EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA BANTUAN BANK PEMBANGUNAN ASIA (ADB) DALAM PENINGKATAN MUTU SLTP SWASTA : Studi Analitik Tentang Pemanfaatan Dana Bantuan SLTP Swasta Jawa Barat Tahun Anggaran 1996 - 2000.

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA BANTUAN
BANK PEMBANGUNAN ASIA (ADB) DALAM
PENINGKATAN MUTU SLTP SWASTA

(Studi Analitik Tentang Pemanfaatan Dana Bantuan
SLTP Swasta Jawa Barat Tahun Anggaran 1996 - 2000)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh
Elis Rosliani
999564

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2002

Disetujui dan disyahkan oleh:

Pembimbin

Prof.Dr.Nanang Fattah

Perabimbing II

Prof.Dr.Dedi Supriadi

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDDDIKAN INDONESIA
2002

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan


Prof.Dr.H.TBvAbin^Svamsuddin Makmun, MA

ABSTRAK

Judul: Efektivitas Pemanfaatan Dana Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam

Peningkatan Mutu SLTP swasta (Elis Rosliani, NIM: 999564)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keadaan SLTP swasta pada saat ini

yang sangat bervariasi mulai dari yang terbaik, lebih baik dari SLTP Negeri sampai
kepada sangat memprihatinkan seperti menurunnya jumlah siswa dan jumlah sekolah
SLTP swasta di Jawa Barat. Dalam mengatasi kondisi dan keadaan tersebut banyak

berbagai upaya ditempuh salah satu diantaranya adalah campur tangan pemerintah
dalam pemberian dana bantuan melalui Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan Loan
no 1359-INO melalui Proyek Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Induk Jawa Barat
tahun anggaran 1996/1997, dengan tujuan agar lebih mendorong perguruan swasta agar
lebih mandiri dan lebih meningkatkan kualitas.


Fokus masalah pada penelitian ini adalah "Seberapa Jauh Tingkat Efektivitas
Implementasi Pemanfaatan Dana Bantuan Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam
Peningkatan Mutu SLTP swasta?"

Tujuan Penelitiannya adalah: (1) mendeskripsikan pola perencanaan
pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan mutu SLTP swasta; (2) mendeskripsikan
pola pelaksanaan pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan mutu SLTP swasta; (3)
mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pemanfaatan dana bantuan
dalam peningkatan mutu SLTP swasta dan (4) mengidentifikasi keunggulan dan
kelemahan pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan mutu SLTP swasta.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik angket dan
wawancara. Sampelnya adalah sekolah di seluruh Propinsi Jawa Barat. Data dianalisis
dengan menggunakan metode dan teknik korelasional.

Temuan penelitian yang sekaligus merupakan jawaban atas rumusan masalah
dan pertanyaan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: secara kuantitatif tingkat
perencanaan pemanfaatan bantuan sebagian besar telah mencapai 100% namun secara
kualitatif pelaksanaan pemanfaatan bantuan tersebut masih bersifat parsial dan belum
mengarah kepada pencapaian tujuan pada pemanfaatan bantuan yang efektif Hal ini

dibuktikan dengan adanya: (a) seleksi untuk sekolah sasaran yang mendapatkan bantuan
belum menggambarkan upaya penjaringan kriteria sasaran yang ditetapkan oleh Proyek
Pusat dengan klasifikasi yang telah ditetapkan; (b) pemanfaatan bantuan sesuai
fungsinya belum banyak dirasakan karena penggunaan pemanfaatan bantuan tersebut
belum optimal; (c) tindak lanjut pemanfaatan bantuan belum menjadi fokus perhatian
pihak-pihak yang lebih berwenang dan berkepentingan.

ABSTRACT

Title: The Grant Effectiveness Spending of Asian Development Bank (ADB) to
increase the Private Junior High School Quality. (Elis Rosliani, NIM: 999564)

This research based on the perception that most of the private junior high
schools indicated a great variation from one another. Some of them indicated a high
quality in nature, evenbetterthan the public junior high school ones. While some others
indicated worst condition, mainly in West Java propince. To overcome this condition
several efforts have been undertaken. One of them is the cooperation with the local

government in organizing the ADB grant through the junior high school major project
development, in autonomous of private junior high school as well as increasing their

qualities.
The main Problem in this research is about "How Far the ADB Implementation

Effectiveness of contributabble to increase the private junior high school quality?
To the aims of the research are: (1) to describe the assistance funds programs of
increasing the junior high school quality; (2) to describe the assistance funds
implementation contributableto increasing the junior high school quality; (3) to identify
the proponent factors and the inhibiting one from the assistance funds contribution in
increasing the junior high school quality; and (4) to identify the strength and the
weakness of the assistance funds in increasing the private junior high school quality.
This research employed the survey method and applied questioner and interview
techniques. It has been conducted in West Java Province including respondenly. The
data analyzed applying correlational methods techniques.
The founds from the research, at once as the answer from the formulation

problems and the research question can be conclude as follows: In quantitative ways,
the level of benefits aid plan have been achieve almost 100% but in qualitative ways the
aid implementation benefits have a partial characteristic, the effectiveness of aim
achievement and the aid benefits are less, these can be prove by: (a) the selection for
objective school with have an aid didn't show a Ditseswa criteria appropriate with a

classification that have been settled; (b) the aid benefits, following the function can not
be felt because the utilizing is not optimal; (c) the next step for the aid benefits is not
focus from the competent side.

DAFTAR 1S1

Halaman
JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH

i

ABSTRACT


ii
iii
iv

DAFTARISI

vi

DAFTARTABEL

ix

DAFTAR GRAF1K

xi

DAFTAR GAMBAR

xii


BAB

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

I

B. Gambaran Umum Proyek SLTP swasta

8

C. Permasalahan Penelitian

12

D.Tujuandan Manfaat Penelitian


13

1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian

E. Premis

14

F. Kerangka Pikir Penelitian

16

BAB n

MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN SUMBER DAYA SEKOLAH

A. Pembiayaan Pendidikan dalam konteks Administrasi Pendidikan


20

1. Kedudukan Biaya Pendidikan dalam Administrasi Pendidikan
2. Peranan Manajemen Keuangan dalam kehidupan organisasi

20
21

B. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Sekolah
1. Konsep Perencanaan Dana
2. Konsep Pelaksanaan Dana
3. Konsep Pengelolaan Dana
4. Pengawasan dan Pertanggungjawaban Dana

C. Konsep Manfaat Dana

23
24
25
26


27
28

1. Faktor yang mendukung dan menghambat dalam pemanfaatan
2. Peluang dan Tantangan dalam pemanfaatandana bantuan

VI

39
44

D. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Konsep Pengembangan sumber daya manusia
2. Konsep Pengelolaan sumber daya manusia

46

47
52

E. Tinjauan Manfaat dari Sistem dan Sumber Daya Manusia

53

F. Studi-Studi Terdahulu yang Relevan

55

BAB IH

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

59

B. Populasi dan Sampel

60

C. Teknik Pengumpulan Data

61

D. Tahap-Tahap Penelitian

62

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penyusunan Laporan
E. AnalisisData

64

F. Validitas Penelitian

65

G. Pembatasan Istilah

67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

1. Pola Perencanaan pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan mutu
SLTP swasta

80

2. Pola Pelaksanaan pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan mutu
SLTP swasta

86

3. Faktor Pendukung dan Penghambat pemanfaatan dana bantuan dalam
peningkatan mutu SLTP swasta

114

4. Peluang dan Tantangan pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan
mutu SLTP swasta

117

B. Pembahasan

1. Analisis Perencanaan pemanfaatan dana bantuan dalam
peningkatan mutu SLTP swasta

118

2. Analisis Pelaksanaan pemanfaatan dana bantuan dalam pe
ningkatan mutu SLTP swasta

123
vii

3. Analisis SWOT terhadap pemanfaatan dana bantuan dalam
peningkatan mutu SLTP swasta

131

4. Strategi pengembangan sumber daya manusia dalam pe
ningkatan mutu SLTP swasta

BAB V

134

KESIMPULAN. EVIPLDXASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

140

B. Implikasi

143

C. Rekomendasi

144

DAFTAR PUSTAKA

146

LAMPUIAN

via

DAFTAR TABEL
Halaman

TABEL

1.1

Jumlah Sekolah, Rombongan belajar dan Siswa SLTP

4

1.2

Rasio SLTP Negeri dan Swasta

4

1.3

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar SLTP

5

1.4

Perkembangan AngkaPartisipasiMurni SLTP

5

1.5

Target Proyek SLTP Swasta di LIMA (5) Propinsi

9

1.6

Target Proyek SLTP Swasta di JAWA BARAT

9

4.1

Pelatihan Kemampuan & Metodologi Mengajar Guru

88

4.3

Realisasi Pencapaian Target dalam Kemampuan

89

& Metodologi Mengajar Guru

4.4

Status Keuangan Proyek dalam Kemampuan

90

& Metodologi Mengajar Guru

4.5

:

Penyerapan Dana dalam Kemampuan & Metodologi

90

Mengajar Guru

4.6

Pinjaman Luar dalam Kemampuan & Metodologi

90

Mengajar Guru

4.7

Alokasi Dana Pinjaman Luar Negeri dalam Kemampuan

91

& Metodologi Mengajar Guru

4.9

Realisasi Pencapaian Target dalam Guru Bantu Sementara 93

4.10

Status Keuangan Proyekdalam Guru Bantu Sementara

93

4.11

Penyerapan Dana dalam Guru Bantu Sementara

94

4.12

Pinjaman Luar Negeri dalam Guru Bantu Sementara

94

IX

4.15

Realisasi Pencapaian Target dalam Pelatihan

98

Tenaga Perpustakaan

4.16

Target Proyek dalam Beasiswa

100

4.17

Status Keuangan Proyek dalam Beasiswa

102

4.18

Penyerapan Dana dalam Beasiswa

102

4.19

Pinjaman LuarNegeri dalamBeasiswa

103

4.20

Data Penerima Beasiswa

103

4.22

Realisasi Pencapaian Target Proyek dalam Pinjaman

106

Sepeda

4.23

Penyerapan Dana dalam Pinjaman Sepeda

107

4.24

Pinjaman Luar Negeridalam Pinjaman Sepeda

107

4.26

Realisasi Pencapaian Target dalam Rehabilitasi

110

Perpustakaan/Lab IPA

4.27

Status Keuangan Proyek dalam Rehabilitasi

111

Perpustakaan/Lab IPA

4.28

Penyerapan Dana dalam Rehabilitasi Perpustakaan/Lab

111

4.29

Pinjaman Luar Negeri dalam Rehabilitasi Perpustakaan

111

Lab IPA

4.30
4.31

:

JumlahTotal Sekolah Penerima Perpustakaan

113

JumlahTotal Sekolah Penerima Lab IPA

114

DAFTAR GRAFIK
Ha la man

GRAFIK

4.1

4.2

4.3

:

Guru Bantu Sementara

96

Beasiswa

104

Subsidi Rehabilitasi Perpustakaan dan

112

Laboratorium IPA

XI

DAFTAR GAMBAR

Halaman
GAMBAR

1.1

Paradigma Penelitian

19

3.1

Posisi Tinjauan Manfaat dara Sistem dan SDM

55

xu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2000 tentang program

pembangunan nasional (Propenas) tahun 2000 - 2004 menyatakan arah kebijakan

pembangunan pendidikan menurut GBHN 1999-2004 dalam kegiatan pokok
pemerataan pendidikan adalah (1) meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di
SLTP; (2) memberikan subsidi pendidikan bagi sekolah swasta agar sekolah-sekolah
swasta mampu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan memberikan

layanan pendidikan yang dapat dijangkau masyarakat luas; (3) menerapkan alternatif
layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat kurang beruntung (masyarakat miskin,
berpindah-pindah, terisolasi, terasing, minoritas, dan didaerah bermasalah) serta SLTP
terbuka; (4) melaksanakan revitalisasi serta penggabungan sekolah-sekolah agar

tercapai efisiensi dan efektivitas sekolah yang didukung dengan fasilitas yang memadai;

(5) memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi dan atau dari keluarga yang tidak
mampu dengan mempertimbangkan peserta didik perempuan secara proporsional; (6)
melakukan pemerataan jangkauan pendidikan prasekolah melalui peningkatan

partisipasi masyarakat dalam menyediakan kemudahan, bantuan dan penghargaan oleh
pemerintah.

Peranserta perguruan swasta dalam rangka menyukseskan program pelaksanaan

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun diharapkan dapat meningkatkan jumlah siswa
dari 1.989.800 pada akhir Pelita V menjadi 2.526.900 pada akhir Pelita VI atau

sebanyak 537.000 orang. Program pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun

2

itu sendiri merupakan salah satu program prioritas Departemen Pendidikan Nasional

dalam Repelita VI sejalan dengan program prioritas lainnya meliputi peningkatan mutu
setiap jenis dan jenjang pendidikan, pendidikan dan penguasaan IPTEK, keterkaitan dan
kesepadanan {link and match).

Dari data perkembangan SLTP swasta seluruh Indonesia dari tahun 1990/1991

sampai dengan 1994/1995 dinyatakan bahwa telah terjadi penurunan jumlah siswa yang
dibarengi dengan penurunan jumlah sekolah pada tahun 1990/1991 dan 1991/1992 serta

angka kritis terjadi pada tahun 1992/1993 dengan jumlah sekolah sebanyak 10.233
sekolah dan jumlah siswa sebanyak 1.853.372 orang yang semula pada tahun 1990/1991

berjumlah 13.790 sekolah dengan siswa berjumlah 2.240.226 orang. Pada tahun
1993/1994 terjadi kenaikan lagi menjadi 10.469 sekolah dan jumlah siswa 1.986.800
orang. Walaupun terjadi kenaikan jumlah sekolah (pembukaan sekolah baru), namun
masih ada SLTP swasta yang tutup. Pada tahun 1994/1995 jumlah SLTP swasta

meningkat lagi dan perlu dipertahankan terus kenaikannya, untuk memenuhi program
pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun.

Pada umumnya tutupnya SLTP swasta disebabkan jumlah siswa yang tinggal
sedikit. Salah satu penyebabnya adalah keadaan ekonomi orangtua siswa yang masih
lemah. Kita ketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan
anaknya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor geografis dan faktor
ekonomi. Kendala geografis yang umumnya dihadapi, yaitu jarak antara tempat tinggal

siswa dengan sekolah cukup jauh, sangat berpengaruh terhadap tingkat kehadiran siswa,
phisik dan psikis siswa dalam proses belajar mengajar dikelas. Namun kendala
geografis ini dapat diatasi antara lain melalui SLTP Terbuka dan Program Kejar Paket

B serta SLTP Kecil, sedangkan kendala ekonomi tidak dapat dituntaskan dalam waktu

3

yang dekat. Karena ekonomi keluarga yang tidak mencukupi kebutuhan minimal seharihari, menyebabkan anak usia sekolah tidak dapat meneruskan belajarnya hingga tamat,

apalagi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam mengantisipasi keadaan
ini, pemerintah sedang menggalakan program seperti orangtua asuh, anak angkat dan

beasiswa baik yang dilakukan perorangan maupun yang diselenggarakan oleh berbagai
instansi pemerintah dan swasta.

Secara kuantitatif maupun kualitatif, guru-guru sekolah swasta masih sangat
kurang memadai. Data statistik sekolah swasta tahun 1994/1995 menunjukkan jumlah
guru pada SLTP swasta seluruh Indonesia terdiri dari guru Pegawai Negeri
Sipil/Departemen Pendidikan Nasional (PNS-DPK) sebanyak 25.717 orang, guru tetap

yayasan (GTY) sebanyak 50.896 orang dan guru tidak tetap (GTT) sebanyak 84.613
orang. Bila kita perhatikan ratio ketiga jenis guru tersebut, jumlah GTT jauh lebih
tinggi. Keadaan seperti ini dalam jangka waktu panjang akan merugikan sekolah swasta,

karena sering terjadi pergantian GTT sehingga mempengaruhi keadaan proses belajar
mengajar, yang pada akhimya akan berpengaruh terhadap kualitas lulusan.
Secara kualitatif, masih ada guru sekolah swasta mengajar bidang studi yang

tidak sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Disamping itu masih terdapat
pula gum-guru (khususnya didaerah) yang memiliki latar belakang tingkat pendidikan
yang tidak kualifaid untuk mengajar di SLTP. Hal ini pada akhimya akan juga
berpengaruh terhadap kualitas lulusan sekolah yang bersangkutan. Kekurangan guru

pada sekolah swasta menjadi perhatian serius instansi pembina sekolah swasta antara
lain Direktorat Sekolah Swasta, apalagi dengan adanya kebijaksanaan pembatasan
bantuan guru PNS-DPK bagi sekolah swasta. Oleh karena itu Direktorat Sekolah Swasta

terus berupaya lebih mendorong Perguruan swasta agar lebih mandiri dan lebih

meningkatkan kualitasnya. Sebagai gambaran bahan perbandingan penyelenggaraan
SLTP swasta dengan SLTP Negeri dilingkungan Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi
Jawa barat, dapat ditunjukkan pada:
Tabel 1.1

Jumlah Sekolah, Jumlah Rombel, Dan Jumlah Siswa

1

Nama

Negeri

Kab. Serang

55

Negeri

Jlh.

Swasta
42

Siswa

Rombel

Sekolah
No

97

Swasta

817

283

Negeri

Jlh.

Swasta

Jlh.

1100

36707

11849

48556
22959

2

Kab. Lebak

44

7

51

545

49

594

21952

1007

3

Kab. Pandeglang

40

5

45

434

41

475

19330

580

19910

4

52

176

228

1160

727

1887

53501

60285

113786

57

214

271

920

2209

3129

46664

66748

U3412

6

Kab. Tangerang
Kab. Bogor
Kod. Bogor

17

68

85

337

681

1018

15546

21434

36980

7

Kab.Sukabumi

51

44

95

688

388

1076

32079

9685

41764

8

Kod. Sukabumi

15

17

32

213

113

326

9438

2760

12198

9

52

31

83

761

171

932

35052

6522

41574

77

173

250

1806

1238

3044

84582

53663

138245

51

164

215

1182

1198

2380

53480

52381

105861

12

Kab, Cianjur
Kab. Bandung
Kod. Bandung
Kab. Sumedang

56

14

70

700

94

794

29399

3865

32264

13

Kab. Garut

62

44

106

673

153

826

29601

7749

37350

14

Kab. Tasikmalaya

79

38

117

1193

6603

7796

49686

5756

56442

15

Kab. Ciamis

79

12

91

1166

42

1208

47018

1446

48464

16

48

12

60

796

41

837

33589

1372

34961

17

Kab. Kuningan
Kab. Majalengka

52

4

56

772

40

812

31991

417

32408

18

Kab. Cirebon

45

50

95

876

369

1245

40722

14153

54875

19

Kod. Cirebon

18

23

41

788

125

913

10541

4307

14848

20

Kab. Indramavu

52

50

102

792

243

1035

34981

8591

43572

5

10
11

Kab. Purwakarta

26

5

31

415

31

446

20967

1115

22082

40

26

66

818

106

924

36409

3732

40141

23

Kab. Subang
Kab. Karawang

41

24

65

936

148

1084

41100

5838

46938

24

Kab. Bekasi

51

101

152

1391

9732

11123

63103

30498

93601

1344

2504

18488

24785

45004

877438

376743

1254191

21
£.1.

Jumlah

1160

Sumber: Dokumentasi Bidang Pendidikan Menengah Umum (2000).

Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa secara keseluruhan baik dari segi jumlah
sekolah, jumlah rombongan belajar, maupun dari segi siswa semuanya menampakkan
bahwa yangterbanyakadalah pada sekolah swastadengan rasio seperti dibawah ini:
Tabel 1.2

Rasio SLTP Negeri dan Swasta

Aspek

No.

1994/1995

1995/1996

1996/1997

1997/1998

1

Murid

: Sekolah

988

1

1065 : 1

1073

1

1125

1

2

: Guru
: Sekolah

37

1

32: i

43

1

43

1

3

Murid
Guru

51

1

53 : 1

55

1

53

1

4

Murid

: Rom Bel

86

1

83: 1

73

1

85

1

5

Pengawas

: Sekolah

28

1

27: 1

25

1

28

1

6

Pengawas : Guru

268: 1

260: 1

264: 1

267

1

Sumber: Dokumentasi Bidang Fendidikan Menengah Umum (2000).

Secara kuantitas Pemerintah mengharapkan bahwa tingS
minimal bangsa Indonesia sampai tingkat SLTP. Keberhasilan

sembilan tahun tidak dapat terpisahkan dari keberhasilan pelaksanaan Wajar
Dikdas 6 tahun yang sudah dianggap berhasil hal ini terbukti dengan Angka
Partisipasi Kasar (APK), maupun Angka Partisipasi Murni (APM) Jawa Barat.

Adapun gambaran nyata kualifikasi berdasarkan keberhasilan hal tersebut dapat
ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1.3

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP

No.

Tahun Pelajarart

1

SLTP

Jumlah Penduduk
Usia 13- 15 Tahun

Jumlah

Persentase

1993/1994

2602463

1277809

49.10

2

1994/1995

2677827

1380420

51.55

3

1995/1996

2750481

1533943

55.77

4

1996/1997

2789027

1665886

59.73

5

1997/1998

2726988

1767361

64.81

Sumbei': Dokumentasi

Bidang Pendidikaia Menengah 1Jmum (2000)

Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa perkembangan angka partisipasi kasar
SLTP dari tahun ketahun terlihat adanya peningkatan, meskipun peningkatan
tersebut tidak terlalu besar, namun menunjukkan adanya kemajuan. Begitu pula
terhadap perkembangan angka partisipasi mumi seperti dibawah ini:
Tabel 1.4

Perkembangan Angka Partisipasi Mumi (APM) SLTP

No.

Tahun Pelajaran

1

SLTP

Jumlah Penduduk
Usia 13-15 Tahun

Jumlah

Persentase

1993/1994

2602483

906705

34.84

2

1994/1995

2677827

954913

35.66

->

1995/1996

2750481

1042982

37.92

4

1996/1997

2789027

1385031

49.66

5

1997/1998

2726988

1487845

54.56

Sumber: Dokumentasi Bidang Pendidikan Menengah Umum (2000).

Permasalahan atau pertanyaan adalah apakah keberhasilan dari segi
kuantitas tersebut sudah diimbangi dengan peningkatan mutu dalam arti luas,

sementara ini ada citra yang tumbuh pada masyarakat bahwa besaran angka Nilai
Ebtanas Mumi (NEM) sebagai indikator pengukuran kualitas hasil didik. Padahal

itu hanya salah satu indikator dari sekian banyak standar indikator mutu, itu pun

apabila sistem pengelolaan "NEM" dilaksanakan dengan baik dan benar. Masalah
yang dihadapi dalam mutu pendidikan tingkat SLTP antara lain terjadinya
kesenjangan kualitas peserta didik diantara sekolah. Hal ini terbukti dengan

timbulnya istilah "sekolah favorit", "SLTP Unggul", atau juga sekolah pinggiran
dan perkotaan. Dilain pihak kesenjangan kualitas juga terjadi setelah siswa SLTP
memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi (SMU). Yang menjadi pertanyaan
adalah dimanakah letak kelemahan peningkatan mutu pendidikan. Banyak faktor

yang mempengaruhi terhadap rendahnya mutu pendidikan tersebut antara lain
Pertama: Sumber Daya Manusia (gum) yang belum memenuhi kebutuhan baik
kuantitas maupun kualitas. Hal ini terbukti bahwa Jawa Barat masih kekurangan

guru sebanyak 53.186 orang, sedangkan secara kualitatif kenyataan menunjukkan
bahwa belum seluruh gum memenuhi syarat untuk mengajar. Kedua: Kurikulum

yang belum sesuai dengan tuntutan kebutuhan masih bersifat sentralistik

(penyeragaman) sehingga akan mengarah pada berfikir indoktrinier, sedangkan

pengembangan yang bersifat lokal masih belum dikembangkan secara maksimal.
Ketiga: fasilitas (sarana prasarana) yang belum memadai, hal ini terbukti dengan
kerusakan gedung SLTP di Jawa Barat yang mencapai 51 %, Keempat: Dana

pengelolaan pendidikan yang belum mencukupi kebutuhan, disamping itu masih

terdapat faktor-faktor lain diantaranya akuntabilitas dan partisipasi masyarakat
masih rendah. Hambatan-hambatan tersebut apabila dalam pemecahannya hanya

memprioritaskan besaran anggaran dari pemerintah, sangat mustahil dalam waktu
yang relatif singkat dapat terlaksana, hal ini dapat dilihat dalam realisasi anggaran
beberapa tahun silam sampai dengan tahun anggaran 2000 sbb:

(a) Rehabilitasi bangunan sekolah yang setiap tahunnya hanya berkisar 4 - 6 %
maka rehabilitasi bam selesai dalam jangka waktu 10 sampai dengan 15 tahun;

(b) Adanya perbaikan peningkatan anggaran dana operasional, tapi hal ini jangan
terlalu diharapkan mengingat kondisi keuangan negara yang dalam keadaan
krisis;

Keadaan SLTP swasta pada saat ini sangat bervariasi, mulai dari yang
terbaik (lebih baik dari SLTP Negeri) sampai sangat memprihatinkan. Yang

terbanyak dijumpai justru ada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Secara
Nasional jumlah SLTP swasta mengalami kemunduran. Dan 2,1 juta siswa tahun
1991 menjadi 1,9 juta siswa pada tahun 1993. Begitu juga jumlah sekolah SLTP
swasta menumn tajarn dari 13.710 sekolah menjadi 10.505 sekolah pada periode

yang sama. Berdasarkan data dari Balitbang yang tertuang dalam Memorandum of
Understanding antara Directorate General ofPrimary dan Secondary Education

(DGPSE) dan Bank Pembangunan Asia/Asian Development Bank (ADB) dalam
halaman lima tentang keadaan dan permasalahan umum SLTP swasta di Jawa

Barat ditemukan beberapa hal diantaranya: (1) Jumlah sekolah menunjukkan
berkurang; (2) Jumlah siswa menumn; (3) Banyak memiliki gum tidak tetap; (4)

Biaya operasional pendidikan sedikit, karena sumber dana utama adalah dari

orangtua siswa; (5) Manajemen kepala sekolah lemah, banyak stikua
tenaga tidak tetap; (6) Kemampuan mengajar gum iemah; p

penyelenggara sekolah tidak memiliki cukup misi dan visi pendidikan.
B. Gambaran Umum Bagian Proyek Peningkatan SLTP swasta
1. Bidang Garapan Proyek

Bidang garapan proyek didasarkan pada SLTP swasta di Lima (5) Propinsi
termasuk Jawa barat, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi

Selatan. Masing-masing Propinsi dipilih berdasarkan kepada rendahnya angka
rata-rata pemmat kepada SLTP swasta dan keberadaan jumlah SLTP swasta yang

sangat besar. Komponen dan sub komponen secara total diimplementasikan pada
sebelas kabupaten di Lima (5) propinsi. Untuk meningkatkan kepentingan tersebut
maka proyek SLIP swasta mengarahkan bantuannya kepada anak-anak yang
miskin dan pesantren, yang kegiatannya berada dibawah sub komponen seperti:

pelatihan kemampuan dan metodologi guru, pelatihan tenaga perpustakaan,
pemberian gum bantu, pemberian beasiswa, pemberian pinjaman sepeda, subsidi
rehabilitasi perpustakaan, dan subsidi rehabilitasi laboratonum IPA. Sedangkan
komponennya akan menyangkut pengembangan staf, bantuan pada siswa, dan
fasilitas pendidikan di lima propinsi. Proyek SLTP swasta ini akan menjadi model
bagi kabupaten dan propinsi lain dimasa yang akan datang.

2.

Target Proyek Peningkatan SLTP Swasta di 5 (lima) Propinsi
Tabel 1.5

Target Proyek Peningkatan SLTP Swasta di Lima Propinsi
Kegiatan

No
1

Sekolah Sasaran

2

Pelatihan guru

4

Pemberian Beasiswa

Pemberian Pinj. Sepeda
Rehabilitasi Perpustakaan

6

266

44

177

1.022

3.018

1.716

2.168

335

1.363

8.600

561

379

419

74

307

1.740

36.702

20.517

17.427

3.357

11.997

90.000

800

400

350

100

350

2000

141

83

94

16

67

401

196

117

145

24

99

581

Rehabilitasi

7

Jumlah

Sulsel

198

Sementara

5

Kalsel

337

Pemberian Guru Bantu

3

Lampung

Jatim

Jabar

Laboratorium

Sumber: Dokumentasi ADB 1995

Berdasarkan sumber dari dokumentasi ADB 1995 dalam Project Administration

Memorandum, dinyatakan bahwa target selumh kegiatan proyek yang terbesar
adalah dilimpahkan kepada proyek Jawa Barat.

3.

Target Proyek Peningkatan SLTP swasta Jawa Barat
Tabel 1.6

Target Proyek Peningkatan SLTP Swasta Jawa Barat

Program

No

Pelatihan auru

Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe

4

3018

468

468

297

297

308

515

515

515
380

87

87

6

9

22

7850

561

36702

3684

3685

18278

25646

IDT

1717

2967

11750

16434

640

1198

4035

50

40

IDT

Ponpes

5

b.

Laboratorium

41

39

22

9

9

19

Ponpes

60

141
80

77

40

40
196

196

83

4

43

75

45

0

4

16

5

4

49

121
47

25

28

122

55

171

171
105

105

IDT

41

41

Ponpes

25

25

Dati II

24

21

2

0
48

Dati II

800

140

50

0

65

IDT

Pelatihan Tug.Perpustakaan

5873

800

800

Dati II

53

29
47954

34063

Dati II

Ponpes
Piniaman Sepeda

383
125

194
37

12

13

4

1235
580

379
260

121

20

6041

Keseluruhan

1017

379

IDT

Rehabilitasi & Perpustakaan
a. perpustakaan

6

Realisasi

1017

109

3J

Ponpes
3

00/01

2676

1659

1017

Dati II

Pemberian Beasiswa

99/00

98/99

97/98

A
B
C
D
E

Guru Bantu Sementara
2

96/97

Sum ?er: Dokumentasi ADB 1995

186

Pada tabel di atas, menunjukkan bahwa pelaksanaan kegia$

dilakukan oleh proyek Jawa Barat tidak lepas dari adanya target keseli
telah ditetapkan oleh proyek pusat, namun pada kenyataannya pelaksanaan
kegiatan di Jawa Barat banyak mengalami hambatan dalam mencapai jumlah
target keseluruhan tersebut, hal ini disebabkan karena adanya sumber daya

manusia yang terbatas dan kurang memadai, kriteria sasaran terlalu tinggi, serta
manajemen proyek yang mengalami beberapa pergantian pimpinan.
4. Sumber Dana

Sumber dana pemberian bantuan bagi SLTP swasta di 5 (lima) Propinsi
rintisan proyek berasal dari Loan ADB No 1359-INO melalui bagian proyek
peningkatan SLTP swasta daerah dengan perbandingan 5 % berasal dari dana
A.DB dan 95% berasal dari APBN Mumi, sedangkan sumber subsidi bagi imbal
swadaya dalam katagori spesial program (Asisstance Scheme for facilities

Improvement) dengan perbandingan dana 15% dari ADB dan 85% dari APBN
K/tiiT-ni uQtiit r*alal^eQt>Qatir»\ra rn^lqtiii ral/aninrr V/Viiione

5. A!ur Pemberian bantuan

Pertama; ditingkat pusat direktur sekolah swasta membentuk tim
pemberian bantuan yang terdiri atas bagian keuangan Setditjen Dikdasmen dan
BMPS tingkat pusat. Kedua; ditingkat wilayah Kepala Kantor Depdikbud
membentuk Tim pelaksana pemberian bantuan yang terdiri dari bagian keuangan,

BMPS tingkat propinsi. Ketiga; ditingkat sekolah kepala sekolah membentuk
panitia kecil yang terdiri dari kepala sekolah, seorang pengurus yayasan dan
seorang wakil orang tuaV/ali murid. Keempat; Kepala Sekolah mengusulkan

11

kepada Kepala Kantor Wilayah Depdikbud melalui pengelola bagian proyek
peningkatan SLTP swasta daerah (PPIU) dengan tembusan Kepala Kandep

Dikbud setempat. Kelima; Kepala Kantor Wilayah Depdikbud setelah menerima
usulan calon penerima bantuan dari pengelola bagian proyek peningkatan SLTP
swasta daerah melanjutkan usulan kepada Direktur sekolah swasta. Keenam;

Direktur sekolah swasta menyetujui nama sekolah dan jumlah calon penerima

bantuan yang diusulkan Kepala Kantor Wilayah Depdikbud. Berdasarkan
persetujuan Direktur Sekolah swasta, Kepala Kantor Wilayah menetapkan nama

sekolah melalui surat keputusan. Ketujuh; Surat Keputusan diberikan kepada
sekolah dengan tembusan Kepala Kandep/Kanin Dikbud Kodya/Kabupaten

setempat. Terakhir Pemimpin bagian Proyek Peningkatan SLTP swasta Daerah
melaporkan pelaksanaan pemberian bantuan kepada Direktur Sekolah swasta
Pusat Jakarta (CPIU).
6. Evaluasi dan pelaporan

Pemberian bantuan akan dimonitor pelaksanaannya dan dievaluasi

dampaknya terhadap peningkatan mutu SLTP swasta oleh tim yang ditunjuk oleh
Direktorat Sekolah swasta

melalui Benefit Monitoring dan Evaluasi Proyek.

Semua pertanggungjawaban dana yang telah digunakan untuk bantuan dengan

diketahui oleh Kepala Kanwil Depdikbud dilaporkan oleh bagian Proyek
Peningkatan SLTP swasta daerah (PPIU) kepada Bagian Proyek Peningkatan
SLTP swasta Pusat Jakarta (CPUI). Semua laporan dana bantuan dari setiap PPIU

dilaporkan oleh CPIU ke ADB dengan diketahui oleh Direktur Sekolah swasta,
Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah Depdikbud.

12

C. Permasalahan Penelitian

Bertolak dari telaahan konseptual dan empiris dalam uraian latar belakang,

maka penelitian ini akan memfokuskan pada rumusan sebagai berikut:
"Seberapa Jauh Tingkat Efektivitas Implementasi Pemanfaatan Dana Bantuan
Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam Peningkatan Mutu SLTP swasta?"
Untuk menjabarkan rumusan masalah diatas maka dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:

(1) Bagaimana pola perencanaan pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan
mutu SLTP swasta?

(a) Apa yang menjadi landasan kebijakan dari pemanfaatan dana bantuan?
(b) Bagaimana prosedur pemanfaatan dana bantuan dilaksanakan?

(c) Bagaimana sasaran umum dan khusus pemanfaatan dana bantuan
dilaksanakan?

(2) Bagaimana pola pelaksanaan pemanfaatan dana bantuan dalam peningkatan
mutu SLTP swasta?

(a) Bagaimana cara dana bantuan dimanfaatkan dalam pengembangan staf?
(b) Manfaat apa yang terkandung didalam bantuan siswa?

(c) Bantuan apa yang bisa dimanfaatkan dari fasilitas pendidikan?

(3) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pemanfaatan dana bantuan
dalam peningkatan mutu SLTP swasta?

(4) Peluang dan tantangan apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan
dana bantuan dalam peningkatan mutu SLTP swasta?

13

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran seberapa jauh tingkat

Implementasi Efektivitas Pemanfaatan Dana Bank Pembangunan Asia (ADB)
dalam Peningkatan Mutu SLTP Swasta. Berdasarkan tujuan tersebut, maka tujuan
pokok yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

(1) Mendeskripsikan pola perencanaan pemanfaatan dana bantuan Bank
Pembangunan Asia (ADB) dalam peningkatan mutu SLTP swasta;

(2) Mendeskripsikan pola pelaksanaan pemanfaatan dana bantuan Bank
Pembangunan Asia (ADB) dalam peningkatan mutu SLTP swasta;

(3) Mengidentifikasi

faktor

pendukung

dan faktor

penghambat

dalam

pemanfaatan dana bantuan Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam
peningkatan mutu SLTP swasta;

(4) Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan dari pemanfaatan dana bantuan
dalam peningkatan mutu SLTP swasta
2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

(1) Sebagai masukan terhadap pemerintah khususnya yang berkaitan dengan
pendidikan pada masyarakat di SLTP swasta dalam kaitannya dengan

pemanfaatan Dana Bank Pembangunan Asia (ADB) yang efektif dan efisien;

(2) Sebagai salah satu mjukan dalam pengambilan keputusan dan pembuatan
kebijakan yang berhubungan dengan SLTP swasta serta pemanfaatan dana
Bank Pembangunan Asia (ADB);

14

(3) Dapat digunakan secara praktis dilapangan pendidikan, khususnya sebagai
model alternatif untuk wilayah atau kabupaten lain yang karakteristiknya sama
dengan keadaan di Propinsi;

(4) Menjadi bahan pertimbangan bagi para penerima bantuan tentang pengelolaan
pemanfaatan bantuan dalam program pengembangan staf, bantuan pada siswa,
fasilitas pendidikan secara tepat, efektif dan efisien.

E. Premis

Untuk mengukur dampak pemanfaatan dana bantuanterhadap peningkatan
mutu SLTP swasta maka dipandang perlu diajukan beberapa asumsi bahwa:

(1) Manfaat langsung dari setiap pengeluaran biaya pendidikan akan berdampak
positif dan signifikan jika digunakan untuk keperluan yang langsung
berhubungan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti bahan dan
alat-alat pelajaran, sarana kelas, dan bangunan sekolah (Mauren Woodhall,
1970, hal 14). Lebih jauh dikatakan oleh Woodhall bahwa refleksi dari
manfaat biaya dapat dilihat dan ketepatan waktu dan kemampuan yang

diperoleh siswa dalam menyelesaikan studi. Untuk mengetahui manfaat
langsung dari biaya, peneliti menggunakan analisis keefektivan biaya keluaran

pendidikan. Keefektivan biaya juga berkaitan dengan persoalan bagaimana
dana seharusnya dialokasikan secara tepat untuk keperluan pendidikan.

(Manuel Zymelmen, 1973). Konsep tersebut didukung oleh hasil studi Bank
Dunia (1993) dibeberapa negara berkembang yaitu di Indonesia, Hungaria,

Trinidad, Tabago, dan Venezuela bahwa biaya memberikan efek positif

15

terhadap proses belajar mengajar yang digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan guru, pengadaan buku pelajaran dan bahan-bahan pengajaran;
(2) Peningkatan mutu pendidikan mempakan fungsi dari sejumlah faktor input,
proses, dan konteks. Biaya pendidikan yang dipergunakan untuk menyediakan
perangkat input akan memberikan dampak terhadap mutu melalui fungsi
alokasi yang tepat, adil (equitable) dan pendayagunaan secara efisien (Bank
Dunia, 1995);

(3) Pendidikan diperhitungkan sebagai faktor penentu keberhasilan seseorang,
baik secara sosial maupun ekonomis. Nilai pendidikan bempa aset moral

adalah bentuk kemampuan, kecakapan, keterampilan yang diperoleh melalui
pendidikan dipandang sebagai suatu investasi. Pandangan ini diarahkan atas

premis human capital (sumber daya manusia sebagai unsur modal).

Berdasarkan premis tersebut besarnya nilai biaya yang dipergunakan untuk
pendidikan dipandang sebagai investasi yang ditanam dalam pendidikan perlu
memperhitungkan nilai manfaat (benefit) atau keuntungan dimasa yang akan
datang. (Theodore W. Schultz: Cohn, 1979);

(4) Pemberian bantuan kepada sekolah swasta ditujukan untuk membantu
meningkatkan peran serta dan tanggungjawab masyarakat dalam ikut serta

menyelenggarakan

pendidikan

nasional,

mendorong

terwujudnya

penyelenggaraan sekolah swasta secara mandiri, serta meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah swasta. (Kepmendikbud, 1995).

16

F. Kerangka Pikir Penelitian

Paradigma memiliki pengertian sebagai suatu model dalam teori ilmu

pengetahuan dan kerangka pikir. Paradigma dalam penelitian merujuk pada
kerangka berfikir yang didasarkan pada posisi masalah untuk mengarahkan
penelitian.

Kerangka pikir mempakan cara berpikir peneliti dalam memahami realitas
objek yang akan diteliti. Aspek objek yang diteliti sangat ditentukan oleh konsep
dasar pemikiran peneliti dalam memberikan kerangka pemikiran yang akan

dimmuskan. Kerangka berpikir inilah yang akan menjadi pijakan bagi peneliti
untuk menjelaskan aspek-aspek dari efektivitas pemanfaatan dana bantuan bank
pembangunan asia (ADB) dalam peningkatan mutu SLTP swasta.
Pemanfaatan Dana Bantuan ADB yang bergerak dibidang layanan

pendidikan dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan keefektifan bantuan
yang ditugaskan pada kantor wilayah (Kanwil). Sebagai unit pelaksana teknis
yang ditugaskan melakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia

yang berkaitan dengan layanan pendidikan maka strateginya kantor wilayah
bemsaha

mewujudkan

peningkatan

mutu

pendidikan

sekolah

kedalam

perencanaan, pelaksanaan serta pemberdayaan kegiatan secara efektif.
Rumusan

strategi

tersebut

mempakan

landasan

utama

dalam

mengoperasionalkan segenap kebijakan kantor wilayah kepada sekolah dalam

rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemanfaatan dana
bantuan pemerintah. Produk pengembangan sumber daya manusia melalui
pemanfaatan dana bantuan pemerintah pada dasarnya mempakan upaya

17

memanfaatkan bantuan yang ada yang telah diterima oleh sekolah sekaligus

meningkatkan kualitas individu dan sekolah menuju kepada kemandirian.
Manakala hal tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan tentu saja akan

memberikan kontribusi yang baik terhadap peningkatan mutu pendidikan SLTP
swasta.

Adapun berbagai komponen yang mempengaruhi proses pemanfaatan dana
bantuan dalam peningkatan mutu SLTP swasta adalah:
(1) Raw Input (Masukan Siswa)

Sebagian besar SLTP swasta memperoleh peserta didik dilihat dari apek
akademik, peserta didik dibawah standar SLTP Negeri, implikasinya calon

yang tidak dapat diterima di SLTP Negeri sebagian besar ditampung oleh
SLTP swasta;

(2) Instrumental Input (Tenaga Kependidikan dan Sarana Prasarana)

Secara empiris sebagian besar (80%) sekolah swasta memanfaatkan sisa waktu
para gum yang mengajar disekolah Negeri. Konsekuensinya pelaksanaan

proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh gum yang bersangkutan sudah
mengalami tingkat kelelahan tinggi, dan rasio relevansi yang kurang memadai.
Sarana dan Prasarana belajar, khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan

a!at praktek laboratorium, perpustakaan dan media pendidikan sangat terbatas;
(3) Proses

Implikasi dari kondisi siswa, tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana

yang bervariasi, maka pembelajaran di SLTP swasta dapat diduga hanya
sebagian kecil saja yang telah sesuai dengan harapan orangtua dan masyarakat;

18

(4) Hasil

Hanya sebagian kecil lulusan SLTP swasta yang dapat memasuki SMUN

berkualitas, sedangkan sebagian besar lagi ada kecenderungan memasuki
SLTA swasta, atau tidak melanjutkan sama sekali ke pendidikan yang lebih
tinggi;

(5) Lingkungan

Budaya dan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan SLTP Negeri
masih dominan, dengan asumsi dari segi kualitas lebih baik, sumbangan

pembiayaan pendidikan lebih murah, sehingga SLTP swasta belum menjadi
perhatian dan kepercayaan sebagian besar masyarakat.

Dari ke lima faktor yang dikemukakan, memberikan dampak terhadap
percepatan peningkatan kualitas. Dimana perkembangan tersebut terjadi karena
adanya perubahan yang berkaitan dengan faktor sosial, ekonomi, budaya,
teknologi dan informasi. Implikasi terhadap penyelenggaraan SLTP swasta adalah

bagaimana mengoptimalkan layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan internal
dan ekstemal. Suatu harapan besar dari masyarakat terhadap pelayanan

pendidikan yang diberikan adalah memenuhi kepuasan dalam proses dan hasil
serta dirasakan manfaatnya oleh lingkungan sebagai konsumen, sebagai nilai
sosial dan ekonomi. Dengan demikian sekolah yang mampu mengembangkan

kemandiriannya akan memperoleh kepercayaan besar dari masyarakat dimasa
yang akan datang.

Menyadari pentingnya melakukan analisis sistem dalam pemanfaatan dana
bantuan maka analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan)

19

dapat dijadikan masukan untuk mengidentifikasi kondisi objektiftentang relevansi
dan efisiensi layanan pendidikan. Implikasinya hasil dari evaluasi dan analisis
sistem dalam layanan pendidikan melalui pemanfaatan dana bantuan akan

berfungsi sebagai umpan balik bagi sekolah dan lembaga penyelanggara kepada
arah pemmusan strategi pengembangan sumber daya manusia yang bermanfaat.
Paradigma penelitian dapat ditunjukan pada gambar 1 berikut ini:

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA BANTUAN

BANK PEMBANGUNAN ASIA (ADB) DALAM
PENINGKATAN MUTU SLTP SWASTA

ADB

KANWIL DAN PPIU

STRATEGI
PEMANFAATAN

DANA

I
SLTP

PROSES

HASIL

SWASTA

PEMANFAATAN

PEMANFAATAN DANA

DANA

T
SWOT

ALTERNATIF STRATEGI
PEMANFAATAN DANA BANTUAN

Feed Back

DIMASA YANG AKAN DATANG

Gambar 1.1 KERANGKA PIKIR PENELITIAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Berdasarkan fokus masalah dan tujuan yang telah dimmuskan, penelitian

ini termasuk dalam pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
yaitu dengan melakukan penelitian terhadap kenyataan, kenyataan yang tengah
berlangsung yang merupakan masalah yang harus diatasi melalui suatu analisis
yang bersifat mendalam.
disesuaikan

Penggunaan penelitian dengan metode deskriptif ini

dengan tujuan

penelitian yaitu

untuk

mendeskripsikan

dan

menganalisa efektivitas pemanfaatan Dana Bank Pembangunan Asia (ADB) yang

dilaksanakan oleh SLTP swasta, sehingga dapat meningkatkan mutu SLTP
swasta.

Ada beberapa alasan mengenai dilakukannya penelitian kualitatif menurut
Hadi & Haryono (1998:56-57), yaitu: (1) menanggulangi banyaknya informasi

yang hilang; (2) menanggulangi kecendemngan menggali data empiris dengan
tujuan membuktikan kebenaran hipotesis yang disusun sebelumnya berdasarkan

berpikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif; (3) menanggulangi
kecenderungan pembatasan variabel yang diungkapkan sesuai dengan masalah

yang

disusun

sebelumnya

seperti

dalam

penelitian

kuantitatif padahal

permasalahan dan variabelnya dalam masalah sosial sangat kompleks; (4)

menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif

padahal inti sebenamya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.

59

Data-data yang dikumpulkan cenderung bersifat naratif dari}

angka dalam artian penelitian kualitatif tidak menolak data kuantitatif'
analisisnya berupa uraian-uraian yang sangat deskriptif. Penelitian ini lebih
memfokuskan pada proses daripada hasil berdasarkan pada analisis data secara
induktif.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini meliputi kelompok subyek
seperti: Kepala Sekolah, Yayasan, guru, teknisi, siswa, orangtua siswa yang dapat
memberikan informasi yang akurat tentang mekanisme komponen-komponen
terkait dalam pemanfaatan Dana Bank Pembangunan Asia (ADB). Selain itu juga
informasi mengenai pemberdayaan peran dan fungsi unsur-unsur terkait termasuk
satuan-satuan lembaga pendidikan dalam peningkatan mutu SLTP swasta, guru
mata pelajaran inti, siswa, teknisi laboratorium, dan tenaga perpustakaan. Subjek

lainnya didasarkan pada kebutuhan pada saat pengumpulan data dilapangan,
kebutuhan yang dimaksudkan adalah ketika pengumpulan data dilakukan secara
lebih mendalam dan hanya subjek penelitian tertentulah yang dapat memberikan
datanya.

Sampel dalam penelitian ini tidak mempakan sampel acak, tetapi sampel
bertujuan dengan ciri-ciri berikut: (1) Rancangan sampel yang muncul tidak
dapat ditemukan atau ditarik teriebih dahulu; (2) Penentuan sampel secara
berumtan; (3) Penyesuaian berkelanjutan dari sampel; dan (4) Pemilihan
terakhir jika sudah terjadi pengulangan (Moleong: 1990).

Penelitian kualitatif menggunakan teknik "purposive sampling" dan
"snowball sampling technique" dengan teknik ini diharapkan peneliti dapat

61

memperoleh informasi yang memadai, dan dapat memperluas informasi yang
telah diperoleh teriebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau dapat diisi

adanya kesenjangan informasi yang ditemui. Dalam purposive sampling anggota
sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya, dan

diharapkan bergulir kepada responden lain yang sejenis dengan tujuan penelitian
(snowball sampling). Tujuan penggunaan purposive sampling adalah untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Lincoln & Gubs,
1985:202).

Penelitian ini dilaksanakan diwilayah Kabupaten Bandung dengan 3 Tipe
sekolah yaitu Dati II untuk SLTP swasta FK Bina Muda Cicalengka, Pasundan 1
Banjaran, Pasundan 2 Cimahi selatan, untuk Desa Tertinggal (DT) SLTP swasta
PGRI 1 Ciparay Baleendah, untuk Ponpes (PP) SLTP YPI Ciparay, dan Yamisa
Soreang. Pertimbangan Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan mudah dipantau
dan berdekatan dengan penulis sehingga akan menghemat dari segi biaya dan
waktu.

C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data dan
informasi tentang aspek pemanfaatan dana bantuan Bank Pembangunan Asia

(ADB) sangat tergantung pada macam studi yang dikembangkan dalam penelitian
ini. Prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi sumber data dan lokasi
dimana responden melaksanakan tugas.

62

Secara khusus dapat dinyatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data bempa: Observasi: yaitu melakukan pengamatan tentang

pemanfaatan dana bantuan Bank Pembangunan Asia (ADB) yang berkaitan
dengan aktivitas, proses dan hasil. Wawancara: yaitu melakukan tanya jawab
tatap muka atau mengkonfirmasikan kepada sampel penelitian dengan

berpedoman kepada materi wawancara yang telah disusun. Wawancara ini
bertujuan untuk menggali data dan informasi dari sampel penelitian sesuai dengan
permasalahan yang diajukan terdahulu.

Penyebaran angket: yaitu teknik yang dilakukan untuk menggali atau mengorek
informasi dari responden yang relevan dengan tujuan penelitian dengan

memperoleh data yang akurat. Dokumentasi: bertujuan untuk melengkapi data
yang bersumber bukan dari manusia yang dapat mencek kesesuaian data secara
triangulasi. Alat bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pengumpulan data
antara lain pedoman observasi dan pedoman wawancara, pedoman studi
dokumentasi, dan buku catatan.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Pada tahap persiapan peneliti menyusun disain penelitian yang kemudian

diajukan kepada pengelola seminar di PPS UPI Bandung. Kemudian pelaksanaan
seminar dilakukan pada bulan April 2002 dibawah arahan langsung Bapak Dr.H.

Djam'an Satori, MA, Prof.Dr. Nanang Fattah dan Dr. Danny Meirawan. Cukup
banyak masukan dari pelaksanaan seminar dalam rangka penyempumaan disain

penelitian tersebut. Sebagai tindak lanjutnya pihak PPS UPI Bandung akhimya

63

menetapkan Prof.Dr.Nanang Fattah sebagai Pembimbing 1 dan Bapak Dr.Dedi

Supriadi sebagai pembimbing II. Berdasarkan ketetapan tersebut selanjutnya

peneliti mendapat bimbingan langsung dalam menyusun hingga selesai penulisan
tesis.

Proses perizinan dilakukan dengan cara peneliti mengajukan permohonan

kepada Direktur PPS untuk dibuatkan surat pengantar ke BAAK UPI Bandung
dalam rangka mengurus izin penelitian, kemudian pada tanggal 17 Mei 2002
permohonan ijin mengadakan studi lapangan/penelitian dikabulkan
Bertolak dari izin yang diberikan, peneliti akhimya mendatangi Dinas

Pendidikan Kota Cimahi pada tanggal 23 Juni 2002 maksudnya adalah tidak lam

untuk memperoleh surat izin mengadakan penelitian ke sekolah SLTP Pasundan 2
Cimahi selatan. Sedangkan pada tanggal 23 Juli 2002 peneliti mendatangi Dinas

Pendidikan Kabupaten Bandung dengan maksud sama untuk memperoleh surat

izin penelitian ke sekolah-sekolah SLTP swasta FK Bina Muda Cicalengka,
Pasundan 1 Banjaran, PGRI 1 Ciparay Baleendah, YPI Ciparay, dan Yamisa

Soreang. Setelah berhasil mendapatkan surat izin dari masing-masing Dinas
Pendidikan baik Kota maupun Kabupaten akhimya peneliti mempersiapkan diri
baik secara fisik maupun mental. Kesemuanya itu dilakukan agar pada tahap
berikutnya prosesnya dapat berjalan dengan lancar.

Pada tahap Pelaksanaan yaitu pada tanggal 27 Juli 2002 peneliti mulai

mengadakan wawancara dengan subjek yang akan dimintai keterangan. Disini
peneliti berusaha untuk menjalin hubungan baik secara informal maupun formal
tergantung pada subjek yang akan diwawancarai sebab fleksibilitas dan

64

adaptabilitas cukup memegang peranan penting dalam tahap ini. Kondisi seperti
tersebut terus dipertahankan penulis hingga proses pengumpulan data berjalan
dengan lancar.

Selama pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan analisis data yaitu

dengan cara mengungkapkan kembali data lama pada pokok permasalahan
(issues) yang pemah ditemukan proyek pada bulan Juni 1999 dan meminta
komentamya kepada subjek yang diwawancarai dalam rangka memperoleh

tingkat kepercayaan yang lebih terjamin, setelah itu bam mengkonfirmasikan
kebenaran catatan lapangan yang telah dianalisis kepada sumber datanya.

Akhir dari pelaksanaan adalah mendeskripsikan dan menganalisis data

lapangan dengan merujuk kepada kajian teoritis dan lapangan untuk menghasilkan
temuan-temuan penelitian.

Penyusunan laporan merupakan tahap terakhir dalam kegiatan penelitian
ini. Hasil-hasil kegiatan penelitian disusun secara sistemik dan sistematis dalam

bentuk karya ilmiah yang berbentuk tesis. Tesis yang telah disusun selanjutnya

dipertanggungjawabkan secara ilmiah pada fomm pengujian yang berlaku.

E. Analisis Data

Aktivitas yang dilakukan peneliti setelah dan lapangan yaitu dimulai

dengan proses penyusunan yaitu mencatat dan merangkum laporan dari lapangan,

mengklasifikasikan data sekaligus menemukan kecendemngan-kecenderungan

yang muncul sesuai dengan fokus penelitian, kemudian peneliti membandingkan
data lama dengan bam sekaligus menganalisis secara lebih mendalam untuk

65

memperoleh makna dan temuan sebagai dasar untuk menyusun tesis, dan akhimya

penulis melakukan penarikan kesimpulan sebagai dasar untuk memberikan
rekomendasi penelitian. Atas dasar ini diharapkan dapat menemukan suatu
temuan berdasarkan atas data lapangan. Upaya untuk mengembangkan temuan

berdasarkan data lapangan inilah yang menjadi kekhasan dalam penelitian
kualitatif.

Berpijak dari pemahaman tentang analisis data maka dalam penelitian ini
analisis datanya pada saat dan setelah dilapangan, karena apabila kesimpulan data

dirasakan kurang kuat maka peneliti perlu kembali mengumpulkan data di
lapangan. Hal ini selain didasarkan pada fleksibilitas juga faktor kesinambungan
antara pengumpulan data, analisis data, menyusun tesis sampai pada suatu
kesimpulan.

F. V