Peranan Biaya Standar Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi pada PT. Unilever.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out more about how standards costs can assist management in planning and controlling production costs. The object of this research is PT. Unilever. The field of its business are the production, marketing and distribution of consumer goods. This research is conducted by using methods of

comparative study. The data sources in it is primary data. Then, data’s collection s

using technique analysis of the contents and mathematical models.

One of the device for supporting the cost control in planning and controlling production costs is by determining the standard costs. So, if there is any divergence between production costs and standard costs, the manager would know and take some actions.

In this research, the writer use two methods, that is standards A and standards B. After doing analysis the data, the writer could conclude that based on standard A, the production costs minus and overhead costs at PT. Unilever are profit, on the contrary cost of raw materials minus and direct labor costs minus are loss. On standard B every minus are loss.

Keywords: standard costs, production costs, costs of raw materials, direct labor costs, factory overhead costs, planning and control


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana biaya standar dapat membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksi. Objek penelitian ini adalah PT. Unilever yang terdaftar pada Bursa Efek. Bidang usahanya adalah produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi komparatif. Sumber data penelitian adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis isi dan teknik model matematik.

Salah satu alat untuk menunjang pengendalian biaya untuk menghemat biaya produksi adalah dengan menetapkan biaya standar. Biaya standar dapat melakukan perbandingan atas biaya produksi yang sebenarnya dan dapat diketahui penyimpangan yang terjadi dalam biaya produksi sehingga manajer yang bersangkutan mengambil tindakan-tindakan koreksi untuk mendukung dalam melaksanakan pengendalian biaya produksi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua standar, yaitu standar A dan standar B. Setelah melakukan analisis data, penulis mendapatkan kesimpulan bahwa selisih biaya produksi dan biaya overhead pabrik di PT. Unilever jika berdasarkan dengan standar A adalah laba, sedangkan selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung adalah rugi. Pada selisih yang menggunakan standar B, semua selisih biaya mengalami kerugian.

Kata Kunci: biaya standar, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, perencanaan dan pengendalian


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian. ... 1

1.2 Identifikasi Masalah………5

1.3 Tujuan Penelitian……….5

1.4 Kegunaan Penelitian………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengertian dan Peranan Akuntansi Biaya ... 7

2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya ... 7

2.1.2 Peranan Akuntansi Biaya ... 7


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.2.1 Pengertian Biaya ... 8

2.2.2 Penggolongan Biaya ... 9

2.2.3 Pengertian Standar... 12

2.2.4 Jenis Standar ... 13

2.3 Biaya Standar ... 15

2.3.1 Pengertian Biaya Standar ... 15

2.3.2 Kegunaan Biaya Standar ... 16

2.3.3 Kelemahan Biaya Standar ... 17

2.3.4 Prosedur Penentuan Biaya Standar ... 18

2.3.5 Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhnya dari BiayaStandar ... .23

2.4 Manajemen ... 30

2.4.1 Pengertian Manajer dan Tingkatannya ... 30

2.4.2 Fungsi dan Proses Manajemen ... 31

2.4.3 Peran Manajemen ... 33

2.4.4 Keahlian Manajemen... 34

2.5 Perencanaan dan Pengendalian ... 35

2.5.1 Pengertian Perencanaan... 35

2.5.1.1 Fungsi Perencanaan ... 36

2.5.2 Pengertian dan Langkah – Langkah Pengendalian ... 37

2.6 Biaya Produksi ... 39

2.6.1 Pengertian Biaya Produksi ... 39

2.6.2 Unsur – Unsur Biaya Produksi ... 40


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

2.6 Kerangka Pemikiran ... 43

2.7 Pengembangan Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 46

3.1 Objek Penelitian ... 46

3.2 Sumber Data ... 46

3.3 Metode Penelitian ... 47

3.3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 47

3.3.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode Studi Komparatif………47

3.4 Teknik Pengumpulan Data yang Digunakan ... 49

3.5 Langkah – Langkah Analisis Data Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Sejarah PT. Unilever ... 52

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan PT. Unilever………55

4.1.2.1. Visi PT. Unilever………...55

4.1.2.2 Misi PT. Unilever………...56

4.1.2.3 Tujuan PT. Unilever………...56

4.1.3 Kegiatan Produksi PT. Unilever Indonesia……….…...57

4.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description………....58

4.1.4.1 Struktur Organisasi……….…58

4.1.4.2 Job Description………...59


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1.5.1 Prinsip PT. Unilever………...62

4.1.5.2 Strategi PT. Unilever………..65

4.2 Hasil Pembahasan……….66

4.2.1 Penetapan Standar A dan Standar B……….…………..66

4.2.2 Perhitungan Selisih BBB, BTKL, BOP, dan Biaya Produksi………..70

4.3 Pengujian Hipotesis………...73

4.3.1 Perencanaan dan Pengendalian Terhadap Biaya Produksi………..73

4.3.2 Perencanaan dan Pengendalian Terhadap Unsur-Unsur Biaya Produksi………74

4.2.3 Manfaat Analisis Selisih Biaya Produksi……….…...74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..…..77

5.1 Kesimpulan………....77

5.2 Keterbatasan Penelitian……….78

5.3 Saran………..79

DAFTAR PUSTAKA ……….81

LAMPIRAN……….……...82


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran………....45

Gambar 2 Lokasi Kegiatan PT. Unilever Indonesia…..………..57 Gambar 3 Struktur Organisasi PT. Unilever………...58


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Gambaran Penetapan Standar A dan B……..……….67

Tabel II Gambaran Perhitungan Selisih Unsur – Unsur Biaya Produksi Berdasarkan Standar A……….……70 Tabel III Gambaran Perhitungan Selisih Unsur – Unsur Biaya Produksi


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Harga Pokok Produksi PT. Unilever Periode 2009-2011…...82


(10)

B A B I P E N D A H U L U A N

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada masa ekonomi sekarang banyak bermunculan perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang mengelola berbagai kebutuhan masyarakat yang mutlak diperlukan. Perusahaan harus survive di antara perusahaan sejenis agar dapat hidup terus, karena setiap perusahaan berlomba - lomba untuk menjadikan produknya lebih unggul dari produk yang dihasilkan oleh pesaing baik dalam hal mutu, harga maupun bagian pasar yang dikuasai. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang adalah perusahaan yang dapat bekerja dengan produktifitas dan efisiensi yang tinggi agar perusahaan dapat memproduksi dengan tepat jumlah, tepat waktu, dan biaya serendah mungkin.

Perusahaan yang mampu membuat produk dengan biaya yang lebih rendah dan menjualnya dengan harga yang dapat memberikan laba yang lebih besar dibandingkan pesaing, maka perusahaan berada dalam posisi yang lebih baik, yaitu memungkinkan perusahaan bertahan dalam situasi persaingan perang harga dan menghalangi pesaing dengan biaya yang lebih tinggi melakukan perang harga (untuk bertahan dari perang harga, menyerang dari sudut harga, menikmati laba yang tinggi), laba yang lebih tinggi dapat di reinvestasikan untuk memperbaiki kualitas dan efisiensi, menghalangi masuknya pesaing baru dan kenaikan bahan baku dari suplier dapat diredam oleh keunggulan dalam biaya. Untuk dapat mencapai kondisi


(11)

B A B I K A J I A N P U S T A K A 2

Universitas Kristen Maranatha seperti itu, tujuan yang harus dicapai perusahaan adalah dapat melakukan suatu perencanaan untuk mengendalikan biaya - biaya yang terjadi dalam perusahaan.

Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang industri akan mengeluarkan biaya produksi yang sangat berguna untuk jalannya proses produksi. Biaya produksi merupakan biaya - biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi memerlukan perhatian yang khusus karena biaya produksi merupakan biaya terbesar dari seluruh biaya - biaya yang dikeluarkan perusahaan. Oleh karena itu biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik harus dikendalikan dengan sebaik – sebaiknya agar tidak terjadi penyimpangan.

Untuk mencegah terjadinya penyimpangan biaya, maka harus dilakukan suatu perencanaan oleh manajemen yang akan menghasilkan suatu pengendalian biaya. Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan karena bagian – bagian dari organisasi bekerja secara sendiri – sendiri tanpa ada koordinasi yang jelas dan terarah.

Manajemen harus mengendalikan biaya produksi seefisien mungkin, sehingga akan menghasilkan Harga Pokok Produksi (HPP) yang lebih rendah, di mana dengan HPP yang lebih rendah itu perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lain dan menghemat pengeluaran biaya produksi. Biasanya yang menjadi penyebab tingginya pengeluaran biaya produksi di perusahaan misalnya, sistem manajemen yang kurang baik, fluktuasi harga bahan baku, kualitas bahan baku yang jelek, ketidak - efisienan tenaga kerja dan gaji, serta jam berhenti mesin yang tinggi.


(12)

B A B I K A J I A N P U S T A K A 3

Universitas Kristen Maranatha PT. Unilever sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi, telah menyadari pentingnya melakukan perencanaan dan pengendalian biaya produksi dalam kegiatan produksinya agar mencegah terjadinya penyimpangan. Dengan demikian, manajer di perusahaan perlu menetapkan standar kinerja untuk setiap pekerjaan yang akan dilakukan. Standar kinerja ini akan menjadi ukuran apakah pada pelaksanaannya nanti, manajer perlu melakukan tindakan koreksi ataukah tidak sekiranya ditemukan beberapa atau berbagi penyimpangan. Standar kinerja ini dinamakan biaya standar.

Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama satu periode tertentu. Biaya ini perlu ditetapkan untuk dijadikan patokan (standar) sebagai dasar motivasi guna mencapai efisiensi biaya. Jika biaya standar ditentukan realistis, hal ini akan merangsang manajemen dan bawahannya dalam melaksanakan pekerjaannya dengan efektif, karena telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada perencanaan manajemen dalam menentukan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain. Biaya standar juga menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar yang memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka

dengan “prinsip kelainan” (exception principles). Dengan memusatkan perhatian


(13)

B A B I K A J I A N P U S T A K A 4

Universitas Kristen Maranatha seharusnya, manajemen diperlengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

Perencanaan dan pengendalian biaya yang efektif bergantung pada pemahaman manajer atas proses yang memicu biaya dan memotivasi karyawan yang mengendalikan proses - proses tersebut. Standar menolong manajemen untuk membuat perbandingan – perbandingan periodik antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dengan maksud untuk mengukur pelaksanaan, mengoreksi ketidak-efisienan dan manajemen dapat juga mengetahui berapa besar biaya produksi yang seharusnya terjadi. Jika standar ditetapkan untuk mencerminkan struktur organisasi dan apabila prestasi kerja diukur dalam standar ini, maka pembetulan terhadap penyimpangan yang negatif dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian manakah dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.

Dengan demikian jelas bahwa biaya standar merupakan alat yang penting untuk perencanaan dan pengendalian biaya produksi berdasarkan pemikiran bahwa pengendalian biaya produksi merupakan jalan yang logis sebagai konsekuensi perusahaan dalam menekan biaya produksi agar lebih hemat, karena dengan metode biaya tersebut perusahaan dapat mengetahui jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan sebelum proses produksi dimulai sehingga dapat diketahui ketidakefesienan atau pemborosan biaya yang terjadi setelah proses produksi selesai. Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana penerapan biaya standar untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksi, maka penulis tertarik untuk memberikan uraian tentang biaya standar


(14)

B A B I K A J I A N P U S T A K A 5

Universitas Kristen Maranatha dengan mengambil judul “PERANAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. UNILEVER”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dalam hal ini mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Apakah manajemen PT. Unilever telah melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya produksi dengan baik?

2. Apakah manajemen PT. Unilever telah melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap unsur – unsur biaya produksi dengan baik?

3. Bagaimana peranan biaya standar sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada PT. Unilever ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana biaya standar dapat membantu manajer di PT. Unilever dalam perencanaan dan pengendalian biaya produksi perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bukan hanya untuk penulis, melainkan juga untuk perusahaan, akademi, dan pembaca. Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut


(15)

B A B I K A J I A N P U S T A K A 6

Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi Penulis

Melakukan perbandingan sejauh mana teori - teori yang didapat selama perkuliahan dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan informasi yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk lebih mengembangkan usahanya agar semakin maju dan mampu bersaing dengan perusahaan lain di bidang yang sama.

3. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan kepustakaan akademik, khususnya untuk bidang studi akuntansi biaya.

4. Bagi Pembaca

Penulis berharap karya akhir ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat umum sebagai tambahan referensi mengenai studi akuntansi biaya dan untuk menambah wawasan bagi para pembaca.


(16)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N

77 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian yang membahas tentang Peranan Biaya Standar Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Unilever, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan biaya sebenarnya yang dibandingkan dengan biaya standar A : a. Selisih biaya produksi dan biaya overhead pabrik PT. Unilever tahun 2011

adalah laba. Laba berarti pengeluaran biaya – biaya tersebut sudah hemat. b. Sedangkan selisih unsur – unsur biaya produksi lainnya seperti biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung mengalami kerugian. Rugi berarti pengeluaran biaya – biaya tersebut melebihi standar yang ditetapkan.

c. Standar A memiliki kelebihan nilainya tidak terlalu terpengaruh dengan inflasi yang terjadi pada tahun 2011, sedangkan kelemahannya tidak memiliki angka yang terkecil dibandingkan dengan standar B.

2. Berdasarkan biaya sebenarnya yang dibandingkan dengan biaya standar B : Semua selisih unsur – unsur biaya produksi adalah rugi. Hal itu mungkin disebabkan oleh dampak dari inflasi yang terjadi. Kelebihan standar B adalah memiliki perbandingan angka terkecil antara tahun 2009 dan tahun 2010.


(17)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 78

Universitas Kristen Maranatha 3. Setelah melakukan pengujian hipotesis, penulis menyimpulkan bahwa

manajemen PT. Unilever telah melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya produksi dan unsur-unsurnya dengan baik, tetapi kecuali untuk selisih biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung yang menggunakan standar B, manajemen belum melakukan perencanaan dan pengendalian dengan baik.

4. Dengan adanya biaya standar, maka manajer dapat mengetahui keberhasilan atau kekurangan yang terjadi dalam proses produksi melalui analisis selisih biaya produksi, sehingga dapat mengambil keputusan dalam proses perencanaan dan pengendalian.

5. Adapun biaya standar yang paling tepat dilakukan perusahaan adalah tergantung situasi ekonomi, dimana apabila tingkat inflasi rendah, maka yang terbaik adalah standar B, karena standar yang diambil adalah biaya terkecil yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Sedangkan apabila tingkat inflasi tinggi, maka standar yang terbaik digunakan adalah standar A, karena biaya standar A mendekati angka biaya yang sebenarnya.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang antara lain disebabkan oleh:

1. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2009-2011.

2. Dalam menganalisis data, penulis tidak dapat menggunakan metode analisis selisih biaya produksi model 2 selisih, model 3 selisih atau model 4 selisih


(18)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 79

Universitas Kristen Maranatha karena tidak tersedianya data yang dibutuhkan sehingga penulis menggunakan alternatif metode lainnya.

5.3 Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, penulis akan mencoba menyampaikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat dan dapat dijadikan dasar pertimbangan atau masukan bagi pihak perusahaan dan peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Dengan penerapan biaya standar melalui analisis selisih biaya produksi, maka dapat diketahui biaya – biaya yang menyimpang dari standar yang telah ditentukan dan hal itu membantu manajemen perusahaan menilai kinerja bawahan – bawahannya.

2. Sebaiknya pada selisih biaya yang laba, sebaiknya dilakukan penelitian mengapa laba dapat terjadi dan pada selisih yang rugi, dilakukan pengoreksian penyebab terjadinya kerugian tersebut.

3. Untuk tahun – tahun berikutnya, penetapan biaya standar dan analisis selisih biaya produksi sebaiknya tetap dilakukan, karena akan berperan dalam membantu manajemen untuk merencanakan pengendalian biaya produksi dan pencapain tujuan perusahaan.

4. Dalam laporan keuangan PT. Unilever sebaiknya disediakan data jumlah unit yang dihasilkan dan jumlah unit yang dijual setiap tahun agar peneliti selanjutnya yang ingin meneliti biaya standar dapat menggunakan analisis model 2 selisih, model 3 selisih atau model 4 selisih. Pada penelitian ini, penulis tidak menggunakan analisis model, karena tidak tersedianya data


(19)

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 80

Universitas Kristen Maranatha yang dibutuhkan, sehingga penulis menggunakan alternatif lainnya untuk menghitung biaya standar.


(20)

81 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut : Kajian Teori

dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Bustami, Bastian dan Nurlela. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media.

Campbell, J.B., dan Wilson, J. D. (1990). Tugas Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh : Gunawan. Jakarta : Erlangga.

Carter, William K. (2005). Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas. Diterjemahkan Oleh : Krista. Jakarta : Salemba Empat.

Carter, William K., dan Usry. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Keempatbelas. Diterjemahkan Oleh : Krista. Jakarta : Salemba Empat.

Hansen dan Mowen. (2005). Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh. Diterjemahkan Oleh: Dewi dan Deny. Jakarta : Salemba Empat.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar dan George Foster. (2008). Akuntansi Biaya :

Penekanan Manajerial. Jilid Kedua. Edisi Keduabelas. Diterjemahkan Oleh : P.A.

Lestari. Jakarta : Erlangga.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Kholmi, Masiyah dan Yuningsih. (2004). Akuntansi Biaya. Cetakan Keempat. UMM Press, Malang.

Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Nazir, Mohammad. (2003). Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. (2010). Manajemen. Jilid Kesatu. Edisi Kesepuluh. Diterjemahkan Oleh : Bob Sabran dan Devri Barnadi. Jakarta : Erlangga.

Saefullah, K., dan Sule, Ernie T. (2010). Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 1. Bagi Penulis

Melakukan perbandingan sejauh mana teori - teori yang didapat selama perkuliahan dapat diaplikasikan untuk memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan informasi yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk lebih mengembangkan usahanya agar semakin maju dan mampu bersaing dengan perusahaan lain di bidang yang sama.

3. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan kepustakaan akademik, khususnya untuk bidang studi akuntansi biaya.

4. Bagi Pembaca

Penulis berharap karya akhir ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat umum sebagai tambahan referensi mengenai studi akuntansi biaya dan untuk menambah wawasan bagi para pembaca.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian yang membahas tentang Peranan Biaya Standar Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Unilever, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan biaya sebenarnya yang dibandingkan dengan biaya standar A : a. Selisih biaya produksi dan biaya overhead pabrik PT. Unilever tahun 2011

adalah laba. Laba berarti pengeluaran biaya – biaya tersebut sudah hemat. b. Sedangkan selisih unsur – unsur biaya produksi lainnya seperti biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung mengalami kerugian. Rugi berarti pengeluaran biaya – biaya tersebut melebihi standar yang ditetapkan.

c. Standar A memiliki kelebihan nilainya tidak terlalu terpengaruh dengan inflasi yang terjadi pada tahun 2011, sedangkan kelemahannya tidak memiliki angka yang terkecil dibandingkan dengan standar B.

2. Berdasarkan biaya sebenarnya yang dibandingkan dengan biaya standar B : Semua selisih unsur – unsur biaya produksi adalah rugi. Hal itu mungkin disebabkan oleh dampak dari inflasi yang terjadi. Kelebihan standar B adalah


(3)

Universitas Kristen Maranatha 3. Setelah melakukan pengujian hipotesis, penulis menyimpulkan bahwa

manajemen PT. Unilever telah melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya produksi dan unsur-unsurnya dengan baik, tetapi kecuali untuk selisih biaya overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung yang menggunakan standar B, manajemen belum melakukan perencanaan dan pengendalian dengan baik.

4. Dengan adanya biaya standar, maka manajer dapat mengetahui keberhasilan atau kekurangan yang terjadi dalam proses produksi melalui analisis selisih biaya produksi, sehingga dapat mengambil keputusan dalam proses perencanaan dan pengendalian.

5. Adapun biaya standar yang paling tepat dilakukan perusahaan adalah tergantung situasi ekonomi, dimana apabila tingkat inflasi rendah, maka yang terbaik adalah standar B, karena standar yang diambil adalah biaya terkecil yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga. Sedangkan apabila tingkat inflasi tinggi, maka standar yang terbaik digunakan adalah standar A, karena biaya standar A mendekati angka biaya yang sebenarnya.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang antara lain disebabkan oleh:

1. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2009-2011.

2. Dalam menganalisis data, penulis tidak dapat menggunakan metode analisis selisih biaya produksi model 2 selisih, model 3 selisih atau model 4 selisih


(4)

karena tidak tersedianya data yang dibutuhkan sehingga penulis menggunakan alternatif metode lainnya.

5.3 Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, penulis akan mencoba menyampaikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat dan dapat dijadikan dasar pertimbangan atau masukan bagi pihak perusahaan dan peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Dengan penerapan biaya standar melalui analisis selisih biaya produksi, maka dapat diketahui biaya – biaya yang menyimpang dari standar yang telah ditentukan dan hal itu membantu manajemen perusahaan menilai kinerja bawahan – bawahannya.

2. Sebaiknya pada selisih biaya yang laba, sebaiknya dilakukan penelitian mengapa laba dapat terjadi dan pada selisih yang rugi, dilakukan pengoreksian penyebab terjadinya kerugian tersebut.

3. Untuk tahun – tahun berikutnya, penetapan biaya standar dan analisis selisih biaya produksi sebaiknya tetap dilakukan, karena akan berperan dalam membantu manajemen untuk merencanakan pengendalian biaya produksi dan pencapain tujuan perusahaan.

4. Dalam laporan keuangan PT. Unilever sebaiknya disediakan data jumlah unit yang dihasilkan dan jumlah unit yang dijual setiap tahun agar peneliti selanjutnya yang ingin meneliti biaya standar dapat menggunakan analisis model 2 selisih, model 3 selisih atau model 4 selisih. Pada penelitian ini, penulis tidak menggunakan analisis model, karena tidak tersedianya data


(5)

Universitas Kristen Maranatha yang dibutuhkan, sehingga penulis menggunakan alternatif lainnya untuk menghitung biaya standar.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut : Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Bustami, Bastian dan Nurlela. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media.

Campbell, J.B., dan Wilson, J. D. (1990). Tugas Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh : Gunawan. Jakarta : Erlangga.

Carter, William K. (2005). Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas. Diterjemahkan Oleh : Krista. Jakarta : Salemba Empat.

Carter, William K., dan Usry. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Keempatbelas. Diterjemahkan Oleh : Krista. Jakarta : Salemba Empat.

Hansen dan Mowen. (2005). Akuntansi Manajemen. Edisi Ketujuh. Diterjemahkan Oleh: Dewi dan Deny. Jakarta : Salemba Empat.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar dan George Foster. (2008). Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial. Jilid Kedua. Edisi Keduabelas. Diterjemahkan Oleh : P.A. Lestari. Jakarta : Erlangga.

Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Kholmi, Masiyah dan Yuningsih. (2004). Akuntansi Biaya. Cetakan Keempat. UMM Press, Malang.

Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Nazir, Mohammad. (2003). Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. (2010). Manajemen. Jilid Kesatu. Edisi Kesepuluh. Diterjemahkan Oleh : Bob Sabran dan Devri Barnadi. Jakarta : Erlangga.

Saefullah, K., dan Sule, Ernie T. (2010). Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.