Pengaruh Gula Merah Dibandingkan Dengan Gula Pasir Terhadap Peningkatan Glukosa Darah.

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN

GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA

DARAH

Helen Sustantine Restiany, 1310199, Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.Mkes.

Pembimbing II : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,PA(k).

Jenis makanan akan memengaruhi peningkatan kadar glukosa di dalam darah. Semakin tinggi kadar glukosa maka pankreas akan bekerja semakin berat dan dapat memicu terjadinya penyakit. Itu sebabnya pemilihan jenis makanan antara lain gula yang merupakan makanan yang umum dikonsumsi setiap hari penting diketahui.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi gula merah lebih rendah dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi gula pasir.

Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan subjek penelitian berjumlah 30 orang dewasa muda 13 laki-laki dan 17 perempuan berusia 18-25 tahun. Subjek penelitian mengonsumsi 75 gram gula merah yang dilarutkan dalam 250 mL air pada hari pertama dan 75 gram gula pasir yang dilarutkan dalam 250mL air pada 1 minggu kemudian. Kadar glukosa darah puasa dan 15 menit, 60 menit serta 120 menit sesudah perlakuan diukur menggunakan glukometer. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan =0,05.

Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar glukosa darah 2 jam setelah mengonsumsi gula merah yaitu yaitu 7,86 mg/dL lebih rendah secara bermakna dibandingkan setelah mengonsumsi gula pasir yaitu 16,1 mg/dL (p<0,013). Simpulan penelitian ini adalah peningkatan kadar glukosa darah tertinggi terjadi pada menit ke-15 setelah mengonsumsi larutan gula merah maupun gula pasir. Peningkatan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi larutan gula merah lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi gula pasir.

Kata kunci : Gula Merah, Gula Pasir, Kadar Glukosa Darah


(2)

v

COMPARISON BETWEEN THE EFFECT OF PALM SUGAR

AND CANE SUGAR TOWARDS THE INCREASE OF BLOOD

GLUCOSE LEVEL

Helen Sustantine Restiany, 1310199,

1stTutor : Lisawati Sadeli,dr.Mkes.

2ndTutor : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,PA(k).

Different types of food consumed will affect the increase of blood glucose level, the higher the glucose level the harder will the pancreas works and increase the risk of a disease. That is why the choices of food consumed daily has a great impact on the body.

The aim of the study was determine whether the blood glucose levels in people who consume palm sugar was lower than people who consume cane sugar.

The study was a quasi experiment conducted to 30 which 13 man and 17 woman aged between 18-25 years. They were given 75 grams of palm sugar dissolved in 250 ml water and 75 grams of cane sugar dissolved in 250 ml of water one week later. Data measured were blood glucose level 15, 60, 120 minute after treatment using glucometer. Data were analyzed using paired “t” test

(α=0,05).

Result showed the blood glucose level two hours after given dissolved palm sugar (7,86 mg/dL) was significantly lower compared to dissolved cane sugar (16,1 mg/dL) with p<0,013.

The conclusion was the increase of blood glucose level are highest on the 15th minute after drink either the dissolved palm sugar or cane sugar. Conclusion was the palm sugar increased the blood glucose level lower than cane sugar after given.

Keywords : Palm sugar, cane sugar, blood glucose level


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.5Kerangka Pemikiran ...3

1.6Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ... 6

2.1.1 Anatomi Pankreas ... 6

2.1.2 Histologi Pankreas ... 8

2.1.3 Fisiologi Pankreas ... 9

2.2 Insulin ... 9

2.2.1 Sintesis Insulin ... 9

2.2.2 Mekanisme Sekresi Insulin ... 10


(4)

ix

2.2.3 Reseptor Insulin ... 11

2.2.4 Peningkatan Kadar Glukosa Darah Merangsang Sekresi Insulin ... 11

2.3 Glukosa ... 12

2.3.1 Glukosa Darah ... 12

2.3.2 Mekanisme Metabolisme dan Hormonal Mengatur Glukosa Darah .... 13

2.3.3 Indeks Glikemik ... 14

2.3.4 Insulin Berperan Mengatur Glukosa Darah ... 14

2.4 Pemanis ... 15

2.4.1 Pemanis Alami ... 15

2.4.2 Gula Pasir ... 15

2.4.3 Gula Merah ... 17

2.5 Diabetes Melitus ... 19

2.5.1 Definisi ... 19

2.5.2 Epidemiologi dan Klasifikasi ... 20

2.5.3 Kadar Glukosa, Diabetes Melitus, dan Prediabetes ... 21

2.5.4 Pencegahan Diabetes Melitus ... 22

2.6 Glucose Meter ... 23

2.6.1 Metode dan Prinsip Glucose Meter ... 24

2.6.2 Metode Glucose Oxidase ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 25

3.1.1 Alat Penelitian ... 25

3.1.2 Bahan Penelitian ...25

3.1.3 Subjek Penelitian ... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Metode Penelitian ... 26

3.3.1 Desain Penelitian ... 26

3.4 Variabel Penelitian ... 26

3.4.1 Definisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Ukuran Sampel ... 27


(5)

x

3.6 Prosedur Kerja ... 28

3.6.1 Cara Pemeriksaan ... 28

3.6.2 Analisis Data ... 29

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.2 Pembahasan Penelitian ... 32

4.3 Pengujian Hipotesis dan Penelitian ... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 34

5.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 40

RIWAYAT HIDUP ... 49


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengangkut Glukosa yang Utama ... 13 Tabel 4.1 Rerata Kadar Glukosa Darah ... 29 Tabel 4.2 Hasil Uji T-tes Berpasangan terhadap Kadar Glukosa Darah Pre Pemberian Gula Pasir dan Gula Merah... 30 Tabel 4.3 Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah 15 Menit Setelah Mengonsumsi Larutan Gula Pasir dan Gula Merah ... 31 Tabel 4.4 Hasil Uji T-Test Berpasangan terhadap Kadar Glukosa Darah 15 Menit Post Prandial ... 31 Tabel 4.5 Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah 60 Menit Setelah Mengonsumsi Larutan Gula Pasir dan Gula Merah ... 32 Tabel 4.6 Hasil Uji T-Test Berpasangan terhadap Kadar Glukosa Darah 60 Menit Post Prandial ... 32 Tabel 4.7 Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah 2JPP Setelah

Mengonsumsi Larutan Gula Pasir dan Gula Merah ... 33 Tabel 4.8 Hasil Uji T-Test Berpasangan terhadap Kadar Glukosa 2 Jam Post Prandial ... 33


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Peningkatan Kadar Glukosa Darah Setelah Mengonsumsi Larutan Gula Pasir dan Gula Merah ... 31


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ... 39

Lampiran 1 Data Percobaan Pemberian Larutan Gula Pasir ... 40

Lampiran 2 Data Percobaan Pemberian Larutan Gula Pasir ... 41

Lampiran 3 Data Percobaan Pemberian Larutan Gula Mreah ... 42

Lampiran 4 Data Percobaan Pemberian Larutan Gula Mreah ... 43

Lampiran 5 Hasil Analisis Data Pre Pemberian Gula Merah dan Gula Pasir .... 44

Lampiran 6 Hasil Analisis Data 15 Menit Post Prandial ... 45

Lampiran 7 Hasil Analisis Data 60 Menit Post Prandial ... 46

Lampiran 8 Hasil Analisis Data 2 Jam Post Prandial ... 47

Lampiran 9 Surat Keputusan Komisi Etik ... 48


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2013 memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 dan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030 (PdPersi, 2011). Hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM berdasarkan jawaban pernah didiagnosis dokter sebesar 1,5% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari penggunaan gula. Gula selalu digunakan untuk membuat makanan dan minuman menjadi manis. Hampir setiap makanan atau minuman menjadikan gula sebagai bahan pembuatannya, salah satunya yaitu gula pasir. Tingkat konsumsi gula pasir di Indonesia hingga tahun 2020 diperkirakan sekitar 2,6 juta ton, yang jumlahnya masih relatif besar dalam struktur penduduk Indonesia (Kementerian Perdagangan, 2013). Gula pasir yang berasal dari tebu sering dihindari pasien diabetes karena kandungan glukosa dalam senyawa sukrosanya yang mudah dipecah oleh tubuh. Bila dicermati air tebu mengandung saccharant, senyawa jenis polisakarida non-pati, yang berkhasiat sebagai antidiabetik. Tetapi senyawa polisakarida itu pecah saat


(10)

2

proses pemanasan menjadi sukrosa yang mana bisa menjadi pencetus diabetes. Sehingga banyak orang beralih menggunakan bahan alami lainnya, seperti gula merah (Irawan, 2007).

Kalori yang terkandung di dalam gula merah lebih kecil dibandingkan dengan gula pasir. Gula merah memiliki nilai Indeks Glikemik (IG) yang lebih rendah yaitu sebesar 35 sedangkan pada gula pasir IG sebesar 58. Indeks glikemik (IG) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar glukosa darahnya, skala yang digunakan adalah 0-100. IG disebut rendah jika berada di skala kurang dari 50, IG sedang jika nilainya 50-70 dan IG tinggi jika angkanya di atas 70 (Bararah, 2011).

Selain itu dalam proses pembuatannya, gula merah umumya lebih alami sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh. Gula merah tidak membutuhkan proses penyulingan yang berkali-kali atau menggunakan tambahan bahan untuk memurnikannya. Para ahli mengungkapkan nilai IG yang lebih rendah ini membuat gula merah lebih aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan, sehingga bisa membahayakan tubuh terutama bagi penderita diabetes. Selain kandungan gulanya yang lebih sedikit, gula merah juga diketahui mengandung senyawa-senyawa lain yang bermanfaat seperti thiamine, riboflavin, asam askorbat, dan protein. Sekarang ini banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi gula merah lebih baik daripada gula pasir (Bararah, 2011).

Berdasarkan hal-hal di atas maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh gula merah dibandingkan dengan gula pasir terhadap peningkatan glukosa darah.

1.2 Identifikasi Masalah

 Apakah peningkatan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi gula merah lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi gula pasir


(11)

3 1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kadar glukosa darah pada orang yang mengonsumsi gula merah lebih rendah dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi gula pasir.

1.4Manfaat Karya Tulis

- Manfaat akademis : memberikan informasi mengenai salah satu usaha preventif penyakit yang berhubungan dengan tingginya kadar glukosa darah yaitu dengan cara mengonsumsi gula merah.

- Manfaat praktis : meningkatkan kesadaran masyarakat agar dalam kehidupan sehari-hari lebih baik menggunakan gula merah dibandingkan gula pasir.

1.5Kerangka Pemikiran

Gula pasir adalah jenis gula yang paling mudah dijumpai, digunakan sehari-hari untuk pemanis makanan dan minuman. Gula pasir berasal dari cairan sari tebu akan mengalam kristalisasi dan berubah menjadi butiran gula berwarna putih (Karyadi & Muhilal, 1990).

Gula pasir mempunyai dampak yang kurang baik bagi kesehatan pankreas dan tubuh. Pankreas yang normal hanya mampu mengubah setengah sendok makan gula pasir menjadi energi setiap hari. Berat setengah sendok makan gula pasir kira-kira lima gram. Bila kita mengonsumsi lebih dari setengah sendok gula, maka sisanya akan menjadi gula darah dan lemak tubuh. Akibatnya adalah orang menjadi bertambah gemuk, dan lama-kelamaan akan menderita diabetes. Dengan demikian, gula pasir merupakan makanan yang tidak sehat. Beda halnya dengan gula merah, pankreas mampu mengonversi sembilan sendok makan gula merah menjadi energi setiap hari atau kira-kira


(12)

4

90 gram. Ini berarti gula merah masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat (Gondosar, 2010). Menurut Database Makanan dan Penghitung Kalori tahun 2016, dalam satu sendok gula pasir terdapat 4,2 gram karbohidrat dengan 4,2 gram gula, sedangkan pada satu sendok gula merah terdapat 2,92 karbohidrat dengan 2,89 gram gula. Jadi di dalam satu sendok lebih tinggi kandungan gula yang terdapat dalam gula pasir dibandingkan dengan gula merah (Karyadi & Muhilal, 1990).

Gula merah dibuat dari nira/sari bunga pohon kelapa. Umumnya gula jenis ini berbentuk silinder kecil atau seperti mangkuk kecil karena dicetak dengan batok kelapa. Di beberapa daerah gula ini sering disebut gula Jawa. Tiap 100 gram gula merah memiliki kandungan 4 miligram zat besi, 90 miligram kalsium serta karoten dan laktoflavin. Nutrisi mikro yang terkandung di dalamnya yaitu thiamine, nicotinic acid, riboflavin, niacin, ascorbatic acid, vitamin C, vitamin B12, vitamin A, vitamin E, asam folat, protein kasar serta garam mineral (Brito, 2014). Gula merah memiliki Indeks Glikemik (IG) yang sangat rendah yaitu IG 35, artinya penyerapan glukosa berlangsung lambat sehingga pankreas tak perlu kerja keras lagi. Selain itu IG yang rendah membuat glukosa diserap secara perlahan yang berarti pula energi tercipta secara perlahan sehingga tubuh bugar lebih lama. Sedangkan gula pasir memiliki IG 58 yang jauh lebih tinggi dari gula merah (Magee, 2014).

1.6Hipotesis Penelitian

Kadar glukosa darah setelah mengonsumsi gula merah lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi gula pasir.


(13)

36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Peningkatan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi gula merah lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi gula pasir.

5.2 Saran

 Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan subjek penelitian yang lebih bervariasi umur diatas 25 tahun atau umur dibawah 18 tahun.

 Penilitian lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan darah intravena.


(14)

PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN

DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN

GLUKOSA DARAH

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Helen Sustantine Restiany

1310199

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(15)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Gula Merah Dibandingkan dengan Gula Pasir terhadap Peningkatan Glukosa Darah” ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya dijumpai adanya berbagai cobaan dan kesibukan sebagai mahasiswi kedokteran, namun dengan bantuan berbagai pihak yang mendukung, karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Lisawati Sadeli,dr.Mkes. sebagai pembimbing pertama penulis yang selalu mendukung, memberi ilmu, saran, masukan, dan ide-ide selama penulisan karya tulis ilmiah ini, juga atas perhatian, kesabaran, waktu, dan tenaga yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,PA(k). sebagai pembimbing kedua penulis atas dukungan, ilmu, saran, arahan, ide-ide, waktu, perhatian, dan tenaga yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terima kasih telah meluangkan waktu demi proses penelitian ini.

4. Melby, Audria, Audinta, Almira, Shielda, Diella, dan Astriani yang selalu setia menjadi rekan seperjuangan dan turut mendoakan agar Karya Tulis Ilmiah ini bisa selesai.

5. Keluarga besar Senat Mahasiswa FK UKM Kabinet TrIDIKolaborasi yang telah memberikan dukungan dan perhatian agar karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.


(16)

vii

6. Bapak Sulastoro, Ibu Susana Rini, Bapak Agung Takariana, dan Ibu Dione yang sangat penulis kasihi, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, dan dukungan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini. Tak lupa kepada Sherly, Samuel Piratno, Firdaus, Elysabeth, Lely, Hendra Jordhi Sirait, Santi dan segenap keluarga besar, terimakasih atas segala doa dan dukungannya.

7. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat.

Bandung, November 2016


(17)

37

DAFTAR PUSTAKA

Database Makanan dan Penghitung Kalori. (2016). Dipetik 10 10, 2016, dari Fatsecret Indonesia: http://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013, Desember 1). Riskesdas

tahun 2013. Dipetik 1 23, 2016, dari depkes.go.id:

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas %202013.pdf

Bararah, V. F. (2011). Kenapa Gula Merah Lebih Sehat dari Gula Pasir? Jakarta:

Detik Health.

Brito, I. (2014, November 24). Mengenal gula merah dan manfaatnya bagi

kesehatan. Mengenal Kesehatan, hal. 1.

Chronolab. (2011). The clinical chemistry-point of care. Dipetik Oktober 16,

2016, dari http://www.diagnosticsample.com/

Cronier, C. (2012). Dipetik Oktober 17, 2016, dari Canadian Diabetes

Association:

http://www.diabetes.ca/diabetes-and-you/nutrition/sweeteners/

Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2010). Grays Anatomy for

Students. Elsevier.

Eroschenko, V. P. (2010). Atlas Histologi diFiore (11 ed.). Jakarta: EGC.

Gaw, A., Murphy, M. J., Cowan, R. A., O'Reilly, D. S., Stewart, M. J., & Stepherd, J. (2011). Clinical Biohemistry: An ilstrated Colour text, 4th ed. Singapore: Elsevier.

Goldman , L., & D. A. (2007). Cecil Medicine 23rd Edition. Philadelphia:

Saunders Elsivier.

Gondosar, A. H. (2010). The Miracle of 5 Elements Energy. Jakarta: E-tera

(Mizan).

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.).

Jakarta: EGC.

Hutagalung, H. (2004, Januari 30). Karbohidrat. Medan, Sumatra Utara,

Irawan, M. A. (2007). Karbohidrat. Jakarta: Sports Science Brief .

Karyadi, D., & Muhilal. (1990). Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.


(18)

38

Kementerian Perdagangan. (2013, Juni 1). Laporan Akhir Analisis Dinamika

Konsumsi Pangan Masyarakat Indonesia. Dipetik Januari 23, 2016, dari kemendag.go.id:

http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/02/27/laporan-dinamika-pola-1425036045.pdf

Magee, e. (2014). Nutrisi Sehat Bagi Penderita Diabetes. (A. Mellyora, Penyunt.)

Solo, Indonesia: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai.

Muchaymien, Y., Rangga, A., & Nuraini, F. (2014, Juli). SOP Gula Merah. Jurnal

Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No 2, 209.

PdPersi. (2011, November 16). RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes

Terbanyak Dunia. Dipetik 1 23, 2016, dari PdPersi.co.id:

http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=618 Purnamasari, D. (2014). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam S.

Setiati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, A. F. Syam, & M.

Simadibrata (Penyunt.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (VI ed., Vol. II,

hal. 2323). Jakarta: InternaPublishing.

Sacks, D. (1999). Determination of Glucose in Body fluid. Dalam Burtis, &

Ashwood, Tietz Textbook of Clinical Chemistry (hal. 776-784).

Philadelphia: W.B Saunders Company.

Santoso, B. (2016). Proses Pembuatan Gula dari Tebu. 2-4.

Schwartz, S. L. (1990). Management Of Diabetes Melitus. Texas: American

Diabetes Association.

Srikaeo, K., & Thongta, R. (2015). Effects of sugarcane, palm sugar, coconut

sugar and sorbitol on starch. International Food Research Journal 22(3),

923-929.

Sudoyo, A. W., B. S., I. A., M. S., & S. S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: InternaPublishing .

Suwandi, M., Wibisono, L. K., Sugianto, B., Rahman, A., & Kotong, H. (1989).

Kimia Organik ; Karbohidrat, Lipid, Protein. Jakarta, Indonesia: Balai Penerbit : FKUI.

Touchette, N. (2005). American Diabetes Association Complete Guide To

Diabetes (4th ed.). (A. Ogden, Penyunt.) Alexandria, Virginia, United States of America: American Diabetes Association.

WebMD. (2016). Dipetik 10 9, 2016, dari http://www.webmd.com/diabetes/how-sugar-affects-diabetes

WHO. (2013). Dipetik 10 9, 2016, dari http://www.who.int/diabetes/goal/en/


(1)

36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Peningkatan kadar glukosa darah setelah mengonsumsi gula merah lebih rendah dibandingkan setelah mengonsumsi gula pasir.

5.2 Saran

 Penelitian lebih lanjut dilakukan dengan subjek penelitian yang lebih bervariasi umur diatas 25 tahun atau umur dibawah 18 tahun.

 Penilitian lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan darah intravena.


(2)

PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN

DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN

GLUKOSA DARAH

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Helen Sustantine Restiany

1310199

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(3)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Gula Merah Dibandingkan dengan Gula Pasir terhadap Peningkatan Glukosa Darah” ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran (S. Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini tentunya dijumpai adanya berbagai cobaan dan kesibukan sebagai mahasiswi kedokteran, namun dengan bantuan berbagai pihak yang mendukung, karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Lisawati Sadeli,dr.Mkes. sebagai pembimbing pertama penulis yang selalu mendukung, memberi ilmu, saran, masukan, dan ide-ide selama penulisan karya tulis ilmiah ini, juga atas perhatian, kesabaran, waktu, dan tenaga yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,PA(k). sebagai pembimbing kedua penulis atas dukungan, ilmu, saran, arahan, ide-ide, waktu, perhatian, dan tenaga yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Teman-teman yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, terima kasih telah meluangkan waktu demi proses penelitian ini.

4. Melby, Audria, Audinta, Almira, Shielda, Diella, dan Astriani yang selalu setia menjadi rekan seperjuangan dan turut mendoakan agar Karya Tulis Ilmiah ini bisa selesai.

5. Keluarga besar Senat Mahasiswa FK UKM Kabinet TrIDIKolaborasi yang telah memberikan dukungan dan perhatian agar karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.


(4)

vii

6. Bapak Sulastoro, Ibu Susana Rini, Bapak Agung Takariana, dan Ibu Dione yang sangat penulis kasihi, terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa, dan dukungan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah ini. Tak lupa kepada Sherly, Samuel Piratno, Firdaus, Elysabeth, Lely, Hendra Jordhi Sirait, Santi dan segenap keluarga besar, terimakasih atas segala doa dan dukungannya.

7. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat.

Bandung, November 2016


(5)

37

DAFTAR PUSTAKA

Database Makanan dan Penghitung Kalori. (2016). Dipetik 10 10, 2016, dari Fatsecret Indonesia: http://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013, Desember 1). Riskesdas

tahun 2013. Dipetik 1 23, 2016, dari depkes.go.id:

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas %202013.pdf

Bararah, V. F. (2011). Kenapa Gula Merah Lebih Sehat dari Gula Pasir? Jakarta: Detik Health.

Brito, I. (2014, November 24). Mengenal gula merah dan manfaatnya bagi kesehatan. Mengenal Kesehatan, hal. 1.

Chronolab. (2011). The clinical chemistry-point of care. Dipetik Oktober 16, 2016, dari http://www.diagnosticsample.com/

Cronier, C. (2012). Dipetik Oktober 17, 2016, dari Canadian Diabetes Association: http://www.diabetes.ca/diabetes-and-you/nutrition/sweeteners/

Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2010). Grays Anatomy for Students. Elsevier.

Eroschenko, V. P. (2010). Atlas Histologi diFiore (11 ed.). Jakarta: EGC.

Gaw, A., Murphy, M. J., Cowan, R. A., O'Reilly, D. S., Stewart, M. J., & Stepherd, J. (2011). Clinical Biohemistry: An ilstrated Colour text, 4th ed. Singapore: Elsevier.

Goldman , L., & D. A. (2007). Cecil Medicine 23rd Edition. Philadelphia: Saunders Elsivier.

Gondosar, A. H. (2010). The Miracle of 5 Elements Energy. Jakarta: E-tera (Mizan).

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta: EGC.

Hutagalung, H. (2004, Januari 30). Karbohidrat. Medan, Sumatra Utara, Irawan, M. A. (2007). Karbohidrat. Jakarta: Sports Science Brief .

Karyadi, D., & Muhilal. (1990). Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


(6)

38

Kementerian Perdagangan. (2013, Juni 1). Laporan Akhir Analisis Dinamika Konsumsi Pangan Masyarakat Indonesia. Dipetik Januari 23, 2016, dari kemendag.go.id:

http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/02/27/laporan-dinamika-pola-1425036045.pdf

Magee, e. (2014). Nutrisi Sehat Bagi Penderita Diabetes. (A. Mellyora, Penyunt.) Solo, Indonesia: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai.

Muchaymien, Y., Rangga, A., & Nuraini, F. (2014, Juli). SOP Gula Merah. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 19 No 2, 209.

PdPersi. (2011, November 16). RI Rangking Keempat Jumlah Penderita Diabetes

Terbanyak Dunia. Dipetik 1 23, 2016, dari PdPersi.co.id:

http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=618 Purnamasari, D. (2014). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam S.

Setiati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, A. F. Syam, & M. Simadibrata (Penyunt.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (VI ed., Vol. II, hal. 2323). Jakarta: InternaPublishing.

Sacks, D. (1999). Determination of Glucose in Body fluid. Dalam Burtis, & Ashwood, Tietz Textbook of Clinical Chemistry (hal. 776-784). Philadelphia: W.B Saunders Company.

Santoso, B. (2016). Proses Pembuatan Gula dari Tebu. 2-4.

Schwartz, S. L. (1990). Management Of Diabetes Melitus. Texas: American Diabetes Association.

Srikaeo, K., & Thongta, R. (2015). Effects of sugarcane, palm sugar, coconut sugar and sorbitol on starch. International Food Research Journal 22(3), 923-929.

Sudoyo, A. W., B. S., I. A., M. S., & S. S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishing .

Suwandi, M., Wibisono, L. K., Sugianto, B., Rahman, A., & Kotong, H. (1989).

Kimia Organik ; Karbohidrat, Lipid, Protein. Jakarta, Indonesia: Balai Penerbit : FKUI.

Touchette, N. (2005). American Diabetes Association Complete Guide To Diabetes (4th ed.). (A. Ogden, Penyunt.) Alexandria, Virginia, United States of America: American Diabetes Association.

WebMD. (2016). Dipetik 10 9, 2016, dari http://www.webmd.com/diabetes/how-sugar-affects-diabetes

WHO. (2013). Dipetik 10 9, 2016, dari http://www.who.int/diabetes/goal/en/