PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASIPENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK.

(1)

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER

(RESOURCE CENTER)

SLBN DEPOK DALAM

MENDUKUNG IMPLEMENTASI

PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh:

Siti Jubaedah, S.Pd ( 1201599)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER

(RESOURCE CENTER)

SLBN DEPOK DALAM

MENDUKUNG IMPLEMENTASI

PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

Oleh:

Siti Jubaedah, S.Pd ( 1201599)

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan

Kebutuhan khusus

© Siti Jubaedah

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

Siti Jubaedah, S.Pd

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER)

SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : PEMBIMBING :

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. Dr. Endang Rochyadi, M.Pd NIP. 19590414 198503 1 005 NIP. 195608181985031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP. 19590414 198503 1 005


(4)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER

(RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

Siti Jubaedah/1201599/Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus/SPs UPI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pusat sumber merupakan sebuah lembaga pendukung yang dibentuk baik oleh pemerintah ataupun swasta dalam rangka membantu pemerintah dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif. Penelitian memberikan gambaran yang objektif mengenai pengembangan program pusat sumber di sebuah SLBN yang dijadikan sebagai pusat sumber di Kota Depok. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, kepala pusat sumber serta guru yang berada di SLBN Depok. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan pada waktu peneliti berada di lapangan dan setelah pengumpulan data. Hasil penelitian ini secara umum menyimpulkan bahwa (1) Pusat sumber SLBN Depok dalam pelaksanaannya belum memiliki program pusat sumber dan saat ini sedang berupaya membuat program pusat sumbernya, (2) Program yang dibutuhkan oleh pusat sumber mengacu kepada enam fokus layanan pusat sumber yang sesuai dengan kebutuhan bagi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, (3) validasi pengembangan program melalui FGD menilai bahwa program pusat sumber yang akan dikembangkan sudah sesuai namun masih membutuhkan penajaman kembali terhadap masing-masing fokus layanan pusat sumber. Rekomendasi yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah perlunya (1) melakukan sosialisasi pada masyarakat terhadap keberadaan Pusat sumber SLBN Depok (2) peningkatan wawasan serta keterampilan guru yang ada di pusat sumber, (3) program pengembangan pusat sumber dapat dirasakan manfaatnya oleh guru, orang tua dan masyarakat serta, (4) para peneliti selanjutnya dapat mengembangkan program pusat sumber yang ada.


(5)

ABSTRACT

THE PROGRAM DEVELOPMENT OF RESOURCE CENTER SLBN DEPOK IN SUPPORTING THE IMPLEMENTATION OF

INCLUSIVE EDUCATION IN DEPOK

Siti Jubaedah/1201599/Special Needs Education Study Program/ School of Postgraduate Studies, Indonesian University of Education (UPI)

This research is based on by the fact that the resources center is a supporting institution established by either the government or the private sector in order to assist the government in implementing inclusive education. This study provides an objective overview of the development program in SLBN that serves as a resource center in Depok. The method used in this research is descriptive qualitative approach. Subjects in this study are the principal, head teacher of the resource center in SLBN Depok. Data collection techniques interviews, observation and document study. Data analysis was done are taken through the time the researchers are in the field and after the data collection. Collected The results of this study generally concluded that (1) SLBN Depok in the implementation hasn’t got program and is currently working to make the center of the source program, (2) the program needed by the resource center refers to the six focus services of the resource center which based on the inclusive school needs, (3) program development through FGD shows that the program resource center that will be developed is appropriate but still require re-sharpening the focus on individual service resource center. The recommendations can be proposed based on the results of this study are the need to (1) disseminate to the public about the existence of the SLBN resources center (2) increase knowledge and skills of teachers in the center of the source, (3) develop the resources center so it is useful for the teachers, parents and the community, (4) and for the next researcher it is suggested to develop the program of the resources center.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8

A. Pendidikan Inklusif ………... 8

B. Anak Berkebutuhan Khusus ………. 18

C. Dampak Perkembangan Pendidikan Inklusif terhadap Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif ………... 21

D. Pusat Sumber (Resources Center) Sebagai Sumber Dukungan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Pendekatan Penelitian ... 32

B. Subyek Penelitian dan Lokasi... 33

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian... 33

D. Teknik Analisis dan Keabsahan Data ... 44

E. Prosedur Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1.Kondisi Obyektif Program Pusat Sumber SLBN Depok ………. 50 2.Fokus layanan apa saja yang dibutuhkan Pusat Sumber SLBN Depok terhadap program pengembangan pusat sumber? ……... 71 3. Apakah Program pengembangan pusat sumber ini


(7)

Group Discussion)………. ... 86

B. Pembahasan ... 112

1.Kondisi Obyektif Program Pusat Sumber SLBN Depok ………. 112 2. Fokus layanan apa saja yang dibutuhkan Pusat Sumber SLBN Depok terhadap program pengembangan pusat sumber? ………... 116 3.Apakah Program pengembangan pusat sumber ini layak dilaksanakan setelah dilakukan FGD (Focus Group Discussion) ... 118

BAB V KESIMPULAN dan REKOMENDASI ... 121

A. Kesimpulan ... 121

B. Rekomendasi ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 126


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki arti yang cukup penting dalam membangun karakter suatu bangsa. Pendidikan yang merata diberbagai wilayah di Indonesia diharapkan mampu menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang cerdas dan bermartabat. Penyebarluasan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan menjadi sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat terutama bagi pekembangan pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK). Sejalan dengan pemahaman yang diperoleh oleh masyarakat tersebut tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus maka masyarakat akan memahami bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan (Education For All).

Pendidikan untuk semua (Education for All) telah tercantum dalam berbagai instrument internasional mulai dari Deklarasi Universal 1948 yang menegaskan bahwa “Setiap orang mempunyai hak atas pendidikan.” Instrumen-instrumen yang ada menunjukkan bahwa kelompok-kelompok tertentu termasuk anak penyandang cacat sangat rentan untuk di keterpinggirkan.

Anak-anak berkebutuhan khusus merupakan anak-anak yang secara fisik, kognitif maupun sosial emosi memiliki keterbatasan dalam perkembangannya. Anak-anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian diantaranya adalah anak berkebutuhan khusus permanen adalah anak berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan belajar dan perkembangan menetap yang berasal dari faktor internal. Sedangkan anak berkebutuhan khusus temporer adalah anak berkebutuhan khusus yang

memiliki hambatan belajar dan perkembangan yang disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar dirinya. Seperti anak di daerah terpencil/terbelakang, anak pada masyarakat yang terpencil, anak yang terkena bencana alam, anak yang


(9)

mengalami bencana sosial dan anak dari keluarga/masyarakat yang tidak mampu dari segi ekonomi.

Anak-anak berkebutuhan khusus membutuhkan perhatian dalam berbagai hal terutama dalam mendapatkan layanan serta pendidikan yang sesuai. Orang tua dan masyarakat sangat membutuhkan informasi mengenai pelayanan serta pendidikan yang tepat sesuai dengan hambatan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus. Layanan pendidikan formal yang diberikan untuk anak berkebutuhan khusus selain sekolah luar biasa juga adanya layanan pendidikan inklusif.

Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak reguler dalam satuan pendidikan formal. Dalam hal ini pendidikan inklusif memandang bahwa setiap anak sama terutama dalam mendapatkan layanan pendidikan. Pengembangan pendidikan inklusif mulai dikembangkan diberbagai wilayah, hal ini dapat terlihat dari upaya pemerintah menjadikan berbagai kota besar di Indonesia serta kabupaten kota mendeklarasikan menjadi kota penyelenggara pendidikan inklusif. Berkembangnya pendidikan inklusif diberbagai wilayah ini membutuhkan berbagai upaya agar implementasinya dapat berkembang secara optimal.

Upaya yang dilakukan adalah perlu dikembangkannya informasi mengenai pendidikan anak berkebutuhan khusus serta penanganan yang tepat bagi mereka. Keberadaan Pusat Sumber sebagai pusat informasi mengenai anak berkebutuhan khusus merupakan salah satu tempat yang diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap bagi orang tua, guru serta masyarakat sekitar mengenai pendidikan, penanganan anak berkebutuhan khusus, asesmen serta informasi lainnya yang berkaitan dengan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.


(10)

3

Menurut Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 7 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 1 angka 40 dalam (Kustawan 2012)

Lembaga Pendukung Pendidikan atau Pusat Sumber (Resource Center) adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah maupun masyarakat, yang manajemennya dikelola secara independen, serta memberikan dukungan kekuatan (supporting power) dan dukungan profesional (professional support) bagi kelangsungan dan keberhasilan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

Peranan Pusat Sumber (Resource Center) secara kelembagaan menjadi bagian dari SLB, namun RC sendiri memiliki program yang terpisah dari sekolah. Hal ini termaktub dalam Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dalam hal ini terbentuknya sebuah pusat sumber (Resource Center) sebagai lembaga dukungan pendidikan. Program yang diberikan adalah layanan yang dilakukan kepada ABK yang belum dan akan bersekolah atau yang telah bersekolah baik di sekolah umum ataupun di SLB. Saeful (2013)

Dalam peranannya Sekolah Luar biasa sebagai pusat sumber diharapkan mampu memberikan dukungan terhadap masyarakat mengenai informasi yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan, penanganan serta pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

Fokus pengembangan Sekolah Luar Biasa sebagai Pusat Sumber yang secara umum memiliki beberapa peran diantaranya sebagai berikut:

1. Pusat informasi dan konsultasi pendidikan anak berkebutuhan khusus 2. Pusat pendidikan dan latihan

3. Pusat asesmen

4. Pusat pengembangan dan penyaluran keterampilan/workshop 5. Pusat pengembangan media pembelajaran

6. Pusat advokasi ALB/ABK/orang tua

Secara visual peran dan fungsi SLB sebagai pusat sumber dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:


(11)

Gambar 1 Bagan Adaptasi Fokus Kerja Resources Center (Deden 2008)

Pusat sumber yang dikembangkan oleh SLB banyak tersebar di berbagai wilayah, namun dalam pelaksanaannya belum memberikan peranan yang maksimal dan menyeluruh terhadap orang tua serta masyarakat sekitar.

Berawal dari permasalahan ini maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian pada Pusat Sumber SLBN Depok sehingga pengembangan program yang dilakukan dapat mendukung implementasi pendidikan inklusif di Kota Depok, sebab Kota Depok merupakan salah satu kota yang mendeklarasikan diri sebagai kota penyelenggara pendidikan inklusif pada tanggal 19 Desember 2012. Sehingga proses perkembangan pendidikan inklusif di kota Depok berkembang cukup pesat. Menurut data yang diperoleh dari pendataan pendidikan tahun pelajaran 2012/2013 di Kota


(12)

5

Depok Jawa Barat tercatat jumlah Sekolah Dasar (SD) di 11 kecamatan Kota Depok total berjumlah 368, Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 165, Sekolah Menengah Umum (SMU) berjumlah 52, SMK berjumlah 102. Sedangkan menurut data yang diperoleh dari Pokjasif kota Depok jumlah sekolah Dasar yang menyelenggarakan pendidikan Inklusif di Kota Depok berjumlah 30 sekolah dan 1 SMK. Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa dibutuhkan peranan serta dukungan berbagai pihak yang dapat membantu implementasi pendidikan inklusif di kota Depok salah satunya adalah dibutuhkannya peranan Pusat Sumber dalam membantu mengimplementasikan pendidikan inklusif di Kota Depok.

Data yang diperoleh di lapangan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru yang mengajar di sekolah inklusif di sebuah sekolah swasta di Depok pada saat dilaksanakannya pelatihan guru pembimbing khusus pada 14 September 2014, mengungkap pula bahwa sekolah-sekolah inklusif yang telah berdiri masih membutuhkan dukungan berbagai pihak dalam rangka pengembangan pendidikan inklusif. Salah satu contohnya adalah bagaimana para guru di kelas ataupun guru pembimbing khusus (GPK) menangani anak berkebutuhan khusus ketika mereka mengalami kendala dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Selain berkaitan dengan masalah proses pembelajaran di sekolah para guru kelas ataupun GPK juga butuh dibekali keterampilan dalam menangani anak berkebutuhan khusus yang belum dapat mengendalikan emosinya terutama untuk anak-anak yang memiliki tingkat agresifitas yang cukup tinggi. Selain itu dibutuhkannya pelatihan yang secara berkala bagi peningkatan wawasan dan keterampilan guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus.

Berdasarkan kondisi yang terjadi dilapangan maka peneliti merasa pentingnya peranan pusat sumber dalam mendukung implementasi pendidikan inklusif. program yang ada pada pusat sumber yang ada perlu di ungkap atau dikaji sehingga diharapkan dapat mengembangkan program yang sesuai dan tepat sasaran bagi sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusif ataupun sekolah yang akan menyelenggarakan pendidikan inklusif serta membantu


(13)

pemerintah dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif. Penelitian tentang Pengembangan Program pusat sumber di SLBN Depok dilakukan dengan tujuan agar dapat meningkatkan peranan dan fungsi pusat sumber dalam upaya memberikan layanan pendidikan yang optimal baik di SLB maupun sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang berada di wilayah Depok.

B. Pertanyaan Penelitian

Berkenaan dengan kebutuhan Program Pusat Sumber untuk sekolah inklusif di kota Depok, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan beberapa penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi obyektif program Pusat Sumber SLBN Depok saat ini? 2. Fokus layanan apa saja yang dibutuhkan Pusat Sumber SLBN Depok

terhadap program pengembangan pusat sumber?

3. Apakah Program pengembangan pusat sumber ini layak dilaksanakan setelah dilakukan FGD (Focus Group Discussion)

C. Tujuan Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan pada latarbelakang permasalahan bahwa dalam mengembangkan pendidikan inklusif dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar proses penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat terselenggara dengan baik serta dapat mengakomodasi kebutuhan setiap anak yang beragam. Pusat sumber merupakan salah satu lembaga pendukung yang diharapkan dapat menjadi pusat layanan bagi sekolah-sekolah inklusif, SLB orang tua maupun masyarakat untuk mendapatkan layanan informasi pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai program pusat sumber yang merupakan lembaga pendukung dalam mengembangkan pendidikan inklusif, dan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengembankan program pusat sumber yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap implementasi pendidikan inklusif di Kota Depok.


(14)

7

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran obyektif serta kebermanfaatan Program Pengembangan Pusat Sumber di SLBN Depok, penelitian ini diharapkan mempunyai nilai guna bagi:

1. Bagi sekolah sebagai Pusat Sumber

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan sekolah sebagai Pusat Sumber, melalui program-programnya sesuai dengan kondisi sekolah.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam mengembangkan program baik untuk kepentingan sekolah sebagai pusat sumber maupun dalam memberikan dukungan terhadap pihak lain yang berada dilingkungan pusat sumber.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan kemudian agar dapat disempurnakan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode dapat dimaknai sebagai “a regular systematic plan for or way of doing something”. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2008:3). Cara ilmiah berarti sebuah kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional harus dilakukan dengan cara yang masuk akal sehingga terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang lainpun dapat melakukan kegiatan yang sama. Sistematis artinya proses yang dilalui mengunakan langkah-langkah tertentu yang logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, kondisi atau keadaan, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian yang mengunakan metode deskriptif ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau peristiwa sebagaimana apa adanya sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta yang ditemukan.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik dari obyek dan subyek yang diteliti secara tepat. Metode deskriptif ini berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Ciri-ciri penelitian deskriptif adalah memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada dan bersifat actual pada saat penelitian dilakukan serta menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana apa adanya diiringi dengan interpretasi yang rasional.


(16)

32

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif dilakukan pada kondisi ilmiah dan bersifat penemuan melalui strategi observasi dan wawancara. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran atau mengungkap peristiwa yang terjadi dilapangan berkenaan dengan program Pusat Sumber (RC).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiono, 2011). Selain itu, masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan (Sugiono, 2011). Pendekatan kualitatif ini dipilih dengan alasan antara lain:

1. Masalah yang dikaji menyangkut hal-hal yang sedang berlangsung dalam masyarakat khususnya lembaga pendidikan, dengan harapan data dapat dikumpulkan sebanyak mungkin dengan memperhatikan kualitas data 2. Gejala-gejala yang diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut

perbuatan dan kata-kata dari informan yang sedapat mungkin tidak dipengaruhi dari luar

3. Antara peneliti dan informan bersifat interaktif 4. Lebih bersifat natural

5. Dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan subyek penelitian.

Menurut pendapat Mcmillan & Schumacher (2001) dalam Syaodih (2005), bahwa penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua, menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).


(17)

Melalui pendekatan kualitatif ini pada akhirnya peneliti bermaksud ingin mengungkapkan secara deskriptif bagaimanakah pelaksanaan program Pusat Sumber (RC) saat ini yang selanjutnya akan dilakukan pengembangan program Pusat Sumber (RC) di SLBN Citayam, Depok dalam mendukung implementasi pendidikan inklusif di wilayah Depok Jawa Barat.

B. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian pada penelitian ini adalah nara sumber yang dimintai keterangan melalui wawancara. Selanjutnya mereka dikatakan sebagai informan. Melalui informan maka akan dapat digali informasi yang menjadi focus yang akan diteliti. Informan adalah Penanggung jawab Resources Center, Kepala sekolah, guru dari SLBN Citayam Depok, koordinator sekolah inklusif yang ada Depok, orang tua ABK dan Masyarakat.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri Citayam di Kota Depok dan beralamat di Jl. Raya Citayam Komp. Permata Regency Kel. Ratu Jaya, Kecamatan Pondok Terong Kota Depok. Sekolah ini merupakan Sekolah Luar Biasa yang berstatus Negeri dan didirikan pada tahun 2011.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah, Wawancara, Observasi, dan studi dokumen. Untuk mendapatkan media yang valid setelah pengembangan media, maka peneliti melakukan, validasi ahli serta untuk uji coba terbatas peneliti


(18)

34

kembali mengumpulkan data melalui Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi. Dalam Sugiyono (2011:309) dikatakan bahwasanya dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada wawancara, observasi, dan dokumen.

a. Wawancara

Susan Stainback dalam Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa :

“Interviewing provide the researcher a means to gain a

deeper understanding of how participant interpret a situation or phenimenon than can be gained through observation alone”.

Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Data yang dikumpulkan melalui wawancara yang bersifat verbal, hasil wawancara yang direkam dengan menggunakan kamera digital atau dengan handphone agar memudahkan peneliti dalam mengumpulkan berbagai informasi yang disampaikan responden.

Adapun teknik wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2011:218). Pada pelaksanaannya nanti peneliti akan mewawancarai kepala sekolah, Penanggung Jawab Program Resources Center dan guru mengenai program Resources Center yang ada dan telah dijalankan.

b. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2011) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Selaras dengan hal itu Marshall dalam Sugiyono (2011) juga menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those


(19)

behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dari hal tersebut maka Informasi yang dapat diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Dalam hal penelitian ini, maka peneliti akan melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan program Resources Center di Sekolah Luar Biasa di Kota Depok.

c. Studi dokumen

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian Studi dokumen ini dilakukan karena sejumlah besar fakta dan data itu tersimpan di dalam bahan yang berbentuk dokumen. Dalam Sugiyono (2011:326) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life stories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Melalui studi dokumen, peneliti bermaksud menelaah dokumen-dokumen yang telah ada. Baik berupa dokumen tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari Resources center SLBN di Kota Depok yang berkaitan dengan program yang akan dikembangkan.

d. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) menurut Bungin dalam Basrowi, dkk (2008) adalah sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif. Teknik ini dimaksudkan untuk


(20)

36

memperoleh data dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu.

Adapun yang menjadi anggota dari FGD ini adalah empat orang yang berada di sekolah sebagai tim pada Pusat Sumber (RC). Pemilihan ke empat orang ini atas dasar mereka sebagai penangung jawab terhadap program Pusat sumber (RC). Hal ini sesuai dengan kriteria pengambilan anggota FGD menurut Bungin dalam Basrowi, dkk (2008) yaitu memiliki pengamalaman praktisi dan kepedulian terhadap fokus masalah. Sehingga diharapkan diskusi pun dapat menjadi lebih terarah. Selain itu menurut Krugger dalam Basrowi, (2008) dalam hal keanggotaan FGD menganggap empat sampai enam orang merupakan jumlah yang ideal karena lebih akrab, lebih mudah merekrut, dan lebih nyaman.

Agar FGD dapat terlaksana sesuai prosedur maka terdapat lima langkah. Berikut adalah langkah-langkah dari FGD :

a. Memilih tim pelaksana FGD. b. Memilih partisipan.

c. Pengaturan tempat. d. Mempersiapkan guide.

Kejelasan prosedur tahap ini dijelaskan pada prosedur penelitian.

2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian Kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Hal ini berarti peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya, keberadaan peneliti sebagai instrument merupakan alat pengumpul data utama. Nasution dalam Sugiyono (2011) menyatakan :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian,


(21)

hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus memiliki kesiapan ketika melakukan penelitian, mulai dari tahap persiapan sebelum ke lokasi penelitian dan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika kegiatan penelitian akan dilakukan. Sebagai pedoman dalam melakukan penelitian maka sebagai instrumen utama dalam menjaring data, peneliti juga menggunakan instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman studi dokumen untuk mendukung hasil wawancara dan observasi.

Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian, yang peneliti susun berdasarkan dari fokus dan pertanyaan penelitian:


(22)

38

Tabel 3.1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF Fokus Penelitian : Bagaimana pengembangan program Pusat Sumber dalam mendukung implementasi Pendidikan Inklusif di

Kota Depok?”

Pertanyaan Penelitian Aspek yang akan diungkap Indikator Bentuk

Instrumen

Nara Sumber (Subjek)

1 2 3 4 5

1. Bagaimana

Kondisi Obyektif Pusat Sumber SLBN Depok.

a. Program kerja Pusat Sumber SLBN Depok

1) Program Pusat Sumber yang ada

2) Hambatan dalam

menjalankan program pusat sumber

3) Upaya yang dilakukan dalam peningkatan program pusat sumber

Wawancara Studi Dokumen

Guru dan Kepala Pusat


(23)

b. Sarana dan Prasarana 1) Sarana yang tersedia disekolah

2) Prasarana yang tersedia disekolah

3) Aksesibilitas

Wawancara Observasi

Studi Dokumen

Guru yang bertugas mengelola sarpras

c. Tenaga guru atau SDM 1) Jumlah guru yang ada di sekolah.

2) Latar belakang pendidikan guru

3) Keterlibatan pihak luar dalam membantu

peningkatan kompetensi guru disekolah

Wawancara Studi Dokumen


(24)

40

1 2 3 4 5

2. Program

pengembangan apa yang dibutuhkan Pusat Sumber dalam mendukung Implementasi Pendidikan

Inklusif di Kota Depok?

a. Identifikasi kebutuhan program Pusat Sumber

1) Pusat sumber sebagai pusat informasi dan layanan pendidikan kebutuhan khusus 2) Pusat sumber sebagai

pusat pendidikan pelatihan dan keterampilan

3) Pusat sumber sebagai pusat layanan asesmen 4) Pusat sumber sebagai

pusat pengembangan media

5) Pusat sumber sebagai pusat bantuan layanan profesional

6) Pusat sumber sebagai pusat advokasi ABK dan orang tua

Wawancara Studi Dokumen Guru dan Kepala Pusat Sumber


(25)

b. Program Pusat Sumber yang akan dikembangkan

1) Program yang akan dikembangkan

2) Proses yang dilakukan dalam pengembangan program Wawancara Observasi Studi Dokumen Guru dan Kepala Pusat Sumber

c. Sasaran pengembangan program pusat sumber

1) PAUD

2) Sekolah Luar Biasa 3) Sekolah Inklusif 4) Orang tua

Wawancara Studi Dokumen Guru dan Kepala Pusat Sumber

3. Bagaimana hasil validasi Focus Group Disscucion (FGD) terhadap pengembangan Program Pusat Sumber di SLBN Citayam?

Penilaian mengenai rancangan pengembangan program Pusat Sumber mengenai :

a. Kualitas program yang dikembangkan

1) Ketepatan program yang dikembangkan

2) Kelengkapan program 3) Kesesuaian program dengan

kondisi Sekolah sebagai pusat sumber


(26)

42

b. Fokus layanan program Pusat Sumber yang akan

dikembangkan

1) Pusat sumber sebagai pusat informasi dan layanan pendidikan kebutuhan khusus 2) Pusat sumber sebagai

pusat pendidikan pelatihan dan keterampilan

3) Pusat sumber sebagai pusat layanan asesmen 4) Pusat sumber sebagai

pusat pengembangan media

5) Pusat sumber sebagai pusat bantuan layanan professional

6) Pusat sumber sebagai pusat advokasi ABK dan orang tua

c. Pelaksanaan Program Pusat Sumber

1) Alat/media yang digunakan 2) Prosedur dan metode


(27)

3) Tempat pelaksanaan program

4) Penanggung jawab pelaksanaan program d. Rekomendasi dari FGD

terhadap pengembangan program Pusat Sumber

Perbaikan berdasarkan hasil dari rekomendasi yang telah di dapat dari FGD


(28)

44

D. Teknik Analisis dan Keabsahan Data 1. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Aktivitas analisis data. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 334-335) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisisi kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Jika digambarkan maka model interaktif dalam analisis data akan seperti berikut.

Gambar 3.1.

Komponen dalam analisis data (Interactive Model) Sugiyono (2011:335)

a. Data collection

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan.

b. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Untuk dapat melakukan reduksi data ini maka peneliti akan melakukannya dengan cara mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli mengenai pengembangan program Resources Center,

Data Collection

Data Reduction

Data Display

Conclusions : Drawing/ verifying


(29)

sehingga nantinya akan dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

c. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data akan berupa tabel, grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, data akan terorganisasikan, tersususun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Pembahasan hasil display data penelitian ini dilakukan dengan bertitik tolak pada hasil observasi dan wawancara serta studi dokumen secara objektif dengan ditunjang oleh landasan teori yang ada.

d. Conclusion Drawing/ Verification (Menarik Kesimpulan atau Verifikasi)

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan. Langkah selanjutnya yaitu

melaporkan hasil penelitian lengkap, dengan ‘temuan baru’ yang

berbeda dengan temuan yang sudah ada.

2. Teknik Keabsahan Data

Sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data yang berhubungan dengan masalah seberapa jauh kebenaran dan kebermanfaatan program pengembangan pusat sumber dalam penelitian ini, peneliti peroleh melalui kegiatan triangulasi. Tringulasi dilakukan sebagai pemeriksaan keabsahan media pada pengembangan program yang telah peneliti hasilkan. Hal ini


(30)

46

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian” (Moleong, 2004:330).

Selain itu Wilian Wiersma dalam Sugiyono (2011) manyatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Dalam hal ini, maka peneliti melakukan trigulasi sumber dan teknik, dimana triangulasi ini menurut Sugiyono (2011:370-371) adalah :

1) Triangulasi Sumber untuk menguji data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber setelah data dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya peneliti akan meminta kesepakatan (member check) dari beberapa sumber tersebut.

2) Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

E. Prosedur Penelitian

Langkah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga langkah utama yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan program, serta sosialisasi program pengembangan. Secara rinci langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pendahuluan

Tahap ini merupakan tahap awal atau persiapan pengembangan. Dalam kegiatan ini dilakukan pengkajian terhadap literatur, survey lapangan yang berhubungan dengan fokus masalah yang ada dalam penelitian.

Pada pengkajian :

a. Literatur, peneliti mengkaji teori-teori tentang pusat sumber, pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus, dan pembuatan instrumen penelitian.


(31)

b. Suvei lapangan, peneliti melakukan pra survey ke sekolah untuk mendapatkan gambaran umum tentang program pusat sumber yang ada serta mengetahui program-program pusat sumber yang telah berjalan maupun yang belum berjalan.

2. Perencanaan dan Pengembangan Program

Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan coordinator Pusat Sumber untuk membuat sebuah pengembangan program pusat sumber yang disesuaikan dengan kondisi sekolah.

Pada langkah ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Analisis konsep, untuk menyiapkan program pusat sumber yang

sesuai dengan kondisi sekolah.

b. Pengembangan draft awal program pengembangan pusat sumber.

3. Validasi melalui FGD (Focus Group Discussion)

Setelah proses produksi selesai, dilanjutkan dengan validasi melalui FGD. Teknik pengumpulan data untuk memvalidasi penelitian ini menggunakan FGD. Agar FGD dapat terlaksana sesuai prosedur maka terdapat lima langkah. Berikut adalah langkah-langkah yang peneliti lakukan :

a. Memilih tim pelaksana FGD.

Dalam hal ini peneliti sebagai moderator dan penghubung peserta. Dengan bantuan alat-alat dokumentasi seperti alat perekam.

b. Memilih partisipan.

Adapun yang menjadi anggota dari FGD ini terdiri dari akademisi yang berasal dari perguruan tinggi, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi, Pengurus Pokjasif Kota Depok, kepala pusat sumber yang berasal dari 5 sekolah inklusif, praktisi dilapangan seperti guru dan koordinator yang bekerja di SLBN. Hal ini sesuai dengan kriteria pengambilan anggota FGD menurut Bungin dalam Basrowi, dkk (2008) yaitu memiliki pengalaman praktisi dan kepedulian terhadap fokus masalah.


(32)

48

c. Pengaturan tempat.

FGD dilakukan di salah satu ruangan AULA yang berada di SLBN. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan FGD dapat berjalan dengan efektif dan memudahkan pihak terkait untuk hadir secara langsung di sekolah SLBN yang berfungsi sebagai pusat sumber.

d. Mempersiapkan guide

Peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kunci, yang terdapat dalam lampiran 1.

e. Pelaksanaan FGD

Pelaksanaan FGD dilakukan secara terbuka dan dilakukan dihadapan para partisipan. Peneliti bertugas sebagai moderator kegiatam FGD. Pelaksanaan FGD terdiri dari: 1) pembukaan dari mengucapkan salam, pemaparan singkat topik yang akan dibahas, mengajukan pertanyaa pertama sebagai panduan awal diskusi, 2) meminta klarifikasi, 3) melakukan refleksi, 4) memotivasi, 5) probing/ penggalian lebih dalam, 6) melakukan blocking dan distrubusi untuk mencegah peserta yang dominan, melerai perdebatan, 7) menegosiasi waktu, 8) dan terakhir adalah menutup FGD.


(33)

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian di atas secara sistematik digambarkan sebagai berikut :

VALIDASI PROGRAM melalui FGD

REVISI

DRAF Program Pengembangan

PROGRAM HASIL PENGEMBANGAN

PROGRAM PUSAT SUMBER SLBN

DEPOK STUDI PENDAHULUAN

Studi Pustaka : 1. Kajian teori

2. Hasil penelitian yang relevan

Survei Lapangan :

1. Program kerja pusat sumber 2. Sarana dan prasarana 3. Tenaga guru atau SDM

PERENCANAAN dan PENGEMBANGAN PROGRAM

Perencanaan Program :

1. Identifikasi kebutuhan Program Pusat Sumber 2. Program pusat sumber yang akan dikembangkan 3. Sasaran pengembangan pusat sumber


(34)

50

Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian


(35)

(1)

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian” (Moleong, 2004:330).

Selain itu Wilian Wiersma dalam Sugiyono (2011) manyatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Dalam hal ini, maka peneliti melakukan trigulasi sumber dan teknik, dimana triangulasi ini menurut Sugiyono (2011:370-371) adalah :

1) Triangulasi Sumber untuk menguji data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber setelah data dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya peneliti akan meminta kesepakatan (member check) dari beberapa sumber tersebut.

2) Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

E. Prosedur Penelitian

Langkah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga langkah utama yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan pengembangan program, serta sosialisasi program pengembangan. Secara rinci langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pendahuluan

Tahap ini merupakan tahap awal atau persiapan pengembangan. Dalam kegiatan ini dilakukan pengkajian terhadap literatur, survey lapangan yang berhubungan dengan fokus masalah yang ada dalam penelitian.

Pada pengkajian :

a. Literatur, peneliti mengkaji teori-teori tentang pusat sumber, pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus, dan pembuatan instrumen penelitian.


(2)

Siti Jubaedah, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Suvei lapangan, peneliti melakukan pra survey ke sekolah untuk mendapatkan gambaran umum tentang program pusat sumber yang ada serta mengetahui program-program pusat sumber yang telah berjalan maupun yang belum berjalan.

2. Perencanaan dan Pengembangan Program

Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan coordinator Pusat Sumber untuk membuat sebuah pengembangan program pusat sumber yang disesuaikan dengan kondisi sekolah.

Pada langkah ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : a. Analisis konsep, untuk menyiapkan program pusat sumber yang

sesuai dengan kondisi sekolah.

b. Pengembangan draft awal program pengembangan pusat sumber.

3. Validasi melalui FGD (Focus Group Discussion)

Setelah proses produksi selesai, dilanjutkan dengan validasi melalui FGD. Teknik pengumpulan data untuk memvalidasi penelitian ini menggunakan FGD. Agar FGD dapat terlaksana sesuai prosedur maka terdapat lima langkah. Berikut adalah langkah-langkah yang peneliti lakukan :

a. Memilih tim pelaksana FGD.

Dalam hal ini peneliti sebagai moderator dan penghubung peserta. Dengan bantuan alat-alat dokumentasi seperti alat perekam.

b. Memilih partisipan.

Adapun yang menjadi anggota dari FGD ini terdiri dari akademisi yang berasal dari perguruan tinggi, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi, Pengurus Pokjasif Kota Depok, kepala pusat sumber yang berasal dari 5 sekolah inklusif, praktisi dilapangan seperti guru dan koordinator yang bekerja di SLBN. Hal ini sesuai dengan kriteria pengambilan anggota FGD menurut Bungin dalam Basrowi, dkk (2008) yaitu memiliki pengalaman praktisi dan kepedulian terhadap fokus masalah.


(3)

c. Pengaturan tempat.

FGD dilakukan di salah satu ruangan AULA yang berada di SLBN. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan FGD dapat berjalan dengan efektif dan memudahkan pihak terkait untuk hadir secara langsung di sekolah SLBN yang berfungsi sebagai pusat sumber.

d. Mempersiapkan guide

Peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan kunci, yang terdapat dalam lampiran 1.

e. Pelaksanaan FGD

Pelaksanaan FGD dilakukan secara terbuka dan dilakukan dihadapan para partisipan. Peneliti bertugas sebagai moderator kegiatam FGD. Pelaksanaan FGD terdiri dari: 1) pembukaan dari mengucapkan salam, pemaparan singkat topik yang akan dibahas, mengajukan pertanyaa pertama sebagai panduan awal diskusi, 2) meminta klarifikasi, 3) melakukan refleksi, 4) memotivasi, 5) probing/ penggalian lebih dalam, 6) melakukan blocking dan distrubusi untuk mencegah peserta yang dominan, melerai perdebatan, 7) menegosiasi waktu, 8) dan terakhir adalah menutup FGD.


(4)

Siti Jubaedah, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian di atas secara sistematik digambarkan

sebagai berikut :

VALIDASI PROGRAM melalui FGD

REVISI

DRAF Program Pengembangan

PROGRAM HASIL PENGEMBANGAN

PROGRAM PUSAT SUMBER SLBN

DEPOK STUDI PENDAHULUAN

Studi Pustaka :

1. Kajian teori

2. Hasil penelitian yang relevan

Survei Lapangan :

1. Program kerja pusat sumber 2. Sarana dan prasarana 3. Tenaga guru atau SDM

PERENCANAAN dan PENGEMBANGAN PROGRAM

Perencanaan Program :

1. Identifikasi kebutuhan Program Pusat Sumber 2. Program pusat sumber yang akan dikembangkan 3. Sasaran pengembangan pusat sumber


(5)

Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Penelitian


(6)

Siti Jubaedah, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTER) SLBN DEPOK DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA DEPOK