Perbandingan Penggunaan Gula Pasir dan Madu Terhadap Kadar Glukosa Darah.

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN GULA PASIR DAN MADU TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Christine Herlina, 2016

Pembimbing 1 : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes. Pembimbing 2 : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Gula pasir banyak dikonsumsi sebagai pemanis oleh masyarakat Indonesia. Kandungan sukrosa yang banyak terdapat dalam gula pasir dibandingkan madu dapat menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah dengan sangat cepat dan tidak baik bagi kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan. Madu dapat digunakan sebagai pemanis alternatif yang tidak meningkatkan kadar glukosa darah secara cepat dibandingkan dengan gula pasir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kenaikan kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi madu lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi gula pasir.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuasi. Subjek penelitian sebanyak 30 orang dewasa muda. Masing-masing diukur

kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 60 menit post prandial.

Pada penelitian, menggunakan darah vena. Analisis data menggunakan

uji “t” tidak berpasangan dengan α=0,05.

Rerata kenaikan kadar glukosa darah 60 menit post prandial pada orang yang mengonsumsi madu adalah 51,967 mg/dL berbeda sangat signifikan dengan setelah mengonsumsi gula pasir sebesar 58,100 mg/dL dengan p<0,01.

Kenaikan kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi madu lebih rendah dibandingkan dengan yang mengonsumsi gula pasir.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE COMPARISON OF USING CRYSTAL SUGAR AND HONEY TOWARDS THE BLOOD GLUCOSE LEVEL

Christine Herlina, 2016

1st Tutor : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.

2nd Tutor : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

Diabetes Melitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia due to reduced production of insulin or used ineffectively. Crystal sugar as a sweetener widely consumed by Indonesian people. The amount of sucrose contained in crystal sugar is higher than in honey so it could increase blood glucose rapidly and unhealthy if consumed excessively. Honey would be an alternative which slightly increased blood glucose level. The purpose of this experiment is to investigate whether the increase blood glucose level of those who consume honey is lower than consuming crystal sugar.

A quasi experimental design was carried out with thirty young adult participants. The blood glucose level of each participants using a venous blood was measured during fasting and 60 minutes postprandial. Statistical analysis using unpaired“t”test with α=5%.

The average result of the increase blood glucose level at 60 minutes post prandial for participants who consumed honey is 51,967 mg/dL. This showed a highly significant difference compared to the participants who consumed crystal sugar with their blood glucose level 60 minutes is 58,100 mg/dL with p<0,01. In conclusion, the increase blood glucose level who consumption of honey is lower than consumption of crystal sugar.


(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karbohidrat ... 6

2.1.1 Definisi Karbohidrat ... 6

2.1.2 Klasifikasi Karbohidrat ... 7

2.1.2.1 Monosakarida ... 7

2.1.2.2 Disakarida ... 8


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Fungsi Karbohidrat ... 10

2.1.4 Pencernaan Karbohidrat ... 11

2.1.5 Metabolisme Karbohidrat ... 12

2.2 Glukosa ... 12

2.2.1 Glukosa Darah ... 12

2.2.2 Metabolisme Karbohidrat Berpusat Pada Penyediaan dan Nasib Glukosa ... 13

2.2.3 Glukosa Darah Berasal Dari Makanan, Glukoneogenesis, Glikolisis 14 2.2.4 Mekanisme Metabolik dan Hormonal Mengatur Kadar Glukosa Darah ... 14

2.2.5 Insulin Berperan Sentral Dalam Mengatur Glukosa Darah ... 15

2.2.6 Hormon Lain yang Memengaruhi Glukosa Darah ... 16

2.2.7 Regulasi Glukosa Darah... 17

2.3 Produk Gula ... 18

2.3.1 Jenis Produk Gula ... 18

2.3.1.1 Gula Alami ... 18

2.3.1.2 Gula Buatan ... 20

2.3.2 Gula Pasir ... 21

2.3.3 Cara Pembuatan Gula Pasir... 24

2.3.4 Gula Pasir dan Kesehatan ... 24

2.4 Madu ... 25

2.4.1 Madu Bunga Liar ... 25

2.4.2 Kandungan Madu ... 27

2.4.3 Macam Madu ... 30

2.4.4 Sifat Fisik Madu ... 31

2.4.5 Warna Madu ... 32

2.4.6 Manfaat Madu ... 32

2.5 Penggunaan Gula Pasir dan Madu Pada Penderita Diabetes Melitus ... 33

2.6 Darah Vena dan Darah Kapiler ... 33

2.7 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah ... 35


(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

2.7.2 Roche C-311 ... 36

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 38

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 38

3.1.2 Subjek Penelitian ... 38

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Metode Penelitian... 40

3.3.1 Desain Penelitian ... 40

3.3.2 Data yang Diukur ... 40

3.3.3 Variabel Penelitian ... 40

3.3.3.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 40

3.3.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 40

3.3.4 Ukuran Sampel Penelitian ... 41

3.4 Prosedur Kerja ... 41

3.4.1 Cara Pengambilan Sampel Darah Vena ... 42

3.4.2 Cara Pemeriksaan ... 43

3.4.3 Roche C-311 ... 44

3.5 Metode Analisis ... 44

3.6Aspek Etika Penelitian ... 45

3.7Uji Pendahuluan ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.2 Pembahasan Penelitian ... 47

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 49


(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN ... 54 RIWAYAT HIDUP ... 62


(7)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Pengangkutan Glukosa yang Utama ... 15

2.2 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Gula Pasir ... 23

2.3 Hasil Uji Madu Perhutani ... 26

2.4 Kandungan Rerata Gizi Madu Murni Perhutani ... 27

2.5 Komposisi Nutrisi per 100 gram Madu ... 30

4.1 Perbandingan Kenaikan Kadar Glukosa Darah 60 menit Post Prandial pada Gula Pasir dan Madu ... 46


(8)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gula Pasir ... 22

2.2 Struktur Kimia Fruktosa, Glukosa, dan Sukrosa ... 22

2.3 Madu Perhutani Bunga Liar ... 26


(9)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 54

2 Informed Consent ... 55

3 Data Hasil Penelitian ... 56

4 Analisis Statistik ... 58

5 Perhitungan Bahan Uji ... 59

6 Uji Pendahuluan ... 60


(10)

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe (tipe satu dan tipe dua) dan 80% prevalensi diabetes melitus adalah

DM tipe dua. Angka kejadian DM terus meningkat di dunia. Estimasi terakhir

International Diabetes Federation (IDF) terdapat 382 juta orang yang hidup

dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035, jumlah tersebut

diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, jumlah penderita DM

di Indonesia pada penduduk ≥15 tahun adalah sekitar 12 juta penduduk

(DepKes, 2014).

Tingginya angka kejadian DM yang terus meningkat seperti sekarang ini menyebabkan perlunya informasi yang tepat mengenai pemanis yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, salah satunya adalah gula pasir dari hasil kristalisasi gula tebu. Gula pasir banyak digunakan secara luas sebagai pemanis dalam makanan maupun minuman. Gula pasir merupakan karbohidrat sederhana yang mengandung jenis gula disakarida yaitu sukrosa. Gula pasir memang tidak menimbulkan efek yang toksik pada orang yang mengonsumsinya, tetapi dapat menimbulkan kenaikan glukosa darah dengan sangat cepat dan tidak baik bila dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Madu merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai suplemen yang tidak meningkatkan kadar glukosa darah secara cepat dibandingkan dengan gula pasir (Binus, 2013).


(11)

Universitas Kristen Maranatha 2

Hasil penelitian terdahulu didapatkan madu dapat meningkatkan kadar glukosa darah 5% lebih rendah dibandingkan gula pasir (Al-Waili, 2004).

Madu memiliki banyak kandungan zat, yaitu gula (glukosa dan fruktosa), air, asam amino, vitamin (E dan C), mineral (kromium, tembaga, dan seng), protein, flavonoid, antioksidan dan enzim yang menyebabkan penyerapan madu tidak secepat gula pasir sehingga tidak meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat (Bogdanov, Jurendica, Sieber, & Gallmann, 2008; Omotayo O. Erejuwa, 2012).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai perbandingan penggunaan madu dan gula pasir terhadap kadar glukosa darah.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah kenaikan kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi madu lebih rendah dibandingkan orang yang mengonsumsi gula pasir.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Memeriksa kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi gula pasir dan madu dan untuk mengetahui apakah kenaikan kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi madu lebih rendah dibandingkan orang yang mengonsumsi gula pasir.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

 Manfaat akademik

Menambah wawasan di bidang gizi klinik mengenai pemanis (madu) yang meningkatkan kadar glukosa secara perlahan dan tidak terlalu tinggi.


(12)

Universitas Kristen Maranatha  Manfaat praktis

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi minuman rendah glukosa (madu) dalam mengurangi terjadinya penyakit yang berhubungan dengan kadar glukosa darah tinggi.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Gula pasir dan madu masing-masing memiliki karbohidrat dengan konsentrasi berbeda. Gula pasir memiliki kandungan 99% sukrosa yang terbuat dari gula tebu atau gula bit dan di dalam gula pasir tidak terdapat kandungan lain seperti yang terdapat dalam madu sehingga dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan sangat cepat dibandingkan

dengan madu dan tidak baik bila dikonsumsi secara berlebih. Pada metabolismenya di dalam tubuh, sukrosa akan dipecah menjadi

glukosa dan fruktosa. Metabolisme glukosa akan menstimulasi pelepasan insulin sedangkan metabolisme fruktosa tidak menstimulasi pelepasan insulin dan metabolismenya akan dipercepat dengan adanya glukosa. Fruktosa lebih banyak diubah menjadi trigliserida. Konsumsi fruktosa secara berlebihan (>85gram fruktosa) dapat menyebabkan terjadinya hipertrigliseridemia, meningkatkan risiko terjadinya resistensi insulin dan

pembentukan asam urat dari hasil metabolisme fruktosa (A, Wailissa, S, R, & Batama, 2014).

Madu memiliki banyak kandungan zat, yaitu gula, air, asam amino, vitamin, mineral dan enzim yang menyebabkan penyerapan madu tidak secepat gula pasir sehingga tidak meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat (White, 1979). Kandungan oligosakarida dalam madu seperti frukto-oligosakarida berfungsi sebagai agen prebiotik dan palatinose


(13)

Universitas Kristen Maranatha 4

(isomaltulosa) yang dapat menunda pengosongan lambung, memperlambat pencernaan dan menunda penyerapan glukosa di dalam usus sehingga tidak meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat dan merangsang sedikit pengeluaran insulin (Chow, 2002; Ezz El-Arab AM, 2006).

Mineral yang banyak terdapat dalam madu adalah kromium, tembaga, dan seng. Kromium dalam madu dapat mengurangi kenaikan kadar glukosa darah dengan cepat, memeliharaan kadar glukosa darah tetap normal dan sekresi insulin dari pankreas. Tembaga dan seng dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga dapat meningkatkan metabolisme glukosa

(Sampath Kumar KP, 2010; Rashed MN, 2004; Lachman J, 2007; I M. Oka Adi Parwata, 2010).

Vitamin E dalam madu dapat mencegah kerusakan pankreas dan hati akibat stress oksidatif. Kandungan vitamin C dalam madu yang dikombinasi dengan penggunaan metformin dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih

rendah dibandingkan dengan yang hanya mengonsumsi metformin (Omotayo O. Erejuwa S. A., 2012).

Kandungan flavonoid dalam madu dapat meningkatkan kontrol glukosa darah dalam tubuh agar kadar glukosa darah dalam batas normal, mengurangi risiko resistensi insulin dan peningkatan regulasi glukosa darah. Beta karoten merupakan salah satu antioksidan dalam madu yang dapat

melindungi pankreas dari stress oksidatif (Olaitan PB, 2007;

Tahereh Eteraf-Oskouei, 2013). Madu mengandung protein yang berperan dalam memperlama penyerapan madu sehingga tidak meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat (Won S-R, 2009).

Konsumsi fruktosa dalam jumlah sedikit seperti yang terdapat dalam madu mempunyai efek positif yaitu menurunkan glukosa darah melalui peningkatan uptake glukosa oleh hati, stimulasi enzim heksokinase serta peningkatan konsentrasi insulin. Fruktosa dalam madu dapat meningkatkan fosforilasi glukosa hati melalui aktivasi glukokinase, sintesis glikogen hati, dan meningkatkan glukosa-6-fosfat hati yang akan memengaruhi kontrol glikemik sehingga tidak meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

Fruktosa dalam madu juga dapat memperpanjang pengosongan lambung dan memperlambat laju penyerapan usus dengan terjadinya pemanjangan durasi kontak dan interaksi antara fruktosa dan reseptor di usus sehingga dapat mengurangi asupan makanan berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas (Omotayo O. Erejuwa S. A., 2012).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Kenaikan kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi madu lebih rendah dibandingkan orang yang mengonsumsi gula pasir.


(15)

Universitas Kristen Maranatha 49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kenaikan kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi madu lebih rendah dibandingkan orang yang mengonsumsi gula pasir.

5.2 Saran

 Penelitian lebih lanjut dilakukan pada orang-orang yang menderita DM dengan pengawasan ketat.

 Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui jumlah madu yang aman dikonsumsi sebagai suplemen oleh penderita DM dan jumlah madu yang aman di konsumsi sebagai suplemen dalam mengurangi terjadinya penyakit DM.


(16)

PERBANDINGAN PENGGUNAAN

GULA PASIR DAN MADU

TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

CHRISTINE HERLINA

1310222

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(17)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat, kasih, dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “Perbandingan Penggunaan Gula Pasir dan Madu Terhadap Kadar

Glukosa Darah” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Penulis menyadari bahwa terlaksananya Karya Tulis Ilmiah ini berkat bimbingan dan pengarahan serta sumbangan pikiran yang sangat berharga dari semua pihak. Pada kesempatan ini ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. Adrian Suhendra, dr., SpPK., M.Kes. sebagai dosen pembimbing utama atas waktu, tenaga, pikiran, dan nasihat yang diberikan dari awal hingga akhir proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Triswaty Winata, dr., M.kes sebagai dosen pembimbing kedua atas waktu, tenaga, pikiran, dan nasihat yang diberikan dari awal hingga akhir proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Keluarga penulis Hermawan Thendar, Liana Hidajat, Elizabeth Herlina, Yoshua Thendar atas doa, dorongan, dukungan moril, maupun materiil kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Adriel Anggaputra atas doa, dukungan, dan kontribusinya yang diberikan sejak awal hingga akhir proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Teman-teman penulis yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi subjek penelitian.

6. Sahabat-sahabat penulis: Aristia Ayu, Shinta Koastin, Nomi Irene, dan Brigita yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan dukungan. 7. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak


(18)

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dunia pendidikan, kesehatan, dan masyarakat.

Bandung, Oktober 2016


(19)

Universitas Kristen Maranatha

50

DAFTAR PUSTAKA

Abdulwahid Ajibola, J. P. 2012. Nutraceutical values of natural honey and its contribution to human health and wealth. Nutr Metab (Lond) , 9, 61.

A, C. R., Wailissa, A. A., S, M. F., R, R. I., & Batama, S. 2014, maret. Retrieved

from ACADEMIA:

Http://Www.Academia.Edu/6544562/MAKALAH_FOOD_ADDITIVE Al-Waili, N. S. 2004. Effects of Daily Consumption of Honey Solution on

Hematological Indices and Blood Levels of Minerals and Enzymes in Normal Individuals. liebertpub , 6 (2), 135-140.

Al-Waili NS, H. A. 2004. Effect of honey on antibody production against thymus-dependent and thymus-inthymus-dependent antigens in primary and secondary immune responses. J Med Food. , 7, 491-494.

Bansal V, M. B. 2005. Honey -A remedy rediscovered and its therapeutic utility.

Kathmandu Univ Med J. 2005;3:305–309.

Behera, S., Ghanty, S., Ahmad, F., Santra, S., & Banerjee, S. 2012. UV-Visible Spectrophotometric Method Development and Validation of Assay of Paracetamol Tablet Formulation. J Anal Bioanal Techniques , 3 (6).

Bender, D. A., & Mayes, P. A. 2014. Glukoneogenesis dan Kontrol Glukosa

Darah. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 29). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bender, D. A., & Mayes, P. A. 2014. Karbohidrat yang Penting Secara

Fisiologis. In R.K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 29). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bender, D. A., & Mayes, P. A. 2014. Tinjauan Umum Metabolisme dan

Penyediaan Bahan Bakar Metabolik. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 29). Jakarta: Penerbitan Buku

Kedokteran EGC.

Binus. 2013. Retrieved from Library Binus:

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00833HM%20Bab2001.pdf


(20)

Universitas Kristen Maranatha

Boyd, R., Leigh, B., & Stuart, P. 2003. Capillary versus venous bedside blood glucose estimations. Emerg Med J , 22 (3), 177-179.

Bogdanov, S., Jurendica, T., Sieber, R., & Gallmann, P. 2008. Honey for Nutrition and Health. Taylor & Prancis Online , 27 (6), 677-689.

Brad S. Karon, M. P., Gunjan Y. Gandhi, M., Gregory A. Nuttall, M., Sandra C. Bryant, M., Hartzell V. Schaff, M., M. Molly McMahon, M., et al. (2007). Accuracy of Roche Accu-Chek Inform Whole Blood Capillary, Arterial, and Venous Glucose Values in Patients Receiving Intensive Intravenous Insulin Therapy After Cardiac Surgery. Am J Clin Pathol , 127 (6), 919-926.

Busserolles J, G. E. 2002. Substituting honey for refined carbohydrates protects rats from hypertriglyceridemic and prooxidative effects of fructose. J Nutr

, 132, 3379-3382.

Chow, J. 2002. Probiotics and prebiotics: a brief overview. J Ren Nutr , 76-86. DepKes. 2014. Kementrian Kesehatan RI. Retrieved from

www.depkes.go.id/folder/.../structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html Ezz El-Arab AM, G. S.-K. 2006. Effect of dietary honey on intestinal microflora

and toxicity of mycotoxins in mice. BMC Complement Altern Med , 6, 1-13.

Gelfand, J. L. (2011, Agustus 29). Retrieved from WebMD: http://www.webmd.com/food-recipes/features/health-effects-of-sugar#3

Hutagalung, H. 2013. Library USU. Retrieved from

http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-halomoan.pdf

I M. Oka Adi Parwata, K. R. 2010. Aktivitas Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta Karoten Pada Madu Randu (Ceiba Pentandra) Dan Madu Kelengkeng (Nephelium Longata L.). Jurnal Kimia , 4, 54-62.

Jagdish T, J. I. 2004. Quantification of saccharides in multiple floral honeys using fourier transform infrared microattenuated total reflectance spectroscopy. J


(21)

Universitas Kristen Maranatha

52

K. Ratnayani, N. M. 2008. Penentuan Kadar Glukosa Dan Fruktosa Pada Madu Randu Dan Madu Kelengkeng Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal Kimia 2 , 2, 77-86.

Lachman J, K. D. 2007. Analysis of minority honey components: Possible use for the evaluation of honey quality. Food Chem , 101, 973-979.

Moundoi MA, P.-Z. O. 2001. Antimicrobial activity of honey against food pathogens and food spoilage microorganisms. NYSAES , 1, 61-71.

Mufti T, D. R. (2015). Prosiding Pendidikan Dokter. Retrieved from file:///D:/My%20Documents/Downloads/1213-4160-1-PB%20(2).pdf NS, A.-W. 2004. Natural honey lowers plasma glucose, c-reactive protein,

homocysteine, and blood lipids in healthy, diabetic, and hyperlipidemic subjects: comparison with dextrose and sucrose. J Med Food , 7, 100-107. Olaitan PB, A. E. 2007. Honey: a reservoir for microorganisms and an inhibitory

agent for microbes. Afr Health Sci , 7, 159-165.

Omotayo O. Erejuwa, S. A. 2012. Honey - A Novel Antidiabetic Agent. Int J Biol

Sci , 8, 913-934.

Omotayo O. Erejuwa, S. A. (2012). Fructose Might Contribute to the Hypoglycemic Effect of Honey. Molecules , 17, 1900-1915.

Perhutani, P. 2014. Madu Perhutani. Retrieved from Perhutani: http://bumn.go.id/perhutani/halaman/151

PERKENI. (2011). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus

Tipe2 di Indonesia. Jakarta.

Prahastuti, S. 2011. Konsumsi Fruktosa Berlebihan dapat Berdampak Buruk bagi Kesehatan Manusia. JKM , 10, 173-189.

Rashed MN, S. M. 2004. Major and trace elements in different types of Egyptian mono-floral and non-floral bee honeys. J Food Compos Anal , 17, 725-735.

Sacher, R. A., & McPherson, R. A. 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan


(22)

Universitas Kristen Maranatha

Sacks, D. (1999). Carbohydrates (Tietz Textbook of Clinical Chemistry ed., Vol. 3). Philadelphia.

Salma. 2011, Maret 13. Retrieved from Majalah Kesehatan: http://majalahkesehatan.com/indeks-glikemik-arti-dan-manfaatnya/

Sampath Kumar KP, B. D. 2010. Medicinal uses and health benefits of Honey: An overview. J Chem Pharm Res , 2, 385-395.

Sanz ML, P. N. 2005. In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides. J Agric Food Chem , 53, 2914-2921.

Smith, M. W. (2014, Juli 31). Retrieved from WebMD: http://www.webmd.com/diet/stevia-sugar-substitutes#1

Stahl M, B. I. (2000). Quality assessment of blood glucose testing in general

practitioners’ offices improves quality (Vol. 43). Clin Chem.

Sulardjo, & Santoso, A. 2012, Desember. Retrieved from Portal Garuda: http://download.portalgaruda.org/article.php?Article=253164&Val=6820& Title=PENGARUH%20KONSENTRASI%20GULA%20PASIR%20TER HADAP%20KUALITAS%20JELLI%20BUAH%20RAMBUTAN

Sularjo. 2010, Desember. Retrieved from Portal Garuda: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=253264&val=6820&t itle=PENGARUH%20PERBANDINGAN%20GULA%20PASIR%20DA N%20DAGING%20BUAH%20TERHADAP%20KUALITAS%20PERM EN%20 PEPAYA

Tahereh Eteraf-Oskouei, M. N. 2013. Traditional and Modern Uses of Natural Honey in Human Diseases: A Review. Iran J Basic Med Sci , 6, 731-742. White, J. 1979. Composition of Honey. In E. Crane (Ed.). London: Heinemann. Won S-R, L. C.-Y.-W.-I. 2009. Immunological characterization of honey major


(1)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat, kasih, dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “Perbandingan Penggunaan Gula Pasir dan Madu Terhadap Kadar

Glukosa Darah” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Penulis menyadari bahwa terlaksananya Karya Tulis Ilmiah ini berkat bimbingan dan pengarahan serta sumbangan pikiran yang sangat berharga dari semua pihak. Pada kesempatan ini ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. Adrian Suhendra, dr., SpPK., M.Kes. sebagai dosen pembimbing utama atas waktu, tenaga, pikiran, dan nasihat yang diberikan dari awal hingga akhir proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Triswaty Winata, dr., M.kes sebagai dosen pembimbing kedua atas waktu, tenaga, pikiran, dan nasihat yang diberikan dari awal hingga akhir proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Keluarga penulis Hermawan Thendar, Liana Hidajat, Elizabeth Herlina, Yoshua Thendar atas doa, dorongan, dukungan moril, maupun materiil kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Adriel Anggaputra atas doa, dukungan, dan kontribusinya yang diberikan sejak awal hingga akhir proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Teman-teman penulis yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi subjek penelitian.

6. Sahabat-sahabat penulis: Aristia Ayu, Shinta Koastin, Nomi Irene, dan Brigita yang senantiasa memberikan motivasi, semangat, dan dukungan. 7. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak


(2)

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dunia pendidikan, kesehatan, dan masyarakat.

Bandung, Oktober 2016


(3)

Universitas Kristen Maranatha 50

DAFTAR PUSTAKA

Abdulwahid Ajibola, J. P. 2012. Nutraceutical values of natural honey and its contribution to human health and wealth. Nutr Metab (Lond) , 9, 61.

A, C. R., Wailissa, A. A., S, M. F., R, R. I., & Batama, S. 2014, maret. Retrieved

from ACADEMIA:

Http://Www.Academia.Edu/6544562/MAKALAH_FOOD_ADDITIVE Al-Waili, N. S. 2004. Effects of Daily Consumption of Honey Solution on

Hematological Indices and Blood Levels of Minerals and Enzymes in Normal Individuals. liebertpub , 6 (2), 135-140.

Al-Waili NS, H. A. 2004. Effect of honey on antibody production against thymus-dependent and thymus-inthymus-dependent antigens in primary and secondary immune responses. J Med Food. , 7, 491-494.

Bansal V, M. B. 2005. Honey -A remedy rediscovered and its therapeutic utility.

Kathmandu Univ Med J. 2005;3:305–309.

Behera, S., Ghanty, S., Ahmad, F., Santra, S., & Banerjee, S. 2012. UV-Visible Spectrophotometric Method Development and Validation of Assay of Paracetamol Tablet Formulation. J Anal Bioanal Techniques , 3 (6).

Bender, D. A., & Mayes, P. A. 2014. Glukoneogenesis dan Kontrol Glukosa

Darah. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 29). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bender, D. A., & Mayes, P. A. 2014. Karbohidrat yang Penting Secara

Fisiologis. In R.K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 29). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Bender, D. A., & Mayes, P. A. 2014. Tinjauan Umum Metabolisme dan

Penyediaan Bahan Bakar Metabolik. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (Vol. 29). Jakarta: Penerbitan Buku

Kedokteran EGC.

Binus. 2013. Retrieved from Library Binus:

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00833HM%20Bab2001.pdf


(4)

Boyd, R., Leigh, B., & Stuart, P. 2003. Capillary versus venous bedside blood glucose estimations. Emerg Med J , 22 (3), 177-179.

Bogdanov, S., Jurendica, T., Sieber, R., & Gallmann, P. 2008. Honey for Nutrition and Health. Taylor & Prancis Online , 27 (6), 677-689.

Brad S. Karon, M. P., Gunjan Y. Gandhi, M., Gregory A. Nuttall, M., Sandra C. Bryant, M., Hartzell V. Schaff, M., M. Molly McMahon, M., et al. (2007). Accuracy of Roche Accu-Chek Inform Whole Blood Capillary, Arterial, and Venous Glucose Values in Patients Receiving Intensive Intravenous Insulin Therapy After Cardiac Surgery. Am J Clin Pathol , 127 (6), 919-926.

Busserolles J, G. E. 2002. Substituting honey for refined carbohydrates protects rats from hypertriglyceridemic and prooxidative effects of fructose. J Nutr

, 132, 3379-3382.

Chow, J. 2002. Probiotics and prebiotics: a brief overview. J Ren Nutr , 76-86. DepKes. 2014. Kementrian Kesehatan RI. Retrieved from

www.depkes.go.id/folder/.../structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html Ezz El-Arab AM, G. S.-K. 2006. Effect of dietary honey on intestinal microflora

and toxicity of mycotoxins in mice. BMC Complement Altern Med , 6, 1-13.

Gelfand, J. L. (2011, Agustus 29). Retrieved from WebMD: http://www.webmd.com/food-recipes/features/health-effects-of-sugar#3 Hutagalung, H. 2013. Library USU. Retrieved from

http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-halomoan.pdf

I M. Oka Adi Parwata, K. R. 2010. Aktivitas Antiradikal Bebas Serta Kadar Beta Karoten Pada Madu Randu (Ceiba Pentandra) Dan Madu Kelengkeng (Nephelium Longata L.). Jurnal Kimia , 4, 54-62.

Jagdish T, J. I. 2004. Quantification of saccharides in multiple floral honeys using fourier transform infrared microattenuated total reflectance spectroscopy. J


(5)

Universitas Kristen Maranatha 52

K. Ratnayani, N. M. 2008. Penentuan Kadar Glukosa Dan Fruktosa Pada Madu Randu Dan Madu Kelengkeng Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal Kimia 2 , 2, 77-86.

Lachman J, K. D. 2007. Analysis of minority honey components: Possible use for the evaluation of honey quality. Food Chem , 101, 973-979.

Moundoi MA, P.-Z. O. 2001. Antimicrobial activity of honey against food pathogens and food spoilage microorganisms. NYSAES , 1, 61-71.

Mufti T, D. R. (2015). Prosiding Pendidikan Dokter. Retrieved from file:///D:/My%20Documents/Downloads/1213-4160-1-PB%20(2).pdf NS, A.-W. 2004. Natural honey lowers plasma glucose, c-reactive protein,

homocysteine, and blood lipids in healthy, diabetic, and hyperlipidemic subjects: comparison with dextrose and sucrose. J Med Food , 7, 100-107. Olaitan PB, A. E. 2007. Honey: a reservoir for microorganisms and an inhibitory

agent for microbes. Afr Health Sci , 7, 159-165.

Omotayo O. Erejuwa, S. A. 2012. Honey - A Novel Antidiabetic Agent. Int J Biol

Sci , 8, 913-934.

Omotayo O. Erejuwa, S. A. (2012). Fructose Might Contribute to the Hypoglycemic Effect of Honey. Molecules , 17, 1900-1915.

Perhutani, P. 2014. Madu Perhutani. Retrieved from Perhutani: http://bumn.go.id/perhutani/halaman/151

PERKENI. (2011). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus

Tipe2 di Indonesia. Jakarta.

Prahastuti, S. 2011. Konsumsi Fruktosa Berlebihan dapat Berdampak Buruk bagi Kesehatan Manusia. JKM , 10, 173-189.

Rashed MN, S. M. 2004. Major and trace elements in different types of Egyptian mono-floral and non-floral bee honeys. J Food Compos Anal , 17, 725-735.

Sacher, R. A., & McPherson, R. A. 2004. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan


(6)

Sacks, D. (1999). Carbohydrates (Tietz Textbook of Clinical Chemistry ed., Vol. 3). Philadelphia.

Salma. 2011, Maret 13. Retrieved from Majalah Kesehatan: http://majalahkesehatan.com/indeks-glikemik-arti-dan-manfaatnya/

Sampath Kumar KP, B. D. 2010. Medicinal uses and health benefits of Honey: An overview. J Chem Pharm Res , 2, 385-395.

Sanz ML, P. N. 2005. In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides. J Agric Food Chem , 53, 2914-2921.

Smith, M. W. (2014, Juli 31). Retrieved from WebMD: http://www.webmd.com/diet/stevia-sugar-substitutes#1

Stahl M, B. I. (2000). Quality assessment of blood glucose testing in general

practitioners’ offices improves quality (Vol. 43). Clin Chem.

Sulardjo, & Santoso, A. 2012, Desember. Retrieved from Portal Garuda: http://download.portalgaruda.org/article.php?Article=253164&Val=6820& Title=PENGARUH%20KONSENTRASI%20GULA%20PASIR%20TER HADAP%20KUALITAS%20JELLI%20BUAH%20RAMBUTAN

Sularjo. 2010, Desember. Retrieved from Portal Garuda: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=253264&val=6820&t itle=PENGARUH%20PERBANDINGAN%20GULA%20PASIR%20DA N%20DAGING%20BUAH%20TERHADAP%20KUALITAS%20PERM EN%20 PEPAYA

Tahereh Eteraf-Oskouei, M. N. 2013. Traditional and Modern Uses of Natural Honey in Human Diseases: A Review. Iran J Basic Med Sci , 6, 731-742. White, J. 1979. Composition of Honey. In E. Crane (Ed.). London: Heinemann. Won S-R, L. C.-Y.-W.-I. 2009. Immunological characterization of honey major