PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA LANGKAT.
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG
DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA
LANGKAT
Oleh :
Mesni
NIM 061244310094
Program studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, Tuhan yang Esa, tujuan
penghambaan dan tempat meminta. Senantiasa memberi kemudahan pada
makhluknya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan
salam tetap tercurah pada Insan Idaman, Rasulullah SAW.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini adalah
“Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Yang Diintegrasi Dengan
Media Animasi Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Di
SMA Yayasan Harapan Bangsa Langkat”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Suharta, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal sampai dengan ujian skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Drs. Jasmidi, M.Si dan Ir. Nurfajriani, M.Si serta Dra. Ani
Sutiani, M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saransaran sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staf pegawai jurusan
kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Rini Puji Lestari
BR STP, S.Pd selaku Kepala SMA YHB Langkat dan Ibu Fitria Indryati, S,Pd
selaku guru kimia dan siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya
kepada ibunda tersayang, Ibu Sutinem yang tiada hentinya memberikan semangat
dan cinta serta selalu mendo’akan penulis di setiap sujud shalatnya. demikian juga
untuk keluarga besar penulis mas supri, bag heri, kak ana, dan kak mesri yang
senantiasa mensuport penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Irmayasari serta saudara seperjuangan di pondokan Al khansa
2 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya yang selalu mendukung
dan memberi doa serta semangat kepada penulis. Tak terlupakan juga ucapan
terimakasih atas desakan dan dukungan Ibu Sri Heryani dan teman-teman halaqoh
yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis,
Januari 2013
Mesni
NIM. 061244310094
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG
DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA
LANGKAT
Mesni (NIM 061244310094)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas dan hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi
secara signifikan lebih baik dibandingkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan CTL pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Serta mengetahui berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan CTL.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta
Harapan Bangsa Langkat yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara random sampling. kelas X-1 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X2 sebagai kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 masingmasing berjumlah 30 siswa. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan Pembelajaran
CTL diintegrasi dengan media animasi dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuan
pembelajaran CTL.
Dari pengolahan data hasil penelitian menggunakan SPSS-16 For
Windows untuk uji hipotesis aktivitas belajar siswa diperoleh harga sig.< α
(0,000 ttabel (9,483>1,672), sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ha1 diterima yang berarti aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan
aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL pada pokok bahasan larutan
elektrolit dan nonelektrolit. Untuk hipotesis hasil belajar siswa diperoleh harga
sig.1,672), sehingga Ha2 diterima yang
berarti hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan
media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan
media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
yaitu sebesar 22,2%.
42
DAFTAR PUSTAKA
Admin,
(2008),
Belajar
Lebih
http://www.edubenchmark.com
Menyenangkan
Admin,
(2012),
Media
Animasi
Dalam
http://blogmediapembelajaranguru.blogspot.com
Dengan
Animasi,
Pembelajaran,
Anshory, I., (2000), Kimia SMU untuk kelas 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, Penerbit Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Bandono,
(2008),
http://bandono.web.id/2008/03/07/menyusun-model
pembelajaran- contextual-teaching-and-learning-ctl.php
Barus, (2007), Pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap
hasil belajar siswa kelas X pada pokok bahasan materi dan
perubahannya, Skripsi, unimed, Medan.
Dewi, (2009), Perbedaan Efisiensi dan Efektivitas, http://dewi.students-blog.undip.ac.id
Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Hamalik, O., (2009), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hamidah, (2006), Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat
koligatif larutan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching Learning di SMA Nurul Islam Indonesia, Skripsi,
unimed, Medan.
Irawati, (2007), Penerapan pendekatan CTL (Contextual teaching & learning)
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pokok bahasan koloid
siswa kelas XI SMAN 1 Kendal, Skripsi, http://digilib.unnes.ac.id
Nasution, M., (2010), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer Pada
Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Pokok Bahasan Zat
Aditif Makanan Di SMP Negeri 2 Tanjung Morawa, Skripsi, Unimed,
Medan.
43
Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Penerbit PT
Grasindo, jakarta.
Priyatno, D., (2010), Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Penerbit
Mediacom, Jakarta.
Purba, M., (2007), Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media, Jakarta.
Sardiman, (2009), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali
Pers, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudrajat, A., (2008), Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik,
dan Model Pembelajaran: http://www. Smacepiring.wordpress.com
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Suyanti, R.D., (2005), Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru
Melalui Pembelajaran Kimia Anorganik Berbasis Multimedia 2006,
Program Pascasarjana, Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Trianto, (2007), Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Penerbit
Prestasi Pustaka, Jakarta.
Usman, H., (2006), Pengantar Statistika Edisi Kedua, penerbit Bumi Aksara,
Yogyakarta.
Warsita, B., (2008), Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya),
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Winkel, (2006), Psikologi Pengajaran, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Yasa,(2008),Pendekatan Kontekstual, http://pendidikan.infogue.com/pendekatan_
kontekstual_atau_contextual_teaching_and_learning_ctl_
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.
: Rancangan Penelitian
22
Tabel 3.2.
: Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
25
Tabel 4.1.
: Aktivitas Belajar Kimia Siswa
31
Tabel 4.2.
: Hasil Belajar Kimia Siswa
32
Tabel 4.3.
: Hasil Uji Normalitas Data
32
Tabel 4.4.
: Hasil Uji Homogenitas Data
33
Tabel 4.5.
: Hasil Uji Hipotesis Aktivitas
33
Tabel 4.6.
: Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar
34
Tabel 4.7.
: Analisa kemampuan siswa berdasarkan indikator
38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. : Desain Penelitian
23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu pokok bahasan
ilmu kimia yang diberikan di kelas X SMA. Pokok bahasan ini memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut : 1. bersifat abstrak, seperti pada teori ion Svante
Arrhenius serta terurainya larutan menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan arus
listrik. 2. Pemahaman konsep, yaitu konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. 3.
Penerapan konsep, yaitu saat menguji larutan untuk membedakan sifat-sifat
larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit. Karakteristik pokok
bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit ini menjadi salah satu penyebab
kesulitan belajar siswa.
Pokok bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan akrab dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga proses pembelajaran dapat lebih realistis. Dalam
upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, perlu dilakukan inovasi
pembelajaran yang memperhatikan kesesuaian antara metode dan media
pendukung
dengan karakteristik materi yang disampaikan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai seperti yang diharapkan. Maka peneliti mengusulkan
untuk menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) yang diintegrasi
dengan media animasi dalam mengajarkan materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
Contextual teaching learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar
dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
pribadi, sosial, dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan / keterampilan
yang dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif
pemahamannya (Bandono, 2008).
Nurhadi
(2004)
menyebutkan
bahwa,
Pembelajaran
kontekstual
(Contextual teaching learning-CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
CTL juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan
dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti
di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi berarti
dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan
pembelajaran, pengalaman dan pengatahuan sebelumnya untuk membangun
pengetahuan baru. Dan, selanjutnya siswa memanfaatkan kembali pemahaman
pengetahuan dan kemampuannya itu dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk
menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara mandiri maupun
dengan berbagai kombinasi dan struktur kelompok (Trianto, 2007).
Beberapa Penelitian tentang pembelajaran kontekstual pada materi yang
berbeda menyimpulkan bahwa model CTL ini mampu meningkatkan hasil belajar
kimia siswa. Penelitian-penelitian tersebut di antaranya :
1. Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat koligatif larutan
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning
di SMA Nurul Islam Indonesia (Hamidah, 2006).
2. Penerapan pendekatan CTL (Contextual teaching & learning) untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pokok bahasan koloid siswa kelas XI
SMAN 1 Kendal (Irawati, 2007).
3. Pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap hasil belajar
siswa kelas X pada pokok bahasan materi dan perubahannya (Barus, 2007).
Selain strategi yang tepat, media pengajaran juga berpengaruh pada
keberhasilan belajar siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman
(2009) “Penggunaan media memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan
dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.”
Berbagai media dapat digunakan pada proses pengajaran antara lain media
berbasis visual, audio-visual, dan media berbasis komputer seperti animasi.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan
dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih mudah
mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. (Djamarah, 2006)
Menurut lembaga Riset dan penerbitan computer, Computer Technology
Reseach (CTR) dalam Admin (http://www.edubenchmark.com), menyatakan
bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang
didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar, dan
80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan sekaligus
Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
media animasi. Media animasi pembelajaran merupakan media yang berisi
kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan
dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesanpesan pembelajaran.
Kelebihan media animasi adalah penggabungan unsur media lain seperti
audio, teks, video, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian,
sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Selain itu, dapat
mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik
(Sudrajat, 2010).
Penelitian
yang
berhubungan
dengan
media
Animasi
adalah
Nasution,M., (2010), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer Pada
Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Pokok Bahasan Zat Aditif
Makanan Di Smp Negeri 2 Tanjung Morawa dan menyimpulkan bahwa media ini
mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengambil judul
“Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Yang Diintegrasi dengan Media
Animasi pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di SMA Swasta
Harapan Bangsa Langkat.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan belajar kimia siswa,
antara lain:
1. Hasil Belajar siswa masih perlu ditingkatkan.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengajar belum dapat
membangkitkan semangat belajar siswa.
3. Guru belum memanfaatkan media secara optimal.
4. Guru belum memiliki inovasi pengembangan strategi pembelajaran yang
diintegrasi dengan media.
5. Guru belum mampu menjelaskan materi yang bersifat abstrak untuk secara
mudah dipahami oleh siswa.
6. Guru belum dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa dengan baik.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, Kelas dibagi menjadi dua, yaitu: kelas eksperimen1
yang diberi pembelajaran menggunakan CTL yang diintegrasi dengan media
animasi dan kelas eksperimen2 diberi pembelajaran menggunakan CTL. Masalah
dibatasi pada pelajaran kimia kelas X pokok bahasan larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang meliputi : 1. Pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2.
Teori ion Svante Arrhenius. 3. Elektrolit senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
4. Elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Metode yang digunakan adalah Contextual
Teaching Learning (CTL) dengan Tujuh langkah-langkah pembelajaran yaitu :
kontruktivisme (contruktivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment). Media animasi yang dipakai yaitu animasi
power point.
1.4. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi
dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan aktivitas
belajar siswa yang diajar menggunakan CTL ?
2. Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan
media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan CTL?
3. Berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan CTL?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan
aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.
2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.
3. Untuk mengetahui berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terutama dalam pokok bahasan
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2. Bahan masukan bagi guru bidang studi kimia dalam kaitannya dengan
keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah terutama untuk pokok bahasan
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Bahan pertimbangan untuk dinas pendidikan dalam mengambil kebijakan
pengembangan strategi pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching
Learning (CTL) diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik
dibandingkan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual
Teaching Learning (CTL) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2.
Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching Learning
(CTL) diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual
Teaching Learning (CTL) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3.
Efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi
dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan
CTL adalah sebesar 22,2%.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Disarankan kepada guru kimia dapat menerapkan pembelajaran CTL
diintegrasi media animasi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan melakukan penelitian di sekolah berbeda dan pokok bahasan yang
berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan
kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.
41
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
44
Lampiran 2
: Instrumen Tes Sebelum divalidkan
54
Lampiran 3
: Kunci Jawaban Instrumen Sebelum divalidkan
59
Lampiran 4
: Instrumen Tes Setelah divalidkan
60
Lampiran 5
: Kunci Jawaban Instrumen Setelah divalidkan
63
Lampiran 6
: Tampilan Media Animasi
64
Lampiran 7
: Data Validasi Soal
68
Lampiran 8
: Tabel Reliabilitas Soal Instrumen
70
Lampiran 9
: Tabel Tingkat Kesukaran Soal
72
Lampiran 10
: Tabel Daya Pembeda
75
Lampiran 11
: Tabel Data Pretest-Posttest dan Gain
78
Lampiran 12
: Uji Normalitas
80
Lampiran 13
: Uji Homogenitas
83
Lampiran 14
: Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas
84
Lampiran 15
: Lembar Observasi Aktivitas Siswa
86
Lampiran 16
: Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa
94
Lampiran 17
: Pengujian Hipotesis
96
Lampiran 18
: Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
99
Lampiran 19
: Perhitungan efektivitas Hasil Belajar
100
Lampiran 20
: Dokumentasi penelitian
101
Lampiran 21
: Tabel F
104
Lampiran 22
: Tabel t
107
Lampiran 23
: Tabel r
108
DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA
LANGKAT
Oleh :
Mesni
NIM 061244310094
Program studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, Tuhan yang Esa, tujuan
penghambaan dan tempat meminta. Senantiasa memberi kemudahan pada
makhluknya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan
salam tetap tercurah pada Insan Idaman, Rasulullah SAW.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini adalah
“Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Yang Diintegrasi Dengan
Media Animasi Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit Di
SMA Yayasan Harapan Bangsa Langkat”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Suharta, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal sampai dengan ujian skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Drs. Jasmidi, M.Si dan Ir. Nurfajriani, M.Si serta Dra. Ani
Sutiani, M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saransaran sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen staf pegawai jurusan
kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama
perkuliahan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Rini Puji Lestari
BR STP, S.Pd selaku Kepala SMA YHB Langkat dan Ibu Fitria Indryati, S,Pd
selaku guru kimia dan siswa siswi yang telah banyak membantu penulis selama
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat yang setulusnya
kepada ibunda tersayang, Ibu Sutinem yang tiada hentinya memberikan semangat
dan cinta serta selalu mendo’akan penulis di setiap sujud shalatnya. demikian juga
untuk keluarga besar penulis mas supri, bag heri, kak ana, dan kak mesri yang
senantiasa mensuport penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Irmayasari serta saudara seperjuangan di pondokan Al khansa
2 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya yang selalu mendukung
dan memberi doa serta semangat kepada penulis. Tak terlupakan juga ucapan
terimakasih atas desakan dan dukungan Ibu Sri Heryani dan teman-teman halaqoh
yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khazanah ilmu pendidikan.
Medan,
Penulis,
Januari 2013
Mesni
NIM. 061244310094
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) YANG
DIINTEGRASI DENGAN MEDIA ANIMASI PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
DI SMA YAYASAN HARAPAN BANGSA
LANGKAT
Mesni (NIM 061244310094)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas dan hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi
secara signifikan lebih baik dibandingkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan CTL pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Serta mengetahui berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar
siswa yang diajar menggunakan CTL.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta
Harapan Bangsa Langkat yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara random sampling. kelas X-1 sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X2 sebagai kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 masingmasing berjumlah 30 siswa. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan Pembelajaran
CTL diintegrasi dengan media animasi dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuan
pembelajaran CTL.
Dari pengolahan data hasil penelitian menggunakan SPSS-16 For
Windows untuk uji hipotesis aktivitas belajar siswa diperoleh harga sig.< α
(0,000 ttabel (9,483>1,672), sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ha1 diterima yang berarti aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan
aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL pada pokok bahasan larutan
elektrolit dan nonelektrolit. Untuk hipotesis hasil belajar siswa diperoleh harga
sig.1,672), sehingga Ha2 diterima yang
berarti hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan
media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan
media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
yaitu sebesar 22,2%.
42
DAFTAR PUSTAKA
Admin,
(2008),
Belajar
Lebih
http://www.edubenchmark.com
Menyenangkan
Admin,
(2012),
Media
Animasi
Dalam
http://blogmediapembelajaranguru.blogspot.com
Dengan
Animasi,
Pembelajaran,
Anshory, I., (2000), Kimia SMU untuk kelas 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Arikunto, S., (2008), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, A., (2002), Media Pembelajaran, Penerbit Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Bandono,
(2008),
http://bandono.web.id/2008/03/07/menyusun-model
pembelajaran- contextual-teaching-and-learning-ctl.php
Barus, (2007), Pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap
hasil belajar siswa kelas X pada pokok bahasan materi dan
perubahannya, Skripsi, unimed, Medan.
Dewi, (2009), Perbedaan Efisiensi dan Efektivitas, http://dewi.students-blog.undip.ac.id
Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Hamalik, O., (2009), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hamidah, (2006), Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat
koligatif larutan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching Learning di SMA Nurul Islam Indonesia, Skripsi,
unimed, Medan.
Irawati, (2007), Penerapan pendekatan CTL (Contextual teaching & learning)
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pokok bahasan koloid
siswa kelas XI SMAN 1 Kendal, Skripsi, http://digilib.unnes.ac.id
Nasution, M., (2010), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer Pada
Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Pokok Bahasan Zat
Aditif Makanan Di SMP Negeri 2 Tanjung Morawa, Skripsi, Unimed,
Medan.
43
Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Penerbit PT
Grasindo, jakarta.
Priyatno, D., (2010), Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Penerbit
Mediacom, Jakarta.
Purba, M., (2007), Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media, Jakarta.
Sardiman, (2009), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali
Pers, Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudrajat, A., (2008), Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik,
dan Model Pembelajaran: http://www. Smacepiring.wordpress.com
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Suyanti, R.D., (2005), Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru
Melalui Pembelajaran Kimia Anorganik Berbasis Multimedia 2006,
Program Pascasarjana, Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Trianto, (2007), Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Penerbit
Prestasi Pustaka, Jakarta.
Usman, H., (2006), Pengantar Statistika Edisi Kedua, penerbit Bumi Aksara,
Yogyakarta.
Warsita, B., (2008), Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya),
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Winkel, (2006), Psikologi Pengajaran, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Yasa,(2008),Pendekatan Kontekstual, http://pendidikan.infogue.com/pendekatan_
kontekstual_atau_contextual_teaching_and_learning_ctl_
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.
: Rancangan Penelitian
22
Tabel 3.2.
: Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar
25
Tabel 4.1.
: Aktivitas Belajar Kimia Siswa
31
Tabel 4.2.
: Hasil Belajar Kimia Siswa
32
Tabel 4.3.
: Hasil Uji Normalitas Data
32
Tabel 4.4.
: Hasil Uji Homogenitas Data
33
Tabel 4.5.
: Hasil Uji Hipotesis Aktivitas
33
Tabel 4.6.
: Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar
34
Tabel 4.7.
: Analisa kemampuan siswa berdasarkan indikator
38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. : Desain Penelitian
23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan salah satu pokok bahasan
ilmu kimia yang diberikan di kelas X SMA. Pokok bahasan ini memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut : 1. bersifat abstrak, seperti pada teori ion Svante
Arrhenius serta terurainya larutan menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan arus
listrik. 2. Pemahaman konsep, yaitu konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. 3.
Penerapan konsep, yaitu saat menguji larutan untuk membedakan sifat-sifat
larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit. Karakteristik pokok
bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit ini menjadi salah satu penyebab
kesulitan belajar siswa.
Pokok bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan akrab dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga proses pembelajaran dapat lebih realistis. Dalam
upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, perlu dilakukan inovasi
pembelajaran yang memperhatikan kesesuaian antara metode dan media
pendukung
dengan karakteristik materi yang disampaikan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai seperti yang diharapkan. Maka peneliti mengusulkan
untuk menggunakan Contextual Teaching Learning (CTL) yang diintegrasi
dengan media animasi dalam mengajarkan materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
Contextual teaching learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang
holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar
dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks
pribadi, sosial, dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan / keterampilan
yang dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif
pemahamannya (Bandono, 2008).
Nurhadi
(2004)
menyebutkan
bahwa,
Pembelajaran
kontekstual
(Contextual teaching learning-CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru
untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
CTL juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan
dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti
di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi berarti
dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan
pembelajaran, pengalaman dan pengatahuan sebelumnya untuk membangun
pengetahuan baru. Dan, selanjutnya siswa memanfaatkan kembali pemahaman
pengetahuan dan kemampuannya itu dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk
menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara mandiri maupun
dengan berbagai kombinasi dan struktur kelompok (Trianto, 2007).
Beberapa Penelitian tentang pembelajaran kontekstual pada materi yang
berbeda menyimpulkan bahwa model CTL ini mampu meningkatkan hasil belajar
kimia siswa. Penelitian-penelitian tersebut di antaranya :
1. Peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat koligatif larutan
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning
di SMA Nurul Islam Indonesia (Hamidah, 2006).
2. Penerapan pendekatan CTL (Contextual teaching & learning) untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pokok bahasan koloid siswa kelas XI
SMAN 1 Kendal (Irawati, 2007).
3. Pengaruh pendekatan Contextual Teaching Learning terhadap hasil belajar
siswa kelas X pada pokok bahasan materi dan perubahannya (Barus, 2007).
Selain strategi yang tepat, media pengajaran juga berpengaruh pada
keberhasilan belajar siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sardiman
(2009) “Penggunaan media memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan
dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.”
Berbagai media dapat digunakan pada proses pengajaran antara lain media
berbasis visual, audio-visual, dan media berbasis komputer seperti animasi.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan
dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru
ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan
dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian anak didik lebih mudah
mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. (Djamarah, 2006)
Menurut lembaga Riset dan penerbitan computer, Computer Technology
Reseach (CTR) dalam Admin (http://www.edubenchmark.com), menyatakan
bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang
didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar, dan
80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan sekaligus
Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
media animasi. Media animasi pembelajaran merupakan media yang berisi
kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan
dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesanpesan pembelajaran.
Kelebihan media animasi adalah penggabungan unsur media lain seperti
audio, teks, video, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian,
sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Selain itu, dapat
mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik
(Sudrajat, 2010).
Penelitian
yang
berhubungan
dengan
media
Animasi
adalah
Nasution,M., (2010), Pengaruh Penggunaan Media Animasi Komputer Pada
Pembelajaran Contextual Teaching Learning Pada Pokok Bahasan Zat Aditif
Makanan Di Smp Negeri 2 Tanjung Morawa dan menyimpulkan bahwa media ini
mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengambil judul
“Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Yang Diintegrasi dengan Media
Animasi pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di SMA Swasta
Harapan Bangsa Langkat.”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan belajar kimia siswa,
antara lain:
1. Hasil Belajar siswa masih perlu ditingkatkan.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengajar belum dapat
membangkitkan semangat belajar siswa.
3. Guru belum memanfaatkan media secara optimal.
4. Guru belum memiliki inovasi pengembangan strategi pembelajaran yang
diintegrasi dengan media.
5. Guru belum mampu menjelaskan materi yang bersifat abstrak untuk secara
mudah dipahami oleh siswa.
6. Guru belum dapat membangkitkan aktivitas belajar siswa dengan baik.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, Kelas dibagi menjadi dua, yaitu: kelas eksperimen1
yang diberi pembelajaran menggunakan CTL yang diintegrasi dengan media
animasi dan kelas eksperimen2 diberi pembelajaran menggunakan CTL. Masalah
dibatasi pada pelajaran kimia kelas X pokok bahasan larutan elektrolit dan
nonelektrolit yang meliputi : 1. Pengertian larutan elektrolit dan nonelektrolit. 2.
Teori ion Svante Arrhenius. 3. Elektrolit senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
4. Elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Metode yang digunakan adalah Contextual
Teaching Learning (CTL) dengan Tujuh langkah-langkah pembelajaran yaitu :
kontruktivisme (contruktivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment). Media animasi yang dipakai yaitu animasi
power point.
1.4. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi
dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan aktivitas
belajar siswa yang diajar menggunakan CTL ?
2. Apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi dengan
media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan CTL?
3. Berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan CTL?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan
aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.
2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL
diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik dibandingkan
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.
3. Untuk mengetahui berapa besar efektivitas hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan CTL diintegrasi dengan media animasi dibandingkan hasil
belajar siswa yang diajar menggunakan CTL.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terutama dalam pokok bahasan
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2. Bahan masukan bagi guru bidang studi kimia dalam kaitannya dengan
keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah terutama untuk pokok bahasan
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Bahan pertimbangan untuk dinas pendidikan dalam mengambil kebijakan
pengembangan strategi pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching
Learning (CTL) diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik
dibandingkan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual
Teaching Learning (CTL) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2.
Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual Teaching Learning
(CTL) diintegrasi dengan media animasi secara signifikan lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Contextual
Teaching Learning (CTL) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3.
Efektivitas hasil belajar siswa yang diajar menggunakan CTL diintegrasi
dengan media animasi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan
CTL adalah sebesar 22,2%.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Disarankan kepada guru kimia dapat menerapkan pembelajaran CTL
diintegrasi media animasi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan melakukan penelitian di sekolah berbeda dan pokok bahasan yang
berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan
kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.
41
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
44
Lampiran 2
: Instrumen Tes Sebelum divalidkan
54
Lampiran 3
: Kunci Jawaban Instrumen Sebelum divalidkan
59
Lampiran 4
: Instrumen Tes Setelah divalidkan
60
Lampiran 5
: Kunci Jawaban Instrumen Setelah divalidkan
63
Lampiran 6
: Tampilan Media Animasi
64
Lampiran 7
: Data Validasi Soal
68
Lampiran 8
: Tabel Reliabilitas Soal Instrumen
70
Lampiran 9
: Tabel Tingkat Kesukaran Soal
72
Lampiran 10
: Tabel Daya Pembeda
75
Lampiran 11
: Tabel Data Pretest-Posttest dan Gain
78
Lampiran 12
: Uji Normalitas
80
Lampiran 13
: Uji Homogenitas
83
Lampiran 14
: Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas
84
Lampiran 15
: Lembar Observasi Aktivitas Siswa
86
Lampiran 16
: Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa
94
Lampiran 17
: Pengujian Hipotesis
96
Lampiran 18
: Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
99
Lampiran 19
: Perhitungan efektivitas Hasil Belajar
100
Lampiran 20
: Dokumentasi penelitian
101
Lampiran 21
: Tabel F
104
Lampiran 22
: Tabel t
107
Lampiran 23
: Tabel r
108