PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN PBL BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA KULIAH KIMIA LARUTAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS TARBIYAH IAIN AR-RANIRY.

(1)

Tesis

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN PBL BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA KULIAH KIMIA LARUTAN MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH IAIN AR-RANIRY

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

OLEH: SABARNI NIM: 8106142033

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Sabarni. NIM 8106142033. Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri dan PBL Berbasis Pendidikan Karakter pada Mata Kuliah Kimia Larutan Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry. 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL, (2) Perbedaan antara karakter mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan karakter mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL, (3) Hubungan antara karakter terhadap hasil belajar mahasiswa, (4) Ranah kognitif yang terkembangkan dari model-model pembelajaran tersebut, dan (5) Model pembelajaran yang paling optimal yang dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry angkatan 2011/2012. Seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian dan dibagi menjadi dua kelas eksperimen. Kelas eksperimen I diberi pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan media pembelajaran Exelearning dan kelas eksperimen II diberi pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan media pembelajaran Exelearning. Hasil belajar diukur dengan instrument tes hasil belajar. Untuk mengukur pembentukan karakter mahasiswa digunakan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan dan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan independent Sample T Test dan Coleration Product Moment pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan menggunakan program SPSS-17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL, (2) Terdapat perbedaaan yang sangat signifikan antara karakter berpikir kritis dan kreativitas mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan karakter berpikir kritis dan kreativitas mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL serta tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara karakter kemandirian dan tanggung jawab mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan karakter kemandirian dan tanggung jawab kemandirian mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL. (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara karakter terhadap hasil belajar mahasiswa yang belajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model PBL. (4) Ranah kognitif yang terkembangkan dari kedua kelas eksperimen ini adalah C3. (5) Model pembelajaran yang paling optimal yang dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dan menghasilkan sikap berpikir kritis serta kreativitas yang terbaik adalah model pembalajaran inkuiri, sedangkan yang dapat menghasilkan sikap kemandirian dan tanggung jawab yang terbaik adalah model PBL.


(6)

ABSTRAK

Sabarni. NIM 8106142033. The Development of Inquiry Learning Model and Problem Based Learning (PBL) Based on Character Education of Solution Chemistry Courses Chemical Education Study Program of Tarbiyah Faculty IAIN Ar-Raniry. 2013.

The aim of this study is to know (1) Differences between the learning outcomes of students that learned to use the inquiry learning model with learning outcomes of student that learned using the model of Problem Based Learning (PBL), (2) Difference between the character of critical thinking and creativity students that learned to use the inquiry learning model with the character of critical thinking and creativity that students that learned to use the model of Problem Based Learning (PBL), (3) Relationship between the character with learning outcomes of students who are teaching using inquiry learning model and the model of Problem Based Learning (PBL), (4) The cognitive develop of two experimental classes, (5) The most optimal learning model to improve learning outcomes and build character. The population of this research is the student of Chemical Education Study Program of Tarbiyah Faculty IAIN Ar-Raniry two classes. The whole population is used as the study sample, and divided into two classes of experiment. The experimental class I was treated by using inquiry learning model integrated with exelearning media and the experimental class II was treated by using learning model Problem Based Learning (PBL) integrated with exelearning media. The learning outcomes measured by achievement test instrument. To measure the character formation of students used observation sheet. The technique of data analysis using normality test, homogeneity test and, hypotheses test. Hypothesis testing is conducted by using independent sample t test and coleration product moment on the significance level α = 0,05 with SPSS-17. The results showed that: (1) There are significant differences between the learning outcomes of students that learned to use the inquiry learning model with learning outcomes of student that learned using the model of Problem Based Learning (PBL), (2) There is a significant difference between the character of critical thinking and creativity students that learned to use the inquiry learning model with the character of critical thinking and creativity that students that learned to use the model of Problem Based Learning and there is no significant difference between the character of independence and responsibility that students s that learned to use the inquiry learning model with the character of independence and responsibility that students s that learned to use the model of Problem Based Learning (3) There is a significant relationship between the character with learning outcomes of students who are teaching using inquiry learning model and the model of Problem Based Learning (PBL). (4) The cognitive develop of two experimental classes are C3. (5) The most optimal learning model to improve learning outcomes and build the students’ critical thinking character and creativity is inquiry learning model and the most optimal


(7)

ii

learning model for increasing independence and responsibility characters is model of Problem Based Learning.


(8)

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul " Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri dan PBL Berbasis Pendidikan Karakter Pada Mata Kuliah Kimia Larutan Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry ".

Shalawat beriring salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan betapa bermaknanya alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Oleh karena itu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua beserta keluarga yang telah memotivasi, mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Direktur Pasca Sarcana, Asisten Direktur, dosen dan karyawan di lingkungan Pasca Sarjana UNIMED yang telah membantu penulis untuk mengadakan penelitian dalam menyelesaikan tesus ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Kimia dan sekaligus Dosen Pembimbing II


(9)

iv

4. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu guna mengarahkan dan membimbing serta memotivasi selama penulis menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. Muhibbuthabry, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry dan Bapak Dr. H. Ramli, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry yang telah banyak membantu dan memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan tesis ini.

6. Kawan-kawan seperjuangan yang telah bekerja sama dan belajar bersama -sama dalam menempuh dunia pendidikan ini.

Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sangat konstuktif dan membangun diri semua pihak untuk kesempurnaannya. Dan atas bantuan semua pihak, penulis hanya dapat berdoa semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda.

Amin Ya Rabbal'Alamin.

Banda Aceh, 20 Agustus 2013


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRAC ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 7

1.7.Definisi Operasional 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Belajar dan Hasil Belajar 10

2.2. Konsep dan Makna Pembelajaran 15

2.3. Aktivitas Belajar 16

2.4. Pendidikan Karakter 18

2.5. Media Pembelajaran 33

2.6. Pembelajaran Kimia Larutan 46

2.7. Model Pembelajaran Inkuiri 47

2.8. Model PembelajaranProblem Based Learning (PBL) 50

2.9. Kerangka Konseptual 53

2.10. Hipotesis Penelitian 55

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 57

3.2. Populasi dan Sampel 57

3.3. Variabel Penelitian 57

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 58

3.5. Prosedur Penelitian 60

3.6. Instrumen Penelitian 61


(11)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Instrumen Penelitian 71

4.2. Deskripsi Data Penelitian 72

4.3. Pengujian Persyaratan Analisis 76

4.4. Hasil Uji Hiptesis 77

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan 94

5.2. Saran 95


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Desain PenelitianIndependen Sampel T Test pada Pembelajaran

Kimia larutan 58

3.2. Desain (rancangan) Penelitian pada Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan dengan MediaExelearning dan Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) yang Diintegrasikan dengan

MediaExelearning 59

3.3. Indikator Karakter Mahasiswa 63 4.1. Data Hasil Belajar Pretest dan Posttest Mahasiswa pada Kelas

Eksperimen 1 (Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pendidikan Karakter yang Diintegrasikan Dengan Media Exelearning) 72 4.2. Data Hasil Belajar Pretest dan Posttest Mahasiswa pada Kelas

Eksperimen 2 (Model Pembelajaran PBL Berbasis Pendidikan

Karakter yang Diintegrasikan Dengan Media Exelearning) 73 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mahasiswa Pada Kelas

Eksperimen 1 (Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pendidikan Karakter Yang Diintegrasikan Dengan Media

Exelearning)Berdasarkan Jenjang Ranah Kognitif 73 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mahasiswa Pada Kelas

Eksperimen 2 (ModelProblem Based Learning (PBL) Berbasis Pendidikan Karakter Yang Diintegrasikan Dengan Media

Exelearning) Berdasarkan Jenjang Ranah Kognitif 74 4.5. Data Karakter Mahasiswa pada Kelas Eksperimen 1

(Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Pendidikan Karakter yang

Diintegrasikan Dengan Media Exelearning 75 4.6. Data Karakter Mahasiswa pada Kelas Eksperimen 2 Model

Problem Based Learning (PBL) Berbasis Pendidikan

Karakter yang Diintegrasikan Dengan Media Exelearning) 75 4.7. Hasil Uji Normalitas UjiKolmogorov-Smirnov dengan

Menggunakan SPSS-17 pada Kedua Kelas Eksperimen 76 4.8. Hasil analisis Independen Samples T Test Untuk Hasil Belajar


(13)

viii

dengan Menggunakan SPSS-17 78 4.9. Hasil analisis Independen Samples T Test Untuk Karakter

Berpikir Kritis dengan Menggunakan SPSS-17 80 4.10. Hasil analisis Independen Samples T Test Untuk Karakter

Kreativitas dengan Menggunakan SPSS-17 81 4.11. Hasil analisis Independen Samples T Test Untuk Karakter

Kemandirian dengan Menggunakan SPSS-17 83 4.12. Hasil analisis Independen Samples T Test Untuk Karakter

Tanggung Jawab dengan Menggunakan SPSS-17 84 4.13. Hasil analisisColeration Product Moment Pearson untuk Kelas

Eksperimen 1 86

4.14. Hasil analisisColeration Product Moment Pearson untuk Kelas


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Koherensi Karakter dalam Konteks Totalitas

Psikososial 19

4.1. Histogram Persentase hasil Belajar Inkuiri 73 1.2.Histogram Persentase hasil Belajar PBL 74


(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Mata Kuliah Kimia Larutan 102 2. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Eksperimen I 109 3. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Eksperimen II 125 4. Lembar Observasi Karakter Mahasiswa 136

5. Kisi-Kisi Instrumen tes 140

6. Draf Instrumen tes 151

7. Instrument Tes Valid 158

8. Validitas Soal 163

9. Tingkat Kesukaran Soal 164

10. Daya Beda Soal 165

11. Reliabilitas Soal 166

12. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instumen Tes 167

13. Data Karakter Mahasiswa 168

14. Data Hasil Belajar Mahasiswa 169 15. Data Statistik Distribusi Frekuensi pretest dan Posttest 171 16. Data Statistik Distribusi Frekuensi Karakter Mahasiswa 175 17. Data Uji NormalitasKolmogorov-Smirnov 179 18. Ranah Kognitif yang Terkembangakan 181 19. Analisis Konsep Materi Konsentrasi Larutan 188 20. Lampiran Pendukung


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya ditegaskan bahwa, Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003).

Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan hendaknya diwujudkan kecerdasan spiritual, emosional, social, intelektual, serta kecerdasan kinestetika. Dengan kata lain Tujuan Pendidikan Nasional tidak hanya menciptakan kecerdasan kognitif semata tetapi juga harus dapat membentuk karakter peserta didik yang baik.

Namun tampaknya upaya pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan saat ini belum sepenuhnya mengarahkan dan mencurahkan perhatian secara komprehensif pada upaya pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya dekadensi moral yang sangat memprihatinkan dikalangan pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi penulis selama menjadi tenaga pengajar (dosen) di Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh mahasiswa, diantaranya; kebiasaan mencontek pada saat ujian dan mengerjakan tugas, plagiarisme atau penjiplakan karya ilmiah, meniru tanda tangan dosen atau Penasehat Akademik (Dosen Wali), berkomunikasi dengan dosen langsung maupun via telepon atau SMS (Short Messege Service) tidak sopan, bahkan ada segelintir mahasiswa yang berani meneror dosennya. Semua perilaku negatif di


(17)

2

kalangan mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan tersebut.

Berdasarkan hasil observasi penulis dan upaya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri dan PBL Berbasis Pendidikan Karakter Pada Mata Kuliah Kimia Larutan Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry”

Mata kuliah Kimia Larutan berdasarkan kurikulum Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry di ajarkan pada semester empat. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan Kimia Larutan dua tahun terakhir diperoleh beberapa temuan, diantaranya;

a. Sebagian besar mahasiswa (80%) tidak menyukai mempelajari mata kuliah Kimia Larutan.

b. Sebagian kecil mahasiswa (30%) menganggap bahwa mereka telah menguasai sebagian besar materi pada mata kuliah Kimia Larutan.

c. Sebagian besar mahasiswa (70%) mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep Larutan.

d. Jenis kesulitan yang dialami mahasiswa adalah memahami rumus-rumus (20%), kemampuan dalam melakukan konversi kuantitas zat (40%), kemampuan untuk melakukan perhitungan (30%), dan kemampuan menyetarakan reaksi kimia (10%).

e. Sebagian besar dosen mengajar menggunakan model pembelajaran konvensional (73%), cooperative (15%), kontekstual (2%), PBL (0%) dan Inkuiri (10%).

f. Sebagian kecil mahasiswa (30%) memahami pembelajaran yang disampaikan dosen

g. Media yang digunakan dosen sebagian beasr adalah papan tulis (95%), media berbasis ICT 5%.


(18)

3

Berdasarkan beberapa temuan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Kimia Larutan selama ini kurang efektif sehingga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar mahasiswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar mahasiswa mata kuliah Kimia Larutan untuk dua tahun terakhir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran.

Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa, seorang dosen dituntut untuk mampu mengembangkan model pembelajaran yang merupakan hasil integrasi antara model pembelajaran dengan media pembelajaran. Pada mata kuliah kimia juga perlu dikembangkan model – model pembelajaran terutama terhadap mata kuliah-mata kuliah yang selama ini secara umum rendah nilai yang diperoleh peserta didik, seperti pada mata kuliah Kimia Larutan. Untuk itu peneliti mengintegrasikan beberapa model pembelajaran dengan media pembelajaran yang diharapkan secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dan dapat mengembangkan karakter mahasiswa menjadi seseorang yang mempunyai kepribadian yang berakhlak mulia.

Setelah melakukan kajian terhadap beberapa model pembelajaran yang ada maka peneliti menganggap bahwa model pembelajaran inkuiri dan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) merupakan model yang cocok digunakan untuk mengajarkan mata kuliah Kimia Larutan. Sedangkan media pembelajaran yang digunakan adalahExe Learning.

Penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran inkuiri telah banyak dilakukan dan menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan aktivitas, motivasi, dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Seget Tartiyoso (2011) menyebutkan bahwa pembelajaran dengan inkuiri menggunakan media animasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media powerpoint dan peta konsep. Fuadaturrahmah (2011) menyebutkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan penggunaan media berbasis komputer (CD Movie dan Flash) memiliki hasil belajar lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensional dengan media berbasis komputer (CD Movie


(19)

4

dan Flash). Penelitian lain juga dilakukan oleh Kaartinen. S, Kumpulainen. K (2002) menyebutkan bahwa, penyelidikan kolaboratif (Colaborative inquiry) dapat meningkatkan penalaran deskriptif siswa pada pembelajaran sains. Selanjutnya Qink, Z, dkk (2010) melakukan penelitian yang berjudul Promoting preservice teachers’ critical thinking skills by inquiry-based chemical experiment, berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa, melalui metode eksperimen berbasis inkuiri yang diterapkan pada 42 guru dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kritis guru.

Selanjutnya penelitian tentang penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) juga telah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang sangat baik, seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh Handhika (2010), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil belajar ranah kognitif awal sebagai base line sebesar 64,09, pada siklus I sebesar 66,63 dan pada sikus II sebesar 79,46. Persentase aktivitas belajar mahasiswa juga mengalami peningkatan dari 43,33% menjadi 56,45% pada siklus I, 65,50% pada siklus II. Penelitian lain juga dilakukan oleh Wahyuni, S dan Widiarti, N (2010) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah berorientasi Chemo-Entrepreneurship pada Praktikum Kimia Fisika dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa dari 65 menjadi 81,2 dan ketuntasan belajar juga meningkat dari 34% menjadi 100%.

Adapun penelitian tentang pembentukan karakter juga telah banyak dilakukan diantaranya, Risqi (2012), tentang Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Melalui Ketrampilan Menyelesaikan Masalah pada Perkuliahan Kalkulus Lanjut menyimpulkan bahwa, terdapatnya peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah kalkulus lanjut. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Darmawan (2010) tentang Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darusaadah Pandeglang menyimpulkan bahwa, keterampilan berpikir kritis siswa


(20)

5

melalui pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan, disamping itu juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya penelitian lain tentang usaha peningkatan nilai karakter mahasiswa juga pernah dilakukan oleh Wiyarsi dan Partama, C. F yang berjudul Penerapan Pembelajaran Berbasis Projek pada Perkuliahan Workshop Pendidikan Kimia Untuk Meningkatkan Kemandirian dan prestasi Belajar Mahasiswa berdasarkan hasil penelitiannya padat disimpulkan bahwa, (1) aspek kemandirian kelompok dalam merancang media pembelajaran terdapat peningkatan dengan criteria lebih baik pada siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1, (2) aspek kerjasama kelompok juga terjadi peningkatan dengan criteria lebih baik pada siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1, (3) aspek penguasaan psikomotorik mahasiswa dengan seluruh kelompok memiliki kemampuan psikomotorik lebih baik pada siklus 2.

Berbagai penelitian tentang media ini telah banyak dilakukan, diantaranya Zebua (2010) menyatakan bahwa, hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan media exe learning dalam pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan tanpa menggunakanexe learning.

g.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan media exe learning dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Larutan?

2. Apakah model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan media exe learning dapat meningkatkan karakter; berpikir kritis, kreatifvitas, kemandirian dan tanggung jawab mahasiswa pada mata kuliah Kimia Larutan? 3. Apakah model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yang diintegrasikan dengan media exe learning dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Larutan?


(21)

6

4. Apakah model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yang diintegrasikan dengan media exe learning dapat meningkatkan karakter; berpikir kritis, kemandarian, kreativitas dan tanggung jawab mahasiswa pada mata kuliah Kimia Larutan?

5. Model pembelajaran manakah yang paling optimal yang dapat meningkatkan karakter; berpikir kritis, kemandarian, kreatifvitas dan tanggung jawab dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Kimia Larutan?

5.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dalam identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya terbatas pada hal-hal berikut:

1. Penelitian dilakukan pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, semester IV T.A. 2011/2012.

2. Materi yang diteliti dalam penelitian ini adalah mata kuliah Kimia Larutan pada sub materi konsentrasi larutan yang meliputi konsentrasi larutan dalam % berat, % volume, ppm, fraksi mol, formalitas, molaritas dan pengenceran, hubungan % berat dengan molaritas, molalitas dan normalitas.

3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL). Sedangkan media yang digunakan adalahexe learning.

4. Karakter mahasiswa yang akan diukur dalam penelitian ini adalah berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan bertanggung jawab. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek kognitif dengan jenjang C1, C2, C3, dan C4.

4.4. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian maka dibuat perumusan masalah penelitian sebagai berikut:


(22)

7

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan karakter mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter terhadap hasil belajar mahasiswa?

4. Ranah kognitif apa yang terkembangkan dari model-model pembelajaran tersebut?

5. Manakah model pembelajaran yang paling optimal yang dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter mahasiswa?

5.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL. 2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara karakter

mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan karakter mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model PBL. 3. Mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara karakter

terhadap hasil belajar mahasiswa.

4. Mengetahui ranah kognitif apa yang terkembangkan dari model-model pembelajaran tersebut.

5. Menentukan model pembelajaran mana yang paling optimal yang dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter mahasiswa.


(23)

8

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menghasilkan suatu model pembelajaran yang inovatif yang dapat

meningkatkan karakter; berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan tangung jawab serta hasil belajar mahasiswa secara optimal.

2. Sebagai referensi bagi dosen atau guru kimia bagaimana mendesain model pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan karakter; berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan tangung jawab serta hasil belajar dalam perkuliahan Kimia Larutan.

2.7. Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka dibuat suatu definisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran menurut joyce dan Weil (2003) adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam setting tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain. Model pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil integrasi antara model pembelajaran dan media pembelajaran yang menjadi suatu hal yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Model pembelajaran merupakan pola umum yang digunakan mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektif untuk mencapai tujuan pemmbelajaran. Media pembelajaran adalah alat yang digunakan dosen dalam proses perkuliahan untuk membantu menyampaikan pesan pembelajaran. 2. Model inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan mahasiswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo, 2002)

3. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal untuk mengakui sisi pengetahuan baru (Muslim, 2005). Dalam proses pembelajaran berbasis masalah


(24)

9

guru/dosen menyajikan masalah autentik sesuai dengan materi pembelajaran agar dapat diselediki oleh siswa/ mahasiswa untuk menemukan jawabannya. Penyelidikan ini menuntut siswa/ mahasiswa untuk belajar aktif dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan tanggung jawab.

4. Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadanita, 1991) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang baik yang terpateri dalam diri dan perilaku seseorang.

5. Hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh sesudah kegiatan perkuliahan berlangsung, hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata amat baik, baik, sedang, kurang/buruk dan amat buruk. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti evaluasi, yaitu selisih dari nilai posttest dengan nilai pretest pada materi Kimia Larutan.


(25)

94 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

2. Terdapat perbedaaan yang sangat signifikan antara karakter berpikir kritis dan kreativitas mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan karakter berpikir kritis dan kreativitas mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan modelProblem Based Learning (PBL) serta tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara karakter kemandirian dan tanggung jawab mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan karakter kemandirian dan tanggung jawab kemandirian mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

3. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara karakter terhadap hasil belajar mahasiswa yang belajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaranProblem Based Learning (PBL).

4. Ranah kognitif yang terkembangkan dari model pembelajaran inkuiri dan modelProblem Based Learning (PBL) adalah C3.

5. Model pembelajaran yang paling optimal yang dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dan menghasilkan sikap berpikir kritis serta kreativitas yang terbaik adalah model pembalajaran inkuiri, sedangkan yang dapat menghasilkan sikap kemandirian dan tanggung jawab yang terbaik adalah model PBL.


(26)

95

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka disarankan beberapa hal berikut:

1. Dalam pembelajaran kimia larutan khususnya materi konsentrasi larutan diharapkan mahasiswa mendapat pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri.

2. Penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat diterapkan pada pokok bahasan kimia lainnya.

3. Dalam memilih model pembelajaran dosen harus memperhatikan nilai karakter yang akan dikembangkan terhadap mahasiswa.


(27)

96

DAFTAR PUSTAKA

Adel, B.Y, dan Dahmani. M, (2008), The Impact of ICT on Student Performance in Higher Education: Direct Effects, Indirect Effects and Organisational Chang, RUSC , Vol.5, No. 1

Adi, Kuntoro, dkk, (2010). Model Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta.

Adiwiyoto, (2001), Melatih Anak Bertanggung Jawab, Mitra Utama, Jakarta. Ahmad, H (2001), Kimia Larutan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Al-Khalili, Syaikh Amal Abdus-Salam,. (2005). Mengembangkan Kreativitas

Anak, Al-Kautsar, Jakarta.

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

__________, (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pedidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arsyad, A. (2004), Media Pembelajaran edisi 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Babari, Y, (2002), Relasi dengan Sesama, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Darmawan, (2010), Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darusaadah Pandeglang, Jurnal Pnelitian Pendidikan, Vol. 11, No. 2.

Darodzat, Z. (1993), Perawatan Jiwa Untuk Anak, Bulan Bintang, Jakarta.

Depdiknas, (2003), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas,

Jakarta.

Depdiknas, (2008), Perangkat Pembelajaran KTSP SMA, Depdiknas, Jakarta. Djaali, (2009), Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Dow Su, King, (2011) An Intensive Ict-Integrated Environment Learning Strategy For Enhancing Student Performance, International Journal of Environmental and Science Education. Vol. 6, No. 1.


(28)

97

Fajariani. T. E dan Ismono. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Pokok Larutan Penyangga Untuk Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Plemahan Kediri. Unesa Journal of Chemistry Education. Vol. 2, No. 2.

Fuadaturrahmah, (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Pokok Bahasan Koloid. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Gedler, M.E, (2011), Learning and instruction: Teori dan Aplikasi, Terjemahan Tri Wibowo, B.S, Kencana, Jakarta.

Gulo, W., (2002). Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta. Hamalik, O, (1994), Media Pendidikan, Citra Aditya Bakti, Jakarta.

_________, (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Jakarta.

_________, (2011). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hurlock, E. (1999), Psikologi Perkembangan, Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo, Erlangga, Jakarta

Hung, W, (2009), The 9-Step Problem Design Process For Problem-Based

Learning: Application Of The 3c3r Model, Jurnal Education Research Review 4

Handhika. J, (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.2, No.2

Hidayat. A.S, (2012), Manajemen Sekolah Berbasis Karakter, Jurnal Inovasi dan

Kewirausahaan, Vol.1, No,1

Jacobsen, D, Eggen, P, Kauchak, D, Dulaney, C, (1981), Methods For Theaching, Charles E. Publishing Company. Columbus.

Joyce, B. Dan Marsha Weil., (2003). Models of Teaching 5th, Allyn and Bacon. USA.

Kaartinen. S, Kumpulainen. K, (2002), Collaborative Inquiry And The


(29)

98

Liliasari, (2003), Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi Melalui Model Pembelajaran Kapita Selekta Kimia Sekolah Lanjutan, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll

Makmun, A.S, (2004), Psikologi Pendidikan (Perangkat Sistem Pengajaran

Modul, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mangunhardjana, A.M, (2002), Mengembangkan Kreativitas, Kanisius,

Yogyakarta.

Munandar.U, (2004), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Nasution, S, (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

__________, (2004). Deduktif Azas-Azas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Nuh, M, (2010). Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Depdiknas.

Poerwadamita, W.J.S, (1991), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Qing, Z, dkk, (2010), Promoting Preservice Teachers’ Critical Thinking Skills By Inquiry-Based Chemical Experiment, Procedia Social and Bahavioral Sciences. Vol 2.

Retno, D.S., (2010). Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sadiman, A. S, Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2005). Media

Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sagala, S, (2005)Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mangajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana Prenada Media, Jakarta.

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.


(30)

99

Soemanto, W, (2006), Psikologi Pendidikan, Asdi Mahasatya, Jakarta.

Santrock, Jhon W, (2010), Educational Psycologi, 2nd Edition, Terjemahan Tri Wibowo, B.S, Kencana Pranada Media Group. Jakarta.

Sudjana, N, ( 1989), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru

Algensindo, Bandung.

_________, ( 2005), Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja

Rosdakarya, Bandung.

_________, (1992). Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukardi, D.K, (1997), Analisis Tes Psikologi, Rineka Cipta, Jakarta

Sukmadinata, N.S, (2003), Landasan Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung

Supranata, (2004). Analisis Validasi, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, Remaja Rosdakara, Bandung.

Suryadi, D, Damayanti, C, (2003), Perbedaan Tingkat Kemandirian Remaja Puteri Yang Ibunya Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja, Jurnal Psikologi, Vol.1, No.1

Tartiyoso, S. (2011). Pengaruh Penggunaan Multi Media dalam Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Ikatan Kimia dan Struktur Molekul Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP Ubudiya Binjai, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Thoha, C, (1996), Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Tolani-Brown, McCormac & Zimmermann, (2009), An Analysis of the Research

and Impact of ICT in Education in Developing Country Contexts, Journal of Education for International Development, Vol. 4, No.2

Tresnaningsih. R, (2012), Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Melalui Ketrampilan Menyelesaikan Masalah pada Perkuliahan Kalkulus Lanjut, Jurnal Ilmiah Prodi Matematika (JIPM) [online]. vol. 1, no. 1

Wahyuni, S, Widiarti, N, (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Chemo-Entrepreneurship Pada Praktikum Kimia Fisika, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1.


(31)

100

Widjajanti, E, dkk, (2010), Penerapan Praktikum Kimia Bermuatan Life Skills Sebagai Upaya Mempersiapkan Calon Guru Yang Berkarakter. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th.XXIX, Edisi khusus Dies Natalis UNY.

Wiyarsi. A dan Parnata. C.F, (2009), Penerapan Pembelajaran Berbasis projek pada Perkuliahan Workshop Pendidikan Kimia untuk Meningkatkan Kemandirian dan Prestasi Belajar Mahasiswa, Jurnal Paedagogia, Jilit 12, No. 1.

Yusuf, M.O. (2005). Information and Communication Education: Analyzing the

Nigerian National Policy for Information Technology. International Education Journal Vol. 6, No. 3.


(1)

95

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka disarankan beberapa hal berikut:

1. Dalam pembelajaran kimia larutan khususnya materi konsentrasi larutan diharapkan mahasiswa mendapat pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri.

2. Penggunaan model pembelajaran inkuiri dapat diterapkan pada pokok bahasan kimia lainnya.

3. Dalam memilih model pembelajaran dosen harus memperhatikan nilai karakter yang akan dikembangkan terhadap mahasiswa.


(2)

96 Chang, RUSC , Vol.5, No. 1

Adi, Kuntoro, dkk, (2010). Model Pendidikan Karakter di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta.

Adiwiyoto, (2001), Melatih Anak Bertanggung Jawab, Mitra Utama, Jakarta. Ahmad, H (2001), Kimia Larutan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Al-Khalili, Syaikh Amal Abdus-Salam,. (2005). Mengembangkan Kreativitas Anak, Al-Kautsar, Jakarta.

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

__________, (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pedidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arsyad, A. (2004), Media Pembelajaran edisi 1, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Babari, Y, (2002), Relasi dengan Sesama, Elex Media Komputindo, Jakarta. Darmawan, (2010), Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darusaadah Pandeglang, Jurnal Pnelitian Pendidikan, Vol. 11, No. 2.

Darodzat, Z. (1993), Perawatan Jiwa Untuk Anak, Bulan Bintang, Jakarta.

Depdiknas, (2003), Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas, Jakarta.

Depdiknas, (2008), Perangkat Pembelajaran KTSP SMA, Depdiknas, Jakarta. Djaali, (2009), Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Dow Su, King, (2011) An Intensive Ict-Integrated Environment Learning Strategy For Enhancing Student Performance, International Journal of Environmental and Science Education. Vol. 6, No. 1.


(3)

97

Fajariani. T. E dan Ismono. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Pokok Larutan Penyangga Untuk Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Plemahan Kediri. Unesa Journal of Chemistry Education. Vol. 2, No. 2.

Fuadaturrahmah, (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Pokok Bahasan Koloid. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Gedler, M.E, (2011), Learning and instruction: Teori dan Aplikasi, Terjemahan Tri Wibowo, B.S, Kencana, Jakarta.

Gulo, W., (2002). Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta. Hamalik, O, (1994), Media Pendidikan, Citra Aditya Bakti, Jakarta.

_________, (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara, Jakarta.

_________, (2011). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hurlock, E. (1999), Psikologi Perkembangan, Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo, Erlangga, Jakarta

Hung, W, (2009), The 9-Step Problem Design Process For Problem-Based Learning: Application Of The 3c3r Model, Jurnal Education Research Review 4

Handhika. J, (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.2, No.2

Hidayat. A.S, (2012), Manajemen Sekolah Berbasis Karakter, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol.1, No,1

Jacobsen, D, Eggen, P, Kauchak, D, Dulaney, C, (1981), Methods For Theaching, Charles E. Publishing Company. Columbus.

Joyce, B. Dan Marsha Weil., (2003). Models of Teaching 5th, Allyn and Bacon. USA.

Kaartinen. S, Kumpulainen. K, (2002), Collaborative Inquiry And The Construction Of Explanations In The Learning Of Science, Jurnal of Learning and Insruction. Vol.12.


(4)

Liliasari, (2003), Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Melalui Model Pembelajaran Kapita Selekta Kimia Sekolah Lanjutan, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll Makmun, A.S, (2004), Psikologi Pendidikan (Perangkat Sistem Pengajaran

Modul, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mangunhardjana, A.M, (2002), Mengembangkan Kreativitas, Kanisius, Yogyakarta.

Munandar.U, (2004), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Nasution, S, (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

__________, (2004). Deduktif Azas-Azas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Nuh, M, (2010). Kerangka Acuan Pendidikan Karakter Tahun Anggaran 2010. Depdiknas.

Poerwadamita, W.J.S, (1991), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Qing, Z, dkk, (2010), Promoting Preservice Teachers’ Critical Thinking Skills By Inquiry-Based Chemical Experiment, Procedia Social and Bahavioral Sciences. Vol 2.

Retno, D.S., (2010). Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sadiman, A. S, Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2005). Media

Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sagala, S, (2005)Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mangajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media, Jakarta.

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.


(5)

99

Soemanto, W, (2006), Psikologi Pendidikan, Asdi Mahasatya, Jakarta.

Santrock, Jhon W, (2010), Educational Psycologi, 2nd Edition, Terjemahan Tri Wibowo, B.S, Kencana Pranada Media Group. Jakarta.

Sudjana, N, ( 1989), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algensindo, Bandung.

_________, ( 2005), Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

_________, (1992). Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukardi, D.K, (1997), Analisis Tes Psikologi, Rineka Cipta, Jakarta

Sukmadinata, N.S, (2003), Landasan Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung

Supranata, (2004). Analisis Validasi, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, Remaja Rosdakara, Bandung.

Suryadi, D, Damayanti, C, (2003), Perbedaan Tingkat Kemandirian Remaja Puteri Yang Ibunya Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja, Jurnal Psikologi, Vol.1, No.1

Tartiyoso, S. (2011). Pengaruh Penggunaan Multi Media dalam Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Ikatan Kimia dan Struktur Molekul Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP Ubudiya Binjai, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Thoha, C, (1996), Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Tolani-Brown, McCormac & Zimmermann, (2009), An Analysis of the Research

and Impact of ICT in Education in Developing Country Contexts, Journal of Education for International Development, Vol. 4, No.2

Tresnaningsih. R, (2012), Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Melalui Ketrampilan Menyelesaikan Masalah pada Perkuliahan Kalkulus Lanjut, Jurnal Ilmiah Prodi Matematika (JIPM) [online]. vol. 1, no. 1

Wahyuni, S, Widiarti, N, (2010), Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Chemo-Entrepreneurship Pada Praktikum Kimia Fisika, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1.


(6)

Widjajanti, E, dkk, (2010), Penerapan Praktikum Kimia Bermuatan Life Skills Sebagai Upaya Mempersiapkan Calon Guru Yang Berkarakter. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th.XXIX, Edisi khusus Dies Natalis UNY.

Wiyarsi. A dan Parnata. C.F, (2009), Penerapan Pembelajaran Berbasis projek pada Perkuliahan Workshop Pendidikan Kimia untuk Meningkatkan Kemandirian dan Prestasi Belajar Mahasiswa, Jurnal Paedagogia, Jilit 12, No. 1.

Yusuf, M.O. (2005). Information and Communication Education: Analyzing the Nigerian National Policy for Information Technology. International Education Journal Vol. 6, No. 3.