Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah (Studi Kasus: Desa Silalahi III, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Bawang Merah
Tanaman bawang merah diperkirakan berasal dari kawasan Asia. Sebagian
referensi menyebut secara spesifik bahwa bawang merah berasal dari Asia
Tengah, khususnya India. Ada referensi lain yang mengatakan bahwa asal usul
tanaman ini dari Asia Barat dan Mediterania yang selanjutnya berkembang di
Mesir dan Turki (Jaelani, 2007).
Akar bawang merah dapat mencapai kedalaman 15 cm – 20 cm. Secara
individu jumlah perakaran tanaman bawang dapat mencapai 20 – 200 akar.
Diameter akar bervariasi antara 0,5 mm – 2 mm. Akar cabang tumbuh dan
terbentuk antara 3 – 5 akar (Aksi Agraris Kanisius, 1998).
Bawang merah merupakan terna rendah yang tumbuh tegak dengan tinggi
dapat mencapai 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam
tertanam dalam tanah. Seperti juga bawang putih, tanaman ini tidak tahan
kekeringan (Wibowo, 2008).
Batang bawang merah memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang

bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekat perakaran dan
mata tunas (titik tumbuh). Dibagian atas discus terbentuk batang semu yang
tersusun dari pelepah-pelepah daun. Batang semu yang berada di dalam tanah
akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi lapis (bulbus). Diantara lapis

6
Universitas Sumatera Utara

7

kelopak bulbus terdapat mata tunas yang dapat membentuk tanaman baru atau
anakan, terutama pada spesies bawang merah biasa (Aksi Agraris Kanisius, 1998).
Daun bawang merah bentuknya seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang
antara 50 – 70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda
sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif
pendek. Bunga bawang merah yaitu tangkai daun yang keluar dari ujung tanaman
(titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya
terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah-olah
berbentuk payung. Sebagai bunga sempurna (hermaphrodite), bawang merah
dapat melakukan penyerbukan sendiri ataupun silang dengan bantuan serangga

lebah atau lalat hijau, dapat juga melalui penyerbukan buatan oleh bantuan tangan
manusia.
Buah dari bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2 – 3 butir. Bentuk biji agak pipih, sewaktu masih
muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua menjadi hitam. Biji-biji
bawang merah dapat dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara
generatif (Rukmana, 1994).
Menurut Wibowo (2008) berdasarkan warna umbi, jenis-jenis bawang
merah di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Kelompok yang umbinya berwarna merah tua seperti kultivar Medan, Gurgur,
Maja dan Sri Sakate.
b. Kelompok yang umbinya berwarna kuning muda pucat seperti kultivar
Sumenep.

7
Universitas Sumatera Utara

8

c. Kelompok yang umbinya berwarna kekuning-kunungan sampai merah muda

seperti kultivar Kuning, Lampung, Bima, Ampenan dan sebagainya.
Berdasarkan sejarahnya, tanaman bawang merah berasal dari Asia atau
Mediterania. Bawang merah dibedakan atas bawang merah (Allium cepa), bawang
merah shallot (Allium ascalonicum) dan bawang bakung (Allium fistulosum).
Ketiga macam bawang merah ini berasal dari daerah tropika di Asia. Bentuk umbi
bawang merah shallot lebih kecil daripada bawang merah yang lain. Namun, nilai
gizi yang terkandung hampir sama (Aksi Agraris Kanisius, 1998).
Seperti halnya perkembangan luas panen dan produksinya, perkembangan
produktivitas bawang merah di Indonesia selama kurun waktu 1980-2014 juga
cenderung meningkat. Tahun 1980 produktivitas bawang merah di Indonesia
mencapai 4,04 Ton/Ha kemudian pada tahun 2014 produktivitasnya meningkat
menjadi 10.22 Ton/Ha. Rata-rata laju pertumbuhan produktivitas bawang merah
selama periode 1980-2009 sebesar 3,39% per tahun dimana Produktivitas bawang
merah tertinggi dicapai pada tahun 2001 yaitu sebesar 10,49 Ton/Ha atau naik
14,02% terhadap tahun sebelumnya. Pada periode tahun 2010-2014, rata-rata laju
pertumbuhan produktivitas bawang merah di Jawa sebesar 2.10 Ton/Ha
sedangkan di luar Jawa 1.65 Ton/Ha (Kementerian Pertanian, 2015).
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Fungsi Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan mengubah input menjadi output. Kegiatan

tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi

8
Universitas Sumatera Utara

9

menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian
sejumlah input (Sugiarto, dkk, 2007).
Menurut Daniel (2002) produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan
membuat. Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan
dapat dipenuhi, persyaratan ini lebih dikenal dengan faktor produksi. Faktor
produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah, modal, tenaga kerja dan skill
atau manajemen.
Fungsi produksi adalah hubugan teknis antara faktor produksi dengan
barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi, kegiatan produksi
menyangkut dua persoalan penting yaitu, pertama mengenai input atau masukan
yang dimasukkan ke dalam proses produksi. Input terdiri dari faktor-faktor
produksi seperti tanah, modal, tenaga kerja dan kewirausahaan. Kedua mengenai
output atau keluaran yang dihasilkan dari proses produksi. Dengan demikian

fungsi produksi merupakan hubungan fungsional antara input dengan output
(Suwiaty, dkk, 2009).
Menurut Pindyck dan Rubinfeld (2008) perusahaan dapat mengubah input
menjadi output dengan berbagai cara, dengan menggunakan variasi tenaga kerja,
bahan-bahan produksi dan modal. Kita dapat menjelaskan hubungan antara input
produksi, proses dan produk yang dihasilkan dalam sebuah fungsi produksi.
Menurut

Widjajanta

dan

Widyaningsih

(2007),

proses

produksi


memerlukan sejumlah faktor-faktor produksi input yang digunakan sebagai
masukan dalam proses produksi untuk menghasilkan sejumlah barang (output).
Jumlah output ini bergantung pada faktor-faktor produksi input yang digunakan

9
Universitas Sumatera Utara

10

dalam proses produksi. Hubungan antar jumlah input yang digunakan dan jumlah
output yang dapat dihasilkan disebut fungsi produksi (production function). Jadi
fungsi produksi adalah hubungan antara jumlah output maksimum yang dapat
diproduksi

dan

faktor-faktor

produksi


(input)

yang

diperlukan

untuk

menghasilkan output dengan tingkat teknologi tertentu.
Menurut Daniel (2004) fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang
menunjukkan antara hasil fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input).
Dalam bentuk matematika sederhana, fungsi produksi ini dituliskan sebagai
berikut.
Y = f (X1, X2, ....., Xn)

Keterangan:
Y

= hasil fisik/produksi (output)


X1, X2, ....., Xn = faktor–faktor produksi (input)
Berdasarkan fungsi tersebut, petani dapat melakukan tindakan yang
mampu meningkatkan produksi (Y) dengan cara berikut:
a. Menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.
b. Menambah beberapa jumlah input (lebih dari satu) yang digunakan.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Menurut Pindyck dan Rubenfield (2008), faktor produksi adalah input
pada proses produksi seperti tenaga kerja, modal dan bahan-bahan lainnya.
Sementara menurut Soekartawi (2005), faktor produksi adalah semua korbanan
yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan
menghasilkan dengan baik.
10
Universitas Sumatera Utara

11

Dalam berbagai literatur, faktor produksi dikenal pula dengan istilah input,
production factor dan korbanan produksi. Faktor produksi sangat menentukan
besar atau kecilnya produksi yang diperoleh. Berbagai pengalaman menunjukkan
bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, dan obat-obatan,

tenaga kerja, serta aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting
diantara faktor produksi yang lain (Soekartawi, 2005).
Pembagian faktor-faktor produksi ke dalam tanah, tenaga kerja dan modal
adalah konvensional. Sumbangan tanah adalah berupa unsur-unsur tanah yang asli
dan sifat-sifat tanah yang tidak dapat dirusakkan (original dan indestructible
properties of the soil) yang dengannya hasil pertanian dapat diperoleh. Tetapi,
untuk memungkinkan diperolehnya produksi, diperlukan tangan manusia, yaitu
tenaga kerja petani (labor). Akhirnya, yang dimaksud modal adalah sumbersumber ekonomi di luar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia (Mubyarto, 1989).
1. Luas Lahan
Lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil
pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar
kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan
yang digunakan oleh petani (Mubyarto, 1989). Menurut Namah dan Dinah (2010)
setiap penambahan luas lahan dengan teknik budidaya serta intensifikasi pertanian
yang baik mengakibatkan produksi akan meningkat.
2. Bibit
Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh jumlah
bibit yang digunakan. Untuk memperoleh hasil atau output pertanian, salah satu

11

Universitas Sumatera Utara

12

faktor yang menentukan adalah jumlah bibit yang digunakan dalam menghasilkan
produksi pada tanaman (Yuniarto, 2008). Menurut Rahotman Sinaga dan
Nurcahyaningtyas (2013) semakin banyak bibit yang digunakan setiap petani,
maka akan semakin besar pula tingkat produksi bawang merah yang diperoleh
setiap petani.
3. Pupuk
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal, tanaman
memerlukan bahan makanan berupa unsur hara, baik unsur hara makro maupun
unsur hara mikro. Jika tanah untuk media tumbuh tidak tersedia cukup unsur hara
yang diperlukan, maka harus diberikan tambahan unsur- unsur tersebut ke dalam
tanah. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi tanaman, hal ini
dapat berpengaruh bila dosis yang diberikan tepat (Zuriani, 2012).
Pemupukan tanaman bawang merah perlu pemupukan untuk menyediakan
zat hara bagi tanaman. Zat hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak (makro)
terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Zat hara tersebut dapat

diperoleh dari pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang
diberikan, yaitu pupuk Urea/ZA, TSP, dan KCL. Dosis Urea yang digunakan 500
kg/ha, TSP 300 kg/ha, dan pupuk KCL 200 kg/ha (Rahayu dan Nur, 1999).
4. Pestisida
Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi
hama dan penyakit yang menyerangnya. Di satu sisi pestisida dapat
menguntungkan usahatani, namun di sisi lain pestisida dapat merugikan petani.

12
Universitas Sumatera Utara

13

Pestisida menyebabkan kerugian bagi petani jika terjadi kesalahan pemakaian
baik dari cara maupun komposisi. Kerugian tersebut antara lain pencemaran
lingkungan, rusaknya komoditas pertanian, keracunan yang dapat berakibat
kematian pada manusia dan hewan peliharaan (Rahim dan Hastuti, 2007).
5. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam
proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya
tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan.
Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas
tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga
kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi
(Soekartawi, 1990).
Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam mengolah lahan
bawang merah otomatis jumlah jam kerja dalam pengolahan tanaman bawang
merah juga akan semakin besar (Sinaga, 2013). Menurut Namah dan Dinah (2010)
Semakin tinggi curahan tenaga kerja dengan penguasaan teknologi dan
pengetahuan yang cukup, menyebabkan produksi semakin meningkat.
2.3. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian dari Nita Nur Listianawati (2014), dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Bawang Merah di Desa Kupu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes”
dengan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan karakteristik petani bawang
merah, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah

13
Universitas Sumatera Utara

14

dan untuk mengetahui respon produksi yang disebabkan oleh perubahan faktorfaktor produksi bawang merah di daerah penelitian. Metode penelitian yang
digunakan yaitu analisis regresi linear berganda dan analisis elastisitas dengan
hasil penelitian menyimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
bawang merah adalah luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, pestisida cair dan
pestisida padat. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara parsial faktor yang paling
berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi yaitu luas lahan dengan nilai
koefisien 1.097. Lima variabel lainnya tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
bawang merah.
Berdasarkan penelitian dari Hedi Diana Pardede (2014), dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus:
Desa Cinta Dame, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)” dengan tujuan
penelitian untuk menganalisis tingkat produktivitas usahatani bawang merah,
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah,
mengetahui komponen biaya dalam usahatani bawang merah dan untuk
menganalisis pendapatan tenaga kerja keluarga petani, pendapatan keluarga petani
dan pendapatan bersih usahatani bawang merah di daerah penelitian. Metode
penelitian yang digunakan yaitu formula produktivitas, fungsi Cobb-Douglas,
metode deskriptif, dan rumus pendapatan. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa secara parsial penggunaan faktor produksi benih dan pupuk berpengaruh
nyata terhadap produksi bawang merah, sedangkan faktor pestisida dan tenaga
kerja tidak berpengaruh nyata. Sedangkan secara serempak menyimpulkan bahwa
semua faktor produksi berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah.

14
Universitas Sumatera Utara

15

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Rahotman Sinaga dan
Nurcahyaningtyas (2013), dalam jurnal yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Bawang Merah: Studi Kasus pada Usahatani di Desa
Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DIY” dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh luas lahan, jenis benih,
pestisida dan jumlah tenaga kerja terhadap produksi bawang merah. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode analisis regresi berganda. Kesimpulan
dari hasil penelitian ini yaitu secara parsial luas lahan, jumlah benih dan jumlah
tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah, sedangkan
jumlah pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari Ellyta, dkk (2013), dalam
jurnal yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Lidah
Buaya (Aloe Vera. L) di Pontianak” dengan tujuan penelitian untuk menganalisis
pengaruh faktor-faktor jumlah tenaga kerja, pupuk, kapur, pestisida, bibit, dan
luas lahan usahatani terhadap produksi usahatani lidah buaya di Pontianak Utara.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis regresi linear berganda.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu jumlah tenaga kerja, pupuk, kapur,
pestisida, bibit, dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi produksi
lidah buaya baik secara serempak maupun secara parsial.
2.4. Kerangka Pemikiran
Produksi adalah proses transformasi input menjadi output. Input yang
digunakan dalam produksi bawang merah yaitu bibit, pupuk, pestisida, tenaga
kerja dan lahan. Input inilah yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi

15
Universitas Sumatera Utara

16

produksi, sementara output yang dihasilkan dari usahatani bawang merah yaitu
produksi bawang merah.
Penelitian ini dilakukan di Desa Silalahi III, Kecamatan Silahisabungan,
Kabupaten Dairi . Sasaran dari responden yang dituju dalam penelitian ini yaitu
petani yang berusahatani bawang merah di Desa Silalahi III, Kecamatan
Silahisabungan, Kabupaten Dairi. Kerangka pemikiran menjadi dasar untuk
pelaksanaan penelitian agar penelitian menjadi terarah. Berdasarkan uraian diatas,
maka skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Luas Lahan (X1)
Bibit (X2)
Produksi
Bawang
Merah

Pupuk (X3)
Pestisida (X4)
Tenaga Kerja (X5)
Keterangan :
: Pengaruh

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Bawang Merah.

2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis penelitian adalah:
Ada pengaruh nyata dari faktor produksi luas lahan (X1), bibit (X2), pupuk (X3),
pestisida (X4) dan tenaga kerja (X5) terhadap produksi bawang merah di Desa
Silalahi III, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi.

16
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25