Studi Kontribusi Penyebab Prokrastinasi Terhadap Empat Area Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung (Suatu Tinjauan Terhadap Mahasiswa Yang Sedang Menempuh Kembali Mata Kuliah UP Minimal Dua Kali).

(1)

iv

Psikologi Universitas “X”. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dan teknik regresi berganda untuk mengolah data. Sampel didapatkan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Jumlah sampel yang didapat untuk penelitian ini adalah 87 sampel.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang didasari oleh alat ukur serta teori yang dikembangkan oleh Solomon dan Rothblum. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama terdiri dari 12 item dan bagian dua terdiri dari 53 item. Setelah dilakukan uji validitas, semua item pada kuesioner bagian pertama valid dengan skor validitas yang berkisar antara 0,520 dan 0,836; untuk kuesioner bagian kedua, hanya 51 item yang valid dengan skor validitas yang berkisar antara 0,304 dan 0,810. Setelah itu, dilakukan uji reliabilitas dan didapat hasil bahwa kuesioner bagian pertama reliabel dengan skor reliabiltas sebesar 0,92 dan kuesioner bagian kedua juga reliabel dengan skor reliabilitas 0,956.

Berdasarkan data yang telah diolah, didapat hasil bahwa: pada prokrastinasi akademik, terdapat kontribusi dari aversiveness of task, dependency dan risk taking; pada prokrastinasi di area tugas menulis terdapat kontribusi dari aversiveness of task, risk taking, dan rebellion against control; pada prokrastinasi di area tugas membaca terdapat kontribusi dari dependency dan risk taking; pada prokrastinasi di area tugas administratif akademik terdapat kontribusi dari fear of failure dan risk taking; dan pada prokrastinasi di area tugas menghadiri pertemuan terdapat kontribusi dari difficulty on making decision dan risk taking.

Peneliti menyarangkan untuk meneliti penyebab lainnya yang mungkin menyebabkan prokrastinasi akademik seperti motivasi dan laziness. Sementara itu, untuk mahasiswa sendiri, peneliti menyarankan agar mahasiswa lebih memahami tugas dan prioritas mereka sehingga mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk mengerjakan Usulan Penelitian mereka tanpa menunggu bantuan dari orang lain. Selain itu juga, mahasiswa harus memahami kemampuan mereka sehingga mereka tidak memilih topik yang tidak sesuai kemampuan. Untuk fakultas, terutama dosen pembimbing, peneliti menyarankan agar membantu mahasiswa untuk menentukan topik dengan cara memberikan beberapa informasi yang mereka butuhkan.


(2)

v

of Psychology of ”X” University. This research used correlational method and multiple regression technique to analyze the data. To get the samples, this research used accidental sampling technique. At the end, there was 87participants for this research.

The measurement used a quesionnaire which has been constructed by researcher based on Solomon and Rothblum’s theory and quesionnaire. The quesionnaire is divided into two part; the first part consists of 12 items and the second part consists of 53 item. Then, validity test has been done and the results are: all the items of the first part quesionnaire can be used, with the validity score that’s going between 0,520 and 0,836 and as for the second part, there are 51 items that’s valid with validity score that’s going between 0,304 and 0,810. The first part of quesionnaire is reliable with a score of 0,927 and the second part of quesionnaire is also reliable with a score of 0,956.

Based on the data that have been calculated, the results are: for the academic procrastination, the causes are aversiveness of task, dependency, and risk taking; for the procrastination on the writing area, the cause are aversiveness of task, risk taking and rebellion against control; for the procrastination on the reading area, the causes are dependency and risk taking; for the procrastination on the academic administrative area, the causes are fear of failure and risk taking; and for procrastination on the meeting area, the causes are difficulty on making decision and risk taking.

Researcher suggests to research the other factor that causes academic procrastination such as motivation and laziness. As for the college students themself, researcher suggests them to understand their task and know their own priority so that they can spend more of their time to work on their Research Proposal without being dependent with others. Also, the college student should have known their own capability so that they won’t choose a topic that doesn’t match themselves. And for the faculty, researcher suggests to help the student deciding the topic by give them some informations they need.


(3)

ix

DAFTAR ISI

COVER………... i

LEMBAR PENGESAHAN……… ii

LEMBAR ORISINALITAS………... iii

ABSTRAK………... iv

ABSTRACT………... v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR BAGAN………... xiv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.3.1 Maksud Penelitian... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis... 11


(4)

x

1.6 Asumsi ... 23

1.7 Hipotesis ... 23

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 26

2.1 Prokrastinasi... 26

2.1.1 Definisi Prokrastinasi... 26

2.1.2 Bentuk Prokrastinasi... 28

2.2 Prokrastinasi Akademik... 31

2.2.1 Enam Area Prokrastinasi Akademik... 33

2.2.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik... 34

2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Prokrastinasi... 38

2.2.4 Dampak Prokrastinasi... 43

2.3 Tahap Perkembangan Dewasa Awal... 44

2.3.1 Karakteristik Masa Dewasa Awal... 44

2.3.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal... 45

2.3.3 Keintiman dan Kemandirian... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 50

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian... 50


(5)

xi

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 51

3.3.1 Variabel Penelitian... 51

3.3.2 Definisi Operasional... 51

3.4 Alat Ukur... 55

3.4.1 Kuesioner Prokrastinasi Akademik... 55

3.4.2 Kisi-kisi Alat Ukur... 58

3.4.3 Data Pribadi dan Penunjang... 68

3.4.4 Validitas dan Reliabilitas... 68

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel... 70

3.5.1 Populasi Sasaran... 70

3.5.2 Karakteristik Sampel... 70

3.5.3 Teknik Sampling... 70

3.6 Teknik Analisis Data... 71

3.7 Hipotesis Statistik... 72

3.7.1 Hipotesis Umum... 72

3.7.2 Hipotesis Khusus... 75

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 95

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitia... 95

4.1.1 Berdasarkan Usia... 95


(6)

xii

4.1.3 Berdasarkan Frekuensi Menempuh Mata Kuliah UP... 96

4.1.4 Berdasarkan IPK... 97

4.1.5 Berdasarkan Derajat Prokrastinasi... 97

4.2 Hasil Penelitian... 98

4.3 Pembahasan... 101

4.4 Diskusi... 114

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 116

5.1 Kesimpulan... 116

5.2 Saran... 117

5.2.1 Saran teoritis... 117

5.2.2 Saran Praktis... 118

DAFTAR PUSTAKA... 121

DAFTAR RUJUKAN... 122 LAMPIRAN


(7)

xiii

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Bagian I ...58

Tabel 3.2 Kisi-kisi Alat Ukur Bagian II ...60

Tabel 3.3 Kriteria Validitas ...69

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ...69

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ...95

Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ...96

Tabel 4.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Frekuensi Menempuh Mata Kuliah UP ...96

Tabel 4.4 Gambaran Subjek Berdasarkan IPK ...97

Tabel 4.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Derajat prokrastinasi...97

Tabel 4.6 Kontribusi Tujuh Penyebab Prokrastinasi Terhadap Prokrastinasi Akademik dan Empat Area Prokrastinasi...98


(8)

xiv


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan yang berujung pada kapabilitas seseorang untuk dapat terjun ke dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah pendidikan di SMA yang dapat ditempuh sebagai persiapan sebelum seseorang benar-benar terjun ke masyarakat dan siap bersaing di dunia kerja. Berbeda dengan sekolah, perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mereka. Kemandirian ini juga termasuk ke dalam salah satu tugas perkembangan yang harus dapat dipenuhi oleh mahasiswa yang sedang berada dalam tahap dewasa awal.

Berkenaan dengan kemandirian dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa, perguruan tinggi di Indonesia banyak yang menggunakan sistem kredit semester. Sistem Kredit Semester (SKS) ini adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan untuk menentukan dan mengatur beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan yang dinyatakan dalam satuan SKS. SKS dalam pendidikan perguruan tinggi di Indonesia memungkinkan mahasiswa mengatur sendiri studi mereka setiap semester dan juga mengatur waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studi di perguruan tinggi


(10)

(www.duniapendidikan.com). Dengan sistem ini, mahasiswa dituntut untuk mandiri dalam mengatur mata kuliah yang hendak dipilihnya sehingga memungkinkan mereka untuk dapat mengikuti perkuliahan sesuai kemampuan agar dapat lulus tepat waktu. Sistem inilah yang juga digunakan oleh Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Pada umumnya, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung seharusnya dapat menyelesaikan program studi selama 4 - 5 tahun. Namun, banyak mahasiswa yang menunjukkan adanya pemanfaatan waktu yang kurang efektif dan ketidakdisiplinan sehingga terpaksa memperpanjang masa studi menjadi 5,5 - 7 tahun atau bahkan lebih.

Fakultas Psikologi Universitas “X” kota Bandung adalah salah satu fakultas favorit yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa setiap tahunnya. Fakultas ini memiliki garis besar kegiatan kuliah berupa mata kuliah teori, mata kuliah praktikum, serta mata kuliah penulisan karya ilmiah. Idealnya, pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas “X” ini dapat ditempuh dalam waktu 4 tahun. Namun, kenyataannya banyak mahasiswa yang tidak berhasil menyelesaikannya dalam batas waktu tersebut.

Menurut data Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas “X”, Bandung (2012), tercatat pada tahun 2004, terdapat 241 mahasiswa yang masuk dan yang dapat lulus dalam waktu 4-5 tahun hanya 63 (26%) mahasiswa dan yang lainnya, yaitu 178 (74%) mahasiswa lulus dalam waktu 5 tahun ke atas. Pada tahun 2005, terdapat 216 mahasiswa yang masuk dan 75 (35%) mahasiswa lulus tepat waktu, yaitu 4-5 tahun,


(11)

itu artinya sebanyak 141 (65%) mahasiswa lulus dalam 5 tahun ke atas. Sementara, pada tahun 2006, terdapat 215 mahasiswa yang masuk dan hanya 66 (31%) mahasiswa yang lulus dalam waktu 4-5 tahun dan sisanya yang berjumlah 149 (69%) akan termasuk dalam kelompok yang lulus dalam waktu 5 tahun ke atas. Di angkatan 2007, dari total 293 mahasiswa yang masuk, yang lulus tepat setelah 4 tahun hanya 39 (13%) mahasiswa dan sampai pada tanggal 8 Maret 2012, tercatat baru 71 (24%) mahasiswa yang lulus.

Sebelum meluluskan mahasiswa, tiap-tiap fakultas memiliki kebijakan tersendiri. Di Fakultas Psikologi Universitas “X” seorang mahasiswa dinyatakan lulus apabila telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, yaitu telah menempuh 148 SKS, telah dinyatakan lulus dari sidang akhir dengan nilai minimal C serta memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akhir yang berjumlah minimal 2,00. Syarat untuk mengikuti Sidang Sarjana adalah telah menyusun laporan berdasarkan penelitian yang dilakukan berkenaan dengan ilmu-ilmu psikologi.

Di Fakultas Psikologi Universitas “X”, proses penyusunan skripsi dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah Usulan Penelitian (UP), mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan penelitian dari Bab I (Pendahuluan), Bab II (Landasan Teori), dan Bab III (Metodologi Penelitian), sebelum mengikuti seminar. Berdasarkan kurikulum 2008, syarat mahasiswa agar dapat menempuh UP adalah memiliki IPK minimal 2.00 dan sudah menempuh SKS sebesar 121. Lulus UP adalah syarat yang harus dipenuhi mahasiswa sebelum mahasiswa dapat melanjutkan ke tahap kedua. Tahap kedua yang harus ditempuh mahasiswa untuk dapat lulus adalah Skripsi. Di


(12)

tahap ini mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan Bab IV (Pembahasan) dan Bab V (Kesimpulan), setelah itu harus lulus sidang dengan nilai minimal C. Meskipun demikian, fakultas tidak menetapkan aturan mengenai drop-out atau dengan kata lain, tidak terdapat aturan mengenai batas waktu seorang mahasiswa dalam menjalani studi-nya. Hal ini membuat mahasiswa dapat lulus kapan saja sesuai yang mereka inginkan.

Berdasarkan keterangan salah satu staf Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas “X”, UP adalah salah satu mata kuliah yang menyebabkan banyak mahasiswa menunda kelulusannya. Banyak mahasiswa yang mengontrak UP tidak berhasil langsung menyelesaikannya dalam satu semester dan harus menempuh kembali mata kuliah tersebut. Berdasarkan data Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas “X”, dari 40 mahasiswa angkatan 2004 yang tercatat mengambil UP pada semester 7 (tahun 2007), 33 mahasiswa (82.5%) harus menempuh ulang mata kuliah tersebut, dari 30 mahasiswa angkatan 2005 yang tercatat mengambil UP pada semester 7 (tahun 2008), yang harus menempuh kembali mata kuliah tersebut berjumlah 26 mahasiswa (86.7%), dari 46 mahasiswa angkatan 2006 yang tercatat mengambil UP pada semester 7 (tahun 2009), yang harus menempuh kembali mata kuliah tersebut berjumlah 32 mahasiswa (69.5%), sementara dari 148 mahasiswa angkatan 2007 yang tercatat mengambil UP pada semester 7 (tahun 2010), yang harus menempuh kembali mata kuliah tersebut berjumlah 73 mahasiswa (69%).

Berdasarkan keterangan Pembantu Dekan I (2012) yang mengurus bagian akademik dan kurikulum, keterhambatan mahasiswa dalam menyelesaikan UP


(13)

disebabkan oleh beberapa alasan. Alasan utama mengapa mahasiswa tidak dapat menyelesaikan UP dalam satu semester adalah karena mahasiswa dengan sengaja mengorbankan mata kuliah ini untuk dapat menyelesaikan mata kuliah praktikum terakhir dan sertifikasi terlebih dahulu. Namun, selanjutnya, meskipun sudah menyelesaikan mata kuliah praktikum dan sertifikasi, mahasiswa tetap ada yang belum dapat menyelesaikan UP-nya. Menurut Pembantu Dekan I, hal ini karena mahasiswa kurang dapat mengorganisir kegiatan yang bersifat mandiri. Mereka merasa tidak adanya struktur membuat mereka dapat menunda pengumpulan laporan yang berakibat pada penundaan bimbingan. Ada pula yang mahasiswa yang tidak menguasai konsep dan teori yang dipilihnya sehingga mereka kemudian terhambat di pemilihan topik dan judul. Namun, ditambahkan pula oleh Pembantu Dekan I bahwa intelegensi mahasiswa tidak ada kaitannya dengan terhambatnya penyelesaian UP oleh mahasiswa.

Hal ini juga ditunjang dengan pernyataan 4 orang dosen pembimbing. Dosen pertama mengatakan bahwa alasan pengerjaan UP menjadi terhambat, selain karena adanya mata kuliah lain yang belum diselesaikan dan karena disibukkan oleh kegiatan lain (misalnya bekerja ataupun mengurus keluarga bagi yang sudah menikah), adalah karena mahasiswa kurang memiliki target sehingga mereka memilih menunda untuk mengerjakan ataupun melakukan bimbingan. Dosen tersebut juga mengatakan bahwa sering kali mahasiswa yang mengalami kesulitan justru enggan bertanya pada dosen dan lebih memilih untuk menunda melakukan bimbingan sampai waktu yang cukup lama. Tiga dosen yang lain lebih menekankan pada motivasi dan target dari


(14)

mahasiswa yang bersangkutan. Dosen-dosen ini menyatakan bahwa walau dosennya selalu memacu mahasiswanya untuk segera menyelesaikan UP, tapi jika mahasiswa tidak memiliki motivasi, maka UP-nya tidak akan selesai. Biasanya, mereka yang tidak termotivasi ini akan tidak menemui dosen pembimbing dalam waktu yang cukup lama. Salah satu dosen pembimbing juga mengatakan bahwa mahasiswa baru bersemangat mengerjakan UP menjelang deadline. Sebelum deadline, mahasiswa bersikap tidak acuh.

Dari pernyataan di atas, bisa terlihat bahwa cukup banyak mahasiswa yang melakukan penundaan, terutama dalam menulis laporan (termasuk merevisi laporan) dan bimbingan, sehingga mereka tidak dapat menyelesaikan UP mereka dalam satu semester. Alasan yang melatarbelakangi penundaan itu pun beragam.

Lebih lanjut, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sherlyana Pane (2011) didapat hasil bahwa dari 86% mahasiswa angkatan 2006 Fakultas Psikologi Universitas “X” dengan motivasi berprestasi tinggi, yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP, 72% di antaranya melakukan penundaan atau yang bisa disebut prokrastinasi akademik terhadap pengerjaan UP. Sementara dari 14% mahasiswa angkatan 2006 Fakultas Psikologi Universitas “X” dengan motivasi berprestasi rendah, yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP, 71% di antaranya melakukan prokrastinasi akademik terhadap UP-nya. Dari hasil penelitian tersebut, didapat kesimpulan bahwa mahasiwa angkatan 2006 Fakultas Psikologi Universitas

“X” cukup banyak yang melakukan prokrastinasi, baik mahasiswa yang mempunyai


(15)

rendah. Hal ini cukup sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kraus (1998), yang menunjukkan fakta bahwa sebanyak 90% murid akan melakukan prokastinasi. (dikutip dari thesis Kelly Binder, 2000).

Prokrastinasi sendiri adalah suatu kecenderungan untuk menunda tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya, termasuk tugas-tugas prioritas utama, hingga muncul perasaan cemas dan bersalah akan tetapi tindakan ini dilakukannya berulang-ulang (Solomon & Rothblum, dalam Ferrari, 1995). Berkaitan dengan masalah akademik, Solomon dan Rothblum (1984) kemudian mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai tingkah laku seperti pengerjaan tugas (homework), belajar untuk mempersiapkan ujian atau pengerjaan tugas makalah yang dilakukan di saat-saat terakhir sebelum tugas dikumpulkan atau ujian dilaksanakan.

(http://eku.com.edu.tr/index/5/1/mbalkis_eduru.pdf).

Menurut Solomon dan Rothblum (1984), terdapat 6 area prokrastinasi akademik, yaitu 1) tugas menulis, 2) tugas belajar menghadapi ujian, 3) tugas membaca, 4) tugas administratif akademik, 5) tugas menghadiri pertemuan dan 6) aktivitas akademik secara keseluruhan. Namun, berkaitan dengan mata kuliah UP, 6 area ini dapat dispesifikkan menjadi 4 area yaitu 1) tugas menulis, 2) tugas membaca, 3) tugas administratif akademik, dan 4) tugas menghadapi pertemuan. Area tugas belajar menghadapi ujian tidak digunakan karena pada akhir mata kuliah UP tidak ada ujian yang harus dihadapi mahasiswa dan selain itu, penilaian akhir untuk mata kuliah UP lebih didasarkan pada proses pengerjaan UP sendiri. Sementara itu, aktivitas akademik secara keseluruhan tidak dimasukkan karena sampel yang


(16)

digunakan terbatas pada mata kuliah UP saja. Berdasarkan teori yang dikemukakan Solomon dan Rothblum bahwa penghitungan skor untuk keenam area dapat dilakukan terpisah, maka peneliti memutuskan untuk meneliti hanya keempat area yang berkaitan dengan UP.

Selain area prokrastinasi, Solomon dan Rothblum juga melakukan penelitian terhadap penyebab-penyebab prokrastinasi dan didapat 7 penyebab prokrastinasi yang memiliki skor lebih signifikan setelah dilakukan factor loading terhadap penyebab yang pada awalnya berjumlah 13 penyebab. Tujuh faktor penyebab memiliki skor yang lebih signifikan dibanding keenam faktor lainnya tersebut memiliki skor yang bergerak dari 0.5 sampai 0.98. Tujuh faktor tersebut adalah fear of failure (ketakutan akan kegagalan), aversiveness of task (ketidaksukaan terhadap tugas), difficulty making decisions (kesulitan dalam membuat keputusan), dependency (ketergantungan dan keinginan untuk dibantu), lack of assertion (kurang mampu mengutarakan pendapat secara asertif), risk-taking (keberanian dalam mengambil resiko), dan rebellion against control (keinginan untuk memberontak terhadap kontrol). (Solomon dan Rothblum dalam Scoring the PASS 2011)

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 mahasiwa yang tidak berhasil menyelesaikan UP dalam satu semester, didapat hasil sebagai berikut. Satu orang (10%) yang mengatakan bahwa penyebab mereka lama dalam menyelesaikan UP adalah karena kesulitan menentukan judul kemudian mengatakan bahwa ia cukup sering menunda penulisan laporan UP dan bimbingan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ia bingung hendak menulis apa hingga berujung pada ketidaksiapan dalam


(17)

menemui dosen pembimbing. Delapan mahasiswa (80%) mengatakan bahwa penyebab mereka lama dalam menyelesaikan UP adalah karena adanya rasa malas untuk memulai dan adanya kegiatan lain yang juga harus dikerjakan di samping menyelesaikan tugas UP. Tiga dari delapan mahasiswa tersebut (37.5%) mengatakan bahwa mereka sering menunda penulisan laporan UP karena bingung hendak menulis apa, empat dari delapan mahasiswa tersebut (50%) menambahkan bahwa mereka sering menunda-nunda penulisan laporan UP dan melakukan bimbingan. Satu dari delapan mahasiswa tersebut (12.5%) menambahkan bahwa ia menunda membaca teori dan menunda pelaksanaan survey awal karena adanya ketakutan untuk masuk ke dalam lingkungan baru serta serta tidak adanya tuntutan dari orang tua yang mengharuskannya cepat lulus. Satu orang (10%) yang mengatakan bahwa adanya tuntutan yang tinggi dari dosen pembimbing membuat ia kehilangan niat dan fokus untuk mengerjakan UP kemudian mengatakan bahwa ia sering menunda untuk melakukan bimbingan. Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa ketidaksukaan terhadap hasil bimbingan yang tidak konsisten membuatnya malas melakukan bimbingan.

Dari survey awal yang sudah dilakukan, terlihat bahwa terdapat beberapa faktor penyebab yang dapat menghasilkan perilaku prokrastinasi di beberapa area. Melihat pentingnya mata kuliah UP terhadap kelulusan mahasiswa, maka peneliti berniat meneliti kontribusi tujuh faktor penyebab prokrastinasi terhadap empat area prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.


(18)

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang hendak diteliti adalah bagaimana kontribusi tujuh penyebab terjadinya prokrastinasi terhadap empat area prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP sebanyak minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X”.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini diadakan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor penyebab prokrastinasi akademik dan prokrastinasi akademik yang dialami mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP sebanyak minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X”.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi dari tujuh faktor penyebab prokrastinasi terhadap empat area prokrastinasi akademik yang dialami mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP sebanyak minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X”.


(19)

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kontribusi dari tujuh faktor penyebab prokrastinasi akademik terhadap empat area prokrastinasi akademik yang dialami mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP sebanyak minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X”.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu bagi Psikologi Pendidikan khususnya mengenai penyebab prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa dan area prokrastinasinya.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas “X”.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada mahasiswa yang harus menempuh UP minimal 2 kali mengenai tujuh faktor penyebab prokrastinasi akademik yang menyebabkan mereka melakukan prokrastinasi di area tertentu sehingga mereka dapat


(20)

memikirkan cara untuk menanggulanginya misalnya dengan berdiskusi dengan dosen pembimbingnya.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pihak Fakultas, terutama dosen wali, mengenai tujuh faktor penyebab prokrastinasi yang dialami mahasiswa serta di area mana mereka melakukan prokrastinasi sehingga pihak Fakultas dapat memikirkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mengurangi prokrastinasi yang mungkin terjadi di angkatan-angkatan selanjutnya.

1.5Kerangka Pikir

Tugas akhir atau skripsi adalah salah satu syarat agar seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus kuliah. Di Fakultas Psikologi Universitas “X”, sebelum dapat menempuh mata kuliah skripsi, seorang mahasiwa harus menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian atau yang biasa disebut UP. Namun, banyak mahasiswa yang terhambat di mata kuliah UP ini dan tidak dapat menyelesaikannya dalam satu semester sehingga mereka tidak dapat langsung menempuh mata kuliah skripsi. Salah satu bentuk perilaku yang muncul sebagai bentuk keterhambatan dalam menyelesaikan UP adalah prokrastinasi.

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya, termasuk tugas-tugas prioritas utama, hingga muncul perasaan cemas dan bersalah akan tetapi tindakan ini dilakukannya


(21)

berulang-ulang (Solomon & Rothblum, dalam Ferrari, 1995). Berkaitan dengan masalah akademik, Solomon and Rothblum (1984) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai tingkah laku seperti pengerjaan tugas (homework), belajar untuk mempersiapkan ujian atau pengerjaan tugas makalah yang dilakukan di saat-saat terakhir sebelum tugas dikumpulkan atau ujian dilaksanakan.

(http://eku.comu.edu.tr/index/5/1/mbalkis_eduru.pdf). Secara khusus, prokrastinasi

akademik adalah perilaku yang sudah melekat dan mempunyai potensi untuk perilaku maladaptif bagi mahasiswa yang dapat mengakibatkan tekanan psikologis (Solomon and Rothblum dalam thesis Kelly Binder, 2000).

Menurut Solomon dan Rothblum (1984) terdapat 6 area prokrastinasi akademik, yaitu tugas menulis, belajar untuk menghadapi ujian, tugas membaca, tugas administratif akademik, tugas menghadiri pertemuan dan aktivitas akademik secara umum. Namun, dengan penyesuaian terhadap tugas mata kuliah UP, 6 area ini akan dispesifikkan menjadi 4 area, yaitu tugas menulis laporan UP, tugas membaca bahan UP, tugas administratif akademik penunjang UP, serta tugas menghadiri pertemuan yang berkaitan dengan UP. Penyesuaian yang dimaksud adalah ketiadaan ujian dari mata kuliah UP karena penilaian UP berasal dari proses pengerjaan UP itu sendiri menyebabkan mahasiswa tidak perlu melakukan kegiatan belajar untuk ujian serta spesifikasi pengambilan data pada mahasiswa yang sedang mengambil UP menyebabkan aktivitas akademik secara umum tidak berlaku dalam penelitian. Hal ini dimungkinkan mengingat Solomon dan Rothblum sendiri menghitung skor secara terpisah untuk masing-masing area.


(22)

Penundaan dalam tugas menulis laporan UP dapat dilihat dari penundaan dalam memulai mengerjakan bab I (Pendahuluan), bab II (Landasan Teori) hingga bab III (Metodologi Penelitian) dalam UP yang harus mereka selesaikan. Penundaan dalam tugas membaca bahan UP berarti melakukan penundaan kegiatan membaca buku/ referensi berisi teori dan konsep yang berkenaan dengan topik UP yang dipilih yang lebih lanjut memberikan dampak pada penundaan penentuan topik/judul. Penundaan terhadap tugas administratif akademik penunjang UP dapat dilihat dari keengganan atau keterlambatan dalam mengurus surat perizinan (baik melalui Tata Usaha Fakultas maupun pihak luar universitas) untuk melakukan penelitian ataupun mengurus surat keputusan dosen pembimbing di Tata Usaha. Penundaan dalam tugas menghadiri pertemuan yang berkaitan dengan UP di sini seperti melakukan penundaan bimbingan dengan dosen pembimbing.

Dari hasil factor loading terhadap 13 alasan penyebab prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh Solomon dan Rothblum, didapat tujuh alasan yang lebih signifikan disebut sebagai penyebab prokrastinasi (dengan factor loading yang mencapai 0,5). Tujuh alasan tersebut adalah fear of failure (ketakutan akan kegagalan), aversiveness of task (ketidaksukaan terhadap tugas), difficulty making decisions (kesulitan dalam membuat keputusan), dependency (dependensi dan keinginan untuk dibantu), lack of assertion (kurang mampu mengutarakan pendapat secara asertif), risk-taking (kemampuan dalam mengambil resiko), dan rebellion against control (keinginan untuk memberontak terhadap kontrol).


(23)

Penyebab-penyebab tersebut akan memengaruhi masing-masing area prokrastinasi. Keterkaitan antara ketujuh penyebab prokrastinasi dengan keempat area prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut.

Ketakutan terhadap kegagalan dapat menyebabkan mahasiswa melakukan penundaan menulis laporan UP karena mahasiswa menghayati bahwa laporan UP, baik berupa pengerjaan BAB I sampai BAB III, yang sudah ditulisnya tidak sempurna dan tidak sesuai dengan harapan dosen pembimbing sehingga ia akan dikritik dan kemudian diminta melakukan revisi. Selain di area menulis, ketakutan terhadap kegagalan juga dapat menyebabkan mahasiswa memilih menunda tugas membaca bahan yang berkaitan dengan UP, terutama teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian, karena ia merasa cemas bahwa ia akan salah menerjemahkan penjelasan mengenai teori yang ada di buku dan akhirnya tidak memahami teori yang akan digunakan, terutama jika teori ditulis dalam bahasa asing. Lebih lanjut, penundaan tugas membaca juga berkaitan dengan penundaan dalam menentukan topik dan judul untuk UP. Ketakutan terhadap kegagalan juga dapat menyebabkan mahasiswa memilih menunda menyelesaikan urusan administratif akademik seperti perizinan untuk pengambilan data karena adanya ketakutan tidak mendapat respons yang diharapkan seperti misalnya dipersulit atau gagal mendapat izin dari pihak-pihak yang berkaitan dengan perizinan baik di Tata Usaha Fakultas maupun di tempat tujuan penelitian. Terakhir, alasan yang sama dapat menyebabkan mahasiswa memilih menunda untuk menghadiri bimbingan karena adanya ketakutan tidak mendapatkan respons yang diharapkan dari dosen pembimbing, seperti dimarahi


(24)

dosen pembimbing karena dianggap tidak menguasai teori sehingga ia tidak mampu menjawab pertanyaan dosen ataupun karena sudah lama tidak bimbingan.

Ketidaksukaan terhadap tugas dapat menyebabkan mahasiswa menunda menulis laporan UP dan melakukan hal lain yang lebih menarik seperti misalnya melakukan hobi. Hal ini terjadi karena ketidaksukaan mahasiswa terhadap kegiatan menulis laporan ilmiah yang memiliki aturan penulisan tertentu. Ketidaksukaan terhadap kegiatan menulis ini juga dapat terjadi terutama apabila mahasiswa diminta untuk melakukan revisi berulang kali. Ketidaksukaan terhadap tugas juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda membaca bahan teori dan konsep yang berhubungan dengan topik yang dipilih untuk laporan UP karena ketidaksukaan mahasiswa terhadap kegiatan membaca bahan ilmiah untuk bahan UP yang membutuhkan pemikiran, terutama apabila bahan tertulis dalam bahasa asing. Penyebab yang sama dapat melatarbelakangi mahasiswa menunda mengurus perizinan karena ketidaksukaan mahasiswa terhadap tugas yang mengharuskan mahasiswa mengurus hal-hal administratif seperti mengurus surat perizinan ke tempat yang menjadi tujuan penelitian, terutama apabila surat izin ditolak oleh pihak yang menjadi tujuan penelitian sehingga mahasiswa harus mengulang pembuatan surat izin. Terakhir, ketidaksukaan terhadap tugas juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda menghadiri bimbingan karena mahasiswa merasa bahwa kegiatan bimbingan adalah kegiatan yang menuntut mereka untuk berpikir keras dalam memberikan argumen terhadap pertanyaan-pertanyaan dosen ataupun untuk memahami keinginan dosen.


(25)

Ketergantungan terhadap orang lain untuk mendapatkan bantuan dapat menyebabkan mahasiswa menunda mengerjakan penulisan laporan UP karena mahasiswa mengharapkan bantuan dari teman untuk dapat menulis laporan UP dan ia tidak akan mulai menulis apabila tidak mendapat bantuan yang diharapkan atau apabila teman juga belum mulai menulis laporan UP-nya. Selain itu, ketergantungan terhadap orang lain dapat menyebabkan mahasiswa menunda membaca bahan teori untuk UP karena mahasiswa menunggu adanya orang lain yang memberikan bahan untuk dibacanya atau bahkan menerjemahkan bacaan dalam bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dan ia tidak akan mulai mengerjakan UP-nya jika tidak ada yang memberikannya bahan yang ia harapkan atau apabila teman juga belum mulai membaca teori. Ketergantungan terhadap orang lain juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda mengurus hal-hal adminstratif untuk kelangsungan UP karena mengharapkan bantuan dari orang lain seperti misalnya koneksi dari orang lain, untuk mengurus perizinan ke tempat tujuan penelitian. Terakhir, ketergantungan terhadap orang lain dapat menyebabkan mahasiswa menunda melakukan bimbingan karena menunggu dosen pembimbing menghubungi mahasiswa untuk melaksanakan bimbingan setelah ia memasukkan laporan ataupun menunggu mahasiswa lain untuk mengajak bimbingan bersama.

Kurang mampunya mahasiswa menyampaikan pendapat dapat menyebabkan mahasiswa menunda tugas menulis karena mahasiswa merasa enggan mengakui pada dosen pembimbing bahwa dia tidak suka dengan kegiatan menulis UP dan mengalami kesulitan dalam penulisan laporan UP. Kurang mampunya mahasiswa menyampaikan


(26)

pendapat juga dapat menyebabkan menunda tugas membaca karena mahasiswa merasa enggan mengutarakan pada dosen pembimbing bahwa mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bahan teori yang harus digunakan untuk menyelesaikan UP-nya sehingga ia terus menunda sampai ia menemukan jalan keluar sendiri. Kurang mampunya mahasiswa menyampaikan pendapat juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda pengerjaan tugas administratif akademik karena mahasiswa enggan bertanya pada pihak yang bertanggung jawab di tempat tujuan penelitian mengenai prosedur perizinan yang dibutuhkan. Terakhir, kurang mampunya mahasiswa menyampaikan pendapat juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda tugas menghadiri bimbingan karena mahasiswa merasa kesulitan untuk mengutarakan pendapat ataupun kesulitannya dalam mengerjakan laporan UP kepada dosen pembimbing. Penyebab yang satu ini juga bisa berupa ketidakmampuan mahasiswa untuk menjelaskan pemikirannya kepada dosen selama proses bimbingan berlangsung perihal laporan UP yang telah dibuatnya sehingga mahasiswa memilih untuk menunda melakukan bimbingan.

Kesulitan dalam membuat keputusan dapat menyebabkan mahasiswa menunda tugas menulis karena mahasiswa masih belum dapat menentukan topik atau judul untuk UP-nya sehingga mahasiswa mengalami kebingungan hendak menulis apa. Kesulitan dalam membuat keputusan juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda tugas membaca karena mahasiswa masih belum dapat memutuskan hendak membaca teori yang mana terlebih dahulu atau dari referensi yang mana terlebih dahulu. Kesulitan dalam membuat keputusan juga dapat menyebabkan mahasiswa


(27)

menunda pengerjaan tugas administratif akademik karena mahasiswa masih belum dapat menentukan tempat tujuan penelitian yang diinginkannya sehingga ia tidak mulai mengurus perizinan. Alasan ini juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda menghadiri bimbingan karena mahasiswa masih merasa bingung hendak menemui dosen pembimbing utama atau pembimbing pendamping terlebih dahulu.

Derajat keberanian dalam mengambil resiko memungkinkan mahasiswa memilih topik UP yang terlalu berat ataupun terlalu ringan. Dengan alasan ini, mahasiswa yang memilih topik terlalu berat dapat melakukan prokrastinasi di tugas menulis dengan alasan bahwa topik berat ini sulit untuk diselesaikan dan membutuhkan waktu. Sementara mahasiswa yang memilih topik terlalu ringan dapat melakukan prokrastinasi di tugas menulis dengan alasan bahwa topik ini akan mudah diselesaikan sementara rentang deadline pengumpulan UP untuk dapat mengikuti seminar masih panjang. Derajat keberanian dalam mengambil risiko juga memungkinkan mahasiswa memilih topik dengan bahan yang sangat sulit didapat atau sebaliknya, topik dengan bahan yang sangat mudah didapat. Mahasiswa yang memilih topik dengan bahan yang sangat sulit didapat dapat melakukan prokrastinasi dalam bidang membaca dengan alasan bahwa bahan yang ia inginkan belum berhasil didapat. Sementara, memilih topik dengan bahan yang sangat mudah didapat dapat melakukan prokrastinasi dengan alasan bahan yang ada sudah siap dibaca tapi rentang deadline masih cukup lama sehingga ia tidak perlu terburu-buru. Keberanian untuk mengambil resiko akan memungkinkan mahasiswa memilih subjek dan tempat penelitian yang akses masuknya sangat sulit didapat atau sebaliknya, akan memilih


(28)

subjek dan tempat penelitian yang akses masuknya sangat mudah didapat (terutama jika memiliki koneksi). Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa menunda tugas administratif akademik, baik karena alasan bahwa tempat tujuan masih belum memberikan respons yang diharapkan (misal: izin secara tidak tertulis) ataupun karena tempat tujuan dapat didatangi kapan saja sehingga ia tidak perlu buru-buru mengurusi perizinannya. Keberanian untuk mengambil risiko juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda tugas menghadiri bimbingan karena mahasiswa merasa rentang deadline yang dimiliki masih panjang sehingga merasa tidak perlu terburu-buru untuk bimbingan.

Adanya pemberontakan terhadap kontrol adalah salah satu bentuk ketidaksukaan mahasiswa terhadap kontol yang diberikan padanya selama pengerjaan UP. Salah satu penyebab ini dapat membuat mahasiswa menunda tugas menulis karena mahasiswa merasa tidak setuju dengan feedback untuk revisi dari dosen, merasa tidak dapat memenuhi tuntutan deadline untuk penyerahan UP sebagai syarat mengikuti seminar, atau bahkan sebagai bentuk ketidaksukaan pada kontrol orangtua yang menuntutnya untuk cepat lulus. Adanya pemberontakan terhadap kontrol juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda tugas membaca karena mahasiswa merasa tidak setuju dengan topik yang dipilihkan dosen ataupun karena mahasiswa merasa bahwa ia sudah tidak dapat memenuhi tuntutan deadline untuk penyerahan UP sebagai syarat mengikuti seminar. Adanya pemberontakan terhadap kontrol juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda mengurus perizinan untuk pengambilan data awal karena mahasiswa merasa dipersulit oleh pihak dari tempat tujuan


(29)

penelitian ataupun karena mahasiswa sudah merasa tidak dapat memenuhi tuntutan deadline untuk penyerahan UP sebagai syarat mengikuti seminar. Selain itu, adanya pemberontakan terhadap kontrol juga dapat menyebabkan mahasiswa menunda menghadiri bimbingan karena mahasiswa merasa bahwa setiap bimbingan, dosen pembimbingnya terlalu menuntut tanpa memberikan solusi, ataupun karena tidak dapat memenuhi tuntutan deadline untuk penyerahan UP sebagai syarat mengikuti seminar.

Berikut adalah penggambaran kerangka pikir mengenai tujuh kontribusi penyebab prokrastinasi terhadap empat area prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP di Fakultas Psikologi Universitas “X”.


(30)

Bagan 1.1. Bagan Kerangka Pikir Aversiveness of task

Tugas menulis laporan UP Tugas membaca bahan UP Difficulty making decisions Penyebab prokrastinasi Mahasiswa yang yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP di Fakultas Psikologi

Universitas “X”.

Prokrastinasi akademik Dependency Tugas administratif akademik penunjang UP Rebellion against control Risk-taking Lack of assertion

Tugas menghadapi pertemuan yang berkaitan dengan UP


(31)

1.6Asumsi Penelitian

Dari uraian di atas maka dapat diambil asumsi sebagai berikut :

1. Mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi di Universitas “X” kota Bandung diasumsikan mengalami prokrastinasi.

2. Prokrastinasi yang dilakukan mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” kota Bandung dapat dilihat melalui keempat area prokrastinasi akademik, yaitu tugas menulis laporan laporan UP, tugas membaca bahan UP, tugas administratif akademik penunjang UP, serta tugas menghadiri pertemuan yang berkaitan dengan UP.

3. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal dua kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” kota Bandung dilakukan atas alasan fear of failure, aversiveness of task, difficulty making decisions, dependency, lack of assertion, risk-taking, dan rebellion against control.

1.7Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi yang telah dijabarkan, terdapat tujuh hipotesis penelitian: 1. Fear of failure akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap


(32)

kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

2. Aversiveness of task akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

3. Difficulty making decision akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

4. Dependency akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

5. Lack of assertion akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

6. Risk-taking akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.


(33)

7. Rebellion againts control akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa yang sedang menempuh kembali mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.


(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kontribusi penyebab prokrastinasi terhadap empat area prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh ulang mata kuliah UP minimal 2 kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pada prokrastinasi akademik di mata kuliah UP, aversiveness of task, dependency, dan risk taking menunjukkan kontribusi positif yang signifikan.

2. Pada area tugas menulis laporan UP, aversiveness of task dan risk taking, menunjukkan kontribusi positif yang signifikan sementara rebellion against control menunjukkan kontribusi negatif yang signifikan. Pada area tugas membaca bahan UP, hanya dependency dan risk taking yang menunjukkan kontribusi positif yang signifikan. Pada area tugas administratif akademik penunjang UP, fear of failure menunjukkan kontribusi negatif yang siginifikan sementara risk taking yang menunjukkan kontribusi positif yang signifikan. Pada area tugas menghadiri pertemuan yang berkaitan dengan UP, hanya difficulty making decision dan risk taking yang menunjukkan kontribusi positif yang signifikan.


(35)

3. Didapat hasil bahwa selain penyebab-penyebab di atas, mahasiswa juga sulit menyelesaikan mata kuliah UP dalam satu semester karena rasa malas atau kurangnya motivasi dalam mengerjakan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian beberapa saran teoritis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Sebelum melakukan penelitian dengan regresi analisa berganda, sebaiknya dilakukan uji normalitas, uji liniearitas, dan uji homogenitas varians. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian yang didapat lebih akurat.

2. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian di bidang prokrastinasi akademik, sebaiknya menspesifikasikan karakteristik sampel sebagai individu yang melakukan penundaan terhadap kegiatan akademik secara sengaja dan berulang serta menganggap kegiatan akademik itu sebagai prioritas agar hasil yang didapat lebih reliabel.

3. Dari hasil pengolahan data, didapat hasil yang bertentangan dengan teori, yaitu fear of failure dan rebellion against control yang justru memberikan kontribusi negatif bagi prokrastinasi akademik di area menulis dan administratif akademik. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan, dapat mengkaji lagi mengenai


(36)

penyebab-penyebab prokrastinasi yang lebih sesuai dengan kebudayaan di tempat penelitian dilakukan sehingga penelitian dapat dititikberatkan pada penyebab-penyebab yang memang dirasa lebih relevan dengan kebudayaan di tempat penelitian dilakukan.

4. Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan kurangnya penelitian dalam hal-hal lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik yang dapat dijadikan sebagai data penunjang penelitian yang lebih komprehensif, oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut agar meneliti lebih mendalam dan spesifik meneliti mengenai hal-hal lain yang dapat berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik terutama mengenai kemalasan ataupun motivasi berprestasi dari mahasiswa yang sedang mengerjakan UP.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Untuk mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan UP dalam satu semester agar lebih menyadari dan menghayati tugas dan kewajiban utama mereka sebagai mahasiswa dan tidak terus menerus mengharapkan bantuan orang lain. Mahasiswa juga sudah harus dapat memprioritaskan hal yang harus mereka selesaikan


(37)

terlebih dahulu, dalam hal ini adalah UP yang dapat berpengaruh terhadap kelulusan mereka dan bukan malah menunda dalam mengerjakannya. Selain itu, mahasiswa juga disarankan mengurangi kegiatan-kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pengerjaan UP seperti melakukan hobi ataupun browsing hal-hal yang tidak berkaitan dengan UP (termasuk chatting). Mahasiswa juga dapat berpikir ulang dan kemudian berdiskusi dengan dosen pembimbing mengenai kemampuannya sehingga mahasiswa dapat memilih topik dan sample yang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2. Mahasiswa juga disarankan agar melawan rasa malas dalam mengerjakan laporan, membaca teori, mengurus administrasi akademik, dan bimbingan dengan membuat target untuk lulus, mulai mencicil mengerjakan laporan UP, serta menemui dosen pembimbing secara teratur.

3. Untuk pihak fakultas agar mengkaji ulang pelaksanaan mata kuliah UP di mana pada tengah semester awal pelaksanaan kuliah UP tidak lagi membahas mengenai tata cara/prosedur pengerjaan UP yang seharusnya sudah diajarkan di mata kuliah sebelumnya (Metodologi Research) dan mempergunakan tengah semester awal tersebut untuk membahas mengenai topik, sample, serta teori yang dapat digunakan mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam pengerjaan UP-nya. Atau, pihak fakultas, terutama dosen


(38)

pembimbing, dapat bekerja sama dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan kegiatan sejenis seminar ilmiah untuk memberikan informasi ataupun mendiskusikan mengenai teori-teori psikologi yang dapat membantu mahasiswa dalam menentukan topik yang akan dipilihnya untuk pengerjaan UP.


(39)

121

DAFTAR PUSTAKA

Binder, Kelly. 2000. The Effect of an Academic Procrastination Treatment on Student Procrastination and Subjective Well-Being (Thesis). Ottawa, Ontario: Carleton University.

Ferrari, Joseph R., Judith L. Johnson, dan William G. McCown. 1995. Procrastination and task Avoidance. New York and London: Plenum Press.

Hersen, M., A.S Bellack. 1988. Dictionary Of Behavioural Assesment Techniques. New York: Pergammon Press

Houston American College Dictionary. 1985. Definition of Procrastination. Learning Center of University Houston

Leitenberg, H., 1990. Handbook of Social and Evaluation Anxiety. New York: Plenum Press

Rothblum, Esther D., 1990. Fear of Failure, The Psychodinamic, Need Achievement, Fear of success And Procrastination Models. Dalam Leitenberg, H., 1990. Handbook of Social and Evaluation Anxiety. New York: Plenum Press

Pane, Sherlyana. 2011. Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik Dan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2006 di Fakultas Psikologi

Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha

Salsalina. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2001 Universitas ‘X’ Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Santrock, John W. 2002. Life-Span Development Jilid II. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA


(40)

122

DAFTAR RUJUKAN

Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Februari 2009. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Rothblum, Esther D. 1988. Procrastination Assessment Scale. http://www-rohan.sdsu.edu/~rothblum/doc_pdf/procrastination/Procrastination_Assess

ment_Scale.pdf.Diakses pada tanggal 10 May 2012, 12.15 WIB.

Rothblum, Esther D. 1988. Procrastination Assessment Scale Article.

http://www-rohan.sdsu.edu/~rothblum/doc_pdf/procrastination/Procrastination_Assess

ment_Scale_Article.pdf. Diakses pada tanggal 10 May 2012, 12.20 WIB.

Rothblum, Esther D. 1988. Procrastination Overcoming. http://www-rohan.sdsu.edu/~rothblum/doc_pdf/procrastination/ProcrastinationOverco

ming.pdf. Diakses pada tanggal 10 May 2012, 12.41 WIB.

http://eku.comu.edu.tr/index/5/1/mbalkis_eduru.pdf. Diakses pada tanggal 9

Maret 2012, 19.37 WIB.


(1)

3. Didapat hasil bahwa selain penyebab-penyebab di atas, mahasiswa juga sulit menyelesaikan mata kuliah UP dalam satu semester karena rasa malas atau kurangnya motivasi dalam mengerjakan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian beberapa saran teoritis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Sebelum melakukan penelitian dengan regresi analisa berganda, sebaiknya dilakukan uji normalitas, uji liniearitas, dan uji homogenitas varians. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian yang didapat lebih akurat.

2. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian di bidang prokrastinasi akademik, sebaiknya menspesifikasikan karakteristik sampel sebagai individu yang melakukan penundaan terhadap kegiatan akademik secara sengaja dan berulang serta menganggap kegiatan akademik itu sebagai prioritas agar hasil yang didapat lebih reliabel.

3. Dari hasil pengolahan data, didapat hasil yang bertentangan dengan teori, yaitu fear of failure dan rebellion against control yang justru memberikan kontribusi negatif bagi prokrastinasi akademik di area menulis dan administratif akademik. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan, dapat mengkaji lagi mengenai


(2)

118

penyebab-penyebab prokrastinasi yang lebih sesuai dengan kebudayaan di tempat penelitian dilakukan sehingga penelitian dapat dititikberatkan pada penyebab-penyebab yang memang dirasa lebih relevan dengan kebudayaan di tempat penelitian dilakukan.

4. Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan kurangnya penelitian dalam hal-hal lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik yang dapat dijadikan sebagai data penunjang penelitian yang lebih komprehensif, oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut agar meneliti lebih mendalam dan spesifik meneliti mengenai hal-hal lain yang dapat berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik terutama mengenai kemalasan ataupun motivasi berprestasi dari mahasiswa yang sedang mengerjakan UP.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian, diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Untuk mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan UP dalam satu semester agar lebih menyadari dan menghayati tugas dan kewajiban utama mereka sebagai mahasiswa dan tidak terus menerus mengharapkan bantuan orang lain. Mahasiswa juga sudah harus dapat memprioritaskan hal yang harus mereka selesaikan


(3)

terlebih dahulu, dalam hal ini adalah UP yang dapat berpengaruh terhadap kelulusan mereka dan bukan malah menunda dalam mengerjakannya. Selain itu, mahasiswa juga disarankan mengurangi kegiatan-kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pengerjaan UP seperti melakukan hobi ataupun browsing hal-hal yang tidak berkaitan dengan UP (termasuk chatting). Mahasiswa juga dapat berpikir ulang dan kemudian berdiskusi dengan dosen pembimbing mengenai kemampuannya sehingga mahasiswa dapat memilih topik dan sample yang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2. Mahasiswa juga disarankan agar melawan rasa malas dalam mengerjakan laporan, membaca teori, mengurus administrasi akademik, dan bimbingan dengan membuat target untuk lulus, mulai mencicil mengerjakan laporan UP, serta menemui dosen pembimbing secara teratur.

3. Untuk pihak fakultas agar mengkaji ulang pelaksanaan mata kuliah UP di mana pada tengah semester awal pelaksanaan kuliah UP tidak lagi membahas mengenai tata cara/prosedur pengerjaan UP yang seharusnya sudah diajarkan di mata kuliah sebelumnya (Metodologi Research) dan mempergunakan tengah semester awal tersebut untuk membahas mengenai topik, sample, serta teori yang dapat digunakan mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam pengerjaan UP-nya. Atau, pihak fakultas, terutama dosen


(4)

120

pembimbing, dapat bekerja sama dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan kegiatan sejenis seminar ilmiah untuk memberikan informasi ataupun mendiskusikan mengenai teori-teori psikologi yang dapat membantu mahasiswa dalam menentukan topik yang akan dipilihnya untuk pengerjaan UP.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Binder, Kelly. 2000. The Effect of an Academic Procrastination Treatment on Student Procrastination and Subjective Well-Being (Thesis). Ottawa, Ontario: Carleton University.

Ferrari, Joseph R., Judith L. Johnson, dan William G. McCown. 1995. Procrastination and task Avoidance. New York and London: Plenum Press.

Hersen, M., A.S Bellack. 1988. Dictionary Of Behavioural Assesment Techniques. New York: Pergammon Press

Houston American College Dictionary. 1985. Definition of Procrastination. Learning Center of University Houston

Leitenberg, H., 1990. Handbook of Social and Evaluation Anxiety. New York: Plenum Press

Rothblum, Esther D., 1990. Fear of Failure, The Psychodinamic, Need Achievement, Fear of success And Procrastination Models. Dalam Leitenberg, H., 1990. Handbook of Social and Evaluation Anxiety. New York: Plenum Press

Pane, Sherlyana. 2011. Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik Dan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2006 di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Salsalina. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2001 Universitas ‘X’ Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Santrock, John W. 2002. Life-Span Development Jilid II. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA


(6)

122

DAFTAR RUJUKAN

Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Edisi Revisi III. Februari 2009. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Rothblum, Esther D. 1988. Procrastination Assessment Scale. http://www-rohan.sdsu.edu/~rothblum/doc_pdf/procrastination/Procrastination_Assess

ment_Scale.pdf.Diakses pada tanggal 10 May 2012, 12.15 WIB.

Rothblum, Esther D. 1988. Procrastination Assessment Scale Article.

http://www-rohan.sdsu.edu/~rothblum/doc_pdf/procrastination/Procrastination_Assess

ment_Scale_Article.pdf. Diakses pada tanggal 10 May 2012, 12.20 WIB.

Rothblum, Esther D. 1988. Procrastination Overcoming. http://www-rohan.sdsu.edu/~rothblum/doc_pdf/procrastination/ProcrastinationOverco

ming.pdf. Diakses pada tanggal 10 May 2012, 12.41 WIB.

http://eku.comu.edu.tr/index/5/1/mbalkis_eduru.pdf. Diakses pada tanggal 9

Maret 2012, 19.37 WIB.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 16

Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata KUliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 1 37

Hubungan Antara Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menempuh Ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Unversitas 'X' bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Kembali Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

2 7 33

Studi Kontribusi Penyebab Prokrastinasi Terhadap Empat Area Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa di Jurusan "X" Universitas "Y" Bandung.

0 0 36

Studi Deskriptif Mengenai Explanatory Style Pada Mahasiswa yang Sedang Menempuh Mata Kuliah Usulan Penelitian Lanjutan di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 39

Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2006 Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung (Penelitian Ini Dilakukan Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian Lanjutan).

1 1 37

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

4 6 26

Hubungan Antara Prokrastinasi dengan State Anxiety pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Universitas 'X' Bandung.

0 0 62