MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GESIK KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA LOMPAT TINGGI GAYA GU MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA LOMPAT

TINGGI

GAYA GULING PERUT MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GESIK KECAMATAN TENGAHTANI

KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh YUSUF 0905148

LING PERUT MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GESIK KECAMATAN TENGAHTANI

KABUPATPPPPPPPPPPPPPEN CIREBON PPP

PPPPPPPPPPPPPPSKRIPSI

PPPPDiajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Tolakan pada Lompat Tinggi Gaya Gunting melalui Permainan Lompat Tali pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon" ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan

YUSUF 0905148


(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GESIK KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON

Oleh

YUSUF 0905148

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Pembimbing I

Dr. TATANG MUHTAR, M.Si NIP. 19590603 198603 1 005

Pembimbing II

INDRA SAFARI, M.Pd NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui

Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang


(4)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011


(5)

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Pemecahan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Batasan Istilah ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 12

3. Model Permainan Tali ... 27


(6)

ii

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Subjek Penelitian ... 36

3. Waktu Penelitian ... 37

B. Metode dan Desain Penelitian ... 38

1. Metode Penelitian... 38

2. Desain Penelitian ... 40

C. Prosedur Penelitian... 42

D. Instrumen Penelitian... 47

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis ... 48

F. Validasi Data ... 51

BAB IV PAPARARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Data Penelitian ... 54

1. Deskripsi Data Awal ... 54

2. Deskripsi Data Siklus I... 57

3. Deskripsi Data Siklus II ... 76

4. Deskripsi Data Siklus III ... 94

B. Pembahasan ... 108

1. Perencanaan Pembelajaran ... 108

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 110


(7)

iii

4. Hasil Evaluasi Pembelajaran Teknik Dasar Lompat tinggi .. 112

BAB V PENUTUP ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 116


(8)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel ... Halaman 1.1 Daftar Nilai Tes Praktek lompat tinggiGaya Guling Perut Kelas

V (lima) ... 4

1.2 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas V (Lima) ... 5

3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 38

3.2 Indikator Kemampuan Siswa ... 50

4.1 Data Awal Hasil Tes Lompat Tinggi ... 54

4.2 Hasil Observasi Perencanaan Siklus I ... 58

4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I ... 64

4.4 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 66

4.5 Hasi Tes Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Lompat tinggiGaya Guling Perut Siklus I ... 70

4.6 Hasil Observasi Perencanaan Siklus II ... 78

4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 83

4.8 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 87

4.9 Hasi Tes Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Lompat tinggiGaya Guling Perut Siklus II ... 89

4.10 Hasil Observasi Perencanaan Siklus III ... 94

4.11 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 98


(9)

v

4.13 Hasi Tes Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar

Lompat tinggiGaya Guling Perut Siklus III ... 103 4.14 Nilai Rata-rata dan Persentasi Perencanaan pembelajaran Siklus I, II

dan III ... 109 4.15 Nilai Rata-rata dan Persentasi Pelaksanaan pembelajaran Siklus I, II


(10)

vi

Gambar ... Halaman

2.1 Teknik Awalan dan Tolakan Kaki ... 25

2.2 Sikap badan di atas mistar ... 25

2.3. Permainan Melompati Tali ... 30

2.4 Lompat Tali Formasi Berbeda ... 30

2.5 Lompat tali Formasi lingkaran ... 31

2.6 Lompat Tali Formasi Bintang ... 31

3.1 Denah Lokasi SDN 3 Gesik ... 37

3.2 Model Spiral dan Kemmis dan Taggart ... 41

4.1. Permainan Lompat Tali dengan tali yang disimpan di tanah ... 62


(11)

vii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram ... Halaman

4.1 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Data Awal ... 55

4.2 Nilai Rata-rata Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus I ... 61

4.3. Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 67

4.4 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Lompat tinggiGaya Guling Perut Siklus I ... 69

4.5 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 73

4.6 Nilai Rata-rata Indikator Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus II ... 80

4.7. Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 86

4. 8 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Lompat tinggiGaya Guling Perut Siklus II ... 88

4.9 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 92

4.10 Nilai Rata-rata Indikator Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus III ... 96

4.11 Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 100

4.12 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Guling Perut Siklus III ... 102

4.13 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ... 106

4.14 Persentasi Perencanaan Pembelajaran Per Siklus ... 109

4.15 Persentasi Pelaksanaan Pembelajaran Per Siklus ... 111

4. 16 Gambaran aktivitas siswa siklus I, II dan III... 111


(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan gerak kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memegang peranan yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pendidikan Jasmani merupakan proses belajar untuk bergerak.

Bergerak bagi anak merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting karena sebagian waktunya dihabiskan untuk bergerak seperti lari, berjalan, melompat dan melempar. Bentuk-bentuk gerakan tersebut telah dimiliki anak secara alami. Bila bentuk-bentuk gerakan tersebut dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan baik, maka akan bermanfaat bagi pendidikan di sekolah dasar, terutama yang erat kaitannya dengan


(13)

2

pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial peserta didik.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental -emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 terdiri dan beberapa aspek diantaranya permainan dan olahraga yang di dalamnya terdapat beberapa cabang olahraga, salah satu di antaranya adalah atletik. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang paling tua, yang telah dilakukan oleh manusia sejak dulu sampai sekarang. Atletik merupakan aktivitas jasmani yang mendasar untuk cabang olahraga lainnya. Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan lain-lain.

Nomor lompat dalam olahraga atletik terdiri dari dua bentuk yaitu lompat vertikal dan lompat horizontal. Lompat vertikal terdiri dari Lompat tinggi, menurut Yudha M Saputra ( 2001 : 63 ) “Lompat merupakan salah satu aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya”. Menurut H.M. Yusup Adisasmita (1992 : 79) “lompat tinggi adalah salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik.


(14)

Dalam lompat tinggi seorang pelompat akan berusaha melompat ke atas dengan bertumpu pada satu kaki dengan sekuat-kuatnya agar la dapat melayang ke atas melewati mistar dan mendarat di bak lompat atau matras. Sebagai salah satu nomor dari nomor lompat, lompat tinggi terdiri dari unsur-unsur seperti lari awalan, menumpu, melayang (sikap badan di atas mistar), dan mendarat. Pada lompat tinggi diperlukan teknik lompatan yang paling ekonomis dan efisien. Teknik lompatan ini sering disebut dengan gaya “gaya lompatan”.

Berdasarkan uraian di atas dalam membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar terhadap lompat tinggi guru penjas perlu mendesain bentuk-bentuk gerakan yang menarik sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.

Di era globalisasi ini cabang olahraga atletik khususnya nomor lompat tinggi di sekolah dasar kurang berkembang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : tidak semua sekolah memiliki bak lompat atau matras, kurangnya minat siswa, kurangnya upaya guru penjas memodifikasi pembelajaran lompat tinggi.

Sarana dan prasarana olahraga di SDN 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon khususnya pada sarana dan prasarana lompat tinggi masih kurang memadai. Lapangan yang becek jika pada musim hujan, menyebabkan lintasan sulit untuk dilalui. Tidak ada tiang dan mistar serta matras yang kurang layak untuk digunakan maka hal ini menjadi salah satu kendala


(15)

4

mengapa olahraga atletik khusus nomor lompat tinggi di Sekolah Dasar Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani tidak berkembang.

Selain kondisi di atas, berdasarkan pengamatan pada pembelajaran pendidikan Jasmani dan Kesehatan di kelas V SD Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon dengan materi teknik lompat tinggi gaya guling perut, diperoleh data :

Tabel 1.1

Daftar Nilai Tes Praktek lompat tinggi Gaya Guling Perut Kelas V (lima)

No. Nama

Aspek yang dinilai

Jml Skor Nilai

Ket Awalan Tolakan Satu

kaki

Melewati

Mistar Mendarat Tuntas Tidak Tuntas 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. FAIZ ALTOF √ √ √ √ 11 68,8 √

2. YUSRON √ √ √ √ 10 62,5 √

3. AGUM PANGESTU √ √ √ √ 11 68,8 √

4. ALDO ALAMSYAH √ √ √ √ 9 56,3 √

5. ARIF RIYANTO √ √ √ √ 12 75,0 √

6. NUR ARIF √ √ √ √ 10 62,5 √

7. NURUL SOLEKHA √ √ √ √ 12 75,0 √

8. ROSIDAH √ √ √ √ 9 56,3 √

9. AJMI BUSTAMIL A. √ √ √ √ 9 56,3 √

10. AKHMAD MURTADOH √ √ √ √ 12 75,0 √

11. AKHMAD SAROJI √ √ √ √ 12 75,0 √

12. AKHMAD MAULANA √ √ √ √ 9 56,3 √

13. APRIYANTO √ √ √ √ 12 75,0 √

14. BAGUS DWI PRAYITNO √ √ √ √ 10 62,5 √

15. BAYU PRATAMA √ √ √ √ 8 50,0 √

16. DANU WISNU √ √ √ √ 9 56,3 √

17. DONI INDRAWAN √ √ √ √ 7 43,8 √

18. DICKY HALALI √ √ √ √ 9 56,3 √

19. ERLITA FEBRIANTI √ √ √ √ 6 37,5 √

20. FADLI IRAWAN √ √ √ √ 13 81,3 √


(16)

22. FATIMATUZ ZAHRO √ √ √ √ 9 56,3 √

23. FITRI KHOIRUNISA √ √ √ √ 7 43,8 √

24. GINA LATIFAH √ √ √ √ 9 56,3 √

25. IKE HAYATI √ √ √ √ 6 37,5 √

26. ISMATIN ZULFAH √ √ √ √ 11 68,8 √

27. JODI FERDIAN √ √ √ √ 8 50,0 √

28. JOKO SUSANTO √ √ √ √ 12 75,0 √

Jumlah 269 168 13 15

Rata-rata 9,60 6

Persentase 46,43 53,37

KKM Klasikal 60

Dari nilai-nilai siswa tersebut didapat sekitar dari 15 orang atau 53.57% dari 28 jumlah siswa masih ada yang belum lulus/tuntas pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada materi lompat tinggi gaya guling perut. Adapun nilai KKM materi teknik dasar atletik lompat tinggi yakni 62.

Berdasarkan nilai KKM yang tertera pada SD Negeri 3 Gesik adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas : V (Lima)

SDN : 3 Gesik

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KRITERIA PENETAPAN

KETUNTASAN KKM

(%) Kompleksitas Daya

dukung

Intake siswa

1. Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai


(17)

6

1.2 Mempraktikkan variasi teknik dasar atletik yang dimodifikasi, serta nilai semangat, sportivitas, kerjasama, percaya diri dan kejujuran..

Mempraktikkan teknik awalan, tolakan,

melayang dan mendarat dalam lompat tinggi gaya guling perut

63 61 62

62

62

Dari penentuan KKM tersebut tertera nilai yang mesti dicapai oleh siswa adalah sebesar 62 atau 6,2 untuk memperoleh nilai tuntas dalam pembelajaran dengan sub pokok materi teknik dasar lompat tinggi gaya guling perut dalam Lompat tinggi.

Selain sarana yang tidak memadai, faktor lain yang menyebabkan tidak berkembangnya nomor lompat tinggi yaitu kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran olahraga tersebut di atas, sehingga siswa tidak aktif. Hal ini disebabkan karena anak terkesan merasa takut untuk melakukan lompatan, dan juga anak merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran yang hanya belajar melompat pada bak pasir atau matras tanpa adanya rangsangan yang dapat membangkitkan kesenangan dan kegembiraan bagi siswa.

Berdasarkan pendapat dan asumsi tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana meningkatkan gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut melalui permainan lompat tali pada siswa Kelas V SD Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.


(18)

B. Rumusan Masalah

a) Bagaimana rencana pembelajaran gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut melalui permainan lompat tali?

b) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut permainan lompat tali?

c) Bagaimana peningkatan pembelajaran gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut melalui permainan lompat tali?

C. Pemecahan Masalah

Mengacu pada pokok permasalahan, dalam mengatasi permasalahan yang dikemukakan di atas, perlu suatu media pembelaaran yang dapat menarik minat siswa, sehingga dapat melakukan tolakan yang baik. Alternatif yang digunakan dalam mengatasi pemasalahan siswa kurang mampu melakukan tolakan pada lompat tinggi guling perut melalui lompat tali. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam pelaksanaannya dilakukan beberapa tahap yaitu:

a Tahap Persiapan

Pada saat ini guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media yang akan digunakan. Dalam mempersiapkan yang diperlukan : karet gelang yang dirangkai membentuk seperti tali sebagai rintangan dalam melompat.


(19)

8

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan ini yaitu siswa melakukan gerakan melompat rintangan yang telah disediakan media karet gelang.

c. Tahap evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dilakukan evaluasi pada awal dan akhir pelaksanaan tindakan dengan menggunakan tes perbuatan.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut ini.

1. Mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut melalui permainan lompat tali.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut melalui permainan lompat tali.

3. Mengetahui peningkatan pembelajaran gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut melalui permainan lompat tali.

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa:

a. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya nomor lompat tinggi.


(20)

b. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar pada lompat tinggi gaya guling perut.

2. Bagi Guru:

a. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan.

b. Mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar.

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka menunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP )

b. Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

4. Bagi penulis:

a. Untuk dapat. memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis, ketika di Sekolah Dasar.

5. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang:

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang mengambil tema Atletik khususnya lompat tinggi gaya guling perut, khususunya guru Penjaskes dan Olahraga


(21)

10

F. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah dari judul penelitian ini, maka penulis rumuskan pengertiaannya dalam batasan istilah sebagai berikut:

Kemampuan gerak adalah kemampuan gerak seseorang dalam melakukan

gerak yang mendasari gerak berolahraga (Sukintaka, 1992: 16)

Gerak dasar adalah teknik dasar pada lompat tinggi (Bahagia dkk, 2000: 89)

Lompat tinggi adalah salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga

atletik (Adisasmita, 1986: 60)

Gaya guling perut adalah suatu gaya dalam lompat tingi (Adisasmita, 1986:

63)

Permainan lompat tali yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

melakukan permainan lompat melewati tali yang telah dirangkai dan ditata sedemikian rupa dengan formasi dan tantangan yang berbeda-beda.(Bahagia dkk, 2000: 88).


(22)

36

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

l. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Gesik tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 28 orang siswa yang terdiri atas 18 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Alasan pemilihan subjek penelitian adalah berdasarkan hasil observasi dan tes awal tentang gerak dasar tolakan pada loncat tinggi, bahwa tingkat kemampuan siswa kelas V SD. Negeri 3 Gesik terhadap materi tersebut di atas masih relatif rendah.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD. Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon. Penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa, serta proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa khususnya gerak dasar tolakan pada lornpat tinggi gaya guling perut.


(23)

37

c. Penulis berhasrat meningkatkan kompetensi serta profesionalisme sebagai seorang guru.

Gambar 3.1 Denah Lokasi SDN 3 Gesik

3. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sekitar 5 bulan, dimulai bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. Pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar Negeri 3 Gesik kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon tahun pelajaran 2010/2011.

Secara rinci waktu penelitian mulai dari persiapan sampai dengan pertanggungjawaban penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada tabel jawdwal 3.1 berikuti ini :

Balai Desa Gesik

SDN 3 Gesik Ke Bandung

Jl

.

K

i

A

g

en

g

T

ap

a

Jl. Ki Ageng Tapa


(24)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Deskripsi Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal

3. Penyempurnaan

Proposal

4. Pelaksanaan

Pendidikan

5. a. Tindakan Siklus I

6. b.Tindakan Siklus II

7. c. Tindakan Siklus III

8. Pengolahan data dan

analisis data 9. Penyusunan dan revisi laporan penelitian

10. Pertanggung jawaban

laporan

B. Metode Dan Desain Penelitian

l. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini menawarkan suatu cara haru pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung yaitu, perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di kelas.

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung, bersifat refleksif-kolaboratif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.


(25)

39

Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan pengolahan data kualitatif, sesuai dengan definisi yang diungkapkan oleh Bog dan Taylor dalam (Moleong, 2002 : 3) yaitu “Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.

Dasar pertimbangan penulis menggunakan metode pengolahan data tersebut berdasarkan pendapat yang dikemukakan Moleong (2002 : 5) sebagai berikut :

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda;

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden;

c. Metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Lebih lanjut Moleong (2002 : 6) menyatakan, “Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hat ini disebabkan adanya penerapan metode kualitatif.” Dengan demikian, proses dan hasil penelitian digambarkan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata.

Karakteristik lain dalam penelitian kualitatif adalah latarnya alamiah yang menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipishkan dari konteknya. Alai pengumpul data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia, laporan hasil penelitian berupa kutipan-kutipan data yang telah dirundingkan dan disepakati bersama.


(26)

Berkaitan dengan karakteristik penelitian kualitatif tersbut di atas, maka dalam penelitian ini penulis terlibat langsung dan berperan aktif pada waktu pengumpulan data di lapangan. Data yang dikumpulkan adalah data kegiatan penerapan permainan lompat tali untuk meningkatkan gerak dasar tolakan lompat tinggigaya guling sisi pada siswa kelas V SDN 3 Gesik dari hasil pengamatan, catatan lapangan, dan tes.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan alasan bahwa penelitian ini berangkat dari permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru di kelas / lapangan. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki kualitas pembelajaran menjadi lebih efektif dan elisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Hopkins (Wiraatmaja R, 2006: 11) menjelaskan sebagai berikut : Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiptin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan.

Salah satu ciri penelitian tindakan kelas menurut Kasbolah (1999: 24) adalah “Adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang bersangkutan”. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perbaikan ini harus direncanakan secara cermat.


(27)

41

Rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Menurut Kasbolah (1999 : 113) bahwa ``Dalam perencanaan menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk ancang-ancang pemecahan masalah”. Dalam hal ini hasil refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Alur umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut di bawah ini :

Gambar 3.2

Model Spiral dan Kemmis dan Taggart (Wiriaatmada, 2006 : 66)

REFLECT

ACTION OBSERVE

PLAN

REFLECT

ACTION OBSERVE


(28)

Dari gambar tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, pada tahap perencanaan yaitu penulis membuat rencana tindakan yang akan dilakukan Kedua, setelah rencana tersusun kemudian melaksanakan tindakan.

Ketiga, bersamaan dengan dilakukannya tindakan, penulis bertindak sebagai observer mengamati proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai praktikan Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut penulis melakukan retleksi atas pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil observasi. Kemudian dari hasil refleksi, penulis mengkaji ulang hasil pengamatannya yang pertama melalui diskusi dengan praktikan (teman sejawat) untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan tindakan berikutnya.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah dalam bentuk siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran.

1 . Tahapan Perencanaan Tindakan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan sebagai berikut :

a. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis mengadakan pendekatan kepada Kepala Sekolah SD. Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon untuk membicarakan


(29)

43

maksud dan tujuan penelitian, selanjutnya mengajukan permohonan izin penelitian dan izin menggunakan seorang guru untuk bertindak sebagai praktikan.

b. Mengadakan penelitian awal pada proses pembelajaran lompat tinggipada siswa Kelas V SD Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon, untuk mendapatkan data awal dan mencatat permasalahan serta kendala yang ditemui ditemukan.

c. Berdiskusi dengan guru praktikan untuk membicarakan permasalahan yang ditemukan ketika pembelajaran berlangsung.

d. Penulis mengenalkan model pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu pembelajaran lompat tinggigaya guling perut melalui kegiatan permainan lompat tali.

e. Membuat skenario pembelajaran yang mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan penulis dan apa yang akan dilakukan oleh siswa dengan terlebih dahulu menganalisis kurikulum atau bahan pembelajaran pendidikan jasmanai olahraga dan kesehatan sekolah dasar kelas V.

f. Mempersiapkan sarana dan prasarana, fasilitas serta sumber belajar yang diperlukan.

g. Mempersiapkan lembar observasi dan membuat alat tes yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.


(30)

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

(1) Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

(2) Siswa melakukan pemanasan dengan lari keliling lapangan dan senam pemanasan

b. Kegiatan Inti :

(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

(2) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melakukan permainan lompat tali sesuai dengan formasi dan bentuk permainan.

(3) Siswa melakukan permainan lompat tali sesuai dengan petunjuk guru.

(4) Guru memberi koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan siswa secara individu maupun klasikal.

(5) Melaksanakan tes. c. Kegiatan Akhir :

(1) Siswa melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai sambil mendengarkan guru mengenai kesimpulan rnateri pembelajaran.


(31)

45

(2) Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan gerak yang dilakukan siswa.

(3) Guru menyuruh siswa untuk berlatih di rumah sebagai tindak lanjut

3. Tahapan Observasi

Observasi dilaksanakan oleh penulis selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi tersebut meliputi semua kegiatan sesuai dengan lembaran observasi yang telah disediakan sebelumnya untuk mengenal, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Tujuan observasi ini adalah untuk mendapatkan data mengenai kesulitan dan mengetahui kemajuan-kemajuan baik yang dialami siswa maupun guru, kelebihan dan kekurangan, hasil maupun dampak yang timbui dalam proses pembelajaran lompat tinggimelalui permainan lompat tali kemudian dijadikan bahan kajian dalam mengukur keberhasilan tindakan.

Observasi merupakan teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data proses kegiatan. Dengan observasi dapat diketahui hal-hal yang harus dilakukan agar tidak mengganggu pelaksanaan tindakan sesuai fokus penelitian. Observasi dialakukan dengan mengamati proses pembelajaran permainan lompat tali dalam rangka meningkatkan gerak dasar lompat tinggigaya guling perut pada siswa kelas V SD. Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.


(32)

4. Tahapan Analisis dan Refleksi

Dalam refleksi penulis menganalisis semua informasi yang terekam selama proses pembelajaran melalui fonnat observasi dan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menyusun tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran berikutnya secara berkelanjutan.

Kasbolah, (1999 : 74) menjelaskan bahwa Tahap analisis dan refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisis, interprestasi, dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan”. Informasi yang berhasil didokumentasikan, selanjutnya perlu diurai, diuji dan dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis, sintesis, kemudian melalui proses refleksi akan ditarik sebuah kesimpulan.

Tahapan analisis dan refleksi sangat penting untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran lompat tinggimelalui permainan lompat tali. Analisis dan refleksi juga berguna bagi penulis dalam melakukan tindakan berikutnya sebagai umpan balik bagi tindakan selanjutnya. Langkah-langkah kegiatan analisis dan refleksi adalah sebagai berikut :

a. Analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan


(33)

47

b. Melakukan kegiatan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

c. Memperbaiki proses pembelajaran yang dapat dilakukan dan pelayanan pembelajaran secara berkelanjutan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan lembar tes hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan penulis adalah data kenerja guru dan aktivitas siswa serta peningkatan kemampuan gerak dasar lompat tinggigaya guling sisi melalui pernainan lompat tali di kelas V SD. Negeri 3 Gesik Kecamatan Pamulihan Kabupaten Cirebon. Teknik yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data yaitu :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yaitu format yang disusun berisi aspek-aspek tingkah laku yang digambarkan ketika pelaksanaan pembelajaran lompat tinggigaya guling sisi melalui pernlainan loncat tali pada siswa kelas V SD.Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon. Melalui observasi ini diharapkan dipe roleh gambaran tentang interaksi antara gum dan siswa maupun siswa dengan siswa.

2. Lembar Wawancara

Lembar wawancara berisi sejumlah pertanyaan vang digunakan untuk mengungkap kinerja guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan


(34)

pembelajaran lompat tinggigaya guling perut melalui permainan loncat tali. Supaya data-data yang belum terungkap dengan alat pengumpul data lainnya bisa terungkap. Teknik wawancara ini bersifat informal dan diajukan kepada siswa tertentu yang dianggap penting untuk diteliti.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan yang berbentuk deskripsi secara garis besar untuk menggambarkan suatu proses dan kejadian-kejadian yang didengar, dilihat, dan dialami selama pelaksanaan tindakan.

4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian dan keberhasilan belajar siswa balk sebelum dan sesudah tindakan dilakukan. "Tes ini diberikan kepada siswa secara individu pada akhir pembelajaran (postes) berupa tes perbuatan melakukan tugas gerak.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah data dikumpulkan terlebih dahulu. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu bersifat kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari observasi, wawancara, dan tes hasil belajar yang dilakukan terhadap siswa kelas V SD. Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon pada tahun pelajaran 2010/2011.


(35)

49

Penilaian dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan format observasi / pengamatan. Adapun proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Observasi yang dilakukan observer selama penerapan model permainan loncat tali serta kinerja guru dan aktivitas siswa.

b. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai.

c. Catatan lapangan dilakukan dengan mencatat kejadian-kejadian yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung, dari awal sampai akhir.

d. Tes hasil belajar diberikan kepada siswa secara individu setelah pembelajaran selesai dilaksanakan.

Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik pengolahan data kualitatif. Pengolahan data dimulai pada saat melakukan refleksi dan setiap tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus dalam penelitian.Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan skor dari setiap soal atau indikator, menghitung, jumlah skor yang diperoleh setiap siswa, memberi nilai angka, menghitung persentase ketercapaian setiap indikator, dan merekapitulasi persentase jumlah siswa yang lulus dan ticlak lulus. Tes hasil belajar berbentuk soal tes perbuatan dengan TPK setiap soal tercantum dalam tabel 3.2 berikut ini.


(36)

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Siswa

Nomor Indikator Kemampuan Siswa

1 Gerakan langkah awalan lompat tinggigaya guling perut 2 Ketepatan tolakan dengan satu kaki lompat tinggigaya guling 3 Gerakan melayang saat melewati mistar

4 Gerakan mendarat lompat tinggigaya guling perut

Keterangan :

a. Nilai setiap indikator adalah 4 b. Nilai ideal adalah 16

Nilai yang diperoleh

c. Nilai akhir adalah x 10

Nilai ideal

d. Presentase pencapaian indikator pada setiap soal adalah : Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa

x 100% Jumlah nilai ideal seluruh siswa

e. Kriteria keberhasilan ditentukan oleh batas kelulusan berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai 62% atau nilai 62.

Setiap siswa dikatakan lulus bila telah mencapai nilai > 62 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 75 % , artinya 75 % dari jumlah seluruh siswa di kelas V sebanyak 28 orang dianggap telah mencapai KKM yang telah ditetapkan dalam KTSP SD Negeri 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.


(37)

51

2. Analisis Data

Menurut Faisal dan Moleong (Iskandar, 2005: 76-77) menyatakan bahwa analisis dapat dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut: a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data-data yang dapat diverifikasikan untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang di teliti.

b. Melaksanakan display data atau penyajian data

Penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks neratif dan penyajian data dapat di analisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

c. Mengambil kesimpulan

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data yang didapat disimpulkan.

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini menggunakan validasi Hopkins. Hopkins (Iskandar, 2008: 93) mengemukakan bentuk validasi, sebagai berikut:


(38)

1. Member check.

Member check yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, siswa, teman sejawat, pegawai administrasi dan lain sebagainya) apakah keterangan atau informasi itu tetap sifatnya atau berubah sehingga dapat dipatongkatan kebenaran data tersebut. Dalam penelitian ini, memberi check dilakukan sebagai wahana untuk memeriksa data-data yang didapat, baik dari data kualitatif yang berupa hasil belajar (tes). Hal ini digunakan untuk mengetahui gambaran kebenaran dari pengambilan kesimpulan dari analisis data-data tersebut.

2. Triangulasi

Triangulasi yakni memeriksa kebenaran hipotesis konstruk, atau analisis dari peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan untuk memeriksa jawaban (hipotesis) dari peneliti yang merupakan suatu kebenaran atau tidaknya jawaban setelah dibandingkan dengan data-data yang telah diisi oleh mitra peneliti, seperti observasi kinerja guru, aktivitas siswa dan catatan lapangan.

3. Expert opinion

Expert opinion yakni melakukan dengan meminta nasehat kepada pakar, seperti pembimbing penelitian, pakar atau penguji yang akan memeriksa semua tahapan penelitian yang dilakukan dengan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang akan dilakukan.


(39)

53

Dalam penelitian ini, expert opinion dilakukan sebagai wahana penilaian terhadap isi dari penilaian dari isi penelitian yang dilakukan dengan tujuan, dalam pelaksanaan ada arahan/masukan dari para pakar (pembimbing atau teman sejawat) agar penelitian ini bersifat sempurna.


(40)

114

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini penulis akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan pembelajaran Loncat tinggi melalui permainan lompat tali sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran peneliti mempersiapkan rencana yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan yaitu menyusun RPP juga mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Pada siklus I Perencanaan tindakan berawal dari hasil refleksi pertama, untuk mengatasi kemampuan dasar siswa pada loncat tinggi tersebut peneliti menetapkan dengan menggunakan permainan lompat tali dengan tahapan pembelajaran yang sistematis. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar loncat tinggi, dengan itu siswa dapat melakukan loncat tinggi. Pada siklus II berdasarkan analisis dan refleksi siklus I, maka dilaksanakan tindakan siklus II karena dirasa masih perlu perbaikan serta peningkatan, maka perlu ditindaklanjuti kekurangan-kekurangan tersebut dengan melaksanakan tindakan-tindakan di awal siklus II, karena di siklus II tujuan pembelajaran ditekakan pada penugasan loncat tinggi melalui permainan lompat tali. Tindakan dengan perencanaan pembelajaran siklus III disusun berdasarkan kelemahan dan hambatan perencanaan pada tindakan siklus II,


(41)

115

maka untuk meningkatkan dan memperbaiki perencanaan tindakan tersebut peneliti menyatakan dan memperbaiki perencanaan tindakan tersebut peneliti menyusun rancangan rencana pembelajaran tentang meningkatkan kemampuan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali pada siklus III. Dilakukan 1 kali pertemuan, alokasi waktu dua kali tiga puluh lima menit, sistematika proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Sehingga diperoleh hasil pada tiap siklus mengenai perencanaan pembelajaran yaitu data awal diperoleh hasil berdasarkan IPKG I dengan rata-rata 1,57 atau 39,70%, kemudian diadakan tindakan pada siklus I memperoleh hasil dengan rata-rata 2,63 atau 60,29%. Kemudian pada siklus II diperoleh hasil dengan rata-rata 3,11 atau 77,94% dan hasil akhir pada siklus III diperoleh jumlah dengan rata-rata 3,81 atau 95,60% dengan target yang direncanakan dalam perencanaan pembelajaran mencapai 90%, sehingga bedasarkan hasil sudah mencapai target bahkan lebih dari target mengenai perencanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklus hampir sama, hanya saja ada hal yang membedakan dari faktor penyampaian materi yang diberikan dan dan awal kegiatan inti, yaitu pada siklus I melakukan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan model lompat tali yang diletakan di atas. Pada siklus II melakukan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan temannya, Pada siklus III melakukan gerak dasar loncat tinggi melalui


(42)

permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan temannya dengan formasi bintang.

Setelah pengetesan selesai siswa dikumpulkan untuk mendengarkan penjelasan guru, koreksi secara menyeluruh sambil tanya jawab, tindak lanjut diberikan supaya siswa mau berlatih memanfaatkan waktu senggang. Adapun hasil menurut hasil pengamatan observasi dengan menggunakan format IPKG II didapat hasil pada data awal mendapat hasil dengan rata-rata 1,68 atau 51,47% setelah dilakukan tindakan pada siklus II mendapat hasil rata 2,32 atau 58,33%, pada siklus II mendapat rata-rata 2,99 atau 75,00% dan pada tindakan terakhir atau siklus III mendapat hasil dengan rata-rata 3,91atau 96,50%. Dengan target tujuan adalah 90%, sehingga rencana target tujuan bisa tercapai dengan hasi1 96,50%. Dalam kegiatan aktivitas siswa ada beberapa faktor yang menjadi faktor utama dalam kegiatan pembelajaran gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan awal dari penyebab kurang berhailnya pembelajaran loncat tinggi yaitu siswa kurang termotivasi, kurang adanya kedisiplinan dalam menyimak materi serta sportivitas dalam pelaksanaan pembelajaaran juga masih kurang. Berdasarkan analisis aktivitas siswa Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung, dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa yang memperoleh kriteria baik mencapai 14,3% dan pada pada siklus III menjadi 35,7%. Siswa yang memeproleh nilai cukup yang semula pada Siklus I sebesar 42,85, pada siklus III menjadi 60,7%. Sebaliknya untuk siswa yang


(43)

117

memperoleh nilai kurang mengalami penurunannya dari siklus I yang semula 42,85 pada siklus III tinggal 3,6%.

3. Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran loncat tinggi yang dilakukan pada tiap siklus ada tiga aspek yaitu awalan, tolakan satu kaki, sikap badan saat melewati mistar dan mendarat. Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan. Pada Siklus I, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15 orang atau 55,56%. Dengan demikian masih ada 13 siswa atau 44,44% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus II, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan sebesar 18.48% dari 15 orang pada siklus I menjadi 20 orang atau 74.07%. Dengan demikian tinggal 8 siswa atau 23,93% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus III, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan sebesar 25.93% dari 20 orang pada siklus II menjadi 28 orang atau 100% . Dengan demikian seluruh siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas.


(44)

B.Saran-Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepada guru pendidikan jasmani, bahwa pembelajaran loncat tinggi melalui kegiatan permainan lompat tali, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal ini akan memberikan keuntungan diantaranya siswa dapat melakukan frekuensi loncatan lebih banyak dan merata, keleluasan bergerak dan berkompetitif, sekaligus peserta didik dapat menggali dan mengerahkan potensi yang ada dalam dirinya.

2. Kepada murid, siswa harus lebih rajin mengikuti pelajaran penjas dan melaksanakan tugas-tugas latihan di lingkungan tempat tinggalnya

3. Kepada Lembaga sekolah Dasar, bahwa pembelajaran lompat tali yang dilakukan secara bervariasi dan menyenengkan peserta didik, dapat dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP. Dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa diharapkan dukungan dari pihak sekolah baik sarana maupun prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran Penjas.


(45)

119

4. Kepada lembaga UPI, bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) ini agar lebih dikembangkan, hal ini akan membawa dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan model-model pembelajaran.


(46)

120

Adisasmita, 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta : Depdikbud

Arikunto Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Aqil, Zaenal. 2006. Peneltian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Bahagia, Y, dkk, 2000. Atletik. Jakarta : Depdikbud

Carr, Gerry, A. 2003. Atletik untuk Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Gunawan, Benny, diktat Metodologi Peneltian. Jakarta : Program Pasca Sarjana Harjasuganda, D, 2007. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk

Sekolah Dasar. Sumedang : Program Studi PGSD UPI

Kiram, Y, 1992. Belajar Motorik. Jakarta : dirjen Dikti Proyek Pembinaan tenaga Kependidikan.

Kasbolah, 1999. Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kartadinata, S, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Lutan, Rusli, 1999. Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta : direktorat jenderal Olahraga Depdikbud

Mahendra, Agus, 2003. Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas

Moleong, L, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(47)

121

Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar.

Suherman, A, 1999. Dasar-dasar penjaskes. Jakarta : Depdiknas

Sukintaka, 1992. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta : Depdikbud. Sumitro, 1992. Permainan Kecil. Jakarta : Depdikbud

Soeprapto, 2000. Media pembelajaran. Jakarta depdiknas

Supandi, 1992. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta : Depsdikbud.

Syarifudin, A, 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depsdikbud. Tim Penyusun, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Cirebon. SDN 2

Gesik

Wiraatnaja, R, 2008. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Wibawa, Basuki, 1993. Media pengajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Yuda, M.S, pembelajaran atletik di Sekolah Dasar. Jakarta : Direktorat Jenderal


(1)

permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan temannya dengan formasi bintang.

Setelah pengetesan selesai siswa dikumpulkan untuk mendengarkan penjelasan guru, koreksi secara menyeluruh sambil tanya jawab, tindak lanjut diberikan supaya siswa mau berlatih memanfaatkan waktu senggang. Adapun hasil menurut hasil pengamatan observasi dengan menggunakan format IPKG II didapat hasil pada data awal mendapat hasil dengan rata-rata 1,68 atau 51,47% setelah dilakukan tindakan pada siklus II mendapat hasil rata 2,32 atau 58,33%, pada siklus II mendapat rata-rata 2,99 atau 75,00% dan pada tindakan terakhir atau siklus III mendapat hasil dengan rata-rata 3,91atau 96,50%. Dengan target tujuan adalah 90%, sehingga rencana target tujuan bisa tercapai dengan hasi1 96,50%. Dalam kegiatan aktivitas siswa ada beberapa faktor yang menjadi faktor utama dalam kegiatan pembelajaran gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan awal dari penyebab kurang berhailnya pembelajaran loncat tinggi yaitu siswa kurang termotivasi, kurang adanya kedisiplinan dalam menyimak materi serta sportivitas dalam pelaksanaan pembelajaaran juga masih kurang. Berdasarkan analisis aktivitas siswa Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung, dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa yang memperoleh kriteria baik mencapai 14,3% dan pada pada siklus III menjadi 35,7%. Siswa yang memeproleh nilai cukup yang semula pada Siklus I sebesar 42,85, pada siklus III menjadi 60,7%. Sebaliknya untuk siswa yang


(2)

117

memperoleh nilai kurang mengalami penurunannya dari siklus I yang semula 42,85 pada siklus III tinggal 3,6%.

3. Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran loncat tinggi yang dilakukan pada tiap siklus ada tiga aspek yaitu awalan, tolakan satu kaki, sikap badan saat melewati mistar dan mendarat. Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan. Pada Siklus I, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15 orang atau 55,56%. Dengan demikian masih ada 13 siswa atau 44,44% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus II, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan sebesar 18.48% dari 15 orang pada siklus I menjadi 20 orang atau 74.07%. Dengan demikian tinggal 8 siswa atau 23,93% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus III, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan sebesar 25.93% dari 20 orang pada siklus II menjadi 28 orang atau 100% . Dengan demikian seluruh siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas.


(3)

B.Saran-Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepada guru pendidikan jasmani, bahwa pembelajaran loncat tinggi melalui kegiatan permainan lompat tali, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal ini akan memberikan keuntungan diantaranya siswa dapat melakukan frekuensi loncatan lebih banyak dan merata, keleluasan bergerak dan berkompetitif, sekaligus peserta didik dapat menggali dan mengerahkan potensi yang ada dalam dirinya.

2. Kepada murid, siswa harus lebih rajin mengikuti pelajaran penjas dan melaksanakan tugas-tugas latihan di lingkungan tempat tinggalnya

3. Kepada Lembaga sekolah Dasar, bahwa pembelajaran lompat tali yang dilakukan secara bervariasi dan menyenengkan peserta didik, dapat dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP. Dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa diharapkan dukungan dari pihak sekolah baik sarana maupun prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran Penjas.


(4)

119

4. Kepada lembaga UPI, bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) ini agar lebih dikembangkan, hal ini akan membawa dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan model-model pembelajaran.


(5)

120

Arikunto Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Aqil, Zaenal. 2006. Peneltian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Bahagia, Y, dkk, 2000. Atletik. Jakarta : Depdikbud

Carr, Gerry, A. 2003. Atletik untuk Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Gunawan, Benny, diktat Metodologi Peneltian. Jakarta : Program Pasca Sarjana Harjasuganda, D, 2007. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk

Sekolah Dasar. Sumedang : Program Studi PGSD UPI

Kiram, Y, 1992. Belajar Motorik. Jakarta : dirjen Dikti Proyek Pembinaan tenaga Kependidikan.

Kasbolah, 1999. Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kartadinata, S, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Lutan, Rusli, 1999. Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta : direktorat jenderal Olahraga Depdikbud

Mahendra, Agus, 2003. Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas

Moleong, L, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(6)

121

Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar.

Suherman, A, 1999. Dasar-dasar penjaskes. Jakarta : Depdiknas

Sukintaka, 1992. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta : Depdikbud. Sumitro, 1992. Permainan Kecil. Jakarta : Depdikbud

Soeprapto, 2000. Media pembelajaran. Jakarta depdiknas

Supandi, 1992. Strategi Belajar Mengajar Penjas. Jakarta : Depsdikbud.

Syarifudin, A, 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depsdikbud. Tim Penyusun, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Cirebon. SDN 2

Gesik

Wiraatnaja, R, 2008. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Wibawa, Basuki, 1993. Media pengajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Yuda, M.S, pembelajaran atletik di Sekolah Dasar. Jakarta : Direktorat Jenderal


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT TALI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDAKAYA 06 KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 8 129

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MELOMPATI PARIT PADA SISWA KELAS V SDN CILANGKAP I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 29 100

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI MELALUI MODEL INKUIRI DAN MEDIA (di Kelas V SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

1 5 73

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI PADA PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MEDIA KARDUS DI KELAS IV SDN MALATI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 45

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN LOMPAT ANGKA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

0 4 61

MENINGKATKAN GERAK DASAR TOLAKAN DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN GALAH JIDAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BANGKIR KABUPATEN SUMEDANG.

2 11 32

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN BERPOS PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN LAPANG KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 0 48

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Tinggi dengan Bermain Lompat Tali pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Giripurno Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun 2012.

1 103 113

PENERAPAN MODEL PERMAINAN LOMPAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH TANPA AWALAN PADA SISWA KELAS 3 SDN CEPAGAN 02 KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG.

0 0 16