PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA.
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
( PTK di Kelas V SDN Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
DWI NARTI ASTUTI 0903740
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
(2)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
( PTK di Kelas V SDN Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang)
Oleh
DWI NARTI ASTUTI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Dwi Narti Astuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
(4)
i
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Dwi Narti Astuti. Penggunaan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Ciruas 3. UPI Kampus Serang. 2013. Penelitian tindakan kelas ini bertolak dari adanya masalah rendahnya tingkat aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi di kelas V SDN Ciruas 3. Siswa pasif dalam proses belajar dan kemampuan menulis karangannya masih rendah. Permasalahan pokok dalam penelitian tindakan ini yaitu: (1) Bagaimana meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping)?, (2) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping)?. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping). (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis narasi melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping). Metode yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus tindakan. Satu siklus terdiri dari: Perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi demikian seterusnya termasuk siklus selanjutnya. Hasil penelitian tindakan kelas ini menyimpulkan (1) penggunaan metode peta pikiran(mind mapping) dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis narasi sampai pada tingkat aktifitas yang baik. Hal ini terbukti dari hasil observasi aktifitas siswa pada siklus I nilai rata-rata mencapai 1,4. Pada siklus II nilai rata-rata mencapai 2,18. Pada siklus III nilai rata-rata mencapai 3. Aktifitas belajar siswa meningkat dari tingkat aktifitas kurang pada siklus I menjadi cukup pada siklus II dan menjadi baik pada siklus III, dan (2) penggunaan metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis narasi sampai pada tingkat yang baik. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa pada siklus I sampai dengan siklus III yang mengalami peningkatan, yaitu dari nilai rata-rata pra siklus 54,5. Nilai rata-rata siklus I 59,83. Nilai rata-rata siklus II 67,83. Nilai rata-rata siklus III 74,83. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari tingkat keberhasilan kurang pada siklus I menjadi cukup pada siklus II dan menjadi baik pada siklus III. Berdasarkan dua butir kesimpulan tersebut maka penggunaan metode peta pikiran (mind mapping) secara tepat terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada data yang diperoleh yang menunjukan adanya peningkatan dari hasil nilai pra siklus sampai siklus III. Maka direkomendasikan kepada guru, pihak terkait untuk menggunakan metode peta pikiran(mind mapping) khususnya pada pembelajaran menulis narasi.
(5)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR GRAFIK ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Hasil Penelitian 5
E. Definisi Operasional 6
F. Hipotesis Tindakan 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 7
A. Kajian Teoritis 7
B. Kajian Hasil Penelitian 18
C. Kerangka Berfikir 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20
A. Metode Penelitian 21
B. Model Penelitian Tindakan Kelas 29
(6)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Proses Tindakan 23
E. Instrumen Penelitian 25
F. Pengolahan Data 30
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 34
A. Pelaksanaan Penelitian 34
B. Analisis Hasil Penelitian 76
C. Pembahasan 78
D. Jawaban Hipotesis 80
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 81
A. Kesimpulan 81
B. Rekomendasi 82
DAFTAR PUSTAKA 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(7)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Pedoman Observasi Aktifitas Siswa dalam
Pembelajaran Menulis Narasi dengan Menggunakan
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) 26
3.2 Lembar Penilaian Kemampuan Menulis
Narasi dengan Menggunakan Metode
Peta Pikiran (Mind Mapping) 28
4.1 Hasil Belajar Siswa Menulis Narasi
pada Pra Siklus 36
4.2 Hasil Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran
Menulis Narasi dengan Menggunakan Metode Peta
Pikiran (Mind Mapping) pada Siklus I 45
4.3 Hasil Belajar Siswa Menulis Narasi dengan
Menggunakan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)
pada Siklus I 49
4.4 Hasil Observasi Aktifitas Siswa dalam
Pembelajaran Menulis Narasi dengan Menggunakan
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Siklus II 60
4.5 Hasil Belajar Siswa Menulis Narasi dengan
Menggunakan Metode Peta Pikiran
(Mind Mapping) pada Siklus II 62
4.6 Hasil Observasi Aktifitas Siswa dalam
Pembelajaran Menulis Narasi dengan Menggunakan
Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Siklus III 71
4.7 Hasil Belajar Siswa Menulis Narasi
dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran
(8)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa
dari Siklus I, Siklus II, Siklus III 76
4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
(9)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 langkah-langkah membuat karangan narasi dengan
Menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) 17
(10)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Hasil Observasi Aktifitas Siswa dari Siklus I,
Siklus II, Siklus III 76
4.2 Hasil Menulis Narasi Siswa dari Pra Siklus
(11)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Lembar Kerja Siswa Siklus I
2 Hasil Kerja Siswa Siklus I
3 Lembar Kerja Siswa Siklus II
4 Hasil Kerja Siswa Siklus II
5 Lembar Kerja Siswa Siklus III
6 Hasil Kerja Siswa Siklus III
7 Foto Kegiatan Belajar mengajar
(12)
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
(13)
1
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Tarigan, (1994: 1) mengungkapkan ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), dan (4) keterampilan menulis (writting skills), dan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Salah satu bidang aktifitas dan materi pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang memegang peranan penting ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat pra sekolah hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Terutama bagi siswa kelas V yang berkaitan dengan kemampuan menulis narasi. Dengan demikian, hendaklah menjadi suatu kesadaran bahwa pembelajaran menulis narasi di sekolah haruslah dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Menulis narasi adalah salah satu jenis karangan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengalaman, pengamatan, maupun berdasarkan rekaan pengarang. Menulis narasi merupakan kompetensi menulis yang sudah ada dan dimulai di jenjang Sekolah Dasar. Dengan melalui kegiatan menulis narasi siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain. Kemampuan menulis narasi tidak secara otomatis dapat dikuasai oleh siswa,
(14)
2
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis. Sehubungan dengan itu kemampuan menulis harus diberikan sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Sehingga siswa dapat mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan.
Kemampuan menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung. Yaitu kesungguhan, kemauan keras, dengan melalui belajar. Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa meningkatkan kemampuan menulis akan mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan melatih kemahiran.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di kelas V SD Negeri Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis narasi masih kurang inovatif sehingga mengakibatkan kemampuan menulis narasi siswa masih rendah. Hal ini ditandai dengan adanya siswa kurang bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai kemauan yang keras dalam menulis narasi. Siswa belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum memperhatikan tanda baca dalam menulis narasi. Sehingga perolehan nilai belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Yaitu nilai rata-rata siswa hanya mencapai 54,5, yaitu yang diantaranya 9 siswa dapat menulis narasi dengan baik, dan 21 siswa lainnya mendapat nilai di bawah nilai KKM. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM di SD Negeri Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dan mengalami kesulitan mengembangkan gagasannya untuk menulis narasi sehingga guru perlu berupaya dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dengan maksud agar tujuan pembelajaran dapat tercapai khususnya dalam pembelajaran menulis narasi.
Kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah metode pembelajaran. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), 1995 dalam Wasid (2008: 56) metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di tentukan. Namun demikian, penulis berharap bahwa dengan adanya upaya perbaikan proses
(15)
3
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang di hadapi, hasil belajar siswa mengenai kemampuan menulis narasi dapat ditingkatkan.
Masalah rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SDN Ciruas 3 dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan guru dalam penggunaan metode pembelajaran, melainkan juga disebabkan oleh faktor-faktor lainnya seperti pengalaman belajar sebelumnya yang tidak efektif, cara belajar yang tidak tepat, motifasi belajar yang rendah, kemampuan berbahasa yang minim, latihan menulis yang sangat kurang, dan lingkungan keluarga yang kurang menunjang. Oleh karena itu, sebenarnya masalah rendahnya hasil belajar kemampuan menulis narasi siswa tersebut dapat didefinisikan berdasarkan beberapa faktor penyebab atau pengaruh tersebut. Akan tetapi, penulis hanya akan melakukan perbaikan pembelajaran kemampuan menulis narasi melalui penelitian tindakan kelas dari aspek metodologis.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik melakukan perbaikan pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan Penggunaan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Buzan (2010: 4) mengungkapkan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan “memetakan” pikiran. Jadi peta pikiran (Mind mapping) merupakan salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Saleh, (2009: 119), mengemukakan bahwa “peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan daya imajinasi pada anak-anak didik melalui kebebasan berekspresi, maka secara tidak langsung kreativitas mereka akan berkembang”.
Dengan melalui metode peta pikiran (mind mapping) peneliti berharap akan sangat membantu memudahkan siswa dalam proses pembelajaran terutama digunakan dalam menulis narasi. Metode peta pikiran (mind mapping) akan menambah pengetahuan siswa untuk mencari urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah yang diharapkan. Siswa akan lebih mudah jika dalam pembelajaran menulis narasi mengangkat tema dari kehidupan siswa sehari-hari atau pengalamannya. Dan melalui bimbingan guru, pengalaman-pengalaman tersebut dituangkan ke dalam kerangka berfikir melalui peta pikiran (mind
(16)
4
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mapping). Peta pikiran (mind mapping) tersebut penuh kreativitas siswa dengan gambar dan kata-katanya yang sangat variatif. Hal ini dapat memicu siswa untuk menulis narasi yang lebih besar atau menarik siswa untuk menulis narasi. Berdasarkan hal tersebut, maka kemampuan menulis narasi siswa akan meningkat.
Metode peta pikiran (mind mapping) tentu akan sangat membantu siswa dalam memanfaatkan potensi kedua belah otaknya. Adanya interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses menulis. Terbiasanya siswa menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman sehingga siswa dapat mengembangkan tulisannya melalui peta pikiran (mind mapping).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti ingin membantu permasalahan yang dihadapi siswa dalam kemampuan menulis narasi yang di buat melalui penelitian tindakan kelas di kelas V yang berjudul “Penggunaan Metode Peta Pikiran (mind mapping) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi
pada Pembelajaran Bahasa Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Dalam setiap penelitian suatu masalah diperlukan adanya kejelasan dari masalah yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini diperlukan rumusan sehingga tidak terjadi kesalahan. Berdasarkan hal tersebut kemudian dirumuskan pokok pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran kemampuan
menulis narasi melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping)?
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan
(17)
5
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis
narasi melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping).
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping).
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, terutama bagi peneliti, siswa, guru dan sekolah adalah:
1. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman ilmiah mengenai penelitian tindakan kelas, sekaligus temuan dalam cara meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa disekolah dasar melalui penggunaan metode peta pikiran (mind mapping).
2. Siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran menulis narasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis narasinya.
3. Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa mengenai kemampuan meulis narasi.
4. Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan salah satu alternatif dalam penentuan kebijakan dan pengembangan model pembelajaran yang efektif, khususnya bagi pembelajaran kemampuan menulis narasi.
(18)
6
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional
Definisi operasional yang berhubungan dengan variable penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)
Salah satu metode pembelajaran yang mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta pikiran atau disebut mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an yaitu seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. DePorter, dkk. (2010: 225) mengatakan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.
2. Menulis Narasi
Menulis narasi adalah kecakapan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Menurut Finoza (2010: 244), “narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkai, tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlagsung dalam suatu kesatuan waktu.
F. Hipotesis Tindakan
Arikunto (2010: 110) menyatakan bahwa “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”
Berdasarkan definisi tersebut diatas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu “Jika metode pembelajaran peta pikiran (mind mapping) diterapkan dengan tepat maka akan meningkatkan kemampuan dalam menulis narasi.”
(19)
7
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
(20)
20
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Menurut Wardhani, dkk. (2007: 1.4) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.” Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang secara langsung menyangkut masalah yang terjadi di lapangan yaitu masalah pembelajaran di kelas agar kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran lebih baik dan meningkat.
Di dalam penelitian kelas, banyak manfaat yang diraih. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan atau pembelajaran di kelas yaitu mencakup: inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas, peningkatan profesionalisme guru. (Yusnandar, 2012: 9)
Jika tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu fokus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan guru kemudian dicobakan, dan dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat memecahkan persoalan proses pembelajaran yang dihadapi guru.
Bory (dalam Yusnandar, 2012: 9) menyebutkan “secara eksplisit bahwa tujuan utama dalam penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk mencapai pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan”.
(21)
21
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian tindakan kelas bukanlah tindakan satu kali lalu selesai, penelitian ini dilakukan secara terus menerus oleh guru untuk memperoleh hasil yang optimal dengan cara dan prosedur yang dinilai paling efektif. Dari uraian-uraian diatas jelas bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses perubahan yang tahap-tahapnya berulang dengan kualitas lebih meningkat dan lazim disebut dengan siklus.
B. Model Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur perencanaan penelitian tindakan kelas yang dipilih dalam meningkatkan kemampan menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010: 137).
Gambar 3.1 Model Kemmis MC. Taggaret (dalam Arikunto, 2010: 137) Pra Siklus
Pendahuluan
Rencana Refleksi
SIKLUS I Tindakan
Observasi
Rencana
Refleksi
SIKLUS II Tindakan
Observasi
(22)
22
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan model Kemmis & Mc Taggart kegiatannya berbentuk siklus-siklus yang masing-masing kegiatan pokoknya yaitu perencanaan, pelaksanaan, Observasi, refleksi. perencanaan adalah persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang antara lain meliputi pemilihan materi, metode, media, dan alat evaluasi. Pelaksanaan adalah implementasi perencanaan tersebut yang mewujud dalam proses pembelajaran. Observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap proses belajar siswa. Refleksi adalah kegiatan perenungan, pengkajian, dan analisis terhadap hasil observasi dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam rangka perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan bagan diatas, penelitian tindakan kelas ini di mulai dari kegiatan pra siklus dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran kemampuan menulis narasi di kelas V SDN Ciruas 3. Dari hasil observasi ditemukan permasalahan yaitu rendahnya aktifitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN Ciruas 3 dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi. Hasil observasi tersebut kemudian direfleksi untuk dicarikan jalan pemecahannya yang dalam hal ini disarankan untuk menggunakan metode peta pikiran (mind mapping).
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada kegiatan pra siklus, kemudian dibuat suatu perencanaan tindakan untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Perencanaan yang telah dibuat selanjutnya dilaksanakan, diobservasikan prosesnya, dinilai hasilnya, dan direfleksi untuk diketahui keberhasilannya dan kelemahannya yang mungkin timbul. Kelemahan yang masih ada pada kegiatan putaran atau siklus I selanjutnya diatasi lagi dengan membuat perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi pada siklus II sampai pada siklus III hingga mencapai hasil yang optimal berupa kemampuan menulis narasi siswa yang optimal.
(23)
23
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Dalam menentukan subyek penelitian, maka peneliti akan lebih mudah dan efektif. Adapun subyek penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan pembelajaran menulis narasi melalui metode peta pikiran (mind mapping) di kelas V SDN Ciruas 3, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini di artikan sebagai tempat atau keadaan yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian yang digunakan adalah di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ciruas 3, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena SD tersebut lokasinya dekat dengan rumah dan adanya kemudahan dalam perizinan, sehingga memudahkan penulis dalam berkomunikasi untuk kelancaran kegiatan penelitian
D. Proses Tindakan
Penelitian ini akan dilakukan beberapa siklus hingga siswa dapat benar-benar kreatif dalam menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan pra siklus terdiri dari dua tahap yaitu: observasi dan refleksi.
1. Pra Siklus
Kegiatan pra siklus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan situasi asli pembelajaran menulis narasi dikelas V, data yang diperoleh dari lapangan di analisis, diinterpretasikan dan dijelaskan untuk tindakan pada siklus.
Proses penelitian pada pra siklus ini, merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
(24)
24
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Observasi
Dalam kegiatan pra siklus, observasi dilaksanakan terhadap kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran menulis narasi di SDN Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang. Tujuannya untuk mengetahui kendala-kendala dan masalah-masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis narasi.
b. Refleksi
Dalam kegiatan ini guru dan peneliti mengadakan diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi guru, yang dihasilkan melalui observasi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis narasi. Selanjutnya memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi untuk merumuskan siklus I (satu)
2. Siklus I a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini merupakan hasil refleksi dari kegiatan observasi pra siklus, yaitu merancang pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Selanjutnya menentukan alat pembelajaran yang akan di gunakan sebagai alat bantu dalam menanamkan konsep peta pikiran (mind mapping), kemudian membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan apa yang akan dilakukan siswa dalam melakukan tindakan yang telah direncanakan. (RPP terlampir)
b. Pelaksanaan
Kegiatan ini dimaksudkan melaksanakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis narasi berdasarkan hasil refleksi pada pra siklus. Pembelajaran pada siklus ini adalah menanamkan pemahaman metode peta pikiran (mind mapping) dalam pembuatan narasi.
(25)
25
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Observasi
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan menerapkan metode peta pikiran (mind mapping) untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Aspek-aspek aktifitas siswa yang diamati meliputi motifasi belajar siswa, komunikasi siswa, perhatian/fokus siswa, aktifitas belajar siswa, dan tanggung jawab siswa.
d. Refleksi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis tentang kegiatan hasil tindakan dalam pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping), apakah ada peningkatan hasil dari tindakan?
Apabila dalam pembelajaran menulis narasi pada siklus I hasilnya belum maksimal maka dilanjutkan ke siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Salah satu kegiatan yang sangat sangat penting dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Pengumpulan data adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Untuk keperluan data dibutuhkan alat atau instrumen penelitian yang tepat. Instrumen penelitian mempunyai peran yang sangat penting sebab mutu suatu penelitian dapat dinilai dari mutu instrumen yang digunakan. Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan berbagai cara atau metode pengumpulan data, sebagai berikut:
1 Lembar Observasi/Pengamatan
Observasi yang dilakukan peneliti adalah lembar observasi yang digunakan untuk mengamati dan menilai dalam proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Lembar observasi yang digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan data memuat
(26)
26
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aspek-aspek yang diamati yang meliputi motivasi belajar siswa, komunikasi siswa, perhatian/fokus siswa, aktifitas belajar, tanggung jawab siswa. Format lembar observasi di sajikan pada tabel 3.1
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)
No Nama Siswa
Aspek Penilaian
Jumlah Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
Jumlah
Rata-rata
Keterangan: Nilai 4 = jika semua deskiptor tampak
Nilai 3= jika 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2= jika 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1= jika 1 deskriptor yang tampak Keterangan:
Deskriptor Penilaian Observasi Aktifitas Siswa 1. Motivasi belajar siswa
a. Antusias dalam melihat gambar yang di tempelkan di papan tulis b. Timbul rasa ingin tahu tentang pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan metode peta pikiran (mind mapping)
c. Minat belajar tinggi dengan menggunakan kombinasi warna pada
gambar dan garis-garis dalam membuat peta pikiran (mind mappng) d. Kemauan belajar yang sangat tinggi
2. Komunikasi siswa
a. Siswa aktif bertanya tentang pembelajaran menulis narasi yang telah di jelaskan dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) b. Siswa merespon guru saat ditanya
(27)
27
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Siswa mengeluarkan pendapat jika ditanya mengenai materi yang telah di sajikan
d. Adanya kemauan untuk bertanya seputar materi yang disampaikan
3. Perhatian/ fokus siswa
a. Memperhatikan guru dalam menjelaskan cara membuat karangan
narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) b. Perhatian pada gambar yang ditempel
c. Mengikuti pembelajaran dengan serius
d. Siswa tidak rebut dan tenang dalam menggambar dan membuat
karangan narasi 4. Aktifitas belajar siswa
a. Aktif dalam bertanya kepada guru
b. Tidak menanyakan materi yang telah disampaikan
c. Siswa merasa tidak membutuhkan bantuan
d. Siswa diam dan merasa tehu semua
5. Tanggung jawab siswa
a. Siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu di akhir pembelajaran
b. Siswa mau maju kedepan saat diperintah gurunya untuk menceritakan
hasil karangan narasi yang dibuat
c. Keberanian menjawab pertanyaan guru setelah membacakan salah
satu contoh narasi
d. Sebagai tutor untuk temannya dalam pembelajaran dikelas Kriteria Penilaian
Interval Nilai Kategori
3,6 – 4 Baik Sekali
2,6 – 3,5 Baik
1,6 – 2,5 Cukup
0 – 1,5 Kurang
Nilai
=
�� � ℎ � �� � �(28)
28
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Tema dalam menulis narasi sudah ditentukan oleh peneliti, pembatasan tema digunakan untuk memudahkan penulis dalam memberi penilaian.
Tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes yang diberikan kepada siswa kelas V SDN Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang berupa tes uraian dalam bentuk tulisan atau karangan narasi yang harus diselesaikan oleh siswa, tema dalam menulis narasi sudah ditentukan oleh peneliti, pembatasan tema digunakan untuk memudahkan penulis dalam memberi penilaian. Teknik atau cara pengambilan nilai tentang menulis narasi peneliti menentukan aspek-aspek yang akan dinilai dalam menulis narasi tersebut yaitu: kesesuian judul dengan isi karangan, mudah dipahami (dari segi isi karangan), sederhana (dalam penggunaan kalimat), langsung (dalam penyampaian), tepat dalam melukiskan ide (dari segi pengembangan kerangka karangan). Adapun pedoman penilaian karangan di sajikan pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Lembar Penilaian Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)
No Nama Siswa
Aspek Penilaian
Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
Jumlah
Rata-rata
Keterangan: Nilai 20 = jika deskiptor huruf (a) yang tampak
Nilai 15 = jika deskriptor huruf (b) yang tampak
Nilai 10 = jika deskriptor huruf (c) yang tampak
(29)
29
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
Deskriptor Penilaian Kemampuan Menulis Narasi Siswa
1. Penggunaan tanda baca
a. Penggunaan ejaan dan tanda baca sesuai
b. Penggunaan ejaan dan tanda baca cukup sesuai
c. Penggunaan ejaan dan tanda baca kurang sesuai d. Penggunaan ejaan dan tanda baca tidak sesuai 2. Mudah Dipahami (dari segi isi karangan)
a. Karangan tuntas, latar cerita jelas, ide cerita menarik b. Karangan tuntas, latar cerita jelas,ide cerita cukup menarik
c. Karangan tuntas, latar cerita tidak jelas, ide cerita kurang menarik d. Karangan belum tuntas, latar cerita tidak jelas, ide cerita kurang
menarik
3. Sederhana (Dalam penggunaan kalimat)
a. Struktur kalimat singkat, jelas, saling bertautan b. Struktur kalimat singkat, jelas, tidak saling bertautan c. Struktur kalimat singkat, tidak jelas, tidak saling bertautan d. Struktur kalimat panjang, tidak jelas, tidak saling bertautan
4. Langsung (dalam penyampaian)
a. Uraian kata lancar, cara menceritakan menarik b. Uraian kata lancar, cara menceritakan cukup menarik c. Uraian kata lancar, cara menceritakan kurang menarik
d. Uraian kata berputar-putar atau tidak lancar, cara menceritakan tidak menarik
5. Tepat dalam Melukiskan Ide (dari segi pengembangan kerangka karangan)
a. Isi sesuai kerangka karangan, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, dan tertata rapi
b. Isi sesuai kerangka karangan, gagasan kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat
(30)
30
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Isi sesuai kerangka karangan, gagasan tidak terorganisir dan ide utama tidak terlihat
d. Isi karangan menyimpang dari kerangka karangan, ide utama tidak terlihat.
Kriteria Penilaian
Interval Nilai Kategori
90 – 100 Baik Sekali
70 – 89 Baik
60 – 69 Cukup
40 – 59 Kurang
0 – 39 Kurang sekali
Nilai= � ��
100
× 100
3. Dokumentasi
Cara pengumpulan data dengan dokumentasi ini yakni mengambil gambar-gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dari gambar-gambar-gambar-gambar tersebut dapat dilihat gambar proses belajar mengajar dalam menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Dengan adanya gambar ini dikarenakan tingkat kebenaran dari penelitian cukup tinggi.
F. Pengolahan data
1. Teknik pengumpulan data
Data yang telah terkumpul menjadi acuan dalam melaksanakan analisis data yang diperoleh dari pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Data yang dihasilkan atau dikumpulkan berdasarkan dua aspek yaitu:
(31)
31
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Proses perubahan dan perkembangan kemampuan siswa dalam menulis narasi
dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada pembelajaran bahasa indonesia.
b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan metode peta pikiran (mind mapping).
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan terdiri dari:
a. Data tentang obserfasi aktifitas siswa dalam menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping).
b. Data tentang hasil belajar siswa dalam menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Setelah data di peroleh dari hasil pengumpulan data, maka data perlu segera diolah, data yang diperoleh di dapat dari evaluasi pada setiap siklus. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga tahap yaitu:
1) Tahap Persiapan
(a) Mengecek kelengkapan data
(b) Mengecek alat pengumpulan data
(c) Membuat rata-rata keberhasilan anak
Untuk kriteria penilaian aktifitas anak adalah sebagai berikut:
Kriteria nilai baik sekali jika anak memperoleh nilai antara 3,6 – 4 Kriteria nilai baik jika anak memperoleh nilai antara 2,6 – 3,5 Kriteria nilai cukup jika anak memperoleh nilai antara 1,6 – 2,5 Kriteria nilai kurang jika anak memperoleh nilai antara 0 – 1,5 Untuk kriteria penilaian hasil menulis narasi anak adalah sebagai berikut
Kriteria nilai baik sekali jika anak memperoleh nilai antara 90 –100 Kriteria nilai baik jika anak memperoleh nilai antara 70 – 89 Kriteria nilai cukup jika anak memperoleh nilai antara 60 – 69 Kriteria nilai kurang jika anak memperoleh nilai antara 40 – 59 Kriteria nilai kurang sekali jika anak memperoleh nilai antara 0 -39
(32)
32
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Tahap Pentabulasian
Dalam tahap ini data untuk aktifitas siswa yaitu: (1) Menjumlahkan nilai aktifitas yang diamati,
(2) Merata-ratakan nilai aktifitas siswa pada setiap siklus, dan
(3) Membandingkan nilai aktifitass belajar siswa pada siklus I, II, III untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa.
Data untuk hasil tes keterampilan menulis narasi siswa yaitu:
(1) Menilai karangan siswa dengan menggunakan pedoman penilaian karangan,
(2) Merata-ratakan nilai siswa pada setiap siklus,
(3) Membandingkan perolehan nilai karangan siswa siklus I, II, dan III sehingga di ketahui peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa.
3. Interpretasi Data
Temuan-temuan yang ada diinterpretasikan dengan merujuk kepada acuan teoritik mengenai kemampuan dalam menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Penelitian dalam proses ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh, disamping menggambarkan perolehan penelitian yang secara teoritik analitik, sehingga akhirnya diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan dalam penelelitian.
Pada tahap ini data yang telah divalidasi (sahih) di interpretasi berdasarklan kerangka teoritik dan norma-norma praktis yang disepakati, atau berdasarkan instuisi guru mengenai situasi pembelajaran yang baik, sehingga diperoleh suatu kerangka referensi yang bisa memberikan makna terhadapnya. Kerangka referensi ini nantinya dapat dilakukan peneliti untuk melakukan tindakan selanjutnya.
(33)
33
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kesimpulan Data
Data yang telah dikumpulkan dan terorganisir pada langkah-langkah pengumpulan data dan temuan-temuan yang ada, kemudian dianalisis untuk memudahkan penelitian dalam membuat interpretasi sebagai pembanding serta menentukan korelasi yang terjadi pada penelitian tersebut sehingga data yang ada mempunyai referensi yang kuat.
(34)
81
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan nampak bahwa metode peta pikiran (mind mapping) sebagai sumber belajar dalam menulis narasi pada siswa kelas V SDN Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang. Menunjukan hasil yang cukup baik pada setiap putaran siklusnya, secara lebih rinci dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan metode peta pikiran (mind mapping) sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktifitas siswa, dan metode peta pikiran (mind mapping) tepat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis narasi, karena hasilnya lebih baik dari pada yang tidak menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Adapun langkah-langkah pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) yaitu: guru memilih tema/gagasan karangan narasi, kemudian siswa menuliskannya diatas selembar kertas kosong, siswa mengamati media gambar atau foto yang disediakan oleh guru dan diikuti penulisan kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar berwarna, siswa menuliskan pengembangan dari kata-kata kunci tersebut dalam ranting-ranting yang melikupi pusat ide karangan tersebut, setelah siswa membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran lalu siswa ditugaskan untuk menulis narasi, ide yang muncul ditengah aktifitas menulis dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting-ranting manapun dalam peta pikiran (mind mapping) untuk selanjutnya dituangkan dalam karangan narasi, dengan langkah-langkah ini cara menulis karangan narasi menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) yang dilaksanakan dalam 3 siklus dapat meningkat.
2. Dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dalam proses pembelajaran menulis narasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
(35)
82
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menulis narasi, karena siswa merasa senang selama kegiatan pembelajaran menulis narasi. Hal ini terlihat pada setiap siklusnya menunjukan ada peningkatan yang signifikan dari kemampuan pada pra siklus nilai rata-rata sebesar 54,5, pada siklus I nilai rata-rata 59,83, pada siklus II nilai rata-rata sebesar 67,83, dan pada siklus III nilai rata-rata 74,83.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka rekomendasi yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Para Guru
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat agar siswa mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa, karena pembelajaran ini dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menemukan ide/gagasannnya sebelum diubah kedalam bentuk karangan narasi, dengan metode peta pikiran (mind mapping) dapat memudahkan siswa dalam mengungkapkan dan mengembangkan hasil pemikirannnya.
2. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan pembelajaran dengan baik dan memilih struktur pembelajaran yang cocok dengan materi yang diajarkan. Dalam melakukan pembinaan dan pemeriksaan tidak sekedar sebagai persyaratan bakti fisik kenaikan golongan, tetapi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
(36)
83
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi Pengawas
Pihak pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan hendaknya turut memberikan dukungan dan penghargaan terhadap prestasi guru dan untuk terus melakukan upaya kearah peningkatan kemampuan profesional guru dalam bidang pengajaran, melalui pelatihan atau mengoptimalkan kegiatan KKG dan PKG.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya, baik untuk variable terikat yang sama maupun yang berbeda.
(37)
84
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buzan, Tony. (2010). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia.
Depoter, Bobi. (2011). Quantum Learning. Bandung: PT. Mizzan Pustaka Kaifa. ____________(2010). Quantum Teaching. Bandung: PT. Mizzan Pustaka Kaifa. Finoza, Lamuddin. (2010). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan
Mulia.
Iskandar, Wasid, & Suhendar Dadang. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Keraf, Gorys. (2003). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Saleh, Andri. (2009). Kreatif Mengajar dengan Mind Map®. Bogor: CV Regina. Santosa Puji, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Suparno, & Mohamad Yunus. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, HG. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yunandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: UPI PRESS. Wardhani IGAK, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
(1)
2) Tahap Pentabulasian
Dalam tahap ini data untuk aktifitas siswa yaitu: (1) Menjumlahkan nilai aktifitas yang diamati,
(2) Merata-ratakan nilai aktifitas siswa pada setiap siklus, dan
(3) Membandingkan nilai aktifitass belajar siswa pada siklus I, II, III untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa.
Data untuk hasil tes keterampilan menulis narasi siswa yaitu:
(1) Menilai karangan siswa dengan menggunakan pedoman penilaian karangan,
(2) Merata-ratakan nilai siswa pada setiap siklus,
(3) Membandingkan perolehan nilai karangan siswa siklus I, II, dan III sehingga di ketahui peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa.
3. Interpretasi Data
Temuan-temuan yang ada diinterpretasikan dengan merujuk kepada acuan teoritik mengenai kemampuan dalam menulis narasi dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Penelitian dalam proses ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh, disamping menggambarkan perolehan penelitian yang secara teoritik analitik, sehingga akhirnya diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan dalam penelelitian.
Pada tahap ini data yang telah divalidasi (sahih) di interpretasi berdasarklan kerangka teoritik dan norma-norma praktis yang disepakati, atau berdasarkan instuisi guru mengenai situasi pembelajaran yang baik, sehingga diperoleh suatu kerangka referensi yang bisa memberikan makna terhadapnya. Kerangka referensi ini nantinya dapat dilakukan peneliti untuk melakukan tindakan selanjutnya.
(2)
33
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Kesimpulan Data
Data yang telah dikumpulkan dan terorganisir pada langkah-langkah pengumpulan data dan temuan-temuan yang ada, kemudian dianalisis untuk memudahkan penelitian dalam membuat interpretasi sebagai pembanding serta menentukan korelasi yang terjadi pada penelitian tersebut sehingga data yang ada mempunyai referensi yang kuat.
(3)
81
Dwi Narti Astuti, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan nampak bahwa metode peta pikiran (mind mapping) sebagai sumber belajar dalam menulis narasi pada siswa kelas V SDN Ciruas 3 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang. Menunjukan hasil yang cukup baik pada setiap putaran siklusnya, secara lebih rinci dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan metode peta pikiran (mind mapping) sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktifitas siswa, dan metode peta pikiran (mind mapping) tepat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis narasi, karena hasilnya lebih baik dari pada yang tidak menggunakan metode peta pikiran
(mind mapping). Adapun langkah-langkah pembelajaran menulis narasi
dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) yaitu: guru memilih tema/gagasan karangan narasi, kemudian siswa menuliskannya diatas selembar kertas kosong, siswa mengamati media gambar atau foto yang disediakan oleh guru dan diikuti penulisan kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar berwarna, siswa menuliskan pengembangan dari kata-kata kunci tersebut dalam ranting-ranting yang melikupi pusat ide karangan tersebut, setelah siswa membuat perencanaan dalam bentuk peta pikiran lalu siswa ditugaskan untuk menulis narasi, ide yang muncul ditengah aktifitas menulis dapat dituangkan dalam cabang-cabang atau ranting-ranting manapun dalam peta pikiran (mind mapping) untuk selanjutnya dituangkan dalam karangan narasi, dengan langkah-langkah ini cara menulis karangan narasi menggunakan metode peta pikiran
(mind mapping) yang dilaksanakan dalam 3 siklus dapat meningkat.
2. Dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dalam proses pembelajaran menulis narasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
(4)
82
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menulis narasi, karena siswa merasa senang selama kegiatan pembelajaran menulis narasi. Hal ini terlihat pada setiap siklusnya menunjukan ada peningkatan yang signifikan dari kemampuan pada pra siklus nilai rata-rata sebesar 54,5, pada siklus I nilai rata-rata 59,83, pada siklus II nilai rata-rata sebesar 67,83, dan pada siklus III nilai rata-rata 74,83.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan diatas maka rekomendasi yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Para Guru
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat agar siswa mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa, karena pembelajaran ini dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam menemukan ide/gagasannnya sebelum diubah kedalam bentuk karangan narasi, dengan metode peta pikiran (mind mapping) dapat memudahkan siswa dalam mengungkapkan dan mengembangkan hasil pemikirannnya.
2. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan tertinggi di sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan pembelajaran dengan baik dan memilih struktur pembelajaran yang cocok dengan materi yang diajarkan. Dalam melakukan pembinaan dan pemeriksaan tidak sekedar sebagai persyaratan bakti fisik kenaikan golongan, tetapi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
(5)
3. Bagi Pengawas
Pihak pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan Kecamatan hendaknya turut memberikan dukungan dan penghargaan terhadap prestasi guru dan untuk terus melakukan upaya kearah peningkatan kemampuan profesional guru dalam bidang pengajaran, melalui pelatihan atau mengoptimalkan kegiatan KKG dan PKG.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian selanjutnya, baik untuk variable terikat yang sama maupun yang berbeda.
(6)
84
Dwi Narti Astuti, 2013
PENGGUNAAN METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buzan, Tony. (2010). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia.
Depoter, Bobi. (2011). Quantum Learning. Bandung: PT. Mizzan Pustaka Kaifa. ____________(2010). Quantum Teaching. Bandung: PT. Mizzan Pustaka Kaifa. Finoza, Lamuddin. (2010). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan
Mulia.
Iskandar, Wasid, & Suhendar Dadang. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Keraf, Gorys. (2003). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Saleh, Andri. (2009). Kreatif Mengajar dengan Mind Map®. Bogor: CV Regina. Santosa Puji, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Suparno, & Mohamad Yunus. (2006). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, HG. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yunandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: UPI PRESS. Wardhani IGAK, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.