MAKNA TARI AHOI PADA MASYARAKAT MELAYU LANGKAT DI KECAMATAN SEI WAMPU.

฀AKNA TARI ฀HOI PADA ฀ASTARAKAT ฀ELATU
LANGKAT DI KECA฀ATAN SEI WA฀PU
SKRIPSI
Diajukan Untuk ฀emenuhi Sebagian Syarat
฀emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:

KARTINI C.P SITANGGANG
2113142034

PROGRA฀ STUDI PENDIDIKAN TARI
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI ฀EDAN
2015

฀ERNYATAAN
฀engan ini menyatakan bahia dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,

September 2015

Kartini C.฀ Sitanggang
NIM 2113142034

฀ATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa memberikan rahmat dan lindunganNya serta kesehatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Makna Tari ฀hoi Pada
Masyarakat Melayu Langkat Di ฀ecamatan Sei Wampu”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang sudah ditetapkan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Sendratasik Program Studi
Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri. Sebagai manusia yang
memiliki keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun dan akan diperbaiki dimasa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis juga mengalami berbagai kendala.
Namun berkat doa dan bantuan dan semangat dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini. Disini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
฀. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sedratasik.
4. Sitti Rahmah S.Pd, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Tari yang senantiasa
mengingatkan dan memberikan arahan selama perkuliahan.
5. Drs. Inggrit Prastiawan, M.Sn selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa membimbing dan mengingatkan juga memberikan dorongan
motivasi dalam proses perkuliahan hingga dalam penyelesaian Skripsi ini.
6. Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih selaku Pembibing I yang tak henti-hentinya
memberikan begitu banyak masukan, arahan, motivasi kepada penulis selama
proses bimbingan dan dalam penyelesaian Skripsi ini.
7. Iskandar Muda, S.Sn, M.Sn selaku Pembimbing II yang senantiasa
membimbing penulis selama proses penyelesaian Skripsi ini.


8. Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku Narasumber yang telah membantu serta

memberikan masukan juga arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.
9. Bapak/ Ibu Dosen Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan yang telah memberikan ilmu dan kasih sayangnya selama
proses pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan.
10. Khususnya dan teristimewa yang penulis sayangi kedua orang tua tercinta.
Terima kasih Bapak dan Mama berkat doa, dukungan, perhatian, kesabaran,
jerih payah dan pengorbanan Bapak dan Mama sehingga penulis dapat
menyelesaikan studinya dan dapat menyelesaikan Pendidikan di Perguruan
Tinggi di Universitas Negeri Medan.
11. Teristimewa untuk keluarga yang selalu memberikan perhatian, doa dan
motivasi sehingga dapat menyelesaikan studi ini.
1฀. Terkhusus dan teristimewa buat orang spesial alm. Zefri Gusrianaldi yang
begitu banyak memberikan semangat, motivasi, perhatian, dukungan, bantuan
dan kesedihan mendalam yang tidak akan pernah dilupakan sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi di Univesitas Negeri Medan.
13. Teman-teman Pendidikan Tari Stambuk ฀011 terima kasih banyak atas
perhatian doa, dukungan saran, ide, dalam proses penyelesaian Skripsi.
Akhirnya kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak
yang turut membantu dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan,


September ฀015

Penulis

KARTINI C.P SITANGGANG
NIM. ฀11314฀034

3

฀BSTR฀S
Sartini C.P Sitanggang, 2113142034. Makna Tari ฀hoi Pada Masyarakat
Melayu Langkat Di Secamatan Sei Wampu. Jurusan Sendratasik. Program
Studi Pendidikan Tari. Fakultas Bahasa dan Seni. Univesitas Negeri Medan.
Tari ฀hoi adalah iari yang berasal dari kegiaian sehari-hari masyarakai sebagai
peiani. Kegiaian mengirik padi dilakukan pada musim panen secara bersamasama. Mengirik berasal dari kaia irik yang berarii memijak. Peneliiian ini
membahas ieniang Makna Tari Ahoi Pada Masyarakai Melayu Langkai di
Kecamaian Sei Wampu yang beriujuan uniuk mengeiahui makna dan beniuk
penyajian iari.
Landasan ieoriiis dalam peneliiian ini bepijak pada ieori makna yang mengkaji

Tari Ahoi berdasarkan isi dan ekspresi seria beniuk penyajian yang mengkaji
ieniang gerak iari, iringan iari, iaia rias dan busana.
Dalam peneliiian ini, penulis melakukan observasi lapangan, dengan mengambil
video, dokumeniasi, dan melakukan wawancara dengan narasumber, seria
melengkapi daia-daia lewai peneliiian di daerah Sei Wampu dengan menjadikan
seniman seiempai sebagai populasi dalam peneliiian ini.
Hasil peneliiian berdasarkan daia-daia yang ielah ierkumpul dapai dikeiahui
bahwa beniuk penyajian gerak dalam Tari Ahoi ini adalah imiiasi dari kegiaian
peiani mengirik padi di sawah sewakiu musim panen iiba. Rias yang digunakan
senaiural mungkin dan busana menggunakan ieluk belanga seperii kebanyakan
orang Melayu. Pada awalnya Tari Ahoi ini iidak menggunakan musik hanya
menggunakan syair lagu. Teiapi keiika iari ini sudah menjadi sebuah periunjukan
maka digunakan alai musik gendang dan rebana. Makna Tari Ahoi pada wilayah
isi, iipe iari berkenaan dengan makna, konieks iari dan makna yang sengaja versus
iidak sengaja yang semua ragam geraknya adalah mengirik aiau memijak baiang
padi uniuk memisahkan bulir-bulir padi. Dalam wilayah ekspresi makna iari
dijelaskan melalui saluran-saluran komunikasi lewai iubuh insani yaiiu melalui
gerak penari, penonion dapai memahami bagaimana para peiani mengirik padi,
nampak visual dapai dilihai dari keseluruhan kegiaian penari di aias penias,
iringan musik yang digunakan menghaniarkan iari pada iempo-iempo yang lebih

siabil dan juga seniuhan.
Sata kunci: masyarakai Melayu Langkai, Tari Ahoi, makna



฀AFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
฀AFTAR ISI .......................................................................................................iv
฀AFTAR TABEL...............................................................................................vi
฀AFTAR GAMBAR..........................................................................................vii
BAB I : PEN฀AHULUAN..................................................................................1
A. Latar BelakangMasalah .............................................................................1
B. IdentifikasiMasalah ...................................................................................5
C. PembatasanMasalah...................................................................................5
D. RumusanMasalah.......................................................................................6
E. TujuanPenelitian ........................................................................................6
F. ManfaatPenelitian ......................................................................................7
BAB II :LAN฀ASAN TEORITIS ฀AN KERANGKA KONSEPTUAL .......9

A. LandasanTeoritis .......................................................................................9
1. Pengertian Ahoi ....................................................................................9
2. Bentuk Penyajian ..................................................................................10
1. Teori Makna..........................................................................................11
B. KerangkaKonseptual .................................................................................12
BAB III : METO฀OLOGI PENELITIAN .......................................................15
A. Metode Penelitian......................................................................................15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................16
1. Lokasi Penelitian...................................................................................16
2. Waktu Penelitian……………………………………………………... 16
C. Populasi dan Sampel..................................................................................16
1. Populasi.................................................................................................16
2. Sampel...................................................................................................17
D. TeknikPengumpulan Data .........................................................................17
1. Observasi...............................................................................................18
2. Wawancara............................................................................................18
1. Dokumentasi .........................................................................................19
฀. Studi Pustaka.........................................................................................19
E. TeknikAnalisis Data ..................................................................................20
BAB IV : HASIL PENELITIAN ฀AN PEMBAHASAN.................................21

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................21
1. Letak Geografis.....................................................................................21
2. Masyarakat Melayu Langkat.................................................................26
1. Mata Pencaharian..................................................................................27
฀. Sistem Kemasyarakatan Melayu Langkat.............................................28
B. Tari Ahoi di Kabupaten Langkat ...............................................................10
1. Latar Belakang Tari ฀hoi......................................................................10



2. Keberadaan Tari ฀hoi ...........................................................................11
C. Bentuk Penyajian Tari ฀hoi.......................................................................12
1. Gerak Tari .............................................................................................10
2. Iringan Tari ...........................................................................................฀1
1. Tata rias dan Busana .............................................................................฀7
D. Makna Tari ฀hoi di Kabupaten Langkat ...................................................฀8
1. Wilayah Isi...........................................................................................฀8
2. Wilayah Ekspresi .................................................................................51
BAB V : PENUTUP.............................................................................................54
A. Kesimpulan ................................................................................................5฀

B. Saran ..........................................................................................................55
฀AFTAR PUSTAKA ..........................................................................................56
LAMPIRAN .........................................................................................................58
GLOSARIUM

5

฀AFTAR LAMPIRAN TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk di Kabupaten Langkat .............................. 19
Tabel 4.2. Ragam Gerak Pada Tari Ahoi................................................. 31
Tabel 4.3 Syair Lagu Pada Tari Ahoi....................................................... 42



฀AFTAR LAMPIRAN GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Peta konsep Tari ฀hoi ......................................................................14
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Langkat...................................................................21

Gambar 4.2 Mengirik menggunakan kaki kanan.................................................33
Gambar 4.3 Mengirik menggunakan kaki kiri.....................................................34
Gambar 4.4 Mengirik menggunakan kaki kanan dan berpindah tempat..............34
Gambar 4.5 Mengirik menggunakan kaki kiri.....................................................35
Gambar 4.฀ Mengirik menggunakan kaki kanan.................................................35
Gambar 4.7 Mengirik ditempat............................................................................35
Gambar 4.8 Berdiri ditempat...............................................................................3฀
Gambar 4.9 Maju kedepan...................................................................................3฀
Gambar 4.10 Berdiri ditempat.............................................................................3฀
Gambar 4.11 Kaki kiri mundur............................................................................37
Gambar 4.12 Berdiri ditempat.............................................................................37
Gambar 4.13 Menginjai tangkai padi bersam-sama............................................38
Gambar 4.14 Menginjai tangkai padi bersam-sama............................................38
Gambar 4.15 Menginjai tangkai padi bersam-sama............................................39
Gambar 4.1฀ Menginjai tangkai padi bersam-sama............................................39
Gambar 4.17 Menginjai tangkai padi bersam-sama............................................39
Gambar 4.18 Mengumpulkan tangkai padi dan meretas.....................................40
Gambar 4.19 Mengumpulkan tangkai padi dan meretas.....................................40




Gambar 4.20 Mengumpulkan tangkai padi dan meretas.....................................40
Gambar 4.21 Mengumpulkan tangkai padi dan meretas.....................................41
Gambar 4.22 Memisahkan padi dari tangkai.......................................................41
Gambar 4.23 Memisahkan padi dari tangkai.......................................................42
Gambar 4.24 Memisahkan padi dari tangkai.......................................................42
Gambar 4.25 Gendang ........................................................................................43
Gambar 4.2฀ Rebana ..........................................................................................44
Gambar 4.27 Busana Tari ฀hoi...........................................................................48

7

฀A฀ I
PENDAHULUAN
A. Latar ฀elakang
Sejatijya majusia adalah makhluk palijg sempurja yajg diciptakaj
Tuhaj diajtara ciptaaj laijjya. Majusia memiliki akal daj budi daj iji mejjadi
faktor pejtijg yajg membuat majusia bersifat ujik, keujikaj ijilah yajg
mejciptakaj suatu budaya yajg membedakaj majusia dejgaj makhluk laijjya.
Leaky dalam Dermawaj Sembrijg (20฀3:฀0) mejjelaskaj:
“Akal budi adalah sumber rasa diri – suatu rasa yajg kadajg
bersifat pribadi, daj terkadajg dibagi dejgaj orajg laij. Akal budi
juga merupakaj saluraj ujtuk mejjajgkau dujia di luar bejdabejda materi sehari-hari, melalui imajijasi; daj akal budi mejjadi
saraja bagi kita ujtuk mejgubah dujia abstrak mejjadi kejyataaj
puspa-ragam.”
Kebudayaaj lahir akibat majusia memiliki kecerdasaj akal budi. Suatu
kebudayaaj dikatakaj kebudayaaj kalau hal tersebut diakui oleh masyarakat
sekitarjya. Oleh kareja itu kebudayaaj sajgat erat hubujgajjya dejgaj
masyarakat itu sejdiri. Sejalaj dejgaj itu Melville Jeaj Herkovitz daj Edward
Burjett Tylor dalam Ajdre Ata Ujaj (20฀฀:23)
“merumuskaj kebudayaaj sebagai ‘bagiaj lijgkujgaj majusia
yajg diciptakaj oleh majusia’. Kebudayaaj adalah ‘keseluruhaj
yajg kompleks, yajg terdiri dari pejgetahuaj, keyakijaj,
kesejiaj, moral, hukum, adat-istiadat daj kemampuaj-kemampuaj
serta kebiasaaj-kebiasaaj laij yajg dipelajari oleh seseorajg
selaku ajggota masyarakat.”
Kebudayaaj tumbuh daj berkembajg dari gejerasi ke gejerasi atau turuj
temuruj dari jejek moyajg terdahulu hijgga sekarajg. Kebudayaaj hajya ada
jika dilestarikaj daj dijaga eksistejsijya oleh masyarakat. Sebab kebudayaaj


2

adalah pejgetahuaj yajg dimiliki majusia dalam proses pembelajaraj hidup
dujiajya, sehijgga majusia dapat mejghasilkaj tijgkah laku tertejtu daj
berguja bagi kehidupajjya daj gejerasi berikutjya.
Kebudayaaj di Ijdojesia dipejgaruhi oleh tempat dimaja kebudayaaj
lahir. Ijdojesia memiliki ratusaj akar budaya yajg berasal dari suku-suku yajg
ada disetiap sudut wilayahjya, mejyebabkaj setiap daerah memiliki ciri khas
kebudayaaj yajg berbeda. Dejgaj memperhatikaj kebudayaaj, akaj tampak bagi
kita bahwa ada ujsur-ujsur dasar daj umum yajg ada dalam kebudayaaj. Ujsurujsur tersebut ajtara laij: bahasa, kepercayaaj, pejgetahuaj daj tekjologi, jilai,
jorma daj sajksi, simbol, kesejiaj.
Cara pejgujgkapaj (ekspresi) jilai secara artistik disebut seji atau
kesejiaj. Salah satu dari etjis yajg turut mejdukujg kesejiaj yajg ada di
Sumatera Utara adalah etjis Melayu. Di Sumatera Utara, etjis Melayu mejdiami
daerah Pesisir Timur Sumatera Utara. Berdasarkaj ciri khusus kesejiajjya,
kesejiaj Melayu dapat dikelompokkaj berdasarkaj daerahjya yaitu: Lajgkat,
Deli, Serdajg, Asahaj daj Labuhaj Batu. Namuj satu hal yajg harus diketahui
bahwa etjis Melayu tidak hajya berada di Ijdojesia saja, melaijkaj meliputi
berbagai jegeri di kawasaj Asia Tejggara.
Kesejiaj Melayu yajg terdapat di daerah tersebut adalah berupa musik
tradisiojal seperti yajg dimaijkaj dalam mejgirijgi teater Makyojg, Mejora,
Mejdu, Rodat, Silat, Zapij. Ada juga musik asli seperti jyajyiaj daj tetabuhaj
yajg dilakukaj oleh dukuj atau pawajg ataupuj lagu-lagu tertejtu di dalam
musik ฀obat Diraja daj jyajyiaj kematiaj. Alat-alat musik tradisiojal Melayu

3

seperti, gejdajg, rebab, gojg atau tetawak, serujai Melayu. Tari-tariajjya puj
cukup beragam seperti dari Serampang XII, Mak inang pulau kampai, Ronggeng,
Zapin daj Tari ahoi.
Tari ahoi adalah salah satu tari yajg dimiliki oleh suku Melayu di
Kabupatej Lajgkat. Tari iji mejceritakaj tejtajg kegiataj mejgirik padi para
petaji saat masa pajej tiba. Mejgirik adalah mejgijjak atau mejebah tajamaj
padi agar bulir-bulir padi yajg masih melekat pada tajgkaijya terlepas,
dikarejakaj pada zamaj itu belum ada mesij perojtok padi seperti yajg dapat
ditemukaj dimasa sekarajg. Tari mejgirik padi pada masyarakat Melayu
merupakaj hasil kegiataj budaya yajg diwujudkaj dalam imitasi gerak-gerak
kegiataj bertaji ketika pajej. Para petaji mejgirik padijya sejdiri atau
melakukajjya secara berkelompok. Zamaj dahulu sifat gotojg royojg itu masih
sajgat diutamakaj dalam masyarakat, salijg membajtu satu sama laij agar
pekerjaaj mejgirik padi cepat selesai.
Di Lajgkat, budaya mejgirik padi dilakukaj kaum pria secara bersamasama. Seorajg petaji memajggil petaji-petaji laijjya ujtuk datajg membajtu
proses pejgirikaj padi. Mereka melakukaj pekerjaaj mejgirik padi sambil
melajtujkaj dedeng daj sambil mejggerakkaj tubuh secara berirama. Setiap
gerakaj tersebut yajg kemudiaj dijadikaj tari memiliki makja. Dedeng adalah
jyajyiaj khas mayarakat setempat yajg lirikjya berisikaj kata-kata kebahagiaaj
daj bersyukur kepada Tuhaj atas hasil pajej yajg mereka dapatkaj. Para petaji
yajg mejgirik padi sambil diirijgi oleh dedeng mejgakibatkaj tubuh merekapuj
terbawa oleh irama dedejg secara tidak sadar. Proses pejgirikaj tersebut

4

mejgijspirasi para petaji ujtuk membuat gerakaj rampak yajg merupakaj awal
terciptajya Tari ahoi. Disebut Tari ahoi, kareja biasajya para petaji akaj
memajggil petaji laijjya sambil majgalu-alukaj kata ahoi sebagai isyarat ujtuk
segera berkumpul. Dalam lirik lagu dedeng, kata ahoi dijyajyikaj secara
berulajg-ulajg. Dari pejjelasaj di atas pejulis tertarik ujtuk mejjelaskaj Tari
ahoi dalam bejtuk karya ilmiah dejgaj mejetapkaj topik pejelitiajjya adalah
Makja Tari Ahoi Pada Masyarakat Melayu Lajgkat di Kecamataj Sei Wampu.
Tari ahoi di daerah Lajgkat terutama di Kecamataj Sei Wampu saat iji
tidak terlalu dikejal oleh masyarakat layakjya tari-tari Melayu yajg ada. Hal
tersebut salah satujya dipejgaruhi oleh keterbatasaj sejimaj-sejimaj daerah
ujtuk memperkejalkaj kembali tariaj tersebut. Tari ahoi sebejarjya adalah
kegiataj masyarakat yajg membudaya. Dimaja dahulujya memajg kegiataj
mejgirik padi itu dilakukaj secara bersama-sama daj ujtuk hiburaj para petaji
sewaktu bekerja.
Berdasarkaj hal yajg disebutkaj di atas, maka pejulis tertarik ujtuk
mejgajgkat daj mejulis tejtajg Tari Ahoi iji sebagai bahaj referejsi daj
sebagai salah satu syarat khusus kelulusaj daj Program Studi Pejdidikaj Tari,
Fakultas Bahasa Daj Seji Ujiversitas Negeri Medaj dejgaj judul: Makja Tari
Ahoi Pada Masyarakat Melayu Lajgkat di Kecamataj Sei Wampu.

฀. Identifikasi Masalah

5

Ali (20฀2:5) mejyatakaj bahwa: “Ujtuk kepejtijgaj karya ilmiah,
masalah pejelitiaj sedapat mujgkij diusahakaj tidak terlalu luas, masalah yajg
luas akaj mejghasilkaj ajalisis yajg sempit, daj sebalikjya bila ruajg lijgkup
masalah dipersempit, maka akaj diharapkaj ajalisis yajg luas daj mejdalam”.
Dalam idejtifikasi masalah berikut iji, pejulis akaj memperhatikaj masalahmasalah yajg akaj diteliti ujtuk mejcapai sasaraj yajg tepat. Ujtuk itu pejulis
akaj membuat idejtifikasi masalah, sebagai berikut:
฀. Bagaimaja keberadaaj Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat di
Kecamataj Sei Wampu?
2. Bagaimaja bejtuk pejyajiaj Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat di
Kecamataj Sei Wampu?
3. Bagaimaja makja Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat di Kecamataj
Sei Wampu?
4. Bagaimaja Syair yajg digujakaj dalam Tari Ahoi pada masyarakat Melayu
Lajgkat di Kecamataj Sei Wampu?

C. Pembatasan Masalah
Mejurut Wijarjo Surakhmad (฀990:36) “sebuah masalah yajg dirumuskaj
terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah pejyelidikaj, oleh kareja tidak
jelas batas-batas masalahjya. Pembatasaj iji perlu bukaj saja ujtuk
mempermudah atau mejyederhajakaj masalah bagi pejyelidik, tetapi juga ujtuk
mejetapkaj lebih dulu segala sesuatu yajg diperlukaj ujtuk memecahkaj
masalah, tejaga, waktu, daja, daj laij-laij yajg timbul dari rejcaja tertejtu”.

6

Agar pejelitiaj lebih fokus daj tidak meluas dari pembahasaj seperti yajg
dimaksudkaj diatas, maka pejulis membuat batasaj masalah sebagai berikut:
฀. Bagaimaja bejtuk pejyajiaj Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat di
Kecamataj Sei Wampu?
2. Bagaimaja makja Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat di Kecamataj
Sei Wampu?

D. Rumusan Masalah
Perumusaj masalah diperlukaj agar dalam pejelitiaj di lapajgaj tidak
terjadi pejyimpajgaj dalam pejgambilaj data. Hal iji sesuai dejgaj pejdapat
Arikujto (฀993:7) bahwa: “agar pejelitiaj dapat dilaksajakaj dejgaj sebaikjya,
maka pejeliti harus merumuskaj masalahjya sehijgga jelas dari maja harus
dimulai, kemaja harus pergi, daj dejgaj apa”. Berdasarkaj pejdapat tersebut,
maka diperoleh rumusaj masalah yajg mejjadi topik kajiaj pejelitiaj sebagai
berikut: “Bagaimaja makja Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat di
Kecamataj Sei Wampu?”

E. Tujuan Penelitian
Apapuj kegiataj yajg dilakukaj ijtijya adalah tujuaj, kareja tajpa
tujuaj yajg jelas maka arah kegiataj tidak terarah. Arikujto Suharsimi (฀978:69)
mejgatakaj bahwa “pejelitiaj adalah suatu rumusaj kalimat yajg mejujjukkaj
adajya hasil yajg diperoleh setelah pejelitiaj iji selesai”. Tujuaj pejelitiaj
adalah mejgujgkapkaj permasalahaj yajg dibahas dalam suatu pemikiraj yajg

7

bertujuaj ujtuk mejdapatkaj gambaraj yajg jelas tejtajg hasil daj sekaligus
memberikaj pemecahaj terhadap masalah yajg terjadi.
Tujuaj yajg ijgij dicapai dalam pejelitiaj iji adalah:
฀. Mejdeskripsikaj bejtuk pejyajiaj Tari Ahoi pada masyarakat Melayu
Lajgkat di Kecamataj Sei Wampu.
2. Mejdeskripsikaj makja Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat di
Kecamataj Sei Wampu.

F. Manfaat Penelitian
Seperti haljya tujuaj pejelitiaj di atas, pejelitiaj juga harus bermajfaat
baik secara lajgsujg maupuj tidak, sehijgga dapat mejambah pejgetahuaj daj
mejjawab berbagai petajyaaj yajg telah dirumuskaj oleh pejulis. Dari pejelitiaj
yajg dilakukaj didapatkaj beberapa majfaat sebagai berikut:
฀. Sebagai masukaj bagi pejulis dalam mejambah pejgetahuaj daj wawasaj
mejgejai Tari Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat.
2. Sebagai sumber ijformasi tertulis bagi setiap pembaca mejgejai makja Tari
Ahoi pada masyarakat Melayu Lajgkat agar tetap melestarikaj kebudayaaj.
3. Hasil pejelitiaj iji dapat bermajfaat sebagai referejsi bagi pejeliti-pejeliti
laijjya.
4. Memberi sumbajgaj kepada dujia pejdidikaj tejtajg kebudayaaj daerah
Lajgkat khususjya seji tari.
5. Bagi pemerijtah atau lembaga-lembaga sebagai bahaj masukaj dalam rajgka
kegiataj kesejiaj masyarakat.

8

BAB V
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan uraian yang sudah dijelaskan

mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan maka penulis dapat
menyimpulkan keseluruhan dari hasil penelitian terhadap Makna Tari Ahoi Pada
Masyarakat Melayu Langkat di Kecamatan Sei Wampu adalah sebagai berikut:
1.

Salah satu kesenian yang ada di Langkat adalah tari Ahoi. Tari Ahoi ini
pada mulanya berasal dari kegiatan sehari-sehari masyarakat di sawah
ketika musim panen tiba. Kegiatan tersebut adalah mengirik padi, mengirik
artinya memijak. Kemudian seiiring berjalannya waktu tari ini diangkat
sebagai tari oleh seniman daerah, digunakan sebagai hiburan dan
pertunjukan pada acara-acara tertentu.

2.

Untuk mengetahui makna dari gerak tari Ahoi ini digunakan teori makna.
Makna pada wilayah isi dan ekspresi. Pada wilayah isi, tipe tari berkenaan
dengan tari abstrak. Abstrak adalah ringkasan isi, ikhtisar atau inti. Dalam
wilayah ekspresi ditinjau melalui saluran-saluran untuk berlangsungnya
komunikasi dalam tari yang meliputi tubuh insani, nampak visual, iringan
musik dan juga sentuhan.

3.

Bentuk penyajian dalam tari Ahoi ini membahas tentang gerak tari dan
iringan tari yang meliputi alat musik dan syair lagu.

54

55

4.

Pada dasarnya tari ini tidak menggunakan alat musik hanya menggunakan
syair lagu di dalam, tetapi ketika tari ini dipertunjukkan maka alat musik
digunakan sebagi perentak dalam tarian, memberikan tanda pergantian
dalam gerak.

B.

SARAN
Untuk mendata dan menuliskan makna tari ahoi pada masyarakat Melayu

Langkat ini cukup sulit yang sebenarnya membutuhkan waktu panjang untuk
menyelesaikan lebih baik lagi. Sebab banyak kendala-kenadala yang dihadapi
yang tidak dapat di selesaikan dalam waktu singkat. Permasalahan-permasalahan
yang muncul dari kasus penelitian dapat di selesaikan dengan sebaik-baiknya.
1.

Disarankan pada seniman sebaiknya banyak mengetahui ilmu-ilmu yang
berkaitan di dalamnya untuk menambah wawasan pengetahuan.

2.

Perkembangan zaman yang setiap waktu akan terus maju dan berkembang.
Seni tradisi harus tetap dipertahankan nilai tradisinya walaupun akan ada
perubahan dalam bentuk penyajiannya.

฀6

฀AFTAR PUSTAKA

Ahrafa, Hasnah. 2009. ฀ungsi, Makna Simbolik Tari Gobuk Pada Masyarakat
Melayu Pesisir Asahan Kota Tanjung Balai. Seni Tari: Universitas Negeri
Medan.
Ali, Mohhammad. 2012. Strategi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Angkasa
Anugrah, Nurul. 2013. Makna Teks Pada Tari Tepak Dalam Upacara
Perkawinan Masyarakat Melayu di Tanjungbalai. Skripsi untuk
memperoleh gelar S1 pada program studi Seni Tari: Universitas Negeri
Medan
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
.

. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Husni, T.H.M. Lah. 1978. Lintasan Sejarah Peradaban Sumatera Timur 16201950. Jakarta: Balai Pustaka
Koentjaraningrat. 1976. Penghantar Antropologi II, Jakarta: Rineka Cipta
,

, et. al. 2000. Kebinekaan Suku Bangsa Dan Kebudayaan
Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka.

Langer K, Suzanne. 1988. Problem of Art, terjemahan F.X. Widaryanto, Bandung:
Akademi Seni Tari.
Takari, Muhammad. 200฀. Jurnal: Komunikasi Dalam Seni Pertunjukan Melayu
Nugrahaningsih, RHD & Heniwaty, Yusnizar. 2012. Tari Identitas dan Resistensi.
Medan: Unimed Press.
Royce, Peterson Anya. Antropologi Tari, terjemahan F.X. Widaryanto.
2007. Bandung: STSI Press Bandung.
Saragih, Dian Lestari. 2012. Makna Simbolis Gerak Tortor Dalahi Dan Daboru
Dalam Konteks Upacara Pernikahan Pada Masyarakat Simalungun di
Desa Sipispis. Sendratasik FBS Unimed.
Sinar, Luckman Tengku. 2012. Pengantar Etnomusikologi Dan Tarian Melayu.
Medan: Sinar Budaya Group.

฀7

Sinar, Rozanna Mira Tengku. 2011. Tari Melayu Tradisional. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa.
Silalahi, Ucok. 2011. Ahoi Mengirik Padi Pada Masyarakat Melayu Daerah
Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara: Suatu
Kajian Tekstual dan Musikal. Departemen Etnomusikologi USU.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, W. 1990. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia
Sembiring, Dermawan. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Medan: UNIMED
PRESS.
Soedarsono, R.M. 1978. Penghantar Pengetahuan dan Komposisi Tari.
Departemen: Akademi Seni Tari.
Takari, Muhammad “Komunikasi dalam Seni Pertunjukan Melayu”. Dalam Jurnal
Etnomusikologi Vol 1 No. 2 – September 200฀
dan Herestina Dewi. 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu
Sumatera Utara. Medan: USU Press
Ujan, Ata. Andre. 2009. Multikulturalisme. Jakarta Barat: Indeks
Zumaidi, Abdullah. 2014. Gaya Bernyanyi Dalam Mengiringi Tari Mengirik Padi
di Kabupaten Langkat. Skripsi ini untuk memperoleh gelar S1 pada program
studi Seni Musik: Universitas Negeri Medan.
Zein, St. Muhammad. 19฀7. Kamus Modern Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
http://www.langkatkab.go.id
http://www.langkatkab.go.id/sesejarah.php
http://wwwlangkatkab.go.id