Selanjutnya

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANTARA
KEMENTERIAN KORDINATOR BIOANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
DAN
THE MACFARLANE BURNET INSTITUTE FOR MEDICAL RESEARCH AND PUBLIC HEALTH
(MELBOURNE, AUSTRALIA)
TENTANG
PENGEMBANGAN PROGRAM-PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL NASIONAL
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (untuk selanjutnya disebut
sebagai "Kementerian Koordinator") dan The Macfarlane Burnet Institute for Medical Research and
Public Health di Melbourne, Australia (untuk selanjutnya disebut sebagai "Burnet Institute") sebuah
organisasi non-profit internasional dalam bidang kesehatan masyarakat, (untuk selanjutnya disebut
sebagai "Para Pihak");
BERHASRAT untuk meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antara kedua belah pihak dalam rangka
pemberian bantuan teknis oleh Burnet Institute bagi pengembangan dan pelaksanaan serangkaian
kebijakan dan kegiatan yang mendukung program-program nasional di bidang kesejahteraan sosial,
termasuk respon terhadap masalah HIV dan program-program kesehatan masyarakat lainnya;
SESUAI dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di Indonesia, serta prosedur dan
kebijakan Pemerintah Indonesia tentang kerjasama teknik luar negeri;
TELAH MENYETUJUI HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT:

PASAL 1
TUJUAN
Kedua belah pihak akan bekerja sama untuk mendukung upaya-upaya dalam bidang kesejahteraan
sosial nasional, pencegahan dan perlindungan kesehatan laki-laki, perempuan dan anak-anak di
Indonesia sebagai kelompok rentan di Indonesia, sejalan dan mendukung strategi pemerintah Indonesia
dalam bidang kesejahteraan sosial dan pelaksanaannya di tingkat nasional, propinsi, kabupaten dan
masyarakat.
PASAL 2
RUANG LINGKUP KERJASAMA
Keduabelah pihak akan melkansakan Memorandum Saling Pengertian ini melalui program kerjasama
yang berfokus kepada:
a. Advokasi
b. Pendidikan dan Pelatihan
c. Peningkatan Kinerja
d. Pemantauan dan Evaluasi.
PASAL3
WILAY AH KERJASAMA
1.

Keduabelah pihak dapat melaksanakan program dalam Memorandum Saling Pengertian ini di 14

(empat belas) Propinsi (yaitu: Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Riau
Kepulauan, OKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Papua).

2.

Fokus geografis dapat berubah berdasarkan hasil penilaian kebutuhan dan permintaan dari
Pemerintah Indonesia di semua tingkat dan I atau dari lembaga-lembaga donor.

PASAL 4
KONTRIBUSI BURNET INSTITUTE
Sesuai dengan ketersediaan dana, Burnet Institute akan : .
1.

Mepromosikan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui kegiatankegiatan pembangunan, dengan memprioritaskan pada program-program dan proyek-proyek yang
ditujukan kepada masyarakat yang sangat dibutuhkan di Indonesia melalui organisasi-organisasi
sosial dan/atau lembaga-lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang kesejahteraan sosial
dan lebih menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan yang berfungsi pembangunan .

2.


Mengkonsultasikan dan mempersiapkan bersama dengan Kementerian Koordinator untuk
pengesahan kegiatan-kegiatan Burnet Institute yang diusulkan dalam Memorandum Saling
Pengertian ini.

3.

Memberikan bantuan dalam kerjasama tersebut dengan cara :
a. Menyediakan tenaga staff dan ahli da lam rangka alih keterampilan, pengetahuan dan
teknologi. Jumlah tenaga ahli asing jangka panjang akan dibatasi hingga 6 (enam) orang,
kecuali jika ada persetujuan terlebih dahulu dari Kementerian Koordinator.
b. Menyediakan perlengkapan dan material lain yang diperlukan baik yang disediakan di dalam
negeri maupun didatangkan dari luar negeri untuk pelaksanaan program dan proyek yang telah
disepakati.
c. Menyelenggarakan pelatihan bagi mitra kerja lokal tentang manajemen program pembangunan
kesejahteraan rakyat, termasuk peningkatan kemampuan Pemuka Masyarakat, Penyedia
Layanan Kesehatan dan Masyarakat.
d. Mengatur dan mendukung kunjungan observasi maupun program pertukaran untuk keperluan
studi perbandingan bila dipandang perlu, dengan berkonsultasi kepada Kementerian
Koordinator.


4.

Mentaati hukum yang berlaku, peraturan, prosedur dan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia.

PASAL 5
KONTRIBUSI KEMENTERIAN KOORDINATOR
Kementerian Koordinator, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku, akan :
1. Membantu mengusahakan perizinan untuk masuk ke dalam negeri dan berpergian ke luar negeri
bila perlu, serta izin untuk bekerja dan tinggal bagi tenaga stat dan ahli yang disetujui dan
ditugaskan oleh Burnet Institute;
2. Membantu mengusahakan pembebasan pajak penghasilan untuk tenaga staff dan ahli asing yang
disetujui dan ditugaskan oleh Burnet Institute;
3.

Membantu mengusahakan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN), demikian pula dengan
pembebasan pajak barang import, persediaan barang dan kendaraan bermotor untuk keperluan
kantor yang dibeli di dalam negeri;

4.


lkut serta secara aktif dalam kegiatan perencanaan, supervisi dan evaluasi program-program dan
proyek-proyek;

PASAL 6
PEMBATASAN KEGIATAN PEGAWAI

Burnet Institute akan menjamin bahwa pegawainya yang terlibat di dalam program dan proyek yang
dilaksanakan dalam Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan terlibat dalam kegiatan politik dan
komersial serta pengumpulan dana di Indonesia tanpa persetujuan terlebih dahulu dengan Pemerintah
Indonesia melalui Sekretariat Negara.

PASAL 7
ARAHAN PROGRAM DAN RENCANA KEGIAT AN

1.

Mekanisme kerjasama yang lebih rinci dijelaskan dalam Arahan Program (Program Direction)
sebagaimana tercantum di dalam lampiran, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Memorandum Saling Pengertian ini.


2.

Ringkasan proyek saat ini dan kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan di masa yang akan datang
dijelaskan dalam Rencana Kegiatan (Plan of Operation) untuk masa waktu 5 (lima) tahun. Arahan
Program dan Rencana Kegiatan akan disusun dan disepakati oleh kedua belah pihak dan disetujui
oleh Sekretariat Negara Republik Indonesia.

PASAL 8
PENGGUNAAN PERALATAN

Pemanfaatan perlengkapan, alat-alat dan kendaraan bermotor yang disediakan oleh Burnet Institute
sebagaimana tercantum di dalam Rencana Kegiatan akan diputuskan bersama atas persetujuan kedua
belah pihak dan pemanfaatan tersebut setelah berakhirnya program maupun proyek didasari pada
pemahaman bahwa
perlengkapan, alat-alat dan kendaraan bermotor akan tetap berada dan
dipergunakan di Indonesia.

PASAL 9
PENYELESAIAN PERBEDAAN


Perbedaan mengenai sudut pandang atau penafsiran tentang pelaksanaan Memorandum Saling
Pengertian ini, yang mempengaruhi pelaksanaan program akan diselesaikan secara musyawarah
melalui perundingan oleh kedua belah pihak.

PASAL10
TANGGAL BERLAKU, MASA BERLAKU, PERUBAHAN DAN PENGAKHIRAN KERJASAMA

1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan oleh kedua belah
pihak dan berlaku selama 3 (tiga) tahun.
2.

Memorandum Saling Pengertian ini tidak dapat dirubah kecuali dibuat perubahan secara tertulis dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Perubahan tersebut berlaku sejak tanggal penandatanganan
dan akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini

3. Memorandum Saling Pengertian ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan
tertulis kepada pihak lain dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan sebelum berakhir.
4.


Pada saat pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini, meknaisme pengakhiran program akan
ditentukan secara musyawarah antara kedua belah pihak.

SEBAGAI BUKTI yang bertanda tangan di bawah ini telah menandatangani Memorandum Saling
Pengertian ini.
Dibuat dalam rangkap 2 (dua) di Jakarta pada tanggal sebelas bulan November tahun dua ribu lima
dalam Bahasa Indonesia dan lnggris. Semua naskah memiliki nilai keabsahan yang sama.

UNTUK
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
KESEJAHTERAAN RAKYAT

Signed
Ors. Soetedjo Yuwono
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat

.J

UNTUK

BURNET INSTITUTE

Signed
Bradley Otto
Direktur Program Indonesia
.j

ARAHAN PROGRAM

I.

KEGIATAN

Saat ini, semua kegiatan yang akan dilaksanakan hingga lima tahun mendatang, tercantum dalam tabel
berikut :
I

Estimated
Amount (US $)


Activity

2005/6

2006/7

2007/8

2008/9

2009/10

Merespon masalah HIV/AIDS pada
kelompok masyarakat yang rentan di
Indonesia

x

x


x

x

x

2

Peningkatan kapasitas di bidang
pencegahan HIV dan program
dukungan bagi LSM lokal di Propinsi
Nusa Tenggara Barat

x

x

x

3

Sistem pelayanan kesehatan
masyarakat dan program dukungan
di Propinsi NAO

x

x

4

Pengembangan Layanan Konseling
HIV di wilayah OKI Jakarta and
Bandung, Jawa Barat

x

42,000

5

Program Pertukaran Jarum Suntik
bagi Penasun dan Pengokohan
Jaringan Penasun

x

50,000

6

Pelatihan Pencegahan, Perawatan,
Pelayanan, Dukungan HIV dan
Manajemen Program di 7 propinsi

x

x

x

900,000

7

Program Pencegahan, Perawatan
dan Pelayanan dan Program
Dukungan HIV di 7 (tujuh) propinsi

x

x

x

450,000

8

Pemetaan terhadap Respon HIV dan
Pelayanan Bagi Pelaku seks sesama
jenis di Indonesia

x

9

Dukungan Inti Burnet Institute

x

10

Program lainnya akan diperjelas
kemudian, sesuai dengan kebutuhan
dan ketersediaan dana, seperti:

No.

1

,_

.

.J

Peningkatan Kapasitas
Laboratorium Pelaksanaan Tes
dan Pengamatan HIV



Pencegahan, Perawatan,
Pelayanan HIVdan Program
Dukungan terhadap Pelaku
Hubungan Seks Sejenis



Program Pencegahan,
Perawatan dan Pelayanan HIV
dan Program Dukungan,
termasuk PMTCT perempuan
yang beresiko terrtular HIV



Program Kesehatan lbu dan
Anak



Program Manajemen Pelayanan
Kesehatan

300,000

350,000

x

x

2,000,000

10,000

x

x

x

x

150,000

II.

MEKANISME

Setelah penandatanganan Memorandum Saling Pengertian, mekanisme kerjasama antara
Kementerian Koordinator dan Burnet Institute akan dikembangkan secara lebih rinci namun tetap
singkat, yang meliputi :
1. Burnet Institute hendaknya melakukan konsultasi dengan masing-masing kepala pemerintah
daerah (baik di tingkat propinsi dan daerah) khususnya yang berwenang dalam bidang kesehatan,
dalam mempersiapkan dan merencanakan program atau aktivitas sejalan dengan strategi
pengembangan, kebijakan dan prioritas pemerintah daerah setempat.
2. Deskripsi masing-masing program dan proyek, secara rinci hendaknya diajukan dalam sebuah
rencana pelaksanaan, dan akan disusun secara bersama-sama antara Burnet Institute,
Kementerian Koordinator dan pihak-pihak terkait lainnya. Rencana pelaksanaan tersebut, secara
deskripsi berisi tentang latar belakang, tujuan, pelaksanaan, sumbangan dari pihak lain yang
terkait, publikasi, pengorganisasian dan manajemen, serta jadwal kegiatan program.
3. Burnet Institute akan melaksanakan program-program bekerjasama/bermitra dengan organisasi
profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat setempat dan/atau organisasi berbasis masyarakat
lainnya. Burnet Institute akan membantu dalam koordinasi dan jejaring antara mitra Lembaga
Swadaya Masyarakat dengan pemerintah setempat.
Ill. PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. Pelaporan
Laporan tahunan dan semesteran akan disusun oleh Burnet Institute dan disampaikan kepada
Kementerian Koordinator, dengan mengirimkan tembusan salinan kepada Sekretariat Negara dan
masing-masing kepala pemerintah daerah . Laporan tersebut di antaranya berisi tentang :
a.
b.
c.

Program dan proyek yang sedang I akan berjalan secara lengkap;
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan dan masalah lain yang mungkin timbul;
Laporan keuangan, berikut pengeluaran program seperti peralatan dan pengeluaran biaya
tenaga ahli;
d. Rekomendasi
e. Dan lain-lain.

2.

Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi program atau proyek akan dilaksanakan sebagai berikut :
a.

Burnet Institute dan Kementerian Koordinator setiap tahun akan memantau dan mengevaluasi
program atau proyek yang dipilih secara acak. Kegiatan ini diantaranya termasuk kunjungan
ke tempat kegiatan.
b. Tim evaluasi akan disusun, terdiri atau merupakan perwakilan dari Burnet Institute,
Kementerian Koordinator, Sekretariat Negara dan instansi terkait sesuai dengan kebutuhan.
Setiap instansi diwajibkan untuk membuat laporan pada setiap perjalanan;
c. Segala pembiayaan kegiatan pemantauan dan evaluasi akan ditanggung oleh Burnet Institute;
d. Pertemuan Program secara berkala antara Burnet Institute, Kementerian Koordinator dan
pihak lainnya yang terwakili oleh lembaga terkait, akan diadakan setiap tahun, dengan
masukan dari hasil kegiatan pemantauan dan supervisi.

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
BETWEEN
THE COORDINATING MINISTRY OF PEOPLE'S WELFARE OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA
AND
MACFARLAN BURNET INSTITUTE FOR MEDICAL RESEARCH AND
PUBLIC HEALTH, MELBOURNE, AUSTRALIA
CONCERNING
DEVELOPMENT OF NATIONAL SOCIAL WELFARE PROGRAMS

The Coordinating Ministry of People's Welfare of the Republic of Indonesia (hereinafter referred to as the
"Coord inating Ministry") and the Macfarlane Burnet Institute for Medical Research and Public Health in
Melbourne, Australia (hereinafter referred to as "Burnet Institute"), both hereinafter referred to as the
"Parties";
DESIRING to promote cooperation and collaboration between the Parties for provision of technical
assistance by Burnet Institute for the development and implementation of a series of policies and
activities in support of Indonesia's national social welfare programs, including HIV responses and other
public health programs;
PURSUANT to the prevailing laws and regulations in Indonesia, as well as the procedures and policies
of the Government of Indonesia concerning international technical cooperation;
HAVE AGREED AS FOLLOWS:
ARTICLE 1
OBJECTIVE

The Parties shall collaborate to support national social welfare interventions and protect the health of the
most vulnerable men, women and children in Indonesia in line with and supportive of the Government of
Indonesia's social welfare strategy and its implementation at national, provincial and community levels.

ARTICLE 2
SCOPE OF COOPERATION

The Parties will implement this Memorandum of Understanding through collaborative programs focusing
on:
a. Advocacy
b. Education and training
c. Performance improvement
d. Monitoring and evaluation
ARTICLE 3
AREA OF COOPERATION

1. The Parties will implement the program under this Memorandum of Understanding in 14 Provinces
(namely: Provinces of Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Riau Kepulauan, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan and Papua).
1

J

2. The geographic focus may change based on needs assessments and requests by the Government
of Indonesia at all levels and/or donor agencies. Any geographic focus changing requested by donor
agencies shall be subject for the Coordinating Ministry approval.

ARTICLE 4
CONTRIBUTION OF BURNET INSTITUTE

Subject to available funding, Burnet Institute will :
1.

Promote programs to improve social welfare through development activities, giving priority to
programs and projects for the very needy people in Indonesia through local social organizations
and/or government bodies which work in the field of social welfare and emphasize more on
development mode activities.

2.

Consult and make arrangements with the Coordinating Ministry for the endorsement of proposed
Burnet Institute activities under this Memorandum of Understanding.

3.

Contribute assistance in such cooperation by means of :
a. Providing staff and experts to transfer skills, knowledge and technology. Long term expatriate
staff will not exceed 6 (six) persons, subject to Coordinating Ministry approval.
b. Providing necessary equipment and other materials either supplied within the county or
imported from abroad for the implementation of the agreed programs and projects.
c. Providing training to local counterparts on the management of social welfare development
programs, including building capacity of Community Leaders, Health Care Providers and
Communities.
d. Arranging and supporting observation visits as well as exchange programs for the purpose of
comparative study as deemed necessary, in consultation with the Coordinating Ministry.

4.

Abide by the prevailing laws, regulations, procedures and policies of the Government of the
Republic of Indonesia.

ARTICLE 5
CONTRIBUTION OF THE COORDINATING MINISTRY

The Coordinating Ministry, subject to the prevailing laws and regulations, will :
1. Assist in arranging permits to enter and leave county whenever necessa.ry, as well as the work and
stay permits as needed by the approved Burnet Institute expatriate staff and experts.
2. Assist in arranging the exemption from income tax for the approved Burnet Institute expatriate staff
and experts.
3. Assist in arranging the exemption from Value Added Tax (VAT), as well as duty free import of
equipment, supplies, and locally purchased motor vehicles for official purpose.
4. Actively participate in planning, supervision and evaluation of programs and projects.

2

ARTICLE 6
LIMITATION OF BURNET INSTITUTE AND ITS PERSONNEL ACTIVITIES
Burnet Institute ensures that its personnel engaged in programs and projects under this Memorandum of
Understanding will not engage in any political affairs and any commercial ventures as well as fund
raising activities in Indonesia.

ARTICLE 7
PROGRAM DIRECTION AND PLAN OF OPERATION
1. A detailed mechanism of the cooperation is defined in the Program Direction, which is set out in the
Annex and constitutes and integral part of this Memorandum of Understanding.
2. The summary of current projects and possible future activities is provided in the Plan of Operation
for a period of five years. The Plan of Operation shall be drawn up and agreed upon by both Parties
and submitted to the State Secretariat of the Republic of Indonesia for approval.

ARTICLE 8
UTILIZATION OF EQUIPMENT
The utilization of the equipment. materials and vehicles provided by Burnet Institute as specified in the
Plan of Operation shall be decided by mutual consent of the Parties and the disposal thereof at the end
of the utilization period shall be based on the understanding that the equipment, materials and vehicles
shall be retained in Indonesia after completion of the program and project.

ARTICLE 9
SETTLEMENT OF DIFFERENCES
Any differing viewpoints or interpretations on how to put this Memorandum of Understanding into effect,
which influence program implementation, will be settled amicably by consultation between the Parties.

ARTICLE 10
ENTRY INTO FORCE, DURATION, AMENDMENT AND TERMINATION
1. This Memorandum of Understanding shall be effective from the date when the Parties have signed
and shall remain valid for a period of 3 (three) years.
2. Any amendments to this Memorandum of Understanding can only be made in writing by both of
the Parties. Such amendment will come into force on the date of its signing and will form an integral
part of this Memorandum of Understanding.
3. This Memorandum of Understanding may be terminated by either party at any time upon giving
three months advance written notice of termination to the other Party.
4. Upon the termination of this Memorandum of Understanding, the mechanism of phasing out of the
program will be determined through mutual consultation between the Parties.

3

IN WITNESS HEREOF, the undersigned have signed this Memorandum of Understanding.
Done in duplicate in Jakarta on the 11th day of November in the year two thousand and five in Indonesian
and English languages, both texts being equally authentic.

FOR
THE COORDINATING MINISTRY OF
WELFARE OF
THE repuセlic@
OF INDONESIA

FOR
BURNET INSTITUTE PEOPLE'S

Signed

Signed
Ors. Soetedjo Yuwono
Secretary

4

I

PROGRAM DIRECTION

I.

ACTIVITIES

Currently planned activities that will be implemented for the next five years are shown in the table
below:
Activity

2005/6

2006{1

2007/8

2008/9

2009/10

1.

HIV/ AIDS Responses for
Vulnerable Populations in Indonesia

x

x

x

x

x

2.

IJuild ing Capacity for HIV
Prevention nnd Support Programs
Among Local NGOs 1n Nusa
Tenggara Barat Province

x

x

x

3.

Public Health Care systems and
program support in NAO

x

x

4.

I-UV Counselling Services
Development, OKI Jakarta and
13andung, West Java

x

42,000

5.

Need le Syringe Programs for !DUs
and IOU Network Strengthening

x

50,000

6.

Training in HIV Prevention,
Treatment, Care, Support and
Program Management in 7
Provinces

x

x

x

900,000

7.

I HV Prevention, Treatment, Care
and Support Programs in Prisons in
up to 7 Provinces

x

x

x

450,000

8.

Mapping of IIIV response and
services for men who have sex with
men in lndoncsia

x

9.

Core support from Bmnet Institute

x

10

Other programs to be defined,
pending needs assessment and
availability or funds:

.

.
.

Amount (US S)

300,000

350,000

x

x

2,000,000

10,000

x

Liboratory capacity building
for HIV testing and monitoring
H IV prevention, treatment,
care and support programs for
men who have sex with men
HIV prevention, treatment,
care and support programs
including PMTCT for women
at risk of HIV

5

.J

Estimated

No

x

x

x

150,000

II.

MECHANISM

After signing of the Memorandum of Understanding, the mechanism for collaboration between
Coordinating Ministry and Burnet Institute will be developed in more detail but at a minimum will
consist of:
1. Burnet Institute should consult with the Head of Respective Local Governments (Provincial and
District level) in particular with the Health Offices in the preparation and planning of the
programs or activities which have to be in line with the development strategy, policy and priority
of the respective Local Government.
2. Detailed description of the individual programs or projects shall be set forth in the Plan of
Operation, and shall be drawn up jointly by Burnet Institute, the Coordinating Ministry and other
stakeholders. The Plan of Operation shall consist of the description of the objective (s),
target(s), Activity(s), contribution of each Party, publication, organization and management,
and the schedule of the programs.
3. Burnet Institute will implement programs in collaboration with professional organizations, local
NGOs and/or other community based organizations. Burnet Institute will assist with
coordination and networking between the NGO partners with local governments.
Ill.

REPORTING, MONITORING AND EVALUATION
1. Reporting
The Annual and Semi-Annual Report shall be drawn up by Burnet Institute and submitted to the
Coordinating Ministry, with the copies to the State Secretariat and the respective Local
government containing:
a. Completed and on-going programs or projects;
b. Difficulties faced during the implementation and foreseen problems
c. Financial report, regarding expenditures for the program including equipment and expert's
expenses;
d. Recommendations;
e. Others.
2. Monitoring and Evaluation
Monitoring and evaluation of the program or project shall be carried out as set forth below :
a. The Burnet Institute and the Coordinating Ministry shall each year agree on random
selected programs or projects to be monitored and evaluated. These activities should be
included a visiting of field activities;
b. An evaluation team will be formed, consisting or representatives of the Burnet Institute, The
Coordinating Ministry, State Secretariat and other relevant institutions as deemed
necessary. Every institution should make a trip report for every trip;
c. The expenses for the above mentioned monitoring and evaluation shall be to the account of
Burnet Institute;
d. Periodic program meetings between Burnet Institute, Coordinating Ministry, and other
stakeholders, represented by related institutions, will be conducted every year, with input
from the results of monitoring and evaluation activities.

6

J