Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ZAINUDIN NIM: 1811018300102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Pada Siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015''.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil pengamatan, buku-buku dan beberapa sumber yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi penelitian ini tidak akan terlaksana dan berjalan lancar tanpa bantuan, kerjasama, dorongan, serta do’a restu dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI )

3. Makyun Subuki, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi.

4. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Siti Khoiriyah, S.Pd., selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Depok. 6. Dewan Guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Depok.

7. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.


(7)

vii

sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan berikutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi penelitian ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya kepada semua pihak.

Jakarta, Nopember 2014

Zainudin Penulis


(8)

viii

Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kemampuan menulis Puisi pada siswa kelas V MI Nurul Huda Depok dengan metode peta pikiran (mind mapping). Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis puisi, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peta pikiran (mind mapping). Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Nurul Huda Depok yang berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang pertama bahwa terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi setelah diadakan tindakan kelas dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I nilainya 2,56 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,67 dengan kriteria sangat baik. Nilai rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,67 dengan kriteria baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,75 dengan kriteria sangat baik. Kedua ada peningkatan kemampuan menulis puisi setelah diadakan tindakan kelas dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping). Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah tindakan. Pada siklus I ada peningkatan kemampuan menulis puisi dari rata-rata 61,2 menjadi 65,8 dengan ketuntasan klasikal 68% dan pada siklus II ada peningkatan kemampuan menulis puisi dari rata-rata 65,8 menjadi 73,4 dengan ketuntasan klasikal 84%. Dengan demikian, Metode P et a Pikiran (Mind Mapping) dapat di gunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V MI Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 2014/2015.


(9)

ix

Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi ... iii

Lembar Surat Pernyataan Karya Ilmiah ... iv

Lembar Pengesahan Panitia Ujian ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 3

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 3

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 3

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A.Acuan teori area dan fokus yang diteliti ... 5

1. Hakikat Menulis ... 5

a. Pengertian Menulis ... 5

b. Fungsi Menulis ... 6

c. Manfaat Menulis ... 8

2. Hakikat Puisi ... 10

a. Pengertian Puisi ... 10

b. Unsur-unsur Dalam Puisi ... 11

c. Jenis-jenis Puisi ... 16


(10)

x

c. Manfaat Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) ... 19

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 20

C. Hipotesis Tindakan... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Bentuk Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 24

C.Subjek Penelitian ... 26

D.Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 26

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 26

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ... 27

G.Data dan Sumber Data ... 27

H.Instrumen Pengumpulan Data ... 28

I. Teknik Pengumpulan Data ... 28

J. Teknik Pemeriksaan ... 30

K.Analisa Data dan Interprestasi ... 31

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 36

1. Profil Sekolah ... 37

2. Visi dan Misi Sekolah ... 37

3. Struktur Organisasi Pengajar ... 37

4. Keadaan Guru dan Murid ... 38

B. Deskripsi Awal Tindakan... ... . 39

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

1. Tindakan Siklus I ... 41

a. Perencanaan ... 41


(11)

xi

a. Perencanaan.. ... 51

b. Pelaksanaan Tindakan ... 52

c. Observasi ... 55

d. Refleksi ... 57

D. Temuan dan Pembahasan Hasil penelitian ... 60

1. Temuan Hasil Observasi ... 60

2. Hasil Belajar Menulis Puisi ... 64

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 67

B. Implikasi ... 68

C. Saran ... ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... ... 71


(12)

xii

1. Tabel 4.1. Keadaan Guru... 38 2. Tabel 4.2. Keadaan Murid... 38 3. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siswa ... 39 4. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siswa pada

Siklus I ... 49 5. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siswa pada

Siklus II ... 59 6. Tabel 4.6. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Gurupada Siklus I

Dan Siklus II ... 61 7. Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Siswa pada Siklus I

Dan Siklus II ... 63 8. Tabel 4.8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan Menulis Puisi

Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ... 64 9. Tabel 4.9. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswapada Kondisi Awal,


(13)

xiii

1. Gambar 3.1. Desain Penelitian oleh “Kemmis dan McTaggart”... 25 2. Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pengajar MI Nurul Huda Depok ... 37 3. Gambar 4.2.Grafik Nilai Kemampuan Menulis Siswa pada Kondisi Awal ....…40 4. Gambar 4.3.Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siswapada Siklus I..….50 5. Gambar 4.4.Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siswapada

Siklus II ...60 6. Gambar 4.5.Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Gurupada

Siklus I dan Siklus II ... 62 7. Gambar 4.6.Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Siswapada

Siklus I dan Siklus II ... 63 8. Gambar 4.7. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan Menulis

Puisi Siswapada Kondisi Awal, Siklus I, dan Sikus II ... 65 9. Gambar 4.8. Grafik Peningkatan Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Empat kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

Dalam kemampuan menulis, siswa kelas V MI Nurul Huda Depok diharuskan memiliki kompetensi untuk mampu menulis puisi. Hal ini dikarenakan puisi merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan makna yang lahir sebagai karya dari seorang putra bangsa. Puisi dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur tingkat peradaban suatu bangsa.

Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang memerlukan kemampuan khusus. 1

Namun pembelajaran menulis puisi sering mengalami kendala. Kendala tersebut antara lain:

1). Kurang adanya rasa percaya diri, dan

2). Minimnya pengetahuan tentang menulis puisi.

1

Puji Santosa, dkk. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008). h. 78


(15)

Kurangnya rasa percaya diri menyebabkan siswa takut salah dalam menulis puisi. Mereka kurang percaya diri ketika diperintahkan untuk menulis puisi. Minimnya pengetahuan dalam menulis puisi membuat siswa bingung dalam menulis puisi. Kendala-kendala di atas menyebabkan siswa belum dapat menulis puisi dengan baik dan benar sesuai kompetensi dasar yang ditentukan.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V MI Nurul Huda Depok adalah dengan menerapkan model pembelajaran aktif.

Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif. Strategi pembelajaran aktif ini merupakan strategi pembelajaran yang menjadikan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik aktif dalam berinteraksi antarteman (siswa) maupun dengan guru. Selain itu, Schroeder salah seorang peneliti tentang metode dan strategi pembelajaran, ia menyimpulkan bahwa model mengajar dan belajar aktif menciptakan gabungan yang paling bagus untuk peserta didik sekarang.2

Dalam strategi pembelajaran aktif ada beberapa metode yang dapat digunakan, di antaranya yaitu metode mind mapping (peta pikiran). Metode mind mapping (peta pikiran) merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar, karena dalam metode ini siswa diminta untuk mempetakan konsep materi yang diajarkan secara sederhana sesuai dengan apa yang diajarkan, sehingga siswa dapat berperan secara aktif dalam memahami materi yang diajarkan yaitu tentang puisi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang:

“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) PADA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KOTA DEPOK TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.

2

Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembeljaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2002) h. 8


(16)

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Identifikasi area pada penelitian ini adalah di bidang ilmu bahasa dan sastra yaitu bahasa Indonesia, dengan fokus penelitian yaitu peningkatan kemampuan siswa kelas V (lima) terhadap pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis puisi.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Agar penelitian ini tidak melebar kemana-mana, maka peneliti membatasi Penelitian ini yang difokuskan pada peningkatan kemampuan siswa kelas V (lima) terhadap pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat, menggunakan metode mind mapping (peta pikiran).

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

“Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam pelajaran bahasa Indonesia melalui metode mind mapping (peta pikiran) pada siswa kelas V MI Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 2014/2015?”

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam pelajaran bahasa Indonesia melalui metode mind mapping (peta pikiran) pada siswa kelas V MI Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 2014/2015.

Adapun kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif kepada sejumlah pihak sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan teori-teori ilmu yang diperoleh ke dalam bukti lapangan riil serta dengan sedikit demi sedikit peneliti mampu memahami strategi, metode maupun media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran dan mampu memotivasi peneliti untuk selalu berusaha mengembangkan imajinasi maupun daya kreativitas dalam “menghidupkan” serta meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mengajar.


(17)

2. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional dan menjadikan pembelajaran kontekstual sebagai bahan referensi dalam pemilihan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya sesuai karakter dan kemampuan mereka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.

3. Bagi siswa, dengan penerapan strategi pembelajaran aktif metode mind mapping (peta pikiran) pada siswa kelas V MI Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 2013/2014, diharapkan agar lebih percaya diri dan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis dan mengarang puisi. 4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

bagi guru bidang studi lain untuk turut melaksanakan model pembelajaran yang sama.


(18)

5

PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

Dalam acuan teori area dan fokus yang diteliti ini akan membahas beberapa hal yang meliputi: hakikat menulis, hakikat puisi, dan hakikat metode Mind Mapping (Peta Pikiran).

1. Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya.1

Dalam hal ini ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian menulis yaitu;

Menurut Tarigan: “menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu”. Menurut Suriamiharja: “menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran

dan perasaan dengan tulisan atau berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis”.

Sedangkan menurut Robert Lado mengatakan bahwa: “menulis adalah

menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol

grafisnya”.2

Berdasarkan beberapa pengertian tentang menulis yang telah dikemukakan, maka dapat dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

1

M. Yunus. dkk, Keterampilan Menulis, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2013) h. 1.3

2

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: IPI PRESS, 2007) h. 115-116


(19)

suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung antara penulis dan pembaca dalam ragam bahasa tertulis.

Dalam menulis terdapat empat unsur di dalamnya yaitu: 1. Penulis sebagai penyampai pesan.

2. Pesan atau sesuatu yang disampaikan penulis.

3. Saluran atau medium yang berupa lambang-lambang bahasa tulis seperti rangkaian huruf atau kalimat dan tanda baca.

4. Penerima pesan, yaitu pembaca sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh penulis.3

Adapun kebiasaan dalam menulis bisa ditumbuhkan dengan cara: pertama, membaca. Dengan semakin sering membaca, seseorang juga dapat semakin meningkatkan pengetahuannya sehingga penulis dapat menemukan inspirasi/ide menulis dan rasa percaya diri untuk menulis. Kedua, berdiskusi dengan teman atau orang lain untuk mendapatkan masukan atau kritik sehingga semakin terasah pula kemampuan berpikir dan kesanggupan untuk memahami pendapat orang lain. Ketiga, mengikuti seminar, talk show atau workshop untuk menambah wawasan menulis. Keempat, mengamati peristiwa kejadian dan peristiwa yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sedikit fokus, konsentrasi, dan merenung semua kejadian yang kita alami dapat didokumentasikan dalam bentuk tulisan.4

b. Fungsi Menulis

Dalam kegiatan berbahasa menulis memiliki fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi secara tertulis dan tidak langsung. Tulisan juga dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran kita dan juga memiliki fungsi sebagai berikut:

3

M. Yunus. loc. cit.

4

Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom,dan Resensi Buku, (Jakarta: ERLANGGA, 2005) h. 5-6


(20)

1. Fungsi Pemetaan

Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran pendapat, imajinasi dan yang lainnya, serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya, oleh karena itu, pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang tersusun.

2. Fungsi Pengawetan

Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaraan sesuatu dalam wujud dokumen tertulis. Dokumen sangat berharga, misalnya untuk mengungkapkan kehidupan pada zaman dahulu. 3. Fungsi Penciptaan

Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan sastra menunjukkan fungsi demikian. Begitu pula karangan filsafat dan keilmuan ada yang menunjukkan fungsi penciptaan.

4. Fungsi Penyampaian

Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang berjauhan.5

5. Fungsi Personal

Yaitu mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelakunya, yang diungkapkan melalui misalnya surat atau buku harian.

6. Fungsi Instrumental (direktif)

Yaitu mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. 7. Fungsi Interaksional

Yaitu menjalin hubungan sosial dengan pembaca, maupun orang lain.

8. Fungsi Informatif

Yaitu menyampaikan informasi, termasuk ilmu pengetahuan. 9. Fungsi Heuristik

Yaitu belajar atau memperoleh informasi.

5


(21)

10.Fungsi estesis

Yaitu untuk mengungkapkan atau memenuhi rasa keindahan.6

c. Manfaat Menulis

Banyak manfaat yang dapat diambil dari pembelajaran menulis antara lain yaitu:

1. Menulis mengembangkan kecerdasan

Menurut para ahli psikolinguistik, menulis merupakan suatu aktivitas kompleks yang mendorong tumbuh kembangnya kemampuan seseorang sekaligus mengasah pula daya pikir dan kecerdasannya dalam belajar menulis atau mengarang. Karena dalam menulis terdapat sembilan proses berpikir yaitu:

a. Mengingat apa yang telah dipelajari, dialami dan diketahui sebelumnya.

b. Menghubungkan apa yang telah dipelajari, dialami dan diketahui sebelumnya.

c. Mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang dimiliki. d. Membayangkan ciri atau karakter dari apa yang telah diketahui. e. Memprediksi atau meramalkan bagian tulisan selanjutnya. f. Memonitor atau memantau ketepatan penataan tulisan.

g. Menggeneralisasikan bagian demi bagian informasi yang ditulis ke dalam sebuah kesimpulan.

h. Menerapkan informasi atau sebuah kesimpulan yang telah disusun ke dalam konteks yang baru.

i. Mengevaluasi apakah seluruh informasi yang diperlukan dalam tulisan telah cukup memadai.

2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas

Dalam hal menulis seseorang mesti menyiapkan dan menyuplai sendiri segala sesuatunya, seperti; isi tulisan, pertanyaan dan jawaban, ilustrasi, pembahasaan, serta penyajian tulisan. Supaya

6


(22)

tulisan menarik dan enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata sedemikian rupa sehingga logis, sistematis, dan tidak membosankan.

3. Menulis menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian

Menulis ibarat mengemudi kendaraan. Orang yang telah mengetahui seluk beluk mengemudi mobil, bahkan sudah memiliki SIM, tidak serta merta ia dapat mengemudikan mobil. Ia perlu keberanian dan menepis berbagai kekhawatiran, seperti khawatiran salah menginjak gas, dan yang lainnya. Begitu juga halnya dalam menulis harus berani menampilkan pikirannya, cara pikir dan gaya tulis, serta menawarkannya kepada orang lain. Dengan konsekuensi harus memiliki kesiapan dan kesanggupan untuk melihat dengan jernih segenap penilaian dan tanggapan apapun dari pembacanya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Penilaian atau tanggapan dari orang lain justru merupakan masukan bagi penulis untuk dapat memperbaiki kemampuannya dalam menulis.

4. Menulis mendorong kebiasaan dan memupuk kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan informasi. Hasil pengamatan dan pengalaman selama ini menunjukkan bahwa penyebab orang gagal dalam menulis ialah karena ia sendiri tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Ia tidak tahu informasi yang cukup tentang topik yang akan ditulis, serta malas mencari informasi yang diperlukannya. Dengan rajin menulis seseorang akan dapat mencari, mengumpulkan, menyerap dan mempelajari informasi yang diperlukan dari berbagai sumber.7

7


(23)

2. Hakikat Puisi a. Pengertian Puisi

Secara etimologi kata puisi berasal dari bahasa Yunani „poema’ yang

berarti membuat, „poesis’ yang berarti pembuat, pembangun, atau pembentuk. Di Inggris puisi disebut poem atau poetry yang artinya tak jauh berbeda dengan to make atau to create, sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi disebut maker. Puisi diartikan sebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena memang pada dasarnya dengan mencipta sebuah puisi maka seorang penyair telah membangun, membuat, atau membentuk sebuah dunia baru, secara lahir maupun batin. Keindahan puisi ditentukan oleh diksi, majas, rima, dan iramanya. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, tetapi maknanya sangat kaya. Kata yang digunakannya adalah kata konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.8

Menurut Norton puisi anak-anak mempunyai kriteria sebagai berikut: 1. Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan.

2. Mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa.

3. Harus berupaya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kata yang dipergunakan mengmbangkan imajinasi, dan melihat serta mendengar kata-kata dalam cara baru.

4. Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan sehari-hari.

5. Dituls berdasarkan pengalaman anak.

6. Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu.

8


(24)

7. Tema puisi harus menyenangkan anak-anak, menyatakan sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan semangat pribadi anak-anak.

8. Dapat dibaca anak-anak dan mudah dimengerti.9

Contoh puisi anak.

BERDOA

Karya: Abdul Goni

Ibuku yang telah memelihara dan membesarkan daku Dan dia telah menyekolahkanku

Dia satu-satunya untukku

Yang merawat aku semenjak kecil Aku akan mendoakan ibuku Karna dia mengayun-ayun Ketika aku masih kecil

Dan dia yang membesarkanku.10

b. Unsur-unsur dalam Puisi

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari wujud puisi itu sendiri. Di antara unsur pembangunan dari dalam itu adalah:

a. Tema

Tema dalam puisi berisi persoalan yang mendasari suatu karya sastra. Tema munculnya pada awal sebelum penyair menulis puisinya. Tema merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya melalui puisi. Tema bersifat khusus pada setiap penyair, artinya antara penyair

9

Sholeh dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia Di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005) h. 31

10


(25)

satu dengan penyair lain tidak akan sama. Tema juga merupakan keyakinan penyair dalam memaknai hidup dan kehidupan.

b. Amanat

Unsur amanat dan pada beberapa karya sastra, unsur tema sering disatukan. Amanat dalam puisi sering disatukan dengan sikap karena amanat diperoleh pembaca setelah pembaca atau penikmat menyelesaikan bacaan puisinya. Oleh karena dilihat dari sisi pembaca maka amanat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan wawasan pembacanya. Meskipun demikian amanat hanya tetap sesuai dengan tema puisi yang diciptakan penyair. Jadi amanat puisi adalah pesan atau nasihat yang ada dalam puisi yang didapat oleh pembaca melalui puisi yang dibacanya. Oleh karena itu, amanat hanya dapat dirumuskan oleh pembaca atau yang lainnya. c. Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalam puisi

Sebuah puisi dapat dinikmati jika dibaca secara keseluruhan. Pembaca puisi dapat dilakukan tanpa suara, hanya sekedar untuk dinikmati pembacanya saja atau dibaca dengan suara keras, bisa juga dideklamasikan. Dengan mendeklamasikan atau membacanya dengan suara keras, anda akan merasakan perasaan yang diungkapkan oleh penyairnya. Suasana kejiwaan akan terungkap melalui ungkapan nada pada puisi yang diciptakan. Jadi unsur sikap atau suasana, nada, atau perasaan dalam puisi adalah ekspresi perasaan penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan.

d. Tipografi

Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris ke bawah. Ada juga penulis yang menyebut istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi. Baik tipografi maupun tata wajah memiliki pengertian yang sama yaitu salah satu unsur


(26)

puisi yang menjadikan puisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat dengan istilah puisi kontemporer atau puisi kongkrit.

Contoh bagaimana puisi dibawah ini dibuat tatawajahnya.

Sajak Transmigran II Oleh: F. Rahardi

Dia selalu singkong

Dan terus-menerus singkong Hari ini singkong

Tadi malam singkong

Besok mungkin singkong Besoknya lagi juga singkong Di rumah sepotong singkong

Di ladang seikat singkong Di pasar segerobak singkong

Di rumah tetangga sepiring singkong Enam bulan lagi tetap singkong Setahun lagi tetap singkong

Sepuluh tahun masih singkong Dua puluh tahun makin singkong

Dan lima puluh tahun kemudian Transmigran beruban

Sakit-sakitan Mati

Lalu terkubur di ladang singkong e. Enjambemen

Enjambemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga menimbulkan nuansa makna. Fungsi enjambemen mempererat hubungan antar lirik itu menjadi utuh. Perhatikan hubungan antar lirik yang menjadikan keutuhan makna antar lirik pada puisi berikut!

Doa Oleh: Ajib Rosidi

Tuhan, beri aku kekuatan Menguasai diri sendiri, kesunyian Dan keserakahan. Beri petunjuk selalu Untuk memilih jalan-Mu, keridhoan-Mu.


(27)

f. Aku lirik

Aku lirik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh itu bisa pengarangnya, bisa pula bukan, dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya kepada tokoh tertentu, atau tokoh lain. Ciri aku lirik terdapat pada kata ganti: aku, kamu, dan kami. Perhatikan tokoh pada puisi berikut!

Karangan Bunga Oleh: Taufik Ismail

Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu

Datang ke Salemba Sore itu. Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karangan bunga

Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati

Siang tadi g. Rima atau Persamaan Bunyi

Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya berdekatan di dalam satu lirik atau antar lirik. Contoh:

Buah Rindu Oleh: Amir Hamzah

Datanglah engkau wahai maut Lepaskan aku dari nestapa Engkau lagi tempatku berpaut

Dari waktu ini gelap gulita Kicau murai tiada merdu Pada beta bujang melayu Himbau punguk tiada merindu h. Citraan atau pengimajinasian

Citraan atau pengimajinasian adalah susunan kata yang dapat memperjelas atau memperkongkrit apa yang dinyatakan oleh


(28)

penyair. Sebagai cara untuk memperjelas agar penikmat memahami puisi ciptaannya melalui citraan yang disajikan dalam beberapa bentuk citraan:

1. Penglihatan (visual imagery) 2. Pendengaran (audiotory imagery) 3. Penciuman (smell imagery) 4. Perasaan (tactile imagery) i. Gaya Bahasa, Irama atau Ritme

Gaya bahasa, irama atau ritme adalah cara khas yang dipakai penyair untuk menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang dihasilkannya. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh bahasa yang digunakan penyair melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimat.

Contoh:

Menyesal (Ali Hasjmi)

Pagiku hilang/sudah melayang Hari mudaku/telah pergi

Kini petang/datang membayang Batang usiaku/sudah tinggi Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh 11 2. Unsur Ekstrinsik Puisi

Selain unsur instrinsik puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur ekstrinsik ini terdiri atas; unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur kemasyarakatan.

11

Yusi Rosdiana, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011). Cet, 9 hlm. 7.15-7.26


(29)

C. Jenis-jenis Puisi

Puisi memiliki beberapa aspek dan terbagi menjadi dua macam, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama terbagi menjadi beberapa jenis, dua diantaranya adalah pantun dan syair. Puisi terbagi menjadi tiga jenis; puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.

1. Puisi Naratif

Puisi Naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi menjadi beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa atau tokoh pujaan. Contohnya adalah Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantis yang berisi kisah percintaan yang diselingi oleh perkelahian dan pertualangan. Contohnya romansa yang berisi kisah petualangan

dengan judul “Romance Perjalanan” oleh Kirdjomulyo.

2. Puisi Lirik

Puisi lirik terbagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, ode, dan serenada. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan persamaan

duka, misalnya “Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang

mengungkapkan perasaan duka penyair di kota Jakarta. Ode adalah puisi yang berisi pemujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan. Pemujaan yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. Sedangkan serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyayikan. Kata serenada berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.

3. Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk puisi deskriptif adalah satire, puisi yang bersifat kritik sosial dan puisi impresionistik.


(30)

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap atau diri seseorang, tetapi dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan orang tersebut. Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.12

D. Menulis Puisi

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi:

1. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens yang menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara ekspresif. Hal ini berbeda dengan prosa yang pengarangnya tidak selalu mengungkapkan dirinya sendiri, tetapi bisa juga berbicara tentang orang lain dan dunia yang lain.

a. Sebuah protes sosial dalam puisi harus dibedakan dengan protes sosial dalam esai, berita, pidato, atau pamflet.

b. Hal yang sama juga berlaku untuk sajak cinta yang harus dibedakan dengan surat cinta atau rayuan seorang kekasih di taman maupun ditempat lain.

c. Tema-tema ketuhanan yang diangkat dalam puisi berbeda dengan khutbah atau doa-doa keagamaan yang dilantunkan peminta-minta di dalam bus atau terminal.

2. Puisi mendasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh kesadaran seseorang. Tema yang ditulis berangkat dari inspirasi diri sendiri yang khas, sekecil dan sesederhana apapun inspirasi itu.

12


(31)

3. Dalam menulis puisi harus memikirkan cara penyampaiannya. Cara penyampaian ide atau perasaan dalam puisi disebut gaya bahasa atau majas.

a. Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati dan mampu menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca.

b. Gaya bahasa membuat kalimat-kalimat dalam puisi menjadi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan oleh penyair.13

3. Hakikat Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) a. Pengertian Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)

Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah sebuah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dalam membuat catatan yang menyeluruh pada satu halaman dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya untuk membentuk kesan yang lebih dalam.14

Teknik pencatatan ini dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an berdasarkan riset tentang cara kerja otak. Otak seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah daripada metode pencatatan tradisional karena mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan, menyenangkan, dan kreatif.15

13

E Kosasih, Op.cit h. 50

14

Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, 1999, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Penerbit Kaifa, h. 152

15


(32)

b. Langkah-langkah Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)

De Porter (1999) menyarankan untuk menggunakan pulpen berwarna dalam pembuatan peta pikiran. Kiat-kiat membuat peta pikiran menurut De Porter ialah:

1. Tulis gagasan utama di tengah-tengah kertas dan lingkupi dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.

2. Tambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci dan gunakan pulpen warna-warni.

3. Tulislah kata kunci pada tiap-tiap cabang, kembangkan untuk menambahkan detail-detail.

4. Tambahkan simbol dan ilustrasi. 5. Gunakan huruf KAPITAL

6. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf lebih besar 7. Hidupkanlah peta pikiran dengan hal-hal yang berhubungan dengan

pembuatnya.

8. Bersikaplah kreatif dan berani.

9. Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau gagasan-gagasan.

10.Buatlah peta pikiran secara horizontal untuk memperbesar ruang untuk penambahan gagasan.16

c. Manfaat Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)

Beberapa manfaat peta pikiran, menurut De Porter adalah: 1) Fleksibel

2) Dapat memusatkan perhatian

3) Meningkatkan pemahaman

4) Dan menyenangkan.17

16

Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, 1999, op..cit. h. 157

17


(33)

d. Penggunaan Metode Mind Mapping Dalam Menulis Puisi

Metode peta pikiran (mind mapping) sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Metode mencatat ini, didasarkan pada penelitian tentang cara otak memproses informasi, bekerja sama dengan otak, dan bukan menentangnya.

Metode Peta pikiran adalah sebuah teknik atau metode yang sangat jelas yang memanfaatkan kata-kata, kesan-kesan, angka-angka, logika, irama, warna dan keterampilan-keterampilan ruang. Dengan metode peta pikiran (mind mapping) tentu akan sangat membantu siswa memanfaatkan potensi kedua belah otak. Karena interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan dalam proses mengingat dan berpikir. Dengan telah terbiasanya siswa menggunakan dan mengembangkan potensi dua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman sehingga siswa dapat menulis puisi dengan baik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam hal penelitian yang relevan, peneliti mengambil hasil penelitian yang diteliti oleh Tuti Yunita Rachmawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Metode Peta Pikiran (mind mapping) pada siswa kelas IX di SMP Al Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan prosentase yang selalu meningkat dalam setiap siklus. Prosentase keaktifan siswa pada siklus I sebesar 54%, minat dan motivasi sebesar 65% sedangkan perhatian dan konsentrasi sebesar 65%. Pada siklus II keaktifan siswa naik sebesar 81%, perhatian dan konsentrasi sebesar 85%, sedangkan minat dan motivasi siswa sebesar 85%. Pada siklus III keaktifan siswa meningkat sebesar 92%, perhatian


(34)

dan konsentrasi sebesar 100% sedangkan minat dan motivasi siswa meningkat sebesar 100%. Penerapan metode peta pikiran (mind mapping) juga dapat meningkatkan nilai siswa yang meningkat pada setiap siklus, yaitu pada siklus I sebesar 60,2; pada siklus II 67,5; sedangkan pada siklus III 71,9. Perbedaan dari penelitian Tuti Yunita Rachmawati dengan penelitian ini adalah salah satu variabel yang diteliti yaitu kualitas pembelajaran menulis cerpen, subyek penelitiannya pada siswa kelas IX di SMP Al Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008, penelitianya berlangsung 3 siklus, dan simpulan dari penelitiannya adalah metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Sementara itu persamaan dari penelitian ini adalah salah satu variabelnya menggunakan metode yang sama yaitu metode peta pikiran (mind mapping) dan hasil dari penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari apa yang diteliti.18

Skripsi yang ditulis oleh Haryani juga merupakan penelitian yang relevan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Peta Pikiran (mind mapping) pada Siswa Kelas V SDN Karanganyar 03 Tahun Ajaran 2008/2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai kemampuan berbicara yang meningkat pada setiap siklus. Pada siklus I prosentase ketuntasan kemampuan berbicara 51,8% sedangkan pada siklus II prosentase meningkat menjadi 66,6%, dan pada siklus III prosentase kemampuan berbicara meningkat menjadi 77,7%. Dengan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan berbicara. Perbedaan dari penelitian Haryani dengan penelitian ini adalah salah satu variabel yang diteliti yaitu kemampuan berbicara, tempat penelitian di SDN Karanganyar 03 Tahun Ajaran 2008/2009, penelitiannya berlangsung 3 siklus, dan simpulan dari

18

Tutiek Yunita R, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Cerita Pendek dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas IX di SMP AL-MUAYYAD Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. (Surakarta: UNS, 2008.) (Skripsi tidak dipublikasikan)


(35)

penelitiannya adalah peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan berbicara. Sementara itu persamaan dari penelitian ini adalah salah satu variabelnya menggunakan metode yang sama yaitu metode peta pikiran (mind mapping), subyek penelitian sama yaitu pada siswa kelas V SD, dan hasil dari penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari apa yang diteliti.19 Berdasarkan hasil penelitian Tuti Yunita Rachmawati dan Haryani dapat diambil kesimpulan bahwa dengan metode peta pikiran (mind mapping) berpengaruh terhadap siswa dalam pembelajaran. Ada keterkaitan dalam penelitian tersebut sehingga dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam penelitian kemampuan menulis puisi. Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut maka peneliti mengembangkan penelitian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode peta pikiran (mind mapping) agar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi. Dari penelitian di atas menunjukkan metode peta pikiran (mind mapping) sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa baik dalam menulis cerpen maupun kemampuan berbicara. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dikembangkan penelitian-penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul peningkatan kemampuan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) di MI Nurul Huda Depok.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan, dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Dengan metode mind mapping (peta pikiran) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis Puisi bebas dengan pilihan kata

19

Haryani. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SDN Karanganyar 03 Tahun Ajaran 2008/2009. (Surakarta: UNS, 2009) (Skripsi tidak dipublikasikan)


(36)

yang tepat pada siswa kelas V Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Dengan metode mind mapping (peta pikiran) dapat meningkatkan kemampuan menulis Puisi pada pada siswa kelas V Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 2013/2014.


(37)

24

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di MI Nurul Huda Depok. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan. Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. Di samping itu tempat lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti karena letaknya dekat dengan daerah tempat tinggal peneliti, dan juga tempat peneliti bertugas atau mengajar.

2. Waktu Penelitian

Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan dilakukan selama 4 bulan, yakni mulai bulan Agustus sampai dengan November 2014. Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada Agustus, tahap pelaksanaan dimulai bulan September, tahap analisis data dimulai pada bulan Oktober, dan yang terakhir yaitu penyusunan laporan akan dilaksanakan pada bulan November.

B. Bentuk Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena penelitian ini mencoba untuk memecahkan masalah yang terjadi di dalam kelas selama pembelajaran bahasa Indonsia berlangsung, yakni masalah kemampuan membaca puisi yang belum tepat.

Dalam pelaksanaan tindakan kelas, siswa bukan hanya diajar seperti biasa dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang intinya mengerjakan soal-soal setelah mempelajari ringkasan, tetapi harus melakukan suatu tindakan. Siswa harus aktif bekerja melakukan suatu tindakan. Siswa harus aktif bekerja melakukan sesuatu yang diarahkan oleh guru. Ketika sampai saat refleksi,


(38)

siswa diajak diskusi, ditanya tentang pembelajaran yang mereka alami. Dari hasil refleksi itulah guru mengadakan perbaikan untuk perencanaan siklus kedua.

Sebenarnya, ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart. Adapun model penelitian tindakan kelas dimaksud menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini.1

Gambar 3.1

Desain Penelitian oleh “Kemmis dan McTaggart”

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 279

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan

Tindakan Refleksi

SIKLUS I


(39)

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Nurul Huda Depok Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan jumlah 25 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran, yaitu mengajarkan materi melalui metode peta pikiran (mind mapping) selama proses pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Dalam tahapan intervensi tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Tahap persiapan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran 2) Mempersiapkan instrumen penelitian

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.

c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan tersebut,dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak. Refleksi (reflection) adalah kegiatan


(40)

mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa; (b) suasana kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.2

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dalam initervensi tindakan yang diharapkan ini peneliti melakukan Indikator kinerja yang merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V MI Nurul Huda Depok dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping). Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Bahasa Indonesia kelas V serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan menulis puisi siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan siswa yang memperoleh nilai ≥65 mencapai 70%. Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan menulis puisi siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan siswa yang memperoleh nilai ≥65 mencapai 75%.

G. Data dan Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji berupa informasi tentang kemampuan siswa dalam menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas V dan guru kelas MI Nurul Huda Depok.

2

Suharsimi Arikunto. dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 232


(41)

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi dengan metode peta pikiran (mind mapping).

3. Arsip atau dokumen, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil pekerjaan menulis puisi siswa, dan buku penilaian.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut:

1) Pengamatan

Pengamatan difokuskan pada kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran yaitu dalam menulis puisi adalah:

2) Non tes

Non Tes yang dimaksud dalam penelitian ini dilakukan diakhir tiap-tiap siklus. Pelaksanaan non tes mengukur hasil belajar siswa baik secara individu maupun keseluruhan, adapun non tes dilaksanakan dengan meminta siswa satu per satu menulis puisi dan peneliti menilai berdasarkan kriteria.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi pengamatan (observasi), kajian dokumen, dan tes yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Dalam teknik observasi ini dapat dibagi menjadi (1) tak berperan sama sekali, (2) observasi berperan yang terdiri dari (a) berperan pasif, (b) berperan aktif, dan (c) berperan penuh.3 Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi berperan serta secara pasif. Observasi ini dilakukan

3

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: GP Press, 2008). h. 57


(42)

oleh guru kelas V MI Nurul Huda Depok dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap guru MI Nurul Huda Depok difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis puisi. Observasi terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru kelas V MI Nurul Huda Depok dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu observasi terhadap siswa kelas V MI Nurul Huda Depok difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Kajian Dokumentasi

Teknik mencatat dokumen disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya.4 Kajian dokumen digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, hasil ulangan dan nilai yang diberikan oleh guru, dan nama responden penelitian pada siswa kelas V MI Nurul Huda Depok. Selain itu, saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto dan video. 3. Tes

Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik atau siswa, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik atau siswa tersebut.5 Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu. Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada saat

4

H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2006), h. 235

5

Agus Suriamiharja, dkk. Petunjuk Praktis Menulis, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III, 1996/1997). h. 107


(43)

pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap siswa kelas V MI Nurul Huda Depok. Tes yang diberikan kepada siswa kelas V MI Nurul Huda Depok berupa tes uraian dalam bentuk tulisan puisi yang harus diselesaikan oleh siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa kelas V MI Nurul Huda Depok setelah kegiatan pemberian tindakan.

J. Teknik Pemeriksaan

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Teknik triangulasi dibagi menjadi empat macam, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis, dan (4) triangulasi teoritis.6 Berdasarkan pendapat diatas, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali data yang sejenis bisa diperoleh dari nara sumber (manusia), dari kondisi lokasi, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku warga masyarakat atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data perbandingan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis puisi dari guru kelas V MI Nurul Huda Depok. Peneliti juga mendapatkan data nilai dari pre test kelas V MI Nurul Huda Depok, selain itu juga beberapa informasi dari Kepala sekolah MI Nurul Huda Depok tentang kemampuan

6

St.Y. Slamet. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. (Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press, 2007). h. 57


(44)

menulis puisi siswa kelas V MI Nurul Huda Depok. Dari sumber data yang berbeda-beda ini, data sejenis dapat teruji kemantapan dan kebenarannya. 2. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu bahwa peneliti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dan partisipasi siswa kelas V MI Nurul Huda Depok kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas V MI Nurul Huda Depok. Dari beberapa data yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya.

K. Analisis Data dan Interprestasi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis dan interaktif. Teknik analisis kritis bertujuan untuk mengungkap kekurangan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di kelas selama penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan berdasarkan kreteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Adapun tenik analisis kedua yang dipergunakan, yaitu teknik analisis interaktif. Menurut Iskandar dalam proses analisis data interaktif ada tiga langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Tiga langkah tersebut adalah (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan atau verifikasi.7 Secara diagramatik, proses siklus pengumpulan data dan anlisis data sampai pada tahap penyajian hasil penelitian, serta pengambilan kesimpulan, Berkaitan dengan keterampilan menulis puisi siswa, analisis interaktif merupakan kegiatan menulis puisi siswa yang dilakukan pada survei awal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan menulis puisi siswa. Setelah kondisi awal diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk memecahkan masalah. Setiap akhir siklus

7


(45)

dianalisis kekurangan dan kelebihannya sehingga dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis puisi siswa pada setiap siklusnya.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Pengembangan perencanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Dalam hal perencanaan ini melalui prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan (action); (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).8 Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tindakan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1. Menentukan pokok bahasan

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode peta pikiran (mind mapping).

3. Mengembangkan skenario pembelajaran 4. Menyiapkan sumber belajar

5. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung 6. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

 Kegiatan Awal 1. Berdoa

2. Presensi

3. Guru mengkondisikan siswa. 4. Apersepsi:

- Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan. - Guru dan siswa tanya jawab tentang menulis puisi

8


(46)

 Kegiatan Inti

1. Siswa dan guru bertanya jawab tentang langkah-langkah menulis puisi.

2. Guru menjelaskan cara menulis puisi.

3. Guru memberikan penjelasan tentang menulis puisi.

4. Guru menjelaskan penggunaan peta pikiran (mind mapping) dalam menulis puisi.

5. Siswa (secara individu) menuliskan karangan berdasarkan peta pikiran (mind mapping).

 Kegitan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. 2. Guru menutup pelajaran.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus I dikatakan berhasil apabila dari 25 siswa kelas V MI Nurul Huda Depok yang memperoleh nilai ≥65 mencapai indikator ketercapaian kinerja, yaitu 70%.

Dari hasil tes kemampuan menulis puisi baru mendapat 17 siswa atau 68% siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan. Oleh karena itu, indikator ketercapaian kinerja pada siklus I belum dapat dicapai kemudian perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan dari proses pembelajaran pada siklus I.

2. Tindakan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah


(47)

2. Menentukan pokok bahasan

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode peta pikiran (mind mapping)

4. Mengembangkan skenario pembelajaran 5. Menyiapkan sumber belajar

6. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran b. Tahap pelaksanaan Tindakan

1. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

2. Guru menerapkan pembelajaran dengan metode peta pikiran (mind mapping)

3. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan metode peta pikiran (mind mapping)

4. Memantau perkembangan kemampuan menulis puisi dengan metode peta pikiran (mind mapping)

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pemgamatan dan penilaian hasil kemampuan menulis puisi siswa kemudian dianalisis. Dari refleksi siklus pertama ditemukan adanya hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dalam membuat peta pikiran sehingga dalam membuat karangan puisinya masih belum dapat berkembang. Hambatan ini kemudian diperbaiki pada siklus II yaitu dengan mendekati dan memberi bimbingan kepada siswa tersebut bagaimana cara membuat peta pikiran kemudian mengembangkannya menjadi sebuah puisi. Pada setiap pertemuan siklus II, pembutan peta pikiran dibuat lebih menarik dengan jalan siswa kelas V MI Nurul Huda Depok diberi gambar berwarna yang menarik sehingga siswa dapat


(48)

lebih mudah membuat peta pikiran kemudian mengembangkannya ke dalam bentuk puisi. Siswa MI Nurul Huda Depok juga telah mampu menggunakan kata penghubung lalu dalam tulisannya. Selain itu siswa kelas V MI Nurul Huda Depok sudah dapat menulis puisi yang sesuai dengan aturan penulisan yang benar. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu KKM ≥65 ada 21 siswa atau 84% siswa. Jumlah tersebut berada di atas indikator kinerja siswa yaitu 75% yang mencapai nilai ≥65. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan peneliti sudah berhasil.


(49)

36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang menulis puisi, terhadap peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode mind mapping pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda Depok.

1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : MI Nurul Huda Depok

Alamat : Jl. Al-Hidayah No. 9 RT.002 RW.003 Kelurahan

Bedahan Kecamatan Depok Kota Depok

No. Telepon : (021) 80314533

Kode Pos : 16519

Status Madrasah : Swasta

No. Statistik Sekolah : 111232760053 Nama Kepala Sekolah : Siti Khoiriyah, S.Pd.I

Surat Keputusan Nomor : 008/B.1/YPAJ/05/1970

Tahun Berdiri : 1970

Akreditasi : B Tahun 2013

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi : Berkepribadian, beriman dan berakhlak mulia

Misi : Menyelenggarakan pendidikan berciri khas Islam dengan memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup agar berbahagia dunia dan akhirat.


(50)

Sekolah ini memiliki ruang kelas yang menunjang untuk terlaksananya proses pembelajaran. Di dalam MI ini terdapat beberapa gedung yang terdiri dari 6 ruang kelas, ruang Kepala Sekolah, ruang guru, perpustakaan, UKS, mushola, gudang, kantin sekolah, dan 3 kamar mandi. Sementara itu proses pembelajarannya memanfaatkan fasilitas sekolah, alat peraga sederhana, alat olahraga, dan buku perpustakaan. Selain perpustakaan digunakan sebagai tempat membaca buku, di perpustakaan MI Nurul Huda Depok juga disediakan 3 komputer untuk siswa. Komputer tersebut digunakan secara bergantian, karena di MI Nurul Huda Depok belum memilki fasilitas laboratorium komputer. Hal ini merupakan salah satu usaha sekolah untuk meningkatkan pengetahuan serta informasi siswa. Dengan adanya fasilitas yang ada di perpustakaan ini diharapkan siswa dapat belajar dan mengikuti perkembangan teknologi saat ini.

3. Struktur Organisasi Pengajar MI Nurul Huda Depok

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Pengajar MI Nurul Huda Depok

Kepala Sekolah Siti Khoiriyah, S.Pd.I

Wakil Kepala Sekolah

Syatiri, S.Pd.I Staf-staf

Wali Kelas 1

Siti Rogayah, S.Pd.I

Wali Kelas III Yuliana Sari, S.Pd Wali Kelas V

Nuraisiah, S.Pd

Wali Kelas VI

Solahudin, S.Pd

Wali Kelas 1V

Zainudin

Wali Kelas II Maryamah, S.Pd.I


(51)

4. Keadaan Guru dan Murid

A. Keadaan Guru

Jumlah guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda adalah 11 orang yang terdiri dari 6 orang guru laki-laki dan 5 orang guru perempuan. Adapun biodata dan pendidikan terakhir mereka yaitu:

Tabel 4.1 Keadaan Guru

No Nama Guru Tempat Tanggal Lahir Ijazah

Terakhir Jabatan

1 Siti Khoiriyah, S.Pd.I Bogor, 03 September 1983 S1 Kepala Sekolah 2 Syatiri, S.Pd.I Bogor, 16 Agustus 1979 S1 Wk. Kepala Sekolah 3 Siti Rogayah, S.Pd.I Bogor, 06 September1987 S1 Guru Kelas

4 Maryamah, S.Pd Bogor, 04 Nopember 1979 S1 Guru Kelas

5 Yuliana Sari, S.Pd Bogor, 17 Februari 1982 S1 Guru Kelas

6 Zainudin Bogor, 09 Juli 1980 SMA Guru Kelas

7 Abdul Wahab, A.Ma Bogor, 05 Mei 1979 D2 Guru Kelas

8 Nuraisiah, S.Pd Bogor, 10 Desember 1990 S1 Guru Kelas

9 Solahudin, S.Pd Bogor, 26 Maret 1977 S1 Guru Kelas

10 Surti, S.Pd Surabaya, 02 April 1983 S1 Guru B. Inggris

Tabel 4.2 Keadaan Murid

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 20 Siswa 20 Siswa 15 Siswa 18 Siswa 12 Siswa 14 Siswa 18 Siswi 15 Siswi 19 Siswi 18 Siswi 13 Siswi 13 Siswi 38 35 34 36 25 27

Jumlah 146 Siswa 154 Siswi 195

Pembelajaran di MI Nurul Huda Depok menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MI tahun 2006 dan kurikulum tahun 2013 yang ditetapkan oleh Badan Pendidikan Nasional.


(52)

B. Deskripsi Awal Tindakan

Kelas yang digunakan penelitian adalah kelas V yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan dengan guru kelas yang bernama Ibu Nuraisiah, S.Pd.

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kelas V. Setelah peneliti melakukan pendekatan dengan guru kelas V dan mengamati keadaan siswa melalui observasi pembelajaran di kelas, peneliti mengetahui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi menulis dirasa sulit bagi siswa. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis masih belum mencapai KKM. Sehingga kemampuan siswa dalam kompetensi menulis khususnya menulis puisi masih rendah.

Dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa, hanya 8 siswa atau sebanyak 32% siswa yang nilainya mencapai KKM >65. Rendahnya menulis siswa khususnya menulis puisi menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok aspek menulis puisi. Berikut adalah hasil tes awal kemampuan menulis puisi siswa kelas V yang ditujukkan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V MI Nurul Huda Depok

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi)

fi xi Prosentase (%)

Keteranagan

1 45-50 2 47,5 95 8% Dibawah KKM

2 51-56 4 53,5 214 16% Dibawah KKM

3 57-62 11 59,5 654,5 44% Dibawah KKM

4 63-68 3 65,5 196,5 12% Diatas KKM

5 69-74 3 71,5 214,5 12% Diatas KKM

6 75-80 2 77,5 155 8% Diatas KKM

Jumlah 25 1530 100%

Nilai Rata-rata = 1530 : 25 = 61,2 Ketuntasan Klasikal = 8 : 25 x 100% = 32%


(53)

Dari tabel distribusi frekuensi penilaian hasil kemampuan menulis puisi siswa kelas V MI Nurul Huda Depok pada kondisi awal sebelum tindakan yang ditampilkan pada tabel 1 dapat disajikan dalam bentuk gambar 1 yaitu grafik nilai kemampuan menulis puisi siswa kelas V MI Nurul Huda Depok pada kondisi awal:

Gambar 4.2. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V MI Nurul Huda Depok pada Kondisi Awal

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan mengadakan penelitian di kelas V MI Nurul Huda Depok yang menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada pelajaran Bahasa Indonesia pokok materi menulis puisi. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa yang masih memiliki kemampuan menulis yang masih rendah, selain itu agar lebih meningkatkan proses pembelajaran sehingga hasil pembelajarannya lebih memuaskan.


(54)

C. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali petemuan (4 x 35 menit) selama 1 minggu pada tanggal 2 dan 9 September 2014. Adapun tahapan-tahapan yang di lakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada perencanaan ini dilakukan pengam atan t erhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan di kelas V untuk mengetahui model pembelajaran yang dilakukan guru, serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilaksanakan. Di samping itu mencatat hasil belajar siswa berupa nilai formatif mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pokok kemampuan menulis.

Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap pembelajaran dan hasil belajar di MI Nurul Huda Depok diperoleh informasi sebagai data awal bahwa sebanyak 25 siswa terdapat 17 siswa atau 68% yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥65. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata sebagian besar siswa belum mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara lebih leluasa serta belum dapat menuliskan puisi dengan pilihan kata yang tepat. Disamping hal tersebut bahwa pembelajaran menulis puisi masih cukup inovatif. Siswa dalam menulis puisi masih banyak yang tidak bersungguh-sungguh dan cukup mempunyai kemauan yang keras untuk menulis puisi. Siswa belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum memperhatikan tanda baca dalam menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat. Bertolak dari kenyataan tersebut diadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah mengenai alternatif peningkatan kemampuan menulis puisi dengan metode peta pikiran (mind mapping).

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar atau indikator yang sesuai dengan menulis puisi di kelas V. Alasan memilih Kompetensi Dasar atau indikator tersebut adalah:


(55)

a) Kompetensi dasar atau indikator tentang menulis puisi sangat sulit dikuasai oleh siswa. Siswa banyak mengalami kesulitan pada indikator tersebut.

b) Kompetensi Dasar atau indikator menulis puisi tersebut nantinya dapat dipergunakan dal am meningkatkan kemampuan siswa dal am keterampilan menulis lebih lanjut.

c) Pemilihan Kompetensi Dasar atau indikator menulis puisi didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat terhadap hasil belajar siswa.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 2 dan 9 September 2014. Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, langkah-langkah/sekenario pembelajaran, media, metode dan sumber pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir

3. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur dengan model U atau per individu.

b) Gambar dan Spidol Warna

Gambar digunakan sebagai media yang memudahkan siswa dalam pembuatan peta pikiran (mind mapping). Gambar besar di tempel di depan kelas, kemudian guru menjelaskan cara membuat peta pikiran (mind maping) lalu mencabang-cabangkannya dengan spidol warna. Sementara itu, setiap siswa diberi kertas HVS untuk membuat peta pikiran (mind mapping) dengan menggunakan spidol warna.


(56)

c ) Buku pelajaran

Buku pelajaran Bahasa Indonesia digunakan sebagai buku acuan belajar. Buku yang digunakan yaitu buku Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk MI kelas V pengarang: H. Suyatno, dkk. dan buku Bahasa Indonesiaku Membuatku Cerdas untuk kelas V SD dan MI, pengarang: Edi Warsidi dan Farika.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 September 2014 pada jam kedua dan ketiga yaitu pukul 08.35-08.45 WIB. Materi yang diajarkan adalah siswa dapat menyebutkan 3 langkah menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat, dan membuat peta pikiran (mind mapping). Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode peta pikiran (mind mapping). Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan media gambar yang disesuaikan dengan tema karangan dalam penulisan puisi.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima palajaran dengan tepuk “Kalau Kau Siap Belajar”. Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman mereka menulis puisi.

Pada kegiatan inti guru memberikan penjelasan materi menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat dimulai dari pengertian puisi. Setelah guru menerangkan tentang pengertian puisi dan langkah-langkah manulis puisi, kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang


(57)

langkah-langkah menulis puisi. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Selanjutnya guru membimbing siswa dengan memberi penjelasan di depan kelas untuk manulis puisi dengan bebas dengan pilihan kata yang tepat. Setelah siswa memahami konsep menulis puisi dan langkah-langkahnya kemudian guru membagikan puisi yang berjudul “IBU” disertai dengan pilihan kata yang tepat dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping)-nya. Masing-masing siswa ditugaskan untuk menulis puisi yang telah dicontohkan oleh guru. Selesai siswa menulis puisi tersebut, kemudian guru

memberikan penjelasan mengenai penulisan puisi yaitu penulisan puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Guru memberikan informasi bahwa sebelum membuat puisi siswa membuat peta pikiran terlebih dahulu agar lebih mudah dalam menuangkan pikiran dan perasaan dalam bentuk puisi. Siswa dapat melihat contoh peta pikiran dari hasil puisi yang sudah dibagikan. Kemudian guru membagi siswa berkelompok-kelompok dan siswa dibagi tugas kelompok setiap bangku untuk membuat puisi bebas dengan peta pikiran (mind mapping) menggunakan kertas HVS dan spidol warna. Sebelum siswa membuat peta pikiran terlebih dahulu guru di depan kelas membimbing siswa membuat peta pikiran (mind mapping) dengan bantuan gambar yang dipasang di papan tulis kemudian dicabang-cabangkan dengan spidol warna. Setelah guru memberikan penjelasan, lalu siswa membuat peta pikiran (mind mapping). Guru berkeliling kepada siswa dan memberikan arahan bagi siswa yang masih belum bisa membuat peta pikiran. Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, lalu guru menugaskan kepada setiap siswa untuk membuat karangan puisi dari hasil peta pikiran (mind mapping) yang telah diselesaikan secara kelompok. Masing-masing siswa menuliskan puisi dengan tema liburan pada kertas folio yang telah disediakan guru.

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan guru bersama siswa menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru menutup pembelajaran bahasa Indonesia.


(58)

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II dilaksanakan pada jam kedua dan ketiga yaitu pukul 08.35-08.45 WIB pada hari selasa tanggal 9 September 2014. Pada pertemuan ini materi yang dipelajari adalah siswa dapat menulis puisi berdasarkan pengalam an yang pernah di al amin ya. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode peta pikiran (mind mapping). Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan gambar yang disesuaikan dengan tema berdasarkan pengalaman siswa.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima palajaran dengan tepuk “Kalau Kau Siap Belajar”. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengingat kembali tentang pelajaran menulis puisi yang diterima pada pertemuan sebelumnya.

Pada kegiatan inti guru memulai dengan memberikan tugas kepada seluruh siswa agar mendengarkan salah satu hasil penulisan puisi yang terbaik dari hasil pertemuan sebelumnya. Siswa mendengarkan hasil puisi yang dibaca oleh guru dengan seksama. Hal ini bertujuan agar siswa yang lainnya dapat termotivasi untuk menulis puisi lebih baik lagi karena dengan pembacaan tersebut siswa menjadi bangga akan hasil yang sudah dibacakan oleh guru. Setelah itu guru memberikan masukan dan saran dari hasil karangan yang dibacakan maupun karangan yang lain (yang tidak dibacakan). Guru memberikan penjelasan tentang penulisan puisi yang benar dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Guru memberitahukan bahwa pemilihan kata yang tepat dapat digunakan untuk menentukan judul penulisan puisi, sehingga puisi dapat tersusun dengan benar dan menarik. Guru dan siswa mengingat kembali dari pertemuan sebelumnya tentang penulisan puisi dan pembuatan peta pikiran (mind mapping) dari tema liburan. Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman menarik tentang perpustakaan. Guru menugaskan siswa secara kelompok untuk berdiskusi dengan teman


(59)

sebangku mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan. Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal berkaitan dengan perpustakaan.

Guru membimbing siswa di depan kelas untuk menuliskan puisi dengan metode peta pikiran (mind mapping) dengan menggunakan gambar dan spidol warna. Setelah itu masing-masing siswa diberikan tugas untuk mebuat peta pikiran tentang perpustakaan. Guru membagikan kertas HVS putih untuk membuat peta pikiran (mind mapping). Siswa membuat peta pikiran dengan menggunakan spidol warna. Guru memantau kegiatan siswa saat membuat peta pikiran (mind mapping). Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk lebih mengembangkan pembuatan peta pikiran (mind mapping) dari tem a perpust akaan. Set elah siswa menyelesaikan tugas membuat peta pikiran, kemudian siswa membuat karangan puisi dari hasil peta pikiran (mind mapping) tersebut. Masing-masing siswa menuliskan puisi dengan tema perpustakaan pada kertas folio yang telah disediakan guru.

Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan kegiatan guru bersama siswa menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran. Setelah itu, guru menutup pembelajaran bahasa Indonesia.

c. Observasi

Pada tahap observasi dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) dilaksanakan dengan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan guru kelas. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kemampuan menulis puisi kelas V dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan metode peta pikiran (mind mapping) dapat menghasilkan perubahan pada hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V MI Nurul Huda. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana


(60)

kelas pada setiap pertemuan. Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai berikut.

Pertemuan I

1) Kegiatan Guru

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria cukup, b) Kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria cukup, c) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria baik, d) Kemampuan guru memberikan apersepsi dal am krit eria cukup, e) Kem ampuan menyampaikan materi dalam kriteria cukup, f) Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria cukup, g) Perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, h) Kemampuan guru dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria cukup, i) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria baik, j) Skor rata-rata 2,33 dengan kriteria cukup.

2) Kegiatan Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria cukup, b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria cukup, c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran dalam kriteria cukup, d) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam kriteria baik, e) Keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria baik, f) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes dalam kriteria baik, g) Skor rata-rata 2,50 dengan kriteria cukup.

Pertemuan II 1) Kegiatan Guru

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria baik, b) Kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria baik, c) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria baik, d) Kemampuan guru memberikan apersepsi dal am krit eria cukup, e) Kem amp uan menyampaikan materi dalam kriteria cukup, f) Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria baik, g) Perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, h) Kemampuan guru dalam mengembangkan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa

N.I.M : 1811018300102

Nama Lengkap : Zainudin

Tempat & Tanggal Lahir : Bogor, 09 Juli 1980

Alamat Lengkap : Jl. Jabon RT 001/002 Kelurahan Bedahan

Kecamatan Sawangan Kota Depok

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non Formal

1. MI Khoirul Huda Depok, lulus tahun 1992

2. MTs Salafiyah Depok, lulus tahun 1995

3. SMK PANMAS Depok, lulus tahun 1998

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi

1. Guru MI Nurul Huda Depok, tahun 2000/sekarang

2. Guru TPQ Fatimah Azahra Depok, tahun 2006/sekarang

3. Ketua Remaja Masjid Baiturrahman Depok, tahun 2001/2004

Depok, Desember 2014


Dokumen yang terkait

Pengembangan Kerangka Karangan Melalui Metode Mind Mapping (PTK Pada Siswa Kelas V MI Hidayatul Ikhwan, Kec. Rumpin, Kab. Bogor)

0 7 8

Pengaruh pemberian reward terhadap hasil belajar bahasa indonesia pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al- Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat

1 6 117

Upaya meningkatkan kemampuan membaca puisi melalui metode demonstrasi di kelas III MI Nurul Huda Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013-2014

2 13 82

Pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun pelajaran 2013/2014

1 10 132

Penerapan Metode Mind Map Untuk Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas V MI Misbahul Falah Depok)

0 17 177

Peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan penggunaan metode field trip pada siswa kelas IX di SMP Dwiguna Depok

0 7 58

Pengaruh pemberian reward terhadap hasil belajar bahasa indonesia pada materi menulis puisi siswa kelas V MI Al-Muawanatul Khaeriyah Jakarta Barat

3 38 117

Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 6 0

Peningkatan kemampuan berbicara melalui penerapan teknik bermain peran pada siswa Kelas V MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 170

Peningkatan keterampilan menulis paragraph deskripsi dengan media gambar pada siswa kelas V MI Al-Khoeriyah, Leuwisadeng, Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

0 7 91