POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL Pola Komunikasi Mahasiswa Etnis Minangkabau Yang Mengalami Culture Shock Dalam Interaksi Sosial (Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Uni

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG
MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL
(Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Universitas
Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010-2013)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Persyaratan
Guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi

Oleh

IRVAN ANSYORI
L100100083

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKRTA
JULI, 2015

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA ETNIS MINANGKABAU YANG

MENGALAMI CULTURE SHOCK DALAM INTERAKSI SOSIAL
(DESKRIPTIF KUALITATIF PADA MAHASISWA ETNIS
MINANGKABAU DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ANGKATAN 2010-2013)

Irvan Ansyori
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: irvan.ansyori91@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dibuat bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan hambatan
dan pengalama mahasiswa etnis Minangkbau yang mengalami culture shock
dalam menempuh kuliah di luar daerahnya. Culture shock merupakan gejala sosial
yang dialami perantau ketika pindah dan mendiami daerah dengan kultur yang
berbeda. Culture shock terjadi disebabkan adanya perbedaan persepsi. Adapun
objek yang digunakan dalam penelitian ini ialah mahasiswa perantau etnis
Minangkabau (Sumatra Barat). Metode yang digukan dalam penilitian ini ialah
metode Deskriptif Kualitatif. Dalam penilitian ini mengupas seputar pengalaman

dan pola komunikasi mahasiswa etnis Minangkabau. Jenis pengumpulan data
dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan wawancara mendalam (indepth
interview). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan
bahwa (1) mahasiwa etnis mianangkabau mengalami kendala dalam bahasa yang
digunakan karena penggunaan bahasa jawa dlingkungan kampus lebih dominan
(2) Perbedaan nilai budaya menagkibatkan rasa canggung untuk berinteraksi
dengan budaya setempat (3) Perbedaan pola-pola perilaku kultural.

Kata Kunci: Culture shock, Komunikasi anatarbudaya, Etnis Minangkabau

Ada sebuah peribahasa “Dima

A. PENDAHULUAN
Culture shock adalah fenomena

Bumi Dipijak, di Sinan Langik
merupakan

pribahasa


yanag akan dialami oleh setiap orang

Dijunjuang”

yang melintasi suatu budaya ke budaya

yang tepat untuk mendeskripsikan

lain sebagai reaksi ketika berpindah

tentang bagaimana etnis minangkabau

hidup dengan orang – orang yang

mudah menyesuaikan diri dengan

berbeda pakaian, rasa, nilai bahkan

masyarakat dan peraturan setempat.


bahasa dengan yang dimiliki orang

Namun masih ditemukan masalah

tersebut. Culture shock akan terjadi

yang

bila seseorang memasuki suatu budaya

minangkabau ketika

asing, semua atau hampir semua

meninggalkan daerah asalnya, mulai

petunjuk ini lenyap. Ia bagaikan ikan

dari hal pergaulan, pendidikan, nilai-


yang

nilai moral, kepercayaan yang dianut

keluar

dari

air

lalu

akan

mengalami frustasi dan kecemasan
(Kalvero

Oberg

dalam


mulyana,

Jadi

ketika

seseorang

2010:174).
berada

disuatu

lingkungan

Dalam

etnis


pertama kali

proses

adaptasi

ini

peneliti melihat ada mahasiswa etnis

yang

minangkabau yang mengalami culture
shock

serta bahasa yang berbeda dengan yang
biasa dialaminya pada lingkungan
Kemungkinan

mahasiswa


dan juga karakteristik kebudayaan.

mempunyai latar belakang budaya

sebelumnya.

dialami

di

Surakarta,

setelah

dikonfirmasi

mahasiswa

tersebut


mengalami kesulitan karena perbedaan

besar,

budaya dan bahasa sehingga sulit

seseorang akan mengalami perasaan

untuk bergaul dilingkungan tempat

yang asing dan cemas ketika dihadapi

tinggal dan di kampus.

dengan Culture shock.

1

budaya ke budaya lain sebagai reaksi


B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan

pada

ketika berpindah hidup dengan orang

bagian

– orang yang berbeda pakaian, rasa,

pendahuluan diatas maka perumusan

nilai bahkan bahasa dengan yang

masalah dalam penelitian ini adalah

dimiliki orang tersebut. culture shock


apa hambatan dan pengalaman yang

akan terjadi bila seseorang memasuki

muncul pada mahasiswa perantauan

suatu budaya asing, semua atau

etnis Minangkabau yang kuliah di

hampir semua petunjuk ini lenyap. Ia

UMS?

bagaikan ikan yang keluar dari air lalu

C. TINJAUAN PUSTAKA

akan
1. Culture Shock

mulyana,

budaya” merupakan salah satu istilah
sering

Shock

dan

digunakan

merupakan

2010:174)

Jadi

ketika

seseorang berada disuatu lingkungan

dalam

yang

pembahasan komunikasi antar budaya.
Culture

frustasi

kecemasan (Kalvero Oberg dalam

Culture Shock atau “gegar

yang

mengalami

mempunyai

latar

belakang

budaya serta bahasa yang berbeda

suatu

dengan yang biasa dialaminya pada

penyakit yang berhubungan dengan

lingkungan

pekerjaan atau jabatan yang diderita

sebelumnya.

Kemungkinan besar, seseorang akan

orang-orang yang secara tiba-tiba

mengalami perasaan yang asing dan

berpindah dari daerah asalnya menuju

cemas ketika dihadapi dengan culture

daerah yang baru (mulyana, 1990:

shock

162).

Lebih jauh dijelaskan bahwa
Culture

shock

adalah

ketika manusia keluar dari zona

fenomena yanag akan dialami oleh

nyaman dimana berlaku nilai-nilai

setiap orang yang melintasi suatu

baru dilingkungan tersebut, maka akan
2

terjadi yang disebut culture shock .

3. Hambatan

Culture shock adalah rasa putus asa,

Komunikasi

Antarbudaya

ketakutan yang berlebihan, terluka,

Hambatan komunikasi atau

dan keinginan untuk kembali yang

yang

besar

communication

terhadap

disebabkan

rumah.

karena

Hal

adanya

ini
rasa

juga

segala

dikenal

sebagai

barrier

sesuatu

yang

adalah
menjadi

keterasingan dan kesendirian yang

penghalang

disebabkan oleh benturan budaya.

komunikasi yang efektif (Chaney

2. Komunikasi Antarbudaya

&

cara

Martin,

untuk

2004:

terjadinya

11

dalam

Budaya berkenaan dengan

Kevinzky, 2011: 3). Contoh dari

hidup

hambatan komunikasi antarbudaya

manusia.

Budaya

merupakan suatu konsep yang

adalah

membangkitkan

Secara

Indonesia, wajar sekali kalau kita

didefinisikan

berpapasan dengan seorang rekan

pengetahuan,

dan bertanya “Mau kemana?”.

pengalaman, kepercayaan, nilai,

Ketika ini diungkapkan dalam

sikap,

agama,

bahasa Inggris ke orang Amerika,

waktu, peranan, hubungan ruang,

langsung wajahnya berubah merah

konsep alam semesta, objek-objek

padam. Bahwa di Amerika sana,

materi dan milik yang diperoleh

pertanyaan “where are you going?”

sekelompok

dianggap

formalitas
sebagai

minat.

budaya
tatanan

makna,

hirarki,

besar

orang

dari

kasus

dalam

mencampuri

budaya

urusan

generasi ke generasi melalui usaha

privat orang lain dan tabu untuk

individu

dilontarkan begitu saja.

maupun

kelompok.

(Deddy Mulyana & Jalaluddin

D. METODE PENELITIAN

Rakhmat, 1990:18).

1. Jenis Penelitian
3

Dalam

penelitian

ini,

populasi yang tidak sesuai dengan

peneliti menggunakan pendekatan

kriteria tersebut tidak dijadikan

kualitatif.

sampel

Pendekatan

merupakan

kualitatif

penelitian

yang

(Kriyantono,

Merupakan

2010:158).

mahasiswa

dan

ditujukan untuk mendeskripsikan

mahasiswi

dan menganalisis suatu peristiwa,

Muhammadiyah Surakarta (UMS)

fenomena, sikap, aktivitas sosial,

dengan berstatus mahasiswa aktif

kepercayaan, persepsi, pemikiran

dan

orang

Minangkabau.

baik

secara

individual

maupun kelompok.

Universitas

berasal

dari

etnis

data

yang

4. Teknik Analisis Data

2. Teknik Pengumpulan Data

Analisis

Dalam riset kualitatif ini

digunakan dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data yang

adalah Kualitatif. Analisis data

digunakan ialah Observasi

dan

kualitatif digunakan bila data-data

(indepth

yang terkumpul dalam riset adalah

wawancara

mendalam

interview).

data kualitatif. Data kualitatif dapat

3. Teknik Sampling
Teknik
sampling

dalam

berupa kata-kata, kalimat-kalimat
pengambilan
penelitian

atau

ini

narasi-narasi,

diperoleh

dari

baik

wawancara

menggunakan purposive sampling,

mendalam

teknik ini mencakup orang-orang

(Kriyantono, 2010: 196).

yang diseleksi atas dasar kriteria-

yang

maupun

observasi.

E. HASIL PENEITIAN

kriteria tertentu yang dibuat periset
berdasarkan
Sedangkan

tujuan
orang-orang

1. Hambatan dan pengalaman yang

riset.

muncul

dalam
4

pada

mahasiswa

perantauan

etnis Minangkabau

bisa, walaupun ayah asli

yang kuliah di UMS.
Hambatan
dan

Solo untuk dirumah kita
tetap berbicara bahasa

pembentukan

pemrograman

Indonesia”

budaya,

hambatan ini terjadi dalam suatu

Informan RD mengatakan:

proses

“Iya,

akulturasi

yang

antara

imigran

dengan

masyarakat

pribumi.

Masalah

umum

berlangsung

timbul

yang

adalah

dalam

berkomunikasi”

sering

Menurut pendapat penulis

hambatan

berkembang

mengalami

kesulitan

hambatan-hambatan

stereotype dan prasangka yang
biasanya

saya

komunikasi

yang sulit memahami perkataan

sejak

kebanyakan

semula pada saat kita melalui

mahasiswa.

Kebanyakan berasal dari daerah

komunikasi antarpribadi ataupun

tersebut,

komunikasi massa.

sehingga

mereka

menggunakan kebiasaan bahasa

Informan

Jawa yang mereka anggap biasa

KI

dan mudah mengerti. Untuk itulah

mengungkapkan hambatan:
“Untuk berbicara sedikit

mahasiswa

kesulitan

karena

sulit mengerti apa yang mereka

kebanyakan

teman-

bicarakan,

teman
bahasa

pada
Jawa

membutuhkan

berbicara
baik

etnis

Minangkabau

sehingga
waktu

untuk

mengerti bahasa Jawa.

di

Sedangkan

Kampus. Untuk bahasa

pengalaman

yang mereka rasakan disaat kuliah

jawa sendiri saya belum
5

Menurut pandangan RN

di UMS dalam berkomunikasi

menyatakan bahwa:

dengan mahasiswa lain dengan

“Menurut

budaya Jawa.

pandangan

Menurut KI menyatakan:

saya

“Sedikit

pengalaman

saya

kaget,

karena

melihat

Kota

pribadi,

dari
pribadi

saya, ketika kita berada

Surakarta itu kota yang

di

kecil

yang baru kita hanya

dan

sepi

dibandingkan
kota

asal

budaya

butuh

dengan

atau

proses

etnis

untuk

perantauan

menyesuaikan diri kita

saya yaitu Padang, pada

terhadap etnis yang baru

saat saya kesini tahun

tersebut, disinilah peran

2010”

kita

sebagai

yang

harus

Menurut RD mengatakan:

terhadap

“Saya

merasa

budaya”

karena

akan

dengan

senang

manusia
peka

lingkungan

bertemu
Menurut

teman-teman

penulis

baru. Akan tetapi disisi

pengalaman

lain ada ketakutan kalau

perantauan

nantinya

susah

yang kuliah di UMS itu hanya

dan

saat pertama kali tiba di kota ini,

berkomunikasi
beradaptasi

mereka

di

pada

bahwa

etnis Minangkabau

mahasiswa

Minangkabau

lingkungan baru”

dengan
6

mahasiswa

bahasa

merasa
Jawa

etnis
aneh
yang

digunakan

mahasiswa

yang

4. Komunikator lintas budaya yang

berasal dari Jawa, karena bahasa

kompeten

Jawa itu menggunakan tingkatan

menyenangi hidup bersama orang

bahasa Jawa mulai dari Bahasa

dari budaya lain.

Ngoko

RN juga menambahkan :

(kebiasaan

sehari-hari)

harus

belajar

atau dengan menggunakan Bahasa

“Saya berkomunikasi dengan

Krama

sebaik

Inggil

(kebiasan

mungkin

dan

digunakan kepada orang tua).

menggunakan bahasa Indonesia

Untuk itulah mahasiswa etnis

pastinya

Minangkabau

budaya mereka atau kebiasaan

mau

tidak

mau

harus mendengar dan melihat

dan

menyesuaikan

mereka”.

etnis Jawa berkomunikasi.
Empat
komunikasi

syarat
antar

berlangsung

agar

budaya

efektif,

Dari pendapat ini menyatakan

dapat

yaitu

bahwa

:

semakin

kita

bisa

menyesuaikan budaya mereka dengan

(Aloliliweri, 2011:171)

tekun dan rutin akan menimbulkan

1. Menghormati anggota budaya lain

kebiasaan dalam berinteraksi setiap

sebagai manusia.
2. Menghormati
sebagaimana

harinya
budaya

apa

adanya

sehingga

kesulitan

yang

lain

dialami diawal akan berlangsung

dan

hilang.

bukan sebagaimana yang kita
kehendaki.

F. KESIMPULAN

3. Menghormati hak anggota budaya

SARAN

lain untuk bertindak berbeda dari

1. Kesimpulan

cara kita bertindak.
7

DAN

Culture Shock yang dialami
mahasiswa

Perantau

Etnis

Minangkabau

di

Muhammadiyah

Surakarta

penggunaan

obyek peneliti yang berbeda dan
menambah

Universitas

pandang

permasalahan yang berbeda untuk

yakni

bahasa

sudut

dikembangkan lagi

dalam

b. Praktis

berkomunikasi bagi mahasiswa etnis
Diharapkan mahasiswa lebih

minangkabau yang tidak terbiasa

menggunakan bahasa Indonesia

dengan bahasa Jawa dan minimnya

dalam interaksi di lingkungan

penggunaan Bahasa Indonesia.

kampus,
2. Saran

berbagai daerah dan kebudayaan
yang berbeda.

Peneliti merasa hasil dari
penelitian

ini

masih

Bagi

adanya

itu

dijadikan

penelitian
literatur

ini

dapat

untuk

lebih

penelitian

etnis

mengenali terlebih dahulu atupun
mencari

informasi

sebelum

mendatangi suatu daerah yang

mendalam dan dapat dikembangkan
dalam

mahasiswa

minangkbau ataupun lainnya agar

kekurangan atau keterbatasan. Oleh

ke

mahasiwa

yang kuliah di UMS datang dari

a. Akademis

karena

mengingat

memiliki

yang akan

agar

datang dengan metode yang berbeda,

kebudayaan

culture

diminimalisi.

8

shock

berbeda
dapat

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik praktis riset komunikasi: disertai contoh praktis riset media,
public relation, advertising, komunikasi organisaso, komunikasi pemasaran. Jakarta: Kencana
Mulyana Deddy, 2004, komunikasi Efektif suatu pendekatan lintas budaya, cetakan I, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Mulyana Deddy dkk, 2010, Komunikasi Antar Budaya (Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-Orang
Berbeda Budaya), Cetakan ke 12, Bandung: Rosda
Mulyana Deddy, Rakhmat Jalaluddin, 1990. Komunikasi Antarbudaya, cetakan I, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Muarif, 2009. Rahasia Sukses Orang Minang di Perantauan, cetakan I, Yogyakarta: Pinus Book
Publisher
Samovar Larry, Mc. Daniel R. Edwin, Dkk. 2010, Komunikasi lintas Budaya Edisi 7. Jakarta: Salemba
Humanika
Wood Julia. 2013, Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika

SKRIPSI
Triandini,
, “Ko u ikasi a tarbudaya dala
Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta

fil gra tori o”, SkripsI, Fakultas Ilmu Sosial dan

Website
http://www.webometrics.info
http://www.ums.ac.id

9