


(10)

2

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lompat jauh, namun fakta dilapangan untuk sarana prasarana lompat jauh yang digunakan sangat minim dan juga kurangnya pengetahuan guru mengenai pendekataan pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran lompat jauh. Sehingga dalam pembelajaran lompat jauh terlihat monoton dan membuat siswa jenuh dalam pembelajaran lompat jauh. Selain itu ketika berlangsungnya proses pembelajaran lompat jauh, para siswa harus menunggu giliran untuk melakukan aktivitas gerak lompat jauh karena harus bergiliran yang disebabkan oleh minimnya media pembelajaran yaitu bak lompat. Hal tersebut yang terjadi pada siswa kelas VII di SMPN 17 Bandung, pada saat pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmanidengan materi atletik nomor lompat jauh, semua siswa terlihat kurang senang danmelaksanakan aktivitas dengan kurang bersemangat. Mereka beranggapan bahwalompat jauh sangat menjemukan dan melelahkan. Kemudian ketika siswa disuruhmelakukan lompat jauh, mereka melakukannya karenaterpaksa, takut dengan guru, dan tanpa didasari motivasi. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa serta akan mempengaruhi hasil belajar yang tidak sesuai dengan harapan.

Dalam proses pembelajaran metode atau pendekatan pembelajaran merupakan hal yang penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagai guru pendidikan jasmani harus bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dari masalah yang telah diungkapkan diatas, salah satu pemecahannya dapat diatasi dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat karena seperti yang kita ketahui bahwa dalam situasi proses kegiatan belajar mengajar sangat terbatas dengan waktu, pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam materi lompat jauh salah satunya yaitu pendekatan bermain sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa dan pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Seperti menurutWahjoedi (1999,hlm. 121)

bahwa “pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Bermain menurut Anggani Sudono (2000, hlm. 1)

bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yangmenghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan


(11)

3

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maupunmengembangkan imajinasi pada anak”. Sedangkan menurut Bahagia, dkk (2000,hlm. 56) menyatakan bahwa:

Permainan atletikmaksudnya adalah materi pembelajaran/program pelajaran atletik yang disajikandalam nuansa permainan. Permainan tidak berarti menghilangkan unsur serius,disiplin dan menghilangkan substansi pokok materi atletik, namun permainan yangberisi seperangkat teknik dasar berupa lari, lempar, lompat dalam bentuk permainanbervariasi.

Dengan memperhatikan beberapa konsep di atas penggunaan pendektan bermain ini dimaksudkan pembelajaran lompat jauh di sekolah akan meningkat dan lebih membangkitkan motivasigerak siswa sehingga waktu aktif belajar siswa pun meningkat. Penerapan pendekatan bermain dalam materi lompat jauh ini yaitu disajikan dengan bentuk permainan yang berhubungan dengan inti materi pokok. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk tumbuh berkembang sesuaidengan karakteristiknya sangat memberikan pengaruh yang besar, karena denganbermain kebutuhan dan kemampuan siswa akan terpenuhi dan terbina, serta penyajian materi dengan permainan tanpa menghilangkan unsur disiplin dan pokok materi membuat siswa merasa senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengansuka rela serta dengan suasana yang menyenangkan sehingga membangkitkan semangat siswa untuk aktif mengikuti aktivitas lompat jauh sehingga diharapkan jumlah waktu aktif belajar siswa dapat meningkat serta dapat menguasai gerak dasar yang diajarkan.

Mengenai Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) siswa merupakan waktu secara keseluruhan yang digunakan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga seorang guru penjas harus mampu menyiasati pembelajaran agar proses pembelajaran tersebut berjalan secara efektif. Waktu merupakan acuan bagi seorang guru penjas dalam menjalankan program-programnya yang disesuaikan berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan. Dalam proses pembelajaran kegiatan pemanasan, instruksi, demonstrasi, siswa belajar keterampilan, mengetes dan evaluasi kegiatan tersebut menghabiskan waktu yang cukup lama tetapi pada kenyataannya tidak demikian apabila seorang guru penjas melakukan


(12)

4

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan tersebut dengan efektif dan efisien dengan waktu yang tidak terlalu lama. Pada saat proses pembelajaran berlangsung kegiatan siswa harus diperhatiakan, jangan sampai anak harus menunggu giliran dalam melakukan keterampilan hanya karena keterbatasan sarana dan prasarana yang akan mengakibatkan siswa tidak semangat dan merasa jenuh. Seperti yang dipaparkan oleh Suherman (2009, hlm. 14) bahwa :

Waktu aktif belajar siswa khususnya dalam penjas merupakan waktu yang harus ditempuh selama kegiatan penjas itu berlangsung, dimana anak dalam kondisi aktif belajar atau melakukan aktivitas yang sedang dilaksanakan sesuai apa yang diharuskan oleh guru.

Dari pendapat yang telah dikemukakan, Waktu aktif belajar adalah waktu dimana siswa aktif selama mengikuti proses pembelajaran. Waktu aktif belajar siswa khususnya dalam pembelajaran lompat jauhadalahwaktu yang harus di tempuh selama kegiatan aktivitas lompat jauh itu berlangsung. Dimana anak dalam kondisi aktif belajar atau melakukan aktivitas lompat jauh sesuai dengan yang di instruksikan oleh guru.

Waktu aktif belajar siswa sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran aktivitas lompat jauh karena menentukan siswa agar terus melakukan aktivitas yang telah direncanakan selain itu pula agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu seorang guru penjas yang baik harus bisa mengelola waktu dengan baik, agar aktivitas dalam proses belajar terlaksana mulai dari manajemen (waktu pengelolaan), waktu instruksi, waktu aktif belajar, dan waktu tunggu harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru penjas. Dengan manajemen waktu yang baik maka setiap aktivitas yang akan dilakukan oleh siswa dapat terkontrol dengan baik, sehingga waktu pasif siswa dapat diminimalisir. Namun dalam kenyataannya tidak demikian banyak waktu yang terbuang secara sia-sia karena aktivitas yang dilakukan hanya itu-itu saja sehingga siswa banyak yang tidak menggunakan waktu yang ada atau pasif sehingga peranan pendekatan bermain dalam proses pembelajaran lompat jauh sangat diperlukan untuk meningkatkan


(13)

5

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) siswa. Serta diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran lompat jauh di SMPN 17 Bandung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis memandang perlu melakukan pengkajian secara khusus dalam bentuk penelitian. Adapun penelitian yang akan

diangkat dalam judul ini adalah : “Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Waktu Aktif Belajar (JWAB) dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh Di

SMPN 17 Bandung”.

B. Identifikasi MasalahPenelitian

Berdasarkan latar belakang masalah mengenai “Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Waktu Aktif Belajar (JWAB) dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh Di SMPN 17 Bandung”, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya antusias siswa terhadap proses pembelajaran aktivitas lompat jauh yang disebabkan penggunaan metode atau pendekatan yang kurang tepat sehingga mempengaruhi jumlah waktu aktif belajar siswa.

2. Kurangnya sarana prasarana dalam pembelajaran aktivitas lompat jauh.

C. Rumusan MasalahPenelitian

Mengacu pada latar belakang di atas, maka peneliti mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul untuk diteliti lebih lanjut. Maka rumusanmasalah dalampenelitian ini yaitu “Adakah pengaruh pendekatan bermain terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa pada pembelajaran aktivitas lompat jauh di SMPN 17 Bandung?”.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalahuntuk “Mengetahui adakah pengaruh


(14)

6

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan bermain terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa pada pembelajaran aktivitas lompat jauh di SMPN 17 Bandung”.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain menjadikan bahan bagi pengembangan khususnya lompat jauh baik secara teoritis maupun secara praktis. Dengan demikian, manfaat penelitian mencakup :

1.Secara teoretis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan

pengajaran dalam penyampaian materi pembelajaran aktivitas lompat jauh pada siswa-siswi di SMPN 17 Bandung.

2.Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan

bagi guru pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi pembelajaran aktivitas lompat hauh sehingga hasil belajar yang diperoleh akan lebih baik serta waktu aktif belajar (JWAB) siswa dapat terlaksanan secara optimal dan untuk memupuk kebiasaan siswa untuk aktif dan kreatif melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain.


(15)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitian tersebut, hal ini perlu dilakukan karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai. Menurut Surakhmand (1998,hlm. 181) menjelaskan tentang metode, yaitu:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Hal ini diperkuat oleh pendapat ahli yaitu menurut Sugiyono (2011,hlm. 1) mengungkapkan bahwa: “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunan tertentu”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan, sehingga dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Mengenai metode deskriptif ini menurut dijelaskan Sumanto (1995,hlm. 75) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mencandra atau mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu.penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan dan menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu. Metode ini


(16)

30

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berusaha menggambarkan dan menginterpretasi apa yang ada, bisa mengenai kondisi dan hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.

Sedangkan menurut Nazir dalam Tuti Retno (2002, hlm. 8) “Metode deskriptif merupakan salah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi ataupun satu kelas peristiwa pada masa sekarang secara faktual dan akurat”. Dari penjelasan tersebut, penelitian deskriptif ini dengan teknik studi korelasional, dimana teknik korelasi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel X dengan variabel Y dan apabila ada seberapa berartinya hubungan. Variabel menurut Sugiyono (2011, hlm. 60) mengemukakan, “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka berdasarkan penjelasan tersebut, variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen atau bebas

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61) “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini variabel independen adalah pendekatan bermain.

2. Variabel dependen atau terikat

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa dalam pembelajaran lompat jauh.

B. Desain Penelitian

Penelitian deskriptif mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang


(17)

31

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingin diungkapkan. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 66) menjelaskan “desain penelitian atau paradigma penelitian sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang akan digunakan”. Desain penelitian ini untuk memberikan gambaran mengenai alur dalam penelitian ini penulis memberikan gambaran sebuah desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini. Desain penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas yaitu pendekatan bermain dan variabel terikat yaitu jumlah waktu aktif belajar siswa. Sebagaimana dapat kita lihat dalam bagan dibawah ini, Sugiyono (2011, hlm. 66) :

Gambar 3.1 DesainPenelitian

Langkah-langkah penelitian yang penulis susun yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu SMPN

17 Bandung

2. Menghubungi pihak sekolah yang akan dijadikan pelaksanaan penelitian 3. Membuat surat izinpenelitian

4. Menentukan sampel penelitian

5. Menyiapkan RPP atau program penelitian

6. Memberikan obsevasi awal pada sampel penelitian untuk mengetahui keadaan awal

7. Melakukan proses penelitian sebagai observasi akhir yaitu memberikan pendekatan bermain dalam pembelajaran lompat jauh

Pendekatan Bermain (X)

Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa


(18)

32

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah- langkah penelitian untuk memberikan gambaran langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan langkah penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai langkah-langkah penelitian penulis jelaskan sebagai berikut:

Populasi

Sampel

Observasi awal

Proses penelitian

Observasi akhir

Pengolahan data

Hasil


(19)

33

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Langkah-LangkahPenelitian

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karenan populasi merupakan keseluruhan sumber data atau objekyang akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011, hlm. 117) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (1997) yang dikutip dari Sita Febriyan (2011, hlm. 66) menjelaskan bahwa : “Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian polpulasi”. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan dari sekumpulan objek penelitian baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa yang dijadikan sumber data yang memiliki berbagai ciri atau karakeristik tertentu di dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 17 Bandung yaitu sebanyak 132 siswa-siswi.

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2011, hlm. 118) berpendapat bahwa :

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.


(20)

34

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tentang jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada pendapat yang dijadikan pegangan, yaitu pendapat Arikunto (2006, hlm. 134) mengemukakan sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 siswa yaitu 30 persen dari jumlah seluruh populasi. Teknikpengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple randomsampling. “Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sampel darisemua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yangada dalam populasi itu” (Sugiyono, 2011, hlm. 120). Cara demikian dilakukan apabilaanggota populasi dianggap homogen. Langkah-langkah teknik pengambilansampel ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah sampel pada setiap kelas dengan mengambil 30 persen dari total populasi penelitian

b. Menentukan siswa yang dijadikan sampel melalui undian yang telah disediakan oleh penulis.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan. Arikunto (2002) yang dikutip dari


(21)

35

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yudiningsih (2012, hlm. 34) mengungkapkan bahwa: “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu mode”. Dalam pengumpulan data merupakan faktor penting dalam penelitian artinya data merupakan kunci jawaban dari suatu pertanyaan ilmiah yang diajukan dalam suatu penelitian. Menurut Emory (1985) yang dikutip oleh Sugiyono (2011, hlm. 147) menyatakan bahwa:

Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian.

Untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian diperlukan alatpengumpul data yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah observasi dalam pembelajaran lompat jauh. Mengenai observasi ini Sutrisno Hadi (Sugiyono 2011,hlm. 203) menjelaskan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Observasi yang dilakukan oleh penulis sebagai guru atau peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan pendekatan bermain.

Instrumen yang digunkan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi siswa. Kegiatn observasi dilaksanakan pada saat siswa mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan bermain. Untuk dapat mengukur kegiatan pembelajaran lompat jauh maka akan digunakan tabel penilaian mengajar pendidikan jasmani yang didalamnya terdapat alokasi fokus dan fokus siswa. Karena dalam penelitian ini hanya ingin mengetahui waktu aktif belajar siswa, maka fukos siswa tidak menjadi prioritas utama akan tetapi hal tersebut bukan berarti harus diabaikan. Instrumen ini sebelumnya pernah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Komisi Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Komnas Penjasor) pada tiga kota besar di Indonesia (Surabaya, Jakarta,


(22)

36

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Padang) pada tahun 2007 (Suherman, 2009, hlm. 32). Berikut ini adalah langkah pelaksanaan penggunaan instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Hidupkan stopwatch sejak dari awal sampai akhir pembelajaran.

b. Berikan tanda cek (X) pada kolom stopwatch sesuai dengan berkurangnya waktu dalam stopwatch.

c. Berikan tanda cek (X) pada kolom alokasi fokus segera setelah guru menyuruh siswa melakukan aktivitas fisik fokus tujuan.

d. Pada saat yang sama tuliskan jumlah siswa yang melakukan aktivitas fisik fokus tujuan pada kolom siswa fokus.

e. Perhitungan jumlah siswa yang melakukan aktivitas fisik fokus tujuan pada menit berikutnya dilakukan segera setelah waktu memasuki menit berikutnya f. Perhitungan jumlah siswa fokus tujuan hanya dilakukan manakala pada

kolom sebelumnya terdapat tanda cek (X).

E. Teknik PengumpulandanAnalisis Data

Pengolahan data dilakukansetelah data

hasilpenelitiandiperoleh.Pengolahan data dilakukanberdasarkanmetodestatistika agar diperolehsuatuakhirataukesimpulan yang benar.Teknikanalisis data yang digunakandalampenelitianiniadalahuji statistik Korelasi Pearson Product Moment hal tersebut menurut Sugiyono (2011, hlm. 218). Teknik korelasi ini yang terlebihdahuludilakukanujipersyaratanalisis. Ujipersyaratanalisis yang di gunakanadalahujinormalitaspopulasidenganujililiefors (Sudjana, 1986, hlm. 450) danujihomogenitaspopulasidenganujikesamaanduavariasidan uji linearitas (Sudjana, 1986: hlm. 242).Semuapengujiandilakukanpadatarafsignifikan α = 0,05.

Langkah-langkahpengolahan data tersebutadalahsebagaiberikut: 1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok

x = ∑xi

n Keterangan:


(23)

37

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x : rata-rata suatu kelompok

n : jumlah sampel xi : nilai data

∑xi : jumlah sampel suatu kelompok

2. Mencari Simbangan Baku S = ∑ (�−�)

2 �−1

Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari n : jumlah sampel

∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji kenormalan dengan uji lilifors, dimana prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2,.... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .... Zn dengan

menggunakan rumus: Zi =

S X Xi

b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,...Zn ∑Zi. Jika proporesi ini dinyatakan

S (Zi), maka:

S(Zi) = banyaknya Z1,Z2,...Zn ∑Zi

N

d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut (L0)

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, membandingkan L0 dengan nilia


(24)

38

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari data

pengamatan L dari daftar tabel, sedangkan dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas

2 2 2 1

S

S

F

Dimana : 2 1

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil

dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05

5. Uji lineritas

Salah satu syarat melakukan uji korelasi Pearson Product Moment adalah dengan mengetahui bahwa data yang dihubungkan berpola linear. Sugiyono (2011:262)

Ŷ=a+b1x1

Dimana :

Ŷ = nilai yang diprediksikan

A = nilai konstanta harga Y jika X=0 B = koefesien regresi

X = nilai variabel independen 6. Uji korelasi PPM

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy


(25)

39

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabilah nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut.

Tabel 3.1

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r, Sugiyono (2011:hlm. 257)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0.599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat

Rendah Sangat Rendah

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut. KP = r2 x 100%

keterangan: KP = Nilai Koefisien Diterminan r = Nilai Koefisien Korelasi

7. Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji Signifikansi uji t dua pihak dengan rumus :


(26)

40

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

r 1

2 n r hitung t

  

keterangan: thitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien korelasi n = Jumlah Sampel

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan

(dk) = n - 2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Kriteria pengujian Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah thitung ≥ttabel, maka tolak Ho artinya signifikan

dan thitung≤ ttabel, terima Ho artinya tidak signifikan.

Apabila ketika pengolahan data hasilnya data tidak normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis menggunakan analisis tes non parametrik dengan uji wilcoxon. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam uji wilcoxon adalah sebagai berikut (Abduljabar dan Kusumah 2010, hlm. 368):

a. Beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih harga mutlaknya yang sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y) c. Hitunglah jumalah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor

urut yang bertanda negatif

d. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di point c, ambillah angka harga mutlaknya paling kecil, sebutlah jumlah yang sama dengan J. Jumlah yang dipakai untuk menguji hipotesis.

Ho : Tidak terdapat perbedaan pengaruh H1: terdapat perbedaan pengaruh

Untuk menguji hipotesis di atas dengan taraf nyata (α) = 0,05 atau (α) = 0,01 kita bandingkan hasil diatas dengan J yang diperoleh dari daftar tabel J. Jika J dari


(27)

41

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhitungan lebih kecil atau sama dengan J tabel berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka Ho ditolak


(28)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan

hasilujihipotesismenunjukkanbahwapendekatan bermain

berpengaruhpositifdansignifikanterhadapwaktu aktifbelajarsiswa, artinyajikapendekatan bermaintinggimakawaktu aktifbelajarsiswa pun akantinggidansebaliknyajikapendekatan bermainrendahmakawaktu aktifbelajarsiswa pun akanrendah. Darihasilujikorelasi yang menunjukkankorelasiberadapadakategoricukup tinggi. Hal ini menunjukanbahwavariabelpendekatan bermainmemberikanpengaruhyang cukup kuatterhadapwaktu aktifbelajarsiswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkankesimpulan di

atasdanmerujukkepadapenghitunganskorkriteriumsetiapvariabel,rekomendasi yang dikemukakanmengacukepadavariabel yang memilikiskor rata-rata terendahdiantaravariabel yang lain. Maka variabel pendekatan bermain harus lebih ditingkatkan lagi agar bisamemberikan efek positif untuk menaikan nilai rata – rata waktu aktif belajar siswa


(29)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B & Kusumah, J. (2010). Modul Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Adisasmita. (1992). Atletik. Bandung: Pioner. Aip Syarifuddin. (1992). Atletik . Jakarta : Depdikbud.

A ip S ya r ifu d d in & M u ha d i. ( 19 9 2/ 19 93 ). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Bahagia, Yoyo dkk. (2000). Atletik. Jakarta: DEPDIKNAS.

Bahagia, Y dan Mudjianto, S. (2010). Fasilitas dan Perlengkapan Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Bahagia, Y dan Suherman, A. (2000). Prinsip- Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Balesteros. 1979. Pedoman Latihan Dasar Atletik. (diterjemahkan dari Manual Didaction De Atletismo. Spanyol: IAAF.

Cholik, M. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.

Dimayanti& Mujiono (1999)dalam Sagala, Syaiful. H. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :Alfabeta.

Djumidar. (2002). Dasar-Dasar Atletik. Jakarta : DEPDIKBUD Universitas Terbuka

Engkos, Kosasih. (1985). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta : Akademi Pressindo.


(30)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Engkos, Kosasih. (1987). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta : Akademi Pressindo.

Hendrayana, Y & Rahmat, A. (2007). Bermain Atletik. Bandung : FPOK UPI. Hurlock, E B. (1978). Perkembangan Anak jilid I. Jakarta : Erlangga.

Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pontjopoetro. (2003). Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas Ritmik. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Roji. (1989). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Klaten : Intan Pariwara Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sita, Febriyan. (2011). Perbandingan Metode Keseluruhan Dengan Metode

Bagian Pada Pembelajaran Pencak Silat. Bandung: UPI

Soekartono, I. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta: Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan Ditjora Depdiknas.

Sudjana, Nana. (1989) . Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi pengajaran Dalam Penjas. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Suherman, A, dkk. (1999/2000). Atletik. DEPDIKBUD

Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo. Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan

Teknik. Bandung : Tarsito.

Wahjoedi. (1999). http://linda-haffand.blogspot.com/2011/10/pendekatan-model-metode-dan- teknik.html

Yudha M. Saputra (2010).Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.


(31)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Yudiningsih, Titis. (2012). Perbandingan Pendekatan Takstis Dengan

Pendekatan Teknis Terhadap Partisipasi Aktif Siswa Dalam Pembelajaran Teknik Dasar Bola Basket. Bandung : UPI.

Sumber dari internet:

http://www.iissofiahra.com/2012/05/membantu-siswa-terlibat-aktif-dalam.html http://tamamijaya.blogspot.com/2013/09/ptk-penjas.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode teknik-taktik-dan-model-pembelajran

http://tamamijaya.blogspot.com/2013/09/desain-html

(http://Sitimasruroh,blogspot.com/2009/05/desain - robot.html )

http://delite20.wordpress.com/2009/11/05/sejarah-perkembangan-atletik/ http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html\


(1)

40

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 r 1 2 n r hitung t   

keterangan: thitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien korelasi n = Jumlah Sampel

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan (dk) = n - 2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Kriteria pengujian Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah thitung ≥ttabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan thitung≤ ttabel, terima Ho artinya tidak signifikan.

Apabila ketika pengolahan data hasilnya data tidak normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis menggunakan analisis tes non parametrik dengan uji wilcoxon. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam uji wilcoxon adalah sebagai berikut (Abduljabar dan Kusumah 2010, hlm. 368):

a. Beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih harga mutlaknya yang sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y) c. Hitunglah jumalah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor

urut yang bertanda negatif

d. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di point c, ambillah angka harga mutlaknya paling kecil, sebutlah jumlah yang sama dengan J. Jumlah yang dipakai untuk menguji hipotesis.

Ho : Tidak terdapat perbedaan pengaruh H1: terdapat perbedaan pengaruh

Untuk menguji hipotesis di atas dengan taraf nyata (α) = 0,05 atau (α) = 0,01 kita bandingkan hasil diatas dengan J yang diperoleh dari daftar tabel J. Jika J dari


(2)

41

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhitungan lebih kecil atau sama dengan J tabel berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka Ho ditolak


(3)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan

hasilujihipotesismenunjukkanbahwapendekatan bermain berpengaruhpositifdansignifikanterhadapwaktu aktifbelajarsiswa, artinyajikapendekatan bermaintinggimakawaktu aktifbelajarsiswa pun akantinggidansebaliknyajikapendekatan bermainrendahmakawaktu aktifbelajarsiswa pun akanrendah. Darihasilujikorelasi yang menunjukkankorelasiberadapadakategoricukup tinggi. Hal ini menunjukanbahwavariabelpendekatan bermainmemberikanpengaruhyang cukup kuatterhadapwaktu aktifbelajarsiswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkankesimpulan di

atasdanmerujukkepadapenghitunganskorkriteriumsetiapvariabel,rekomendasi yang dikemukakanmengacukepadavariabel yang memilikiskor rata-rata terendahdiantaravariabel yang lain. Maka variabel pendekatan bermain harus lebih ditingkatkan lagi agar bisamemberikan efek positif untuk menaikan nilai rata – rata waktu aktif belajar siswa


(4)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B & Kusumah, J. (2010). Modul Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Adisasmita. (1992). Atletik. Bandung: Pioner. Aip Syarifuddin. (1992). Atletik . Jakarta : Depdikbud.

A ip S ya r ifu d d in & M u ha d i. ( 19 9 2/ 19 93 ). Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Bahagia, Yoyo dkk. (2000). Atletik. Jakarta: DEPDIKNAS.

Bahagia, Y dan Mudjianto, S. (2010). Fasilitas dan Perlengkapan Penjas.

Bandung: FPOK UPI.

Bahagia, Y dan Suherman, A. (2000). Prinsip- Prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Balesteros. 1979. Pedoman Latihan Dasar Atletik. (diterjemahkan dari Manual Didaction De Atletismo. Spanyol: IAAF.

Cholik, M. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.

Dimayanti& Mujiono (1999)dalam Sagala, Syaiful. H. (2007). Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung :Alfabeta.

Djumidar. (2002). Dasar-Dasar Atletik. Jakarta : DEPDIKBUD Universitas Terbuka

Engkos, Kosasih. (1985). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta : Akademi Pressindo.


(5)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Engkos, Kosasih. (1987). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta : Akademi Pressindo.

Hendrayana, Y & Rahmat, A. (2007). Bermain Atletik. Bandung : FPOK UPI. Hurlock, E B. (1978). Perkembangan Anak jilid I. Jakarta : Erlangga.

Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pontjopoetro. (2003). Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas Ritmik. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Roji. (1989). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Klaten : Intan Pariwara Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sita, Febriyan. (2011). Perbandingan Metode Keseluruhan Dengan Metode

Bagian Pada Pembelajaran Pencak Silat. Bandung: UPI

Soekartono, I. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan Konsep Olahraga di Sekolah

Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

bekerja sama dengan Ditjora Depdiknas.

Sudjana, Nana. (1989) . Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi pengajaran Dalam Penjas. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Suherman, A, dkk. (1999/2000). Atletik. DEPDIKBUD

Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo. Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan

Teknik. Bandung : Tarsito.

Wahjoedi. (1999). http://linda-haffand.blogspot.com/2011/10/pendekatan-model-metode-dan- teknik.html

Yudha M. Saputra (2010).Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Yana Supriatna, 2014

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Aktivitas Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yudiningsih, Titis. (2012). Perbandingan Pendekatan Takstis Dengan

Pendekatan Teknis Terhadap Partisipasi Aktif Siswa Dalam Pembelajaran Teknik Dasar Bola Basket. Bandung : UPI.

Sumber dari internet:

http://www.iissofiahra.com/2012/05/membantu-siswa-terlibat-aktif-dalam.html http://tamamijaya.blogspot.com/2013/09/ptk-penjas.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode teknik-taktik-dan-model-pembelajran

http://tamamijaya.blogspot.com/2013/09/desain-html

(http://Sitimasruroh,blogspot.com/2009/05/desain - robot.html )

http://delite20.wordpress.com/2009/11/05/sejarah-perkembangan-atletik/ http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html\


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM AKTIVITAS PERMAINAN SEPAKBOLA.

4 20 32

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL.

3 9 41

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif di SMP Negeri 15 Bandung.

0 2 41

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN DALAM UPAYA MENINGKATAKAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR GERAK SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR NEGERI SUKARASA 3 DAN 4 BANDUNG.

2 5 29

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET.

2 15 36

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN FUTSAL DI SMP NEGERI 17 KOTA BANDUNG.

5 14 39

PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA : Studi Eksperimen di SMA Nugraha Kota Bandung.

0 0 34

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif di SMP Negeri 15 Bandung - repositoryUPI S JKR 0805514 Title

0 0 3

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL - repository UPI S JKR 0900242 Title

0 0 4

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM AKTIVITAS PERMAINAN SEPAKBOLA - repository UPI S POR 0906937 title

0 0 4