PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA PALOPO.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PEDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 9

C.Pertanyaan Penelitian ... 9

D.Definisi Operasional ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pendidikan Agama Islam ... 14

1. Latar Belakang ... 14

2. Karakteristik PAI ... 16

3. Ruang Lingkup PAI ... 19

4. Tujuan dan Fungsi PAI ... 21

5. Rambu-Rambu ... 23

B. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 26

1. Konsep Belajar ... 26

2. Konsep Pembelajaran ... 32

C. Hakekat Media Interaktif Berbasis Komputer ... . 47


(2)

2. Kedudukan Media dalam Pembelajaran ... 48

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 52

4. Prosedur Memilih Media ... 54

5. Karakteristik Media ... 57

6. Pembelajaran Berbasis Komputer ... 59

7. Konsep Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer ... 99

8. Studi Terdahulu Tentang Pembelajaran Berbasis Komputer... 101

D. Aktivitas Belajar Siswa ... 110

1. Konsep Aktivitas Belajar ... 110

2. Hakekat Aktivitas Belajar ... 111

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 116

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 119

C. Teknik Pengumpulan data ... 121

D. Analisis Data ... 122

E. Prosedur Penelitian ... 123

F. Jadwal Kegiatan ... 125

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 126

1. Hasil Studi Pendahuluan ... 126

2. Perencanaan dan Pengembangan Model ... 138

3. Hasil Uji Lapangan Model ... 143

4. Faktor Pendukung/Penghambat Pengembangan Media ... 180

B. Pembahasan ... 183

1. Pembelajaran PAI di SMP ... 184

2. Pengembangan Media Interaktif Berbasis Komputer PAI ... 187 3. Implementasi Penggunaan Media Interaktif Berbasis Komputer


(3)

untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa yang Berdampak

pada peningkatan Kualitas Hasil Belajar ... 194 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Media

Interaktif Berbasis Komputer ... 197 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 200 B. Rekomendasi ... 203

DAFTAR PUSTAKA ... 204 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokan Media ... 53

Tabel 3.1 Kategori SMP Untuk Uji Luas ... 120

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan ... 125

Tabel 4.1 Minat Siswa Terhadap Pembelajaran PAI ... 128

Tabel 4.2 Pandangan Siswa Tentang Metode Pembelajaran ... 129

Tabel 4.3 Pandangan Siswa Terhadap Penggunaan Media ... 130

Tabel 4.4 Pandangan Siswa Terhadap Materi pembelajaran ... 132

Tabel 4.5 Skala Penilaian Perencanaan Pengembangan Media ... 140

Tabel 4.6 Skala Penilaian Media Interaktif ... 141

Tabel 4.7 Expert Judgement Media ... 143

Tabel 4.8 Kegiatan dan Pendapat Siswa Selama Pembelajaran dengan Menggunakan Media Interaktif Berbasis Komputer ... 150

Tabel 4.9 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 ... 159

Tabel 4.10 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 ... 160

Tabel 4.11 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 3 ... 160

Tabel 4.12 Nilai Pretest dan Postest Pada SMP Negeri 3 ... 163

Tabel 4.13 Uji Statistik Pretest dan Postest Uji Terbatas ... 164

Tabel 4.14 Uji Korelasi Pretest dan Postest Uji Terbatas ... 165

Tabel 4.15 Uji Signifikansi Pretest dan Postest Uji terbatas ... 165

Tabel 4.16 Uji Signifikansi Antar Postest Uji Terbatas ... 166


(5)

Tabel 4.18 Uji Korelasi Pretest dan Postest Sekolah Kategori Tinggi ... 169

Tabel 4.19 Uji Signifikansi Pretest dan Postest Sekolah Kategori Tinggi... 169

Tabel 4.20 Uji Antar Postest Sekolah Kategori Tinggi ... 171

Tabel 4.21 Uji Statistik Pretest dan Postest Sekolah Kategori Sedang ... 172

Tabel 4.22 Uji Korelasi Pretest dan Postest Sekolah Kategori Sedang ... 173

Tabel 4.23 Uji Signifikansi Pretest dan Postest Sekolah Kategori Sedang ... 173

Tabel 4.24 Uji Antar Postest Sekolah Kategori Sedang ... 175

Tabel 4.25 Uji Statistik Pretest dan Postest Sekolah Kategori Rendah ... 176

Tabel 4.26 Uji Korelasi Pretest dan Postest Sekolah Kategori Rendah ... 177

Tabel 4.27 Uji Signifikansi Pretest dan Postest Sekolah Kategori Rendah ... 177

Tabel 4.28 Uji Antar Postest sekolah Kategori Rendah ... 179


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Pembelajaran Tradisional ... 34

Gambar 2.2 Pola Instruksional Dibantu Media ... 34

Gambar 2.3 Pola Instruksional yang Merupakan Tanggung Jawab Bersama ... 35

Gambar 2.4 Pola Instruksional Dengan Media ... 36

Gambar 2.5 A Model of New Paradigm of Instructional Management ... 36

Gambar 2.6 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 49

Gambar 2.7 Information Processing Model ... 66

Gambar 2.8 Flowchart Model Drill ... 72

Gambar 2.9 Flowchart Model Tutorial ... 80

Gambar 2.10 Flowchart Model Simulasi ... 87

Gambar 2.11 Flowchart Model Games ... 95

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian ... 119

Gambar 4.1 Kegiatan Belajar Dengan Menggunakan Media Interaktif di SMP Negeri 3 Kota Palopo ... 145

Gambar 4.2 Kegiatan Belajar Dengan Menggunakan Media Interaktif di SMP Negeri 8 Kota Palopo ... 146


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas pula. Sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya dan salah satunya dengan mengeluarkan produk hukum berupa undang-undang tentang sistem pendidikan nasional serta berbagai perangkat lain yang mengatur pelaksanaan dari sistem pendidikan tersebut. Adapun tujuan dari pendidikan seperti yang dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3, yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Sekolah Menengah Pertama sebagai suatu institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan selama tiga tahun, pada dasarnya bertugas memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik, baik yang berupa pengetahuan , keterampilan, sikap dan nilai-nilai agar mereka dapat hidup dalam masyarakat serta sebagai persiapan baginya untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Udin Syaefuddin S dan Mulyani Sumantri (2007)


(8)

mengemukakan bahwa esensi pendidikan dasar adalah “paspor” bagi peserta didik untuk mengembangkan dirinya di masa depan, dan “bekal dasar” untuk dapat hidup layak dalam hidup bermasyarakat dimanapun di dunia ini. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (1) dijelaskan bahwa “standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.

Wina Sanjaya (2008) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di mana salah satu dari lima kelompok mata pelajaran yang tercantum dalam Standar Isi adalah Agama dan Akhlak Mulia yang tujuannya adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Marhamah (2002) mengemukakan “pendidikan agama sebagai pendidikan umum, khususnya PAI, bertujuan untuk membentuk perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam dalam mewujudkan nilai-nilai moral dan agama sebagai landasan pencapaian tujuan pendidikan umum. Oleh sebab itu pada saat sekarang mata pelajaran PAI mempunyai kedudukan yang sangat penting dan strategis pada tingkat pendidikan dasar, karena pada usia 7 – 15 tahun merupakan usia yang tepat untuk menanamkan dasar-dasar agama Islam, baik yang berkenaan dengan aqidah, ibadah, muamalah maupun akhlak guna mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. Apalagi pada era globalisasi seperti


(9)

sekarang dimana pengaruh-pengaruh dari luar apakah itu yang baik atau yang buruk tersebar di mana-mana, maka pendidikan agama khususnya PAI bisa merupakan alat penyaring bagi para peserta didik kita, sehingga mereka nantinya tidak akan terjerumus kepada hal-hal yang buruk tersebut.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terliput dalam lingkup Al-Qur’an/Hadits, Keimanan, Akhlak, Fiqh/Ibadah, dan Tarikh. Hal ini sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan


(10)

manusia dengan Allah SWT, dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya.

Depdiknas (2001) menjelaskan setelah ditelusuri pendidikan agama menghadapi beberapa kendala, antara lain waktu yang disediakan hanya dua jam mata pelajaran dengan muatan materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pengetahuan hingga watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua siswa.

Wawan S, dkk (2007 : 754) menyatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil pendidikan adalah kualitas guru yang rendah. Hasil studi berskala nasional menunjukan bahwa kemampuan guru SLTP dan SMU dalam memahami aspek-aspek kurikulum dinilai secara rata-rata masih rendah. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru di lapangan terdapat kecenderungan bahwa proses belajar mengajar di kelas berlangsung secara klasikal dan hanya bergantung pada buku teks dengan metode pengajaran yang menitikberatkan proses menghafal dari pada pemahaman konsep. Sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap apa yang diketahui, ditanya dan dibahas oleh guru masih rendah, akibatnya keterampilan intelektual siswa kurang berkembang. Padahal dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007 salah satu butirnya tentang kompetensi guru mata pelajaran dijelaskan bahwa guru hendaknya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran.


(11)

Disisi lain telah terjadi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran, yakni pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (child centered). Saat ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar yang ada, bahkan gurupun harus terus belajar apabila tidak ingin ketinggalan informasi dari siswanya. Munir (2008 : 80) menyatakan bahwa pembelajaran yang berpusat pada peserta didik merupakan pembelajaran yang lebih berpusat kepada kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna. Peserta didik memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi untuk mencapai sasaran yang telah diterapkannya sendiri karena merasa dilibatkan atau diikut sertakan dalam pembelajaran dengan bebas melakukan pencarian informasi tersebut.

Pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik menghasilkan peserta didik yang berkepribadian pintar, cerdas, aktif, mandiri tidak bergantung pada kepada pengajar melainkan kepada dirinya sendiri. Peserta didik merupakan subjek bukan semata-mata objek yang hanya menerima informasi dari pengajar, peserta didik mempunyai peran dan aktivitas yang lebih besar. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi berupa internet memungkinkan bagi siapapun untuk dapat mengakses berbagai informasi dengan lebih cepat tanpa batas waktu.

Kondisi yang seperti di atas tidak jauh berbeda dengan kondisi pembelajaran PAI yang selama ini berlangsung di sekolah menengah pertama yang ada di kota Palopo. Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan didapatkan bahwa kegiatan pembelajaran PAI yang selama ini berlangsung sebagian besar masih menggunakan metode ceramah, guru masih sangat jarang


(12)

memanfaatkan media selain buku dalam kegiatan pembelajaran terlebih lagi media yang berbasis komputer malah belum pernah digunakan sehingga kurang menciptakan situasi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan semangat belajar siswa. Guru belum melakukan inovasi dalam cara mengajar dengan menggunakan berbagai sumber dan media yang lebih bervariasi yang nantinya akan membuat siswa merasa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Begitu juga dengan keterbatasan kemampuan guru agama dan ketersediaan media multimedia pendukung pembelajaran.

Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi memasuki abad ke 21 sebagaian besar peran guru telah dapat digantikan oleh produk teknologi. Komputer misalnya, pada saat ini tidak saja dapat dipergunakan dalam bidang administrasi pendidikan tetapi juga sebagai alat bantu pengajaran. Begitu juga produk-produk teknologi yang lain berupa televisi, cd interaktif, video disc, dan lain-lain.

Pembelajaran PAI di sekolah juga perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pengajaran di kelas. Teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam mewujudkan kreativitas dan keterampilan agar hasil belajar siswa dapat diketahui oleh siswa lain atau orang lain dan pemanfaatan teknologi informasi serta komunikasi adalah untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru dalam rangka mencari gagasan untuk perancangan dan pembuatan benda-benda keterampilan sebagai wujud dan kreativitas siswa.

Adapun pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan adalah : Melihat hasil teman sekelas dan kelas lain


(13)

Melihat pameran keterampilan

Memamerkan hasil keterampilan di majalah dinding

Memasang gambar dan informasi hasil keterampilan di Web sekolah dan Web klub keterampilan

Melihat model-model keterampilan yang memuat teknologi melalui internet

Melihat berbagai CD pembelajaran berbasis komputer yang ada.

Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Maka kedudukan media dalam suatu pembelajaran sangatlah penting (Rusman, 2007).

Multimedia tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan sistem belajar mengajar. Penggunaan multimedia berdampak positif dalam memberikan pembelajaran yang bermakna (meaningful learning). Siswa akan lebih menghayati keseluruhan proses belajar mengajar dengan hadirnya multimedia dalam pembelajaran. Hal ini senada diungkapkan oleh (Abdulhak dan Sanjaya 1995) bahwa penentuan komponen multimedia yang integral dalam sistem belajar mengajar didasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa didapatkan dari pengalaman yang diorganisir, dari mulai pengalaman langsung yang menungkinkan pengetahuan semakin konkrit sampai pengalaman yang hanya diperoleh melalui bahasa dan tidak langsung (abstrak).


(14)

Menurut Husen, T (1988) peran guru dalam perspektif ke depan akan berkurang, karena sebagian tugas dan peran guru telah tergantikan oleh media elektronik modern, maka tugas guru dapat berbentuk perencanaan, bantuan dan evaluasi terhadap kemajuan para siswa-siswanya. Tugas guru selanjutnya hanyalah menciptakan suasana belajar yang seefektif mungkin. Demikian halnya dengan pandangan Langgulung (2004) bahwa paradigma baru guru bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sabagai fasilitator dan motivator dalam pengajaran.

Memperhatikan uraian di atas, dapat digambarkan bahwa masih banyak persoalan yang timbul dalam proses pembelajaran di sekolah. Salah satu permasalahan tersebut adalah terkait dengan penggunaan media pembelajaran, terutama media pembelajaran yang berbasis komputer dan pemanfaatan laboratorium komputer yang ada di sekolah . Untuk itu dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah media interaktif berbasis komputer pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang nantinya media tersebut dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dimana pembelajaran tersebut akan membuat siswa menjadi aktif, kreatif dan mandiri serta membuat pembelajaran lebih menyenangkan dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium komputer yang ada di sekolah. Media interaktif berbasis komputer ini didesain dengan melihat karakteristik siswa menengah pertama yang disesuaikan dengan lingkungan dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah menengah pertama . Sehingga nantinya media interaktif berbasis komputer tersebut nantinya akan sangat cocok dan tepat digunakan serta sesuai dengan kebutuhan siswa yang pada gilirannya menciptakan


(15)

pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa di sekolah menengah pertama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang masalah dan supaya ruang lingkup penelitian tidak meluas, diperlukan pembatasan permasalahan. Mengingat kondisi pembelajaran PAI yang selama ini berlangsung di sekolah menengah pertama Kota Palopo cenderung konvensional dan kurang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Agar pembelajaran menjadi berpusat pada siswa dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah media intraktif berbasis komputer yang akan digunakan pada pembelajar PAI, mengingat media interaktif berbasis komputer pada mata pelajaran PAI bisa menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah pertama Kota Palopo. Dengan demikian rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Media interaktif berbasis komputer yang bagaimana yang

tepat digunakanan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama ?.”

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :


(16)

1. Bagaimana kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang selama ini berlangsung di Sekolah Menengah Pertama yang meliputi ?

a. Bagaimana kegiatan dan pandangan siswa selama pembelajaran ? b. Bagaimana kegiatan guru selama pembelajaran ?

c. Bagaimana ketersediaan fasilitas belajarnya ?

d. Bagaimana ketersediaan waktu untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam ?

2. Bagaimana desain media interaktif berbasis komputer pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi ?

a. Bagaimana perencanaan bahan ajar (model media interaktifnya) ? b. Bagaimana pengembangan bahan ajar (model media inetraktifnya) ? 3. Bagaimana implementasi media interaktif berbasis komputer dan hasil yang

dicapai siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi ? a. Bagaimana kegiatan dan pendapat siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan media interaktif berbasis komputer ?

b. Bagaimana pendapat guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis tersebut ?

c. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer ?

d. Bagaimana kualitas hasil belajar siswa setelah menggunakan media interaktif berbasis komputer ?

4. Bagaimana faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan media interaktif berbasis komputer pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?


(17)

a. Bagaimana faktor pendukung dalam pengembangan media interaktif berbasis komputer pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?

b. Bagaimana faktor penghambat dalam pengembangan media interaktif berbasis komputer pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?

D. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Tuckman (1972) adalah definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diamati dari apa yang didefinisikan. Definisi operasional dalam penelitian sangat bermanfaat terutama dalam mendeskripsikan judul mengenai sasaran yang akan kita teliti. Untuk memperjelas arah penelitian dan menghindari kesalahan dalam penafsiran istilah yang digunakan dalam pokok masalah, maka perlu dikemukakan definisi operasionalnya sebagai berikut :

1. Media interaktif berbasis komputer dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk CD interaktif dan dijalankan dengan bantuan komputer, dirancang dalam bentuk materi yang diisi dengan gambar-gambar dan juga disertai soal-soal untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan. Interaktif dalam penelitian ini bermakna program dapat memberikan umpan balik terhadap respon/pekerjaan siswa.

2. Aktivitas belajar siswa

Kegiatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara


(18)

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang (Wina Sanjaya, 2006).

E. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di tingkat sekolah menengah pertama yang ada sekarang ini.

2. Menghasilkan suatu desain media interaktif berbasis komputer yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah pertama.

3. Memperoleh bentuk kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan media interaktif berbasis komputer yang berdampak pada peningkatan aktivitas belajar siswa yang nantinya akan menuju pada peningkatkan kualitas hasil belajar.

4. Mengkaji faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan media interaktif berbasis komputer pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini baik secara teoretis maupun praktis adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoretis

a. Untuk mengembangkan konsep pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer.


(19)

b. Pengembangan konsep pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar.

2. Manfaat praktis a. Guru

Bagi para guru Pendidikan Agama Islam sebagai pencerahan/wahana baru dalam pemanfaatan media pembelajaran di sekolah, sehingga pengajaran akan lebih bervariasi dan lebih menarik.

b. Siswa

Menimbulkan semangat belajar bagi siswa, karena siswa diberikan alternatif yang baru dalam kegitan pembelajaran dan juga untuk membangkitkan minat siswa terhadap teknologi informasi.

c. Sekolah

Sebagai wahana untuk meningkatkan mutu guru dan siswa melalui kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media tersebut.

d. Pengembang kurikulum

Sebagi salah satu bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan teknologi dan pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran di kelas.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan penelitian yanga digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan

(Research and Development), yang mengacu kepada pada teori Borg & Gall

(1983). Menurut (Sukmadinata, 2007) Research and Development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware) seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupu model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen dan lain-lain. Maka untuk itulah kenapa peneliti memilih pendekatan research and

development sebab penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan media

interaktif yang nantinya akan digunakan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Selanjutnya Borg & Gall (1983) mengemukakan langkah-langkah umum dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan sebagai berikut :


(21)

1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan

informasi) Termasuk di dalamnya review literature, observasi kelas, dan membuat persiapan laporan.

2. Planning (perencanaan)

Termasuk di dalamnya menetapkan tujuan , menentukan ututan pembelajaran, dan uji kelaikan dalam skala kecil.

3. Develop preliminary form of product (mengembangkan bentuk produk

pendahuluan)

Termasuk di dalamnya persiapan materi belajar, buku-buku yang digunakan dan evaluasi.

4. Preliminary field testing (uji coba pendahuluan)

Melibatkan sekolah dalam jumlah terbatas. Dalam hal ini dilakukan analisis data berdasarkan kuesioner, hasil wawancara, dan observasi. 5. Main product revision (revisi untuk menghasilkan produk utama)

Didasarkan atas hasil ujicoba pendahuluan. 6. Main field testing (uji coba utama)

Melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak. Data kuantitatif berupa pretest dan posttest memungkinkan hasil tersebut dibandingkan hasil evaluasi kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

7. Operational product revision (revisi untuk menghasilkan produk

operasional)


(22)

8. Operational field testing (uji coba operasional)

Melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak. Pada langkah ini dikumpulkan data angket, observasi dan hasil wawancara untuk kemudian dianalisis.

9. Final product revision (revisi untuk menghasilkan produk terakhir)

Berdasarkan hasil uji coba operasional.

10.Dissemination and distribution (disseminasi dan distribusi)

Pada langkah ini dilakukan monitoring terhadap kontorl terhadap kualitas produk.

Pelaksanaan penelitian ini akan dibatasi hanya sampai dengan langkah ke 7 (tujuh) yaitu dihasilkannya model setelah mengalami dua kali uji coba lapangan (langkah 4 dan 6). Seperti yang dijelaskan oleh Sukmadinata (2007:184) bahwa secara garis besar langkah penelitian pengembangan dan pengembangan dalam teori Borg dan Gall dimodifikasi dalam tiga tahap yaitu 1) studi pendahuluan, 2) pengembangan model dan 3) uji model.

Secara skematis, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan pada gambar di bawah ini :


(23)

Gambar 3.1

Langkah-langkah penelitian

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah sekolah – sekolah menengah pertama yang ada di Kota Palopo. Media interaktif ini nantinya diproyeksikan untuk menjadi alternatif bagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian agar hasil yang diperolah representatif sehingga dapat digunakan di sekolah manapun, mengingat ketersediaan sarana dan prasarana komputer yang terbatas pada sekolah di Kota Palopo, maka sekolah yang dipilih pada penelitian berdasarkan ketersediaan sarana dan prasarana tersebut.

Studi Pendahuluan Perencanaan dan

Penyusunan Model

Uji Lapangan Model

Studi literatur : • Teori

• Metode penelitian

• Hasil penelitian

terdahulu

Studi lapangan

• Kegiatan

pembelajaran

• Penggunaan media

• Faktor pendukung/

penghambat

Perencanaan model:

• Tujuan

• Materi pelajaran • Urutan kegiatan Penyusunan draft awal model :

• Bahan

• Media

• Alat evaluasi

• Uji lapangan

terbatas

• Perbaikan draft

model

• Uji lapangan lebih luas

• Perbaikan model

Hasil kajian literatur dan studi lapangan

Draft awal model yang siap untuk diuji coba

Model yang telah diuji coba


(24)

Penelitian ini yang menjadi subyek penelitiannya adalah siswa kelas VIII pada Sekolah Menengah Pertama, disamping itu juga komponen lainnya yang ada di sekolah menengah pertama seperti, sarana dan prasarana atau fasilitas lainnya yang diperlukan dalam jenjang pencarian informasi dalam penelitian.

Dengan tetap mempertimbangkan karakteristik, homogenitas dan heteregonitas sekolah-sekolah menengah pertama yang ada di Kota Palopo, termasuk memperhatikan keterbatasan yang ada, maka penelitian ini difokuskan pada hal-hal sebagai berikut :

1. Siswa yang diteliti pada uji coba lapangan terbatas pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kota Palopo. 2. Siswa yang diteliti pada uji coba lapangan lebih luas pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada sekolah-sekolah menengah pertama yang telah dipilih berdasarkan peringkat: baik, sedang, kurang berdasarkan data dari Dinas Pendidikan yang ada di Kota Palopo dan dari opini masyarakat. Adapun sekolah-sekolah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1

Kategori Sekolah Menengah Pertama untuk uji coba luas

No. Nama Sekolah Kategori Ket.

1 SMP Negeri 1 Palopo Tinggi

2 SMP Negeri 8 Palopo Sedang


(25)

3. Penelitian ini dilakukan selama semester kedua tahun pelajaran 2008/2009.

C. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini , antara lain :

1. Kuesioner

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang berhubungan dengan kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ketersediaan waktu untuk pembelajaran PAI, ketersediaan sarana dan prasarana, penggunaan media pembelajaran, pandangan guru dan siswa terhadap media interaktif yang digunakan dan juga untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan faktor-faktor pendukung dan penghambat penggunaan media serta data mengenai tingkat ketercapaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Menengah Pertama.

2. Wawancara

Digunakan untuk mengantisipasi belum terjaringnya data atau informasi yang diharapkan dari hasil kuesioner.

3. Observasi

Digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan proses aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PAI dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer di dalam kelas.


(26)

4. Studi Dokumentasi

Digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terdapat dalam dokumen. 5. Tes.

Digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif berbasis komputer.

D. Analisis Data

Data - data dikumpulkan melalui berbagai alat pengumpul data, dan selanjutnya data tersebut dikelola dan dianalisa dengan mengunakan:

1. Data kualitatif dianalisa dengan diuraikan secara deskriptif sesuai dengan hasil observasi, wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui kuesioner dalam bentuk deskriptif presentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase dari masing-masing subyek adalah :

∑ (jawaban x bobot tiap pilihan

Presentase = X 100% n x bobot tertinggi

2. Data kuantitatif dianalisa statistik dengan menggunkan bantuan spss versi 13 yang digunakan untuk menganalisis data tentang kualitas hasil belajar siswa. Skor hasil pretest dan posttest siswa pada setiap siklus, hasil posttest setiap siklus setelah menggunakan media interaktif berbasis komputer pada tiap sekolah dan perbedaan hasil test sebelum


(27)

menggunakan model dengan sesudah menggunakan model dianalisa dengan menggunakan uji-t (uji perbedaan). Jika nilai t hitung > t tabel pada taraf signifikansi 95% berarti ada perbedaan yang signifikan antara dua nilai rata-rata yang diuji. Pengumpulan dan penganalisian data dilakukan selama proses penelitian berlangsung (tahap perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan) prosedur yang dilakukan dalam analisis data ini meliputi analisis data, refleksi dan tindakan.

E. Prosedur Penelitian

Mengacu kepada langkah-langkah yang sudah disebutkan sebelumnya dengan beberapa penyesuaian serta keterbatasan yang ada, maka langkah-langkah yang yang dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pendahuluan, mencakup kegiatan :

a. Studi literatur (kajian teoretis) meliputi, bidang ilmu dan metode penelitian.

b. Studi lapangan meliputi, memotret kondisi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sedang berlangsung di sekolah dan model yang akan dikembangkan.

2. Perencanaan dan penyusunan model, mencakup :

a. Perencanaan model, meliputi : tujuan, materi pelajaran PAI (binatang yang halal dan haram) dan urutan kegiatan.

b. Pembuatan flowchart dengan materi binatang yang halal dan haram, yang merupakan diagram alur penyajian bahan ajar .


(28)

c. Pembuatan storyboard dengan materi binatang yang halal dan haram, mengembangkan desain multimedia interaktif berbasis komputer yang sesuai dengan bahan ajar materi makanan yang halal dan haram dan

flowchart.

d. Penyusunan draft awal model, pengembangan multimedia interaktif berbasis komputer (binatang yang halal dan haram) dengan pembuatan animasi, audio, dan alat evaluasi.

3. Uji lapangan model

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : a. Uji lapangan skala terbatas

Melakukan uji coba model berupa CD multimedia interaktif berbasis komputer (binatang halal dan haram) dalam skala kecil yaitu di sekolah menengah pertama negeri 3 Kota Palopo.

b. Revisi hasil uji terbatas

Melakukan revisi berdasarkan hasil uji skala terbatas berdasarkan masukan dari guru yang difokuskan untuk pengembangan dan penyempurnaan produk.

c. Uji lapangan skala lebih luas

Melakukan uji coba CD multimedia interaktif berbasis komputer (binatang hala dan haram) pada skala lebih luas untuk menghasilkan multimedia yang diharapkan dan dilaksanakan pada beberapa sekolah menengah pertama yang telah ditentukan sebelumnya.


(29)

e. Perbaikan model

Melakukan perbaikan model berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilakukan.

F. Jadwal Kegiatan

Tabel 3.2 Jadwal kegiatan

N

O Nama Kegiatan

W a k t u

2008 2009 Ket

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

1 Penyusunan Proposal *

2 Diskusi Proposal * *

3 Studi Hasil Penelitian Terdahulu *

4 Penyusunan draft awal

model * * *

5 Uji coba terbatas *

6 Uji coba Luas *

7 Membuat draft Laporan *

8 Diskusi Draft Laporan *

9 Penyempurnaan Laporan Penelitian


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran PAI yang berlangsung di SMP yang berkaitan dengan penggunaan media interaktif berbasis komputer yang meliputi :

a. Minat siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer sudah sangat baik dan selama mengikuti pembelajaran mereka memahami materi yang diberikan. Meskipun tingkat penguasaan siswa terhadap komputer berbeda-beda, tetapi tidak menjadi halangan dengan adanya bimbingan dari tutor dan teman sebaya yang penguasaan komputernya lebih baik.

b. Para guru sudah mampu membuat rencana pembelajaran, mereka mengetahui secara teoretis bahwa pembelajaran bertujuan agar siswa berpikir kreatif, dan dapat memahami konsep, prinsip dan strategi. Guru memahami bahwa penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri. Meskipun para guru masih sangat jarang menggunakan media pembelajaran selain buku paket, apalagi media yang berbasis komputer bahkan belum pernah digunakan .


(31)

c. Ketersediaan komputer pada tiap sekolah dengan spesifikasi yang sesuai masih terbatas untuk tiap sekolah, sedangkan media interaktif berbasis komputer sama sekali belum tersedia di sekolah.

d. Waktu yang diperuntukkan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Iskam di sekolah sudah mencukupi.

2. Perencanaan dan Pengembangan media interaktif berbasis komputer untuk pembelajaran PAI terdiri atas beberapa tahapan yaitu :

a. Perencanaan terdiri dari :

Analisis konsep pengembangan bahan ajar digital

Flowchart view pengembangan bahan ajar Storyboard multimedia interaktif

b. Pengembangan multimedia interaktif

Pertama, menyiapkan elemen-elemen yang diperlukan. Kedua, membuat

tampilan-tampilan yang ada dalam media tersebut. Ketiga, pengisian audio yang berkaitan dengan materi yang ada dalam media tersebut. Keempat, pengemasan dalam bentuk CD yang kemudian dilanjutkan dengan instal media tersebut ke dalam komputer yang akan dipergunakan dalam peroses pembelajaran.

3. Implementasi penggunaan media interaktif berbasis komputer pada pembelajaran PAI didasarkan pada beberapa indikator yakni :

a. Tanggapan siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer, dimana para siswa merasa tertarik selam proses pembelajaran berlangsung, tidak mengalami


(32)

kebosanan dan meningkatkan aktivitas belajaranya dan berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa.

b. Tanggapan guru selama pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer sudah baik, dimana selama proses pembelajarn berlangsung yang menggunakan media interaktif berbasis komputer mmapu menciptakan pembelajaran secara lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Mereka melihat proses pembelajaran dapat berlangsung secara mandiri dalam bimbingannya.

c. Hasil observasi yang dilakukan terjadi peningkatan aktivitas belajar dari siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada siswa setelah mereka mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbasis tanggapan meraka sebagian besar menyatak bahwa dengan menggunakan media interaktif berbasis komputer dapat meningkatkan aktivitas belajar mereka.

d. Terhadap kualitas hasil belajar para siswa setelah dilakukaan tes terjadi peningkatan kualitas hasil belajar siswa sebelum menggunakan media interaktif berbasis komputer dan setelah menggunakan media interaktif berbasis komputer selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Pengembangan media interaktif berbasis komputer ini mendapat dukungan penuh dari guru, siswa dan sekolah tempat dilaksanakannya penelitian.


(33)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pad bab sebelumnya terdapat beberapa rekomendasi dari penulis sebagai berikut :

a. Media interaktif berbasis komputer pada pembelajaran PAI yang dikembangkan membuat para siswa dapat belajar lebih aktif dan memanfaatkan fasilitas komputer secara mandiri. Para siswa dapat menyesuaikan dirinya sesuai dengan daya serap dan kemampuan menguasai materi pelajaran secara lebih efektif.

b. Sekolah hendaknya memiliki laboratorium komputer dengan kualifikasi dan spesifikasi yang sesuai dan jumlah komputer yang tersedia sesuai dengan jumlah siswa yang ada tiap kelas.

c. Tenaga pengajar hendaknya mampu mengoperasikan komputer, sehingga tenaga pengajar tersebut mampu membimbing siswa dalam mengoperasikan komputer pada pelaksanaan pembelajaran

d. Kepada instansi terkait hendaknya sering mengadakan pelatihan-pelatihan kepada para guru di sekolah, apakah itu pengetahuan tantang komputer ataupun tentang media pembelajaran.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak (2000) Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Andira.

Abdulhak, Ishak (2006). Rancang Bangun Konsep Teknologi Pendidikan. Makalah Workshop Pengembangan Teknologi Pendidikan Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Abdulhak, I dan Sanjaya W (1995). Multimedia Pendidikan. Bandung : Pusat Pelayanan dan Pengembangan Multimedia Pendidikan IKIP.

AECT. (1977). The Defenition of Educational Technology. Washington : Association for Educational Communication ang Technology.

Bell-Gredler, ME (1986). Learning and Instruction : Theory into Practice. New York : Mac Millan Publishing Company.

Borg, W.R & Gall, M.D (1983). Educational Research An Introduction. Forth ed. New York & London: Longman.

Depdiknas (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran PAI Sekolah

Dasar. Jakarta: Puskur-Balitbang Depdiknas.

Dick, W. and Carey, L. (1990). The Systematic Design of Instruction (Third ed). United States of /america: Harper Collins Publishers.

Djahiri, A. Kosasih (1990). Teori Keterampilan Belajar dan Mengajar Menuju

Guru Inkuiri yang Reaktif. Bandung : Laboratorium Pengajaran PMP IKIP

Bandung.

Faojin.M.H. (2008) Pengembangan Multi Media Pembelajaran Interaktif Mata

Pelajaran Fiqih Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis SPS UPI


(35)

Gagne (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction (fourth ed). New York : Holt, Rinehart and Winston.

Gagne, Robert M. Dan Briggs, and Leslie J (1979). Principles of Instructional

Design, (second ed). New York : Holt, Pinehart and Winston.

Hamalik, Oemar (2001). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Hasan, S. Hamid (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Depdikbud.

Heinich, R., Molenda, M., dan Russel, J. D. (2005). Instructional Media and

Media Learning. New York : John Wiley & Sons.

Husen, Torsten (1988). Masyarakat Belajar. Terjemahan P.Surono Hargosewono dan Yusuf Hadimoarso. Jakarta : Rajawali Press.

Ivers & Baron (2002). Multimedia Project in Education : Designing Producing

and Assesing. London : Kogan Page Limited.

Joice, B. & Weil, M. (1986). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Koesnandar, Ade. (2006). Guru Dan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://www.smuha-yog.sch.id/in/modules.php?name=News&file=article&sid=101. [20

Desember 2008].

Langgulung, Hasan (2004). Manusia dan Pendidikan Suatu analisa Psikologi

Filsafat dan Pendidikan. Jakarta : Pustaka Al-Husna.

Marhamah (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kelompok (Cooperative

Learning) Pada PAI Sekolah Dasar. Tesis pada SPS UPI: Tidak diterbitkan.


(36)

Miarso, Y (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media

Molenda, Heinich Russel (1982). Instructional Media and The New Technology of

Instruction. John Wiley & Son, Canada.

Munir dan Zairian, Halimah Badioze. (2001). Metodologi Pengembangan

Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus terhadap Proyek: Multimedia In Education for Literacy (A1EL), Universiti Kebangsaan MaLaysia.

Mimbar Pendidikan, No. 2 tahun XXI. Bandung: UPI.

Munir (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informsi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

Nasikin M, Nurcholis H dan Mafrukhi. (2007). Ayo Belajar Agama Islam SMP jilid

2 untuk Kelas VIII. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Oliva, P.F. (1992). Developing The Curriculum. New York: Harper Collins Publ.

Pandji. (2006). Prinsip Pengembangan Media Pendidikan - Sebuah Pengantar. [Online].Tersedia:http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/03/21/prin

sip-pengembangan-media-pendidikan-sebuah-pengantar/ [20 Desember

2008].

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Bandung: Fokusmadia.

Print, M. (1993) Curriculum Development and Design. Australia: Allen & Unwin Pty. Ltd.

Reilgelluth, C.M. (1983). Instructional Design Theorie and Models. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.


(37)

Rusman (2007). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk

Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata pelajaran Matenatika di Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi SPS UPI Bandung. Tidak

dipublikasikan.

Rusman (2009). Manajemen kurikulum (Seri manajemen Sekolah Bermutu). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Rusyan, A. Tabrani et. al (1996). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sagala (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran : untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek

Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Seels, B and Glasgow, Z (1990). Exercises in Instructional Design. Colombus, OH : Merrill Publishers.

Silberman, Mel (2001). Active Learning. Yogyakarta : Yappendis.

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukandi U, et. al (2001). Belajar Aktif dan Terpadu. Jakarta : The British Council.

Sukmadinata, Nana Syaodih (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(38)

Sukmadinata.N.S (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi Bandung : Kesuma karya.

Tuckman, B.W (1978). Conducting Educational Research. London: Harcourt Brace Javanovich Publisher.

Tyler, R.W (1980). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago and London : The University of Chicago Press.

Udin Syaefuddin Sa’ud dan Mulyani Sumantri ( 2007 ). Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan. Penyunting Muh Ali, R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Djudju Sudjana, Waini Rasyidin. Bandung : Pedagogiana Press.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia

Wawan S, dkk (2007) Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung. Pedagogiana Press.


(1)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pad bab sebelumnya terdapat beberapa rekomendasi dari penulis sebagai berikut :

a. Media interaktif berbasis komputer pada pembelajaran PAI yang dikembangkan membuat para siswa dapat belajar lebih aktif dan memanfaatkan fasilitas komputer secara mandiri. Para siswa dapat menyesuaikan dirinya sesuai dengan daya serap dan kemampuan menguasai materi pelajaran secara lebih efektif.

b. Sekolah hendaknya memiliki laboratorium komputer dengan kualifikasi dan spesifikasi yang sesuai dan jumlah komputer yang tersedia sesuai dengan jumlah siswa yang ada tiap kelas.

c. Tenaga pengajar hendaknya mampu mengoperasikan komputer, sehingga tenaga pengajar tersebut mampu membimbing siswa dalam mengoperasikan komputer pada pelaksanaan pembelajaran

d. Kepada instansi terkait hendaknya sering mengadakan pelatihan-pelatihan kepada para guru di sekolah, apakah itu pengetahuan tantang komputer ataupun tentang media pembelajaran.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak (2000) Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Andira.

Abdulhak, Ishak (2006). Rancang Bangun Konsep Teknologi Pendidikan. Makalah Workshop Pengembangan Teknologi Pendidikan Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Abdulhak, I dan Sanjaya W (1995). Multimedia Pendidikan. Bandung : Pusat Pelayanan dan Pengembangan Multimedia Pendidikan IKIP.

AECT. (1977). The Defenition of Educational Technology. Washington : Association for Educational Communication ang Technology.

Bell-Gredler, ME (1986). Learning and Instruction : Theory into Practice. New York : Mac Millan Publishing Company.

Borg, W.R & Gall, M.D (1983). Educational Research An Introduction. Forth ed. New York & London: Longman.

Depdiknas (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran PAI Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur-Balitbang Depdiknas.

Dick, W. and Carey, L. (1990). The Systematic Design of Instruction (Third ed). United States of /america: Harper Collins Publishers.

Djahiri, A. Kosasih (1990). Teori Keterampilan Belajar dan Mengajar Menuju Guru Inkuiri yang Reaktif. Bandung : Laboratorium Pengajaran PMP IKIP Bandung.

Faojin.M.H. (2008) Pengembangan Multi Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Fiqih Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Tesis SPS UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.


(3)

Gagne (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction (fourth ed). New York : Holt, Rinehart and Winston.

Gagne, Robert M. Dan Briggs, and Leslie J (1979). Principles of Instructional Design, (second ed). New York : Holt, Pinehart and Winston.

Hamalik, Oemar (2001). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Hasan, S. Hamid (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Depdikbud.

Heinich, R., Molenda, M., dan Russel, J. D. (2005). Instructional Media and Media Learning. New York : John Wiley & Sons.

Husen, Torsten (1988). Masyarakat Belajar. Terjemahan P.Surono Hargosewono dan Yusuf Hadimoarso. Jakarta : Rajawali Press.

Ivers & Baron (2002). Multimedia Project in Education : Designing Producing and Assesing. London : Kogan Page Limited.

Joice, B. & Weil, M. (1986). Models of Teaching. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Koesnandar, Ade. (2006). Guru Dan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://www.smuha-yog.sch.id/in/modules.php?name=News&file=article&sid=101. [20

Desember 2008].

Langgulung, Hasan (2004). Manusia dan Pendidikan Suatu analisa Psikologi Filsafat dan Pendidikan. Jakarta : Pustaka Al-Husna.

Marhamah (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kelompok (Cooperative Learning) Pada PAI Sekolah Dasar. Tesis pada SPS UPI: Tidak diterbitkan.


(4)

Miarso, Y (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media

Molenda, Heinich Russel (1982). Instructional Media and The New Technology of Instruction. John Wiley & Son, Canada.

Munir dan Zairian, Halimah Badioze. (2001). Metodologi Pengembangan Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus terhadap Proyek: Multimedia In Education for Literacy (A1EL), Universiti Kebangsaan MaLaysia. Mimbar Pendidikan, No. 2 tahun XXI. Bandung: UPI.

Munir (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informsi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta.

Nasikin M, Nurcholis H dan Mafrukhi. (2007). Ayo Belajar Agama Islam SMP jilid 2 untuk Kelas VIII. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Oliva, P.F. (1992). Developing The Curriculum. New York: Harper Collins Publ.

Pandji. (2006). Prinsip Pengembangan Media Pendidikan - Sebuah Pengantar. [Online].Tersedia:http://teknologipendidikan.wordpress.com/2006/03/21/prin

sip-pengembangan-media-pendidikan-sebuah-pengantar/ [20 Desember

2008].

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Fokusmadia.

Print, M. (1993) Curriculum Development and Design. Australia: Allen & Unwin Pty. Ltd.

Reilgelluth, C.M. (1983). Instructional Design Theorie and Models. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.


(5)

Rusman (2007). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata pelajaran Matenatika di Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi SPS UPI Bandung. Tidak dipublikasikan.

Rusman (2009). Manajemen kurikulum (Seri manajemen Sekolah Bermutu). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Rusyan, A. Tabrani et. al (1996). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sagala (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran : untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, Wina (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Seels, B and Glasgow, Z (1990). Exercises in Instructional Design. Colombus, OH : Merrill Publishers.

Silberman, Mel (2001). Active Learning. Yogyakarta : Yappendis.

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukandi U, et. al (2001). Belajar Aktif dan Terpadu. Jakarta : The British Council.

Sukmadinata, Nana Syaodih (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Sukmadinata.N.S (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi Bandung : Kesuma karya.

Tuckman, B.W (1978). Conducting Educational Research. London: Harcourt Brace Javanovich Publisher.

Tyler, R.W (1980). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago and London : The University of Chicago Press.

Udin Syaefuddin Sa’ud dan Mulyani Sumantri ( 2007 ). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Penyunting Muh Ali, R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Djudju Sudjana, Waini Rasyidin. Bandung : Pedagogiana Press.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia

Wawan S, dkk (2007) Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung. Pedagogiana Press.