PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH.
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
Fajar Desca Nugraha 0907146
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA
PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas XI IPA 1
SMA Pasundan 1 Bandung)
Oleh
Fajar Desca Nugraha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Fajar D.N 2014
Universitas Pendidikan Indonesia April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari peneliti.
(3)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN Fajar Desca Nugraha
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN
SEJARAH
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING: Pembimbing I
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003
Pembimbing II
Drs. Tarunasena Ma’mur, M.Pd
NIP. 19680828 199802 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003
(4)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung)” ini dan seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,
Fajar Desca Nugraha
(5)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul : “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA
PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 1 SMA
Pasundan 1 Bandung)” membahas tentang penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan pemahaman kesejarahan. Permasalahan utama dalam bahasan skripsi ini adalah “Bagaimana Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung”. Masalah utama tersebut kemudian disederhanakan menjadi empat pertanyaan penelitian yaitu (1) Bagaimana guru merencanakan pembelajaran sejarah menggunakan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa? (2) Bagaimana tahapan-tahapan guru menggunakan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa? (3) Bagaimana peningkatan pemahaman kesejarahan siswa setelah guru menggunakan media audio visual? (4) Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala dalam meningkatkan pemahaman kesejarahan melalui media audio visual?. Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahapan yaitu : 1) Perencanaan, tindakan, observasi dan Refleksi. Hasil penelitian setelah dilakukan tiga siklus dapat diketahui adanya peningkatan pemahaman kesejarahan siswa dengan menggunakan media audio visual yang dapat diketahui dengan pengolahan data melalui lembar penilaian diskusi kelas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan, Pertama, tahap perencanaan yang dilakukan untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas meliputi merancang tujuan dengan menyusun silabus dan RPP, kemudian dilanjutkan menyiapkan materi dan media presentasi visual powerpoint yang diintegrasikan dengan media audio visual berupa film bertema sejarah beserta alat pendukungnya, kemudian menyiapkan instrumen penilaian untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan. Kedua, Langkah-langkah dalam penerapan media audio visual di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung yaitu dengan menayangkan film bertema sejarah yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Film-film tersebut antara lain film bertema Kerajaan Islam dan Kolonialisme Belanda berjudul “Jejak Sejarah – Kerajaan – Kerajaan Cirebon” yang ditayangkan pada siklus I, film berjudul bertema Penjajahan Belanda “Inspirasi – Pangeran Diponegoro” yang ditayangkan pada siklus II dan terakhir film bertema Sumpah Pemuda berjudul “Sejarah Indonesia – Sumpah Pemuda” yang ditayangkan pada siklus ke III. Selanjutnya memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa yang harus dijawab dalam diskusi kelas untuk menilai pemahaman kesejarahan siswa berdasarkan film bertemakan sejarah tersebut berdasarkan kemampuan berbicara di depan kelas, menjawab, menyanggah dan menyimpulkan pertanyaan diskusi. Ketiga, Setelah melakukan tiga tindakan di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung, berdasarkan aspek pemahaman kesejarahan yang dimunculkan, berdasarkan hasil diskusi kelas, pada siklus I mulai memunculkan pemahaman kesejarahannya, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan berarti pada kualitas pemahaman kesejarahan siswa kemudian pada siklus III data mengalami titik jenuh karena hasil diskusi tidak terjadi peningkatan berarti dari siklus sebelumnya. Hal itulah yang membuat peneliti menghentikan penelitian. Keempat, Ketika menerapkan media audio visual guru mengalami kendala teknis di luar kendali guru yang disebabkan oleh adanya renovasi gedung sekolah yang mengakibatkan kelas penelitian berpindah-pindah, namun hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengecek dan mempersiapkan ketersediaan media audio visual sebelum dilakukannya tindakan.
(6)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : Pendahuluan ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II : Kajian Pustaka ... 8
A. Media Pembelajaran ... 8
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 8
2. Sejarah Penggunaan Media ... 10
3. Peranan Media dalam Pembelajaran ... 11
4. Taksonomi Media Belajar ... 15
a. Taksonomi Rudy Bretz ... 16
b. Taksonomi Duncan ... 17
c. Taksonomi Briggs ... 18
d. Taksonomi Gagne ... 19
e. Taksonmi Edling ... 20
f. Taksonmi Edgar Dale ... 21
5. Jenis - Jenis Media Pembelajaran ... 21
a. Media Visual ... 22
1) Media Grafis ... 23
2) Media Berbahan Cetak ... 25
3) Media Gambar Diam ... 26
4) Media Proyeksi Diam ... 27
b. Media Audio ... 28
1) Media Radio ... 28
2) Alat perekam Pita Magnetik ... 29
B. Media Audio Visual ... 29
1. Teori Media Audio Visual ... 29
a. Teori Dual Coding ... 29
b. Teori Quantum Learning ...... 30
c. Media Animasi Reiber ... 30
2. Media Audio Visual Gerak ... 31
a. Film ... 31
b. Televisi ... 31
1) Televisi Terbuka ... 31
2) Televisi Saran Terbatas ... 32
3) Video Cassette Recorder... 32
3. Media Audio Visual Diam ... 32
a. Slide ... 32
b. Filmstrips ... 32
4. Multimedia ... 33
a. Media Presentasi ... 33
C. Pembelajaran Sejarah ... 35
1. Kesadaran Sejarah ... 35
2. Wawasan Sejarah ... 36
(7)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Pemahaman Kesejarahan ... 36
1. Cronological Thingking ... 37
2. Historical Thinking... 38
3. Historical Analysis and Interpretation ... 38
4. Historical Research Capabilities ... 39
5. Historical Issues-Analysis Ana Decision Making ... 39
E. Peranan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan ... 41
BAB III : Metode Penelitian ... 50
A. Pendekatan Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 50
1. Penelitian Kualitatif ... 50
2. Metode Penelitian Tindakan Kelas ... 49
3. Teknik Pengumpulan Data ... 51
a. Wawancara ... 52
b. Observasi ... 52
c. Studi Dokumentasi ... 53
B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 54
C. Teknik Pengolahan Data ... 54
D. Uji Validitas ... 55
a. Member Check ... 56
b. Triangulasi ... 56
c. Expert Opinion ... 56
E. Prosedur Peneitian ... 57
1. Perencanaan (Plan) ... 58
2. Tindakan (Act) ... 59
3. Observasi ... 60
4. Refleksi (Reflect) ... 60
BAB IV : Hasil-Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 62
A. Deskripsi Sekolah ... 62
1. Sejarah Singkat ... 62
2. Visi-Misi dan Tujuan Sekolah ... 63
3. Denah Sekolah ... 64
4. Kesimpulan ... 64
B. Hasil-Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 65
1. Desain Perencanaan a. Observasi ... 65
b. Wawancara ... 66
c. Studi Dokumentasi ... 68
d. Kesimpulan ... 70
2. Tahapan – Tahapan Pelaksanaan a. Siklus I ... 78
b. Siklus II ... 104
c. Siklus III ... 109
d. Kesimpulan ... 123
3. Deskripsi Hasil : Meningkatanya Pemahaman Kesejarahan Siswa dalam Pembelajaran Sejarah setelah Menggunakan Media Audio Visual a. Siklus I ... 125
b. Siklus II ... 125
c. Siklus III ... 125
d. Kesimpulan... 126
4. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru ketika Menggunakan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Sejarah dan Solusinya ... 129
a. Siklus I ... 130
b. Siklus II ... 130
(8)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Kesimpulan ... 131
BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi ... 132
A. Kesimpulan ... 132
B. Rekomendasi ... 133
(9)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTARTABEL
Tabel 2.1 : Taksonomi Rudy Bretz ... 16
Tabel 2.2 : Hierarki Media Audio Visual C. J. Duncan ... 17
Tabel 2.3 : Taksonomi Briggs ... 18
Tabel 2.3 : Taksonomi Gagne ... 19
Tabel 4.1 : Daftar Siswa kelas XI IPA 1 ... 69
Tabel 4.2 : Hasil Penilaian Pemahaman Kesejarahan Siklus I ... 89
Tabel 4.3 : Hasil Penilaian Pemahaman Kesejarahan Siklus II ... 105
(10)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Komponen – Komponen Pembelajaran ... 12
Gambar 2.2: Taksonomi Kontinum Pembelajaran Edling ... 20
Gambar 2.3 : Taksonomi Edgar Dale ... 21
Gambar 3.1 : Model Spiral dari Kemmis Taggart ... 57
Gambar 3.2 : Pendekatan Siistematik dari Gerlah dan Ely ... 57
Gambar 4.1 : Denah SMA Pasundan 1 Bandung ... 64
Gambar 4.2 : Denah Kelas XI IPA 1 ... 66
Gambar 4.3 : Peningkatan pemahaman kesejarahan setelah menggunakan media Audio Visual di Kelas XI IPA 1 ... 128
(11)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan dipaparkan latar belakang masalah hingga struktur organisasi skripsi.
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi di mana teknologi infomasi berkembang secara pesat, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh guru sejarah untuk mempermudah siswa memahami pembelajaran sejarah di kelas. Saat ini media berupa film pendidikan, gambar maupun foto-foto yang dapat digunakan untuk belajar sejarah tersedia berlimpah di internet yang dapat diunduh gratis oleh guru untuk selanjutnya dipadukan dengan buku sumber untuk mengatasi permasalahan dan kesulitan dalam mempelajari sejarah. Boyce, Kamarga (Tt), Ismaun (2005) dan Kochhar (2008) memaparkan beberapa permasalahan yang dialami dalam pembelajaran sejarah sebagai berikut :
Boyce berpendapat guru harus memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menghadirkan peristiwa masa lalu. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya :
Guru sejarah harus memiliki kemampuan untuk merealisasikan kejadian masa lalu pada masa sekarang, harus memiliki imajinasi yang tinggi serta pelbagai jenis pengetahuan yang positif (karena) Sejarah adalah subjek yang sangat sulit diajarkan. Di tangan seorang guru yang berkualitas seperti semua subjek lainnya, sejarah dapat menjadi alat pendidikan yang nyata. (Boyce dalam Kochhar, 2008 : 397)
Pendapat mengenai pentingnya menghadirkan peristiwa masa lalu tersebut didukung oleh pendapat Ismaun (2005: 224) yang mengemukakan:
Kita hanya dapat belajar dari sejarah jika peristiwa masa lampau itu terjadi lagi pada masa sekarang. Yang jadi permasalahannya adalah suatu peristiwa sejarah hanya terjadi sekali dan tidak bisa diulang seperti pada penelitian ilmu-ilmu pasti.
Pendapat relatif sama dikemukakan pula oleh Kochhar (2008 : 14) sebagai berikut :
Metode sejarah dalam menghadirkan fakta juga sangat berbeda dengan metode yang digunakan oleh ilmu alam. Pada umumnya ilmu alam mengkaji fakta yang secara langsung dapat diamati dan diuji dengan
(12)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
percobaan, sedangkan fakta sejarah tidak dapat diamati secara langsung dan hanya dapat dihadirkan secara tidak langsung melalui kesimpulan ... Eksperimen tidak mungkin dilakukan dalam kajian sejarah karena yang dihadapi adalah peristiwa yang telah terjadi dan tidak dapat diulang. Adapun permasalahan mengenai kurangnya pemahaman guru akan perlunya pendidikan sejarah dikemukakan Kamarga (Tt) sebagai berikut :
Masalah yang dihadapi dalam pendidikan sejarah adalah proses pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya sebagai akibat dari kurangnya pemahaman guru akan perlunya pendidikan sejarah.
Dari keempat pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menghadirkan peristiwa masa lalu dalam pembelajaran sejarah di kelas itu sangat penting seperti halnya menghadirkan objek pengamatan yang diamati oleh ilmu alam, karena dengan pengamatan langsung siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya agar dapat memahami materi sejarah yang diajarkan. Namun dalam pembelajaran sejarah yang ditemui di sekolah-sekolah masih banyak guru yang mengajarkan materi sejarah dengan cara menjejali siswa dengan sekumpulan fakta berupa kumpulan tanggal – tanggal penting saja sehingga pembelajaran sejarah itu terkesan monoton dan membosankan bagi siswa. Dalam sejarah mengetahui fakta itu penting tapi lebih penting lagi adalah memahami fakta tersebut dan dapat mengelompokkan fakta-fakta tersebut dalam sebuah rangkaian peristiwa yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Seperti halnya hasil penelitian awal yang dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung. Pada pembelajaran di kelas guru hanya menggunakan metode ceramah yakni sebuah metode penyampaian informasi oleh seseorang dihadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dsb, padahal kelas tersebut masuk ke dalam kategori rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) di mana di dalamnya telah tersedia Multimedia projector, akses wifi dan terminal listrik.
Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti diperoleh data bagaimana cara guru mengajar dan membahas ulangan harian di kelas XI IPA 1. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah interaktif yang menarik dengan retorika yang baik serta mampu menguasai kelas dengan baik ditandai
(13)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan kondisi kelas yang relatif kondusif saat pelajaran berlangsung. Namun terdapat beberapa kesenjangan yang peneliti temukan, yakni bagaimana cara guru menyampaikan materi sejarah Hindu-Budha di Indonesia tidak dapat memberi informasi kongkrit mengenai bentuk benda yang berakulturasi dengan kebudayaan Hindu-Budha dan lokasi persebaran kebudayaan Hindu-Budha berdasarkan beberapa teori. Tidak hanya itu, deskripsi waktu serta jalannya peristiwa tidak dapat tersampaikan dengan baik.
Setelah peneliti amati ternyata hal tersebut bisa terjadi karena guru mengulas rangkuman materi yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS) buatan penerbit yang menjelaskan materi secara deskrptif dengan kata-kata dan minim informasi gambar benda, tokoh maupun peta lokasi sebagai bahan ajar siswa. Hal tersebut bertentangan dengan tujuan pembelajaran sejarah yang dikemukakan Kochhar (2008 : 14) berikut ini :
... tujuan di balik memahami tindakan manusia (peristiwa sejarah) tidak dapat diamati secara langsung (karena) hanya dapat dijangkau melalui proses penarikan kesimpulan dan dipahami melalui kekuatan imajinatif pikiran.
Selanjutnya dari hasil wawancara dan hasil studi dokumentasi ulangan nilai rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan kelas lain yang memperoleh nilai rata-rata kelas umumnya di atas 7,5, sedangkan kelas ini rata-rata nilai yang diperoleh siswa masih di bawah 7,3 dan hanya dua siswa saja yang nilainnya di atas 7,3. Padahal setelah diamati oleh peneliti, soal ulangan harian tentang materi persebaran kebudayaan Hindu-Budha. Soal tersebut diambil dari LKS yang dan memiliki tingkat pemahaman kesejarahan yang rendah karena soal-soal tersebut hanya menanyakan konsep-konsep berupa nama tokoh, benda tempat dan angka tahun. Tidak ada pertayaan yang menanyakan hubungan, sebab akibat dan latar belakang maupun dampak dari peristiwa yang dipelajari dengan peristiwa lainnya. Soal – soal seperti itu sebenarnya dapat siswa isi dengan melihat atau memindahkannya dari rangkuman materi yang tersedia di LKS tersebut. Hal inilah yang membuat siswa menganggap belajar sejarah itu membosankan, karena tidak ada tantangan dan keingintahuan siswa untuk mempelajari sejarah.
(14)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari pelbagai permasalahan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa tantangan bagi guru dewasa ini adalah meningkatkan kreatifitasnya untuk menghadirkan peristiwa masa lalu di kelas, bukan hanya menyajikan sekumpulan fakta-fakta tetapi proses pembelajaran tersebut harus mampu membuat siswa dapat merasakan secara nyata perubahan yang dialami oleh manusia dari masa ke masa dalam pembelajaran di kelas. Sudah menjadi sebuah keharusan bagi guru untuk tidak gaptek dan mampu peka terhadap perkembangan teknologi informasi dan terbiasa menggunakan media atau alat-alat bantu multimedia yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang kini tengah berkembang pesat seperti pendaat Kochhar (2008 : 395) berikut ini :
Guru sejarah harus memiliki pengetahuan yang baik dalam penggunaan dan pengoperasian alat-alat bantu mekanis jenis yang baru seperti epidiaskop, proyektor filmstrips, dan prokyektor film. Ia kemudian dapat menindak lanjuti pekerjaannya sehingga proyeksi film dan filmstrips dapat menciptakan keinginan untuk terus belajar dalam diri siswa.
Pendapat di atas diperkuat oleh teori dual coding yang dikemukakan Paivio dalam Susilana (2008 : 99) yang menyebutkan bahwa “adanya gambar dan teks dapat meningkatkan memory karena adanya dual coding dalam ingatan dibandingkan dengan single coding”. Pendapat tersebut mendukung pendapat Der Porter dalam Indriana (2011: 97) yang mengemukakan teori Quantum Learning sebagai berikut :
“manusia memiliki tiga modal belajar atau teaching style yang berbeda yakni auditory, visual dan kinestetik. Permasalahan mengenai gaya belajar tersebut dapat di atasi dengan menggunakan pelbagai macam media (multimedia)”.
Sehingga dapat disimpulkan apabila guru menggunakan kedua media ini secara bersamaan akan membantu peserta didik untuk mudah mengingat materi khususnya dalam meningkatkan pemahaman kesejarahan.
Peneliti berharap dengan penggunaan pelbagai macam media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas supaya siswa tak hanya hafal dengan sekumpulan materi yang sifatnya faktual saja, namun siswa juga dapat memahami materi tersebut karena adanya sebuah pengalaman belajar yang didapat oleh siswa.
(15)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pemaparan di atas diperlukan adanya perbaikan dalam sistem pembelajaran di kelas. Peneliti tertarik menggunakan media Audio Visual sebagai langkah memanfaatkan secara optimal sarana pembelajaran yang tersedia di kelas agar dapat menyempurnakan metode ceramah yang dikuasai guru melalui
Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Siswa pada Pembelajaran Sejarah.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah utama yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:
“Bagaimanakah penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pemahaman materi siswa di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung?”.
Agar permasalahan di atas dapat terarah, maka akan dijabarkan masalah tersebut ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran sejarah menggunakan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa?
2. Bagaimana tahapan-tahapan penggunaan media audio visual ang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman kesejarahan siswa setelah guru menggunakan media audio visual?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan melalui media audio visual?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan pengalaman yang berharga setelah menggunakan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa dalam mata pelajaran sejarah.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan perencanaan penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung.
(16)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung.
3. Mendeskripsikan peningkatan pemahaman kesejarahan yang dicapai ketika menggunakan Media Audio Visual dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung.
4. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam bidang pendidikan, khususnya pada pendidikan SMA dalam mata pelajaran sejarah. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara khusus adalah:
1. Bagi peneliti, meningkatkan wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam penerapan media pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dalam pembelajaran sejarah di sekolah.
2. Bagi Sekolah, meningkatkan mutu pembelajaran dan pemahaman kesejarahan siswa SMA Pasundan 1 Bandung, khususnya dalam mata pelajaran sejarah.
3. Bagi Guru, memecahkan masalah yang guru hadapi selama ini dalam upaya meningkatkan pemahaman kesejarahan siswa, khususnya dalam mata pelajaran sejarah.
4. Bagi siswa, memberikan kemajuan untuk memahami mata pelajaran sejarah dan merubah pola berpikir siswa yang keliru bahwa mata pelajaran sejarah yang selama ini dianggap membosankan bisa dipelajari dengan menyenangkan dengan memanfaatkan media audio visual dalam pembelajaran.
5. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan tentang pengunaan media audio visual dan aplikasinya terhadap pembelajaran sejarah.
(17)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun struktur organisasi skripsi yang digunakan adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang meliputi latar belakang penelitian, Identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II Kajian Pustaka. Dalam bagian ini dijabarkan pelbagai kajian pustaka yang digunakan peneliti untuk membandingkan, mengontraskan dan memposisikan kedudukan penelitian yang dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti.
Bab III Metode Penelitian, pada bagian ini memaparkan metode penelitian dan teknik yang digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pembahasan masalah-masalah yang sedang dikaji
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bagian ini akan membahas hasil penelitian dan temuan yang didapat serta mengaitkannya dengan aspek-aspek yang dijadikan rumusan masalah.
Bab V Kesimpulan dan Saran, dalam bagian ini dipaparkan kesimpulan dari hasil penelitian yang didapat dan saran atau Saran yang peneliti ajukan untuk mengatasi permasalahan penelitian.
(18)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III Metode Penelitian
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian meliputi lokasi hingga teknik pengumpulan data :
A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpul Data 1. Penelitian Kualitatif
“Penelitian kualitatif bertolak dari filsafat kontruktivisme yang beramsumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu. (Wiriatmadja, 2008 : 94). Untuk melihat kenyataan tersebut penelitian kualitatif ini membutuhkan partisipan yakni orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta pendapat, pemikiran dan persepsinya yang digunakan sebagai data penelitian.
Menurut Sukmadinata (2008 : 60) penelitian ini memiliki dua tujuan utama yaitu, “pertama menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua menjelaskan menggambarkan dan menjelaskan (to describe and expalain)”. Sehingga hasil penelitian kualitatif umumnya bersifat deskriptif yakni menjelaskan situasi kompleks dan arah penelitian selanjutnya. Selain itu penelitian ini juga bersifat eksplanatif yakni memberikan kejelasan tentang hubungan antara peristiwa dengan makna yang di interpretasikan oleh partisipan.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif memungkinkan peneliti terlibat langsung melakukan pengamatan, interview, mencatat hasil pengamatan dan interaksi bersama partisipan.
2. Metode PenelitianTindakan Kelas
Pada penelitian ini, Peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Adapun definisi penelitian tindakan kelas dijelaskan oleh Ebutt dalam Wiriaatmadja (2008 :12) sebagai berikut :
Penelitian tindakan kelas sebagai kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
(19)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendapat relatif sama dikemukakan oleh Supriatna (2007:190) sebagai berikut :
Penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru secara individual atau kelompok terhadap masalah pembelajaran yang dihadapinya guna memecahkan masalah tersebut atau menghasilkan pendekatan dan prosedur tertentu yang paling cocok dengan cara dia mengajar, cara siswa belajar dan kultur yang berlaku dilingkungan setempat.
Selanjutnya Arikunto (2009:3) memaparkan bahwa :
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Dari beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru yang dikaji secara sistematik dan cermat terhadap permasalahan yang terjadi di kelas, dengan cara melakukan tindakan pembelajaran dan pengamatan. Selanjutnya hasil pengamatan tersebut direfleksi untuk memperbaiki permasalahan di kelas. Tujuan dari penelitian tindakan kelas akan tercapai apabila permasalahan pembelajaran di kelas dapat diperbaiki.
Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Muslich (2009:10) yaitu "Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah". Pendapat tersebut didukung oleh Suhardjono et al (2009:61) menjelaskan bahwa "Penelitian tindakan kelas bertujuan memperbaiki pelbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi atara guru dengan siswa yang sedang belajar"
Dari tujuan penelitian tindakan kelas yang dikemukakan para ahli di atas, dapat dipahami bahwa tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan sehingga permasalahan yang terjadi di kelas teratasi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, studi dokumentasi dan observasi :
(20)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Wawancara
Definisi tentang wawancara dikemukakan oleh Denzin, Hopkins (1993) serta Goetz dan Le Compte dalam Wiriatmadja (2008 : 117-118) sebagai berikut : Denzin mengemukakan bahwa “wawancara merupakan pertanyaan -pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu” (Wiriatmadja, 2008 : 117); sedangkan Hopkins (1993) berpendapat “wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain” (Wiriatmadja, 2008 : 117). Adapun yang dimaksud dengan sudut pandang yang lain dikemukakan oleh Goetz dan LeCompte dalam Wiriatmadja (2008 : 118) yaitu “orang – orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa, dll. Mereka disebut informan kunci atau key informants, yaitu mereka yang mempunyai pengetahuan khusus, status atau keterampilan berkomunikasi”. Dapat disimpulkan bahwa orang yang diwawancarai harusalah orang yang berada di sekitar lingkungan sekolah khususnya yang berhubungan dengan kelas yang akan diteliti.
Dari pernyataan di atas dapat disimmpulkan bahwa wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dianggap perlu yang bertujuan untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain yakni beberapa siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa, dll, yang bisa dijadikan informan kunci atau key informants yang membantu pelaksanaan penelitian.
b. Observasi
Alasan Peneliti menggunakan teknik observasi karena penelitian ini cocok untuk Penelitian Tindakan kelas seperti yang dikemukakan oleh Sukmadinata, (2008:220). Sebagai berikut :”.
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan
(21)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dan sebagainya.
Observasi terdiri dari tiga fase yang saling berkaitan, yang pertama adalah fase perencanaan, yakni fase di mana guru yang menyajikan materi dan pengamat mendiskusikan rencana pembelajaran dan bagaimana pengamat memulai pengumpulan data yang harus disepakati bersama. Kedua adalah tahap observasi dan yang terakhir adalah diskusibalikan yakni proses di mana guru dan pengamat mempelajari bersama hasil observasi baik keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan tindakan yang selanjutnya dicatat dalam catatan lapangan berupa format observasi berupa check list.
Check list
“Check list bermanfaat untuk mengukur hasil belajar baik berupa produk maupun prosedur atau proses yang dapat dirinci ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil, terdefinisi secara operasional atau spesifik”(Zainul et al, 2005 : 106).Adapun fungsi check list dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah perencanaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan prosedur dan di sampingnya diberikan komentar kolaborator yang nantinya dijadikan sebagai expert opinion sebagai bahan masukan dalam diskusibalikan.
a. Studi Dokumentasi
Sukmadinata, (2008:221-222). berpendapat bahwa “Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Sedangkan Arikunto (2002: 206).mengungkapkan bahwa “Teknik dokumentasi yaitu suatu kegiatan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip nilai, buku, surat kabar, daftar absensi siswa, dan yang lainnya”.
Adapun pendapat lain dikemukakan oleh Elliot serta Goetz dan LeCompte dalam Wiriatmadja (2008 : 121) sebagai berikut :
Elliot menyebutkan sedikitnya ada tujuh sumber dokumen yang dapat membantu penelitian tindakan kelas yakni : 1) silabi dan rencana pelajaran; 2) laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum; pelbagai macam
(22)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ujian dan tes; 3) laporan rapat; 5) laporan tugas siswa; 6) bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran dan 7) contoh essai yang ditulis siswa. ... Sedangkan Goetz dan LeCompte menyebutkan ada sembilan dokumen yang digunakan dalam studi dokumentasi, yakni : 1) koleksi dan analisis buku teks; 2) kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, 3) arsip dan penerimaan murid baru; 4) catatan rapat; 5) Catatan tentang siswa; 6) Rencana pelajaran dan catatan guru; hasil karya siswa; 7) kumpulan dokumen pemerintah, 8) koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs), dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama.
Peneliti menggunakan studi dokumentasi dalam penelitian ini karena data-data yang akan diolah berasal dari pelbagai macam dokumen yang merekam dinamika pembelajaran di dalam kelas. Dokumen-dokumen yang dimaksud peneliti adalah : silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, presensi siswa, laporan tugas siswa baik berupa tes dan non tes.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para siswa Kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa total sebanyak 32 orang, dengan pembagian siswa sebanyak 22 siswa perempuan dan 10 orang laki-laki. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan berkolaborasi dengan guru Sejarah SMA Pasundan 1 Bandung yaitu Bapak Deni Gustiawan S.Pd. yang selanjutnya disebut DE dan Dinan Afifah Firdaus yang kemudian akan disebut DAF sebagai mitra dan melakukan observasi. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Pasundan 1 Bandung yang beralamat di Jalan Balong Gede 28 Bandung.SMA Pasundan 1 Bandung merupakan salah satu sekolah pilihan di Bandung.SMA Pasundan 1 Bandung mendapatkan Akreditasi A dan berada di cluster 1 bersama dengan SMA-SMA Negeri lainnya yakni, SMA Negeri 2 Bandung, SMA Negeri 3 Bandung, SMA Negeri 5 Bandung, SMA Negeri 11, SMA Negeri 24 dan SMA Negeri 8 Bandung.
C. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kualitatf yang diikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992:15-20). Meliputi tiga tahapan
(23)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yakni, reduksi data, penyajian data dan terakhir penarikan kesimpulan. ada pun penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Pertama, reduksi data sebagai proses pemilihan, penyederhanaan klasifikasi data kasar dari hasil penggunaan teknik dan alat pengumpulan data di lapangan, reduksi data sesudah dilakukan semenjak pengumpulan data. Reduksi dilaksanakan secara bertahap dengan cara membuat ringkasan data dan menelusuri tema yang tersebar. Setiap data yang dipilih disilang melalui komentar dari informasi yang berbeda untuk menggali informasi dalam wawancara dan observasi.
2. Kedua, penyajian data (kategosisasi data) merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi pernyataan. Data kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya informasi tersebut. Kemudian data diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan.
3. Ketiga, menarik kesimpulan berdasarkan reduksi, interpelasi dan penyajian data yang telah dilakukan pada setiap tahap sebelumnya selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif, maka penarikan kesimpulan akan bertolak dengan hal-hal yang khusus (spesifik) sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum (general). Pada tahap pertama data mentah yang telah terkumpul direduksi, dalam tahap ini peneliti melakukan pemilahan dan mengklasifikasikanya berdasarkan aspek-aspek masalah yang dihadapi, kemudian dirangkum supaya dapat lebih mudah dipahami.
Tahap selanjutnya adalah penyajian atau pengkategorisasian data. Yakni data yang telah diberi kode dianalisis lebih lanjut dengan cara memilahnya berdasarkan kategori yang diperlukan.
Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan dan verifikasi, kegiatan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data. Tahap ini memberi arti yang signifikan terhadap hasil analisis data dengan menjelaskan pola urutan-urutan danketerhubungan tindakan terhadap penyelesaian permasalahan belajar selama penelitian.
D. Uji Validitas
Pengujian validitas dan reabilitas data dilakukan setelah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui kredibilitas data. Merujuk pada pendapat
(24)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hopkins (1993) dalam Wiriaatmadja (2008 : 168-170) yang mengungkapkan langkah-langkah yang dilakukan dalam validasi data adalah sebagai berikut:
1. Member Check
Member check, adalah“memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber” (Wiriaatmadja, 2008 : 168). Narasumber yang dimaksud adalah siapapun yang dapat memberikan informasi mengenai kelas penelitian dalam hal ini adalah semua warga sekolah yang relevan meliputi, kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah orang tua siswa dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah hasil penelitian berupa keterangan, informasi ataupun penjelasan yang diperoleh dari hasil penelitian sifatnya tetap dan tidak berubah sehingga dapat dipastikan kebenarannya.
2. Triangulasi
Triangulasi yaitu membandingkan data yang diperoleh dengan mitra lain yang hadir dalam penelitian yang dilakukan. Menurut Elliot dalam Wiriaatmadja (2008:169) disebutkan bahwa triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, sudut pandang guru, siswa dan peneliti atau observer. Oleh karena itu, triangulasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan antara peneliti observer dengan guru dan siswa. Posisi peneliti observer adalah mengumpulkan data mengenai interaksi siswa saat penelitian berlangsung, adapun siswa dapat memberikan informasi bagaimana pengaruh tindakan guru terhadap respon yang mereka berikan saat pembelajaran berlangsung, sedangkan guru dapat mengintrospeksi diri terhadap kinerjanya sendiri untuk melakukan revisi terhadap pembelajaran selanjutnya.
3. Expert Opinion
Expert opinion yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah keterangan/informasi itu tidak berubah atau ajeg (Hasan, et al, 2011:79). yaitu meminta nasehat dari pakar atau ahli. Pada penelitian tindakan kelas ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasehat dari guru mitra dan dosen pembimbing.
(25)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Prosedur Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah desain yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart yang terdiri dari satu siklus dan satu tindakan.
Adapun alasan peneliti menggunakan desain ini adalah :
1. Desain ini dirasa cocok untuk melakukan penelitian disela kesibukan peneliti sebagai pengajar di sebuah SMA swasta yang tidak memungkikan peneliti melakukan penelitian dalam waktu yang relatif lama.
2. Desain penelitian ini dikuasai oleh peneliti.
3. Peneliti dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Desain ini memungkinkan peneliti melakukan diskusibalikan untuk merefleksi proses pembelajaran di kelas.
5. Peneliti dapat melakukan revisi perencanaan siklus berikutnya dan langsung mengaplikasikannya pada pertemuan selanjutnya.
Adapun tahapan penelitian dalam desain ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart
(26)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Perencanaan (Plan)
Pada kotak perencanaan (plan) peneliti menyusun strategi pembelajaran di kelas. Pada penelitian ini peneliti menentukan media dan strategi penggunaan media audio visual seperti apa yang akan digunakan guru di dalam kelas sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Pada tahapan perencanaan ini peneliti mengadopsi pembelajaran menggunakan pendekatan sistematik yang dikemukakan Gerlah dan Ely dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut :
Gambar 3.2
Pendekatan Sistematik dari Gerlah dan Ely
(Grabowsky 2003 : 2)
Berdasarkan gambar di atas Gerlah dan Ely dalam Grabowsky (2003 : 4 – 6) yang mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus sepuluh unsur sebagai berikut :
1) Menentukan spesifikasi konten atau materi, 2) Menentukan spesifikasi tujuan,
3) Menilai prilaku peserta didik,
4) Menentukan penggunaan metode ceramah (teacher centris) atau inkuiri (student centris),
5) Menentukan strategi pembelajaran menggunakan pembelajaran kelompok (organization of groups) atau pembelajaran mandiri (instruction be self-study),
(27)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7) Menentukan alokasi tempat pembelajaran (dalam hal ini di dalam kelas atau di luar kelas)
8) Pemilihan sumber daya yang tersedia baik berupa bahan atau media ajar yang tersedia.
9) Menyusun evaluasi
10)Melakukan umpan balik (feedback)
2. Tindakan (Act)
Pada kotak Tindakan (act) strategi pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya diaplikasikan ke dalam kelas. Pada penelitian ini guru melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio visual yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran. Dan siswa menyimak pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang telah direncanakan dan dalam tahap ini dilakukan observasi juga karena penelitian ini bertujuan melihat peningkatan pemahaman siswa yang dilihat dalam proses pembelajaran. Secara khusus dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah pembelajaran berakhir.
2) Siapkan materi dan media pembelajaran audio visual sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
3) Siapkan peralatan multimedia untuk menunjang pembelajaran audio visual.
b. Kegiatan pelaksanaan
1) Kegiatan Pembuka (5 menit)
a) Guru melakukan apersepsi
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, peraturan pembelajaran di depan kelas dengan menggunakan slide pada media presentasi power point dan diakhiri dengan pemberian motivasi
2) Kegiatan Inti : Penayangan Video dan Diskusi Kelas (+ 30 menit)
a) Guru menayangkan video yang diintegrasiikan dengan media presentasi power point berdurasi 4 – 10 menit.
(28)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b) Siswa mengamati tayangan yang ditampilkan guru tersebut.
Guru menampilkan pertanyaan kritis yang ditulis pada slide dan Mempersilakan atau menunjuk seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut sekaligus membuka diskusi kelas berdasarkan tayangan yang telah ditampilkan dan pengetahuan siswa.
c) Siswa yang lain menanggapi pendapat siswa yang menjelaskan dan terjadi diskusi, begitu seterusnya selama lima belas sampai dua puluh menit.
3) Kegiatan penutup (5 menit)
a) Guru kemudian mengklarifikasi penjelasan siswa dalam proses diskusi. b) Guru dan siswa menyimpulkan kembali hal yang telah dipelajari.
c) Guru memberikan tugas mencari materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
3. Observasi (Observe)
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator menulis hasil pengamatan pembelajaran dalam catatan penelitian ketika guru melaksanakan pembelajaran di kelas menggunakan media audio visual di kelas untuk mengamati tindakan itu sendiri serta akibat yang ditimbulkannya. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya.
4. Refleksi (Reflect)
Membuat kesimpulan dari proses pembelajaran di kelas yang telah dilakukan sebelumnya dari catatan observasi dan melakukan revisi strategi mengajar menggunakan media audio visual pada siklus berikutnya. Peneliti dan kolaborator melakukan diskusibalikan dan melakukan perbaikan untuk melaksanakan tindakan selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu:
a. Melakukan diskusibalikan dengan kolaborator dan mitra mengenai kekurangan di bagian tertentu dan melakukan perbaikan kembali.
b. Meminta saran tentang peningkatan pemahaman dan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya.
(29)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Menyimpulkan hasil diskusi tentang kelanjutan siklus berikutnya atau mengadakan perhentian penelitian.
(30)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Pertama, tahap perencanaan yang dilakukan untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas meliputi merancang tujuan dengan menyusun silabus dan RPP, kemudian dilanjutkan menyiapkan materi dan media presentasi visual powerpoint yang diintegrasikan dengan media audio visual berupa film bertema sejarah beserta alat pendukungnya, kemudian menyiapkan instrumen penilaian untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan.
Kedua, Langkah-langkah dalam penerapan media audio visual di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung yaitu dengan menayangkan film bertema sejarah yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa yang harus dijawab dalam diskusi kelas untuk menilai pemahaman kesejarahan siswa berdasarkan film bertemakan sejarah tersebut berdasarkan kemampuan berbicara di depan kelas, menjawab, menyanggah dan menyimpulkan pertanyaan diskusi.
Ketiga, Setelah melakukan tiga tindakan di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung, berdasarkan aspek pemahaman kesejarahan yang dimunculkan, berdasarkan hasil diskusi kelas, pada siklus I mulai memunculkan pemahaman kesejarahannya, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan berarti pada kualitas pemahaman kesejarahan siswa kemudian pada siklus III data mengalami titik jenuh karena hasil diskusi tidak terjadi peningkatan berarti seperti yang terjadi pada siklus sebelumnya. Hal itulah yang membuat peneliti menghentikan penelitian.
Keempat, Ketika menerapkan media audio visual guru mengalami kendala teknis di luar kendali guru yang disebabkan oleh adanya renovasi gedung sekolah yang mengakibatkan kelas penelitian berpindah-pindah, namun hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengecek dan mempersiapkan ketersediaan media audio visual sebelum dilakukannya tindakan.
(31)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian ini telah dilaksanakan, peneliti mengemukakan beberapa Saran :
Bagi pihak sekolah dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan media audio visual di setiap ruang kelas untuk menunjang proses pembelajaran di kelas. Bagi pihak guru, sebaiknya mampu merancang media ajar audio visual yang
menarik untuk mempermudah proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas serta gairah siswa untuk belajar khususnya bagi mata pelajaran sejarah dan mata pelajaran lain pada jam-jam terakhir.
Bagi pihak siswa diharapkan memiliki pemahaman kesejarahan dan mampu mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi pembaca semoga penelitian ini mampu menginspirasi dan memberikan wawasan dalam mengembangkan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan.
Diharapkan terdapat penelitian selanjutnya dengan mengembangkan variable yang lebih luas dalam penggunaan media audio visual secara lebih jelas dan akurat.
Serta bagi peneliti yang lain semoga bahan-bahan dalam penelitian ini dapat menjadikan referensi bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
(32)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Revisi V). Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Danim, S. (2008). Media Komunikasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakata : DIVA Press
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung : Historia Utama Press
Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hasan, et al. (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah. Jurusan pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.
Kochhar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah : Teaching of History. Jakarta : Graesindo
Miles, B.B, dan Huberman. (1992).Analisa Data Kualitatif. Jakarta : UI Press Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research
Pedoman Praktis bagi Guru Profesional). Jakarta : PT. Bumi Aksara. Priyadi, S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta : Ombak Sadiman, A. et al. (2012). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya (Edisi Revisi XVI).Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Sudjanaet al. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar baru algesindo.
Sudjiono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Suhardjono, et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Kritis. Bandung: Historia Utama Press.
Supriatna. N. et al. (2008). Sejarah dalam Keberagaman (Penghormatan kepada Prof. Helius Sjamsuddin, Ph.D.,MA). Bandung : Jurusan Pendidikan Sejaran FPIPS UPI.
Susilana. R. et al .(2008). Media Pembelajaran – Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung : Wahana Prima
(33)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wiriatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya.
Zainul, A et al. (2001). Penilaian Pemahaman kesejarahan. Jakarta : Unversitas Terbuka.
Sumber Skripsi
Apriliandi, D. R. (2013). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang di SMAN 1 Tanjungsari. Skripsi Jurusan PJKR FPOK UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Apriliani, L. (2013). Penggunaan Media Adobe Flash dalam Meningkatkan Kemampuan Mengingat Huruf Hijaiyah pada Anak Tunarungu Kelas 4 Sekolah Dasar Luar Biasa : Penelitian Eksperimen Dengan Single Subject Research Di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Aziz, C.A. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Berbasis Flash Dalam Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab : Studi Eksperimen Kuasi Siswa Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FPBS UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Diansyah, A. N. (2013). Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi Jurusan Ilmu KomputerFPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Forsalina, V. (2013). animasi 3 Dimensi untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB. Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Kurniawan, A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning berbantu Multimedia menggunakan Metode Team Game Tournament untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi Jurusan Ilmu KomputerFPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Muthmainah. R. (2012). Penggunaan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung).Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Mutiara, D. (2013). Penggunaan Media Gambar Lingkungan untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Perubahan Lingkungan Fisik dan Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan : di Kelas IV SDN Babakan Ciparay 5 Kota Bandung Semester II Tahun Ajaran 2012-2013. Skripsi Jurusan
(34)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Novianti, E. (2013). pemanfaatan Media Pembelajaran Pemanenan Berbasis Multimedia dalam Peningkatan Pemahaman Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknologi Agro Industri FPTK UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Putri, D. W. (2012). Penerapan Metode Snowball Throwing dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XG SMAN 14 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Rahman, N. (2013). Efektiitas Penggunaan Media Simulasi Komputer pada Pendekatan Pembelajaran Konsepual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Sumber Internet :
Chen, K.C. (2004)). Classroom Instructional Development Model— The Gerlach &Ely Model. Online : Slide Share [Online] Tersedia: http://siderali.myweb.uga.edu/EDIT6200/UPDATE%20Model%2 0Critique__KUAN_CHUNG_CHEN.pdf [1 Agustus 2013]
Grabowski, A. (2003). Teaching & Media: A Systematic Approach -The Gerlach
&Ely Model. Online : Slide Share [Online] Tersedia:
http://www.slideshare.net/Maziyarsh/teaching-media-a-systematic-approach-the-gerlach-ely-model [1 Agustus 2013] Kamarga, H. (Tt). Model Pembelajaran Pengemas Awal (Advance Learning)
dalam Implementasi Kurikulum sejarah di Sekolah yang Menggunakan pendekatan Kronologis dalam rangka Mengembangkan Aspek Berpikir Kesejarahan. [Online] tersedia :
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195609021
987032-HANSISWANY_KAMARGA/KARYA_TULIS_ARTIKEL/TULISAN_ UNTUK_JURNAL_(model_Advance_Organizer).pdf [ 1 Agustus 2013]
Ma’mur. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah Melalui Historical
Thinking.[Online].Tersedia : :
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19680828199 8021TARUNASENA/artikel/Makalah_Historical_Thinking . [24 Januari 2014].
Paivio, A. (2006). Dual Coding Theory And Education. [online] Tersedia : http://www.umich.edu/~rdytolrn/pathwaysconference/presentations/paivio. pdf [ 1 Agustus 2013]
(1)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Menyimpulkan hasil diskusi tentang kelanjutan siklus berikutnya atau mengadakan perhentian penelitian.
(2)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Pertama, tahap perencanaan yang dilakukan untuk kelancaran proses pembelajaran di kelas meliputi merancang tujuan dengan menyusun silabus dan RPP, kemudian dilanjutkan menyiapkan materi dan media presentasi visual
powerpoint yang diintegrasikan dengan media audio visual berupa film bertema sejarah beserta alat pendukungnya, kemudian menyiapkan instrumen penilaian untuk menilai peningkatan pemahaman kesejarahan.
Kedua, Langkah-langkah dalam penerapan media audio visual di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung yaitu dengan menayangkan film bertema sejarah yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa yang harus dijawab dalam diskusi kelas untuk menilai pemahaman kesejarahan siswa berdasarkan film bertemakan sejarah tersebut berdasarkan kemampuan berbicara di depan kelas, menjawab, menyanggah dan menyimpulkan pertanyaan diskusi.
Ketiga, Setelah melakukan tiga tindakan di kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 1 Bandung, berdasarkan aspek pemahaman kesejarahan yang dimunculkan, berdasarkan hasil diskusi kelas, pada siklus I mulai memunculkan pemahaman kesejarahannya, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan berarti pada kualitas pemahaman kesejarahan siswa kemudian pada siklus III data mengalami titik jenuh karena hasil diskusi tidak terjadi peningkatan berarti seperti yang terjadi pada siklus sebelumnya. Hal itulah yang membuat peneliti menghentikan penelitian.
Keempat, Ketika menerapkan media audio visual guru mengalami kendala teknis di luar kendali guru yang disebabkan oleh adanya renovasi gedung sekolah yang mengakibatkan kelas penelitian berpindah-pindah, namun hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengecek dan mempersiapkan ketersediaan media audio visual sebelum dilakukannya tindakan.
(3)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran
Sehubungan dengan penelitian ini telah dilaksanakan, peneliti mengemukakan beberapa Saran :
Bagi pihak sekolah dianjurkan untuk meningkatkan penggunaan media audio visual di setiap ruang kelas untuk menunjang proses pembelajaran di kelas.
Bagi pihak guru, sebaiknya mampu merancang media ajar audio visual yang menarik untuk mempermudah proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas serta gairah siswa untuk belajar khususnya bagi mata pelajaran sejarah dan mata pelajaran lain pada jam-jam terakhir.
Bagi pihak siswa diharapkan memiliki pemahaman kesejarahan dan mampu mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi pembaca semoga penelitian ini mampu menginspirasi dan memberikan wawasan dalam mengembangkan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman kesejarahan.
Diharapkan terdapat penelitian selanjutnya dengan mengembangkan variable yang lebih luas dalam penggunaan media audio visual secara lebih jelas dan akurat.
Serta bagi peneliti yang lain semoga bahan-bahan dalam penelitian ini dapat menjadikan referensi bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
(4)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi Revisi V). Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Danim, S. (2008). Media Komunikasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakata : DIVA Press
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung : Historia Utama Press
Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hasan, et al. (2011). Buku Ajar Penelitian Pendidikan Sejarah. Jurusan pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung.
Kochhar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah : Teaching of History. Jakarta : Graesindo
Miles, B.B, dan Huberman. (1992).Analisa Data Kualitatif. Jakarta : UI Press Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research
Pedoman Praktis bagi Guru Profesional). Jakarta : PT. Bumi Aksara. Priyadi, S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta : Ombak Sadiman, A. et al. (2012). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya (Edisi Revisi XVI).Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Sudjanaet al. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar baru algesindo.
Sudjiono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Suhardjono, et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Kritis. Bandung: Historia Utama Press.
Supriatna. N. et al. (2008). Sejarah dalam Keberagaman (Penghormatan kepada Prof. Helius Sjamsuddin, Ph.D.,MA). Bandung : Jurusan Pendidikan Sejaran FPIPS UPI.
Susilana. R. et al .(2008). Media Pembelajaran – Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung : Wahana Prima
(5)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wiriatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Rosdakarya.
Zainul, A et al. (2001). Penilaian Pemahaman kesejarahan. Jakarta : Unversitas Terbuka.
Sumber Skripsi
Apriliandi, D. R. (2013). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Senam Lantai Guling Belakang di SMAN 1 Tanjungsari. Skripsi Jurusan PJKR FPOK UPI Bandung : Tidak Diterbitkan.
Apriliani, L. (2013). Penggunaan Media Adobe Flash dalam Meningkatkan Kemampuan Mengingat Huruf Hijaiyah pada Anak Tunarungu Kelas 4 Sekolah Dasar Luar Biasa : Penelitian Eksperimen Dengan Single Subject Research Di SLB Negeri Cicendo Kota Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Aziz, C.A. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Berbasis Flash Dalam Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab : Studi Eksperimen Kuasi Siswa Kelas X SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FPBS UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Diansyah, A. N. (2013). Penerapan Multimedia Interaktif Model Tutorial terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi Jurusan Ilmu KomputerFPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Forsalina, V. (2013). animasi 3 Dimensi untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Sistem dan Fungsi Organ Pernapasan Manusia pada Anak Tunarungu Kelas V SDLB. Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Kurniawan, A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Mastery Learning berbantu Multimedia menggunakan Metode Team Game Tournament untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi Jurusan Ilmu KomputerFPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Muthmainah. R. (2012). Penggunaan Media Peta Konsep untuk Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Siswa terhadap Mata Pelajaran Sejarah(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 1 MAN 1 Bandung).Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Mutiara, D. (2013). Penggunaan Media Gambar Lingkungan untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Perubahan Lingkungan Fisik dan Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan : di Kelas IV SDN Babakan Ciparay 5 Kota Bandung Semester II Tahun Ajaran 2012-2013. Skripsi Jurusan
(6)
Fazar Desca Nugraha,2014
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEJARAHAN SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Novianti, E. (2013). pemanfaatan Media Pembelajaran Pemanenan Berbasis Multimedia dalam Peningkatan Pemahaman Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknologi Agro Industri FPTK UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Putri, D. W. (2012). Penerapan Metode Snowball Throwing dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XG SMAN 14 Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Rahman, N. (2013). Efektiitas Penggunaan Media Simulasi Komputer pada Pendekatan Pembelajaran Konsepual Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran Fisika. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Sumber Internet :
Chen, K.C. (2004)). Classroom Instructional Development Model— The Gerlach &Ely Model. Online : Slide Share [Online] Tersedia: http://siderali.myweb.uga.edu/EDIT6200/UPDATE%20Model%2 0Critique__KUAN_CHUNG_CHEN.pdf [1 Agustus 2013]
Grabowski, A. (2003). Teaching & Media: A Systematic Approach -The Gerlach
&Ely Model. Online : Slide Share [Online] Tersedia:
http://www.slideshare.net/Maziyarsh/teaching-media-a-systematic-approach-the-gerlach-ely-model [1 Agustus 2013] Kamarga, H. (Tt). Model Pembelajaran Pengemas Awal (Advance Learning)
dalam Implementasi Kurikulum sejarah di Sekolah yang Menggunakan pendekatan Kronologis dalam rangka Mengembangkan Aspek Berpikir Kesejarahan. [Online] tersedia :
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195609021
987032-HANSISWANY_KAMARGA/KARYA_TULIS_ARTIKEL/TULISAN_ UNTUK_JURNAL_(model_Advance_Organizer).pdf [ 1 Agustus 2013]
Ma’mur. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sejarah Melalui Historical
Thinking.[Online].Tersedia : :
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/19680828199 8021TARUNASENA/artikel/Makalah_Historical_Thinking . [24 Januari 2014].
Paivio, A. (2006). Dual Coding Theory And Education. [online] Tersedia : http://www.umich.edu/~rdytolrn/pathwaysconference/presentations/paivio. pdf [ 1 Agustus 2013]