Materi penguatan dan manajerial kepala sekolah PPT MIK .B 2
MANAJEMEN
IMPLEMENTA
SI
KURIKULUM
PELA TIHAN PE
NING KATA N KOM PETE NSI KE PALA SEKO LAH/ PENG AWAS SEK OLAH DALA
M M
ENGE LOLA IMPL EMEN TASI KURI KULU M
(2)
Kompetensi yang ingin
dicapai
Peserta pelatihan diharapkan
mampu:
Menyusun dokumen KTSP
melalui kegiatan review KTSP
Mengelola penilaian/evaluasi
Mengelola peminatan pada
(3)
PETA KONSEP
M A N A JE M E N IM P L E M E N T A S I K U R IK U L U M 2 0 1 3A. PENYUSUNAN KTSP
1. MENYUSUN VISI, MISI DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
2. MEREVISI MUATAN KURIKULUM 3. MENGATUR BEBAN BELAJAR
4. MENYUSUN KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH
B. PENGELOLAAN PENILAIAN/EVALU ASI
1. MENETAPKAN SISTEM PENILAIAN
2. MENETAPKAN TINGKAT KOMPETENSI SETIAP TINGKATAN
3. MELAKSANAKAN EVALUASI KETERCAPAIAN TARGET MUTU
4. MENINDAKLANJUTI HASIL EVALUASI 1. PEMINATAN DI SMA
2. PEMINATAN DI SMK C. PEMINATAN
(4)
Bahan/Media
1. Softcopy
PP.
No. 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang
SNP;
2. Softcopy
Permendikbud No. 61 Tahun 2014
tentang KTSP.
3. Softcopy
Permendikbud No. 64 Tahun 2014
tentang Peminatan.
4. Softcopy
Permendikbud No. 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar.
5. Softcopy
Permendikbud No. 57, 58, 59 dan 60
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK.
(5)
Kegiatan Pembelajaran 1
PENYUSUNAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
(KTSP)
(6)
Tujuan Pembelajaran
Setelah sesi berakhir, peserta dapat
:
Mereviu dokumen KTSP yang mencakup
komponen :
Visi, misi dan tujuan satuan
pendidikan;
Muatan Kurikulum 2013;
Beban belajar; dan
(7)
Langkah
Pembelajaran
Pengantar
Curah Pendapat
Diskusi Kelompok
Presentasi dan Simulasi
Penguatan
(8)
Pengantar
Kurikulum operasional dikembangkan
dan diimplementasikan oleh satuan
pendidikan yang diwujudkan dalam
bentuk,
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
.
KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan
.
Pengembangan KTSP mengacu pada
UU, SNP, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan Pedoman
implementasi Kurikulum.
(9)
Lanjutan, …
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SPN:
Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa
kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau
kantor departemen agama kab/kota
untuk pendidikan dasar dan provinsi
untuk pendidikan menengah.
(10)
Lanjutan, …
PP No 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas PP No 19 Tahun 2005
tentang SNP:
Pasal 77A ayat (2) menyebutkan bahwa
Kerangka Dasar Kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai: a. acuan dalam
Pengembangan Struktur Kurikulum
pada tingkat nasional; b. acuan
dalam Pengembangan muatan lokal
pada tingkat daerah; dan c.
pedoman
dalam Pengembangan KTSP
.
(11)
Lanjutan, …
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen/buku:
Dokumen/Buku 1
berisi
sekurang-kurangnya
visi, misi, tujuan, muatan
kurikulum, pengaturan beban
belajar,
dan
kalender pendidikan
;
Dokumen
/
Buku 2
berisi silabus; dan
Dokumen/Buku 3
berisi RPP yang
disusun sesuai potensi, minat, bakat,
dan kemampuan peserta didik di
(12)
Curah Pendapat
(
Brainstorming
)
(13)
Tugas 1
Diskusikan dalam kelompok:
1. Pentingnya KTSP
2. Mekanisme penyusunan dan pengelolaan
KTSP
3. Mengkaji visi sekolah?
4. Pengembangan mata pelajaran muatan
lokal
Gunakan
LK-B.2.1, B.2.2, b.2.3 dan B.2.4
(14)
“LUHUR DALAM PEKERTI, PRIMA
DALAM PRESTASI, SANTUN
DALAM BERPERILAKU”
(15)
Tugas 2
Presentasikan hasil kerja
kelompok dihadapan kelompok
lainnya yang terkait dengan
Kajian Visi yang telah disusun
(16)
Tugas 3
Simulasi penyempurnaan
KTSP
1. Lakukanlah kajian terhadap
contoh dokumen KTSP.
yang
telah disediakan oleh fasilitator
dalam bentuk soft copy. Gunakan
LK-B.2.5
2. Diskusikanlah dengan kelompok
Saudara dan tuliskan di
LK-B.2.6
(17)
PENGUATA
N
(18)
KONDISI RIIL
TARGE T WAKT U TARGE T WAKT UM
I
S
I
KONDISI YANG DIHARAPKAN KONDISI YANG DIHARAPKANVISI
Syarat rumusan visi
1. Bukan fakta tapi pandangan ideal masa depan
2. Memberikan arah mendorong warga sekolah berkinerja baik 3. Inspiratif dan siap menghadapi
tantangan
4. Menjembatani masa kini dan masa datang
5. Gambaran realistik dan kredibel dengan masa depan yang
menarik
6. Tidak statis dan tidak untuk selamanya
Visi adalah, cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari
(19)
Prosedur Perumusan Visi
Mengkaji makna visi satuan pendidikan
diatasnya;
Menginventarisasi rumusan tugas satuan
pendidikan yang tercantum dalam struktur dan
tata kerja;
Rumusan tugas dirangkum dan dirumuskan
kembali menjadi konsep rumusan visi satuan
pendidikan;
Rumusan visi didiskusikan dengan seluruh
warga sekolah untuk memperoleh masukan,
dan saran-saran;
Rumusan Visi dikomunikasikan dengan seluruh
stakeholders
guna memperoleh
penyempurnaan;
Rumusan Visi yang telah menjadi kesepakatan
ditetapkan dengan keputusan pimpinan satuan
pendidikan, sehingga menjadi milik bersama,
mendapat dukungan dan komitmen seluruh
warga sekolah.
(20)
Memberikan arah dan fokus strategi Inspiratif dan menantang untuk mencapainya
Ideal ingin dicapai di masa yang akan datang Mampu menjadi perekat gagasan strategis Orientasi masa depan Singkat, padat dan mudah diingat
KRITERIA
VISI
Menarik bagi warga sekolah Menumbuh kan komitmen warga sekolah Menjamin kesinambun gan kepemimpi nan Memungkin kan perubahan/ penyesuaia n(21)
TEKNIK MERUMUSKAN VISI
MELAKUKAN
ANALISIS
SWOT
Melibatkan
seluruh
anggota
satuan
organisasi
Mengakomod
asi cita-cita
seluruh
anggota
satuan
organisasi
Menumbuhka
n sikap rasa
(22)
CONTOH VISI
Unggul dalam prestasi Beriman dan
bertaqwa
Indikator :
Unggul dalam memperoleh UASBN atau UN
Unggul dalam persaingan melanjutkan ke
jenjang pendidikan di atasnya
Unggul dalam karya ilmiah remaja
Unggul dalam lomba kreativitas
Unggul dalam lomba kesenian
Unggul dalam lomba olah raga
Unggul dalam keterampilan (mengoprasikan
Komputer dan internet,
Public Speaker
)
Unggul dalam disiplin
Unggul dalam aktvitas keagamaan
Unggul dalam kepedulian sosial
(23)
MISI
Sesuatu yang harus
diemban/dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang, berdasarkan masukan
dari seluruh warga sekolah
Menggambarkan adanya
produk/layanan yang diberikan
Satu indikator visi dapat dirumuskan
lebih dari satu rumusan misi
Pernyataan harus jelas; apa yang hendak dicapai
Kualitas
produk/layanan memiliki daya saing
Kalimat menunjukkan
“tindakan”
(24)
CONTOH MISI
Mengembangkan sumber daya secara
optimal dalam rangka mempersiapkan
siswa di era global
Indikator :
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara efektif sehingga setiap peserta didik
berkembang secara optimal.
Menumbuhkan semangat keunggulan secara
intensif kepada seluruh warga sekolah.
Mendorong dan membantu setiap peserta didik
untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat
dapat dikembangkan secara optimal.
Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran
agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga
menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
Menerapkan manajemen partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga sekolah dan
(25)
Menantang, relistik & dapat dicapai Pencapaian tujuan berkontribusi memenuhi misi
& program jangka Relatif panjang
Menggambar kan arah yang jelas Menggamb
ar kan hasil
TUJUAN
Tujuan satuan pendidikan adalah, gambaran tingkat kualitas yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap
satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
TUJUAN
Tujuan satuan pendidikan adalah, gambaran tingkat kualitas yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap
satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan Penjabaran misi Menyatakan kegiatan apa yang dikerjakan dan kapan Spesifik dan akuntabel Mendeskrips ikan hal-hal yang perlu diwujudkan
(26)
CONTOH TUJUAN
Menghasilkan lulusan yang kompetitif
dan berbudaya
Indikator :
Pada tahun 2015 rata-rata UASBN mencapai nilai
minimal 7,00.
Pada tahun 2015 proporsi lulusan yang
melanjutkan ke sekolah unggul minimal 40%
Pada tahun 2016 memiliki tim kesenian yang
(27)
MUATAN
KURIKULUM
MUATAN KURIKUL UM MUATAN LOKAL MUATAN LOKAL MUATAN NASIONAL MUATAN NASIONAL MUATAN KEKHASAN SATUAN PENDIDIKAN MUATAN KEKHASAN SATUAN PENDIDIKAN PERMENDIKBU D, 57,58,59 DAN 60 TH 2014 PERMENDIKBU D, 57,58,59 DAN 60 TH 2014 PERDA /KEP GUB, BUPATI/WALI KOTA PERDA /KEP GUB, BUPATI/WALI KOTA KTSP SESUAI KEP. KEPALA SEKOLAH KTSP SESUAI KEP. KEPALA SEKOLAH K T S P(28)
PENGERTIAN MUATAN LOKAL
Bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi
muatan
dan proses
pembelajaran tentang
potensi dan keunikan
lokal, dalam
kerangka untuk membentuk
pemahaman peserta didik terhadap
keungglan dan kearifan di daerah
(29)
TUJUAN MUATAN LOKAL
Membekali peserta didik dengan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan
untuk:
a. mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial,
budaya, dan spiritual di daerahnya;
b. melestarikan dan mengembangkan keunggulan
dan kearifan daerah yang berguna bgi diri dan
lingkungannya dlm rangka menunjang
(30)
PRINSIP PENGEMBANGAN
a. kesesuaian dengan perkembangan
peserta didik;
b. keutuhan kompetensi;
c. fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan
waktu penyelenggaraan; dan
d. kebermanfaatan untuk kepentingan
nasional dan menghadapi tantangan
global.
(31)
KETENTUAN MUATAN LOKAL
A. Mata pelajaran SMP/MTs. Dikelompokan atas,
1. Mata pelajaran umum kelompok A; dan 2. Mata pelajaran umum kelompok B.
B. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program
kurikuler bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan
kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
C. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan progrem
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya dan seni.
D. Muatan dan acuan pembelajaran umum kelompok A bersifat nasional dan dikembangkan oleh pemerintah.
E. Muatan dan acuan pembelajaran umum kelompok B bersifat nasional dan dikembangkan oleh pemerintah dan dapat
diperkaya dengan muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan
(32)
Lanjutan, …
1. Mata pelajaran umum kelompok A terdiri dari : a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
b. Pendidikan Pancasila dan Kwarganegaraan; c. Bahasa Indonesia;
d. Matematika;
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial; dan g. Bahasa Inggris.
2. Mata pelajaran umum kelompok B terdiri dari : a. Seni budaya,
b. Prakarya,
c. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, d. Bahasa, dan/atau
e. Teknologi
F. Mata pelajaran umum kelompok B dapat ditambah dengan mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.
(33)
BIDANG-BIDANG DAN STRATEGI
PEMBELAJARAN
Bidang : Seni budaya, Prakarya, Pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan, Bahasa,
dan/atau Teknologi.
Muatan : muatan pembelajaran terkait mulok
berupa bahan kajian terhadap keunggulan dan
kearifan daerah.
Strategi : diintegrasikan diantaranya pada mata
pelajaran seni budaya, prakarya, PJOK. Jika tidak
bisa, maka dapat dijadikan mata pelajaran yang
berdiri sendiri.
(34)
DOKUMEN MULOK
Muatan lokal dirumuskan dalam bentuk
dokumen yang terdiri atas:
a. Kompetensi Dasar;
b. Silabus; dan
(35)
TAHAP PENGEMBANGAN MUATAN
LOKAL
Muatan lokal dikembangkan dengan tahapan:
a. analisis konteks lingkungan alam, sosial, dan/atau
budaya;
b. identifikasi muatan lokal;
c. perumusan kompetensi dasar untuk setiap jenis
muatan lokal;
d. penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai
untuk setiap kompetensi dasar;
e. pengintegrasian kompetensi dasar ke dalam muatan
pembelajaran yang relevan;
f. penetapan muatan lokal sebagai bagian dari muatan
pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang
berdiri sendiri;
g. penyusunan silabus; dan
(36)
MEKANISME PENETAPAN OLEH
PEMDA
(1) Sekolah dapat mengajukan usulan muatan lokal berdasarkan hasil analisis konteks dan identifikasi muatan lokal kepada pemerintah kabupaten/kota.
(2) Pemerintah kabupaten/kota melakukan:
a. analisis dan identifikasi terhadap usulan satuan pendidikan; b. perumusan kompetensi dasar;
c. penentuan tingkat satuan pendidikan yang sesuai untuk setiap KD.
(3) Pemerintah kabupaten/kota menetapkan muatan lokal sebagai bagian dari muatan pembelajaran atau menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
(4) Pemerintah kabupaten/kota mengusulkan hasil penetapan muatan lokal kepada pemerintah provinsi.
(5) Pemerintah provinsi menetapkan muatan lokal yang diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk diberlakukan di
wilayahnya.
(6) Pemerintah provinsi atau kab/kota sesuai dengan
kewenangannya merumuskan KD, penyusunan silabus, dan penyusunan buku teks pelajaran muatan lokal.
(7) Dalam hal satuan pendidikan tidak mengajukan usulan muatan lokal pemerintah daerah dapat menetapkan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
(37)
MEKANISME PENETAPAN OLEH
SEKOLAH
(1) Muatan lokal diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan sumber daya pendidikan yang tersedia.
(2) Jika muatan lokal ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, satuan pendidikan dapat menambah beban belajar muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu. (3) Kebutuhan sumber daya pendidikan sebagai implikasi
penambahan beban belajar muatan lokal ditanggung oleh pemerintah daerah yang menetapkan.
(4) Pengembangan muatan local oleh satuan pendidikan dilakukan oleh tim pengembang Kurikulum di satuan pendidikan dengan melibatkan unsur komite sekolah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait.
(5) Pengembangan muatan lokal oleh daerah dilakukan oleh Tim Pengembang Kurikulum provinsi, Tim Pengembang Kurikulum kabupaten/kota, tim pengembang Kurikulum di satuan
pendidikan, dan dapat melibatkan nara sumber serta pihak lain yang terkait.
(6) Pengembangan muatan lokal dikoordinasikan dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
(38)
PENGATURAN
BEBAN BELAJAR
PADA KURIKULUM
(39)
PENGERTIAN
Merupakan pengaturan alokasi
waktu yang di butuhkan untuk
mencapai tujuan satuan
pendidikan dengan
memperhatiakan perkembangan
peserta didik, muatan
pembelajaran, kecepatan belajar
dan jenjang pendidikannya
(40)
JENIS BEBAN BELAJAR
BEBAN
BELAJA
R
SISTE
M
PAKET
SISTE
M
PAKET
SK
S
SK
(41)
BEBAN BELAJAR SISTEM PAKET
SISTEM
PAKET
(Permendikbud : No. 57,58, 59,
60 2014)
TATAP
MUKA
PENUGASA N
TERSTRUK TUR DAN MANDIRI
(42)
BEBAN BELAJAR SISTEM PAKET SD
35 menit/
(43)
MATA PELAJARAN IALOKASI WAKTU PER MINGGUII III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan
Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
4 4 4 4 4 4
Jumlah jam pelajaran per
minggu 30 32 34 36 36 36
TABEL 3: STRUKTUR KURIKULUM
SD/MI
(44)
BEBAN BELAJAR PENUGASAN
TERSTRUKTUR DAN MANDIRI
(45)
Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar
berdasarkan pertimbangan kbutuhan belajar pserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan
dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.
Konsekuensi penambahan beban belajar pada satuan pendidikan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan yang bersangkutan.
(46)
PENYUSUNAN KALENDER
PENDIDIKAN SEKOLAH
PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BPSDMP DAN PMP
JAKARTA 2015
PENYUSUNAN KALENDER
PENDIDIKAN SEKOLAH
PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BPSDMP DAN PMP
(47)
PENGERTIAN
Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu
pembelajajaran efektif, dan
hari libur.
(48)
Kalender
Pendidikan
Permulaan tahun pelajaran
KALENDER
KALENDER
Pengaturan waktu belajar efektif
Pengaturan Waktu Libur
4.
Rincian Kegiatan sekolah
(49)
ALOKASI WAKTU PADA KALENDER AKADEMIK
ALOKASI WAKTU PADA KALENDER AKADEMIK
N
O KEGIATAN
ALOKASI
WAKTU KETERANGAN
1. Minggu efektif belajar reguler setiap tahun (Kelas I-V, VII-VIII, X-XI)
Minimal 36
minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran
efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Minggu efektif semester ganjil tahun trakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)
Minimal 18 minggu
3. Minggu efektif semester genap tahun trakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)
Minimal 14 minggu
4. Jeda tengah semester Maksimal 2
minggu Satu minggu setiap semester 5. Jeda antar semester Maksimal 2
(50)
LANJUTAN, …
LANJUTAN, …
6. Libur akhir tahun
ajaran Maksimal 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir & awal tahun
ajaran
7. Hari libur keagamaan Maksimal 4
minggu Daerah khusus yg memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
8. Hari libur umum/ nasional
Maksimal 2
minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
(51)
LANJUTAN, …
LANJUTAN, …
9. Hari libur khusus Maksimal 1
minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri
kekhususan masing-masing 10. Kegiatan khusus
satuan pendidikan Maksimal 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan
secara khusus oleh satuan pendidikan tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
(52)
Langkah-langkah Penyusunan
Menyiapkan kalender umum untuk mengetahui jumlah
minggu, jumlah minggu efektif, jumlah hari libur,.
Mengkaji jumlah jam mata pelajaran pada setiap minggu
sesuai dengan jenjang pendidikan (Permendikbud No. 57 untuk SD, No. 58 untuk SMP, No. 59 untuk SMA dan No. 60 untuk SMK).
Mengidentifikasi kegiatan akademik tahun sebelumnya
sebagai bahan perbandingan untuk tahun pelajaran yang akan berjalan.
Menghitung jumlah minggu efektif, merancang
waktu kegiatan pembelajaran, merancang waktu
pelaksanaan kegiatan penilaian, terdiri dari : Ulangan
tengah semester, Ulangan Akhir Semester, Ujian Nasional (UN), Ujian sekolah.
Merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya sesuai
(53)
RINCIAN KEGIATAN SEKOLAH
RINCIAN KEGIATAN SEKOLAH
53
1. Penyusunan program: EDS, RKJM, RKT,
RKAS, Supervisi, Revisi Kurikulum.
2. Penerimaan peserta didik baru klelas I
3. Penyusunan jadwal pelajaran
4. Rencana Kegiatan Sekolah
5. Dsb…
1. Penyusunan program: EDS, RKJM, RKT,
RKAS, Supervisi, Revisi Kurikulum.
2. Penerimaan peserta didik baru klelas I
3. Penyusunan jadwal pelajaran
4. Rencana Kegiatan Sekolah
5. Dsb…
(54)
TERIMA KASIH
TERIMA
KASIH
(55)
MA
NA
JE
ME
N
IM
PL
EM
EN
TA
SI
KU
RI
KU
LU
(56)
(57)
PE
NG
EL
OL
AA
N
PE
NI
LA
IA
N
DA
N
EV
AL
(58)
TA
RG
ET
P
ER
TE
MU
AN
MIK : PEN
ILAI AN/E
VALU ASI
(59)
PE
NG
ER
TI
AN
P
EN
ILA
(60)
(61)
(62)
LINGKUP PENILAIAN
MENGAMATI
MENANYA
MENGUMPULKAN INFORMASI
MENALAR/ MENGASOSIASI MENGOMUNIKASI
(63)
AS
PE
K
PE
NI
LA
IA
N
PERM ENDI
KBUD NOM
OR 1 04
TAHU N 20
(64)
MENETAPKAN SISTEM PENILAIAN
P E N I L A I A N A C U A N N O R M A
Penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompoknya
P E N I L A I A N A C U A N K R I T E R I A
Pengukuran yang menggunakan patokan/kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
Nilai capaian siswa tidak dibandingkan dengan siswa lain tapi dibandingkan dengan
patokan/kriteria.
Menetapkan – menyosialisasikan – memantau
(65)
PENGUKURAN MENGGUNAKAN KRITERIA
K K M S I K A P B
K K M 2 , 6 7
(66)
PENETAPAN TINGKAT KOMPETENSI SETIAP
TINGKATAN
1
2
(67)
KOMPETENSI INTI
(VERSI KURIKULUM 2013)
KI-1
SIKAP SPIRITUAL
KI-2
SIKAP SOSIAL
KI-3
PENGETAHUAN
KD-1
KD-2
KD-3
dst
KI-4
KETERAMPILAN
KD-1
KD-2
KD-3
Dst
22/0 4/20
15
(68)
KD MAPEL SELAIN PA-BP & PPKN
KOHEREN TAPI TIDAK LINIER
(VERSI KURIKULUM 2013)
KI-1
SIKAP SPIRITUAL
1.
KI-2
SIKAP SOSIAL
1.
KI-3
PENGETAHUAN
KD-1
KD-2
KD-3
KI-4
KETERAMPILAN
KD-1
KD-2
KD-3
22/0 4/20
15
(69)
(70)
(71)
CONTOH: PENETAPAN TINGKAT KOMPETENSI TINGKAT 1 KELAS 1
(72)
(73)
EVALUASI KETERCAPAIAN TARGET
MUTU
Kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang
realisasi atau implementasi dari
suatu kebijakan
Keterangan:
SR: Sikap Religius SS: Sikap Sosial P: Pengetahuan K: Ketrampilan T: Target C: Capaian R: Rekomendasi
(74)
TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI
Menindaklanjuti Hasil Evaluasi
Evaluasi mendiagnosa hambatan, kelemahan, kekurangan, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Hal-hal tersebut akan
menjadi bahan untuk perbaikan.
Evaluasi juga mendeteksi kekuatan, keberhasilan, capaian positif, prestasi yang diperoleh, semuanya menjadi data yang amat
(75)
PENGUATA
N
(76)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
PEMINATAN PADA
(77)
77
(78)
Peminatan
adalah program kurikuler yang
disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat,
bakat, dan/atau kemampuan peserta didik
dengan
orientasi
pemusatan,
perluasan,
dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau
muatan kejuruan
Konsep Peminatan
Peminatan
Kejuruan
adalah program kurikuler
yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat, dan/atau kemampuan vokasional
peserta didik dengan orientasi penguasan
kelompok mata pelajaran kejuruan
(79)
Lintas
Minat
adalah program kurikuler yang
disediakan untuk mengakomodasi perluasan
pilihan minat, bakat, dan/atau kemampuan
akademik atau vokasional peserta didik dengan
orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran
keilmuan atau vokasional di luar pilihan minat
Konsep Peminatan
Pendalaman
Minat
adalah program kurikuler
yang
disediakan
untuk
mengakomodasi
pendalaman pilihan minat akademik atau
vokasional peserta didik dengan orientasi
pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan
atau vokasional dalam lingkup pilihan minat
(80)
(81)
PENETAPAN PEMINATAN
PESERTA DIDIK hendaknya
sesuai dengan
:
•
POTENSI DIRI,
•
MINAT dan
•
KECENDERUNGAN PILIHAN
peserta didik,
•
agar proses dan hasil belajar
baik.
PENETAPAN PEMINATAN
PESERTA DIDIK
hendaknya
sesuai dengan
:
•
POTENSI DIRI,
•
MINAT dan
•
KECENDERUNGAN PILIHAN
peserta didik,
•
agar proses dan hasil belajar
(82)
PELAYANAN PEMIN
ATAN PESERTA
DIDIK membantu
dalam
memilih dan mene
tapkan mata
pelajaran yang di
ikuti pada
SMA/MA dan SMK
,
memahami dan m
emilih arah
pengembangan ka
rir, dan
menyiapkan diri s
erta memilih
pendidikan lanjut
an sampai ke PT
sesuai dengan PO
TENSI DIRInya
PELAYANAN PEMIN
ATAN PESERTA
DIDIK
membantu dalam
memilih dan mene
tapkan
mata
pelajaran yang di
ikuti pada
SMA/MA dan SMK
,
memahami dan m
emilih
arah
pengembangan ka
rir, dan
menyiapkan diri
serta memilih
pendidikan lanjut
an sampai ke PT
(83)
KURIKULUM 2013
Memberikan kesempatan
peserta didik SMA/MA/SMK
belajar berdasarkan MINAT
mereka.
Struktur kurikulum
membolehkan peserta didik
melakukan PILIHAN
Peminatan Kelompok Mapel,
Lintas Mapel, dan/atau
Pendalaman Mapel.
Memberikan kesempatan
peserta didik SMA/MA/SMK
belajar berdasarkan
MINAT
mereka.
Struktur kurikulum
membolehkan peserta didik
melakukan
PILIHAN
Peminatan Kelompok Mapel,
Lintas Mapel, dan/atau
(84)
KELOMPOK PEMINATAN
SMA/MA :
•
Peminatan Matematika dan
ilmu Alam,
Peminatan Ilmu Sosial
, serta
•
Peminatan Ilmu Bahasa
dan Budaya
.
(85)
85
I. Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam :
Kela s X. Kela s XI Kela s XII
1. Matematika, 3 -
-2. Biologi, 3 -
-3. Fisika, 3 -
-4. Kimia 3 -
-Matapelajaran Lintas minat dan pendalaman :
5. Georafi 3 -
-6. Ekonomi 3 4 4
CONTOH
Model- 1 Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam
:
(86)
86 I. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial: Kel as X. Kela s XI Kela s XII
1. Geografi 3 -
-2. Sejarah 3 -
-3. Sosiologi dan Antropologi 3 -
-4. Ekonomi, 3 -
-Matapelajaran Lintas minat dan pendalaman :
5. Matematika 3 -
-6. Bahasa Ingris 3 4 4
CONTOH
Model- 2 Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
:
(87)
Peserta didik dapat mengambil 3 (tiga)
mata pelajaran dari 4 (empat) mata
pelajaran yang tersedia setelah mendapat
rekomendasi dari Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor.
Mata pelajaran pada setiap peminatan
yang tidak diambil sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) beban belajarnya
dialihkan ke mata pelajaran
(88)
Peminatan pada SMK/MAK
dilaksanakan mengacu pada Spektrum
Kejuruan.
a. Bidang Kejuruan; C1
b. Program Kejuruan; C2 dan
c. Paket Kejuruan. C3
(89)
89
LATIHAN LK B.2.7
Dalam Kelompok
(90)
TERIMA KASIH
TERIMA
KASIH
(1)
85
I. Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam :
Kela s X. Kela s XI Kela s XII
1. Matematika, 3 -
-2. Biologi, 3 -
-3. Fisika, 3 -
-4. Kimia 3 -
-Matapelajaran Lintas minat dan pendalaman :
5. Georafi 3 -
-6. Ekonomi 3 4 4
CONTOH
Model- 1 Peminatan Matematika dan Ilmu Alam :
(2)
86 I. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial: Kel as X. Kela s XI Kela s XII
1. Geografi 3 -
-2. Sejarah 3 -
-3. Sosiologi dan Antropologi 3 -
-4. Ekonomi, 3 -
-Matapelajaran Lintas minat dan pendalaman :
5. Matematika 3 -
-6. Bahasa Ingris 3 4 4
CONTOH
Model- 2 Peminatan Ilmu-ilmu Sosial :
(3)
Peserta didik dapat mengambil 3 (tiga) mata pelajaran dari 4 (empat) mata
pelajaran yang tersedia setelah mendapat rekomendasi dari Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor.
Mata pelajaran pada setiap peminatan yang tidak diambil sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran
(4)
Peminatan pada SMK/MAK
dilaksanakan mengacu pada Spektrum
Kejuruan.
a. Bidang Kejuruan; C1
b. Program Kejuruan; C2 dan c. Paket Kejuruan. C3
(5)
89
LATIHAN LK B.2.7 Dalam Kelompok
(6)