MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI MELALUI MODEL INKUIRI DAN MEDIA (di Kelas V SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

(1)

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI MELALUI MODEL INKUIRI DAN MEDIA RINTANGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Cecep Hendrik

1003878

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Meningkatkan Gerak Dasar

Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi

Melalui Model Inkuiri Dan Media

Rintangan

Oleh Cececp Hendrik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

© Cecep Hendrik 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

CECEP HENDRIK

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI MELALUI MODEL INKUIRI DAN MEDIA RINTANGAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. Respaty Mulyanto NIP. 19600215 198411 1 001

Pembimbing II,

Indra Safari, M.Pd. NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd NIP. 1959050 201988 1 002


(4)

viii

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTO HIDUP ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10

A.Hakikat Pendidikan Jasmani ...10

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ...10

2. Tujuan Pendidikan Jasmani ...12

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ...13

B.Hakikat Atletik ...14


(5)

ix

1. Pengertian Lompat Tinggi ...16

2. Teknik Lompat Tinggi Gaya Guling Sis ...17

D.Hakikat Model Inkuiri...20

1. Pengertian Inkuiri ...20

2. Cirri-ciri Inkuiri ...20

3. Peran Guru Dalam Pembelajaran Inkuiri ...21

4. Prinsip Model Inkuiri ...21

5. Tujuan Inkuiri ...22

6. Keunggulan Model Inkuiri ...22

E. Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi Melalui Model Inkuiri dan Media Rintangan ...23

F. Hakikat Media Rintangan ...24

1. Pengertian Media Rintangan ...24

2. Fungsi Dan Peran Media Rintangan...25

3. Macam-macam Media Rintangan ...26

G.Tinjauan Praktis ...28

H.Kerangka Berpikir ...31

I. Anggapan Dasar ...34

J. Hipotesis ...35

BAB III METODE PENELITIAN ...36

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian ...36

1. Lokasi Penelitian ...36

2. Subjek Penelitian ...36

3. Wwaktu Penelitian ...37

B. Desain Penelitian ...37

C. Metode Penelitian...39


(6)

x

1. Lembar Observasi IPKG I (Instrumen Penilaian Perencanaan

Kinerja Guru) ...43

2. Lembar Observasi IPKG II (Instrumen Penilaian Pelaksanaan Kinerja Guru) ...43

3. Lembar Observasi Tes Hasil Belajar ...43

4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa...43

5. Wawancara ...44

6. Catatan Lapangan ...44

F. Pengembangan Instrumen ...44

1. Member Check ...44

2. Trigulasi ...45

3. Audit Trail ...46

4. Expert Opinion ...47

G. Teknik Pengumpulan Data ...47

1. Teknik Pengumpulan Data ...47

2. Prosedur Penelitian ...49

H. Teknik Analisis Data ...52

1. Analisis Data Kualitatif ...53

2. Analisis Data Kuantitatif ...54

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ...75

A.Paparan Data ...75

1. Paparan Data Awal Perencanaan ...75

2. Paparan Data Awal Pelaksanaan ...78

3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ...80

4. Paparan Hasil Belajar Siswa ...82

B.Paparan Data Tindakan Siklus I ...85


(7)

xi

5. Catatan Lapangan ...97

6. Pembahasan Siklus I ...97

a. Analisis Data Refleksi Siklus I ...97

b. Refleksi Siklus I ...101

C.Paparan Data Tindakan Siklus II ...103

1. Paparan Data Perencanaan Siklus II ...103

2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ...107

3. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ...111

4. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II ...113

5. Analisis Dan Refleksin Siklus II ...115

a. Analisis Siklus II ...115

b. Refleksi Siklus II ...120

D.Paparan Data Tindakan Siklus III ...121

1. Paparan Data Perencanaan Siklus III...121

2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ...126

3. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III...130

4. Paparan Data Hasil Belajar Siklus III ...131

5. Analisis Dan Refleksin Siklus III ...134

a. Analisis Siklus III ...134

b. Refleksi Siklus III ...138

E. Pembahasan ...139

1. Pembahasan Perencanaan Pembelajaran ...139

2. Pembahasan Kinerja Guru ...140

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ...142

4. Pembahasan Hasil Tes Belajar Gerak Dasar Lompat Tinggi ...143

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...146


(8)

xii

4. Hasil Belajar Siswa ...149

B.Rekomendasi ...150

DAFTAR PUSTAKA ...153


(9)

xiii

Halaman

1.1.Hasil Tes Awal dalam Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Guling

Sisi ... 5

2.1.Rincian Target Pembelajaran ... 34

3.1.Jadwal dan Waktu Penelitian ... 37

3.2.Kasifikasi Interprestasi ... 48

4.1.Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 76

4.2.Data Awal Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru ... 79

4.3.Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 81

4.4.Data Awal Hasil Observasi Pelaksanaan Lompat Tinggi ... 83

4.5.Format Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG I) ... 87

4.6.Format Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG II) ... 90

4.7.Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 92

4.8.Data Hasil Belajar Lompat Tinggi ... 95

4.9.Rekapitulasi Persentase Perencanaan Pembelajaran Data Awal dan Siklus I ... 98

4.10. Rekapitulasi Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal dan Siklus I ... 99

4.11. Rekapitulasi Data Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal dan siklus I ... 100

4.12. Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Data Awal dan Siklus I ... 101

4.13. Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 105

4.14. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 109

4.15. Hasil Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 111

4.16. Data Awal Hasil Observasi Pelaksanaan Lompat Tinggi ... 113


(10)

xiv

Awal, Siklus I dan II ... 118

4.20. Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Data Awal, Siklus I dan II... 119

4.21. Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 124

4.22. Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 128

4.23. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 130

4.24. Data Hasil Observasi Tes Pelaksanaan Pembelajaran Lompat Tinggi ... 132

4.25. Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Perencanaan Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 134

4.26. Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 135

4.27. Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 136

4.28. Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Tes Belajar Siswa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 137


(11)

xv

Halaman

1.1. Struktur Organisasi ... 9

2.1.Awalan ... 18

2.2.Tolakan ... 18

2.3.Posisi Badan di Atas Mistar ... 19

2.4.Akhiran ... 19

2.5.Kerangka Berpikir ... 33

3.1.Lokasi Penelitian ... 37


(12)

xvi

4.2.Hasil Observasi Data Awal Penilaian Kinerja Guru ... 80

4.3.Data Awal Hasil Observasi Lompat Tinggi ... 85

4.4.Diagram Perencanaan Data Awal, Siklus I dan Target ... 88

4.5.Hasil Penilaian Kinerja Guru pada Data Awal dan Siklus I ... 91

4.6.Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 94

4.7.Hasil Belajar Siswa pada Data Awal dan Siklus I ... 97

4.8.Peningkatan Perencanaan Pembelajaran pada Data Awal, Siklus I dan siklus II ... 106

4.9.Hasil Peningkatan Kinerja Guru pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 110

4.10. Hasil Perbandingan Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 112

4.11. Hasil Belajar Siswa pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II ... 115

4.12. Hasil Peningkatan Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 125

4.13. Hasil Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III... 129

4.14. Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III... 131

4.15. Hasil Belajar pada Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 134

4.16. Hasil Peningkatan Perencanaan Pembelajaran dari Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 139

4.17. Hasil Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III... 141

4.18. Hasil Aktivitas Siswa dari Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 143

4.19. Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 144


(13)

xvii

Halaman

Lampiran 1: Format IPKG I ... 155

Lampiran 2: Format IPKG II ... 160

Lampiran 3: Format Tes Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi ... 162

Lampiran 4: Format Aktivitas Siswa ... 164

Lampiran 5: Format Catatan Lapangan... 166

Lampiran 6: Format Wawancara Guru ... 167

Lampiran 7: Format Wawancara Siswa ... 168

Lampiran 8: RPP Siklus I ... 169

Lampiran 9: Format IPKG I Siklus I ... 173

Lampiran 10: Format IPKG II Siklus I ... 175

Lampiran 11: Format Aktivitas Siswa Siklus I ... 176

Lampiran 12: Format Tes Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi Siklus I ... 177

Lampiran 13: Format Catatan Lapangan Siklus I ... 178

Lampiran 14: Format Wawancara Guru Siklus I ... 179

Lampiran 15: Format Wawancara Siswa Siklus I ... 180

Lampiran 16: Dokumentasi Siklus I ... 181

Lampiran 17: RPP Siklus II ... 182

Lampiran 18: Format IPKG I Siklus II ... 187

Lampiran 19: Format IPKG II Siklus II ... 189

Lampiran 20: Format Aktivitas Siswa Siklus II ... 190

Lampiran 21: Format Tes Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi Siklus II ... 191

Lampiran 22: Format Catatan Lapangan Siklus II ... 192

Lampiran 23: Format Wawancara Guru Siklus II ... 193

Lampiran 24: Format Wawancara Siswa Siklus II ... 194

Lampiran 25: Dokumentasi Siklus II ... 195

Lampiran 26: RPP Siklus III ... 196


(14)

xviii

Lampiran 31: Format Catatan Lapangan Siklus III... 206

Lampiran 32: Format Wawancara Guru Siklus III ... 207

Lampiran 33: Format Wawancara Siswa Siklus III ... 208

Lampiran 34: Dokumentasi Siklus III ... 209

Lampiran 35: SK Penelitian ... 210

Lampiran 36: Surat Ijin Penelitian ... 211

Lampiran 37: Surat Balasan Penelitian ... 212

Lampiran 38: Lembar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 213


(15)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang di berikan di semua sekolah baik sekolah dasar negeri maupun swasta. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan sebagai sarana untuk mencapai pendidikan pada umumnya. Mengenai pendidikan jasmani, menurut Sukintaka (Sudirjo, 2013, hlm. 16) berpendapat bahwa

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui proses pembelajaran jasmani diharapkan akan terjadi perubahan pada peserta didik. Proses bilajar tersebut terjadi karena ada rangsang yang dilakukan guru. Guru memberikan rangsang dengan aneka pengalaman belajar gerak, disisi lain siswa akan membalas respons melalui aktivitas fisik yang terbingbing. Melalui respon itulah akan terjadi perubahan prilaku.

Dari kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu jembatan atau suatu jalan untuk mencapai perubahan pada peserta didik dengan rangsangan aneka pengalaman gerak.

Selanjutnya Susilawati (2010, hlm. 3) menyatakan bahwa

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak. Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak, yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gururnya dan diberikan dalam situasi yang tepat agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.

Berdasarkan kutipan diatas, bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang menggunakan aktivitas gerak sebagai medianya untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, dengan bertujuan untuk mencapai tugas gerak yang dimiliki oleh siswa dan guru memberikan pengalaman gerak kepada siswa


(16)

serta untuk membentuk kondisi fisik yang baik melalui aktivitas fisik (pendidikan jasmani).

Melalui pembelajaran pendidikan jasmani siswa dapat melakukan berbagai kegiatan permainan dan olahraga tanpa mengesampingkan aspek kompetisi dan prestasi yang mungkin bisa diraih didalamnya. Hal tersebut ada dalam tujuan pendidikan jasmani berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (BSNP, 2006, hlm. 26) sebagai berikut.

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melaui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, trampil serta memiliki sikap yang sportif.

Berdasarkan kutipan di atas, melalui pembelajaran pendidikan jasmani, siswa dapat melakukan berbagai kegiatan permainan dan olahraga tanpa mengesampingkan aspek kompetisi dan prestasi yang mungkin bisa diraih didalamnya.

Dalam pendidikan jasmani, ada salah satu cabang olahraga yang dinamakan atletik. Menurut Priatna (2008, hlm. 2) mengatakan “Taukah kamu, kalau kata atletik itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athon yang artinya berlomba atau bertanding.” Berdasarkan kutipan diatas bahwa atletik merupakan pertandingan, perlombaan, pergulatan yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Athon. Selanjutnya menurut Hendrayana (2007, hlm. 3) “istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athon yang memiliki makna bertanding atau berlomba.” Atletik yang terdiri dari jalan, lari, lompat dan lempar merupaakan dasar-dasar ketangkasan yang dimiliki oleh para atlet dari berbagai cabang-cabang olahraga, mengingat alasan


(17)

tersebut atletik sering disebut juga induk atau Mother of sport. Ini selaras dengan pendapat Hendrayana(2007, hlm. 3) bahwa

Karena atletik ini memiliki bentuk kegiatan fisik yang beragam seperti jalan, lari, lompat, lempar dan banyak orang menggunakannya sebagai media untuk memulai kegiatan fisik pada hampir semua cabang olahraga, maka seringkali atletik disebut sebagai ibu dari semua cabang olahraga (mother of sport) atau de mother of sport (Belanda).

Jadi pendapat di atas, segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan fisik tidak akan lepas dari atletik.

Dalam atletik ada suatu cabang olahraga lompat tinggi. Menurut Hendrayana (2007, hlm. 228) mengatakan bahwa

Lompat tinggi adalah suatu jenis keterampilan untuk melewati mistar yang berada diantara kedua tiang. Lompat tinggi memiliki tujua yaitu memproyeksikan gaya berat badan pelompat di udara dengan kecepatan bergerak kedepan secara maksimal. Ketinggian lompatan yang dicapai tergantung dari kemampuan pelompat dari gerakan lari menjadi gerakan bersudut saat menumpu yaitu merubah gerakan kedepan menjadi gerakan ke atas.

Menurut Sidik (2010, hlm. 76) lompat tinggi terbagi dalam 4 fase, diantaranya:

1. Fase awalan (approach)

2. Fase bertumpu/bertolak (take-off) 3. Fase melayang (flight)

4. Fase mendarat ( landing)

Berdasarkan pengamatan, pembelajaran atletik di SD Negeri Buahdua I masih sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan tentang metode pembelajaran atletik khususnya dalam pembelajaran lompat tinggi. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah

1. Perencanaan

a) Guru yang tidak memberi tahu sebelumnya mengenai materi pembelajaran yang akan diberikan, dapat mengakibatkan kurang siapnya siswa mengikuti pembelajaran.


(18)

b) Guru kurang baik dalam melakukan perencanaan sehingga pelaksanaan pembelajaan terkesan mendadak dan guru kurang kreatif dalam menyiapkan rencana pembelajaran.

c) Tidak terorganisir dengan baik serta kurangnya mempersiapkan media pembelajaran.

2. Kinerja Guru

a) Guru kurang baik dalam mempersiapkan media pembelajaran yang menarik. b) Penggunakan media yang sesungguhnya tanpa di modifikasi, kurangnya guru

dalam mengorganisir kelas atau penguasaan kelas.

c) Guru hanya menjelaskan materi pembelajaran yang sebentar kemudian praktek, komunikasi guru dengan siswa tidak tercipta dengan baik dan model pembelajaran yang digunakan bersifat latihan.

3. Aktivitas Siswa

a) Rendahnya pemahaman siswa tentang pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi, antusias siswa kurang dalam pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi.

b) Pada saat pembelajaran dalam pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi siswa terkadang jenuh karena model pembelajarannya kurang bervariasi. c) Saat pembelajaran siswa terlihat jenuh dan enggan melakuan pembelajaran

lompat tinggi yang di ajarkan langsung pada inti pembelajarannya, sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif dan materi kurang di terima baik oleh siswa karena siswa enggan atau setengah hati melakukan kegiatan lompat tinggi yang di inginkan oleh guru.

4. Hasil Belajar

a) Dengan minimnya pengetahuan siswa tenang materi pembelajar membuat dampak yang kurang baik bagi hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi.

b) Gerak dasar yang dikuasai oleh siswa masih dinilai kurang sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar.

c) Hasil belajar pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi masih banyak siswa yang belum tuntas.


(19)

Hal tersebut berpengaruh kepada analisis hasil tes data awal dalam pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi. Berikut analisis hasil yang berupa tes data awal pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi dalam pembelajaran atletik di SDN Buahdua I Kec. Buahdua Kab. Sumedang.

Tabel 1.1

Hasil Tes Siswa dalam Pembelajaran Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi

No Nama Siswa

Aspek yang dinilai

S k o r N il a

i ket

Awalan Pelaksanaan Akhiran

T BT

1 2 3 4 Ʃ 1 2 3 4 Ʃ 1 2 3 4 Ʃ

1 Aas Nuraini √ 3 √ 3 √ 2 8 67 BT

2 Anisya Putri √ 3 √ 2 √ 3 9 75 T

3 Aulia S. √ 2 √ 3 √ 2 5 42 BT

4 Cici Delia √ 3 √ 3 √ 3 9 75 T

5 Citra Nur D. √ 3 √ 2 √ 2 7 58 BT

6 Dani Swara √ 3 √ 4 √ 2 9 75 T

7 Delita P.B √ 2 √ 3 √ 2 7 75 T

8 Dendi Resa P. √ 2 √ 1 √ 2 5 42 BT

9 Deri √ 3 √ 3 √ 3 9 75 T

10 Fitri Nurdian √ 3 √ 1 √ 1 5 42 BT

11 Gania Dina √ 4 √ 4 √ 2 10 83 T

12 Gibran P. √ 3 √ 1 √ 1 5 42 BT

13 Hasannudin √ 2 √ 3 √ 4 9 75 T

14 Helmi F. √ 2 √ 2 √ 2 6 50 BT

15 Nijar Sapiadi √ 2 √ 1 √ 2 5 42 BT

16 Padli Jayuli √ 4 √ 3 √ 3 10 83 T

17 Rasnawi √ 2 √ 2 √ 1 5 42 BT

18 Risma A. √ 2 √ 2 √ 2 6 50 BT

19 Rita Sri I. √ 2 √ 2 √ 2 6 50 BT

20 Selpiani √ 3 √ 3 √ 3 9 75 T

21 Silvia D. √ 3 √ 3 √ 3 9 75 T

22 Sintia Eka P √ 2 √ 2 √ 2 6 50 BT

23 Siti Andiani √ 2 √ 1 √ 3 6 50 BT

24 Sunarya M.G √ 3 √ 3 √ 3 9 75 T

Jumlah - 11 11 2 5 7 10 2 3 12 8 1 180 1468 10 14 Persentase (%) 45 45 8,3 20,

8 29,

2 41,

7 8,3

12, 5 50

29,

6 4,2 62,5 61,2 41,7 58,3

Dari analisis hasil tersebut dapat di ketahui bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan teknik lompat tinggi gaya guling sisi.

Dari permasalahan tersebut peneliti menganggap metode yang digunakan saat pembelajaran kurang efektif. Sehingga pembelajaran tersebut di nilai kurang berhasil karena siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran, siswa mudah bosan, pemahaman siswa tentang gerak dasar lompat tinggi. Upaya meningkatkan


(20)

kemampuan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi memerlukan model pembelajaran yang menarik dan menyenangka, sehingga siswa dapat melakukan gerakan-gerakan dengan baik dan benar upaya di lakukan dengan alternatif pemecahan masalah yaitu “melalui model inkuiri dan media rintangan” yang penulis anggap efektif dan efisien dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi. Model ini digunakan karena dapat mengatasi permasalahan di atas.

Model inkuiri dan media rintangan merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bekerjasama dan saling bertukar gagasan antar teman sebayanya.

Ditinjau dari permasalahan tersebut penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pentingnya mengatasi gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi pada siswa sekolah dasar. Oleh karena itu penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul “Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi melalui Model Inkuiri dan Media Rintangan.

B. Identifikasi Masalah

Olahraga atletik khususnya lompat tinggi gaya guling sisi mudah untuk dilakukan namun saat pelaksanaannya masih banyak mengalami kesulitan-kesulitan dan permasalahan yang di alami saat melakukan lompat tinggi gaya guling sisi. Mungkin banyak hal-hal yang menyebabkan siswa sulit dalam melakukan lompat tinggi gaya guling sisi.

Berdasarkan pengamatan, pembelajaran atletik di SD Negeri Buahdua I masih sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan tentang metode pembelajaran atletik khususnya dalam pembelajaran lompat tinggi dan kurangnya pengemasan pembelajaran yang menarik kepada siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang memiliki banyak kekurangan atau sebuah permasalahan dalam pembelajaran yang perlu sebuah pemecahan masalah.


(21)

Upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi memerlukan model pembelajaran yang menarik dan menyenangka, sehingga siswa dapat melakukan gerakan-gerakan dengan baik dan benar upaya di lakukan dengan alternatif pemecahan masalah yaitu “melalui model inkuiri dan media rintangan” yang penulis anggap efektif dan efisien dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi. Model ini digunakan karena dapat mengatasi permasalahan di atas.

Model inkuiri dan media rintangan merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bekerjasama dan saling bertukar gagasan antar teman sebayanya, sehingga dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi ada permasalahan-permasalahan yang timbul diantaranya adalah: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling

sisi melalui model inkuiri dan media rintangan di SD Negeri Buahdua I? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling

sisi melalui model inkuiri dan media rintangan di SD Negeri Buahdua I? 3. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi

melalui model inkuiri dan media rintangan di SD Negeri Buahdua I?

4. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi di SD Negeri Buahdua I?

D. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan perencanaan pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi dengan menggunakan model inkuiri dan media rintangan pada kelas V SD Negeri Buahdua I Kec. Buahdua Kab. Sumedang.

2. Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi dengan mengunakan model inkuiri dan media rintangan pada kelas V SD Negeri Buahdua I Kec. Buahdua Kab. Sumedang


(22)

3. Meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi dengan menggunakan model inkuiri dan media rintangan pada kelas V SD Negeri Buahdua I Kec. Buahdua Kab. Sumedang

4. Meningkatkan hasil pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi dengan menggunakan model inkuiri dan media rintangan pada kelas V SD Negeri Buahdua I Kec. Buahdua Kab. Sumedang

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak di antaranya:

1. Secara teoritis, sebagai tambahan pengetahuan mengenai peningkatan hasil belajar lompat tinggi dan menambah pengetahuan tentang model inkuiri dan media rintangan dalam pembelajaran penjas.

2. Secara praktik, sebagai umpan balik dari pembelajaran sebelumnya sehingga guru yang merangkap jadi pelatih dapat mengkaji sendiri praktek pembelajaran.

3. Secara umum, dapat dijadikan aset berharga seandainya siswa-siswinya dapat berprestasi. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, mempunyai kemampuan penggunaan media pembelajaran, dan dapat digunakan rujukan bagi peneliti yang lain.

4. Secara khusus, memberikan pengetahuan kepada guru pendidikan jasmani untuk meningkatkan hasil belajar dan membina atlet dalam ruang lingkup sekolah dasar.


(23)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Skripsi

SKRIPSI

Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi melalui Model Inkuiri dan Media Rintangan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pendidikan Jasmani

B. Hakikat Atletik C. Hakikat Lompat

Tinggi D. Hakikat Model

Inkuiri E. Hakikat Media

Rintangan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian B. Desain Penelitian C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian F. Proses Pengenmbangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan Data H. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN

C. A. Hasil Penelitian D. B. Analisis Data E. C. Pembahasan

Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. A. Simpulan B. B. Saran


(24)

36

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Adapun peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena letaknya cukup dekat dengan lingkungan rumah peneliti, dan adanya permasalahan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, terutama mengenai proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi.

Gambar 3.1

Lokasi Penelitian (googlemaps, 2014, hlm. 1)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu pihak-pihak yang menjadi bahan untuk pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dapat diperoleh dari guru, dan siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi melalui


(25)

model inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2013/20114 yang berjumlah 24 siswa.

Adapun alasan peneliti memilih kelas V sebagai subjek penelitian ialah agar kegiatan penelitian berjalan lancar karena siswa belum terganggu dengan tugas-tugas yang pada seperti halnya siswa kelas V. Alasan lainnya, karena siswa kelas V secara anatomis, fisiologis, kondisi fisik, kemampuan menyimak, memahami, dan merealisasikan tugas gerak yang diberikan dirasakan sudah cukup memadai. Hal ini memudahkan peneliti dalam menyajikan rancangan-rancangan penelitiannya.

3. Waktu Penelitian

Waktu untuk melaksanakan penelitian tindakan di jadwalkan dimulai pada bulan Januari sampai bulan Mei dengan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai penyusunan laporan penelitian. Adapun pemilihan waktu penelitian ini berdasarkan program yang diberikan oleh UPI Kampus Sumedang.

Tabel 3.1

Jadwal dan Waktu Penelitian

NO URAIAN

KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan

daPembekalan 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan siklus 1 4. Pelaksanaan siklus 2 5. Pelaksanaan siklus 3 6. Pengolahan data 7. Penyusunan laporan

B. Desain Penelitian

Adapun desain dalam penelitian ini adalah mengacu kepada rancangan penelitian model spiral refleksi dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, hlm. 2005). Penelitian tersebut dimulai dengan tahap perencanaan (planning), tindakan (action),


(26)

pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu perencanaan pemecahan masalah.

Gambar 3.2

Model spiral Kemmis & Taggart, (Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66)

Gambar tersebut terlihat jelas alur aktifitas dalam penelitian tindakan kelas yang diawali dengan tindakan (planing), yaitu rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku sebagai solusi; penerapan tindakan (action), yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan dan peningkatan yang diinginkan; mengobservasi, yaitu aktifitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan yang akan dilakukan; dan melakukan refleksi (reflection), yaitu suatu kegiatan mengkaji dan melihat serta mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya melakukan perbaikan atas tindakan maka rencana tindakan


(27)

yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Adapun pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

C. Metode Penelitian

1. Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur yang harus dilakukan dalam rangka kegiatan penelitian. Karena pada dasarnya metode penelitian dapat mempermudah dalam sistematika penelitian dan menjelaskan metode penelitian apa yang akan peneliti gunakan.

Pengertian metode penelitian menurut Wikipedia (2014, hlm. 1) “Metodologi

penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu”. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian.

Sedangkan pengertian metode penelitian menurut Solihin (2011, hlm. 1) yaitu sebagai berikut:

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan

yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh secara sistematika untuk memecahkan suatu permasalahan yang diteliti


(28)

untuk memecahkan masalahn maupun untuk membuktikan suatu kebenran dari teori-teori atau ilmu.

2. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang pada siswa kelas V dengan jumlah 24 siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan hasil) pembelajaran pendidikan jasmani.

Ada beberapa pengertian penelitian tindakan kelas menurut para ahli. Menurut Kemmis (Wiriaatmadja, 2005, hlm. 12) bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah sebuah reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalisme dan keadilan dari : a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka; b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan itu; dan c) situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan praktek itu.

Selanjutnya menurut Suyanto (Muslich, 2009, hlm. 9), bahwa “PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.” Kemudian menurut Wiriaatmadja (2012, hlm. 13)

“Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri.”

Hal tersebut sejalan dengan apa yang di ungkapkan Ebbutt dalam Wiriaatmadja (2012, hlm. 12), yang menyatakan bahwa

Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.


(29)

Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi maka digunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model penelitian yang mengacu pada spiral refleksi yang di kembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.

Dalam metode penelitian tindakan kelas terdapat dua jenis metode penelitian yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Karena pada metode penelitian tindakan kelas dalam pengolahan datanya terdapat dua bentuk data yaitu data deskriptif dan data statistic.

Pengertian metode penelitian kualitatif menurut Lutfiyah (2009, hlm. 1) adalah sebagai berikut

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti harus memiliki sifat open minded. Karena melakukan penelitian kualitatif dengan baik berarti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial.

Sedangkan pengertian metode penelitian kuantitatif menurut Beladina (2013, hlm. 1) menjelaskan bahwa

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dengan mengacu pada pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang dilakukan di kelas atau dilapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas praktek pembelajaran penjas sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktek yaitu permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran pada anak yang kurang mampu menguasai gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi. Yang dimana proses pengolahan datanya berupa data deskripsi dan data statistik.


(30)

D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas ruang lingkup serta menghindari salah penafsiran istilah, maka penulis memperjelas istilah-istilah yang digunakan agar lebih jelas, istilah tersebut adalah:

1. Meningkatkan yaitu menaikkan (derajat, taraf, dsb) mempertinggi; memperhebat (produksi, dsb). (Kamus besar bahasa Indonesia, 1999, hlm. 950). 2. Gerak dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (kamus Besar,

hlm. 359).

3. Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu. (Muhtar, 2009, hlm. 72).

4. Atletik berasal dari bahasa yunani dari kata athlon atau athlum yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukan nya disebut athleta. Dari pengertian bahasa itulah maka kita dapat mendefinisikan atletik sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau di perlombakan yang meliputi atas nomor lari, lompat dan lempar. (Muhtar, 2009, hlm. 1).

5. Model inkuiri adala model pembelajaran yang penyajiannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. (tim dosen, 2010, hlm. 46).

6. Media adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. (kustandi dkk, 2011, hlm. 9).

7. Rintangan adalah sesuatu yang merintangi; alangan. (artikata.com)

E. Instrumen Penelitian


(31)

1. Lembar Observasi IPKG 1 (Instrumen Penilaian Perencanaan Kinerja Guru)

Lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG 1) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran yang digunakan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi di SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Lembar IPKG 1 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

2. Lembar Observasi IPKG 2 (Lembar Penilaian Pelaksanaan Kinerja Guru)

Lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG 1) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan melaksanakan pembelajaran yang digunakan guru khususnya dalam pembelajaran gerak lompat tinggi gaya guling sisi di SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Lembar IPKG 2 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

3. Lembar Observasi Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah ujian secara lisan dan ujian yang berkaitandengan keterampilan untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seorang indvidu. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa sesudah pemberian tindakan. Tes yang diberikan berupa lembar soal.

4. Lembar observasi aktvitas siswa

Lembar observasi aktvitas siswa ini dilakukan oleh peneliti atau untuk mengetahui keaktifan siswa pada saat pembelajaran. Lembar observasi aktvitas siswa untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran. Menurut Suherman (2012, hlm.

78) “tes adalah berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang

dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan

dari subjek penelitian.” Tes dalam penelitian ini berupa tes praktek dengan materi

gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi di SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Tes ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran guna


(32)

mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa. Lembar tes untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

5. Wawancara

Menurut Suherman (2012, hlm. 79)” wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara atau narasumber”. Dan menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009, hlm. 117)

“wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.”

Dalam wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa di setiap tindakan dalam proses pembelajaran penjas dalam hal ini materi atletik yaitu lompat tinggi gaya guling sisi, guna mengetahui pendapat narasumber mengenai pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi.

6. Catatan Lapangan

Menurut Wiriaatmadja (2009, hlm. 125) “catatan lapangan adalah data yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya.”

Catatan lapangan ini sangatlah penting bagi penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan ini berguna untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran. Catatan lapangan ini digambarkan dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

F. Pengembangan Instrumen

Dalam pengembangan instrumen ini menggunakan validitas data, untuk mencari validitas data dapat menggunakan empat cara yaitu member check, triangulasi, audit trail, expert opinion.

1. Member Check

Member check adalah pemeriksaan kembali terhadap keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh setelah observasi atau wawancara dari narasumber. Di dalam tahapan ini, peneliti mengecek kembali keterangan atau


(33)

informasi, apakah narasumber tetap dengan keterangan yang diberikan, atau akan mengubahnya, atau bahkan meyangkal sama sekali. Selanjutnya informasi yang disangkal oleh narasumber tidak berlaku dan harus dibuang, sedangkan informasi yang dibenarkan atau didukung merupakan data yang sahih. (Wiriaatmaja, 2005, hlm. 69). Dalam member check ini peneliti berdiskusi dengan guru pamong bapak Iwi, S. Pd. dengan NIP 196411071984101001 dan kepala sekolah ibu Yati Maryati S. Pd. dengan NIP 195703151975122001 sebagai mitra peneliti.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan hasil yang diperoleh sumber lain (praktisi atau siswa). Hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (2002, hlm. 178) yang menyatakan bahwa “Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.”

Dalam proses ini peneliti akan melakukan pengecekan terhadap validasi, yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan data atau informasi dengan memanfaatkan sumber data, metode pengumpulan data,penelitilain dan teori lain yang menunjang Denzi dalam (Moleong 2002, hlm. 178). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif-kolaboratif antara guru dengan peneliti. Selain itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dasar lari sprint dengan menggunakan model interval training. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam bentuk catatan lapangan.

Semua data dari berbagai sumber dibandingkan, data yang sahih kemudian dianalisis secara induktif untuk mendapat derajat keterpercayaannya.

Sebagai contoh, data yang dapat diperoleh dari hasil observasi dalam proses belajar-mengajar dan hasil wawancara dengan siswa tentang persepsi siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan model penggunaan alat dan media pembelajaran yang bervariatif menunjukkan respon yang positif, mereka


(34)

menyataka sangat senang dengan kegiatan belajar seperti ini. Belajar Pendidikan Jasmani dengan menerapkan metode penggunaan alat dan media pembelajaran yang bervariatif ini akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam triangulasi ini peneliti berdiskusi dengan guru pamong bapak Iwi, S. Pd. dengan NIP 196411071984101001 dan kepala sekolah ibu Yati Maryati S. Pd. dengan NIP 195703151975122001 sebagai mitra peneliti.

3. Audit trail

Audit trail atau penelusuran audit adalah cara pemeriksaan keabsahan data dengan cara diskusi, dalam hal auditi (peneliti) dengan berbekal catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi, kemudian dikonfirmasikan kepada auditor (peserta diskusi) dalam hal ini adalah orang yang memahami permasalahan serta menguasai prosedur penelitiannya. Dalam penelitian ini peneliti berdiskusi dengan dosen pembimbing yaitu bapak Drs. Respaty Mulyanto M. Pd., bapak Indra Safari M. Pd., dan teman-teman yang pembimbing skripsinya sama.

Teknik audit trail ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat (Moleong, 2002, hlm. 179). Pada tahap ini peneliti mengadakan pemeriksaan data dengan cara diskusi dengan teman sejawat yang memahami prosedur PTK untuk memeriksa apakah PTK yang dilakukan sudah memenuhi persyaratan prosedur ilmiah yang ditentukan. Teknik ini perlu diterapkan dalam tahap validasi data, karena diyakini mampu memberikan kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis dengan cara yang tepat. Hal ini seperti apa yang dinyatakan Moleong (2002, hlm. 179-180) bahwa “Penggunaan teknik dengan maksud agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, memberikan kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti, dan memberikan emosi dan perasaannya untuk membuat sesuatu


(35)

4. Expert Opinion

Expert opinion merupakan pengecekan terhadap kesahihan temuan-temuan peneliti kepada pakar yang professional dalam bidang ini. Bisa dilakukan dengan meminta nasihat kepada pakar yang ahli di bidangnya, dalam hal ini pembimbing penelitian. Pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang dikemukakan oleh peneliti. Pada expert opinion ini peneliti mengkonsultasikan hasil temuan kepada pembimbing. Dalam penelitian ini peneliti berdiskusi dengan dosen pembimbing yaitu bapak Drs. Respaty Mulyanto M. Pd., bapak Indra Safari M. Pd.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari observasi, wawancara, dan tes hasil belajar yang dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang pada tahun ajaran 2013-2014. Data observasi dan wawancara diperoleh dari proses pembelajaran yaitu observasi dari langkah-langkah model interval training : orientasi (langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif), merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

Fokus penelitian langkah-langkah model penggunaan alat dan media pembelajaran yang bervariatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan format observasi/pengamatan terlampir. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data.

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan dengan data kualitatif. Pengolahan dimulai pada saat melakukan refleksi dari setiap tindakan yang dilaksanakan pada setiap tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus penelitian. Seluruh data yang berhasil diperoleh melalui instrument


(36)

penelitian (hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, angket, dan hasil tes), kemudian dibaca dan ditelaah secara mendalam.

Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi, digunakan kategori presentase berdasarkan Kuntjaraningrat (Maulana, 2006) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi

Persentase Interpretasi

0% Tidak ada atau tidak seorang pun

1% s.d. 25% Sebagian kecil 26% s.d 49% Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51% s.d 75% Sebagian besar 76% s.d. 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Adapun proses pengumpulan data dari hasil observasi yang dilakukan peneliti selama pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi, serta observasi kinerja praktisi dan aktVitas siswa. Data tersebut dikumpulkan, direduksi dan dibuat kesimpulan akhir.

Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai, wawancara diberikan kepada siswa dan praktisi . Data hasil wawancara diperoleh dari jawaban siswa dan praktisi kemudian dibuat suatu asumsi.

Catatan lapangan dilakukan dengan mencatat kejadian-kejadian yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini dikoreksi, diinterpretasi, dianalisis yang kemudian dibuat asumsi.

Angket dilakukan untuk mengukur skala ilmiah siswa selama pembelajaran. Data dari hasil angket ini kemudian dianalisis untuk dapat disimpulkan.

Tes hasil belajar diberikan kepada siswa secara indVidu setelah pembelajaran selesai. Data dari tes hasil belajar diperoleh dari penampilan mengenai gerak dasar


(37)

lompat tinggi gaya guling sisi, diolah dan dinilai yang kemudian ditafsirkan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Untuk teknik pengolahan data hasil belajar digunakan penilaian sebagai berikut:

Skor yang didapat

x 100 % Skor Ideal

Untuk memudahkan interpretasi ketercapaian indikator dalam setiap siklus, digunakan kategori persentase sebagai berikut.

Peneliti menganggap bahwa teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, tes dan juga dokumen sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian, hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005, hlm. 63) bahwa “Teknik pengumpilan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif diantaranya observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumen”.

Dari pengumpulan data tersebut peneliti mengolah data dengan cara mengkategorikan dan mengklasifikasikan data yang didapat berdasarkan jenis dan sumbernya, kemudian dilakukan perumusan sejumlah hipotesis mengenai rencana dan program tindakan selanjutnya, yang selanjutnya peneliti melakukan interpretasi keseluruhan data penelitian untuk selanjutnya peneliti menganalisis keseluruhan data. Pada intinya, pengolahan data itu dilakukan selama penelitian berlangsung secara terus menerus dari awal sampai akhir penelitian.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus, bergantung pada keberhasilan dan target yang akan dicapai oleh siswa. Merujuk pada model Kemmis dan Mc.Taggart di atas.

Ada empat komponen yang menjadi konsep PTK, sesuai dengan pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2009: 66-67) terdapat beberapa tahapan penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu.


(38)

Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran, media, bahan dan alat, instrument observasi, evaluasi dan refleksi.

1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi.

2) Membuat rencana pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus. Dimana siklus 1 pada saat pembelajaran menerapkan model inkuiri dan media rintangan 1 kardus, pada siklus 2 menerapkan model inkuiri dan media rintangan 2 kardus dan menggunakan tiang dan mistar yang sebenarnya dengan ukuran ketinggian sesuai dengan tumpukan 2 kardus tersebut, dan pada siklus ke 3 menerapkan model inkuiri dan media rintangan 3 kardus dan menggunakan tiang dan mistar yang sebenarnya dengan ukuran ketinggian sesuai dengan tumpukan 3 kardus tersebut.

3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan mengenai langkah-langkah penerapan memotivasi anak untuk belajar.

4) Meyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi.

5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat :

a) Apakah kemampuan gerak dasar lompat tinggi dapat meningkat?

b) Apakah melalui model inkuiri dan media rintangan akan menjadikan alat bantu untuk meningkatkan proses pembelajaran?

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelakanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.

Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan tindakan metode pembelajaran model inkuiri dan media rintangan penguasaan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut.


(39)

1) Kegiatan awal (±15 menit)

a) Menyiapkan alat-alat pembelajaran. b) Guru dan siswa berdoa bersama.

c) Siswa dan guru melakukan pemanasan sesuai petunjuk guru.

d) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa. Pada kegiatan ini peneliti menerapkan model pembelajaran inkuiri yang berorientasi pada keberhasilan.

2) Kegiatan inti (±45 menit)

a) Pada siklus 1 peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, dimana pada saat pembelajaran siklus 1 digunakan 1 rintangan kardus.

b) Pada siklus 2 peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, dimana pada saat pembelajaran menggunakan 2 rintangan kardus dan menggunakan tiang dan mistar yang sebenarnya dengan ukuran ketinggian sesuai dengan tumpukan 2 kardus tersebut.

c) Pada siklus ke 3 peneliti melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, dimana saat pembelajaran menggunakan 3 rintangan kardus dan menggunakan tiang dan mistar yang sebenarnya dengan ukuran ketinggian sesuai dengan tumpukan 3 kardus tersebut.

3) Kegiatan akhir (±10 menit)

a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung kedalam lembar observasi yang disiapkan.

b) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.

c. Observasi

Observasi menggambarkan objek amatan dan cara pengamatannya. Pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap terhadap suatu objek. Selama pelaksanaan


(40)

tindakan tugas peneliti adalah mengobservasi semua kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian obyek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang yang bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah.

d. Evaluasi Refleksi

Tahap kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam tahap ini di uraikan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisisnya. Dari tahapan-tahapan di atas maka langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Patton (Moleong, 2002, hlm. 103), “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”.

Sedangkan Sugiyono (2005, hlm. 89) mengemukakan pengertian analisis data adalah sebagai berikut.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematika data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit menyusun pola, melakukan sintesis, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, termasuk dalam format matrik, representatif grafik dan sebagainya.


(41)

Sedangkan penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari penyajian data yang telah diorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti yang luas.

Selain proses analisis data di atas, proses analisis data dalam penelitian ini dapat dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga keabsahannya. Kegiatan akhir yang dilakukan adalah dengan mengadakan pemeriksaan validasi data.

1. Analisis Data Kualitatif

a. Lembar Observasi IPKG 1 (Instrumen Penilaian Perencanaan Kinerja Guru) Lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG 1) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran yang digunakan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi di SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Lembar IPKG 1 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

b. Lembar Observasi IPKG 2 (Lembar Penilaian Pelaksanaan Kinerja Guru) Lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru (IPKG 1) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan melaksanakan pembelajaran yang digunakan guru khususnya dalam pembelajaran gerak lompat tinggi gaya guling sisi di SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Lembar IPKG 2 untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

c. Wawancara

Dalam wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa di setiap tindakan dalam proses pembelajaran penjas dalam hal ini materi atletik yaitu lompat tinggi gaya guling sisi, guna mengetahui pendapat narasumber mengenai pembelajaran lompat tinggi gaya guling sisi.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini sangatlah penting bagi penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan ini berguna untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat


(42)

pembelajaran. Catatan lapangan ini digambarkan dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

2. Analisis Data Kuantitatif

a. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah ujian secara lisan dan ujian yang berkaitandengan keterampilan untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seorang indvidu. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa sesudah pemberian tindakan. Tes yang diberikan berupa tes praktek.

Aspek-aspek yang di nilai pada tes lompat tinggi gaya guling sisi adalah seabagai berikut:

1. Sikap Awal

Skor 4 : Jika teknik awalan di lakukan dengan baik dan benar.

Skor 3 : Jika siswa mengambil ancang-ancang dengan membentuk sudut antara 350 sampai dengan 450 dan menggunakan salah satu tumpuan kaki yang paling kuat.

Skor 2 : Jika siswa mengambil ancang-ancang dengan membentuk sudut antara 350 sampai dengan 450.

Skor 1 : Jika siswa mengambil ancang-ancang 2. Pelaksanaan

Skor 4 : Jika sikap melayang pada saat melewati mistar benar dan tidak menyentuh mistar.

Skor 3 : sikap badan saat melayang menyamping dan sejajar dengan mistar Skor 2 : kaki mencapai ketinggian maksimal.

Skor 1 : melakukan tolakan sekuat-kuatnya ke atas dan melayang 3. Sikap akhir

Skor 4 : setelah sikap mendarat benar siswa mampu kembali ke sikap sempurna.


(43)

Skor 2 : Jika sikap mendarat kurang benar. Skor 1 : Jika sikap mendarat tidak benar

b. Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktvitas siswa ini dilakukan oleh peneliti atau untuk mengetahui keaktifan siswa pada saat pembelajaran. Lembar observasi aktvitas siswa untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran. Tes aktivitas siswa dalam penelitian ini dilakukan di SDN Buahdua I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Tes ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran guna mengetahui sejauh mana peningkatan aktivitas siswa. Lembar aktivitas siswa untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

Deskriptor penilaian a. Percaya diri

4 : Jika siswa menunjukan kemampuannya tanpa rasa malu. 3 : Jika siswa percaya diri.

2 : Jika siswa siswa melakukan tugas gerak dengan percaya diri. 1 : Jika siswa tidak percaya diri.

b. Disiplin

4 : Jika siswa menaati peraturan saat pembelajaran. 3 : Jika siswa tidak bercanda.

2 : Jika siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. 1 : Jika siswa tidak mengobrol dengan temannya. c. Antusias

4 : Jika siswa memperhatikan pembelajaran. 3 : Jika siswa berantusias dalam pembelajaran. 2 : Jika siswa mengajukan sebuah pertanyaan. 1 : Jika siswa mengerjakan tugas dengan baik.


(44)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS 1

Mata pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas/semster :I V/I

Alokasi waktu : 4 x 35 menit

Jumlah pertemuan : 2 x pertemuan

Standar kompetensi :

1. Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang di modifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi dasar :

1.1 Mempraktikan variasi gerak dasar kedalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportivitas, percaya diri, dan kejujuran**)

Indikator

Melakukan gerakan dasar lompat tinggi gaya guling sisi melalui model inkuiri dan media rintangan.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami pengertian lompat tinggi

2. Memahami gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi dengan benar.

3. Siswa dapat melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi melalui model inkuiri

B. Materi ajar

Atletik ( Lompat tinggi gaya guling sisi)

C. Metode dan model pembelajaran

1. Ceramah 2. Demonstrasi


(45)

3. Praktek 4. Inkuiri

D. Langkah-langkah pembelajaran

1. Kegiatan awal ( 10 menit )

a. Guru membariskan siswa b. Guru mengucapkan salam c. Guru dan siswa berdoa bersama

d. Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan

e. Mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari

f. Siswa melakukan pemanasan yang berorintasi dengan kegiatan inti di pimpin oleh guru.

Guru

X X X X X X X X

X X X X X X X

X X X X X X X

X X X X X X X

2. Kegiatan inti ( 50 menit )

a. Siswa di beri lembar penugasan 1 Unjuk kerja siswa

Lakukan instruksi di bawah ini dengan benar! 1. Bentuklah kelompok sebanyak 4 kelompok

2. Berbaris sesuai kelompok dan buat nama kelompok

3. Tunjuklah salah satu di antara kalian untuk menjadi ketua kelompok 4. Tuliskan daftar nama di kertas yang sudah di sediakan

5. Kemudian berikan kepada guru penjas

b. Setelah siswa menyelesaikan lembar tugas 1 guru memberikan lembar tugas 2.


(46)

Unjuk kerja lompat tinggi gaya guling sisi

1. Ambil satu buah kardus yang telah di sediakan 2. Simpan kardus pada tempat yang di beri tanda (x)

3. Baris menghadapi kardus dengan rapih sesuai kelompoknya 4. Kemudian lakukan lompatan melewati kardus satu per satu

menggunakan teknik lompat tinggi gaya guling sisi 5. Lakukan sebanyak 3 kali pengulangan

c. Guru memantau aktivitas siswa

3.Kegiatan akhir ( 10 menit )

a. Siswa di kumpulkan sambil melakukan pelemasan

b. Guru menjelaskan manfaat gerakan yang telah di pelajari dalam permainan tersebut.

c. Guru menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam.

E. Alat dan sumber

a.Peluit b.Lapangan

c.Buku pendidikan jasmani dan kesehatan d.Buku/diktat atletik

e.Formulir penilaian f. Kertas


(47)

F. Penlaian

No Nama Siswa

Aspek yang Diamati

S

k

o

r Kategori

Disiplin Kerjasama Kejujuran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 K C B BS

1 Aas Nuraini 2 Anisya Putri 3 Aulia S. 4 Cici Delia 5 Citra Nur D. 6 Dani Swara 7 Delita P.B 8 Dendi Resa P. 9 Deri 10 Fitri Nurdian 11 Gania Dina 12 Gibran P. 13 Hasannudin 14 Helmi F. 15 Nijar Sapiadi 16 Padli Jayuli 17 Rasnawi 18 Risma A. 19 Rita Sri I. 20 Selpiani 21 Silvia D. 22 Sintia Eka P 23 Siti Andiani 24 Sunarya M.G

Jumlah Persentase (%)

Kriteia penilaian gerak dasar lompat tinggi Jumlah skor yang di peroleh

Penilaian = ---X 100 Jumlah skor ideal


(48)

Guru PJOK

………

NIP.

Sumedang, . . . 2014 Peneliti

Cecep Hendrik

NIM. 1003878 Mengetahui,

Kepala sekolah

………


(49)

FORMAT TES LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI

No Nama Siswa

Aspek yang Diamati

S

k

o

r Kategori

Disiplin Kerjasama Kejujuran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 K C B BS

1 Aas Nuraini 2 Anisya Putri 3 Aulia S. 4 Cici Delia 5 Citra Nur D. 6 Dani Swara 7 Delita P.B 8 Dendi Resa P. 9 Deri 10 Fitri Nurdian 11 Gania Dina 12 Gibran P. 13 Hasannudin 14 Helmi F. 15 Nijar Sapiadi 16 Padli Jayuli 17 Rasnawi 18 Risma A. 19 Rita Sri I. 20 Selpiani 21 Silvia D. 22 Sintia Eka P 23 Siti Andiani 24 Sunarya M.G

Jumlah Persentase (%)

Kriteia penilaian gerak dasar lompat tinggi gaya guling sisi Jumlah skor yang di peroleh

Penilaian = ---X 100 Jumlah skor ideal

Aspek-aspek yang di nilai pada tes lompat tinggi gaya guling sisi adalah seabagai berikut.

3. Sikap Awal


(50)

Skor 3 : Jika siswa mengambil ancang-ancang dengan membentuk sudut antara 350 sampai dengan 450 dan menggunakan salah satu tumpuan kaki yang paling kuat.

Skor 2 : Jika siswa mengambil ancang-ancang dengan membentuk sudut antara 350 sampai dengan 450.

Skor 1 : Jika siswa mengambil ancang-ancang 4. Pelaksanaan

Skor 4 : Jika sikap melayang pada saat melewati mistar benar dan tidak menyentuh mistar.

Skor 3 : sikap badan saat melayang menyamping dan sejajar dengan mistar Skor 2 : kaki mencapai ketinggian maksimal.

Skor 1 : melakukan tolakan sekuat-kuatnya ke atas dan melayang 4. Sikap akhir

Skor 4 : setelah sikap mendarat benar siswa mampu kembali ke sikap sempurna.

Skor 3 : Jika sikap mendarat benar.

Skor 2 : Jika sikap mendarat kurang benar. Skor 1 : Jika sikap mendarat tidak benar


(51)

FORMAT AKTIVITAS SISWA

N o

Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Sk

o

r Kategori

Disiplin Kerjasama Kejujuran

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 K C B BS

1 Aas Nuraini 2 Anisya Putri 3 Aulia S. 4 Cici Delia 5 Citra Nur D. 6 Dani Swara 7 Delita P.B 8 Dendi Resa P. 9 Deri 10 Fitri Nurdian 11 Gania Dina 12 Gibran P. 13 Hasannudin 14 Helmi F. 15 Nijar Sapiadi 16 Padli Jayuli 17 Rasnawi 18 Risma A. 19 Rita Sri I. 20 Selpiani 21 Silvia D. 22 Sintia Eka P 23 Siti Andiani 24 Sunarya M.G

Jumlah Persentase (%)

Keterangan :

Jumlah skor yang di peroleh

Penilaian = ---X 100 Jumlah skor ideal

Baik (B) : 9-12 Cukup (C) : 5-8


(52)

Kurang(K) : 1-4 Skor ideal : 12

Deskriptor penilaian d. Percaya diri

4 : Jika siswa menunjukan kemampuannya tanpa rasa malu. 3 : Jika siswa percaya diri.

2 : Jika siswa siswa melakukan tugas gerak dengan percaya diri. 1 : Jika siswa tidak percaya diri.

e. Disiplin

4 : Jika siswa menaati peraturan saat pembelajaran. 3 : Jika siswa tidak bercanda.

2 : Jika siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. 1 : Jika siswa tidak mengobrol dengan temannya. f. Antusias

4 : Jika siswa memperhatikan pembelajaran. 3 : Jika siswa berantusias dalam pembelajaran. 2 : Jika siswa mengajukan sebuah pertanyaan. 1 : Jika siswa mengerjakan tugas dengan baik.


(53)

IPKG 1

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

No Aspek yang Diamati Skor Tafsiran

A. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 3 4 K C B BS

1. Merumuskan tujuan pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

2. Kejelasan rumusan pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

3. Kejelasan cakupan rumusan pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar Jumlah A Presentase

B. Mengembangkan dan mengorganisasikan Materi, Media, Sumber Belajar dan

Metode Pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengorgansasikan materi pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

3. Memilih sumber belajar buku gerak dasar lompat tinggi dan buku model pembelajaran inkuiri

4. Memilih metode pembelajaran ceramah, demonstrasi, dan praktek dalam pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

Jumlah B Presentase

C. Merencakanan Skenario Kegiatan Pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran 2x35 menit dalam pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

5. Kesesuaian metode ceramah, demonstrasi, praktek dan Tanya jawab, materi lompat tinggi dengan menggunakan model inkuiri dan media rintangan

Jumlah C Presentase

D. Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan Alat Penilaian

1. Menentukan proses dan jenis penilain asfek kognitif, psikomotor, dan afektif pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan 2. Membuat alat penilaian asfek kognitif, psikomotor, dan afektif pembelajaran

lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

3. Menentukan kriteria penilaian asfek kognitif, psikomotor, dan afektif pembelajaran lompat tinggi melalui model inkuiri dan media rintangan

Jumlah D Presentase

E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan. 2. Penggunaan bahasa lisan.

Jumlah E Presentase


(54)

Deskriptor Perencanaan Pembelajaran

A. Merumuskan tujuan pembelajaran

a. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

b. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

c. Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

d. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan mengordinasikan materi, media (alat bantu

pembelajaran) metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengordinasikan materi pembelajaran

a. Cakupan materi b. Sistematika materi.

c. Kesesuaian dengan kemapuan dan kebutuhan siswa.

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya).

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran.

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

3. Memilih sumber belajar

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa. c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar denganlingkungan siswa.


(1)

2. Bagi Guru

Di dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru hendaknya harus menciptakan pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, diantaranya sebagai berikut :

a. Melalui model inkuiri dan media rintangan adalah merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran atletik khususnya gerak dasar lompat tinggi. kemudian guru pendidikan jasmani harus mampu mengembangkan lagi teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai modifikasi media, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Guru sebagai fasilitator harus mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran agar lebih menarik lagi serta mampu dipahami oleh siswa.

d. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran lompat tinggi yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru


(2)

152

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Dalam meningkatkan bakat dan minat terhadap olahraga atletik khususnya lompat tinggi, maka perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat gugus, kecamatan maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa program studi Pendidikan Jasmani berikutnya.

5. Bagi Peneliti Lain

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi perbandingan sebagi sumber referensi dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa program studi pendidikan jasmani berikutnya yang mengambil materi lompat tinggi.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar: Jakarta.

Bahagia, Y., Yusup, U., dan Suherman, A. (2000). ATLETIK. Depdiknas.

Bahar. (2011). Pembelajaran Lompat Tinggi Melalui Bermain Rintangan. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Beladina, N. (2013). Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif. [Online]. Tersedia di: http://beladina27.blogspot.com/2013/05/apa-itu-metode-penelitian kuantitatif.html. diakses 23 April 2014.

Dikarya, C, J. (2011). Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Straidle Melalui Permainan Lompat Tali Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Nanggerang Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Google. (2014). Google Images. [Online]. Tersedia di:

https://www.google.com/search?q=fb&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a. Diakses 13 April 2014.

Google. (2014). Google Maps. [Online]. Tersedia di: Google. (2014). Google

Maps. [Online]. Tersedia di:

https://www.google.com/maps/dir/South+Sumedang,+Sumedang,+West+Ja

va,+Indonesia/SDN+Cinarengta,+45354,+Indonesia/@-6.8218446,107.8506616,12z/data=!4. Diakses 14 April 2014.

Hasanah. (2011). Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi Melalui Permainan Lompat Tali Di Kelas V Sdn 1 Budur Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Hendrayana, Y. (2007). Modul Bermain Atletik. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Hendrayana, Y. (2007). Modul Bermain Atletik. Bandung: Prodi PJKR Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2013). Pengertian Media Rintangan. [Online].

Tersedia di: http://www.artikata.com/arti-375828-rintangan.html . Diakses 15 April 2014.


(4)

154

Lutfiyah, F. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. [Online]. Tersedia di:

http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/metode-penelitian-kualitaif-sistematika-penelitian-kualitatif/ diakses 23 April 2014. Moleong, J Lexy. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muklis. (2007). Olahraga Kegemaranku Atletik. Klaten: PT Intan Pariwara. Priatna, Eri. (2008). Ensiklomini Olahraga Atletik. CV Sahabat.

Sidik, D. Z. (2011). Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

.

Solihin, A. (2013). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia di: http://asep-solihin.blogspot.com/2012/11/metode-penelitian_2.html. diakses 23 April 2014.

Sudirjo, E. (2013). Pakem dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 4 (1), hlm. 15-20.

Suherman, Ayi. (2013). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang warliArtika

Sumadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyyakarta: Graha Ilmu.

Susilawati, D. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Sumedang: Tidak diterbitkan.

Tim, Dosen (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Wikipedia. (2014). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi_penelitian. diakses 23 April 2014. Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk


(5)

153

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar: Jakarta.

Bahagia, Y., Yusup, U., dan Suherman, A. (2000). ATLETIK. Depdiknas.

Bahar. (2011). Pembelajaran Lompat Tinggi Melalui Bermain Rintangan. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Beladina, N. (2013). Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif. [Online]. Tersedia di: http://beladina27.blogspot.com/2013/05/apa-itu-metode-penelitian

kuantitatif.html. diakses 23 April 2014.

Dikarya, C, J. (2011). Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Straidle Melalui Permainan Lompat Tali Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Nanggerang Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Google. (2014). Google Images. [Online]. Tersedia di:

https://www.google.com/search?q=fb&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a. Diakses 13 April 2014.

Google. (2014). Google Maps. [Online]. Tersedia di: Google. (2014). Google Maps.

[Online]. Tersedia di:

https://www.google.com/maps/dir/South+Sumedang,+Sumedang,+West+Java,

+Indonesia/SDN+Cinarengta,+45354,+Indonesia/@-6.8218446,107.8506616,12z/data=!4. Diakses 14 April 2014.

Hasanah. (2011). Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi Melalui Permainan Lompat Tali Di Kelas V Sdn 1 Budur Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Hendrayana, Y. (2007). Modul Bermain Atletik. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Hendrayana, Y. (2007). Modul Bermain Atletik. Bandung: Prodi PJKR Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

154

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2013). Pengertian Media Rintangan. [Online]. Tersedia di: http://www.artikata.com/arti-375828-rintangan.html . Diakses 15 April 2014.

Lutfiyah, F. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. [Online]. Tersedia di: http://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/metode-penelitian-kualitaif-sistematika-penelitian-kualitatif/ diakses 23 April 2014.

Moleong, J Lexy. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muklis. (2007). Olahraga Kegemaranku Atletik. Klaten: PT Intan Pariwara. Priatna, Eri. (2008). Ensiklomini Olahraga Atletik. CV Sahabat.

Sidik, D. Z. (2011). Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. .

Solihin, A. (2013). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia di: http://asep-solihin.blogspot.com/2012/11/metode-penelitian_2.html. diakses 23 April 2014. Sudin, Ali dan Saptani Entan. 2009. Media Pembelajaran. UPI Kampus Sumedang:

Sumedang.

Sudirjo, E. (2013). Pakem dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 4 (1), hlm. 15-20.

Suherman, Ayi. (2013). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang warliArtika Sumadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyyakarta: Graha Ilmu.

Susilawati, D. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Sumedang: Tidak diterbitkan.

Tim, Dosen (2010). Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Wikipedia. (2014). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi_penelitian. diakses 23 April 2014. Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatakan


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS V SDN NAGRAK I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 68

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MELOMPATI PARIT PADA SISWA KELAS V SDN CILANGKAP I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 29 100

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 37

PERBANDINGAN HASIL LOB FOREHAND DALAM BULUTANGKIS MENGGUNAKAN ALAT BANTU DAN MEDIA RAKET DI SDN BUAHDUA II KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 45

PENERAPAN PERMAINAN SULE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI BAGIAN CERITA YANG HILANG (RUMPANG) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Buahdua II Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

0 0 52

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN ENGKLEK DI KELAS IV SDN BAGINDA II KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 412

MENINGKATKAN GERAK DASAR GULING DEPAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANTU SEDERHANA DI KELAS IV SDN KARAPYAK I KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 37

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING SISI PADA PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MEDIA KARDUS DI KELAS IV SDN MALATI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 45

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI BERBAGAI BENTUK RINTANGAN SISWA KELAS V SDN I GEGESIK KULON KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GESIK KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

1 1 47