Peranan Biaya Standar sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen dalam Pengendalian Biaya Produksi: Studi Kasus pada PT. Winfela Indoprima.

(1)

ABSTRACT

A company has the main goal is profit- generating maximum profit . In the achievement of these goals can be reached with various alternatives such as by increasing the volume of sales and reduce or save costs in the processing of the resulting product . Increase its income by way of savings or reduce the cost of production is more easily done by the company because the cost of production included in the company's internal elements that can be controlled .

PT . Winfela Indo Prima is one company that is engaged in the chocolate industry with the production of other types are standard alkalized cocoa powder , alkalized cocoa powder medium , high alkalized cocoa powder , alkalized cocoa powder premium , standard natural cocoa powder , natural cocoa powder medium , high natural cocoa powder , natural cocoa powder premium .

Intense competition in the cocoa industry requires companies to produce quality products at competitive prices . One of PT . Winfela Indo Prima to face these demands is to apply a standard cost system in controlling production costs .

The company has set the standard cost of production for each product that is made up of standard raw material cost , labor cost standard , and the standard factory overhead costs . The cost of the company's standards provide a benchmark in production cost control . The cost of a standard that's been made by the company will be compared with actual costs that will give you the difference that happens . Difference that arises analysis to determine the cause of such difference then perform the necessary corrective action .

In order for standard setting can be used as a benchmark adequate , need to be taken into account include the nature and behavior of employees as an implementer . It is on the consideration of standards that are too tight will make employees feel no effort to achieve what has been specified in the standard , otherwise a standard that is too loose will make the employees tend to set lower targets that have been set .


(2)

ABSTRAK

Suatu perusahaan mempunyai tujuan utama adalah profit oriented menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dalam pencapaian tujuan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai alternatif diantaranya dengan meningkatkan volume penjualan dan menekan atau menghemat biaya-biaya dalam pengolahan produk yang dihasilkan. Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan cara menghemat atau menekan biaya produksi lebih mudah dilakukan oleh perusahaan karena biaya produksi termasuk kedalam unsur intern perusahaan yang dapat dikendalikan.

PT. Winfela Indo Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri coklat dengan hasil produksi antara lain jenis-jenisnya adalah alkalized cocoa powder standard, alkalized cocoa powder medium, alkalized cocoa powder high, alkalized cocoa powder premium, natural cocoa powder standard, natural cocoa powder medium, natural cocoa powder high, natural cocoa powder premium.

Ketatnya persaingan dalam industri coklat menuntut perusahaan untuk menghasilkan produk-produk yang bermutu dengan harga yang bersaing. Salah satu usaha PT. Winfela Indo Prima untuk menghadapi tuntutan tersebut adalah dengan menerapkan sistem biaya standar dalam pengendalian biaya produksinya.

Perusahaan telah menetapkan standar biaya produksi untuk tiap produknya yang terdiri atas dari standar biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja, dan standar biaya overhead pabrik. Biaya standar dalam perusahaan memberikan tolak ukur dalam pengendalian biaya produksi. Biaya standar yang telah di buat oleh perusahaan akan di bandingkan dengan biaya sesungguhnya yang akan memberikan selisih yang terjadi. Selisih yang terjadi dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih tersebut kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan.

Agar penetapan standar dapat dipakai sebagai patokan yang memadai, perlu diperhitungkan antara lain sifat dan tingkah laku para pegawai sebagai pelaksana kegiatan. Hal ini atas pertimbangan standar yang terlalu ketat akan membuat para pegawai merasa tidak ada usaha untuk mencapai apa yang telah ditetapkan dalam standar, sebaliknya standar yang terlalu longgar akan membuat para pegawai cenderung menetapkan sasaran lebih rendah dari yang telah ditetapkan.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN....………iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... .vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.5 Rerangka Penelitian ... 5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya... 9

2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya ... 9

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya ... 10


(4)

2.2.1 Jenis-jenis Standar ... 13

2.2.2 Manfaat, Kegunaan dan Kelemahan Biaya Standar ... 15

2.2.3 Biaya Standar Per unit dan Perkelompok ... 18

2.2.4 Revisi Biaya Standar ... 18

2.2.5 Penentuan Standar Biaya Produksi ... 19

2.2.6 Pembagian Biaya Standar ... 20

2.3 Pengertian Biaya Produksi ... 22

2.3.1 Unsur-unsur Biaya Produksi ... 23

2.3.1.1 Biaya Bahan Baku... 23

2.3.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 24

2.3.1.3 Biaya Overhead Pabrik ... 25

2.3.2 Metode Pengumpulan Biaya Produksi ... 26

2.4 Penetapan Standar Biaya Produksi ... 31

2.4.1 Standar Biaya Bahan Baku ... 31

2.4.2 Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 34

2.4.3 Standar Biaya Overhead Pabrik ... 35

2.5 Pengendalian Biaya Produksi Melalui Sistem Biaya Produksi Standar 37 2.5.1 Perhitungan Selisih Biaya Produksi ... 39

2.5.1.1 Selisih Biaya Bahan Baku ... 39

2.5.1.2 Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 39

2.5.1.3 Selisih Biaya Overhead Pabrik ... 40

2.6 Analisis Selisih ... 43


(5)

2.6.1.2 Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja... 46

2.6.1.3 Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik ... 47

2.7 Kebijakan Analisis Selisih Biaya Produksi ... 48

BAB III METODE PENELITIAN... 51

3.1 Objek Penelitian ... 51

3.2 Metode Penelitian ... 51

3.3 Penetapan Variabel ... 52

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Winfela Indo Prima ... 54

4.1.2 Aktivitas Perusahaan ... 55

4.1.3 Struktur dan Uraian Tugas ... 58

4.1.4 Penggolongan Biaya Produksi pada PT. Winfela Indo Prima .... 67

4.1.4.1 Penggolongan Biaya Bahan Baku ... 67

4.1.4.2 Penggolongan Biaya Tenaga Kerja ... 67

4.1.4.3 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik ... 69

4.1.5 Prosedur Penyusunan dan Penetapan Standar Biaya Produksi .... 70

4.1.5.1 Standar Biaya Bahan Baku ... 70

4.1.5.2 Standar Biaya Tenaga Kerja ... 72

4.1.5.3 Standar Biaya Overhead Pabrik ... 74

4.1.6 Revisi Standar Biaya Produksi pada Perusahaan ... 75

4.2 Pembahasan... 76


(6)

4.2.1.1 Penetapan Standar Biaya Bahan Baku ... 72

4.2.1.2 Penetapan Standar Tenaga Kerja Langsung ... 79

4.2.1.3 Penetapan Standar Biaya Overhead Pabrik... 82

4.2.2 Pengumpulan Data Biaya Produksi Sesungguhnya ... 83

4.2.3 Pengendalian Biaya Produksi pada Perusahaan ... 84

4.2.3.1 Analisis Selisih Biaya Bahan Baku... 84

4.2.3.2 Analisis Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 88

4.2.3.3 Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik ... 88

4.2.4 Peranan Biaya Standar Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Produksi ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1 Simpulan ... 95

5.2 Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... 100


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Hubungan Antara Selisih-selisih Biaya Menurut


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Pengaruh Selisih-selisih Biaya Produksi Terhadap Efisiensi Proses

Produksi………...…………...43

Tabel 4.1 Standar Biaya Bahan Baku...……..…....….……….72

Tabel 4.2 Data Fleksibel Budget Biaya Overhead Pabrik..…...……….76

Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku Sesungguhnya...………….………..77

Tabel 4.4 Selisih Harga Bahan Baku…...….………..79


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pada umumnya tujuan utama perusahaan yang profit oriented adalah menghasilkan keuntungan yang maksimal. Keuntungan tersebut diharapkan terus meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun untuk membayar kewajiban-kewajiban perusahaan.

Dalam mencapai tujuan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai alternatif diantaranya dengan meningkatkan volume penjualan dan menekan atau menghemat biaya-biaya dalam pengolahan produk yang dihasilkan. Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan cara menghemat atau menekan biaya produksi lebih mudah dilakukan oleh perusahaan karena biaya produksi termasuk kedalam unsur intern perusahaan yang dapat dikendalikan.

Biaya produksi biasanya merupakan biaya yang paling besar yang harus dikorbankan oleh perusahaan. Oleh karena itu biaya produksi harus direncanakan dan dikendalikan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pemborosan-pemborosan dan penyimpangan-penyimpangan.

Biaya-biaya yang membentuk biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Apabila dalam perhitungan biaya produksi tidak menerapkan metode yang tepat dan benar maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menetapkan biaya produksi yang tepat. Oleh karena itu manajemen


(10)

harus benar-benar dilaksanakan dengan baik. Dalam pengendalian biaya produksi diperlukan satu tolak ukur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi dan mengukur tingkat efisiensi biaya produksi untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu banyak perusahaan menerapkan biaya standar sebagai tolak ukur efisiensi biaya produksi.

Biaya standar ini dapat menggambarkan biaya yang direncanakan dari suatu produk dan ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Tujuan utama penggunaan biaya standar adalah untuk mengendalikan biaya produksi dengan cara membandingkan biaya yang seharusnya dengan biaya produksi yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu penting sekali adanya perhitungan biaya standar yang teliti dan pemakaian standar yang efektif serta ditunjang oleh pengendalian biaya produksi yang memadai. Apabila hal tersebut dilakukan perusahaan, perusahaan dapat menjual produknya sesuai dengan keinginan masyarakat baik dalam kualitas maupun harga.

PT. Winfela Indo Prima yang penulis teliti merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri coklat dengan hasil produksi antara lain jenis-jenisnya adalah alkalized cocoa powder standard, alkalized cocoa powder medium, alkalized cocoa powder high, alkalized cocoa powder premium, natural cocoa powder standard, natural cocoa powder medium, natural cocoa powder high, natural cocoa powder premium. Masing-masing jenis mempunyai bagian yaitu warna brown dan dark brown. PT Winfela Indo Prima selain memasarkan produknya di dalam negeri juga melakukan ekspor ke beberapa negara yaitu: Australia, Polandia, Rusia, Singapore, Paris, dan Spanyol.


(11)

Bertitik tolak pada uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian pada PT. Winfela Indo Prima Dalam bentuk skripsi dengan judul “PERANAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT BANTU BAGI MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI.” (Studi Kasus pada PT. WINFELA INDO PRIMA BANDUNG.)

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam Lingkungan usaha yang semakin kompetitif ini, pihak manajemen seringkali dihadapkan pada masalah penentuan harga jual yang wajar yang masih dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Agar dapat menghasilkan harga jual yang bersaing di pasaran, maka perusahaan harus bekerja secara efektif dan efisien, karena dengan bekerja secara efektif dan efisien biaya produksi dapat ditekan.

Biaya produksi merupakan komponen biaya terbesar pada perusahaan manufaktur dan umumnya dapat dikendalikan karena merupakan faktor intern perusahaan. Untuk dapat melaksanakan pengendalian yang efektif diperlukan suatu alat ukur yaitu biaya standar.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Apakah perusahaan telah menerapkan sistem biaya standar?

2. Bagaimana penetapan standar biaya produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan?

3. Sejauhmana biaya standar berperan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi?


(12)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Apakah perusahaan telah menerapakan sistem biaya standar.

2. Bagaimana penetapan standar biaya produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan.

3. Sejauhmana biaya standar berperan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi.

1.4. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi perusahaan tempat penulis melakukan penelitian dan bagi masyarakat, khususnya rekan-rekan mahasiswa yang membaca skripsi ini, serta bagi penulisan sendiri.

Secara garis besar, kegunaan dari penelitian ini, penulis bagi menjadi tiga sebagai berikut:

1. Bagi penulis

- Sebagai sarana bagi penulis untuk menambah wawasan kemampuan dan pengetahuan setelah melaksanakan suatu studi dan perbandingan antara teori yang diperoleh penulis di bangku kuliah dengan praktek di lapangan. - Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi baik bagi penulis maupun bagi pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang.


(13)

- Merupakan masukkan yang sangat berarti dalam menyusun skripsi guna memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang sarjana.

2. Bagi perusahaan

- Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukkan bagi perusahaan sehubungan dengan penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi.

- Sebagai informasi yang digunakan manajemen mengenai pentingnya biaya standar sebagai salah satu alat dalam menunjang efektifitas pengendalian biaya produksi.

3. Bagi pembaca

- Sebagai penambah ilmu pengetahuan mengenai akuntansi biaya dan sebagai referensi dan titik ukur penelitian yang lebih luas dan lebih mendalam mengenai pembahasan yang berkenaan dengan penelitian ini.

1.5. Rerangka Penelitian

Kelangsungan hidup perusahaan industri ditentukan oleh berhasil tidaknya manajemen mengelola aktivitas perusahaan. Beraneka ragam faktor dapat mempengaruhi pelaksanaan tersebut baik faktor ekstern maupun faktor intern perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan hidupnya perusahaan harus mampu menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan yang ditentukan oleh masyarakat untuk memperoleh laba yang memadai atas produk yang dijualnya.

Dalam persaingan yang cukup ketat dewasa ini perusahaan harus mampu menawarkan produknya dengan harga jual yang bersaing dan untuk itu perusahaan


(14)

harus menekan biaya produksinya. Oleh karena itu manajemen dituntut untuk selalu bekerja secara efektif dan efisien. Usaha ini dilakukan dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara lebih baik, terutama pada fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan pengendalian. Jika ketiga fungsi tersebut tidak saling mengisi dan mendukung maka akan timbul adanya penyimpangan dan kesalahan dalam proses produksi.

Agar fungsi perencanaan, pengawasan, dan pengendalian dapat berjalan dengan lancar manajemen tidak hanya perlu mendapatkan informasi mengenai biaya produksi yang sebenarnya saja tetapi juga diperlukan suatu alat yang dapat digunakan untuk menilai dan mengarahkan kegiatan produksinya sehingga hasil yang diinginkan dapat dicapai. Alat tersebut dapat berupa penetapa biaya standar.

Biaya produksi merupakan unsur penjumlahan dari tiga unsur biaya, yaitu: 1. Biaya bahan baku

2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik

Agar dapat memproduksi secara efisien maka perlu adanya suatu pedoman berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap unit produk atau suatu tingkat produksi tertentu. Dalam menghasilkan pedoman yang baik jenis-jenis biaya apa saja yang akan diserap dalam pembuatan ataupun proses harus dapat ditentukan. Dengan demikian diperlukan biaya standar untuk mengukur dan menilai biaya operasi yang terjadi atau sesungguhnya.

Definisi biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu.


(15)

Jadi yang dimaksud biaya standar adalah biaya yang ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa mendatang. Untuk mengevaluasi pelaksanaan dari standar tersebut perlu adanya suatu pengendalian yang efektif, sehingga manajemen dapat dengan segera mengetahui adanya penyimpangan dalam biaya produksi.

Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih. Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya yang kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan, sehingga perusahaan dapat memperbaiki penyebab kerugian tersebut dengan cara mengawasi dan menganalisis penyimpangan secara rutin. Manajemen dapat mengambil tindakan koreksi sebelum penyimpangan tersebut menjadi besar.

Sistem biaya standar juga dapat digunakan dalam pengendalian terhadap biaya produksi perusahaan yang dapat memberikan pedoman kepada manajemen. Pedoman ini digunakan untuk mengetahui berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sehingga manajemen meungkin akan melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lainnya.

Dalam pengendalian biaya, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan analisis selisih, yang dimulai dengan membandingkan biaya yang sebenarnya dengan standar yang ditetapkan, sehingga dapat diketahui besarnya selisih yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas selisih tersebut, yang selanjutnya perlu dilakukan tindakan perbaikan. Selisih yang terjadi merupakan


(16)

penyimpangan yang mungkin bersifat menguntungkan (favorable), merugikan (unfavorable), dan nihil.

Pada dasarnya biaya-biaya tersebut mempunyai unsur kuantitas, harga, dan aktivitas. Unsur kuantitas untuk bahan baku dinyatakan dalam satuan (unit) atau satuan pengganti. Untuk upah langsung, biasanya dinyatakan dalam jam kerja. Unsur harga dinyatakan dalam Rupiah atau nilai mata uang lainnya. Aktivitas biasanya dinyatakan dalam jam kerja atau jam mesin sedangkan pada biaya standar akan ditentukan tarif-tarif. Dalam menentukan tarif overhead pabrik yang akan digunakan adalah satuan produk, biaya pemakaian bahan baku, upah langsung dan jam kerja langsung.

Karena dalam hal ini penulis melakukan analisis untuk pengendalian atas biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan bakum biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, maka analisis selisih yang dilakukan meliputi:

1. Selisih biaya bahan baku.

2. Selisih biaya tenaga kerja langsung. 3. Selisih biaya overhead pabrik.

Atas dasar analisis selisih tersebut akan diketahui dimana letak pemborosan biaya atau tarif mana yang sudah waktunya diperbaiki.


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Winfela Indo Prima serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa PT. Winfela Indo Prima telah mengklasifikasikan biaya-biaya yang ada dengan tepat dan benar dan telah menggunakan biaya standar yang dipakai untuk melakukan analisis selisih. Atas dasar analisis selisih tersebut PT. Winfela Indo Prima dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih-selisih biaya yang ada dalam perusahaan atau terjadinya penyimpangan terhadap biaya produksi. Sehingga PT. Winfela Indo Prima dapat menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan ke depannya untuk memajukan tingkat produksi dalam perusahaan. Sehingga penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi sebelumnya dapat di minimalisasikan, dan PT. Winfela Indo Prima bisa melakukan tindakan koreksi yang akan diambil.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan telah menerapkan penggunaan sistem biaya standar dalam menentukan biaya produksi dalam pengendalian biaya produksi dalam perusahaan.

2. Penerapan biaya standar yang dilakukan perusahaan sudah berjalan dengan baik, hal ini didukung oleh:

a. Dalam penerapan standar biaya bahan baku pada proses produksi, perusahaan mengklasifikasikan menjadi standar harga dan standar


(18)

kuantitas. Standar harga ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan supplier yang dilakukan pada jangka waktu tertentu. Sedangkan standar kuantitas bahan baku ditetapkan berdasarkan jumlah produk yang akan dihasilkan pada jangka waktu produksi.

b. Dalam penerapan standar biaya tenaga kerja, perusahaan mengklasifikasikan menjadi standar jam kerja yang telah di tentukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah dianggarkan oleh pemerintah. Penetapan standar tarif upah berdasarkan anggaran tahun lalu yang telah di lakukan penyesuaian seperti peningkatan pendapatan karyawan, kenaikan berbagai tunjangan serta kesejahteraan lainnya. Penetapan standar jam kerja didasarkan pada pengalaman dan melalui penelitian waktu dan pengerjaan dalam produksi.

c. Perusahaan telah menetapkan standar biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang diperoleh dari anggaran biaya overhead pabrik yang telah dipisahkan ke dalam biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel.

3. Biaya standar berperan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi, hal ini di dudukung dengan ditetapkannya biaya standar pada perusahaan yang membantu untuk pengendalian biaya diamana biaya produksi sesungguhnya dibandingkan dengan biaya produksi standar yang telah ditetapkan, sehingga manajemen dapat mengambil keputusan. Tindakan apa yang diperlukan untuk mencegah agar penyimpangan tersebut dapat berkurang pada masa yang akan datang.


(19)

5.2. Saran

Berdasarkan atas pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi PT. Winfela Indo Prima sebagai berikut :

1. Perusahaan hendaknya meningkatkan kerja sama dan koordinasi antar bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga dapat menyusun biaya standar sebaik mungkin, sehingga dapat meminimalisasi penyimpangan yang akan terjadi.

2. Perusahaan sebaiknya menentukan batas toleransi penyimpangan yang terjadi yang dianggap material dari standar biaya produksi yang ditetapkan sehingga memudahkan manajemen dalam menentukan perbaikan. Sehingga dengan adanya batas toleransi penyimpangan, maka selisih yang terjadi tidak semuanya perlu dianalisis. Karena apabila selisih yang terjadi tidak melampaui batas toleransi penyimpangan, maka tidak perlu dilakukan analisis terhadap selisi tersebut. Dengan demikian pertimbangan biaya-manfaat (cost-benfit) dapat dipenuhi. 3. Agar penerapan biaya standar dapat sesuai dengan tujuang yang telah ditetapkan

atau diharapkan oleh perusahaan. Sebaiknya, penelitian terhadap penyimpangan dilakukan oleh bagian khususnya. Sehingga pada biaya standar dan biaya produksi yang sesungguhnya tidak mengalami penyimpangan biaya yang terlalu besar. Misalnya pada bagian teknis yang bekerja sama dengan bagian produksi dan meneliti apa saja yang termasuk dalam biaya-biaya dalam produksi yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Hermanson. 1993. Akuntansi Manajemen, Edisi 3. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

F.N.Maxfield, F.N. 1930. The Case Study. Educ. Res. Bull. 9. 1930.

Garrison, Ray H., Eric H. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi Kesebelas. (Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Halim, Abdul. 1998. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi Kedelapan. (Diterjemahkan oleh: Deny Arnos Kwary). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, C., Datar, S., Foster, G. 2008. Akuntansi Biaya: Dengan Penekanan

Manajerial. Dialihbahasakan oleh Lestari, P.A. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Matz, A. and Usry, M.F. Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian), Jilid 1 Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi ke-5, BP-STIE YKPN, Yogyakarta, 2007 Mulyadi, Akuntansi Biaya, 2005, edisi 5,Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah

Mada.

P. Siagian, Sondang. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Polimeni, Ralph S. And Frank J. Fabozzi and Arthur H. Adelberg. 1991. Cost Accounting. Concepts and Apllications for Managerial Decision Making. 3rd edition, Singapore: McGraw-Hill Bookc Co.

Supriyono, 2002. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya, Serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Halaman 14

Usry, Milton F and Willian K Carter, 2004, Akuntansi Biaya, edisi 13, jilid 2, alih bahasa Krista ,.S.E., Ak, Jakarta: Salemba Empat.

Welsch, Glenn A, Ronald W. Hilton and Paul N. Gordon, 2000, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, alih bahasa oleh Purwatiningsih,.S.E., MBA., Jakarta: Salemba Empat.


(21)

Widjaya Tunggal, Amin. 1993. Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Willson James D dan Jhon B, Chambell, 1997, Controllership, The Work of the Manajerial Accounting, 4th edition, alih bahasa Tjin Tjin Fenix Tjandera, Jakarta: Erlangga.


(1)

penyimpangan yang mungkin bersifat menguntungkan (favorable), merugikan (unfavorable), dan nihil.

Pada dasarnya biaya-biaya tersebut mempunyai unsur kuantitas, harga, dan aktivitas. Unsur kuantitas untuk bahan baku dinyatakan dalam satuan (unit) atau satuan pengganti. Untuk upah langsung, biasanya dinyatakan dalam jam kerja. Unsur harga dinyatakan dalam Rupiah atau nilai mata uang lainnya. Aktivitas biasanya dinyatakan dalam jam kerja atau jam mesin sedangkan pada biaya standar akan ditentukan tarif-tarif. Dalam menentukan tarif overhead pabrik yang akan digunakan adalah satuan produk, biaya pemakaian bahan baku, upah langsung dan jam kerja langsung.

Karena dalam hal ini penulis melakukan analisis untuk pengendalian atas biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan bakum biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead pabrik, maka analisis selisih yang dilakukan meliputi:

1. Selisih biaya bahan baku.

2. Selisih biaya tenaga kerja langsung. 3. Selisih biaya overhead pabrik.

Atas dasar analisis selisih tersebut akan diketahui dimana letak pemborosan biaya atau tarif mana yang sudah waktunya diperbaiki.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Winfela Indo Prima serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan bahwa PT. Winfela Indo Prima telah mengklasifikasikan biaya-biaya yang ada dengan tepat dan benar dan telah menggunakan biaya standar yang dipakai untuk melakukan analisis selisih. Atas dasar analisis selisih tersebut PT. Winfela Indo Prima dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya selisih-selisih biaya yang ada dalam perusahaan atau terjadinya penyimpangan terhadap biaya produksi. Sehingga PT. Winfela Indo Prima dapat menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan ke depannya untuk memajukan tingkat produksi dalam perusahaan. Sehingga penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi sebelumnya dapat di minimalisasikan, dan PT. Winfela Indo Prima bisa melakukan tindakan koreksi yang akan diambil.

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan telah menerapkan penggunaan sistem biaya standar dalam menentukan biaya produksi dalam pengendalian biaya produksi dalam perusahaan.

2. Penerapan biaya standar yang dilakukan perusahaan sudah berjalan dengan baik, hal ini didukung oleh:


(3)

kuantitas. Standar harga ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan supplier yang dilakukan pada jangka waktu tertentu. Sedangkan standar kuantitas bahan baku ditetapkan berdasarkan jumlah produk yang akan dihasilkan pada jangka waktu produksi.

b. Dalam penerapan standar biaya tenaga kerja, perusahaan mengklasifikasikan menjadi standar jam kerja yang telah di tentukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah dianggarkan oleh pemerintah. Penetapan standar tarif upah berdasarkan anggaran tahun lalu yang telah di lakukan penyesuaian seperti peningkatan pendapatan karyawan, kenaikan berbagai tunjangan serta kesejahteraan lainnya. Penetapan standar jam kerja didasarkan pada pengalaman dan melalui penelitian waktu dan pengerjaan dalam produksi.

c. Perusahaan telah menetapkan standar biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang diperoleh dari anggaran biaya overhead pabrik yang telah dipisahkan ke dalam biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel.

3. Biaya standar berperan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi, hal ini di dudukung dengan ditetapkannya biaya standar pada perusahaan yang membantu untuk pengendalian biaya diamana biaya produksi sesungguhnya dibandingkan dengan biaya produksi standar yang telah ditetapkan, sehingga manajemen dapat mengambil keputusan. Tindakan apa yang diperlukan untuk mencegah agar penyimpangan tersebut dapat berkurang pada masa yang akan datang.


(4)

5.2. Saran

Berdasarkan atas pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi PT. Winfela Indo Prima sebagai berikut :

1. Perusahaan hendaknya meningkatkan kerja sama dan koordinasi antar bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga dapat menyusun biaya standar sebaik mungkin, sehingga dapat meminimalisasi penyimpangan yang akan terjadi.

2. Perusahaan sebaiknya menentukan batas toleransi penyimpangan yang terjadi yang dianggap material dari standar biaya produksi yang ditetapkan sehingga memudahkan manajemen dalam menentukan perbaikan. Sehingga dengan adanya batas toleransi penyimpangan, maka selisih yang terjadi tidak semuanya perlu dianalisis. Karena apabila selisih yang terjadi tidak melampaui batas toleransi penyimpangan, maka tidak perlu dilakukan analisis terhadap selisi tersebut. Dengan demikian pertimbangan biaya-manfaat (cost-benfit) dapat dipenuhi. 3. Agar penerapan biaya standar dapat sesuai dengan tujuang yang telah ditetapkan

atau diharapkan oleh perusahaan. Sebaiknya, penelitian terhadap penyimpangan dilakukan oleh bagian khususnya. Sehingga pada biaya standar dan biaya produksi yang sesungguhnya tidak mengalami penyimpangan biaya yang terlalu besar. Misalnya pada bagian teknis yang bekerja sama dengan bagian produksi dan meneliti apa saja yang termasuk dalam biaya-biaya dalam produksi yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Hermanson. 1993. Akuntansi Manajemen, Edisi 3. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

F.N.Maxfield, F.N. 1930. The Case Study. Educ. Res. Bull. 9. 1930.

Garrison, Ray H., Eric H. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi Kesebelas. (Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Halim, Abdul. 1998. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi Kedelapan. (Diterjemahkan oleh: Deny Arnos Kwary). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, C., Datar, S., Foster, G. 2008. Akuntansi Biaya: Dengan Penekanan

Manajerial. Dialihbahasakan oleh Lestari, P.A. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Matz, A. and Usry, M.F. Akuntansi Biaya (Perencanaan dan Pengendalian), Jilid 1 Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi ke-5, BP-STIE YKPN, Yogyakarta, 2007 Mulyadi, Akuntansi Biaya, 2005, edisi 5,Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah

Mada.

P. Siagian, Sondang. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Polimeni, Ralph S. And Frank J. Fabozzi and Arthur H. Adelberg. 1991. Cost Accounting. Concepts and Apllications for Managerial Decision Making. 3rd edition, Singapore: McGraw-Hill Bookc Co.

Supriyono, 2002. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya, Serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Halaman 14

Usry, Milton F and Willian K Carter, 2004, Akuntansi Biaya, edisi 13, jilid 2, alih bahasa Krista ,.S.E., Ak, Jakarta: Salemba Empat.

Welsch, Glenn A, Ronald W. Hilton and Paul N. Gordon, 2000, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, alih bahasa oleh Purwatiningsih,.S.E., MBA., Jakarta: Salemba Empat.


(6)

Widjaya Tunggal, Amin. 1993. Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Willson James D dan Jhon B, Chambell, 1997, Controllership, The Work of the Manajerial Accounting, 4th edition, alih bahasa Tjin Tjin Fenix Tjandera, Jakarta: Erlangga.