Peranan Standar Biaya Overhead Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya.

(1)

ABSTRAK

Penulis tertarik melakukan penelitian ini karena di dalam perusahaan tekstil proses produksinya banyak sekali menggunakan tenaga mesin, sehingga nilai biaya overhead pabriknya lebih besar dibandingkan dengan nilai komponen biaya produksi lainnya. Oleh karena itu, penting sekali perusahaan melakukan pengendalian atas biaya overhead yang terjadi. Metode yang penulis gunakan ialah metode kualitatif yang bersifat eksploratif dalam bentuk studi kasus selama 3 bulan melalui observasi, wawancara, dan penyampaian kuesioner kepada Bpk.Ferry, Bpk.Harianto, dan Bpk.Boedih.

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dapat diketahui bahwa dalam melakukan pengendalian atas biaya overheadnya, PT ”X” belum menggunakan standar biaya overhead tetapi perusahaan telah membuat anggaran biaya overhead berdasarkan tahun-tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, perusahaan juga belum melakukan analisis selisih atas biaya overheadnya karena terlalu rumit untuk dilakukan. Selain itu, perusahaan belum menyadari pentingnya peranan standar biaya overhead sebagai salah satu alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya produksi.

Berhubung dengan itu, penulis menyarankan perusahaan sebaiknya menetapkan standar atas biaya overhead pabriknya sehingga dapat melakukan analisis selisih atas biaya overhead. Dengan dilakukannya analisis selisih atas biaya overhead, maka perusahaan dapat mengetahui biaya apa saja yang menyebabkan terjadinya selisih dan dapat mengetahui besarnya selisih yang kemudian dapat ditelusuri penyebabnya. Setelah itu, perusahaan dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk mengatasi masalah yang ada berdasarkan analisis selisih tersebut. Tindakan lebih lanjut itu diharapkan akan dapat menyebabkan biaya overhead yang terjadi di masa mendatang akan menjadi lebih efisien sehingga tujuan pengendalian atas biaya overhead dapat dicapai.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman :

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Penelitian 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3. Tujuan Penelitian 3

1.4. Kegunaan Penelitian 4

1.5. Kerangka Peneletian 4

1.6. Metode Penelitian 7

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Biaya 8

2.1.1. Pengertian Biaya 8

2.1.2. Klasifikasi Biaya 11

2.2. Biaya Produksi 15

2.2.1. Pengertian Biaya Produksi 15

2.2.2. Komponen Biaya Produksi 16


(3)

2.2.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 17 2.2.2.3. Biaya Overhead Pabrik 17

2.3. Biaya Standar 18

2.3.1. Pengertian Biaya Standar 19

2.3.2. Prinsip- Prinsip Penetapan Biaya Standar 20 2.3.3. Manfaat dan Kelemahan Biaya Standar 22

2.3.4. Jenis-jenis Standar 23

2.4. Penetapan Standar Biaya Produksi 24

2.4.1. Standar Biaya Bahan Baku 25

2.4.2. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung 27 2.4.3. Standar Biaya Overhead Pabrik 29

2.5. Pengendalian 33

2.5.1. Pengertian Pengendalian 33

2.5.2. Jenis- jenis Pengendalian 33

2.5.3. Proses Pengendalian 35

2.6. Analisis Selisih 35

2.6.1. Pengertian Analisis Selisih 35

2.6.2. Manfaat Analisis Selisih 37

2.6.3. Perhitungan dan Analisis Selisih

Biaya Overhead Pabrik 38 2.6.3.1. Perhitungan Analisis Biaya

Overhead Pabrik 38


(4)

BAB III METODE, OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN 45

3.1. Metode Penelitian 45

3.1.1. Metode Penelitian yang Digunakan 45 3.1.2. Langkah- langkah Penelitian 46

3.1.3. Teknik Pengolahan Data 48

3.2. Objek Penelitian

3.3. Responden atau Subjek Penelitian 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49

4.1. Hasil Penelitian 49

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan 49

4.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 50

4.1.3. Proses Produksi 65

4.1.4. Produk-produk yang Dihasilkan 68 4.1.5. Klasifikasi Biaya Overhead pada PT ”X 68 4.1.6. Penetapan Standar Biaya Overhead pada PT ”X” 70 4.1.7. Biaya Overhead Pabrik Aktual pada PT ”X” 76

4.2. Pembahasan 79

4.2.1. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik 79 4.2.1.1. Selisih Biaya Overhead Variabel 83 4.2.1.2. Selisih Biaya Overhead Tetap 84 4.2.2. Peranan Standar Biaya Overhead dalam

Pengendalian Biaya pada PT ”X” 85

4.2.3. Hasil Kuesioner 88


(5)

5.1. Kesimpulan 93

5.2. Saran 94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1.AnggaranBiayaOverheadPabrik ... ...62

4.2.PengelompokkanAnggaranBiayaOverheadPabrik ...63

4.3.BiayaOverheadAktual ………...……….65

4.4.PengelompokkanBiayaOverheadAktual ………66


(7)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah memicu terjadinya inflasi. Ini akibat kebergantungan kepada bahan baku, barang modal, serta sarana- sarana produksi yang berasal dari luar negeri. Bahan baku impor yang menjadi mahal tersebut mengakibatkan naiknya biaya produksi, demikian pula dengan barang modal dan sarana- sarana produksi impor lainnya. Kenaikan biaya produksi yang demikian tinggi sangat sulit dibebankan kepada konsumen yang daya belinya menurun akibat inflasi.

Melihat dampak krisis moneter di atas, dapat disimpulkan bahwa persaingan antar perusahaan dalam berbagai industri akan semakin meningkat. Demikian pula perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, baik dengan perusahaan- perusahaan di dalam negeri maupun dengan perusahaan- perusahaan luar negeri.

Agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, sekaligus memenangkan persaingan, perusahaan dalam industri tekstil harus dapat meningkatkan kegiatan operasinya agar menjadi lebih efisien. Suatu perusahaan dengan operasi yang efisien tidak memboroskan sumber daya. Sehubungan dengan itu, perusahaan memerlukan pengendalian yang baik atas sumber- sumber daya yang diperlukan untuk berproduksi. Sistem biaya standar memberikan pedoman dan kriteria untuk penilaian kerja. Besarnya selisih antara biaya yang


(8)

Universitas Kristen Maranatha 2

sesungguhnya terjadi dengan biaya standar pada pelaksanaannya merupakan masukan untuk mengukur efisiensi dan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

PT “X” yang bergerak dalam industri tekstil perlu menekan biaya produksi, karena dengan kondisi perekonomian sekarang ini harga barang jadi merupakan faktor yang sangat penting sebagai akibat melambungnya harga bahan baku. Mengingat bahwa perusahaan tidak dapat mengendalikan atau mempengaruhi harga bahan baku, maka jalan yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah dengan mengendalikan biaya produksi dalam perusahaan berdasarkan biaya standar yang telah ditetapkan

Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Komponen biaya produksi yang nilainya terbesar adalah biaya overhead pabrik. Nilai biaya overhead pabrik yang paling besar dibandingkan dengan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tidak lain disebabkan oleh adanya Revolusi Industri. Revolusi Industri menyebabkan terjadinya perubahan yang besar dalam proses produksi dimana proses produksi yang semula dikerjakan dengan lebih banyak menggunakan tenaga manusia/ manual kemudian beralih pada sistem otomatisasi/ lebih banyak menggunakan tenaga mesin. Dengan diterapkannya sistem otomatisasi pada proses produksi mengakibatkan penggunaan mesin- mesin untuk berproduksi semakin meningkat. Peningkatan penggunaan mesin- mesin pada proses produksi inilah menyebabkan biaya overhead pabrik besar dan menjadi komponen biaya produksi yang nilainya terbesar dibandingkan dengan komponen biaya produksi lainnya.


(9)

Universitas Kristen Maranatha 3

Begitu pula halnya yang terjadi dengan perusahaan tekstil. Proses produksi di perusahaan tekstil banyak sekali menggunakan tenaga mesin, sehingga nilai biaya overhead pabriknya lebih besar dibandingkan dengan nilai komponen biaya produksi lainnya. Oleh karena itu, penting sekali perusahaan melakukan pengendalian atas biaya overhead yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap biaya overhead yang terdapat di PT “X” yang bergerak dalam bidang industri tekstil.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Apakah PT “X” telah menetapkan standar untuk biaya overhead. 2. Bagaimana penetapan standar biaya overhead pada PT “X”.

3. Apakah PT “X” telah melakukan analisis selisih untuk biaya overhead dan menindaklanjuti selisih tersebut secara memadai.

4. Bagaimana peranan sistem standar biaya overhead dalam pengendalian biaya overhead PT “X”.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penetapan standar biaya overhead pada PT “X”.

2. Untuk mengetahui bagaimana penetapan standar biaya overhead pada PT “X”.


(10)

Universitas Kristen Maranatha 4

3. Untuk mengetahui telah atau belum dilakukannya analisis selisih untuk biaya overhead dan menindaklanjuti selisih tersebut secara memadai pada PT “X”.

4. Untuk mengetahui peranan sistem standar biaya overhead dalam pengendalian biaya overhead PT “X”.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu akuntansi, khususnya akuntansi biaya.

2. Diharapkan dengan penelitian ini, dapat merangsang peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

3. Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran bagi perusahaan dalam melakukan perbaikan- perbaikan, terutama perbaikan dalam pengendalian biaya produksi dengan menerapkan sistem biaya standar.

1.5. Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan mempunyai tujuan tertentu dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pada umumnya salah satu tujuan utama didirikannya suatu perusahaan ialah untuk memperoleh laba dari usaha yang dilaksanakannya, sehingga dengan laba yang diperoleh tersebut perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam dunia persaingan yang semakin kompetitif. Perusahaan dituntut


(11)

Universitas Kristen Maranatha 5

untuk menjalankan kegiatannya lebih efisien. Semakin tinggi tingkat efisiensi suatu perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut. Upaya itu tidaklah terlepas dari peran manajemen dalam mengelola sumber- sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Potensi laba yang akan diperoleh perusahaan bergantung pada besarnya biaya dan harga jual produk yang bersangkutan. Harga jual biasanya ditetapkan berdasarkan biaya- biaya yang terjadi dalam perusahaan. Pada perusahaan manufaktur, biaya produksi merupakan komponen terbesar dari seluruh biaya yang terjadi dalam perusahaan, sehingga biaya ini sangat mempengaruhi harga jual yang akan ditetapkan. Biaya produksi di perusahaan manufaktur meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Agar perusahaan dapat menghasilkan harga jual yang mampu bersaing, biaya produksi harus ditekan terutama biaya overhead pabriknya karena biaya overhead pabrik merupakan komponen biaya produksi yang nilainya paling besar dibandingkan dengan komponen biaya produksi lainnya. Dengan diterapkannya sistem otomatisasi pada proses produksi mengakibatkan penggunaan mesin- mesin untuk berproduksi semakin meningkat Peningkatan penggunaan mesin- mesin pada proses produksi inilah yang menyebabkan biaya overhead besar dan menjadi komponen biaya produksi yang nilainya terbesar dibandingkan dengan komponen biaya produksi lainnya. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan pengendalian atas biaya overhead yang terjadi.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 6

Perusahaan memerlukan suatu alat untuk melakukan pengendalian atas biaya produksinya. Alat tersebut adalah biaya standar yang digunakan sebagai patokan untuk dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.

Pengertian biaya standar menurut Mulyadi (1994:30) ialah sebagai berikut: “Biaya standar ialah harga pokok yang ditentukan di muka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai proses produksi tertentu di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor- faktor tertentu.”

Jadi untuk mengendalikan biaya produksinya perusahaan harus menetapkan standar bagi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Namun, mengingat bahwa jumlah biaya overhead pabrik material, maka penelitian selanjutnya hanya berfokus pada standar biaya overhead pabrik saja. Biaya standar ialah biaya yang seharusnya terjadi apabila perusahaan beroperasi dalam kondisi yang efektif dan efisien. Biaya ini dinyatakan dalam satuan kuantitas biaya per unit yang diharapkan akan terjadi.

Dalam menbandingkan standar biaya overhead dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi, seringkali ditemukan adanya selisih. Manajemen hanya menelusuri penyebab terjadinya selisih tersebut dalam usahanya mengendalikan biaya overhead. Hal itu dapat dilakukan dengan analisis selisih biaya ( variance analysis ). Setelah penyebab terjadinya selisih biaya diketahui, dapat ditentukan tindakan apa saja yang harus diambil untuk mengatasinya.

Selisih yang terjadi bisa bersifat menguntungkan ( favorable ), yaitu apabila biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan lebih kecil daripada yang diperkirakan atau tidak menguntungkan ( unfavorable ), yaitu apabila biaya aktual yang dikeluarkan perusahaan lebih besar daripada yang diperkirakan.


(13)

Universitas Kristen Maranatha 7

Jika manajemen menemukan faktor penyebab terjadinya selisih yang menguntungkan, maka manajemen akan mempertahankannya. Sedangkan apabila ditemukan faktor penyebab terjadinya analisis selisih yang tidak menguntungkan , maka manajemen harus mengambil tindakan korektif untuk menghilangkan faktor- faktor tersebut.

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat eksploratif dalam bentuk studi kasus.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT “X” yang terletak di Kotamadya Bandung. Penelitian secara bertahap ini dimulai dari bulan September 2006 sampai dengan selesai selama kurang lebih 3 bulan.


(14)

93

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan belum menetapkan standar untuk biaya overheadnya, tetapi perusahaan telah membuat anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran biaya overhead yang ditetapkan perusahaan berdasarkan tahun-tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang mungkin akan terjadi di masa mendatang yang digunakan untuk menetapkan estimasi biaya overhead pabrik.

2. Perusahaan belum menetapkan standar biaya overhead pabriknya karena sulit diterapkan dalam perusahaan.

3. Perusahaan belum melakukan analisis selisih atas biaya overhead pabriknya karena terlalu rumit untuk dilakukan.

4. Dengan menggunakan metode estimasi untuk perhitungan biaya overhead, maka perusahaan belum menyadari pentingnya peranan standar biaya overhead sebagai salah satu alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya produksi. Hal ini ditunjukkan dengan penetapan anggaran biaya overhead bersama dengan penetapan anggaran biaya bahan baku dan biaya


(15)

94

Universitas Kristen Maranatha tenaga kerja langsung hanya digunakan untuk menetukan harga pokok dan harga jual.

5.2. Saran

Setelah penulis menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis ingin menyumbangkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT “X”. Adapun saran tersebut ialah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya menetapkan standar untuk biaya overhead pabriknya. Selain itu, perusahaan sebaiknya menetapkan juga standar untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsungnya. Anggaran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang disusun oleh perusahaan sebaiknya ditetapkan dari standar biaya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang dihasilkan oleh sistem standar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

2. Perusahaan sebaiknya melakukan analisis selisih atas biaya overhead pabriknya dengan melakukan analisis selisih atas biaya overhead, perusahaan dapat lebih mudah mengetahui penyebab terjadinya selisih biaya overhead. Selain itu, perusahaan sebaiknya menentukan batas toleransi atas setiap selisih yang terjadi. Apabila selisih yang terjadi, baik yang bersifat favorable maupun unfavorable, melampaui batas toleransi tersebut, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui


(16)

95

Universitas Kristen Maranatha penyebabnya. Setelah perusahaan menyelidiki faktor penyebab tersebut, maka perusahaan sebaiknya mengambil tindak lanjut yang diperlukan. 3. Perusahaan sebaiknya menyadari pentingnya peranan standar biaya

overhead dalam pengendalian biaya produksi. Dengan menyadari pentingnya peranan standar biaya overhead dalam pengendalian biaya produksi, maka perusahaan dapat mengambil langkah tepat yang diperlukan dalam mengendalikan biaya overhead pabriknya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegiatan produksi perusahaan menjadi lebih efisien.


(17)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, and S. Mark Young . 1995. 1st ed. Management Accounting. Englewood Cliff, New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, and S. Mark Young . 1997. 2nd ed. Management Accounting. Englewood Cliff, New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Carter, William K. and Milton F. Usry. 2002. 13th ed. Cost Accounting. Ohio : Thompson-Learning Co.

Garrison, Ray H. 1988. 5th ed. Management Accounting : Concept for Planning, Control and Decision Making. Homewood, Illinois : Bussiness Publication, Inc.

Hammer, Lawrence H., William K. Carter, and Milton F. Usry.1994. Cost Accounting. 11th ed. Cincinati : South Western Publishing Co.

Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. 2003. 6th ed. Management Accounting. Australia : South-Western Publishing Co.


(18)

Universitas Kristen Maranatha Hilton, R. W. 1997. Managerial Accounting. Fourth Edition. New York : Mc

Grow Hill, Inc.

Hongren, Charles T., George Foster, and Srikant Datar. 2003. 11th ed. Cost Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Prentice Hall.

Koentjaraningrat. 1997. Edisi ketiga. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Mardiasmo.1994. 1th ed. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok Produksi – Ikhtisar Teori, Soal, dan Penyelesaian. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Matz, Adolph: Usry, Milton F: and Hammer, Lawrence H. 1993. 9th ed. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Terjemahan, Alfonsus Sirait. Jakarta : Erlangga.

Mely, Tan G. 1977. Penggunaan Data Kuantitatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy. J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(19)

Universitas Kristen Maranatha Mulyadi. 1993. Edisi kelima. Akuntansi Biaya, Yogyakarta : Bagian Penerbitan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Mulyadi. 1999. Edisi Kelima. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN.

Mulyadi. 2001. Edisi Ketiga. Akuntansi Manajemen- Konsep, Manfaat, Rekayasa. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN.

Polimeni, Ralph S.; Sheila A. Handy; James A. Cashin. 1991. Cost Accounting : Concept and Applications for Managerial Decision Making. Third Edition. Singapore : Mc Graw Hill Book Co.

Polimeni, Ralph., Frank J. Fabozzi, and Arthur H. Adelberg.1991. 3th ed. Cost Accounting : Concept and Applications for Manager Decision Making. Singapore : Mc Graw Hill Book Co.

Usry, Milton F. 1991. 10th. Ed. Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian. Ohio : South-Western Publishing Co.

Vredenbregt, Jacob.1978. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia


(1)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan belum menetapkan standar untuk biaya overheadnya, tetapi perusahaan telah membuat anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran biaya overhead yang ditetapkan perusahaan berdasarkan tahun-tahun sebelumnya dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang mungkin akan terjadi di masa mendatang yang digunakan untuk menetapkan estimasi biaya overhead pabrik.

2. Perusahaan belum menetapkan standar biaya overhead pabriknya karena sulit diterapkan dalam perusahaan.

3. Perusahaan belum melakukan analisis selisih atas biaya overhead pabriknya karena terlalu rumit untuk dilakukan.

4. Dengan menggunakan metode estimasi untuk perhitungan biaya overhead, maka perusahaan belum menyadari pentingnya peranan standar biaya

overhead sebagai salah satu alat bantu manajemen dalam pengendalian

biaya produksi. Hal ini ditunjukkan dengan penetapan anggaran biaya


(2)

94

tenaga kerja langsung hanya digunakan untuk menetukan harga pokok dan harga jual.

5.2. Saran

Setelah penulis menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis ingin menyumbangkan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi PT “X”. Adapun saran tersebut ialah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya menetapkan standar untuk biaya overhead pabriknya. Selain itu, perusahaan sebaiknya menetapkan juga standar untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsungnya. Anggaran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang disusun oleh perusahaan sebaiknya ditetapkan dari standar biaya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang dihasilkan oleh sistem standar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

2. Perusahaan sebaiknya melakukan analisis selisih atas biaya overhead pabriknya dengan melakukan analisis selisih atas biaya overhead, perusahaan dapat lebih mudah mengetahui penyebab terjadinya selisih biaya overhead. Selain itu, perusahaan sebaiknya menentukan batas toleransi atas setiap selisih yang terjadi. Apabila selisih yang terjadi, baik yang bersifat favorable maupun unfavorable, melampaui batas toleransi tersebut, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui


(3)

95

penyebabnya. Setelah perusahaan menyelidiki faktor penyebab tersebut, maka perusahaan sebaiknya mengambil tindak lanjut yang diperlukan. 3. Perusahaan sebaiknya menyadari pentingnya peranan standar biaya

overhead dalam pengendalian biaya produksi. Dengan menyadari

pentingnya peranan standar biaya overhead dalam pengendalian biaya produksi, maka perusahaan dapat mengambil langkah tepat yang diperlukan dalam mengendalikan biaya overhead pabriknya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegiatan produksi perusahaan menjadi lebih efisien.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, and S. Mark Young . 1995. 1st ed. Management Accounting. Englewood Cliff, New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, and S. Mark Young . 1997. 2nd ed. Management Accounting. Englewood Cliff, New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Carter, William K. and Milton F. Usry. 2002. 13th ed. Cost Accounting. Ohio : Thompson-Learning Co.

Garrison, Ray H. 1988. 5th ed. Management Accounting : Concept for Planning,

Control and Decision Making. Homewood, Illinois : Bussiness

Publication, Inc.

Hammer, Lawrence H., William K. Carter, and Milton F. Usry.1994. Cost

Accounting. 11th ed. Cincinati : South Western Publishing Co.


(5)

Hilton, R. W. 1997. Managerial Accounting. Fourth Edition. New York : Mc Grow Hill, Inc.

Hongren, Charles T., George Foster, and Srikant Datar. 2003. 11th ed. Cost

Accounting : A Managerial Emphasis. New Jersey : Prentice Hall.

Koentjaraningrat. 1997. Edisi ketiga. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Mardiasmo.1994. 1th ed. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok Produksi –

Ikhtisar Teori, Soal, dan Penyelesaian. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Matz, Adolph: Usry, Milton F: and Hammer, Lawrence H. 1993. 9th ed. Akuntansi

Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Terjemahan, Alfonsus Sirait.

Jakarta : Erlangga.

Mely, Tan G. 1977. Penggunaan Data Kuantitatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy. J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Mulyadi. 1993. Edisi kelima. Akuntansi Biaya, Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Mulyadi. 1999. Edisi Kelima. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN.

Mulyadi. 2001. Edisi Ketiga. Akuntansi Manajemen- Konsep, Manfaat, Rekayasa. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN.

Polimeni, Ralph S.; Sheila A. Handy; James A. Cashin. 1991. Cost Accounting :

Concept and Applications for Managerial Decision Making. Third Edition.

Singapore : Mc Graw Hill Book Co.

Polimeni, Ralph., Frank J. Fabozzi, and Arthur H. Adelberg.1991. 3th ed. Cost

Accounting : Concept and Applications for Manager Decision Making.

Singapore : Mc Graw Hill Book Co.

Usry, Milton F. 1991. 10th. Ed. Akuntansi Biaya : Perencanaan dan

Pengendalian. Ohio : South-Western Publishing Co.

Vredenbregt, Jacob.1978. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia