Selanjutnya

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN
PEMERINTAH MALAYSIA
MENGENAI
IZIN PELAJARIIZIN TINGGAL PELAJAR DAN VISA
UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA yang diwakili oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan DAN PEMERINTAH MALAYSIA yang diwakill
oleh Kementerian Pendidikan (untuk selanjutnya masing-masing disebut
sebagai "Pihak" dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak•)

MENGINGAT KEMBALI kesepahaman yang dicapai oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Data' Sri Abdullah Ahmad Badawi
pada forum Konsultasi Tahunan kedua Pemimpin di Bukittinggi pada tanggal
12 - 13 Januari 2006 mengenai pemberian izin pelajar atau visa yang berlaku
sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk mengikuti program
pendidikan tinggi bagi pelajar Malaysia yang belajar di Indonesia serta bagi

pelajar Indonesia yang belajar di Malaysia;
MENGINGAT KEMBALI kesepahaman yang dicapai oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Dato' Sri Mohd Najib Tun
AbduiRazak pada forum Konsultasi Tahunan kedua Pemimpin di Putrajaya,
Malaysia pada tanggal 18 Mei 201 0 guna memfasilitasi pendidikan lintas batas
dengan membuat

kerjasama bilateral tentang Visa Pelajar untuk Program

Pendidikan antara kedua negara;

MENGINGAT KEMBALI kesepahaman yang dicapai oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Dato' Sri Mohd Najib Tun
AbduiRazak dalam forum Konsultasi Tahunan pada tanggal 20 Oktober 2011 di
lombok dimana kedua Pemimpin sepakat untuk mempercepat penyelesaian
Memorandum Saling Pengertian mengenai lzin PelajarNisa untuk Program
Pendidikan Tinggi, termasuk mengenai ketentuan visa yang tepat untuk pelajar
yang sesuai dengan jangka waktu belajar berdasarkan asas resiprositas guna
memfasilitasi pertukaran pelajar antara kedua negara;


MENGINGAT KEMBALI kesepahaman yang dicapai oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Dato' Sri Mohd Najib Tun
AbduiRazak dalam forum Konsultasi Tahunan pada tanggal18 Desember 2012
di Putrajaya, dimana kedua Pemimpin menghimbau pejabat kedua negara
untuk mempercepat proses perundingan guna menyelesaikan Memorandum
Saling Pengertian bidang lzin PelajarNisa untuk Program Pendidikan Tinggi;

MENEGASKAN

KEMBALI

keinginan kuat kedua negara

untuk lebih

memperdalam dan mengembangkan ikatan bilateral yang erat, persahabatan,
hubungan istimewa, dan ォ・セ。@


sama saling menguntungkan di berbagai bidang

termasuk pendidikan;

MEYAKINI bahwa pelajar Indonesia yang belajar di Malaysia serta pelajar

Malaysia yang belajar di Indonesia akan memainkan peran penting sebagai
agen-agen perkembangan sosial-ekonomi di negara mereka masing-masing
serta akan berkontribusi dalam upaya pembangunan nasional dan juga
merupakan aset masa yang akan datang serta suatu investasi yang tak ternilai
yang

diperlukan

untuk

meningkatkan

rasa


saling

pengertian,

saling

menghormati, persahabatan, kerja sama yang efektif dan meningkatkan
hubungan persaudaraan antara kedua negara.

BERKEINGINAN untuk memfasilitasi masuk dan tinggalnya pelajar Malaysia

ke Republik Indonesia dan pelajar Indonesia ke Malaysia;

MENGHORMATI hukum, peraturan perundang-undangan, dan kebijakan

nasional yang berlaku dari waktu ke waktu di negara Para Pihak;

TELAH MENYETUJUI sebagai berikut:

PASALI


TUJUAN
Para Pihak, sesuai dengan ketentuan dalam Memorandum Saling Pengertian
ini, serta hukum, peraturan perundang-undangan dan kebijakan nasional yang
berlaku dari waktu ke waktu di masing-masing negara, setuju untuk
memperkuat, meningkatkan dan mengembangkan kerja sama timbal balik
dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan pemberian izin pelajarlizin
tinggal dan visa yang sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan untuk
mengikuti program pendidikan tinggi bagi pelajar Malaysia yang belajar di
Indonesia dan juga bagi pelajar Indonesia yang belajar di Malaysia atas dasar
kesetaraan dan saling menguntungkan.

PASAL II
RUANG LINGKUP KERJA SAMA

1.

Masing-masing

Pihak


wajib,

sesuai

dengan

hukum,

peraturan

perundang-undangan dan kebijakan nasional yang mengatur hal-hal
terkait, yang berlaku dari waktu ke waktu di tiap negara, berusaha untuk
melakukan langkah yang diperlukan dalam memfasilitasi pemberian izin
pelajarlizin tinggal dan visa sesuai dengan jangka waktu yang diperlukan
untuk mengikuti program pendidikan tinggi di negara mereka masingmasing untuk maksud dari Memorandum Saling Pengertian ini.

2.

Untuk maksud Memorandum Saling Pengertian lni, istilah "izin

belajar/izin tinggal dan visa" akan mengandung arti sebagai berikut(a)

Di Malaysia (i)

lzin belajar berarti izin bagi pelajar Indonesia untuk
tinggal

di

Malaysia guna

menyelesaikan

program

pendidikan tingginya; dan

(ii)

Visa berarti izin bagi pelajar Indonesia untuk memasuki

Malaysia yang diterbitkan sesuai hukum terkait yang
berlaku di Malaysia

(b)

Di Indonesia(i)

lzin tinggal pelajar berarti izin bagi pelajar Malaysia untuk
tinggal di Indonesia guna menyelesaikan program
pendidikan tingginya; dan

(ii)

Visa berarti izin bagi pelajar Malaysia untuk memasuki
Indonesia yang diterbitkan sesuai hukum terkait yang
berlaku di Indonesia

3.

lstilah "jangka waktu yang diperlukan" yang merujuk pada Paragraf 1

pada Pasal ini, wajib berarti suatu jangka waktu 2+2+2 untuk izin
pelajar/izin tinggal dan visa bagi pelajar dari salah satu Pihak untuk
tinggal di wilayah Pihak lainnya guna melaksanakan program pendidikan
tinggi.

4.

Pelajar kedua negara wajib mengajukan permohonan untuk izin
pelajarlizin tinggal dan visa dengan cara-cara sebagai berikut -

'

(a)

Bagi Pelajar Indonesia -

(i)

pel ajar wajib mengajukan permohonan dan mendapatkan
suatu visa yang sah sesuai dengan hukum, peratura111

perundang-undangan dan

kebijakan

nasional yang

berlaku;

(ii)

pelajar wajib mengajukan permohonan dan mendapatkan
suatu izin pelajar dari Departemen lmigrasi Malaysia
melalui institusi pendidikan tinggi terkait di Malaysia
sesuai dengan hukum, peraturan perundang-undangan
dan kebijakan nasional yang berlaku; dan/atau

(iii)

pelajar wajib mengajukan permohonan untuk suatu visa


multiple

entry

sesuai

perundang-undangan

dengan

hukum,

dan kebijakan

peraturan

nasional

yang

berlaku.

(b)

Bagi Pelajar Malaysia-

(i)

pelajar wajib mengajukan permohonan dan mendapatkan
suatu visa yang sah sesuai dengan hukum, peraturan
perundang-undangan

dan

kebijakan

nasional

yang

berlaku;

(ii)

pelajar wajib mengajukan permohonan dan mendapatka111
suatu izin tinggal pelajar dari Kantor lmigrasi Indonesia
melalui institusi pendidikan tinggi terkait di Indonesia
sesuai dengan hukum, peraturan perundang-undangan
dan kebijakan nasional yang berlaku; dan/atau

(iii)

pelajar wajib mengajukan permohonan untuk suatu visa
multiple

entry

sesuai

dengan

hukum,

peraturan

perundang-undangan, dan kebijakan nasional yang
berlaku;

PASAL Ill
PIHAK BERWENANG
Lembaga yang ditunjuk untuk bertanggung jawab guna pelaksanaan
Memorandum Saling Pengertian ini atas nama Pemerintah Republik Indonesia
wajib adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan atas nama
Pemerintah Malaysia wajib adalah Kementerian Pendidikan.

PASAL IV
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
1.

Perlindungan atas hak kekayaan intelektual wajib dilaksanakan sesuai
dengan hukum, dan peraturan perundang-undanganan nasional Para
Pihak serta dengan perjanjian-perjanjian internasional lainnya yang
ditandatangani oleh kedua Pihak

2.

Penggunaan nama, logo dan/atau lambang resmi dari salah satu Pihak
pada

setiap

publikasi,

dokumen

dan/atau

artikeldilarang

tanpa

persetujuan tertulis dari Pihak lainnya.
3.

Tanpa mengesampingkan hal-hal pada paragraf 1 di atas, hak kekayaan
intelektual

yang

berkenaan

dengan

pengembangan

teknologi,

pengembanganproduk dan jasa, dilaksanakan:

(i)

secara bersama oleh Para Pihak atau hasil penelitian yang
diperoleh melalui usaha kegiatan bersama Para Pihak, wajib
dimiliki secara bersama oleh Para Pihak sesuai dengan ketentuan
yang akan disepakati bersama, dan

(ii)

secara tersendiri dan terpisah oleh Pihak atau hasil penelitian
yang diperoleh melalui usaha sendiri dan terpisah oleh Pihak,
wajib dimiliki hanya oleh Pihak yang tersebut.

PASAL V
PENANGGUHAN

Masing-masing Pihak berhak, untuk alasan keamanan nasional, kepentingan
nasional, kertertiban umum, atau kesehatan umum, untuk menangguhkan
sementara, baik keseluruhan atau sebagian, pelaksanaan Memorandum Saling
Pengertian ini,

yang mana penangguhan tersebut wajib berlaku setelah

adanya pemberitahuan kepada Pihak lainnya melalui saluran diplomatik.

PASAL VI
KERAHASIAAN

1.

Masing-masing Pihak wajib menjaga kerahasiaan dokumen, informasi
dan data lain yang diterima dari atau diberikan untuk Pihak lainnya,
selama periode pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini
maupun perjanjian lainnya yang dibuat berdasarkan Memorandum
Saling Pengertian ini.

2.

Kedua Pihak menyetujui bahwa ketentuan-ketentuan Pasal ini wajib
tetap mengikat Para Pihak meskipun berakhirnya Memorandum Saling
Pengertian.

PASAL VII

REVISI, PERUBAHAN DAN AMANDEMEN

1.

Salah satu Pihak dapat secara tertulis meminta suatu revisi, modifikasi
atau amandemen terhadap seluruh atau sebagian dari Memorandum
Saling Pengertian ini.

2.

Setiap revisi, modifikasi atau amandemen yang disetujui oleh Para Pihak
wajib dituangkan secara tertulis dan wajib merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini.

3.

Revisi, modifikasi atau amandemen tersebut wajib mulai berlaku pada
tanggal yang dapat ditentukan oleh Para Pihak.

4.

Setiap revisi, modifikasi atau amandemen wajib tidak mempengaruhi
hak dan kewajiban yang timbul dari atau berdasarkan Memorandum
Saling Pengertian ini sebelum atau sampai tanggal revisi, modifikasi
atau amandemen tersebut.

PASAL VIII
PENYELESAIAN SENGKETA
Setiap perbedaan atau sengketa antara Para Pihak tentang penafsiran
dan/atau pelaksanaan dan/atau penerapan setiap ketentuan Memorandum
Saling Pengertian ini wajib diselesaikan secara damai melalui negosiasi
dan/atau konsultasi antara Para Pihak melalui saluran diplomatik, tanpa
meruj uk kepada pihak ketiga atau pengadilan internasional

PASAL IX
MULAI BERLAKU, MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN
1.

Memorandum Saling Pengertian ini wajib mulai berlaku pada tanggal
penandatanganan dan wajib tetap berlaku untuk jangka waktu enam (6)
tahun.

2.

Setelah itu, masa berlaku wajib secara otomatis diperpanjang untuk
jangka waktu satu (1) tahun.

."

t

(.

3.

Tanpa mengesampingkan hal-hal pada dalam Pasal ini, salah satu
Pihak dapat mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini dengan
memberitahukan kepada Pihak lainnya mengenai keinginannya untuk
mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini dengan pemberitahuan
tertulis melalui saluran diplomatik, sekurang-kurangnya tiga (3) bulan
sebelumnya keinginan tersebut dilakukan.

4.

Pengakhiran

Memorandum

Saling

Pengertian

ini

wajib

tidak

mempengaruhi pelaksanaan program/aktifitas yang sedang berjalan
yang telah disepakati sebelum tanggal pengakhiran Memorandum
Saling Pengertian ini.

SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, telah diberi kuasa oleh
Pemerintahnya masing-masing, telah menandatangani Memorandum Saling
Pengertian ini.
DIBUAT di Jakarta pada tanggal 19 Desember Tahun 2013 dalam empat (4)
naskah asli, masing-masing dua (2) dalam dalam bahasa Indonesia dan
lnggris, semua naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Apabila terdapat
perbedaan penafsiran, nas:kah dalam bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA

UNTUK PEMERINTAH
MALAYSIA

Signed

Signed

Mohammad Nuh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Haji ldtis Jusoh
Menteri Pendidikan II

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN

THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND
THE GOVERNMENT OF MALAYSIA
ON STUDENT PASS/STAY PERMIT AND VISA FOR HIGHER EDUCATION
PROGRAMMES

THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA as represented by
the Ministry of

Education and Culture AND THE GOVERNMENT OF

MALAYSIA as represented by the Ministry of Education (hereinafter referred to
singularly as "the Party" and collectively as '1the Parties"),

RECALLING the understanding reached by President Susilo Bambang
Yudhoyono and Prime Minister Data' Sri Abdullah Ahmad Badawi during the
Annual Consultation of both Leaders in Bukittinggi on 12 -13 January 2006 on
the granting of student pass or visa valid for the required duration of higher

education programmes for Malaysian students who study in Indonesia as well
as Indonesian students who study in Malaysia;
RECALLING the understanding reached by President Susilo Bambang
Yudhoyono and Prime Minister Dato' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak during
the Annual Consultation of both Leaders in Putrajaya, Malaysia on 18 May 2010
to facilitate cross-border education by concluding the bilateral cooperation on
Student Visas for Education Programme between the two countries;

RECALLING the understanding reached by President Susilo Bambang

Yudhoyono and Prime Minister Dato' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak during
the Annual Consultation on 20 October 2011 in Lombok whereby both Leaders
had agreed to expedite the conclusion of the Memorandum of Understanding on
Student Pass/Stay Permit and Visa for Higher Education Programmes,
including the provision of the appropriate visa for students in accordance with
the length of study on reciprocal basis in order to facilitate the exchange of

students between both countries;
RECALLING the understanding reached by President Susilo Bambang

Yudhoyono and Prime Minister Data' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak during
the Annual Consultation on 18 December 2012 in Putrajaya whereby both
Leaders urged officials of both countries to expedite negotiations towards the
early conclusion of the Memorandum of Understanding Student Pass/Stay
Permit and Visa for Higher Education Programmes;
REAFFIRMING the solid determination of the two countries to further deepen

and expand their close bilateral ties, friendship, special relations and mutually
beneficial cooperation in all areas including education;

CONVINCED that Indonesian students studying in Malaysia as well as

Malaysian students studying in Indonesia will play an important role as agents
for socio-economic progress in their respective countries as well as contribute
to national development efforts and that they also represent a future asset and
an invaluable investment necessary for the common goals of enhancing mutual
understanding, mutual respect, friendship , effective cooperation and promoting
brotherly relations between the two countries;
DESIRING to facilitate the entry and stay of Malaysian students into the

Republic of Indonesia and Indonesian students into Malaysia;

RESPECTING the prevailing laws, rules, regulations and national policies from

time to time in force in each country of the Parties.

HAVE AGREED as follows:

ARTICLE I
OBJECTIVE

The Parties, subject to the terms of this Memorandum of Understanding and the

laws, rules, regulations and national policies from time to time in force in each
country, agree to strengthen, promote and develop mutual co-operation in all
matters relating to the granting of student pass/stay permit and visa for the
required duration of higher education programmes, for Malaysian students to
study in Indonesia as well as Indonesian students to study in Malaysia, on the
basis of equality and mutual benefit.

ARTICLE II
AREAS OF COOPERATION

1.

Each Party shall, subject to the laws, rules, regulations and national
policies from time to time in force, governing the subject matter in their
respective countries, endeavour to take the necessary steps in facilitating
the issuance of student pass/stay permit and visa for the required duration
of higher education programmes in their respective countries for the
purposes of this Memorandum of Understanding.

2.

For the purpose of this Memorandum of Understanding, the term "student
pass/stay permit and visa" shall carry the following meanings respectively-

(a) In Malaysia -

(i)

student pass means a permission for Indonesian
student to stay in Malaysia to complete his/her
higher education programme; and

(ii)

visa means a permission for the Indonesian student
to enter Malaysia, issued pursuant to the relevant
Malaysian laws.

(b) In Indonesia-

(i)

student stay permit means a permission for
Malaysian student to stay in Indonesia to complete
his/her higher education programme; and

(ii)

visa means a permission for the Malaysian student
to enter Indonesia, issued pursuant to the relevant
Indonesian laws

3.

''The term "required duration" referred to in Paragraph 1 of this Article shall
mean a duration of 2+2+2 for student pass/stay permit and visa for
students of one Party to stay in the territory of the other Party to undertake
a higher education programme".

4.

The students of both countries shall apply for student pass/stay permit and
visa in the following manner-

(a) As for Indonesian(i)

the student shall apply for and obtain a valid visa in
accordance with applicable laws, rules, regulations
and national policies;

(ii)

the student shall apply for and obtain a student pass
from the Department of Immigration, Malaysia
through the respective higher education institution in
Malaysia in accordance with applicable laws, rules,
regulations and national policies; and/or

(iii)

the student shall apply for a multiple entry visa in
accordance with applicable laws, rules, regulations
and national policies.

(b) As for Malaysian-

(i)

the student shall apply for and obtain a valid visa in
accordance

with

the

applicable

laws,

rules,

regulations and national policies;
(ii)

the student shall apply for and obtain a student stay
permit from the

Immigration Office, Indonesia

through the respective higher education institution in
Indonesia in accordance with applicable laws, rules
and regulations and national policies; and/or

(iii)

the student shall apply for a multiple entry permit in
accordance

with

applicable

laws,

rules

and

regulations and national policies.

ARTICLE Ill
DESIGNATED AUTHORITY

The

designated

authority

responsible for the

implementation

of this

Memorandum of Understanding on behalf of Government of the Republic of
Indonesia shall be the Ministry of Education and Culture the and on behalf of
the Government of Malaysia shall be the Ministry of Education.

ARTICLE IV
PROTECTION OF INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS

1.

The protection of intellectual property rights shall be enforced in conformity
with the respective national laws, rules and regulations of the Parties and
with other international agreements signed by both Parties.

2.

The use of the name, logo and/or official emblem of any of the Parties on
any publication, document and/or paper is prohibited without the prior
written approval of either Party.

3.

Notwithstanding anything in paragraph 1 above, the intellectual property
rights in respect of any technological development, products and services
development, carried out (i)

jointly by the Parties or research results obtained through
the joint activity effort of the Parties, shall be jointly owned
by the Parties in accordance with the terms to be mutually
agreed upon; and

(ii)

solely and separately by the Party or the research results
obtained through the sole and separate effort of the Party,
shall be solely owned by the Party concerned.

ARTICLE V
SUSPENSION

Each Party reserves the right for reasons of national security, national interest,
public order or public health, to suspend temporarily, either in whole or in part,
the implementation of this Memorandum of Understanding which suspension
shall take effect immediately after notification has been given to the other Party
through diplomatic channels.

ARTICLE VI
CONFIDENTIALITY

1.

Each Party shall undertake to observe the confidentiality and secrecy of
documents, information and other data received from , or supplied to, the
other Party during the period of the implementation of this Memorandum of

Understanding or any other agreements made pursuant to this
Memorandum of Understanding.
2.

Both Parties agree that the provisions of this Article shall continue to be
binding between the Parties notwithstanding the termination of this
Memorandum of Understanding.

ARTICLE VII
REVISION, MODIFICATION AND AMENDMENT

1.

Either Party may request in writing a revision, modification or amendment
of all or any part of this Memorandum of Understanding.

2.

Any revision, modification or amendment agreed to by the Parties shall be
reduced into writing and shall form integral part of this Memorandum of
Understanding.

3.

Such revision, modification or amendment shall come into force on such
date as may be determined by the Parties.

4.

Any revision, modification or amendment shall not prejudice the rights and
obligations arising from or based on this Memorandum of Understanding
before or up to the date of such revision, modification or amendment.

ARTICLE VIII
SETTLEMENT OF DISPUTES

Any difference or dispute between the Parties concerning the interpretation
and/or implementation and/or application of any of the provisions of this
Memorandum of Understanding shall be settled amicably through mutual
consultation and/or negotiation between the Parties through diplomatic
channels, without reference to any third party or international tribunal.

ARTICLE IX
ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION

1.

This Memorandum of Understanding shall come into force on the date of
signing and shall remain in force for a period of six (6) years.

2.

Thereafter, it shall be automatically extended for a further period of one (1)
year.

3.

Notwithstanding anything in this Article, either Party may terminate this
Memorandum of Understanding by notifying the other Party of its intention
to terminate this Memorandum of Understanding by a notice in writing
through diplomatic channels, at least three (3) months prior to its intention
to do so.

4.

The termination of the Memorandum of Understanding shall not affect the
implementation of ongoing activities/programmes which have been agreed
upon prior to the date of the termination of this Memorandum of
Understanding.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned , being duly authorized thereto by

their

respective

Understanding.

Governments,

have

signed

this

Memorandum

of

DONE at Jakarta on this 19th of December in the year 2013 in four (4) original
texts, two (2) each in the Indonesian and English languages, all texts being
equally authentic. In the event of any divergence of interpretation between any
of the texts, the English text shall prevail.

FOR THE GOVERNMENT OF THE

FOR THE GOVERNMENT OF

REPUBLIC OF INDONESIA

MALAYSIA

Signed
Mohammad Nuh
Minister of Education and Culture

Signed
Haji ldris Jusoh
Minister of Education II