IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta

(1)

commit to user

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU

SURAKARTA

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu

Surakarta)

Disusun oleh : ROOSDIANA ERIKA F

D1207550

Skripsi

Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Oleh :

ROOSDIANA ERIKA F D1207550

Disetujui Dosen Pembimbing untuk diuji,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si Drs. Subagyo, SU


(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Rabu

Tanggal : 03 November 2010

Panitia Penguji :

1. Ketua : Drs. Nuryanto, M. Si ( ... )

NIP. 19490831 297802 1 001

2. Sekretaris : Dra. Tanti Hermawati S.Sos., M. Si ( ... )

NIP. 196902017 1995 12 1 001

3. Penguji 1 : Drs. Surisno Satrijo U.,M. Si ( ... )

NIP. 19500926 198403 1 001

4. Penguji 2 : Drs. Subagyo, S.U ( ... )

NIP. 19520917 198003 1 001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Drs. H. Supriyadi. SN.,SU 19530128 198103 1 001

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET


(4)

commit to user

iv Motto

· Bekerja dengan keraguan adalah bekerja untuk kegagalan.

· Keberhasian adalah buah dari proses yang berliku, seseorang tidak akan mengecap indahnya keberhasilan tanpa menjalani suatu proses.


(5)

commit to user

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Hasil karyaku ini aku persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada :

· Jesus Christ atas berkat berkah dan anugerah yang selalu melimpah padaku.

· Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan dukungan, baik moral dan spiritual.

· Kakak- kakakku yang selalu memberikan aku support

· Keluarga besarku yang telah memberikan semangat buatku.

· Rekan-rekan kuliah yang sama-sama telah berjuang


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul :IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis haturkan kepada :

1. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si dan Drs. Subagyo, SU, selaku Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

2. Dr. Sugandi Harjanto, SpB selaku Direktur dan Dr. Ari Dartoko selaku Manager Personalia, Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang semaksimal mungkin dapat di pahami dan di mengerti oleh penulis.

3. Ayah dan Ibuku tercinta terima kasih atas segala doa dan dukungannya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sesuai dengan keinginan.


(7)

commit to user

vii

4. Kakak- kakak yang senantiasa membimbing hingga selesainya skripsi ini serta kasih sayang kakak yang mampu membesarkan hati.

5. Teman-teman semua di Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstensi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari kesempurnaan, skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kecacatan, masih banyak yang perlu digali dan diungkap agar dapat memberikan manfaat untuk pembacanya. Dengan kebesaran hati penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Surakarta, September 2010 Penulis


(8)

commit to user

viii ABSTRAK

ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.

Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.

Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian yang terlibat didalam Rumah Sakit Ibu Surakarta. Teknik Pengumpulan Data menggunakan observasi, interview dan studi pustaka. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Teknik analisis data menggunakan kualitatif interaktif.\

Penelitian ini menggunakan Grand Teori dari Pace and Faules, yang menjelaskan iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi persepsi mengenai peran dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan Keperawatan menggunakan komunikasi terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di mana ketiga kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik. Iklim komunikasi organisasi di bagian Penunjang Medis bersifat terbuka. Tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan. Iklim komunikasi organisasi di bagian Umum menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT), partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di tiap-tiap bagian umum, dan sudah berjalan dengan baik.


(9)

commit to user

ix ABSTRACT

ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. Climate Effective Communication In Organizations In Improving The Performance Of Employees In Public Hospital “Kasih Ibu” Surakarta

The purpose of this study is to investigate the influence of organizational communication climate Kasih Ibu Hospital Surakarta in improving the performance of staff and employees.

Performance level of employees in the company can be sourced from a variety of things such as wages or salaries of employees that are considered important as a major factor. Not only salary is needed by the employees but the factors to gain a sense of security, good relationships between superiors and subordinates, and support to meet the expectations and this is often referred to as organizational climate.

The research method using descriptive qualitative research. Samples taken from sources deemed to know the true from the population. In this sampling writers have someone who can be accounted for from the results of research that is employee and a supervisor or department head involved in the Mother's Hospital Surakarta. Data collection using observation techniques, interview and literature study. Triangulation technique used was triangulation with the source. Qualitative analysis using interactive. \

This research utilize main theory from Pace and Faules what does word climatic communication organisationaling to constitute perceptions about roles and scene that is engaged order that happening deep organizational.

The results showed that the organizational communication climate by Kasih Ibu Hospital Surakarta in the Medical and Nursing uses open communication and implemented in three ways, namely a briefing, employee participation and cooperation among employees in which all three activities are already going well. Organizational communication climate at the Medical Support is open. Three main activities, namely meetings, employee participation and cooperation among employees. Organizational communication climate in the General section using the communication is open and implemented in three ways, namely a techie Guidance Meeting (RBT), employee participation and cooperation among employees in each and every part of the public, and has been running well.


(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Tinjauan Pustaka ... 5

F. Definisi Konsep... 31

G. Implementasi Konsep... 31

H. Metodologi Penelitian ... 32

BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perkembangan RS Kasih Ibu Surakarta ... 39


(11)

commit to user

xi

B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto... 42 C. Struktur Organisasi ... 43 D. Jenis Layanan Kesehatan ... 47 BAB III. PENYAJIAN DATA

A. Identitas Subyek Penelitian ... 59 B. Data tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja

Karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta... 60 BAB IV. ANALISIS DATA

A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian

Medis dan Keperawatan ... 90

B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian

Penunjang Medis ... 93

C. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian

Umum... 96 BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 104 B. Saran-Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1. STRUKTUR ORGANISASI ………. 46


(13)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/ organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/ karyawan.

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Di dalam masyarakat modern, kelompok disebut juga dengan organisasi. Secara individual masing-masing orang mempunyai keinginan, kebutuhan fisik ekonomi, politis dan sebagainya yang secara sadar atau tidak sadar akan berusaha untuk memenuhinya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia memerlukan suatu organisasi karena


(14)

commit to user

ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dicapai tanpa melalui organisasi. Dengan kata lain mereka memasuki suatu organisasi karena di satu sisi untuk memenuhi tujuan dan keinginannya, sedangkan disisi lain organisasi juga mempunyai tujuan yang hanya bisa dicapai jika bekerja sama dengan individu-individu atau para anggotanya dan melalui komunikasilah hal tersebut dapat terwujud.

Penempatan komunikasi sebagai satu bagian yang penting baru terjadi saat orang menyadari bahwa komunikasi sangat dibutuhkan dan mampu menunjang bagian-bagian yang lain. Kemampuan komunikasi dapat kita lihat melalui bagaimana kuatnya iklim komunikasi untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Sebuah kelompok dalam perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan interaksi sosial yang mana dalam sebuah interaksi terjadi hubungan komunikasi yang satu dengan yang lainnya baik itu dengan internal perusahaan maupun publik masyarakat umum. Dengan dasar yang demikian komumikasi selalu terjadi antar bagian-bagian yang terjalin dalam suatu perusahaan. Untuk menjaga kehormanisan komunikasi terhadap bagian-bagian yang terjadi dalam sebuah perusahaan maka komunikasi sangat penting sekali digunakan supaya tidak kesinambungan antar bagian.

Rumah sakit sebagai organisasi yang menyediakan pelayanan kesehatan memiliki karakteristik yang tidak sama dengan organisasi lainnya. Adanya karakteristik tersebut menyebabkan iklim komunikasi organisasi yang ada di rumah sakit berbeda dengan organisasi lainnya, terutama pada tenaga medis dan non medis yang ada di rumah sakit. Fungsi yang paling utama


(15)

commit to user

dalam pelaksanaan tugas karyawan dalam unit kerja adalah fungsi pelayanan dalam Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta maka orientasi manajemen harus berfokus pada pelanggan. Karena Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat kota Surakarta, maka konteks seharusnya adalah bahwa arah pelaksanaan tugas karyawan adalah memberikan pelayanan pada pelanggan, baik internal maupun eksternal.

Karyawan harus memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin di dalam pemberian pelayanan kepada pasien ataupun keluarga pasien, di mana karyawan dituntut untuk bekerja profesional meskipun ada karyawan yang sedang mengalami persoalan tetapi tidak sampai di bawa ke dalam pekerjaan, karena bukan tidak mungkin lembaga memperoleh citra yang buruk dari pelanggan karena pelayanan yang tidak menyenangkan dari karyawannya.

Di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan iklim komunikasi formal yaitu dimana komunikasi formal terjadi antara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dari kewenangan tersebut merupakan sistem urat saraf yang menyediakan saluran-saluran dimana prosedur kerja, instruksi atau perintah dan gagasan serta umpan balik mengenai permasalahan perkerjaan yang ada di bawah disampaikan ke bawah yaitu dari pimpinan yang lebih tinggi ke karyawan bawahannya.

Disisi lain karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan komunikasi formal dan juga menetapakan saluran dimana komunikasi ke atas berlangsung misalnya karyawan bawahan menyampaikan ide-ide atau gagasan masalah perkerjaan yang melibatkan mereka. Dalam menggunakan komunikasi formal ini, sangat penting bagi manajemen menciptakan kondisi


(16)

commit to user

yang menyenangkan terjadinya komunikasi kesamping terjadi diantara karyawan pada tingkatan yang relatif sama dalam struktur organisasi yang mempunyai tugas sama dengan karyawan yang lain untuk meningkatkan pelaksanaan tugas yang maksimal serta mendorong antara satu bagian dengan bagian yang lain.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : ”Bagaimana pelaksanaan iklim komunikasi organisasi di dalam meningkatan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta di dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah 1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu dan wawasan mengenai pentingnya iklim komunikasi organisasi di dalam meningkatkan kinerja karyawan.


(17)

commit to user

2. Bagi Rumah Sakit Umum Ibu Surakarta

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuahan untuk meningkatkan kinerja yang positif dan bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapakan oleh management

E. Landasan Teori

1. Komunikasi

Setiap ahli mendefinisikan komunikasi dari sudut yang berbeda-beda akan tetapi pada intinya adalah sama. Berelson dan Steiner mendefinisikan komunikasi adalah :”penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol-kata, gambar, angka, grafik dan yang lain-lain” (Aubrey Fisher, 1986 : 10).

Dance mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai : “pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal, dimana simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi respon yang terungkapkan tadi” ( Aubrey Fisher, 1986 : 10).

Menurut Wilbur Schramm istilah communication berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama dengan common. Sehingga menurutnya jika kita mengadakan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka

kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh communis dengan pihak

lain itu mengenai suatu obyek, Karena menurut Schramm, apabila kita berkomunikasi sebenarnya kita berusaha untuk membangun kebersamaan dengan seseorang, kita berupaya berbagi informasi, ide ataupun sikap.


(18)

commit to user

Proses komunikasi itu sendiri menurut Schramm terdiri dari sembilan elemen yaitu:

a. Pengirim, pihak yang mengirim pesan kepada pihak yang lain (juga disebut sumber atau komunikator).

b. Penulisan dalam bentuk sandi (encoding) adalah proses

mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk simbolik. c. Pesan, serangkaian simbol yang dikirim oleh pengirim.

d. Media, saluran-saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan dari pengirim kepada penerima.

e. Pembacaan sandi (decoding), proses ketika penerima mengartikan simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim.

f. Penerima, pihak yang menerima pesan yang disampaikan oleh pihak lain (disebut juga pendengar atau tujuan).

g. Tanggapan, serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak pengirim.

h. Umpan balik, bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu mengkomunikasikan kembali kepada pengirim.

i. Gangguan, atau distorsi yang tak terduga selama proses komunikasi, mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang dikirimkan pengirim. (Philip Kotler, 1998 : 244)

Model-model di atas menekankan faktor-faktor penting dalam komunikasi yang efektif. Pengirim harus tahu yang akan mereka jangkau dan bagaimana tanggapan yang mereka inginkan. Mereka juga harus tahu bagaimana cara menyandikan pesan mereka dengan baik agar dapat


(19)

commit to user

dimengerti oleh khalayak sasaran mereka, dan mereka juga harus menyediakan saluran-saluran umpan balik sehingga mereka dapat mengerti bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka sampaikan. Menurut Schramm, supaya suatu pesan efektif, maka proses penyandian pesan dari pengirim harus bertautan dengan proses pembacaan sandi dari penerimanya. Pesan harus merupakan simbol-simbol penting yang dikenal dengan baik oleh penerimanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah upaya penyampaian pesan atau informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan menghasilkan dampak-dampak tertentu pula. Jadi proses penyampaian pesan pada akhirnya akan memberikan dampak pada kedua belah pihak antara komunikator dengan komunikan.

Dari definisi komunikasi di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan komponen-komponen yang mencakup untuk terjadinya suatu proses komunikasi menurut pendapat A.W. Widjaya (1986 : 39-41) yaitu sebagai berikut :

a. Communicator (Komunikator)

Komunikator dapat berupa individu, kelompok, organisasi dan media massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya.

b. Message (Pesan)

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai


(20)

commit to user

pengarah di dalam usaha mencoba mengubah tingkah laku komunikan. Bentuk pesan dapat berupa :

1) Informatif

Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil dari pesan persuasif, misalnya pada kalangan cendekiawan.

2) Persuasif

Yaitu pesan yang bersifat rujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran bahwa apa yang disampaikan akan memberikan rupa atau pendapat atau sikap sehingga ada perubahan sikap seperti yang diinginkan oleh komunikator.

3) Coersif/Instruktif

Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik. Sedangkan pesan yang bersifat instruktif, juga memiliki daya untuk memerintah agar orang yang diberi perintah dapat/mau melaksanakan apa yang diperintahkan.

c. Channel (Saluran)

Saluran atau media komunikasi merupakan sarana atau alat-alat yang dipergunakan untuk menyebarluaskan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.


(21)

commit to user

d. Communican (Komunikan)

Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk yaitu personal, kelompok dan massa. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kerangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan.

e. Effect (Efek)

Yang dimaksudkan dengan efek komunikasi adalah berbagai perubahan yang timbul pada diri komunikan disebabkan terjadinya kegiatan komunikasi. Efek itu bisa berarti penambahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan tingkah laku dan sebagainya. Menurut Onong Uchana Effendy (1992 : 8), di dalam kegiatan komunikasi dapat di bagi ke dalam tiga bentuk efek, yaitu :

1) Efek kognitif, adalah yang timbul pada diri komunikan yang

menyebabkan komunikan menjadi tahu, atau bertambah

pengetahuannya (intelektualitasnya) dikarenakan informasi yang diberikan.

2) Efek afektif, yaitu mempunyai kadar lebih tinggi dari efek kognitif dikarenakan disini komunikan telah mempunyai rasa atau pesan tersebut telah menimbulkan perasaan tertentu, seperti terharu, sedih dan lain sebagainya.

3) Eek behavioral, yakni efek yang timbul dari dalam diri komunikan dengan adanya perilaku tertentu dikarenakan esan yang disampaikan oleh komunikator.


(22)

commit to user

Sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi (2001 : 50), komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:

a. Komunikasi antar pribadi

Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.

b. Komunikasi kelompok

Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.

c. Komunikasi massa

Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik.

2. Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya


(23)

commit to user

saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Sondang P. Siagian (2000 : 3), mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”

Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 2) mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.


(24)

commit to user

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005 : 17). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produkdivitas, dan berbagai perkerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pres, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Oreientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih pada anggotanya secara individual.

Sendjaja (1994 : 55-56) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:

a. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.


(25)

commit to user

b. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

c. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan


(26)

commit to user

olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

Persepsi tentang komunikasi Organsasi menurut Redding dan

Sanborn yaitu bahwa komunikasi orgabisasi adalah pengiriman dan

peneriman informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia . hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kebawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam. (Arni Muhammad, 2005;65)

Iklim komunikasi penting karena mengikatkan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi.

Menurut Reeding ”Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi

kegiatan yang terdapat dalam organisasi dalam menunjukan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasa dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi


(27)

commit to user

penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga meraka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting dalam mengambil suatu keputusan dalam organisasi, memberi dan menaruh perhatian pada perkerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan ”

Disisi lain menurut Werther dan Devis tentang antara hubungan komunikasi dan organisasi yaitu ” Organisasi tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Apabila dalam suatu organisasi tidak ada komunikasi, maka anggota organisasi tidak dapat mengetahi apa yang sedang dikerjakan oleh rekan-rekan mereka, manajemen tidak dapat menerima informasi dan manajemen tidak dapat melakukan intruksi”. (Moekijat, 1993:1).

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Diasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi. Iklim komuikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsure-unsur organisasi dan pengaruh unsure-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini

didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara

berkesinambugan melalui dengan anggota organisasi lainya. Pengaruh ini mengahsilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.


(28)

commit to user

Di Rumah Sakit Kasih Ibu dalam kesehariannya menggunakan komunikasi kebawah yaitu dimana setiap informasi dalam komunikasi ke bawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah dan sampai akhirnya sampai pada karyawan yang lebih rendah. Komunikasi kebawah mempunyai fungsi pengarahan dimana manajemen atas memberikan pengarahan, perintah, dan evaluasi. Perintah dan instruksi biasanya menjadi lebih terperinci dan spesifik karena di intrepetasikan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah.

Unsur-unsur dalam organisasi tidak secara langsung menciptakan iklim komunikasi organisasi, tetapi pengaruhnya terhadap iklim komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi mengenai nilai dan hukum dan peraturan tersebut, yaitu apakah hukum dan peraturan harus diabaikan. Jadi dengan kata lain, unsur-unsur yang terdapat di dalam organisasi tidak secara otomatis menciptakan iklim komunikasi organisasi tetapi tergantung kepada persepsi anggota-anggota organisasi mengenai unsur-unsur organisasi tersebut.

Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi menurut

Pace dan Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (2002 : 159-160) :

a. Kepercayaan

Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan

dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat


(29)

commit to user

dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan atasan.

b. Pembuatan keputusan bersama

Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. Tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap dipegangnya.

c. Kejujuran

Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan.


(30)

commit to user

d. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota

organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang

berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang

mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan

pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana.

e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk

memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan

pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan.

f. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi

Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi,


(31)

commit to user

kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Jadi secara singkat, yang termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu adalah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan, mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan-tujuan kinerja tinggi.

2. Kinerja Karyawan

Kinerja mempunyai arti penting bagi karyawan, oleh karena adanya penilaian kinerja berarti karyawan mendapat perhatian dari atasannya, di samping itu menambah gairah kerja karyawan, karena dengan penilaian

kinerja ini mungkin karyawan yang berprestasi dipromosikan,

dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya karyawan yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan meningkatkan kinerja karyawan

Pengertian kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau kelompok orang didalam pelaksanaan tugas, perkerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan pada periode tertentu (Hani Handoko, 2000: 135).

Mahsun (2006: 25) mendefinisikan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau progam atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi


(32)

commit to user

yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Moch. As’ad (2001: 48) kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri.

Menurut Miner (1977) dalam Reza Surya dan Santoso Tri Hananto, (2004 : 35) dinyatakan bahwa dimensi kinerja adalah ukuran dan penilaian dari perilaku yang aktual di tempat kerja, dimensi kinerja tersebut mencakup :

a. Quality of Output, kinerja seseorang individu dinyatakan baik apabila

kualitas output yang dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan.

b. Quantity of Output, kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output

yang dihasilkan. Seseorang individu dinyatakan mempunyai kinerja yang baik apabila jumlah/kuantitas output yang di capai dapat melebihi atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan dengan tidak mengabaikan kualitas output tersebut.

c. Time at Work, dimensi waktu juga menjadi pertimbangan di dalam

mengukur kinerja seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas dan kuantitas output yang harus dicapai, seorang individu dinilai mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan penghematan waktu.


(33)

commit to user

d. Cooperation With Others’ Work, kinerja juga dinilai dari kemampuan

seseorang individu untuk tetap bersifat kooperatif dengan pekerja lain yang juga harus menyelesaikan tugasnya masing-masing.

Manfaat yang dapat dipetik terhadap penilaian kinerja karyawan menurut Hani Handoko (2000: 135) adalah sebagai berikut:

a. Perbaikan prestasi kerja, yang berarti umpan balik terhadap pelaksanaan kerja akan memperbaiki kegiatan dan kinerja karyawan

b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi, yang maksudnya membantu

para pengambil keputusan untuk menentukan perbaikan penggajian, pemberian bonus dan sebagainya.

c. Keputusan-keputusan penempatan promosi, menentukan pemberian

penghargaan berupa promosi atau transfer karyawan.

d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, yang diukur dari prestasi kerja para karyawan.

e. Perencanaan dan pengembangan karier.

f. Penyimpanan proses staffing, akan diketahui dari prestasi kerja para karyawan yang baik dan jelek.

g. Ketidakakuratan informasi yang dilihat dari kerja yang jelek mungkin disebabkan oleh kesalahan informasi, analisis jabatan, rencana sumber daya manusia atau komponen sistem manajemen lainnya.

h. Kesalahan desain perkerjaan, akan diketahui apabila terjadi prestasi yang jelek.


(34)

commit to user

j. Tantangan eksternal, akan dapat diketahui dari penilaian prestasi kerja sehingga manajemen dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya.

Mengacu pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan perwujudan atau penampilan seorang karyawan dalam pelaksanan perkerjaan. Seseorang dapat dikatakan berprestasi kerja baik, manakala mereka dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan.

Komponen penting dalam melakukan penaksiran kinerja adalah kuantitas dan kualitas kinerja seorang individu. Individu dinilai berdasarkan pencapaian kuantitas dan kualitas output yang dihasilkan dari serangkaian tugas yang dilakukannya. Mempererat kaitan antara sistem penilaian kinerja dan rencana-rencana strategik jangka panjang organisasi dapat meningkatkan efektivitas organisasional. Dengan merancang sistem penilaian kinerja yang sesuai dengan strategi organisasi, karyawan-karyawan pada akhirnya akan bekerja dalam cara yang mendukung misi organisasi. Kaitannya yang jelas di antara keduanya dapat pula menciptakan suatu kultur yang akan lebih memperkukuh strategi organisasi. Selain itu, jika sistem dirancang untuk membantu karyawan mengelola daripada mencela kinerja-kinerja mereka, maka lebih besar kemungkinan bahwa tujuan-tujuan individu dan organisasi akan bertemu. Terdapat empat strategi organisasi berkenaan dengan sistem penilaian kinerja.

Seorang karyawan yang dinilai menunjukkan kemungkinan tidak berkinerja, akan tetapi sebenarnya dia mempunyai potensi, bisa jadi


(35)

commit to user

lingkungan kerjanya yang tidak mendukung. Apakah karyawan tersebut mempunyai kondisi kerja yang menguntungkan untuk bekerja, cukup

informasi untuk mengambil keputusan yang dikaitkan dengan

pekerjaannya, waktu yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang baik dan lain-lainnya. Jika karyawan tersebut tidak mendapatkan maka jelas kinerja akan terganggu.

Penilaian kinerja (perfomance approach) memainkan peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan menginginkan dan memerlukan kompensasi yang berkenaan dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk memberikan kompensasi kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja karyawannya.

Malayu Hasibuan (2003: 95) mengemukakan bahwa

indikator-indikator yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja karyawan adalah: a. Kesetiaan

Unsur kesetiaan dalam hal ini menyangkut loyalitas karyawan terhadap pekerjaan, jabatannya dalam organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar instansi.

b. Kedisiplinan

Penilai menilai disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.


(36)

commit to user c. Kejujuran

Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain, seperti kepada para bawahan.

d. Kreativitas

Penilai mempunyai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.

e. Kerjasama

Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal atau horisontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.

f. Kecakapan

Penilai menilai kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen.

g. Kepribadian

Penilai menilai karyawan dan sikap perilaku kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.

h. Tanggung jawab

Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang digunakannya serta perilaku kerjanya.


(37)

commit to user

3. Hubungan Iklim Komunikasi dengan Kinerja Karyawan

Setiap manusia yang ada di dunia ini, tidak mungkin dapat terlepas dari kehidupan berkelompok atau berorganisasi Hal ini dikarenakan, manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup seorang diri. Dalam menjalani kehidupan berorganisasi tersebut, manusia yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi. Interaksi yang dilakukannya melalui komunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal, baik lisan maupun tulisan.

Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of

experience) diantara anggota organisasi. Dari pengalaman-pengalaman

komunikasi organisasi yang terjadi, perlahan-lahan akan membentuk suatu iklim komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi (Pace, Wayne and Faules Don, 2002 :155).

Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang terdiri dari unsur pemilik perusahaan, pimpinan perusahaan, dan juga karyawan. Sebagai karyawan dalam suatu perusahaan, manusia akan berhadapan dengan karyawan lain, dengan pimpinan perusahaan dan dengan aturan-aturan (kebijakan-kebijakan) yang berlaku. Sekaligus menunjukkan adanya keterikatan dalam pembagian dan pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan. Karyawan merupakan salah satu aset terpenting bagi


(38)

commit to user

perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Pada saat seseorang akan memasuki lingkungan kerja, maka secara otomatis karyawan akan terikat dan mengikatkan diri pada perjanjian yang ada, perjanjian tersebut berupa lisan dan juga tulisan, sehingga karyawan diwajibkan untuk mematuhi perjanjian yang telah disepakati bersama.

Sehubungan dengan hal ini, maka pembinaan, karyawan harus terus menerus diupayakan, agar timbul suatu motivasi kerja yang tinggi yang berpengaruh pada peningkatan kinerja kerja karyawan. Adanya motivasi yang tinggi akan membuat karyawan dapat lebih giat bekerja dalam menjalankan suatu pekerjaannya.

Redding mengatakan iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi

kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: 148)

Pace and Faules mengatakan iklim komunikasi organisasi terdiri


(39)

unsur-commit to user

unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002: 149). Dennis

mendefinisikan iklim komunikasi organisasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. (Soemirat dan Ardianto, 2005 : 69).

Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.(Davis and Newstrom, 2004 : 44).

Salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja kerja karyawan adalah dengan cara komunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dihindari, begitu halnya di dalam perusahaan.

Untuk memenuhi kebutuhan para karyawan, perusahaan yang mempunyai fungsi manajemen harus mampu menciptakan suasana kerja yang harmonis diantara perusahaan dan karyawan. Hubungan harmonis sebaiknya dibina secara khusus dalam suatu fungsi atau divisi (bagian) yang memang bertugas mengatur internal relations. Fungsi tersebut


(40)

commit to user

dilakukan oleh Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai pengatur laku

employee relations.

Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja para karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang akan dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di tempat lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu organisasi dalam membangun iklim komunikasi organisasi yang kondusif, sangatlah vital dalam meningkatkan kinerja para karyawan.

Untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara


(41)

commit to user

hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing

orang, bagaimana kegiatan kerja berlangsung dan bagaimana

perkembangan orang-orang di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2002: 148).

Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada

keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam

menciptakan suatu organisasi yang efektif“. (Pace dan Faules, 2002:149) Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace

dan Faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim

komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif dapat benar-benar merusak yang dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana


(42)

commit to user

mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. (Pace dan Faules, 2002: 155)

Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. (Arni, 2004: 84) Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002: 155)

Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi memiliki pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung (Pace dan Faules, 2002: 156). Hal ini didukung pula Soemirat, Ardianto dan Suminar bahwa iklim komunikasi organisasi yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi namun juga penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam organisasi tersebut. (Ardianto dan Soemirat, 2005: 68)

Dari uraian di atas mengenai iklim komunikasi organisasi, maka dapat diketahui pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi kehidupan sebuah organisasi. Oleh karena itu iklim komunikasi organisasi merupakan


(43)

commit to user

hal penting yang tidak boleh diabaikan, tetapi harus diperhatikan oleh organisasi khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.

F. Definisi Konsep

1 Komunikasi Organisasi

Adalah kualitas pengalaman objektif individu mengenai lingkungan internal organisasi, mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi dalam organisasi. (Arni muhammad, 1995:85)

2 Kinerja Karyawan

Semangata kerja karyawan adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuensi dalam mengejar tujuan bersama.

G. Implementasi Konsep

Iklim Komunikasi Organisasi memiliki indikasi-indikasi sebagai berikut: 1. Kegiatan, yaitu:

a. Briefing dimana dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan. Secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih optimal.

b. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT yaitu dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Kegiatan ini semua


(44)

commit to user

dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan supaya terciptanya kinerja karyawan yang lebih optimal.

2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, meliputi:

Karyawan berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka. Dimana setipa di beri perkerjaan harus segera diselesaiakan tanpa penundaan 3. Bekerja sama untuk mencapai tujuan kinerja yang tinggi:

a. Karyawan bersedia bekerjasama dengan rekan-rekan kerja maupun dengan pimpinan yang didasarkan pada tujuan bersama.

b. Karyawan bersedian membantu rekan-rekan kerja seperti pentingnya tujuan bekinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

H. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih rumah Sakit Umum Kasih Ibu sebagai lokasi penelitian dikarenakan ketertarikan terhadap kinerja karyawan yang sangat maksimal dimana Rumah Sakit Kasih Ibu sebagi rumah sakit yayasan yang tanpa menggunakan subsidi pemerintah sehingga penulis ingin meneliti sebagaimana jauh kominikasi organisasi yang terjadi di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta

2. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualititatif. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih


(45)

commit to user

mudah untuk difahami dan mudah disimpulkan. Semua hasil fakta yang sesuai dengan hasil risert dan kerja praktik di lapangan pada dasarnya selalu jelas dan faktual. Peneliti mengembangkan konsep dan penghimpunan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Seperti yang di ungkapkan oleh Sutopo, yaitu:

”Riset kualitatif cenderung menggunakan analisa induktif. Data dikumpulkan bukanlah untuk mendukung atau menolak hipotesa yang diajukan sebelum penelitian dimulai, tetapi abtraksi disusun kekhususun-kekhususan yang telah dikumpulkan dan dikelompokan bersama lewat pengumpulan data. Teori dikembangkan dimulai di lapangan dari data yang terpisah-pisah, dan diatas bukti-bukti yang terkumpul yang saling terkait” (HB, Sutopo, 2002:18).


(46)

commit to user

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Masri Singarimbun, populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan digunakan. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta dimana Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta memiliki beberapa bagian yang akan diwakili tiap-tiap bagian ada 3 orang sebagai purposive sampling

b. Sampel

Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian yang terlibat didalam Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta untuk membantu supaya penulis bisa menyelesaikan praktiknya. Suatu sampel dapat dikatakan mewakili apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Fungsi pengamatan dalam penelitian ini adalah menjelaskan serta merinci gejala yang terjadi. Pengamatan dilakukan secara pasif dengan fokus kegiatan para karyawan Rumah Sakit Umum Kasih Ibu.


(47)

commit to user b. Interview

Wawancara secara langsung dengan beberapa karyawan atau responden. Teknik yang digunakan pada awal penelitian maupun pada waktu proses penelitian berfungsi untuk memperjelas dan menambah kelengkapan data yang diperlukan. Adapun data wawancara yang akan penulis lakukan beberapa responden, antara lain:

1) Kepala Seksi

Penulis akan melakukan wawancara kepada kepala seksi di beberapa departemen yang ada di Rumah Sakit Uum Kasih Ibu untuk mengetahui fungsi dan kinerja tiap-tiap karyawan di masing-masing departemen

2) Karyawan

Penulis akan mewawancarai beberapa karyawan tetap yang ada di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu untuk mengetahui tugas dan kewajiban mereka sebagai karyawan

3) Pasien

Penulis akan mewawancarai beberapa pasien yang dirawat baik inap maupun jalan, untuk mengetahui bagaimana menurut pandangan mereka atas pelayanan dan kinerja para karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu.


(48)

commit to user

Pengumpulan data dan teori yang mendukung dengan berbagai macam buku, selembaran serta informasi non manusia seperti dokumen, agenda (contoh data-data, hasil pemeriksaan, kebijakan pemerintah dan lembaga) yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta

5. Validitas Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara, triangulasi data. Menurut H.B. Sutopo (2002: 78), menerangkan bahwa triangulasi data merupakan suatu teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pendang.

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa sumber data dengan tujuan memberikan kebenaran, memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda dimana data yang satu dikontrol oleh data yang sama pada situasi yang berbeda.

Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yang artinya teknik triangulasi yang mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa data yang berbeda.

7. Teknik Analisa Data


(49)

commit to user

memecahkan suatu permasalahan yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah pokok permasalahan yang diajukan terhadap penelitian yang bersifat deskriptif. dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif interaktif. Dalam model interaktif ini komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan setelah data terkumpul. Tiga komponen tersebut akan berinteraksi untuk mendapatkan kesimpulan dan apabila kesimpulan yang didapat dirasa kurang maka perlu adanya verifikasi dan penelitian kembali dengan mengumpulkan data di lapangan (H.B. Sutopo, 2002:98). Menurut H.B. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan

penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan

pengumpulan data, artinya reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan masalah, menyusun pertanyaan penelitian, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan. b. Penyajian Data

Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Penyajian data ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca, akan bisa difahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk membuat sesuatu pada analisis ataupun


(50)

commit to user

tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. c. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Dalam pengumpulan data, peneliti harus memahami arti berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan pencatatan, peraturan -peraturan, pola-pola, pernyataan - pernyataan, konfigurasi - konfigurasi yang memungkinkan arahan sebab akibat dan berbagai proporsi.

Adapun skema kerja analisa interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :

(Sumber : H.B. Sutopo, 2002:96) Gambar I.1 Model Analisis Interaktif Keterangan skema tersebut adalah sebagai berikut :

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Simpulan / Verifikasi Pengumpulan Data


(51)

commit to user

Proses analisa interaksi dimulai pada waktu pengumpulan data penelitian. Penelitian selalu memuat reduksi data dan sajian data. Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya peneliti mulai melakukan usaha penarikan kesimpulan berdasarkan apa yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data. Apabila data yang ada dalam reduksi dan sajian data kurang lengkap maka kita kembalikan ke tahap pengumpulan data. Jadi antara tahap satu dengan tahap yang lain harus terus berhubungan, dengan membuat suatu siklus.


(52)

commit to user

40 BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA

A. Sejarah Perkembangan RS. Kasih Ibu Surakarta

Pendirian RS. Kasih Ibu Surakarta berangkat dari idealisme luhur yang berkeinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita. Pendirian RS. Kasih Ibu tersebut bermula dari dukung prakarsa beberapa tokoh masyarakat Surakarta untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan, maka dihadapan Notaris Soehartinah Ramli sepakat untuk mendirikan Yayasan “Kasih Ibu” pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 1979 di Surakarta. Para pendiri yayasan tersebut adalah:

1. Bapak Hadi Soebroto

2. Bapak Robby Sumampow

3. Bapak Dokter H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG.

Maksud dan tujuan dari pendirian Yayasan Kasih Ibu adalah untuk dimanfaatkan bagi kemausiaan dan membantu pemerintah di bidang pengobatan dan bidang sosial. Berdasarkan pada hal tersebut, maka diambil langkah usaha dengan mendirikan poliklinik dan rumah sakit, khususnya rumah sakit bersalin.

Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Bersalin Kasih Ibu oleh Walikota Surakarta, yaitu Bapak Soekatmo, SH. dengan kapasitas 60 tempat tidur. Dalam perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Kasih Ibu mengalami pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi. Pada tahun


(53)

commit to user

1981 Dr. Lo Siauw Ging bergabung dengan demikian terjadi perombakan struktur dan pada tahun 1982 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Kasih Ibu atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan atas usul IKES (Inspektur Kesehatan).

Kasih Ibu sebagai RSU memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya seputar masalah kebidanan dan penyakit kandungan tetapi juga untuk berbagai jenis penyakit yang lain, sehingga pada tahun 1982 semakin berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klinik umum, klinik gigi, dan juga beragam poliklinik spesialis mulai dirintis.

Di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging, pada tahun 1983 sampai dengan 1984 dilakukan perluasan sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 95 tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat, maka direksi mengusulkan perluasan gedung lima lantai dan usulan ini disetujui oleh Yayasan Kasih Ibu. Program perluasan ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam GBHN dan Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesahatan RI, yaitu bahwa masyarakat termasuk swasta ikut bertanggung jawab dalam memlihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan gedung lima lantai dengan atap joglo yang merupakan jati diri daerah Surakarta dimulai pada tanggal 20 September 1989.

Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi RSU. Kasih Ibu di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai direktur, berusaha menjadi yang terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan RSU. Kasih Ibu pada tahun 1991 menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan kesehatan, kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit tingkat Jawa Tengah. Pada


(54)

commit to user

tahun yang sama RSU. Kasih Ibu juga menjadi juara pertama lomba rumah sakit tingkat nasional dalam kategori Rumah Sakit Umum Swasta Kelas Utama.

Pada tahun 2001 sampai dengan Februari 2002 dilakukan pembangunan sistem pengelolaan pembuangan limbah medis cair “sistem

dewats” untuk menggantikan sistem sewage treatment. Dengan menggunakan

sistem yang baru ini, hasil test pengujian air limbah medis memenuhi persyaratan dengan peraturan kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Standart Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Golongan II, SK GUB DIY No. 65 Tahun 1999.

Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pembangunan Pelayanan Persalinan yang telah dirintis oleh dr Hafidh Zaini, SpOG terus dikembangkan, melalui tenaga yang terampil dan terlatih serta didukung berbagai alat canggih, memberikan pelayanan persalinan yang aman, nyaman dan benar Peran yang besar untuk mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan Pelayanan Kamar Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB. beserta tim bedah RSU. Surakarta yang hingga kini terus berkembang, dengan berbagai jenis layanan bedah maupun dengan peralatan yang semakin cangih.

Pada tahun 1995, RSU Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah

laparoscopy, pembedahan dengan luka minimal dan risiko lebih kecil yang

dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB, dokter bedah umum tetap RSU. Kasih Ibu. Pada tahun yang sama, dilakukan pembaharuan alat USG. Pengoperasian CT


(55)

commit to user

scan mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Dalam perkembangan selanjutnya,

RSU. Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik tenaga dokter spesialis maupun umum.

Pada tahun 1998, RSU. Kasih Ibu mendapatkan Sertifikat Akreditasi Penuh dari Departemen Kesehatan RI sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang meliputi lima pokja, yaitu: Administrasi dan manajemen, Pelayanan medis, Pelayanan gawat darurat, Pelayanan keperawatan, Rekam medis. Untuk menghadapi era globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi dengan melibatkan generasi muda yang lebih dinamis dan energik dalam menghadapi masa yang akan datang.

B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto

Tujuan, visi, misi dan motto RSU. Kasih Ibu Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Tujuan RSU. Kasih Ibu

Rumah Sakit Umum Kasih Ibu adalah sarana untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Visi RSU. Kasih Ibu

Terwujudnya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi.


(56)

commit to user 3. Misi RSU. Kasih Ibu

Melaksanakan pelayanan kesehatan dan administrasi secara profesional tanpa memandang latar belakang penderita.

4. Motto RSU. Kasih Ibu Kasih dalam pelayanan.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu rangkaian herarki, artinya dalam suatu organisasi terdapat atasan yang mempunyai bawahan. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Susunan atau struktur organisasi RSU. Kasih Ibu adalah sebagai berikut:

1. Penasihat rumah sakit 2. Direktur

3. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan

4. Wakil Direktur Penunjang Medis

5. Wakil Direktur Umum

6. Manajer Pelayanan Medis

7. Manajer Keperawatan

8. Manajer Diagnostik dan Terapi 9. Manajer Instalasi dan Farmasi


(57)

commit to user 10. Manajer Sarana dan Rumah Tangga 11. Manajer HRD

12. Manajer Keuangan 13. Manajer Akuntansi 14. Sekretaris Rumah Sakit

15.Independent Officer Research and Development

16. Asisten Manajer Akuntansi 17. Supervisor IGD dan ICU 18. Supervisor VK dan Rawat Inap 19. Supervisor Rekam Medis 20. Supervisor Pembelian

21. Supervisor Pemasaran dan Humas KASI MEDIS

22. Kasi VIP 23. Kasi Kelas I 24. Kasi Kelas II 25. Kasi Kelas III 26. Kasi Pediatrik VIP/I 27. Kasi Pediatrik II/III 28. Kasi Kebidanan/BKIA 29. Kasi UGD

30. Kasi OK

31. Kasi ICU/ICCU 32. Kasi Radiologi


(58)

commit to user 33. Kasi Mikrobiologi

34. Kasi Pathologi Klinik 35. Kasi Ins. Farmasi KASI NON MEDIS 36. Kasi Rekam Medis 37. Kasi Gizi

38. Kasi Pemeliharaan 39. Kasi Rumah Tangga 40. Kasi Keamanan 41. Kasi Personalia 42. Kasi Keuangan 43. Kasi Billing 44. Kasi Tata Usaha 45. Staff Akuntansi 46. Staff Personalia 47. Staff Billing

Untuk lebih jelasnya susunan struktur organsasi RSU. Kasih Ibu akan disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:


(59)

(60)

commit to user

D. Jenis Layanan Kesehatan

Jenis-jenis layanan kesehatan di RSU. Kasih Ibu Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Layanan Medis dan Perawatan

a. Instalasi Gawat Darurat (pelayanan 24 jam)

Sebagai instalasi pelayanan yang selalu siaga dalam penanganan kasus kegawatan dan kedaruratan, IGD RSU. Kasih Ibu ditangani oleh tenaga dokter yang berkompeten di bidangnya dan memiliki sertifikat kegawatdaruratan. Refreshing dan perkembangan ilmu serta pelatihan selalu dilakukan secara berkala bagi tenaga dokter dan paramedis yang menangai IGD. IGD dilengkapi dengan peralatan dan sistem yang mendukung untuk mengatasi kegawatan dan kedaruratan penderita.

Ruang resusitasi yang dilengkapi dengan DC Shock, EKG,

Endotrakeal Tube, Suction, Ambubag dewasa maupun anak,

memungkinkan untuk dilakukan life saving atau pernafasan buatan dan pijat jantung untuk kasus-kasus gawat nafas atau jantung. Ruang tindakan dan Bedah Minor di IGD memungkinkan untuk penanganan luka dengan segera. Adanya ruang observasi memungkinkan pasien yang telah ditangani kegawatannya dapat segera diobservasi dan jika kondisi stabil memungkinkan untuk tidak dirawat dapat segera pulang.

b. Klinik Umum

Klinik Umum RSU Kasih Ibu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan oleh


(61)

commit to user

dokter umum yang berpengalaman dan profesional dalam menangani masalah kesehatan. Jam Pelayanan : setiap hari kerja jak 08.00-14.00 WIB.

c. Klinik Gigi & Mulut

Menangani masalah kesehatan gigi pada segala usia baik berupa perawatan dan pengobatan gigi yang bermasalah maupun pemeliharaan gigi sehat agar tetap utuh dan semakin baik, serta memberikan konsultasi seputar perawatan dan permasalahan gigi yang ditangani oleh dokter gigi berpengalaman. Melayani setiap hari kerja Pagi jam 08.00-14.00 WIB, Sore jam 17.00-19.00 WIB.

d. Poliklinik Spesialis

Poliklinik Spesialis Full Time dan Poliklinik Spesialis Mitra untuk memberikan pelayanan spesialistik

e. Klinik Ibu & Anak (BKIA) KB, Immunisasi, Pemeriksaan Kehamilan Klinik ini melayani:

1) Berbagai vaksinasi dasar maupun lanjutan oleh tenaga dokter.

2) Pelayanan KB oral, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/Spiral maupun

suntikan.

3) Pelayanan pemeriksaan ibu hamil oleh bidan berpengalaman. Melayani setiap hari kerja jam 07.00-14.00 WIB. Pelayanan imunusasi pada hari Selasa dan Jum’at.

f. Klinik Akupuntur dan Nyri

Cara pengobatan “tradisional” yang kini telah disertai pemahaman ilmiah sehingga dapat dimanfaatkan unutk penanganan nyeri bersama


(62)

commit to user

kedokteran modern. Rangsangan pada titik akupuntur membantu mengurangi / mengatasi segala rasa nyeri. Menggunakan disposabel

needle sehingga menghindari penularan penyakit melalui jarum yang

ditangani dokter spesialis yang telah menempuh pendidikan di Beijing. Jam kerja klinik : Senin-jum’at jam 12.00 WIB

g. Ruang Perawatan Inap

Ruang Perawatan yang tersedia di RSU. Kasih Ibu adalah sebagai berikut :

1) Kamar Perawatan Umum/Dewasa, dengan kelas:

a) Super VIP b) VIP c) Kelas I d) Kelas II e) Kelas III

2) Kamar Khusus Ibu Paska Melahirkan/kasus kebidanan dan

kandungan, dengan kelas: a) Super VIP

b) VIP c) Kelas I d) Kelas II e) Kelas III

3) Kamar Perawatan Anak, dengan kelas : a) Super VIP


(63)

commit to user c) Kelas I

d) Kelas II e) Kelas III

4) Kamar Perawatan Bayi sakit

5) Kamar perawatan Bayi sehat (lahir di RSKI) 6) Kamar Isolasi

h. Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi

Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi di bawah pengawasan dokter jaga khusus ICU/ICCU dan perawat yang berpengalaman. Didukung dengan berbagai alat yang menjadi persyaratan : Central Monitor, Bed Side Monitor, Central Oksigen, Ventilator, Suction, Infusion pump, Syringe pump, Pulse Oksimeter, DC Shock, EKG, Decubitus Bed,

Ambubag dewasa maupun anak. Adanya ruang isolasi memungkinkan

kasus-kasus khausus yang semula ditangani di bangsal menjadi mungkin untuk ditangani lebih intensif.

i. Persalinan

Layanan Persalinan dilakukan oleh dokter specialis dan bidan. Kamar VK/Bersalin terdiri empat kamar yang didukung dengan alat monitor baik untuk ibu maupun untuk monitor janin yang akan dilahirkan.

j. Pembedahan

RSU. Kasih Ibu memiliki 4 ruang operasi yang terdiri dari

1) Kamar Bedah Septik : 2 Kamar


(1)

commit to user

memenuhi syarat awal terciptanya budaya dan pola kerjasama dalam perusahaan.

2. Penilaian berdasarkan hasil yang dicapai oleh team.

Sistem penilaian karyawan yang selama ini berkembang masih menekankan kepada kualitas karyawan sebagai individu. Kinerja karyawan akan dinilai baik bila target kerja individunya berhasil. Hal ini kurang sesuai bila kita hendak menerapkan sikap kerjasama di lingkungan perusahaan. Untuk itu perlu adanya sedikit perubahan bahwa penilaian hasil kerja karyawan juga perlu dipengaruhi sejauh mana keberhasilan team dari karyawan tersebut dalam mencapai target-target yag telah ditetapkan.

Dengan penekanan pada hal tersebut maka diharapkan adanya kerjasama dari semua anggota team untuk bekerja lebih baik, tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk teamnya. Dengan demikian akan tercipta tanggung jawab dari semua anggota team untuk lebih bersatu dalam mewujudkan target-target kerja yang telah ditetpakan sebelumnya. Hal ini secara langsung akan berakibat pada peningkatan kinerja dan hasil yang akan dicapai oleh perusahaan.

3. Pengembangan teamwork oleh manajemen.

Manajemen dalam hal ini pihak Human Resources Department

(HRD) RSU Kasih Ib Surakarta harus jeli dalam mensiasati berkembangnya budaya kerjasama. Perlu dilakukan usaha-usaha yang intensif sehingga hasil yang diharapkan akan dapat terwujud dan bukan hanya menjadi impian. Usaha-usaha yang perlu dilakukan diantaranya


(2)

commit to user

adalah melakukan sosialisasi tentang pentingnya teamwork dalam

meningkatkan kinerja perusahaan, melakukan training atau seminar secara berkala dan berkelanjutan tentang semangat teamwork yang ditujukan kesemua level karyawan (bukan hanya level tertentu), atau melakukan

Reward program, adanya penghargaan secara berkala (tahunan atau

semesteran) untuk memilih ‘The Dreaming Team’ dari seluruh unit kerja dalam rumah sakit.

4. Gabungan pelatihan teamwork antara beberapa kelompok dari direktorat yang berbeda.

Program pelatihan kepemimpinan harus diadakan lebih intensif yang melibatkan seluruh lapisan karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta, namun demikian harus diusahakan nuansa baru dalam pelaksanaannya, Ada istilah

‘Tak Kenal Maka Tak Sayang’, dan hal ini sangat sesuai dengan iklim

kerja di instansi besar seperti RSU Kasih Ibu. Kebanyakan tidak saling mengenal. hal ini akan mengurangi ikatan yang seharusnya terjalin antar karyawan. Dengan dipertemukuannya langsung dalam suatu kegiatan diluar kerja, diharapkan akan terjalin hubungan yang lebih erat antar sesama karyawan sehingga produktifitas kerja akan semakin meningkat. 5. Pembudayaan salam di lingkungan kerja.

Untuk menciptakan iklim kejasama antar sesama karyawan harus dimulai dari perlunya sikap saling menghargai dari setiap individu di RSU Kasih Ibu Surakarta. Ada cara sederhana untuk memulai suasana saling menghargai antar sesama karyawan yaitu dengan pembudayaan salam dilingkungan kerja. Adanya kerjasama tersebut memiliki keuntungan


(3)

commit to user

bahwa penyelesaian yang cepat terhadap suatu permasalahan yang timbul dalam kegiatan kerja, timbulnya ide-ide baru yang berasal dari kreatifitas individu maupun team yang dapat menjawab tantangan-tantangan menghadapi kompetisi yang semakin ketat dalam pelayanan kesehatan akhir-akhir ini.


(4)

commit to user

104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan

Keperawatan menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan

diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing yang dilakukan satu bulan sekali yang bertujuan untuk melakukan koordinasi dalam rangka meningkatkan pelayanan dan dalam rangka untuk melayani pasien, partisipasi karyawan di dalam pemberian pelayanan pada pasien dan juga kerjasama antar karyawan di masing-masing bagian sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan sudah berjalan dengan baik.

2. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Penunjang Medis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Penunjang Medis


(5)

commit to user

bersifat terbuka di bagiannya masing-masing tetapi tertutup dengan bagian lain, hal ini merupakan kebijakan kepala seksi di masing-masing bidang. Dalam rangka peningkatan kinerja karyawan di bagian penunjang medis maka terdapat tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan yang dilakukan sebulan sekali atau pada saat khusus tertentu, partisipasi karyawan dan adanya kerjasama antar karyawan,

Keterbukaan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan di bagian Penunjang Medis dilakukan dengan meningkatkan kebiasaan pimpinan berkomunikasi langsung dengan karyawan karena dengan semakin seringnya berkomunikasi diharapkan akan timbul kedekatan emosi dan menghilangkan jarak antara kepala seksi dengan karyawan, sedangkan untuk mengembangkan komunikasi sesama karyawan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin sesama karyawan, berdasaran hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Penunjang Medis sudah berjalan dengan baik.

3. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Umum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Umum menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT) yang dilakukan satu bulan sekali, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di tiap-tiap bagian umum, partisipasi karyawan di bagian umum


(6)

commit to user

bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi karyawan untuk membantu tugas rumah sakit sedangkan kerjasama antar karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta bertujuan untuk meningkatkan pergaulan antar karyawan sekaligus saling lebih mendekatkan hubungan antar karyawan sehingga tercipta kondisi yang kondusif di dalam lingkungan pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Umum sudah berjalan dengan baik.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain adalah : 1. Bagi Pihak Rumah Sakit

Perlu adanya pelatihan ataupun program rutin tahunan bagi karyawan rumah sakit misalnya melakukan outbond bagi karyawan yang tidak berdinas, hal ini dilakukan agar karyawan saling mengenal dan mampu meningkatkan kerjasama tim.

2. Bagi Karyawan

Perlu terus mempertahankan kerjasama tim antar bagian serta meningkatkan partisipasi karyawan agar tercipta kinerja yang lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.