PERUBAHAN UPACARA NGABEN PADA MASYARAKAT BALI DI DESA PAYA TUSAM KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT.

PERUBAHAN UPACARA NGABEN PADA MASYARAKAT BALI DI
DESA PAYA TUSAM KECAMATAN WAMPU KABUPATEN
LANGKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Antropologi

OLEH:
ELVINA RAHMITHA
NIM. 308322021

FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012

ABSTRAK

Elvina Rahmitha. 308322021. Perubahan Upacara Ngaben Pada Masyarakat
Bali Di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat. Skripsi
Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan upacara Ngaben yang
terjadi pada masyarakat Bali di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten
Langkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan observasi, kemudian in-depth
interview(wawancara mendalam) yang bertujuan untuk memperoleh informasi lebih
mendalam tentang informan.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 orang, salah satunya adalah
KepalaDusun dan Pemuka Agama merangkap juga sebagai Pemuka Adat yang dari
beliau diketahui informasi mengenai yang diteliti. Tekhnik analisa data yang
digunakan adalah analisa kualitatif yang dilakukan sejak dimulai penulisan proposal
hingga pembuatan laporan penelitian.
Dari hasil penelitian diperoleh data masyarakat Bali di Desa Paya Tusam
tersebut tidak mengadakan upacara Ngaben dikarenakan :
1. Perubahan tempat atau lokasi
2. Masalah Ekonomi
3. Tidak adanya fasilitas atau prasarana yang dibutuhkan dalam proses
upacara Ngaben di desa tersebut.


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga berupa kesehatan serta kemampuan
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perubahan Upacara
Ngaben Pada Masyarakat Bali Di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten
Langkat ”. Tidak lupa penulis sampaikan sholawat dan salam atas junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Skiripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
sarjana pendidikan. Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian, mengingat keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan sumbangan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini penulis tentu tidak sendiri. Penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun material. Maka
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1.

Kedua orangtua penulis yang tercinta, yaitu ayahanda Sugiarno dan ibunda tersayang

Yusmaniar, S.Pd terimakasih untuk limpahan kasih sayang, didikan, motivasi baik moril
maupun material, serta doa yang tak henti-hentinya kepada penulis. Karya kecil ini
kupersembahkan untuk kalian

2.

Kakanda Rinie Aswita, Angga Yustiano Saputra dan Yuli Kartika Indriani, S.Pd yang
tersayang, terimakasih untuk motivasi dan canda tawa kalian sehingga skripsi ini dapat
selesai

3.

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

4.

Bapak Drs. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

5.


Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I

6.

Bapak Tumpal Simarmata, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membantu, membingbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

7.

Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Antropologi

8.

Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan selaku desen
penguji yang telah memberikan masukan dan arahan agar lebih baik lagi dalam penulisan
skripsi ini

9.

Ibu Noviy Hasanah, M.Hum selaku dosen penguji yang telah memberikan motivasi serta

membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai

10. Ibu Sulian Ekomila, S.Sos, MSP selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam
penulisan skripsi saya
11. Bapak Waston Malau selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam
penulisan skripsi saya
12. Bapak dan Ibu Dosen berserta Pegawai Program Studi Pendidikan Antropologi yang
telah memberikan ilmu yang berharga selama penulis mengikuti perkuliahan
13. Bapak Dewa Putu Dana selaku Pemangku Adat Kampung Bali yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan sumber yang dibutuhkan
14. Bapak Susanto selaku Kepala Desa Paya Tusam yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan sumber yang dibutuhkan
15. Bapak Yono selaku Sekertaris Desa Paya Tusam yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan sumber yang dibutuhkan

16. Sahabat-sahabatku Penghuni Paviliun Anggrek Tria Asvina, Siti Herani, Rita Maya Sari,
Ika Surya Oktria, Siska Deci Wulandari, Anita Purba, dan Yulinda Purnama Sari
terimakasih atas semuanya yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi
17. Semua orang-orang yang telah banyak memberikan masukan dan semangat dan untuk
teman baruku Wulan yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian
18. Teman-teman senasib dan seperjuangan, stambuk 2008 Program Studi Pendidikan
Antropologi UNIMED, yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang bersama-sama
menghadapi perkuliahan. Akhirnya kita sampai di akhir perjalanan untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan. SATU SAMA BERSAUDARA !!!!!
19. Teristimewa untuk Jimmy Panca Wibowo, terima kasih untuk dukungan, motivasi dan
semua rasa yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai

Hanya doa yang penulis panjatkan, kiranya Tuhan yang membalas segala kebaikan yang
telah diberikan semua pihak kepada penulis sampai selesainya skripsi ini. Akhir kata dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapakan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca.

Medan,

Agustus 2012

Elvina Rahmitha

DAFTAR ISI


DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………….

1

1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………...

3

1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………………..

4

1.4 Perumusan Masalah …………………………………………………

4

1.5 Tujuan Penelitian ……………………………………………………


5

1.6 Manfaat Penelitian …………………………………………………..

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ……………………………………………………….

7

2.2 Kerangka Teori ………………………………………………………

9

2.2.1 Perubahan Sosial dan Budaya………………………………..

9


2.2.2 Simbol ………………………………………………………... 10
2.2.3 Religi Sebagai Unsur Kebudayaan……………………………

11

2.2.4 Makna Upacara Kematian…………………………………….

14

2.3 Kerangka Konseptual ………………………………………………..

18

2.3.1 Pengertian Upacara…………………………………………...

18

2.3.2 Masyarakat Bali di Desa Paya Tusam………………………..

19


2.4 Kerangka Berfikir …………………………………………………… 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian …………………………………………………...

22

3.2 Lokasi Penelitian …………………………………………………….

23

3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………………… 23
3.3.1 Populasi ………………………………………………………. 23
3.3.2 Sampel ………………………………………………………... 23
3.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………..

24

3.4.1 Kualitatif……………………………………………………...


24

3.4.2 Wawancara Mendalam (In-depth Interview)………………….

24

3.5 Analisis Data ………………………………………………………… 25

BAB IV UPACARA NGABEN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………………………

27

4.1.1. Letak Desa Paya Tusam ………………………………………. 27
4.1.2. Keadaan Penduduk Desa Paya Tusam ………………………...

28

4.1.3. Mata Pencaharian Penduduk Desa Paya Tusam ………………. 29
4.1.4. Bidang Kemasyarakatan ………………………………………. 30
4.2 Gambaran Umum Masyarakat Bali ………………………………….. 33
4.2.1. Sejarah …………………………………………………………. 33
4.2.2 Deskripsi Lokasi ……………………………………………….. 33
4.2.3. Unsur-Unsur Budaya …………………………………………... 33
4.2.4. Mata Pencaharian ………………………………………………. 37
4.2.5. Religi …………………………………………………………… 37
4.2.6. Kesenian ……………………………………………………….. 39
4.2.7. Nilai-Nilai Budaya ……………………………………………... 39
4.3 Upacara Ngaben……………………………………………………...

40

4.3.1. Makna Upacara Ngaben ……………………….......................... 40
4.3.2. Orang Yang Berperan Dalam Upacara Ngaben………………..

41

4.3.3. Proses Pelaksanaan Upacara Ngaben…………………………..

42

4.3.4. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Upacara Ngaben……………

61

4.3.5. Perubahan Yang Terjadi dalam Upacara Ngaben pada Masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam ………………………………………. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan …………………………………………………………..

66

b. Saran …………………………………………………………………

69

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas wilayah desa Paya Tusam
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Tabel 4. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Paya Tusam
Tabel 5. Komposisi penduduk menurut agama di Desa Paya Tusam

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar wawancara
Lampiran 2. Daftar informan
Lampiran 3. Peta Desa Paya Tusam
Lampiran 4. Peta Kecamatan Wampu
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan sebuah daya tarik
tersendiri yang membedakannya dengan negara lainnya. Hal ini merupakan
warisan turun temurun dari para leluhur yang memiliki begitu banyak nilai-nilai di
dalamnya. Keragaman budaya yang ada di Indonesia telah melahirkan pula
keragaman wujud-wujud kebudayaan. Diantaranya adalah adat istiadat, upacaraupacara adat dan juga tradisi yang masih tetap di lestarikan oleh etnik-etnik di
Indonesia.
Bentuk-bentuk adat istiadat dan tradisi ini meliputi upacara perkawinan,
upacara adat, upacara kematian, dan masih banyak yang lainnya. Bahkan baik
pada saat kelahiran salah seorang anggota keluarga maupun pada saat setelah
meninggalnya salah seorang anggota keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi
memang memiliki begitu banyak nilai sehingga tidak pernah terlepas dari
kehidupan manusia, maka dari itu, manusia tetap melaksanakan tradisi dalam
hidup dan kehidupannya, hal ini juga dikarenakan peran para leluhur yang
mewariskannya dari generasi ke generasi.
Berawal dari ketertarikan penulis terhadap upacara kematian pada
masyarakat Bali yang menjadi tradisi yang sampai sekarang tetap dilaksanakan.
Tradisi upacara kematian juga dilakukan oleh etnik lainnya, namun saat
mengetahui bahwa tradisi upacara kematian ini sebagai tujuan penyucian atma

(roh) fase pertama sebagai kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya
dengan melakukan prosesi pembakaran jenazah atau biasa disebut Ngaben, maka
peneliti tertarik untuk mengetahui prosesi Ngaben yang dilaksanakan masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.
Fenomena tersebut menarik untuk dikaji, untuk melihat pelestarian etnik
Bali di luar daerah asalnya dan etnik lain di desa tersebut. Pelestarian kebudayaan
Bali dapat dilihat melalui kehidupan budaya atau ritual keagamaan yang mereka
anut. Adaptasi etnik Bali ini dapat dilihat dari keterlibatan mereka dalam berbagai
aktivitas maupun kehidupan sosial budaya pada masyarakat setempat. Adaptasi
tersebut juga dapat dipahami sebagai wujud yang khas dari budaya atau ritual
keagamaan etnik Bali yang mereka lestarikan di Desa Paya Tusam.
Tradisi Ngaben ini tentunya memiliki arti penting bagi masyarakat Bali.
Tapi apakah makna dan proses yang sama juga terjadi pada masyarakat Bali yang
ada di Desa Paya Tusam. Berdasarkan hal inilah penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut, agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
pelaksanaan upacara kematian masyarakat Bali di Desa Paya Tusam Kecamatan
Wampu Kabupaten Langkat.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, permasalahan tersebut dijabarkan
kedalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Apa tujuan pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa
Paya Tusam
2. Siapa saja yang terlibat dalam proses pelaksanaan upacara Ngaben pada
masyarakat Bali di Desa Paya Tusam
3. Kapan dilaksanakan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa Paya
Tusam
4. Dimana pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa Paya
Tusam
5. Mengapa dilaksanakan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa
Paya Tusam
6. Bagaimana proses upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa Paya
Tusam
7. Perubahan apa saja yang terjadi dalam upacara Ngaben pada masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam

1.3. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan terarah, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti yakni pada Perubahan Upacara Ngaben
Pada Masyarakat Bali di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten
Langkat.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan yang telah dikemukakan di atas dalam penelitian
ini, maka masalah yang akan diteliti

perumusan masalahnya yakni sebagai

berikut :
1. Apa tujuan pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa
Paya Tusam ?
2. Siapa saja yang terlibat dalam proses pelaksanaan upacara Ngaben pada
masyarakat Bali di Desa Paya Tusam ?
3. Kapan dilaksanakan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa Paya
Tusam ?
4. Dimana pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa Paya
Tusam ?
5. Mengapa dilaksanakan upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa
Paya Tusam ?
6. Bagaimana proses upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa Paya
Tusam ?

7. Perubahan apa saja yang terjadi dalam upacara Ngaben pada masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam ?

a.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah :
1. Untuk mengetahui tujuan pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam.
2. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam proses pelaksanaan
upacara Ngaben pada masyarakat Bali di Desa Paya Tusam.
3. Untuk mengetahui kapan dilaksanakan upacara Ngaben pada masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam.
4. Untuk mengetahui dimana pelaksanaan upacara Ngaben pada masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam.
5. Untuk mengetahui

mengapa dilaksanakan

upacara Ngaben pada

masyarakat Bali di Desa Paya Tusam.
6. Untuk mengetahui bagaimana proses upacara Ngaben pada masyarakat
Bali di Desa Paya Tusam.
7. Untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi dalam upacara Ngaben
pada masyarakat Bali di Desa Paya Tusam.

a.

Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian
diharapkan dapat bermanfaat sebagai :
1. Penambah wawasan keilmuan, khususnya di bidang antropologi dalam hal
ritual keagamaan etnik Bali di Desa Paya Tusam.
2. Studi perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
pada permasalahan yang sama.
3. Secara praktis juga dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap
pemerintah untuk memahami maupun dalam membuat berbagai kebijakan
dalam pelestarian kebudayaan daerah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Ngaben secara umum didefinisikan sebagai upacara pembakaran mayat.
Dalam bahasa lain di Bali, yang berkonotasi halus, Ngaben itu disebut Palebon,
yang berasal dari lebu yang artinya prathiwi atau tanah. Palebon artinya
menjadikan prathiwi (abu). Untuk menjadikan tanah itu ada dua cara yaitu dengan
cara membakar dan menanam ke dalam tanah. Namun cara membakar adalah
yang paling cepat.

Setelah diketahui apa yang menjadi latar belakang upacara Ngaben itu,
maka dapatlah dirumuskan maksud dan tujuan upacara itu. Secara garis besarnya,
Ngaben itu dimaksudkan adalah :


Untuk memproses kembalinya atau mengembalikan unsur yang
menjadikan badan atau ragha kepada asalnya di alam ini, dan



Untuk mengantarkan atma ke alam Pitra dengan memutuskan
keterikatannya dengan badan duniawi (ragha sarira).

Kemudian yang menjadi tujuan upacara Ngaben adalah agar ragha sasira
cepat dapat kembali kepada asalnya di alam ini dan bagi atma dengan selamat
dapat pergi ke alam Pitra. Oleh karenanya, Ngaben sesungguhnya tidak bisa
ditunda-tunda. Mestinya begitu meninggal segera harus diaben.

Agama Hindu di Bali juga pada prinsipnya mengikuti cara-cara ini. Cuma
saja masih memberikan alternatif untuk menunggu sementara. Diberikan
menunggu sementara, mungkin dimaksudkan untuk berkumpulnya para sanak
keluarga, menunggu hari baik menurut sasih (bulan) dan lain-lain. tetapi jangan
menunggu lewat setahun. Jadi sebenarnya di Bali hanya diberikan kesempatan
tidak lewat setahun.

Sementara menunggu waktu setahun untuk diaben, sawa harus dipendhem
(dikubur) di setra (kuburan). Untuk tidak menyebabkan suatu hal yang tidak
diinginkan, sawa yang dipendhem pun dibuatkan upacara-upacara tirtha
pangentas (air suci). Dan proses pengembalian ragha sarira kepada alam akan
berjalan dalan upacara maphendem ini.

Jadi tujuan upacara Ngaben pada pokoknya yaitu:


Melepaskan sang atma dari ikatan duniawi.



Untuk mendapatkan keselamatan dan kesenangan.



Untuk mendapatkan surga bagi sang Pitra.

Orang yang berperan penting atau ikut serta dalam upacara Ngaben di Bali
maupun di Desa Paya Tusam sendiri ialah sanak keluarga dan semua anggota
masyarakat ikut berpartisipasi dipimpin oleh pendeta ataupun pinandita
(pemangku adat). Jadi semua warga yang ada di daerah tersebut ikut andil dan
berperan dalam upacara Ngaben tersebut.

Pelaksanaan upacara Ngaben di Bali di suatu daerah tidak sama dengan
daerah lainnya. Karena masing-masing dipengaruhi oleh lingkungan hidup
setempat yang memberikan corak-corak khusus tertentu. Seperti halnya di Desa
Paya Tusam, masyarakat Bali tidak lagi mengadakan upacara pembakaran jenazah
atau upacara Ngaben dikarenakan fasilitas atau sarana-sarana yang diperlukan
dalam proses upacara tidak terdapat di Desa Paya Tusam, melainkan di Bali.
Sehingga mereka harus mengadakan upacara Ngaben nya di Bali. Sehingga
sebelum waktunya diadakan upacara Ngaben, jenazah tersebut di kubur terlebih
dahulu sampai pihak keluarga menentukan waktu dan mempersiapkan segala
sesuatunya untuk kembali ke kampung halamannya di Bali untuk melakukan
upacara Ngaben bagi jenazah.

Alasan lainnya masyarakat Bali di Desa Paya Tusam tersebut tidak
mengadakan upacara Ngaben dikarenakan :
1. Perubahan tempat atau lokasi
2. Masalah Ekonomi
3. Tidak adanya fasilitas atau prasarana yang dibutuhkan dalam proses
upacara Ngaben di desa tersebut.

b. Saran
Dari paparan pembahasan dan kesimpulan diatas, kiranya dapat
disampaikan beberapa saran yang diharapkan bermanfaat.
1. Upacara Ngaben pada masyarakat Bali berkaitan dengan masalah budaya
kiranya dapat memberi banyak pelajaran, khususnya mengenai budaya
Bali. Dari apa yang telah disampaikan masih banyak hal yang dapat di gali
dan di kaji lebih lanjut. Berbagai pengkajian lain diharapkan dapat
membantu memelihara dan melestarikan nilai-nilai budaya Bali dan
sekaligus sebagai upaya pencarian jati diri masyarakat Bali di Desa Paya
Tusam pada khususnya dan jati diri bangsa Indonesia pada umumnya.

2. Kampung Bali yang terdapat di Desa Paya Tusam diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai desa budaya dan tempat pariwisata, khususnya
untuk mengenalkan keragaman budaya pada masyarakat luar, sehingga
masyarakat luar dapat mengetahui tentang budaya Bali dan kebertahanan
serta adaptasi masyarakat Bali di luar daerah mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanudin. 2007. Agama Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Ball, J. Van. 1971. Symbols for Communication : An Introduction to the
Anthropological Study of Religion. Assen: van Gorcum & Company N.V.
Danandjaja, James. 1980. Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. Jakarta :
Pustaka Jaya
Dyson, L. Dan Asharini. 1981. Tiwah, Upacara Kematian pada Masyarakat
Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Jakarta : Proyek Media Kebudayaan
Depdikbud
Firth, Raymond. 1960. Man and Culture: An Evaluation of the Work of Bronislaw
Malinowski. London: Routledge & Kegan Paul.
Fox, James J. 1998. Indonesia Heritage Agama dan Upacara. Grolier
Internasional
Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius
Goldschmidt, Walter. 1971. Exploring the Ways of Mankind New York: Holt,
Rinehard and Wiston Inc.
Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta : Ombak
Ida Bagus Manyun, dkk. 1996. Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli Bagi
Masyarakat Bali. Depdikbud.
I Gusti Ketut Gede Arsana, dkk. 1993. Pembinaan Budaya Dalam Keluarga
Daerah Bali. Depdikbud.
Koentjaraningrat, 1977. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian
Rakyat.
, 1985. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka
, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta : Jakarta.
, 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Jakarta :
Remaja Rosdakarya.

Nainggolan, Togar. 2012. Sejarah dan Transformasi Religi. Medan : Penerbit
Bina Media Perintis.
Radcliffe Brown, A.R. 1952. Structure and Function in Primitive Society. New
York: The Free Press.
Ruth Y, Kartika. 2010. Etnik Bali di Desa Pegajahan. Skripsi : FISIP USU
Simanjuntak, B.A. 2008. Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada
Masyarakat Pedesaan. Medan : Bina Media Perintis
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Spradley, James P. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Sulistyanto, Bambang. 2011. Religi dan Makna Upacara Kematian Masyarakat
Dayak.
Puslitbang
Arkenas,
Available
at
:
http://hurahura.wordpress.com/2011/07/16/religi-dan-makna-upacarakematian-masyarakat-dayak/ ( diakses pada tanggal 8 Mei 2012)
Widiastuti, Reni. 2009. Kebudayaan dan Pariwisata Bali. Semarang : PT. Sindur
Press
http://balikusurgakita.blogspot.com/2011/08/sekilas-tentang-bali.html,
pada tanggal 8 Mei 2012)

(diakses

http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/upacara-adat.html#.UEV41sGNAwk,
(diakses pada tanggal 04 September 2012)